OLEH :
FITRI MARDIANA
1508142010046
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik dinegara-negara maju, maupun dinegara berkembang dan juga negara miskin.
Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organisation (WHO) berupaya agar
pelayanan kesehatan di dunia ini dapat memberikan suatu sistem pelayanan yang
rawat jalan, dan gawat darurat.Rumah sakit sangat diharapkan masyarakat mampu
terhadap suatu pelayanan yang ada dirumah sakit terkhusus untuk perawatan
pasien terhadap rumah sakit akan menentukan keberadaan rumah sakit dalam
jangka panjang.
kesehatan adalah kebutuhan yang semakin lama semakin meningkat. Maka rumah
sakit perlu meningkatkan mutu pelayanan agar masyarakat menggunakan fasilitas
kesehatan yang disediakan oleh rumah sakit.. . Hal tersebut ditandai dengan
akibat dari perbandingan terhadap kinerja pelayanan kesehatan dengan apa yang
diperoleh sama atau melebihi dari harapan (Pohan, 2006). Tingkat mutu layanan
dimensi kenyamanan , dimensi informasi , dan dimensi dari kepuasab itu sendiri
bahwa ada hubungan yang bermakna antara mutu pelayanan kesehatan dengan
kepuasan pasien (p = 0,001; p<0,05), dengan kata lain bahwa mutu pelayanan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas yang telah di uraikan,
maka yang menjadi pokok permsalahan dalam penilitan ini adalah bagaimana
hubungan dimensi mutu pelayanan perawat dengan kepuasan pasien diruang rawat
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
2. Tujuan khusus
SUMBAR
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Manfaat penilitian ini bagi peniliti sendiri adalah untuk menmabah wawasan,
akademik.
Sumber msaukan dalam bidang ilmu terkait yang akan menjadi bahan
Hasil penelitian ini juga di haeapkan dapat berguna sebagai data dasar untuk
keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian mutu
Makhfudli, 2009).
Pengertian tentang mutu dapat berbeda makna bagi tiap orang karena mutu
a. Mutu adalah totalitas dari karakteristik suatu produk barang dan jasa
kesungguhan.
c. Dari pihak penyandang dana data mutu lebih terkait dengan efisiensi
penduduk, serta pada pihak lain, tata penyelenggaraannya sesuai dengan kode
kebutuhan atau ekspetasi para pengguna jasa bisa tepenuhi dan diterima tepat waktu.
Untuk itu, para penyedia jasa pelayanan kesehatan harus mampu memenuhi harapan
menganalisis dimensi kualitas jasa berdasarkan lima aspek komponen mutu. Kelima
komponen mutu pelayanan dikenal dengan nama ServQual. Kelima dimensi mutu
baik melalui tatap muka, komunikasi non verbal, langsung atau melalui
telepon.
2. Reliability (Kehandalan)
dan akurat sesuai dengan yang ditawarkan. Dari kelima dimensi kualitas jasa,
reliability dinilai paling penting oleh para pelanggan berbagai industri jasa.
Karena sifat produk jasa yang tidak standar, dan produknya juga sangat
yang konsisten. Apalagi jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang
diterapkan mulai dari pimpinan puncak sampai ke front line staff (yang
3. Assurance (Jaminan)
pelayanan ini akan mengakibatkan pengguna jasa merasa terbebas dari resiko.
sikap dan kepribadian staff yang positif, dan perbaikan sistem remunerasinya
(pembayaran upah).
4. Empathy (Empati)
Kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian khusus staff
kemudahan untuk dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa ingin
Mutu jasa pelayanan juga dapat dirasakan secara langsung oleh para
tidak langsung seperti tempat parkir dan kenyamanan ruang tunggu. Karena
sifat produk jasa yang tidak bisa dilihat, dipegang, atau dirasakan, perlu ada
ukuran lain yang bisa dirasakan lebih nyata oleh para pengguna pelayanan.
Dalam hal ini, pengguna jasa menggunakan inderanya (mata, telinga dan
rasa) untuk menilai kualitas jasa pelayanan kesehatan yang diterima, misalnya
lantai berkeramik, TV, peralatan kantor yang lengkap, seragam staff yang
B. Kepuasan Pasien
1. Definisi Kepuasan
2. Kepuasan Pasien
atau luka. Hal ini lebih berkaitan dengan konsekuensi sifat pelayanan
kesehatan itu sendiri, berkaitan pula dengan sasaran dan hasil pelayanan.
Kepuasan pasien dalam menilai mutu pelayanan yang baik, dan merupakan
pengukuran penting yang mendasar bagi mutu pelayanan. Hal ini karena
dengan nilai dan harapan pasien yang mempunyai wewenang sendiri untuk
2004). Menurut Porter dalam Utama (2005) kepuasan sebagai selisih dari
banyaknya sesuatu yang seharusnya ada dengan banyaknya apa yang ada.
Artinya seseorang akan terpuaskan jika tidak terdapat selisih antara kondisi
kesesuaian antara prestasi dari produk yang dibeli dengan harapan dari
paska konsumsi bahwa suatu produk yang dipilih setidaknya memenuhi atau
melebihi harapan.
dilandasi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu
dan pengaruh lingkungan waktu itu, tetapi tetap akan didasari oleh
terpenuhi apabila proses penyampaian jasa dari pembeli jasa kepada pasien
kepada konsumen.
e. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dann jasa aktual yang diterima
konsumen.
diberikan dengan harapannya. Pasien akan merasa puas jika pelayanan yang
diberikan sesuai harapan pasien atau bahkan lebih dari apa yang diharapkan
pasien.
pasien apabila pelayanan yang diberikan mengikuti standar serta kode etik
yang disepakati dalam suatu profesi, atau dengan kata lain yaitu bila suatu
pelayanan kesehatan yang diberikan telah mengacu pada standar yang telah
ditetapkan oleh profesi yang berkompeten serta tidak menyimpang dari kode
pelanggan dapat bterbentuk dari pengalam masa lalu, komentar dari kerabat
serta janji dan informasi dari penyedia jasa dan pesaing. Kepuasan
pelanggan.
b. Ghost shopping
pengalaman mereka.
c. Lost customer
telah berhenti membeli agar dapat memenuhi mengapa hal itu terjadi.
d. Survey kepuasan
adalah tersedianya umpan balik yang segera, berarti dan obyektif. Dengan
meningkat.
memberi pelayanan.
pihak yang dilayani, karena pasien adalah klien yang terbanyak, maka manfaat
yang dapat diperoleh bila mengutamakan kepuasan pasien antara lain sebagai
berikut :
diikuti oleh pasien yang merasa puas terhadap pelayanan rumah sakit.
b. Terciptanya citra positif dan nama baik rumah sakit karena pasien yang
etik profesional.
6. Klasifikasi kepuasan
Pasien akan merasa sangat tidak puas apabila hasil pelayanan yang
diberikan oleh perawat didapatkan pasien jauh dibawah harapannya, jika hasil
maka pasien akan merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diterima
pasien. Pelayanan akan cukup memuaskan jika pelayanan yang diberikan oleh
harapan rata-rata pasien, sedangkan pasien akan merasa sangat puas apabila
pelayanan yang diberikan oleh perawat melebihi apa yang diharapkan pasien.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan
pasien . untuk melihat hubungan antara variable independen dan variable dependen
Dimensi Kualitas
Pelayanan Kesehatan :
.
a. Tangible
b. Reliability
c. Responsiveness
d. Assurance
e. Empati
Pelayanan Dokter
Kepuasan pasien
Pelayanan Perawat
H0 : tidak ada hubungan antara dimensi mutu pelayanan dengan kepuasan pasien
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dan mengetahui hubungan
antara variable independen dengan variable dependen diteliti dalam waktu yang sama
(notoadmodjo, 2010)
B. Identifikasi variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian. Variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan tarik kesimpulannya.
(Sugiyono, 2010:83)
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Sedangkan
variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
1. Populasi
generalisasi yang terdiri dari subjek maupun objek yang mempunyai kuantitias
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
ditarik kesimpulan. Populasi tidak hanya orang, tetapi semua benda yang
memiliki sifat atau ciri yang bisa diteliti (Notoatmodjo,2012). Populasi dalam
penelitian adalah seluruh pasien yang menjalani perawatan diruang rawat inap di
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang akan dieteliti yang
n = N
(1 + N (e2)
Keterangan :
N : Jumlah Populasi
purposive sampling, yaitu suatu perimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
(Notoadmojo,2010).
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota yang dapat diambil sebagai sampel sedangkan kriteria eklusi adalah ciri-
1. Tempat Penelitian
Waktu Penelitian
Defenisi Operasional
akan diteiliti serta untuk pengembangan instrumen. Dengan defenisi operasional yang
tepat maka ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang akan diteliti menjadi
(Realiability)
E. Instrumen Penelitian
kuesioner dalam bentuk check atau checklist cara pengukuran dilakukan dengan
menggunakan alat ukur yang diambil dari A. wawan dan Dewi M (2010), diaman
kuesiner terdiri dari 15 item pertanyaan dengan jawaban mnggunakan skala likert
(sangat baik) mencakup dalam kuesiner dimensi mutu pelayanan meliputi dimensi
Validitas dari suatu tes menyatakan apa yang akan diukur dari tes dan
seberapa baik pengukuran tersebut dilakukan (Anastasi & Urbina, 1997). Tujuan
dilakukannya uji validitas item adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur yang
digunakan, telah mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas item ini
dengan cara melihat korelasi skor item subyek dengan skor total subyek. Dari korelasi
ini akan didapatkan derajat homogenitas alat ukur yaitu penjelasan seberapa jauh
item – item telah mengukur hal yang sama dengan item – item lainnya didalam alat
ukur tersebut. Perhitungan ini disebut internal consistency (Anastasi & Urbina, 1997).
pengolahan menggunakan metode statistika analisis faktor. Tetapi sebelum item item
pada kedua variabel ini dilakukan analisis faktor, tahap sebelumnya adalah memilih
item – item yang layak untuk dianalisis faktor dengan menggunakan rumus teknik
korelasi Pearson Product Moment, agar dapat dilihat korelasi item total kuesioner,
yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan, yang dapat dilihat
dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan.
Instrument dikatakan jika instrument mampu mengukur apa yang
Bila r hitung lebih kecil dari r table artinya variable tersebut tidak valid.
& Urbina, 1997). Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu yang mampu
menunjukkan kestabilan dan konsistensi suatu pengukuran, hasil penelitian ini dapat
dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan diperoleh hasil yang relatif sama dan
consistency.
Etika Penelitian
Proses yang dilalui sebelum melakukan penelitian adalah meminta surat pengantar
dari akademik untuk pengambilan data. Surat tersebut kemudian diserahkan ke ADAK
Bukittinggi. Kemudian memilih responden yang telah memenuhi kriteria inklusi. Ada 4
consent)
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek peneltian (respect for privacy and
confidentiality)
responden dengan tidak menuliskan nama, tetapi dengan kode-kode tertentu yang
Benefits)
F. MetodePengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer diperoleh dari subjek penelitia nmelalui pengisian kuesioner.Data primer
meliputi data tentang Dimensi mutu pelayanan keperawatan erhadap kepuasan pasien.
b.Data sekunder
a. Prosedur administratif
b. Prosedur teknis
Pengumpulan Data
Olah Data
Hasil
G. Teknik Pengolahan Data
1. Editing
apakah jawaban sudah lengkap, jelas dan sudah relevan dengan pertanyaan yang
di ajukan. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk menjaga kualitas data, kebenaran
2. Coding
dari data yang terkumpul mudah di lacak dengan tujuan untuk mempermudah
3. Entry
4. Cleanning
terkumpul apakah ada kemungkinan terdapat kesalahan data, sehingga data siap
untuk dianalisis.
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
masing-masing variabel.
2. Analisis Bivariat
independen dengan variabel dependen. Pada penelitian ini akan menggunakan uji
Mean Witney dan Wilcoxon, jika data normal dipakai uji wilcoxon, apabila data