Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Tugas Manajemen Keperawatan Perencanaan Kerja Kepala Ruangan


Perawatan Penyakit Dalam RSUD Barabai

Dosen Pengampu: Ns. ICHSAN RIZANY. M.Kep

Di susun oleh

Yuni Sunarni
1710913420033

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

BANJARBARU

2018
BAB I

PENDAHULUAN

Perencanaan dalam manajemen keperawatan memiliki peranan penting dalam


fungsi manajemen keperawatan. Perencanaan merupakan dasar untuk melakukan
kegiatan. Tanpa adanya perencanaan yang baik, maka proses manajemen tidak akan
berjalan dengan baik (Marquis & Huston, 2000).

Seorang manajer keperawatan harus memiliki kemampuan leadership/


kepemimpinan yang baik seperti keterampilan membuat visi dan kreativitas
(Marquis & Huston, 2000). Visi berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai. Oleh
karena itu, visi tersebut membantu manajer keperawatan untuk dapat membuat
perencanaan yang adekuat, sehingga tanpa adanya visi maka tujuan-tujuan yang
akan dicapai tidak akan dapat dibayangkan apalagi direncanakan.

Perencanaan dalam manajemen keperawatan tentu tidak terlepas dari kaitannya


dengan perawat sebagai pemberi layanan keperawatan dan masyarakat sebagai
penerima layanan keperawatan. Swansburg (1999) menyatakan bahwa perencanaan
dalam keperawatan dapat memastikan klien atau pasien akan menerima layanan
keperawatan yang mereka butuhkan dan inginkan. Selain itu, pelayanan-pelayanan
tersebut dapat diberikan oleh perawat-perawat yang memiliki kepuasan bekerja.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS PERENCANAAN

Perencanaan dapat diartikan dengan memutuskan terlebih dahulu apa yang akan
dilakukan, siapa yang akan mengerjakan, bagaimana, kapan, dan dimana sesuatu
itu akan dilakukan (Marquis & Huston, 2000).

Perencanaan adalah sebuah proses berkelanjutan yang diawali dengan menyusun


tujuan, capaian, dan rencana-rencana tindakan untuk mencapai tujuan tersebut,
mempertimbangkan proses dan hasil, memberikan umpan balik kepada personel,
dan memodifikasi rencana-rencana (tersebut) saat diperlukan (Swansburg, 1999).

Dalam keperawatan perencanaan membantu untuk memastikan pasien pasien akan


menerima pelayanan keperawatan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan klien
(Swansburg, 1999)

Tujuan perencanaan

1. Meningkatkan pencapaian kesuksesan difokuskan pada hasil bukan


pelaksanaan.
2. Menuntut kita untuk berpikir kritis dan mengevaluasi alternative-alternatif
yang bisa mengembangkan atau mengubah keputusan
3. Membentuk suatu struktur untuk pengambilan keputusan yang konsisten
sesuai dengan tujuan top management
4. Mengajak atau menggerakan orang-orang untuk bekerja atau bertindak aktif
daripada bersikap reaktif
5. Mengatur kegiatan hari-perhari atau kegiatan jangka panjang yang terfokus
6. Membantu menghindari krisis manajemen dan memberikan fleksibilitas
pengambilanan keputusan
7. Menyediakan suatu dasar untuk mengatur organisasi dan performa individu
8. Meningkatkan keterlibatan karyawan dan mengembangkan komunikasi
9. Membuat efektifitas kerja dan biaya

Perencanaan Tenaga Keperawatan


Perencanaan tenaga atau staffing merupakan salah satu fungsi utama seorang
pemimpin organisasi, termasuk organisasi keperawatan. Penentuan tenaga
keperawatan dipengaruhi oleh keinginan untuk menggunakan tenaga keperawatan
yang sesuai. Untuk lebih akuratnya dalam perencanaan tenaga keperawatan, maka
pimpinan keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam organisasinya,
seperti rasio antara perawat dan klien saat shift pagi atau sore adalah 1:5, untuk
malam hari di ruang rawat 1:10.

Berdasarkan surat keputusan menteri kesehatan No. 262 Tahun 1979, kebutuhan
tenaga didasarkan pada rasio tempat tidur yang tersedia di kelas masing-masing.
Misalnya rumah sakit kelas D, tempat tidur: tenaga keperawatan = 2:1.

Menurut Wastler dalam Swansburg tahun 1999, proporsi tenaga keperawatan


dibagi per shift :

a) Dinas pagi 47 %
b) Dinas sore 36 %
c) Dinas malam 17 %

BAB III
KASUS PEMICU DAN PEMBAHASAN

Ilsturasi Anda adalah seorang kepala ruang rawat Penyakit Dalam dengan 24TT
dan BOR 80%. Perawat 17 orang anda terdiri dari 1 tenaga administrasi , 2 cleaning
service. Hasil survey direktur keperawatan saudara menunjukkan adanya
ketidakpuasan dari pelanggan saudara (75% pelanggan ekternal & 68% pelanggan
internal). Bagaimana proses perencanaan saudara menanggapi permasalahan
diatas?

Pembahasan
Proses Perencanaan
Hierarki perencanaan, meliputi:
RSUD Damanhuri Barabai
Visi
Pelayanan kesehatan berkualitas
Misi
1. Meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat
2. Meningkatkan SDM Rumah Sakit
3. Meningkatkan Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
4. Meningkatkan kerja sama dalam hal pelayanan kesehatan
Motto
Sopan Profesional Amanah
Hierarki perencanaan ruang Penyakit Dalam, meliputi:
1. Visi
Menurunkan angka kematian dan meningkatkan derajat kesehatan pasien PTM
2. Misi
Memberikan pertolongan cepat dan tanggap terjadinya Penyakit komplikasi,
berserta meningkatkan pengetahuan Pasien n Keluarga dalam merawat Pasien
Penyakit Dalam.
3.Filosofi
Melayani dengan sepenuh hati dan merawat dengan profesional
4.Tujuan
a.Tujuan Jangka Panjang
Memberikan pelayanan optimal secara holistik berbasis evidence based practice
b.Tujuan Jangka Pendek
1. Mengoptimalkan proses penyembuhan klien dengan dengan Asuhan
Keperawata Penyakit Dalam secara Holistik
2. Mencegah infeksi nosokomial diruang penyakit dalam
3. Menciptkan kepuasaan pasien terhadap pelayanan keperawatan di ruang
penyakit dalam
4. Meningkatkan kualitas perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
di ruang penyakit dalam dengan penddikan berkelanjutan bidang
keperawatan penyakit dalam
5. Menciptakan kenyamanan dan kepuasaan perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan di ruang penyakit dalam
6. Meningkatkan kerjasama dengan seluruh tim kesehatan , bagian yang terkait
lainya secara efektif dan 5kontinyu

5.Kebijakan

1. Gaya kepemimpinan kepala ruangan bersifat situasional.


2. Kepala ruangan melakukan sistem reward dan punishment kepada staf.
3. Kepala ruangan melibatkan stafnya dalam penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan.
4. Kepala ruangan mengupayakan kebijakan pelatihan klinik tenaga
kesehatan.
5. Merekomendasikan tenaga kesehatan yang kinerjanya baik kepada pihak
rumah sakit untuk diikutsertakan dalam program beasiswa.
6. Kepala ruangan selalu mengevaluasi kinerja stafnya setiap satu bulan sekali.
7. Mengoptimalkan sistem pendokumentasian keperawatan.
8. Memiliki standar operasional prosedur.

6.Prosedur
Pasien di jemput diruang ugd di jemput lengkap dengan Status RM dan rujukan
puskesmas yang datang langsung ke poli / ruang penyakit dalam akan di tangani
sesuai dengan kegawat daruratan pasien dan dirawat di ruang penyakit dalam .
bagian administrasi akan menerima informasi penerimaan pasien baru tersebut
dengan rincian:
1. informasi kelas yang akan dipilih atau kelas jaminan kesehatan
2. informasi pola tarif
3. informasi persyaratan tanda tangan perjanjian
4. pengecekan kembali status klien dan memasukkan ke buku register
Baru.kemudian kepala ruang memeriksa status RM dan melengakapi status
dan surat pengantar rawat inap dari poli/ ugd, memperhatikan instruksi yg
tertera dari ugd dan mengecek ulang kelengkapan data pasien dg set KDM.
Setelah administrasi lengkap,kemudian memindahkan ke tempat tidur yang
disiapkan dengan mengatur kenyaman, memberi info mengenai fasilitas
layanan dan kegawatan yang terdapat diruangan. Kemudian memulai proses
keperawatan.

Tahap/Langkah Perencanaan

1. Pengumpulan data
2. Analisis lingkungan Analisa SWOT
a. Strength (kekuatan) :
 Rumah sakit dan ruang rawat telah memiliki visi & misi yang jelas
 Rumah sakit dan ruang rawat telah memiliki SOP yang jelas
 Rumah sakit mengadakan pelatihan seminar medikal penyakit dalam untuk
tenaga kesehatan
 Kapasitas TT di ruang rawat penyakit dalam adalah 24 buah
 Bed Occupied Rate (BOR) di ruang penyakit dalam adalah 80 % (24 x 80 % =
19 TT yang terpakai). Hal ini dikarenakan sesuai standar idealnya BOR adalah
60-85%.
 Perawat bersertifikasi 2orang dari 17 orang (12%)
 Jumlah perawat yang berusia 31-40 keatas tahun adalah 9 orang (53 %) dan
berpengalaman.
 Ruangan:
- Terdapat 11 kamar untuk kelas tiga, dengan masing-masing kamar terdiri
dari 2 TT non AC dengan 5 kamar infeksius dan 6 kamar non infeksius
- Terdapat 4 kamar untuk kelas dua, dengan masing-masing kamar terdiri
dari 2 TT non AC
- Teradapat 4 kamar untuk kelas satu, dengan masing-masing kamar terdiri
dari 2 TT AC
- Terdapat 1 kamar isolasi non AC, dengan masing-masing kamar terdiri dari
1 TT
- Kondisi bangunan ruangan kokoh
- Peralatan yang ada di ruangan bedah lengkap
b. Weakness (kelemahan):
 Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan
eksternal sebesar 75%.
 Dalam satu tahun terakhir terdapat 5 kasus malpraktik yang dikeluhkan oleh
keluarga pasien.
 Pada kotak kritik dan saran terdapat banyak komentar mengenai perawat yang
tidak ramah.
 Length of Stay (LOS) di ruang penyakit dalam adalah 10-12 hari, dengan ALOS
adalah 11 hari. Hal ini tidak sesuai dengan standar ideal LOS yakni 6-9 hari.
 Rasio perawat masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah tempat tidur/
jumlah klien.
 Terdapat 80% perawat yang belum memiliki sertifikasi bedah.
 Dokumentasi asuhan keperawatan masih kurang baik.
 Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan
internal sebesar 68%.
 Hasil survey kepala ruangan menunjukkan bahwa 60% perawat dan staf lainnya
tidak mengetahui dengan jelas visi misi ruang rawat dan RS.
 Hanya terdapat satu publikasi visi misi ruang rawat yang terpajang di figura
kecil yang tidak menarik untuk dibaca di ruang rawat tersebut.
 Tidak terdapat visi dan misi RS yang terpajang di ruang rawat tersebut.
 Perawat banyak mengeluhkan sulit untuk mendapat fasilitas untuk melanjutkan
pendidikannya.
 Jumlah S1 keperawatan hanya 2 orang, sementara yang lainnya adalah lulusan
D3 dan masih ada yang SPK.
 Terdapat 80% perawat yang belum mendapat sertifikasi penyakit dalam,
padahal mereka bekerja di ruang rawat dalam.
 Perawat mengaku masih bingung dan belum tahu jelas mengenai SOP asuhan
keperawatan penyakit dalam.
 Tidak adanya SOP tertulis di ruang rawat tersebut.
 Beban kerja perawat cukup berat dan melelahkan karena tidak sesuai dengan
proporsi
 Sebagai RS tipe B, seharusnya rasio perawat: TT yaitu 1:1, sehingga dengan 24
TT seharusnya tersedia 24 perawat. Sehingga perlu penambahan 7 perawat
c. Opportunity (kesempatan) :
 Rumah sakit menjalin link atau hubungan kerjasama dengan organisasi PPNI
 Adanya PPNI komisariat RS yang menaungi profesi keperawatan
 2 orang perawat pendidikan D3 keperawatan sedang melanjutkan pendidikan
S1 Keperawatan
 Berdasarkan usia tenaga keperawatan antara lain,
- Usia 20-25 tahun : 2 orang (12 %)
- Usia 26-30 tahun : 6 orang (36 %)
- Usia > 30 -40 tahun keatas 9 orang (53%)
Hal ini dikarenakan ada peluang untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
d. Threat (ancaman) :
 RS kurang mensosialisasikan SOP keperawatan dengan baik.
 Realisasi program beasiswa dari RS kurang dirasakan oleh perawat.
 Buku Pedoman Pasien baru belum sempurna (catatan perkembangan, petugas
yang merawat, persiapan pasien pulang dan orientasi penerimaan pasien baru
belum dilaksanakan sesuai pedoman).
 Belum ada rencana dari RS untuk menambah jumlah perawat.
 Kurangnya pelatihan dan workshop untuk perawat.
 Di sekitar rumah sakit terdapat rumah sakit swasta lainnya yang memiliki
fasilitas lengkap.
 Banyak klien yang mengeluhkan kepada kepala ruangan bahwa perawat kurang
memberikan pendidikan kesehatan pada klien sehingga klien tidak
mendapatkan informasi yang jelas.
 Banyak keluarga klien yang mengatakan kepada kepala ruang rawat bahwa
perawat kurang ramah dan jarang tersenyum.
3. Pengorganisasian data
a. Data Penunjang Data Penghambat Masalah
 Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan
eksternal sebesar 75%.
 Dalam satu tahun terakhir terdapat 5 kasus malpraktik yang dikeluhkan oleh
keluarga pasien.
 Pada kotak kritik dan saran terdapat banyak komentar mengenai perawat yang
tidak ramah.
 Banyak klien yang mengeluhkan kepada kepala ruangan bahwa perawat kurang
memberikan pendidikan kesehatan pada klien sehingga klien tidak mendapatkan
informasi yang jelas.
 Banyaknya keluarga klien yang mengatakan kepada kepala perawat bahwa
perawat kurang ramah dan jarang senyum
 Rasio perawat masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah tempat tidur/
jumlah klien.
 Belum ada kebijakan rumah sakit untuk menambah jumlah perawat.
 Terdapat 80% perawat yang belum memiliki sertifikasi bedah.
 Dokumentasi asuhan keperawatan masih kurang baik.
 Ketidakpuasan pelanggan eksternal 75%
b. Data Penunjang Data Penghambat Masalah
 Length of Stay (LOS) di ruang rawat bedah adalah 10-12 hari, dengan ALOS
adalah 11 hari.Hal ini tidak sesuai dengan standar ideal LOS yakni 6-9 hari.
 Hasil survey direktur keperawatan adanya ketidakpuasan dari pelanggan internal
sebesar 68%.
 Hasil survey kepala ruangan menunjukkan bahwa 60% perawat dan staf lainnya
tidak mengetahui dengan jelas visi misi ruang rawat dan RS.
 Hanya terdapat satu publikasi visi misi ruang rawat yang terpajang & figura kecil
yang tidak menarik untuk dibaca di ruang rawat tersebut.
 Perawat mengeluhkan sulit mendapatkan fasilitas untuk melanjutkan Pendidikan
sementara TUBEL Kemenkes terbuka link. Sec online.
 Sebagai RS tipe B, seharusnya rasio perawat: TT yaitu 1:1, sehingga dengan 24 TT
seharusnya tersedia 24 perawat.
 Buku Pedoman Dischat planing belum dilaksanakan sesuai pedoman.
 Belum ada rencana dari RS untuk menambah jumlah 7 perawat dari ideal 24
perawat dengan stok 17 perawat.
RENCANA KEGIATAN BULANAN KEPALA RUANGAN

Bulan : Januari 2019


Ruang : Penyakit Dalam
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
1 2
Rapat Bulanan Supervisi Katim Audit Dok Supervisi PP Audit Dok
5 6 7 8 9
Rapat bimbingan Ronde Supervisi Audit Dok kom
Supervisi Bangsal
CVD/ IFV umbilical keperawatan manajemen klinik medik Rs
12 13 14 15 16
Rapat
Supervisi Katim Audit Dok Supervisi PP Audit Dok
Komite medik Rs
19 20 21 22 22
Ronde
Rapat Koordinasi Supervisi Klinik Supervisi bangsal Audit Dok
keperawatan
26 27 28 29 30
Menyusun Jadwal Rapat evaluasi
Audit Dok Supervisi PP Audit Dok
Dinas Supervisi Katim

K
e
p
a
l
a
R
u
a
n
g
,

(
Y
u
n
i
S
u
n
a
r
n
i
.
S
k
e
p
N
s
)
RENCANA KEGIATAN BULANAN KETUA TIM

Bulan : Januari 2019


Ruang : Perinatologi
in Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min
1 2 3 4
Case Confr
uangan Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA
Penkes Kelg
6 7 8 9 10 1
Case Confr
pasien Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA
Penkes Kelg
2 13 14 15 16 17 1
Ronde keperawatan Case Confr
pasien Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA
PA Penkes Kelg
9 20 21 22 22 24 2
Case Confr
pasien Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA
Penkes Kelg
6 27 28 29 30 31
Koordinasi dgn
Menyusun
n jadwal Menyusun Laporan Katim dlm
Supervisi PA Supervisi PA Laporan
Tim Tim menyusun Lap
Bulanan
Bulanan

K
e
t
u
a
T
i
m
,
(











)
RENCANA OPERASIONAL RUANG RAWAT
1. Unit Rawat : Penyakit dalam
2. JumlahTempatTidur : 17
3. BOR : 80
4. Jenis Pelayanan Kep : Total care unit

TUJUAN :

1. Perawat dengan masa kerja di Ruang penyakit dalam kurang dari 1 tahun dapat
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan karakteristik tindakan ruang
penyakit dalam
2. Ruang penyakit dalam memiliki rencana kegiatan berupa rencana tahunan
3. Mencukupi jumlah tempat tidur pada RS Tipe B
4. Ruangan penyakit dalam mempunyai rencana tahunan
5. Terpenuhinya indicator SPO RSUD Damanhuri Barabai.
6. Timbang terima rutin dilakukan dengan mendatangi pasien dan melakukan validasi
pasien
7. Memaksimalkan proses timbang terima di setiap perpindahan shift
8. Pecatatan yang sistematis dalam perhitungan BOR, ALOS dan BTO ruangan
Penyakit dalam
9. Adanya tuntutan dilakukan kegiatan supervisi sesuai dengan standar
10. Ruang penyakit dalam memiliki rencana kegiatan berupa rencana tahunan atau pun
5 tahunan

NO KEGIATAN WAKTU : 2019

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep

1 Program Pelayanan Keperawatan 



1.1 Sosialisasi Standar Yankep 

1.2 Susun SPO

14
NO KEGIATAN WAKTU : 2019

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep

 

1.3 Pelayanan pasien Bpjs


1.4 Tepat nama pasien, dosis obat, 
waktu pemberian.

1.5 Sosialisasi pemberian cairan 
penyakit ginjal.

1.6 Dokumentasi sosialisasi


keperawatan

15
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan merupakan proses yang penting dan sangat dibutuhkan oleh manajer
untuk menentukan atau meramal hasil dari suatu kegiatan yang akan dilakukan.
Perencanaan yang dibentuk sebaiknya didasarkan pada sumber-sumber yang tersedia
seperti: SDM, waktu, keuangan dan sumber lainnya yang mendukung pembentukan
perencanaan tersebut. Perencanaan yang dibentuk pada suatu rumah sakit atau ruang
rawat sangat diperlukan untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan atau
menentukan intervensi keperawatan yang sesuai standar professional. Oleh karena itu,
dalam membuat suatu perencanaan sebaiknya dilakukan sesuai dengan kebutuhan atau
sumber-sumber yang telah tersedia, sehingga memperoleh suatu keputusan hasil yang
berguna bagi pengembangan rumah sakit selanjutnya.

B. Saran

Pimpinan atau manajer keperawatan sebaiknya membuat suatu perencanaan dalam


melaksanakan suatu kegiatan, hal ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan
atau dalam mengadakan perubahan berikutnya. Selain itu, seorang manajer
keperawatan harus membuat perencanaan yang sistematis dan atas keputusan
bersama dengan tim keperawatan lainnya sehingga memperoleh hasil kegiatan yang
optimal.

16
Daftar Pustaka

Arwani dan Heru. (2006). Manajemen bangsal keperawatan. Jakarta: EGC

Gillies, Dee Ann. (1994). Nursing management: A systems approach. 3rd ed. USA: W.B
Saunders Company.

Marquis, Bessie L. (2000). Leadership roles and management functions in nursing: Theory
and aplication. 3rd ed.Philadelphia: Lippincott.

Marquis, Bessie L. (2000). Leadership roles and management functions in nursing: Theory
and aplication. 4th ed.Philadelphia: Lippincott.

Swansburg, R. C, dan Richard J. S. (1999). Introductory management and leadership for


nurses. 2nd Ed. Massachusetts: Jones and Bartlett Publisher

17

Anda mungkin juga menyukai