UN SMA 2014
Program IPA
• Ringkasan Materi
• Contoh Soal dan Pembahasan Ujian Nasional
• Soal-Soal dan Pembahasan UN 2013
• Soal-Soal Prediksi UN 2014
GWI. 703.13.8.035
© Penerbit PT Grasindo, Jalan Palmerah Barat 33-37, Jakarta 10270
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Grasindo, anggota Ikapi, Jakarta, 2013
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apa pun (seperti cetakan, fotokopi, mikrofilm, VCD, CD-ROM, dan rekaman suara) tanpa
izin tertulis dari pemegang hak cipta/Penerbit.
Ujian Nasional (UN) menjadi momok bagi para siswa yang mengikutinya. Tetapi dengan
kepercayaan diri yang tinggi, setiap siswa pasti bisa melewatinya. Tentu kalian ingin sukses di ajang
Ujian Nasional tersebut, bukan? Ya, tak seorang pun siswa yang tidak ingin sukses dalam menghadapi
Ujian Nasional. Bentuk kesuksesan dalam ujian nasional adalah apabila kalian dapat menjawab soal
ujian dengan tepat.
Bagaimana caranya agar kalian dapat menjawab semua soal dengan tepat? Caranya tentu saja
dengan mempelajari semua materi pelajaran yang dipastikan keluar dalam Ujian Nasional. Materi
yang dipastikan keluar dalam soal ujian nasional adalah materi yang telah disesuaikan dengan
indikator yang terdapat dalam kisi-kisi UN.
Buku Detik-Detik Menghadapi UN SMA 2014 Program IPA yang kalian pegang sekarang ini
disusun berdasarkan kisi-kisi Ujian Nasional. Materinya sudah menjadi jaminan sebagai materi yang
pasti keluar dalam Ujian Nasional. Jadi, dengan mempelajari buku ini, tak ada lagi kata takut dalam
menghadapi Ujian Nasional.
Secara umum, buku ini dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama berisi materi (yang
disesuaikan dengan SKL) dan contoh-contoh soal dan pembahasan, bagian kedua berisi soal-soal
pendalaman kompetensi, dan bagian ketiga berisi soal-soal prediksi. Semua bagian dalam buku ini
disusun secara rinci. Dengan cara seperti ini, tentu kalian akan mudah dalam menguasai materi.
Semoga kehadiran buku ini dapat membantu kalian dalam menguasai materi pelajaran yang
diujikan. Lebih dari itu, semoga kalian memperoleh nilai UN yang memuaskan. Amin. Akhirnya,
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut berperan serta dalam
penyusunan buku ini. Tak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan buku ini selanjutnya.
Penulis
RINGKASAN MATERI
BAHASA INDONESIA
BAHASA INGGRIS
MATEMATIKA
FISIKA
KIMIA
BIOLOGI
BAB
1 MEMBACA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Membaca Menentukan unsur-unsur paragraf, ide pokok, kalimat
Memahami isi dan bagian-bagian paragraf suatu utama, kalimat penjelas.
artikel teks nonsastra, tajuk rencana, laporan, karya
Menentukan isi paragraf: fakta, opini, pernyataan/jawa-
ilmiah, teks pidato, biografi tokoh, serta berbagai
ban pertanyaan sesuai isi, tujuan penulis, arti kata/istilah,
bentuk dan jenis paragraf nonteks; memahami teks
isi biografi.
sastra berbentuk puisi lama, puisi baru, hikayat/
sastra Melayu klasik, cerpen, novel, dan drama. Menentukan opini penulis dan pihak yang dituju dalam
tajuk rencana/editorial.
B. Unsur-Unsur Paragraf
Unsur-unsur paragraf mencakup ide pokok/gagasan utama, kalimat utama, dan kalimat
penjelas.
1. Ide pokok/gagasan utama paragraf adalah hal pokok yang dibahas dalam bacaan.
2. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama
juga sering disebut sebagai kalimat topik. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat
lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas.
3. Kalimat penjelas yaitu kalimat yang isinya memperjelas, menguraikan, atau berupa rincian-
rincian tentang kalimat utama.
E. Arti Kata/Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna,
konsep proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Ada dua macam istilah: (1) istilah
khusus dan (2) istilah umum. Istilah khusus adalah kata yang pemakaiannya dan maknanya terbatas
pada suatu bidang tertentu, misalnya cakar ayam (bangunan), agregat (ekonomi); sedangkan istilah
umum ialah kata yang menjadi unsur bahasa umum, misalnya ambil alih, daya guna, kecerdasan, dan
tepat guna merupakan istilah umum, sedangkan radiator, pedagogi, androgogi, panitera. sekering,
dan atom merupakan istilah khusus. Istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada kosa kata umum
bahasa Indonesia, kosa kata bahasa serumpun, dan kosa kata bahasa asing.
Aspek-aspek yang menjadi fokus dalam tajuk utama meliputi judul, latar belakang masalah,
tokoh, masalah, peristiwa yang disampaikan, opini penulis, saran dan solusi permasalahan,
kesimpulan, sumber berita, dan anggota redaksi
Untuk memahami isi puisi baru maupun lama dapat dilakukan dengan mencermati judul dan isi
yang tersirat di dalamnya, lalu makna tersurat dan tersirat dalam baris-baris puisi tersebut. Uraikan
lambang-lambang yang ada.
BAB
2 MENULIS
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2. Menulis Menulis paragraf padu.
Menulis mengungkapkan pikiran, gagasan, Melengkapi berbagai bentuk dan jenis paragraf dengan
pendapat, perasaan, dan informasi dalam berbagai kalimat yang padu.
jenis dan bentuk paragraf, teks pidato, surat resmi,
dan karya ilmiah dengan mempertimbangkan Melengkapi teks pidato.
kesesuaian isi dengan konteks, kepadanan, Melengkapi paragraf dengan kata baku, kata serapan, kata
kepaduan, ketepatan kalimat, penggunaan bahasa, berimbuhan, kata ulang, ungkapan, peribahasa.
diksi, struktur kalimat, dan ejaan; mengungkapkan
Menyunting penggunaan kalimat/frasa/ kata penghubung/
pikiran dan gagasan dalam bentuk puisi, cerpen,
istilah dalam paragraf.
novel, drama, kritik, esai, dan resensi.
Menulis surat resmi.
Menyunting kalimat dalam surat resmi.
B. Jenis-jenis Paragraf
1. Narasi
Ciri-ciri: (1) terdapat tokoh, (2) terdapat setting, (3) terdapat alur
2. Deskripsi
Ciri-ciri: suatu objek(orang, benda, binatang,tempat)/peristiwa digambarkan secara rinci.
3. Eksposisi
Ciri-ciri: memaparkan definisi, proses, klasifikasi, atau pun laporan
4. Argumentasi
Ciri-ciri: menyertakan data, bukti, alasan, grafik, contoh, dengan tujuan meyakinkan pembaca.
5. Persuasi
Ciri-ciri: terdapat pernyataan yang bersifat merayu, membujuk, atau mengajak.
C. Pengembangan Paragraf
1. Generalisasi (Induktif )
Ciri-ciri: diawali dengan pernyataan-pernyataan khusus yang sejenis dan selanjutnya ditarik
sebuah simpulan
2. Analogi
Ciri-ciri: membandingkan dua hal yang memiliki kesamaan sifat
3. Sebab-akibat
Ciri-ciri: dimulai sebab kemudian diikuti akibatnya
4. Silogisme
Ciri-ciri: Premis Umum (PU), Premis Khusus (PK), Simpulan (s) [PU: A = B, PK: C = A, S:C = B]
D. Teks Pidato
Teks pidato biasanya tersusun atas tiga bagian yang meliputi pembuka pidato (sapaan, ucapan
syukur), isi pidato (masalah yang dibahas), dan penutup (saran, imbauan, ajakan). Pidato biasanya
diawali dengan ucapan salam, sapaan kepada yang hadir dan ucapan syukur kepada Tuhan. Isi pidato
berupa penjelasan, ajakan, imbauan, dan sebagainya. Penutupnya berupa simpulan dan permintaan
maaf jika terdapat kesalahan dalam uraian yang disampaikan.
F. Menyunting Paragraf
Kesalahan paragraf meliputi kesalahan kalimat, frasa, kata penghubung, maupun istilah.
Untuk menyunting harus mengetahui bentuk-bentuk yang benar. Kesalahan kalimat biasanya
disajikan kalimat tidak efektif. Kesalahan frasa biasanya dalam bentuk kelompok kata yang tidak
benar. Kesalahan kata penghubung/konjungsi biasanya penggunaannya yang tidak sesuai dengan
fungsinya. Sedangkan kesalahan istilah biasanya memilih bentuk istilah yang baku dan sesuai
maknanya.
G. Surat Resmi
Surat resmi harus mengikuti aturan surat-menyurat yang bersifat resmi, mulai dari struktur surat,
ejaan, sampai pada bahasa surat. Struktur surat resmi meliputi kepala surat, tempat tanggal surat,
nomor, lampiran, perihal, alamat, salam pembuka, tubuh surat (paragraf pembuka, isi, penutup),
salam penutup, dan tanda tangan serta nama.
Surat lamaran tidak perlu menggunakan kepala surat karena pengirimnya pribadi. Surat lamaran
berisi permohonan dari seseorang yang membutuhkan pekerjaan. Surat lamaran pekerjaan bisa
dibuat berdasarkan iklan atau atas inisiatif pelamar. Soal yang sering ditanyakan yaitu penulisan
KOP, alamat surat, pembuka, isi (sesuai konteks), penutup dan bahasa yang efektif.
H. Karya Ilmiah
Soal tentang karya ilmiah biasanya menanyakan sistematika, isi, dan penulisan.
Sistematika karya ilmiah meliputi:
1. Judul: harus mencerminkan masalah/solusi, penulisannya harus sesuai aturan EYD
2. Halaman Persetujuan
3. Halaman Motto
4. Halaman Persembahan
5. Kata Pengantar
6. Daftar lsi
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah daftar rujukan yang ditulis di akhir karangan ilmiah. Untuk menyusun
sebuah daftar pustaka, perlu memperhatikan hal-hal berikut.
a. Nama pengarang diurutkan menurut alfabet. Susunan nama dibalik, dimulai nama kelu-
arga, nama kecil, lalu gelar bila ada.
b. Bila tidak ada pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
Kata sandang dalam bahasa asing, seperti the, on, in, tidak diperhitungkan untuk peny-
usunan ini.
c. Jarak antara baris menggunakan spasi rapat dan jarak antara pokok menggunakan spasi
ganda.
d. Tiap pokok disusun dari margin kiri, baris ke dua dan seterusnya tiap pokok dimasukkan
tiga ketikan (bagi karya yang mempergunakan 5 ketikan untuk alinea baru), atau empat
ketikan (bagi karya yang mempergunakan 7 ketikan untuk alinea baru).
e. Jika ada dua karya atau lebih ditulis oleh pengarang yang sama, pengulangan nama di-
ganti dengan sebuah garis sepanjang lima atau tujuh ketikan dan diakhiri tanda titik.
f. Tata cara penulisan daftar pustaka setiap jenis kepustakaan berbeda.
Contoh: Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.
J. Menulis Drama
Drama ditulis dalam bentuk dialog atau percakapan dengan tujuan untuk dipentaskan.
Pengarang biasanya menyisipkan keterangan setting dan gerak-gerik pemain agar memudahkan
sutradara dan pemain dalam mementaskan drama. Soal tentang naskah drama yaitu melengkapi
dialog yang sesuai. Kesesuaian dialog dapat ditentukan dengan memahami konteks dialog sebelum
atau sesudahnya.
K. Resensi
Resensi buku/timbangan buku adalah penilaian baik buruknya buku, layak tidaknya buku
tersebut untuk mendapat sambutan. Tujuannya adalah memberikan informasi kepada pembaca
mengenai keunggulan dan kekurangan sebuah buku atau karya yang lain. Unsur-unsur resensi yaitu
identitas, latar, kepengarangan, isi, kelebihan/kekurangan, nilai/manfaat buku, dan rekomendasi
untuk membacanya.
BAB
1 LISTENING
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Listening (Mendengarkan) Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/
Me m a h a m i m a k n a d a l a m w a c a n a l i s a n rinci dari sebuah percakapan interpersonal/ transaksional
interpersonal dan transaksional secara formal secara formal atau informal.
maupun informal dalam konteks kehidupan
Menentukan respon yang tepat terhadap percakapan tran-
sehari-hari, terutama dalam bentuk teks fungsional
saksional/interpersonal secara formal atau informal.
pendek, recount, news item, report, narrative,
descriptif dan review. Menentukan gambar yang tepat sesuai dengan informasi
yang ada di dalam percakapan interpersonal/transaksional
secara formal atau informal.
Menentukan isi dan simpulan grafik, diagram atau tabel.
Part 1
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/rinci dari sebuah percakapan interpersonal/
transaksional secara formal atau informal.
Part 2
Menentukan respon yang tepat terhadap percakapan transaksional/interpersonal secara formal
atau informal.
1. Expressing Disbelief
Ungkapan ini digunakan untuk menyatakan ketidakpercayaan terhadap kenyataan.
Contoh: You are kidding, are you sure?
2. Expressing Satisfaction
Ungkapan ini digunakan untuk mengungkapkan rasa kepuasan terhadap sesuatu.
Contoh: I’m very delighted
3. Expressing of Giving or Asking Opinion
Ungkapan ini digunakan untuk memberi atau meminta pendapat.
Contoh: in my opinion, …
What do you think?
4. Expressing Promises
Ungkapan ini digunakan untuk mengungkapkan sebuah janji
Contoh: I promise I will come.
5. Expressing Hope
Ungkapan ini merupakan ungkapan harapan.
Contoh: I hope, …
Part 3
• Menentukan gambar yang tepat sesuai dengan informasi yang ada di dalam percakapan inter-
personal/transaksional secara formal atau informal.
• Menentukan gambar yang sesuai dengan teks monolog yang diperdengarkan.
1. Dialog
Percakapan antardua orang yang menanyakan gambar. Biasanya digunakan untuk menanya-
kan gambar benda, tempat, kegiatan yang terdapat dalam sebuah percakapan.
Contoh: What are they doing?
Part 4
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/tersirat/rinci dari sebuah teks monolog yang
diperdengarkan.
1. Menentukan Gambaran Umum dalam Monolog
Gambaran umum dalam monolog hampir sama dengan dalam percakapan. Cara menentukan
gambaran umum dalam monolog dapat dilakukan dengan menyimak dengan benar sebuah
monolog dan memperhatikan kata-kata yang banyak diulang atau yang memiliki hubungan
dengan yang lain.
Contoh: What is the monolog about?
2. Menentukan Informasi Tertentu dalam Monolog
Informasi tertentu dalam monolog dapat dipahami dengan mendengarkan informasi yang
secara jelas diucapkan.
Contoh: What does the man bring?
3. Menentukan Informasi Rinci atau Informasi Tersirat dalam Monolog
Menentukan informasi rinci atau tersirat dalam monolog dapat dilakukan dengan memahami
dan menyimak dengan baik sebuah monolog. Cara ini sama dengan menentukan informasi
rinci dalam sebuah percakapan.
Contoh: Where did they go for holiday?
BAB
2 READING
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2. READING (Membaca) Menentukan gambaran umum atau informasi rinci/tersirat/tertentu
Memahami makna dalam wacana tertulis atau makna kata/frasa/kalimat atau pikiran utama paragraph/ rujukan
secara formal maupun informal dalam konteks kata atau tujuan komunikatif dari teks fungsional pendek berbentuk
kehidupan sehari-hari, dalam bentuk teks letter/e-mail
fungsional pendek, recount, news item, report,
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/ rinci/tersirat atau
analytical exposition, hortatory exposition,
rujukan kata atau makna kata/frasa dari teks tertulis fungsional pendek
explanation, discussion dan review.
berbentuk advertisement/brochure.
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/rinci/tersirat
atau makna kata/frasa/kalimat atau tujuan komunikatif/pikiran utama
paragraf/rujukan kata dari teks tertulis berbentuk news item.
Menentukan informasi tertentu/rinci/tersirat atau makna kata/frasa/ka-
limat atau gambaran umum/tujuan komunikatif/pikiran utama paragraf/
rujukan kata dari teks tertulis berbentuk recount.
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/ tersirat/rinci atau
tujuan komunikatif atau makna kata/frasa/kalimat atau rujukan kata/
pikiran utama paragraf dari teks tertulis berbentuk explanation.
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/ tersirat/rinci atau
pikiran utama paragraf atau makna kata/frasa/kalimat atau rujukan kata/
tujuan komunikatif dari teks tertulis berbentuk exposition.
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/ tersirat/rinci atau
tujuan komunikatif atau makna kata/frasa/kalimat atau rujukan kata/
pikiran utama paragraf dari teks tertulis berbentuk review.
Menentukan gambaran umum atau pikiran utama paragraf atau infor-
masi tersirat/tertentu/rinci atau tujuan komunikatif atau makna kata/
frasa/kalimat atau rujukan kata dari teks tertulis berbentuk discussion.
Menentukan gambaran umum/tujuan komunikatif/pikiran utama para-
graf atau informasi tersirat/rinci/tertentu atau makna kata/frasa/kalimat
atau rujukan kata dari teks tertulis berbentuk report.
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/rinci/tersirat
atau makna kata/frasa/kalimat atau rujukan kata dari teks fungsional
pendek berbentuk announcement/message
Menentukan kalimat resensi.
Menentukan kalimat kritik.
Menentukan kalimat esai.
Part 2
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/ rinci/tersirat atau rujukan kata atau makna
kata/frasa dari teks tertulis fungsional pendek berbentuk advertisement/brochure.
Advertisement adalah pemberitahuan yang bertujuan untuk mendorong/membujuk orang
untuk membeli atau menggunakan barang/jasa yang ditawarkan. Iklan yang dipasang di media
massa berbentuk media cetak dan media elektronik.
Jenis-jenis iklan:
1. Iklan produk
2. Iklan Jasa
Part 3
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/rinci/tersirat atau makna kata/frasa/kalimat
atau tujuan komunikatif/pikiran utama paragraf/rujukan kata dari teks tertulis berbentuk news
item.
News item adalah teks yang berisi tentang peristiwa atau kejadian yang dipandang untuk
diketahui publik. Pada dasarnya teks news item adalah bagian teks recount. Tujuan news item adalah
agar publik mengetahui suatu peristiwa penting.
1. Struktur News Item
a. Newsworthy event atau kejadian inti.
2. Unsur Kebahasaan :
1. Headline atau informasi singkat
2. Action verbs atau kata kerja yang menunjukkan peristiwa atau kejadian
3. Saying verbs atau kata kerja pelaporan
Part 4
Menentukan informasi tertentu/rinci/tersirat atau makna kata/frasa/kalimat atau gambaran umum/
tujuan komunikatif/pikiran utama paragraf/rujukan kata dari teks tertulis berbentuk recount.
Teks recount adalah teks yang menceritakan kembali suatu peristiwa yang telah terjadi pada
masa lalu.
Purpose of the text :
To tell some events that happened in the past
Generic structure of the text:
1. Orientation: an introduction that provides the setting and introduces participant
2. Events: account that tells what happened, in a sequence
3. Re-orientation: closing the story
Language feature:
1. Frequent uses of Simple Past Tense
2. Noun : Gita, Manggala, Sinta
3. Individual participant / specific participants
4. Time connective and conjunction: after, before, soon, then
5. Action verb: stayed, climbed, killed
6. Adverbs and adverbs phrases: yesterday, last week, slowly, carefully.
Part 5
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/tersirat/rinci atau tujuan komunikatif atau
makna kata/frasa/kalimat atau rujukan kata/pikiran utama paragraf dari teks tertulis berbentuk
explanation.
Teks ini bertujuan untuk menerangkan proses sesuatu terbentuk atau ada atau membahas
suatu teori, faham, fenomena, definisi, ideologi, dan hal yang berkaitan dengan fenomena alam.
Teks explanation juga dapat digunakan untuk menggambarkan atau menerangkan fungsi dari
suatu benda.
Unsur Kebahasaan:
1. General dan abstract noun
2. Action verbs
3. Simple Present Tense
4. Passive Voice
Part 6
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/tersirat/rinci atau pikiran utama paragraf
atau makna kata/frasa/kalimat atau rujukan kata/tujuan komunikatif dari teks tertulis berbentuk
exposition.
Teks exposition bertujuan untuk menyodorkan pendapat, ide, pandangan, atau argument
penulis akan suatu perkara, topik, permasalahan atau fenomena.
Terdapat dua jenis teks exposition, yaitu analytical exposition dan hortatory exposition.
1. Analytical Exposition
Struktur:
a. Thesis, pernyataan pendapat penulis atas suatu kasus.
b. Argument, terdiri dari inti masalah atau perbincangan atau hal yang menjadi concern,
dan elaboration, penjelasan atau pemaparan.
c. Reiteration, penguatan pernyataan
Unsur Kebahasaan :
a. General noun, misalnya poluution, car.
b. Abstract noun misalnya policy, government.
c. Jargon misalnya mammal, species.
d. Modals misalnya must, can.
e. Bahasa evaluative misalnya necessary, significant.
f. Kalimat pasif.
2. Hortatory Exposition
Struktur:
a. Thesis, pernyataan pendapat penulis akan suatu kasus atau fenomena.
b. Argument, alasan kekhawatiran.
c. Recommendation, pernyataan tentang bagaimana seharusnya sesuatu atau tidak
seharusnya sesuatu.
Part 7
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/tersirat/rinci atau tujuan komunikatif atau
makna kata/frasa/kalimat atau rujukan kata/ pikiran utama paragraf dari teks tertulis berbentuk
review.
Teks review bertujuan memberi ulasan tentang suatu karya seperti film, musik, buku,
pameran, dan lain-lain. Umumnya disajikan dalam bentuk kritik atau apresiasi akan karya
bersangkutan. Dalam teks ini berisi paparan, ulasan, telaahan, pendapat, perbandingan, atau
saran.
Struktur:
a. Orientation, pengenalan karya yang akan dibahas
b. Interpretive recount, rangkuman plot atau alur cerita atau konten
c. Evaluation, penilaian atau interpretasi terhadap karya.
d. Evaluatif summation, rangkuman penilaian atau interpretasi terhadap karya.
Unsur kebahasaan:
a. Particular participant, terfokus pada karya tertentu
b. Perspective adjective, menggunakan kata sifat yang menunjukkan sikap atau penilaian.
c. Lond and complex sentences, banyak menggunakan kalimat-kalimat panjang dan berstruktur
kompleks.
d. Bahasa metaphor.
Part 8
Menentukan gambaran umum atau pikiran utama paragraf atau informasi tersirat/tertentu/rinci
atau tujuan komunikatif atau makna kata/frasa/kalimat atau rujukan kata dari teks tertulis berbentuk
discussion.
Teks discussion bertujuan menawarkan dua atau lebih pendapat, ide, gagasan, pandangan,
argumen terhadap suatu perkara, topik, permasalahan atau fenomena. Pada umumnya teks
discussion menyodorkan dua atau lebih perspektif yang berbeda terhadap suatu persoalan.
Struktur :
Unsur kebahasaan:
a. General noun misalnya car, someone
b. Abstract noun misalnya communication, information
c. Modals misalnya can, may, must
d. Bahasa Evaluatif misalnya necessary, important
e. Contrastive conjunction misalnya on the other hand, however
f. Adverbials of manner, misalnya hopefully, deliberately
g. Thinking verbs misalnya I think
Part 9
Menentukan gambaran umum/tujuan komunikatif/pikiran utama paragraf atau informasi tersirat/
rinci/tertentu atau makna kata/frasa/kalimat atau rujukan kata dari teks tertulis berbentuk report.
Teks report menerangkan suatu hasil pengamatan, penelaahan, penelitian, observasi, atau studi
tentang benda, binatang, orang, atau tempat. Teks ini biasanya menjelaskan tentang generalisasi
participant yang diulas.
Struktur:
a. General classification, pernyataan umum yang menerangkan subyek laporan, keterangan, dan
klasifikasinya.
b. Description, informasi ciri-ciri umum atau generalisasi yang dimiliki subyek misalnya perilaku,
tampilan fisik.
Unsur kebahasaan:
a. general noun misalnya tiger, fish,
b. Relational Process, menggunakan kata kerja yang dapat menggambarkan keadaan partici-
pant. Misalnya : A tiger is a wild animal
c. Simple Present Tense untuk menyatakan suatu kebenaran umum.
Part 10
Menentukan gambaran umum atau informasi tertentu/rinci/tersirat atau makna kata/frasa/kalimat
atau rujukan kata dari teks fungsional pendek berbentuk announcement/message
Announcement (pengumuman) adalah pernyataan dalam bentuk tulisan yang digunakan untuk
memberitahukan sesuatu atau agar diketahui oleh banyak orang. Pengumuman (announcement)
termasuk teks fungsional pendek (short functional text). Teks ini berfungsi menyampaikan informasi
tertentu kepada khalayak. Announcement text ialah sebuah pemberitahuan tertulis yang ditujukan
BAB
3 WRITING
NO KOMPETENSI INDIKATOR
3 WRITING (Menulis) Menyusun beberapa kalimat secara acak menjadi sebuah
Mengungkapkan makna secara tertulis secara teks berbentuk recount/procedure/narrative/ descriptive
formal maupun informal dalam konteks kehidupan dan report.
sehari-hari, dalam bentuk teks fungsional pendek
Melengkapi 3 rumpang pada teks pendek berbentukre-
atau esai berbentuk recount, narrative, procedure,
count/procedure/narrative/descriptive/report dengan kosa
descriptif dan report.
kata/frasa yang sesuai.
Part 1
Menyusun beberapa kalimat secara acak menjadi sebuah teks berbentuk recount/procedure/narrative/
descriptive dan report.
Paragraf adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas pikiran utama, kalimat penjelas, dan
kesimpulan. Susunan kalimat menjadi paragraf harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Tentukan kalimat yang menjadi topik pembicaraan (kalimat pendahuluan).
2. Perhatikan adanya kata penghubung.
3. Untuk teks tertentu, perhatikan keterangan waktu.
4. Tentukan kalimat penutup.
Part 2
Melengkapi 3 rumpang pada teks pendek berbentuk teks recount/ procedure/narrative/descriptive/
report dengan kosa kata/frasa yang sesuai.
Melengkapi teks dengan memilih kata yang tepat harus terlebih dahulu memahami makna
kalimat serta pilihan jawaban yang tepat. Untuk dapat melengkapi teks, maka kita harus memahami
konstruksi sebuah kalimat yang baik dan fungsi dari kata yang hilang. Untuk dapat memahami fungsi
kata, sebaiknya kita mengetahui bagian-bagian kata sebagai berikut.
BAB
1 LOGIKA MATEMATIKA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Menggunakan logika matematika dalam pemecahan Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa
masalah premis.
Menentukan ingkaran atau kesetaraan dari pernyataan
majemuk atau pernyataan berkuantor.
~p ∨ q
p q ~p ~q p∧q p∨q p⇒q p⇔q (p ⇒ q)∧(q ⇒ p)
“bukan atau”
B B S S B B B B B B
B S S B S B S S S S
S B B S S B B S S B
S S B B S S B B B B
senilai
senilai
ingkaran ingkaran
p ∨ ~q
p q ~p ~q p⇒ q p⇔ q (p∧~q) ∨ (q∧~p)
“dan tidak”
B B S S B S B S
B S S B S B S B
S B B S B S S B
S S B B B S B S
ingkaran ingkaran
p⇒ q q⇒ p ~p ⇒ ~q ~q ⇒ ~p
p q ~p ~q
implikasi konvers invers kontraposisi
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
senilai
senilai
∴ Kesimpulan : q
2. Modus Tollens
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : ~ q
∴ Kesimpulan : ~ p
3. Silogisme
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : q⇒r
∴ Kesimpulan : p ⇒ r
Ingkaran kuantor:
Ingkaran Kuantor Cara Baca
~(∀ x, P(x))≅ ∃x, ~P (x) Ada beberapa x bukan P(x)
~(∃x, P(x)) ≅ ∀x, ~P (x) semua x bukan P(x)
BAB
2 PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma.
aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar
sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen
Menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar
dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi
persamaan kuadrat.
invers, sistem persamaan linear, persamaan dan
pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran
dan garis singgungnya,suku banyak, algoritma sisa
dan teorema pembagian, program linear, matriks
dan determinan, vektor,transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
2. Pangkat nol(a0= 1)
3. Pangkat nol(a1= a)
1
4. Pangkat negatif (a–n =
)
an
Merasionalkan penyebut pecahan bentuk
a a b a
1. = x = b
b b b b
a a b− c
2. = x
b+ c b+ c b− c
Sifat-sifat bilangan berpangkat:
1. am x an = am+n
am
2. n = a m − n ; a ≠ 0
a
6. a + b + 2 ab = a + b
7. a + b − 2 ab = a − b
Bentuk logaritma:
Untuk a, x > 0, dan a ≠ 1, berlaku
an = x ⇒ alog x = n
Sehingga,
a0 = 1 ⇒ alog 1 = 0
a1 = a ⇒ alog a = 1
an = an ⇒ alog an = n
Dalam logaritma bilangan pokok (a) harus positif dan tidak boleh sama dengan 1. Sementara
numerus (x) harus positif. Untuk hasil logaritma (n) bebas.
Sifat-sifat logaritma:
Jika a, b, c, > 0 dan m, n ∈ R, dan a, ≠ 1 berlaku:
1. a
log(b x c ) = a log b + a log c
b
2. a
log = a log b − a log c
c
3. a
log b m = m ⋅ a log b
c
log b
4. a
log b = c
log a
n m
7. a log b m = ⋅ a log b
n
a
logb
8. a =b
b
1. x1 + x 2 = −
a
c
2. x1 ⋅ x 2 =
a
D
3. x1 − x 2 =
a
1 1 x1 ± x 2
1. ± =
x1 x 2 x1 x 2
2. x12 ± x 22 = ( x1 + x 2 )2 ± 2 x1 x 2
3. x12 − x 22 = ( x1 + x 2 )( x1 − x 2 )
4. x13 ± x 23 = ( x1 + x 2 )3 3 x1 x 2 ( x1 ± x 2 )
5. x13 ± x 23 = ( x1 + x 2 )4 2( x1 x 2 )2
x1 x 2 x1 ± x 2
6. ± =
x 2 x1 x1 x 2
7. x14 ± x 24 = ( x12 + x 22 )2 − 2( x1 x 2 )2
8. x14 − x 24 = ( x12 + x 22 )4 ( x1 + x 2 )( x1 − x 2 )
BAB
3 PERSAMAAN ATAU FUNGSI
KUADRAT
NO KOMPETENSI INDIKATOR
3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Menyelesaikan masalah persamaan atau fungsi
aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar kuadrat dengan menggunakan diskrimina
sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen
dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi
invers, sistem persamaan linear, persamaan dan
pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran
dan garis singgungnya,suku banyak, algoritma sisa
dan teorema pembagian, program linear, matriks
dan determinan, vektor,transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
2. Fungsi Kuadrat
b D
Fungsi kuadrat f(x) = ax2 + bx + c dengan a ≠ 0 , koordinat titik puncak − , dan grafik
2a 4 a
berbentuk parabola:
b>0
puncak di sebelah kiri sumbu y
a>0
b<0
b puncak di sebelah kanan sumbu y
a<0
berpotongan di dua
D>0
titik (memotong)
berpotongan di satu
D=0
D titik (menyinggung)
tidak berpotongan
D<0
(terpisah)
BAB
4 SISTEM PERSAMAAN LINGKARAN
NO KOMPETENSI INDIKATOR
4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan
aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar dengan sistem persamaan linear.
sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen
dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi
invers, sistem persamaan linear, persamaan dan
pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran
dan garis singgungnya,suku banyak, algoritma sisa
dan teorema pembagian, program linear, matriks
dan determinan, vektor,transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Penyelesaian Sistem Persamaan Linier (SPL) tiga variabel adalah dengan mengubah bentuk SPL tiga
variabel menjadi bentuk SPL dua variabel melalui eliminasi salah satu variabel lalu dilanjutkan dengan
substitusi dua variabel pada SPL dua variabel yang dihasilkan ke salah satu persamaan linear tiga variabel.
BAB
5 PERSAMAAN LINGKARAN
NO KOMPETENSI INDIKATOR
5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan pangkat, Menentukan persamaan lingkaran atau
akar dan logaritma, fungsi aljabar sederhana, fungsi kuadrat, garis singgung lingkaran.
fungsi eksponen dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi
invers, sistem persamaan linear, persamaan dan pertidaksamaan
kuadrat, persamaan lingkaran dan garis singgungnya,suku banyak,
algoritma sisa dan teorema pembagian, program linear, matriks
dan determinan, vektor,transformasi geometri dan komposisinya,
barisan dan deret, serta mampu menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
BAB
6 TEOREMA SISA ATAU TEOREMA
FAKTOR
NO KOMPETENSI INDIKATOR
6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema
aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar sisa atau teorema faktor.
sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen
dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi
invers, sistem persamaan linear, persamaan dan
pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran
dan garis singgungnya,suku banyak, algoritma sisa
dan teorema pembagian, program linear, matriks
dan determinan, vektor,transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema sisa atau teorema faktor.
Bentuk umum suku banyak (polinomial):
f(x) = an xn + an–1xn–1 + an–2xn–2 + ... + a1x + a0,
dengan a ≠ 0 dan n bilangan cacah disebut suku banyak dengan variabel berderajat n.
dimana,
an, an–1, an–2, ..., a1 adalah koefisien suku banyak dari masing-masing xn, xn–1, xn–2, ..., x. a0 disebut suku
tetap.
Nilai suku banyak:
Nilai suku banyak f(x) berderajat n pada saat x adalah f(h).
Cara menghitung nilai suku banyak:
1. Substitusi
2. Pembagian sintetis Horner
Pembagian suku banyak:
f(x) = P(x). H(x) + S
Teorema sisa:
1. Suatu suku banyak f(x) jika dibagi (x – a) maka sisanya = f(a)
2. Suatu suku banyak f(x) jika dibagi (x + a) maka sisanya = f(–a)
BAB
7 KOMPOSISI DUA FUNGSI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar komposisi dua fungsi atau fungsi invers.
sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen
dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi
invers, sistem persamaan linear, persamaan dan
pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran
dan garis singgungnya,suku banyak, algoritma sisa
dan teorema pembagian, program linear, matriks
dan determinan, vektor,transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan komposisi dua fungsi atau fungsi invers.
Fungsi komponen
(f o g)(x) = f (g(x))
(g o f)(x) = g (f(x))
Sifat fungsi komposisi:
Tidak komutatif (f o g)(x) ≠ (g o f)(x)
Assosiatif (f o (g o h))(x) = ((f o g) o h)(x)
Identitas (f o I)(x) = (I o f)(x)
Sifat fungsi komposisi:
Diketahui
(f o g)(x) = 3x + 2 dan
f(x) = 3x– 1:
maka f(x) = ?
(f o g)(x) = 3x + 2
f (g(x)) = 3x + 2
g(x) = 3 x + 3
3
g(x) = x + 1
Diketahui
(f o g)(x) = 3x + 2 dan
g(x) = x –1 :
maka f(x) = ?
(f o g)(x) = 3x + 2
f(g(x)) = 3x + 2
f(x + 1) = 3x + 2
{
munculkan
bentuk (x + 1)
f(x + 1) = 3(x + 1) –1
f(x) = 3(x – 1)
Fungsi Invers:
Invers dari fungsi f di tulis f–1. Artinya kebalikan dari fungsi f
y = f(x) ⇔ x = f –1(y)
Contoh:
y = 3x – 2 ⇔ 3x = y + 2
x = y +2
3
x +2
f –1(x) =
3
Fungsi invers dari fungsi komposisi:
(f o g)–1 (x) ≠ (g–1 o f –1)(x)
((f o g)g–1))(x) = f (x)
((f–1 o (f o g)) (x) = g(x)
(f o g o h)–1 (x) = (h–1 o g–1 o f–1)(x)
BAB
8 PROGRAM LINIER
NO KOMPETENSI INDIKATOR
3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan Menyelesaikan masalah program
logaritma, fungsi aljabar sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen dan linear.
grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi invers, sistem persamaan linear,
persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran dan
garis singgungnya,suku banyak, algoritma sisa dan teorema pembagian,
program linear, matriks dan determinan, vektor,transformasi geometri
dan komposisinya, barisan dan deret, serta mampu menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
x y (x, y)
0 4 (0,4)
6 0 (6,0)
4
Titik uji O (0,0) x
0 6
2x + 3y ≥ 12
2(0) + 3(0) ≥ 12
0 ≥ 12 (salah)
sehingga titik O (0, 0) tidak termasuk dalam daerah himpunan penyelesaian, jadi daerah himpunan
penyelesaian adalah sebelah atas garis 2x + 3y ≥ 12.
Grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Contoh: gambarlah grafik x + 3y ≤ 3, 2x + y ≤ 2, x ≥ 0, y ≥ 0
x + 3y = 3
x ≥ 0, y ≥ 0
5
3x + 4y ≥ 12
3
5x + 3y ≥ 15
x
0 3 4
BAB
9 MATRIKS
NO KOMPETENSI INDIKATOR
3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Menyelesaikan operasi matriks.
aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar
sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen
dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi
invers, sistem persamaan linear, persamaan dan
pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran
dan garis singgungnya,suku banyak, algoritma sisa
dan teorema pembagian, program linear, matriks
dan determinan, vektor,transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Elemen matriks adalah bilangan pada matriks amn artinya elemen matriks pada baris ke-m dan
kolom ke-n.
Ordo matriks adalah banyaknya baris dan kolom pada matriks.
2. Macam-macam matriks
Macam-macam matriks antara lain matriks baris, matriks kolom, matriks persegi, matriks
diagonal, matriks segitiga atas, matriks segitiga bawah, dan matriks identitas.
Determinan matriks
a b
A= ⇒ det( A) = A = ad − bc
c d
Matriks yang tidak memiliki determinan disebut matriks singular.
Sifat determinan:
T
• A = AT + B T
1
• A−1 =
A
• AB = A B
1 1
• ( AB )−1 =
B A
1 −1 −2 9
=
( −5 − 6) −3 5 1
1 −11
=
−11 −22
x 1
y = 2
1
A−1 = Adj ( A)
det( A)
NO KOMPETENSI INDIKATOR
10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Menyelesaikan operasi aljabar beberapa vektor
aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar dengan syarat tertentu.
sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan besar
dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi
sudut atau nilai perbandingan trigonometri sudut
invers, sistem persamaan linear, persamaan dan
antara dua vektor
pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran
dan garis singgungnya,suku banyak, algoritma sisa Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
dan teorema pembagian, program linear, matriks panjang proyeksi atau vektor proyeksi.
dan determinan, vektor,transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
b x
B = by = bx i + by j + bz k
b
z
Panjang Vektor:
A = a2x + a2y + az2
B = bx2 + by2 + bz2
Penjumlah Vektor:
a b a + bx
x x x
A + B = a y + by = a y + by
a b a + b
z z z z
Pembagian vektor A
m
Bila AP : PB = m : n, maka: P
na + mb a P n
P=
m+n b B
0
Perkalian skalar dengan vektor:
a ka
x x
kA = ay = kay
a ka
z z
NO KOMPETENSI INDIKATOR
11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Menentukan bayangan titik atau kurva karena dua
aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar transformasi atau lebih
sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen Menentukan penyelesaian pertidaksamaan eksponen
dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi
atau logaritma
invers, sistem persamaan linear, persamaan dan
pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran dan
garis singgungnya,suku banyak, algoritma sisa dan Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
teorema pembagian, program linear, matriks dan fungsi eksponen atau fungsi logaritma.
determinan, vektor, transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
1. Menentukan bayangan titik atau kurva karena dua transformasi atau lebih.
Tabel matriks transformasi
Transformasi
No Pemetaan Matriks transformasi
geometri
x ′ 1 0 x
y ′ = 0 1 y
I
1 Transformasi identitas ( x , y ) →( x , y )
a T= ()a x ′ 1 0 x a
2 ( x , y )
→( x − a, y − b ) y ′ = 0 1 y + b
b
Translasi oleh
b
Pencerminan Msbx x ′ 1 0 x
3
terhadap sumbu x ( x , y )
→( x , − y ) y ′ = 0 − 1 y
Pencerminan Msby x ′ −1 0 x
4
terhadap sumbu y ( x , y )
→( − x , y ) y ′ = 0 1 y
Pencerminan MO ( 0 ,0 ) x ′ −1 0 x
5 terhadap titik asal O ( x , y )
→( − x , − y ) y ′ = 0 − 1 y
(0,0)
Pencerminan Mx = a x ′ −1 0 x − a a
6
terhadap sumbu x = a ( x , y )
→(2a − x , y ) y ′ = 0 1 y + b
Pencerminan My = a x ′ 1 0 x a
7
terhadap sumbu y = b ( x , y )
→( x ,2b − y ) y ′ = 0 − 1 y − b + b
Pencerminan My = x x ′ 0 1 x
9
terhadap y = x ( x , y )
→( y , x ) y ′ = 1 0 y
Pencerminan My = − x x ′ 0 − 1 x
10
terhadap garis y = - x ( x , y ) →( − y , − x ) y ′ = −1 0 y
M y = mx
Pencerminan ( x , y ) →( x ′ , y ′ ) x ′ cos 2θ sin 2θ x
11 terhadap garis y = mx x ′ = x cos 2θ + y sin 2θ y ′ = sin 2θ − cos 2θ y
dimana m = tan θ
y ′ = x sin 2θ − y cos 2θ
M y = mx
Pencerminan ( x , y ) →( x ′ , y ′ )
x ′ cos 2θ sin 2θ x 0
12 terhadap garis y = mx x ′ = x cos 2θ + ( y − c )sin 2θ = +
+ c dimana m = tan θ y ′ sin 2θ − cos 2θ y − c c
y ′ = x sin 2θ − ( y − c )cos 2θ + c
R [O ,θ ]
D [O , k ] x ′ k 0 x
18 Dilatasi [0, k] ( x , y )
→( x , y ) y ′ = 0 k y
D [P ( a , b ), k ] x ′ k 0 x − a a
19 Dilatasi [P(a,b), k] = +
( x , y )
→( x , y ) y ′ 0 k y − b b
tanda tetap
a
log f ( x ) < a log g( x ),maka f ( x ) < g( x )
Untuk 0< a < 1
a
log f ( x ) > a log g( x ),maka f ( x ) < g( x )
tanda berubah
a
log f ( x ) < a log g( x ),maka f ( x ) > g( x )
BAB
12 BARISAN DAN DERET
NO KOMPETENSI INDIKATOR
12 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan pangkat, Menyelesaikan masalah deret aritmetika.
akar dan logaritma, fungsi aljabar sederhana, fungsi kuadrat,
fungsi eksponen dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi Menyelesaikan masalah deret geometri
invers, sistem persamaan linear, persamaan dan pertidaksamaan
kuadrat, persamaan lingkaran dan garis singgungnya,suku
banyak, algoritma sisa dan teorema pembagian, program linear,
matriks dan determinan, vektor,transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta mampu menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
13 Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang Menghitung jarak dan sudut antara dua objek (titik,
melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang. garis dan bidang) di ruang dimensi tiga.
1. Menghitung jarak dan sudut antara dua objek (titik, garis dan bidang) di ruang.
a. Garis tegak lurus bidang
Sebuah garis tegak lurus pada sebuah bidang jika garis itu tegak lurus pada setiap garis di
bidang itu.
g
m
α k
A'
A'
α
A'
g'
g
θ
β
Catatan:
Pada saat menentukan jarak, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat garis-garis
bantu sehingga terbentuk sebuah segitiga sehingga jarak yang ditanyakan akan dapat dengan
mudah dicari.
Catatan:
Pada saat menentukan sudut, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan titik
potong antara dua obyek yang akan dicari sudutnya, kemudian buat garis-garis bantu sehingga
terbentuk sebuah segitiga.
BAB
14 TRIGONOMETRI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
14 Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, Menyelesaikan masalah geometri dengan menggunakan
identitas dan rumus trigonometri dalam pemecahan aturan sinus atau cosinus
masalah. Menyelesaikan persamaan trigonometri.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai
perbandingan trigonometri yang menggunakan rumus
jumlah dan selisih sinus, kosinus dan tangen serta
jumlah dan selisih dua sudut.
x
Perbandingan trigonometri Menentukan besar sudut
y 3
sin θ = sin θ =
r y r 5 3 5
x 3
θ cos θ = θ θ = sin−1 θ
r 5
x 4
y 3
tan θ = dibaca : antisin dari
x 5
Berdasarkan tabel trigonometri diperoleh:
θ = 36, 87° = 36°52' ≈ 37°
sin θ 1
tan θ = sec θ =
cos θ cos θ
cos θ 1 1
cot θ = = csc θ =
sin θ tan θ sin θ
sin(–θ) = –sin θ
cos2θ + 1 = cot2 θ cos(–θ) = cos θ
tan(–θ) = – tan θ
c. Perbandingan trigonometri kuadran I
θ° sin θ cos θ tan θ
0° 0 1 0
1 1 1 30°
30° 3 3 2 3 45° 2
2 2 3 1
1 1 60° 45°
45° 2 2 1 1
2 2
1 1
60° 3 3
2 2
90° 1 0 ∞
B C B
a a
satu sisi dan dua sudut dua sisi dan satu sudut di depannya
b. Aturan kosinus
a2 = b2 + c2 – 2bc cos A
b2 = a2 + c3 – 2ac cos B
c2 = a2 + b2 – 2ab cos C
Aturan kosinus dipakai jika diketahui:
c b c
B
a a
sisi-sisi-sisi sisi-sudut-sisi
Luas segitiga
Luas segitiga jika diketahui:
c b
t
a
a sisi-sisi-sisi
alas – tinggi L = s( s − a)( s − b )( s − c )
1
L = (a x t ) 1
2 dimana s = (a + b + c )
2
B
b
C C
a a
sisi-sudut-sisi satu sisi dan dua sudut
1 1 a2 sin B + sin C
L= ab sin C L=
2 2 sin A
c. Sudut setengah
1− cos2 A
sin A =
2
1+ cos2 A
cos A =
2
1− cos2 A sin A 1− cos2 A
tan A = = =
1+ cos2 A 1+ cos2 A sin A
BAB
15 LIMIT
NO KOMPETENSI INDIKATOR
15 Memahami konsep limit, turunan dan integral Menghitung nilai limit fungsi aljabar dan fungsi
dari fungsi aljabar dan fungsi trigonometri, trigonometri
serta mampu menerapkannya dalam pemecahan
masalah.
0 ∞
Limit fungsi aljabar bentuk tak tentu (bentuk , , ∞ − ∞)
0 ∞
Jika diketahui f(x) dan f(a) tidak terdefinisi, maka harus diuraikan sehingga didapatkan bentuk
tertentu, antara lain dengan cara:
0
a. Limit bentuk
0
Disederhanakan melalui pemfaktoran masing-masing pembilang dan penyebut, lalu coret fak-
tor yang sama, lalu substitusikan nilai x→ a.
f (x) ( x − a )P ( x ) P( x ) P(a)
lim = lim = lim =
x → a g( x ) x → a ( x − a )Q( x ) x → a Q( x ) Q( b )
Jika bentuk limit memuat bentuk akar, maka kalikan dengan bentuk sekawan akar dulu, lalu
difaktorkan.
∞
b. Limit bentuk
∞
Membagi pembilang dan penyebut dengan variabel pangkat tertinggi.
∞ , jika m > n
a1 x m + a2 x m −1 + a1
lim = , jika m = n
x →∞ b x n + b x n −1 +
1 2 b1
0, jika m < n
Secara umum:
−∞ , jika a > p
b − q
lim ax 2 + bx + c − px 2 + qx + r = , jika a = p
x →∞
2 a
+∞ , jika a < p
lim f ( x )
x →a
Substitusi x = a
ke f(x) Bentuk tak tentu
Hasil? 0 ∞
, , ∞ − ∞ ,
0 ∞
Diuraikan
Bentuk tertentu
a 0 0
, = 0, = ∞
b k k
Selesai
b. Limit bentuk (∞ – ∞)
0
Mengubahnya menjadi bentuk , lalu diselesaikan menggunakan sifat identitas trigonometri.
0
c. Limit bentuk (0 . ∞)
0
Mengubahnya menjadi bentuk , lalu diselesaikan menggunakan sifat identitas trigonometri.
0
NO KOMPETENSI INDIKATOR
16 Memahami konsep limit, turunan dan integral dari Menyelesaikan soal aplikasi turunan fungsi.
fungsi aljabar dan fungsi trigonometri, serta mampu
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
BAB
17 INTEGRAL
NO KOMPETENSI INDIKATOR
17 Memahami konsep limit, turunan dan integral dari Menentukan integral tak tentu dan integral tentu
fungsi aljabar dan fungsi trigonometri, serta mampu fungsi aljabar dan fungsi trigonometri
menerapkannya dalam pemecahan masalah. Menghitung luas daerah dan volume benda putar
dengan menggunakan integral.
1. Menentukan integral tak tentu dan integral tentu fungsi aljabar dan fungsi
trigonometri.
Integral merupakan lawan dari turunan, yaitu cara untuk menemukan fungsi asal F(x) jika
diketahui fungsi turunannya f(x) .
F ′( x ) = f ( x ) → ∫ f ( x ) dx = F ( x ) + c
n +1
Integral tak tentu fungsi trigonometri
∫ sin x dx = − cos x + c
∫ cos x dx = sin x + c
∫ sec x dx = tan x + c
2
∫ cosec x dx = − cot x + c
2
∫ k f ( x ) dx = k ∫ f ( x ) dx
∫ k f ( x ) ± g( x ) dx = ∫ f ( x ) dx ± g( x ) dx
1
(u( x ))n+1 + c
=
n +1
Metode integral substitusi trigonometri
Jika pada soal memuat bentuk berikut:
a2 − x 2 → x = a sinθ
a2 + x 2 → x = a tanθ
x 2 − a2 → x = a sec θ
∫ u dv = uv − ∫ v du
Integral tertentu fungsi aljabar dan fungsi trigonometri
b
y x=a x=b
y x = g(y) x = f(y)
x=a x=b 2 1
b
x
L = − ∫ f ( x ) dx
d
y=d
L = ∫ f ( y ) − g( y ) dy
a
y=c b
y = f(x) x
V = π ∫ (f ( x )) dx
2
x a
x = f(y) y
d
y = d L = − f ( y ) dy
y=c c
∫ x=a x=b
x
Volume benda putar mengelilingi sumbu y
y y
y = f(x)
x = f(y)
b c
y=d d
L = − ∫ f ( x ) dx + ∫ f ( x ) dx V = π ∫ (f ( y )) dy
2
x=c a b
y=c c
x=b
x=a x
x
y= c
x
d
x=a x=b
V = π ∫ (f ( x )) − (g( x )) dx
2 2
b
c
V = π ∫ (f ( x )) − (g( x )) dx
2 2
a
3. Menghitung ukuran pemusatan dari data dalam bentuk tabel, diagram atau
grafik.
Mean (Nilai rata-rata)
x=
∑ fi x i
∑ fi
dengan
fi = frekuensi untuk xi yang sesuai
Xi = data ke i
x = xs +
∑ f d , dimana d = x − x
i i
∑f
i s i
i
x = xs +
∑ f u c , dimana u = x − x
i i s i
∑f
i
i c
dengan
Xs = rataan sementara
di = deviasi rataan dari Xs
dengan
Tb = Tepi bawah kelas median
n = banyak seluruh data
fk = jumlah frekuensi sebelum kelas median
c = panjang kelas
Kombinasi adalah pola pengambilan yang tidak memperhatikan urutan (AB = BA)
n!
n Cr =
(n − r )! r !
NO KOMPETENSI INDIKATOR
18 Mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, Menghitung ukuran pemusatan atau ukuran letak
serta mampu memahami kaidah pencacahan, dari data dalam bentuk tabel, diagram atau grafik.
permutasi, kombinasi, peluang kejadian dan mampu
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan
menggunakan kaidah pencacahan, permutasi atau
kombinasi
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peluang suatu kejadian.
BAB
KELAS X
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Memahami prinsip-prinsip mengukuran besaran Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menen-
fisika secara langsung dan tidak langsung dengan tukan hasil pengukuran dengan memperhatikan aturan
cermat, teliti dan objektif. angka penting.
Menentukan resultan vektor dengan berbagai cara.
Pengukuran
Pengukuran di dalam fisika adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu satuan
1. Jangka Sorong
Ketelitiannya 0,1 mm atau 0.01 cm. Jangka sorong dapat mengukur diameter cincin, diameter
bagian dalam sebuah pipa.
Hasil pengukuran jangka sorong : ( x ± ∆x )
Dimana x = hasil pengukuran
∆x = nilai ketidakpastian jangka sorong = 1 x skala terkecil = 0,005 cm
2
Contoh:
Hitunglah diameter silinder alumunium pada gambar berikut!
Skala Utama
Skala Noninus
2. Mikrometer Skrup
Mikrometer memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup berguna untuk
mengukur mengukur ketebalan plat, diameter kawat dan onderdil kendaraan yang berukuran
kecil.
1
∆x = nilai ketidakpastian jangka sorong, = x skala terkecil = 0,005 mm
2
Contoh:
Jawab
1. Langkah Pertama.
Menentukan skala utama, terlihat pada skala 1,5 mm.
2. Langkah kedua.
Untuk skala putar, garis yang sejajar dengan skala utama adalah 0,29 mm.
3. Langkah ketiga.
Menjumlah skala utama dan skala putra. 1,5 mm + 0,29 mm = 1,79 mm.
Jadi, hasil pengukuran diameter kawat adalah 1, 79 mm atau ( 1,790 ± 0,005 ) mm.
C. Angka Penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran.
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting. (12,34 cm memiliki 4 angka penting)
2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol adalah angka penting.(102 cm memiliki 3
angka penting )
3. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol, baik sebelum atau sesudah tanda
koma adalah bukan angka penting. ( 0,018 cm memiliki 2 angka penting )
4. Untuk bilangan yang besar yang memiliki deretan angka nol disebelah kanan angka bukan
nol, di tulis dalam bentuk notasi ilmiah. Hal ini agar dapat ditentukan apakah angka-angka nol
tersebut merupakan angka penting atau bukan. (2,5 x 105 m, memiliki 2 angka penting).
D. Vektor
1. Penjumlahan Vektor
a. Resultan vektor secara grafis dengan metode poligon dan jajaran genjang.
B R=A+B+C B
R=A+B
A
C B
45° A 45° A
poligon jajaran genjang
z j
i × j = k j × i = -k
j×k=i k × j = -i
k×i=j i × k = -j
i x
z k i×i=j×j=k×k=0
Dimana
vektor A = Ax i + Ay j + Az k, dan B = Bx i + By j + Bz k
AxB i
i
k B
A
-j BxA
k i B
Cara Praktis
a = x i + y j + zk b = pi + q j + r k
→→
a×b = i j k i j
x y z x y
p q r p q
a × b = (y.r–q.z)i – (x.r–z.p) j + (x.q–y.p) k
BAB
2 KINEMATIKA GERAK
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2 Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam Menentukan besaran-besaran fisis gerak lurus, gerak
cakupan mekanika benda titik, benda tegar, usaha, melingkar beraturan, atau gerak parabol
kekekalan energi, elastisitas, impuls, momentum
dan masalah Fluida.
• Kecepatan rata-rata
∆x
Kecepatan rata-rata adalah perpindahan yang ditempuh terhadap selang waktu v = , dimana
∆t
v : kecepatan rata-rata (ms-1 )
∆x : x akhir − x awal = perpindahan (m), ∆t : Perubahan waktu (sekon)
Äv v t − v 0
a= =
Ät Ät
3. v t 2 = v o 2 + 2as
vt + v0
4. s= ⋅t
2
Keterangan:
s = jarak yang ditempuh ( m )
v0 = kecepatan mula-mula (m/s ),
vt = kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2 )
t = selang waktu ( s )
h = tinggi (m)
Keterangan:
v t = v o − gt vt = kecepatan setelah t sekon (m/s)
1 vo = kecepatan awal (m/s)
h = v o t − gt 2
2
t = waktu (s)
Gerak vertikal v t = v o − 2gh
2 2
Keterangan:
v t = v o + gt
vt = kecepatan setelah t sekon (m/s)
1
Gerak vertikal h = v o t + gt 2 vo = kecepatan awal (m/s)
2
ke bawah v t 2 = v o 2 + 2gh t = waktu (s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi (m)
Keterangan:
θ = sudut yang ditempuh ( radian )
v = kecepatan linier ( m/s )
ω =kecepatan anguler (sudut) ( rad/s )
f = frekuensi ( Hz ), T = Periode ( s )
r = jari-jari lingkaran (m )
as = percepatan sentripetal (m/s2 )
s = jarak atau panjang lintasan ( m )
2π radian = 360°
1 radian (rad) = 57,30.
Keterangan:
θ = sudut yang ditempuh (radian)
ωo = kecepatan sudut awal (rad/s)
ωt = kecepatan sudut akhir (rad/s)
α = percepatan sudut (rad2/s)
at = percepatan tangensial
Nama Rumus
Dua roda sepusat
ù A=ùB
VA VB
=
RA RB
v A = vB
ù A .RA = ù B RB
v A = vB
ù A .RA = ù B RB
BAB
3 DINAMIKA GERAK
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2 Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam Menentukan berbagai besaran dalam hukum Newton dan
cakupan mekanika benda titik, benda tegar, usaha, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
kekekalan energi, elastisitas, impuls, momentum
dan masalah
Fluida.
A. Hukum-Hukum Newton
• Gaya dapat berupa dorongan atau tarikan yang bekerja pada sebuah benda.
• Pengaruh gaya terhadap benda yaitu dapat merubah arah gerak benda dan kecepatan benda,
menyebabkan perubahan bentuk benda.
1. Hukum I Newton
Resultan gaya pada benda sama dengan nol, ∑F = 0 maka benda akan tetap diam atau bergerak
lurus beraturan. Hukum I Newton disebut juga sebagai hukum kelembaman/inersia (malas/inert
untuk berubah dari keadaan awal). Contoh ketika mobil yang kita tumpangi direm mendadak,
maka kita akan terdorong ke depan.
2. Hukum II Newton
Percepatan suatu benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja pada benda dan ber-
banding terbalik dengan massa benda.
ΣF
a= , ∑F = resultan gaya , m = massa benda , a= percepatan benda.
m
3. Hukum III Newton
Hukum III Newton mengungkapkan bahwa gaya-gaya aksi dan reaksi oleh dua buah benda
pada masing-masing benda adalah sama besar dan berlawanan arah. Syarat pasangan aksi-
reaksi yaitu: bekerja pada dua benda, gaya sama besar dan berlawanan arah. Hukum aksi-reaksi,
hukum III Newton dirumuskan:
Σ Faksi = - Σ Freaksi.
2. Gaya Gesekan
Gaya gesekan benda muncul akibat gaya tarik antara benda itu dengan permukaan tempat
benda bergeser. Ada dua jenis gaya gesekan.
a. Gaya gesekan kinetis adalah gaya gesekan yang timbul pada saat benda sedang bergerak.
b. Gaya gesekan statis adalah gaya gesekan dimana benda tepat akan bergerak. (benda
diam).
• Gaya gesekan yang menguntungkan
Contoh:
Gaya gesekan antara kaki dengan lantai, gaya gesekan antara kaki pemanjat tebing dan
dinding tebing, gaya gesekan antara roda dengan permukaan jalan, gaya gesekan antara
ballpoint dengan kertas dan rem pada kendaraan mobil atau motor.
• Gaya gesekan yang merugikan
Contoh:
Gesekan antara putaran as dengan mesin, gesekan antara roda kereta api dengan rel
yang menghambat laju kereta, gesekan udara dengan body mobil yang dapat meng-
hambat laju mobil.
C. Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal merupakan gaya yang bekerja pada benda bergerak melingkar dan arahnya
selalu menuju pusat lingkaran atau arah radial.
Gaya sentripetal
v2
Fs = m = m ω2 R
R
Percepatan sentripetal
v2
as = = ω2 R
R
Keterangan:
Fs = gaya sentripetal (N)
m = massa (kg)
R
ΣF = m.as
Pada titik A
ΣFA = m.as
T+W=m v
2
R
Pada titik B
ΣFA = m.as
v2
T–W=m R
Pada titik A
ΣFA = m.as
W
N+W=m v
2
R
Pada titik B
ΣFB = m.a
v2
N–W=m R
W
Benda m2 Benda m1
ΣF = m2 .a ΣF = m1 .a
w2 – T = m2 .a w1 – T = m1 .a
Benda A Benda B
Σ F = mA .a Σ F = mb .a
F – NB = mA .a NB = mA .a
5. Bidang miring
ΣF = m.a
w sin θ = m.a
m.g sin θ = m a
ΣF F −f
a = = X k
m m
BAB
4 ALAT OPTIK
NO KOMPETENSI INDIKATOR
3 Menerapkan prinsip kerja alat optik Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuan-
titatif
Menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-
hari.
A. Mata
1. Bagian-bagian Mata
• Kornea mata berfungsi menerima rangsang cahaya dan melindungi bagian-bagian mata yang
berada di dalam.
• Aquaemous humor berfungsi membiaskan cahaya yang masuk mata.
• Pupil berfungsi mengatur cahaya yang masuk.
• Iris berfungsi juga memberi warna pada mata.
• Retina merupakan tempat terbentuknya bayangan benda. Pembentukan bayangan benda
pada retina bersifat nyata, terbalik dan diperkecil.
100
Rumus kaca mata rabun jauh, P = − dioptri ,
PR
P = kuat lensa, PR = titik jauh mata rabun jauh
b. Rabun dekat (Hipermetropi)
Rabun dekat adalah rabun mata yang tidak dapat melihat dengan jelas pada titik dekat
normal, agar dapat normal membutuhkan kaca mata lensa positif atau cembung.
100
Rumus kaca mata rabun dekat: P = 4 − dioptri ( D ) PP adalah titik dekat
PP
B. Kamera
Untuk mengambil gambar suatu obyek, tempat, atau peristiwa orang biasanya menggunakan
kamera.
Perbesaran Mikroskop ( M )
fok
1. Perbesaran total Mtotal = Mob x Mok,
2fob fob fob
2. Perbesaran mata tidak berakomodasi.
′
SOB Sn
M= × , dimana Sn = 25 cm, S’OK= - ~
SOB fOK
d = s’OB + f OK
fok fok
S′ Sn
M = OB × + 1 × (+ 1) , S’OK = -25 cm 2fob fob fob
SOB fOK
E. Teropong
Teropong adalah alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda yang letaknya
sangat jauh sehingga tampak lebih jelas.
( fob > fok)
1. Teropong bintang
a. Perbesaran mata tidak berakomodasi
fob
M= dan d = fob + fok
fok
fob
M= dan d = fob + Sok
Sok
1 1 1
S ’ OK = Sn = − 25 cm, S ’ OK = Sn = − 25 cm, + '
=
sOK sOK fOK
3. Teropong panggung atau teropong Galilei
Terdiri dari lensa objektif (cembung) dan lensa okuler (cekung)
a. Perbesaran mata tidak berakomodasi.
fob
M= dan d = fob − fok dan d = fob − fok
fok
d = fob – fok
fOK = bernilai negatif (lensa cekung)
fob
b. Perbesaran mata berakomodasi maksimum fok
fob
M= dan d = fob + Sok
Sok S'ob = fob
1 1 1
S ’ OK = Sn = − 25 cm, + '
=
sOK sOK fOK
BAB
5 SUHU DAN KALOR
NO KOMPETENSI INDIKATOR
4 Memahami konsep kalor dan prinsip konservasi Menentukan pengaruh kalor terhadap suatu zat,
kalor, serta sifat gas ideal, dan perubahannya perpindahan kalor atau asas Black dalam pemecahan
yang menyangkut hukum termodinamika dalam masalah.
penerapannya pada mesin kalor.
A. Termometer
Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler untuk membuat termometer adalah
1. Raksa tidak membasahi dinding kaca
2. Raksa merupakan penghantar panas yang baik
3. Kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah
suhunya
4. Jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya – 39 °C dan titik didihnya 357 °C.
5. Untuk mengukur suhu yang sangat rendah biasanya digunakan Termometer alkohol . Titik
beku alkohol -114°C dan titik didihnya 78°C.
6. Penetapan titik tetap bawah berdasarkan pada suhu ketika es melebur dan penetapan titik
tetap atas adalah suhu saat air mendidih. Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala
beberapa thermometer.
Keterangan:
Xa = titik tetap atas thermometer X
Xb = titik tetap bawah thermometer X
tx = suhu pada thermometer X
Ya = titik tetap atas thermometer Y
Yb = titik tetap bawah thermometer Y
ty = suhu pada thermometer Y
3. Azas Black
Azas Black menyatakan “Jika dua benda yang berbeda suhunya dicampur maka benda yang
suhunya lebih tinggi akan melepas kalor yang jumlahnya sama dengan kalor yang diserap
oleh benda yang suhunya lebih rendah.”
Secara matematis azas blak dapat ditulis:
Qlepas = Qserap
C. Pemuaian
Pemuaian adalah perubahan ukuran suatu benda, baik panjang, luas atau volume benda aki-
bat kenaikan suhu.
1. Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat dibedakan tiga macam yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas dan pe-
muaian volume.
a. Pemuaian panjang, rumusnya:
∆L = α Lo.∆T
∆L
α=
Lo.∆T
L = Lo(1+ α .∆T )
Keterangan:
Ao = Luas benda mula-mula (cm2 )
A = luas benda setelah pemuaian (cm2 )
∆A = A - Ao = pertambahan luas benda akibat pemuaian (cm2 )
β = koefisien muai luas ( o C-1 atau K -1 )
∆T = T - To = kenaikan suhu ( o C atau K)
c. Pemuaian volume, rumusnya:
∆V = γ .Vo.∆T
∆V
γ = dan γ = 3α
Vo.∆T
V = Vo(1+ γ .∆T )
Keterangan:
Vo = Volume benda mula-mula (cm3 )
V = Volume benda setelah pemuaian (cm3 )
∆V = V - Vo = pertambahan volume benda akibat pemuaian (cm3 )
γ = koefisien muai volume ( o C-1 atau K -1 )
∆T = T - To = kenaikan suhu ( o C atau K)
Hukum Boyle-Gay P1 P2
=
Lussac T1 T2
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai teknologi industri yang menggunkan prinsip
pemuaian zat.
Contoh:
- Pemasangan kaca jendela rumah dibuat agak longgar
- Pemasangan sambungan rel kereta api dan jembatan
- Pemasangan bingkai besi pada roda pedati
- Pemasangan jaringan listrik dan telepon
- Keping Bimetal
D. Perpindahan Kalor
Kalor berpindah melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Perpindahan kalor yang melalui zat perantara tanpa diikuti perpindahan bagian-bagian zat
tersebut. Jumlah kalor yang berpindah melalui zat tiap sekon disebut laju perpindahan kalor
Q
( ).
t
Dirumuskan
Q kA∆T
=
t l
Keterangan:
Q
= Laju perpindahan kalor (J/s)
t
k = konduktivitas termal bahan (w/mK)
A = Luas penampang bahan (m2)
∆T = (T2 –T1) =Perbedaan suhu ujung-ujung logam (K)
l = Panjang atau tebal bahan (m)
Contoh perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor pada seterika dan solder.
BAB
6 LISTRIK DINAMIS
NO KOMPETENSI INDIKATOR
5 Memahami konsep dan prinsip kelistrikan dan Menentukan besaran-besaran listrik pada suatu rangkaian
kemagnetan dan penerapannya dalam berbagai berdasarkan hukum Kirchhoff.
penyelesaian masalah.
Nilai hambat jenis dan hambatan suatu penghantar dipengaruhi kenaikan suhu
r t = r 0 (1+ a ∆t ) dan Rt = R0 (1+ a ∆t )
Keterangan:
ρt = hambat jenis bahan pada suhu t Rt = hambatan penghantar pada suhu t
ρo = hambat jenis bahan mula-mula Ro = hambatan penghantar mula-mula
α = koefisien suhu ∆t = kenaikan suhu
C. Hukum Ohm
Seorang ahli fisika dari jerman George Simon Ohm menyelidiki besar kuat arus listrik yang mengalir
pada suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial ujung-ujung penghantar
tersebut.
V =I xR
Keterangan:
V = beda potensial (Volt )
I = kuat arus listrik (ampere)
R = hambatan penghantar/resistor (ohm), Ω = dibaca omega
D. Hukum Kirchhoff
1. Hukum I Kirchhoff
Dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus yang masuk titik cabang sama dengan
jumlah kuat arus yang meninggalkan titik cabang tersebut.
I3 L2
L3
Hukum II Kirchhoff
∑ ε + ∑ ( I .R ) = 0
Perhatikan, tinjau arah loop dari ABCDA, maka;
∑ ε + ∑ ( I .R ) = 0
(-ε1 – ε2 + ε3) + I(R1+ r1+ R2+ r2 + R4 + r3) = 0
Rs = R1 + R2 + R3 + ... + Rn I1 = I2 = I3
1 1 1 1 1
= + + + ... +
Rp R1 R2 R3 Rn
1 I
Rs = RA n=
(n − 1) IA
Keterangan:
IA = kuat arus maksimum/batas arus ampermeter
Is = kuat arus hambatan Shunt
I = kuat arus yang diukur
Rs = hambatan shunt
RA =hambatan ampermeter.
V
Rm = RG (n − 1) n =
VG
Keterangan:
Rm= hambatan muka yang dipasang seri dengan galvanometer
RG= hambatan galvanometer / voltmeter
VG = batas ukur / beda potensial maksimum pada galvanometer/voltmeter
V = beda tegangan yang diukur
Keterangan:
W = energi listrik (joule), V = beda potensial listrik (V)
I = kuat arus listrik (A) P = daya listrik (watt )
R = hambatan listrik (ohm) t = lama waktu (sekon)
Peralatan yang digunakan untuk mengukur besarnya penggunaan energi listrik dari PLN ada-
lah kWh meter. Satuan energi listrik selain joule juga dapat dinyatakan dalam KWh = kilowatt
jam atau kilowatt hour (kWh).
1 kWh = (1 kW) x (1 jam) =3.600.000 Ws = 3,6 x 106 J
2. Daya Listrik
Daya listrik (P) dinyatakan sebagai besarnya energi listrik tiap satuan waktu. Secara matematis
daya dapat ditulis;
BAB
7 GELOMBANG ELEKTROMAGNET
NO KOMPETENSI INDIKATOR
6 Menganalisis konsep dan prinsip gelombang, optik Menentukan ciri-ciri dan besaran fisis pada gelombang.
dan bunyi dalam berbagai penyelesaian masalah
dan produk teknologi. Menjelaskan berbagai jenis gelombang elektromagnet serta
manfaat atau bahayanya dalam kehidupan sehari-hari.
Keterangan:
λ = panjang gelombang (m)
f = frekuensi gelombang (Hz)
c = cepat rambat cahaya = 3 x 108 m/s,
BAB
KELAS XI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2 Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak
cakupan mekanika benda titik, benda tegar, usaha, parabola dengan menggunakan vektor
kekekalan energi, elastisitas, impuls, momentum
dan masalah Fluida.
r
P2
P2
P1
P1
O
t
Vektor perpindahan dari P1 ke P2
Persamaan Vektor posisi r dan Vektor perpindahan ∆r suatu benda pada bidang dapat dinya-
takan dengan persamaan umum
• Vektor posisi r=xi+yj
• Vektor perpindahan Δ r = Δxi + Δyj
2. Vektor Kecepatan Rata-rata, Kecepatan Sesaat, Posisi partikel dari persamaan Kecepatan
a. Kecepatan Rata-rata
• Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perpindahan terhadap selang waktu
perpindahan.
• Vektor kecepatan rata-rata v = v x i + v y i = v x i + v y j , dimana
∆x ∆y ∆x ∆y
v= , vy = , ∆t = t 2 − t1 = , v yy = , ∆t = t2 − t1
∆t ∆t ∆t ∆t
vy
• Arah vektor kecepatan rata-rata θ , tan θ =
vx
b. Kecepatan Sesaat
x →
v2
P2
→
v1
o P1 t
Kecepatan sesaat merupakan kecepatan rata-rata untuk selang waktu Δt yang mendekati nol
dan dirumuskan dengan:
∆x dr
v = lim v = atau v =
∆t → 0 ∆t dt
Kecepatan sesaat juga merupakan turunan pertama dari sebuah persamaan fungsi terhadap
waktu
vY
• Arah vektor kecepatan sesaat θ, tan θ =
vX
3. Vektor Percepatan rata-rata, percepatan sesaat dan menentukan vektor kecepatan dari
persamaan percepatan
Percepatan rata-rata suatu partikel adalah perubahan kecepatan yang dialami partikel dalam
selang waktu tertentu
Vektor percepatan rata-rata
∆v X ∆vY
a = ax i + ay j , dimana ax = ay =
∆t ∆t
Besar percepatan rata-rata
a = aX 2 + aY 2
a = aX 2 + aY 2
Menentukan vektor kecepatan dari persamaan Vektor percepatan suatu fungsi terhadap t.
Persamaan vektor kecepatan dapat ditentukan dengan mengintralkan persamaan vektor percepa-
tan, sehingga persamaan vektor kecepatan
v = vX i + vY j
vX = v = v0X +
∫ a dt
X
vY = v = v0Y + ∫ a dt
y
B. Gerak Parabola
Gerak parabola merupakan perpaduan dua gerak yaitu gerak mendatar dengan kecepatan
tetap (GLB ) tanpa percepatan (a X = 0) dan gerak vertikal yang merupakan gerak berubah be-
raturan (GLBB) dengan percepatan tetap (aY = g).
y (m)
yo titik tertinggi
vay
x(m)
θ
0 vDX titik
terjauh
Lintasan gerak parabola dengan letak titik tertinggi dan terjauh serta komponen kecepatan
yang bekerja pada benda
Persamaan posisi:
x = v0 cos α. t
1
y = vo .sin θ . t – .g .t 2
2
Vektor posisi
r=xi+yj
Besar kecepatan
v = v X 2 + vY 2
Arah kecepatan θ
v
tan θ = Y
vX
Vektor kecepatan
v = vX i + vY j
Ketika benda mencapai titik tertinggi vy = 0, maka waktu untuk mencapai titik tertinggi
v sinα
tP = 0
g
xMAX = v0 cos α. tp
= v 0 2 sin 2α
2g
y MAX = vo .sin θ . tp – ½ .g .tp 2
2 2
= v 0 sin a
2g
α1
α2
X
Ketika benda mencapai titik mendatar terjauh y = 0, dan waktu untuk mencapai jarak menda-
tar terjauh atau jatuh kembali ke tanah tJ = 2. tP, dimana tJ = tu (lamanya benda di udara). Jarak
mendatar terjauh x Jauh = 2 xMAX dengan sudut elevasi α = 450
Pasangan sudut elevasi (α1 dan α2 ) akan mencapai jarak mendatar terjauh yang sama jika α1
+ α2 = 900
1. Posisi Sudut
Di dalam gerak melingkar besarnya sudut berubah menurut fungsi waktu t, sehingga posisi
benda atau partikel dituliskan dengan persamaan posisi sudut. Misalnya suatu partikel bergerak
melingkar dengan posisi sudut dinyatakan dengan persamaan θ = (2 t2 + 2 t + 3 ) radian.
0 0
1 radian = 360 = 360 = 57,3
2p 6,28
360°
p= = 180°
2
2. Kecepatan Sudut
Kecepatan sudut rata-rata di definsikan sebagai hasil bagi perpindahan sudut dengan se-
∆q
lang waktu yang ditempuh ω =
∆t dθ
Kecepatan sudut sesaat merupakan turunan pertama dari posisi sudut ω =
dt
Menentukan posisi sudut θ dari persamaan fungsi kecepatan sudut
Posisi sudut θ suatu fungsi dapat juga ditentukan dari pengintegralan persamaan kecepatan
sudut dengan rumus: θ = θ0 + ∫ ω t dt
BAB
KELAS XI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam Menentukan berbagai besaran dalam hukum Newton dan
cakupan mekanika benda titik, benda tegar, usaha, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
kekekalan energi, elastisitas, impuls, momentum
dan masalah Fluida.
A. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi atau gaya tarik-menarik sebanding massa masing-masing benda dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda, dan dirumuskan:
m1.m2
F = G
r2
Keterangan:
F = gaya tarik-menarik antara kedua benda (N)
m1 = massa benda 1 (kg)
m2 = massa benda 2 (kg)
r = jarak kedua benda (m)
G = tetapan gravitasi Universal
= 6,672 x 10-11 N.m2/kg2.
α α α
B. Medan Gravitasi
Medan gravitasi merupakan percepatan gravitasi dari suatu benda di sekitar suatu benda atau planet.
Adapun besar medan gravitasi atau percepatan gravitasi dirumuskan :
M
g = G
r2
Keterangan:
g = medan gravitasi atau percepatan gravitasi (m/s2)
G = tetapan gravitasi universal (6,672 x 10-11 N.m2/kg2)
M = massa dari suatu planet atau benda (kg)
r = jarak suatu titik ke pusat planet atau pusat benda (m)
2 2
gB RA R
= =
gA RB R + h
2
g1 M2 R
= x 2
g2 M1 R1
g1, M1, R1 = percepatan gravitasi, massa, jari-jari pada planet pertama.
g1, M1, R1 = percepatan gravitasi, massa, jari-jari pada planet kedua.
m v2
Selama Satelit yang bergerak mengorbit bumi berlaku gaya sentripetal = gaya gravitas
mM r
G 2B ,
r
GMB
sehingga v = = gr
r
Keterangan:
v = kecepatan orbit planet, MB = Massa bumi
g = percepatan gravitasi di permukaan bumi.
r = jarak satelit dari pusat bumi, h = tinggi satelit dari permukaan bumi.
C. Hukum-Hukum Kepler
1. Hukum I Kepler
Semua planet bergerak pada lintasan elips mengitari Matahari dengan Matahari berada di
salah satu fokus elips.
Matahari
planet
2. Hukum II Kepler
Suatu garis khayal yang menghubungkan Matahari dengan palnet, menyapu luas juring yang
sama dalam selang waktu yang sama.
Matahari
planet
Dalam waktu yang sama, luas juring
yang disapu juga sama
BAB
3 ELASTISITAS DAN GERAK
HARMONIS SEDERHANA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2 Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam Menjelaskan pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan
cakupan mekanika benda titik, benda tegar,usaha, atau menentukan besaran-besaran terkait pada konsep
kekekalan energi, elastisitas,impuls, momentum elastisitas.
dan masalah Fluida.
A. Elastisitas Bahan
1. Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik yang dialami benda s dengan luas
penampangnya atau dirumuskan dengan:
F
σ = dimana σ = tegangan (N/m2),
A
dimana F = gaya (N), A= luas penampang (m2) dan luas lingkaran = π.r2 = ¼ .π.d2
2. Regangan
Regangan adalah hasil bagi antara pertambahan panjang dibanding dengan panjang mula-
mula dan dirumuskan:
∆
e= ,
o
dimana e = regangan, ∆l = pertambahan panjang (m) , l0 = panjang mula-mula (m)
4. Hukum Hooke
Berkaitan dengan sifat elastisitas suatu bahan, menurut Hooke hubungan antara pertambahan
panjang dengan gaya yang diberikan pada pegas dapat dirumuskan:
x y
m y-0
m
F
Berdasarkan modulus elastis, tetapan gaya k suatu benda elastis dapat tentukan
F F F . o F EA EA
k= = , karena E = atau = jadi k =
∆X ∆l A. ∆ ∆l lo lo
a b c
Simpangan dari pegas, dapat digambarkan dalam suatu fungsi sinusoida. Jika pada posisi
awal, titik yang melakukan getaran harmonik sederhana pada sudut awal θo, maka persamaan
simpangannya dapat dinyatakan menjadi:
y = A sin (θ +θo)
y = A sin (ω . t + θo)
y = A sin ( 2 . π . f . t + θo,)
2π
y = A sin T t + θ o
t θ
y = A sin 2 π + o
T 2π
y = A sin 2 π ϕ
Jika suatu titik telah bergetar dari t1 ke t2 dimana t2 > t1 maka beda fase yang dialami titik yang
bergetar tersebut adalah:
t −t
∆ ϕ = ϕ2 – ϕ1 = 2 1 , ∆ ϕ = beda fase
T
Dua kedudukan suatu titik dapat dikatakan sefase atau berlawan fase jika beda fase yang
dimilikinya adalah:
Sefase ∆ϕ = 0, 1, 2, 3, ......n
1 1 1 1
Berlawanan fase ∆ ϕ = , 1 , 2 . . (n+ ) , dengan n = bilangan cacah = 0,1,2,3, . .
2 2 2 2
Persamaan kecepatan dan percepatan dapat diturunkan dari persamaan umum simpangan
gerak harmonik sederhana.
Persamaan simpangan
y = A sin (ω . t) dimana ymak = A
Persamaan kecepatan
dy
v= = A .ω cos (ω . t) dimana v mak = A ω
dt
Persamaan percepatan
K1
BAB
4 USAHA DAN ENERGI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2 Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam Menentukan hubungan usaha dengan perubahan energi
cakupan mekanika benda titik, benda tegar, usaha, dalam kehidupan sehari-hari atau menentukan besaran-
kekekalan energi, elastisitas,impuls, momentum besaran yang terkait.
dan masalah Fluida.
A. Usaha
Usaha adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut dapat
berpindah. Arah gaya searah perpindahan benda.
W = w sin α. s
Keterangan:
W = usaha ( joule )
F = gaya searah perpindahan benda ( N )
S = perpindahan benda ( m )
B. Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
1. Energi Potensial ( Ep )
Energi potensial adalah energi yang dimiliki karena kedudukan atau posisi suatu benda terhadap
suatu titik acuan.
Ep = m . g . h
Keterangan:
Ep = energi potensial (joule)
m = massa ( kg )
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian terhadap titik acuan (m)
Tanda bernilai negatif menunjukkan bahwa untuk memindahkan suatu benda yang melawan
pengaruh gaya gravitasi diperlukan sejumlah energi (joule).
2. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi total yang dimiliki benda, dapat dinyatakan dalam sebuah
persamaan:
Em = Ep + Ek
V2 h2
Energi mekanik sebagai energi total dari suatu benda bersifat kekal sehingga berlakulah hukum
kekekalan energi yang dirumuskan:
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
1 1
m.g.h1 + m v12 = m.g.h2 + m v22
2 2
D. Daya
Daya adalah kemampuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi suatu bentuk energi
lain.
Besar daya dirumuskan
W F .S
P = = = F. v
t t
Keterangan:
P =daya (watt)
W =usaha (joule)
F = gaya ( newton )
t =waktu (s)
v = kecepatan ( m/s )
Suatu perbandingan antara energi atau daya yang dihasilkan dibandingkan dengan usaha atau
daya masukan disebut dengan efisiensi :
W P
η = out x 100 % = out x 100 %
Win Pin
dimana η = efisiensi (%)
Keterangan:
Wout = usaha yang dihasilkan (joule)
Win = usaha yang dimasukkan atau diperlukan (joule)
Pout = daya yang dihasilkan (watta)
Pin = daya yang dimasukkan atau dibutuhkan (watt)
BAB
5 MOMENTUM, IMPULS DAN
TUMBUKAN
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2 Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan
cakupan mekanika benda titik, benda tegar,usaha, tumbukan, impuls atau hukum kekekalan momentum
kekekalan energi, elastisitas,impuls, momentum
dan masalah Fluida.
2. Impuls
Impuls adalah gaya yang bekerja pada benda dan menyebabkan terjadinya perubahan
momentum.
∆t ( sekon )
VA VB VA’ VB’
p sebelum = p sesudah
p1 + p2 = p1 + p2
mA VA + mB VB = mAVA′ + mB VB′
C. Tumbukan
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Setelah tumbukan kedua benda terpisah , energi kinetik tidak ada yang hilang dan momentum
tetap.
V1 V2 V1’ V2’
m1 m2
V2 V1’= V2’= V’
V1
m1 m2 m1 m2
Koefisien Restitusi 0 ≤ e ≤ 1
(V1 ′ -V2' )
e=-
(V1 -V2 )
h2 V'
e= = 1
h1 V1
mp Vp = ( mp+ mB ) V ′ V ’ = 2 g h
Keterangan:
mp = massa peluru
mB = massa balok
Vp = kecepatan peluru
V’ = kecepatn balok dan peluru
h = tinggi kenaikan peluru dan balok
BAB
6 DINAMIKA ROTASI DAN
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam Menentukan besaran-besaran fisis dinamika rotasi(torsi,
cakupan mekanika benda titik, benda tegar,usaha, momentum sudut, momen inersia, atau titik berat) dan
kekekalan energi, elastisitas, impuls, momentum penerapannya berdasarkan hukum IINewton dalam
dan masalah Fluida. masalah benda tegar.
A. Dinamika Rotasi
1. Momen Gaya.
Momen gaya atau torsi adalah hasil kali gaya F dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap
titik tumpu (lengan momen gaya d ).
α
τ = d x F sin θ
θ = sudut antara d dan F
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.
3. Momentum Sudu t
Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan sudut ω. Momentum
sudut adalah suatu vektor yang tegak lurus terhadap bidang
L = I.ω
4. Titik Berat
Setiap partikel memiliki berat. Resultan berat benda dinamakan gaya berat benda. Titik tangkap
gaya berat disebut titik berat.
a. Titik berat satu dimensi: massa m , berat w, panjang
Benda bermassa m1(x1, y1), m2(x2, y2), dan m3 (x3, y3).
c. Titik berat benda tiga dimensi berupa Ruang/Volume V, titik berat gabungan :
V1 y1 + V2 y 2 + ....
Letak koordinat : ( xo, yo) Xo = V1 x1 + V2 x 2 + ..... Yo =
V1 + V2 + .... V1 + V2 + ....
BAB
7 FLUIDA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2 Memahami gejala alam dan keteraturannya dalam Menjelaskan hukum-hukum yang berhubungan dengan
cakupan mekanika benda titik, benda tegar,usaha, fluida statik atau fluida dinamik dan penerapannya dalam
kekekalan energi, elastisitas,impuls, momentum kehidupan sehari-hari.
dan masalah Fluida.
Fluida merupakan istilah untuk zat alir. Zat alir dibatasi pada zat mengalirkan seluruh bagian-
bagiannya ke tempat lain dalam waktu yang bersamaan. Penggolongan fluida menurut sifat-sifatnya
dibedakan menjadi fluida ideal dan fluida sejati.
• Fluida ideal adalah fluida yang tidak kompresibel (volumenya tidak berubah karena perubahan
tekanan) dan berpindah tanpa mengalami gesekan.
• Fluida sejati adalah fluida yang kompresibel dan berpindah dengan mengalami gesekan
2. Hukum Pascal.
Bila zat cair dalam ruang tertutup dibenkan gaya maka tekananya di teruskan ke segala arah
sama kuat
Rumus:
F1 F2
=
A1 A2
dimana F1, F2 = gaya pada penampang 1 dan 2 dan A1, A2 = luas penampang 1 dan 2 (A = π R2)
Penggunaan hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari: dongkak hidrolik, mesin pengangkat
mobil hidrolik, pompa hidrolik.
3. Hukum Archimides
Benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kedalam zat cair akan mendapat gaya keatas
seberat zat cair yang dipindahkan.
FA = V Tercelup . ρf .g
V T = volume benda yang tercelup
ρf = massa jenis fluida/ air
g = gravitasi bumi ( 10 m/s2 )
FA = Wu – Wf
FA = gaya keatas ( N )
Wu = berat benda di udara ( N )
Wf = berat benda dalam zat cair ( N )
B. Fluida Dinamis
1. Hukum Kontinuitas
A1 A2
V1 V2
A1 v1 = A2 v2 = Q = V/t
2 2
V1 A2 R2 d2
= = =
V2 A1 R1 d1
Keterangan:
A1, A2 = Luas penampang besar dan kecil
v1, v2 = kecepatan aliran fluida pd penampang besar dan kecil
Q = debit aliran ( m3/s )
V, t = Volume ( m3 ) dan waktu ( s )
2. Persamaan Bernoulli
1 1
P1 + ρ gh1 + ρ v12 = P2 + ρ gh2 + ρ v22
2 2
Keterangan:
P1,P2 = tekanan dititik 1 dan 2 ( N/m2 )
h1,h2 = ketinggian di titik 1 dan 2 ( m )
c. Venturimeter
Venturimeter adalah alat untuk mengukur kecepatan air
P1
P2 h
A1 A2
V1 V2
1
∆P = ρ (v 2 – v12)
2 AIR 2
∆P = P1 – P2 = ρAIR g∆h
A1 v1 = A2. v2
d. Venturimeter Manometer
A1 A2
V1 V2
P1 h
e. Tabung Pitot
Tabung pitot adalah alat untuk mengukur kecepatan v angin atau gas
C. Fluida Sejati
1. Hukum Stokes
Besarnya gaya gesekan F yang dialami benda berbentuk bola dalam fluida sejati (kekentalan
diperhitungkan ).
F = 6πη r v
Keterangan:
η = koefisien viskositas
r = jari-jari bola
v = kecepatan bola
Viskositas / kekentalan dapat dibayangkan sebagai gesekan antara satu bagian dengan bagian
yang lain dalam fluida
2. Kecepatan Terminal vT
Kecepatan terminal adalah kecepatan maksimum benda di dalam fluida
2.g.R 2
vT = ( ρB − ρF )
9η
Keterangan:
vT = kecepatan terminal
ρB = massa jenis benda
ρF = massa jenis fluida
BAB
8 TEORI KINETIK GAS
NO KOMPETENSI INDIKATOR
3 Memahami konsep kalor dan prinsip konservasi Menjelaskan persamaan umum gas ideal pada berbagai
kalor, serta sifat gas ideal,dan perubahannya proses termodinamika dan penerapannya.
yang menyangkut hukum termodinamika dalam
penerapannya pada mesin kalor.
P1.V1 P2 .V2
Persamaan Boyle-Gay Lussac : =
T1 T2
Ek = f.( 3 k T )
2
Keterangan:
f = derajat kebebasan
f = 1 monoatomik (He)
f = 2 diatomik O2 ( 300 -1000 K )
f = 5 diatomik ( T > 1000 K )
5. Energi Dalam
U = N .Ek
BAB
9 TERMODINAMIKA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
3 Memahami konsep kalor dan prinsip konservasi Menentukan besaran fisis yang berkaitan dengan proses
kalor, serta sifat gas ideal, dan perubahannya termodinamika pada mesin kalor.
yang menyangkut hukum termodinamika dalam
penerapannya pada mesin kalor.
W= ∫ pdV
V1
W = p∆V
Keterangan:
W = usaha yang dilakukan pada gas
∆V= perubahan volume
b. Proses Isokhorik
V1 = V2 = V W=0
c. Proses Isotermis
V2
T1 = T2 = T W = n R T ln
V1
d. Proses Adiabatik
1
W=
γ −1
[p1.V1 − p2 .V2 ]
W = 3/2 n R ∆T
Cp
γ=
CV
3. Energi dalam
∆U = Q – W
Perubahan energi dalam gas juga dapat dinyatakan sebagai berikut:
a. Gas monoatomik
3 3
∆U = n.R∆T = n.R.(T2 − T1 )
2 2
b. Gas diatomik
5 5
∆U = n.R∆T = n.R.(T2 − T1 )
2 2
b. Tetapan Laplace
C
γ= p
CV
T1' 1− η
=
T1 1 − η'
T1,T1’ = suhu tinggi mula-mula dan akhir
2. Mesin Pendingin
Koefisien daya guna mesin pendingin:
Q Q2 T
Kp = 2 = = 2
W Q1 − Q2 T1 − T2
D. Hukum II Termodiamika
1. Rudolf Clausius
Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak
secara spontan kalau kembalinya.
2. Kelvin Planck (Perpatom Mobiles II)
Tidak mungkin suatu mesin itu mengisap panas dari reservoir dan mengubah seluruhnya
menjadi usaha.
3. Entropi
∆Q
∆S =
T
Entropi merupakan ukuran banyaknya energi kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha.
Dari semua mesin yang bekerja dengan menyerap kalor dari reservoir panas dan membuang
kalor pada reservoir dingin efisiensinya tidak ada yang melebihi efisiensi mesin carnot.
BAB
KELAS
XII
1 GELOMBANG MEKANIK
NO KOMPETENSI INDIKATOR
4 Menganalisis konsep dan prinsip gelombang, optik Menentukan ciri-ciri dan besaran fisis pada gelombang.
dan bunyi dalam berbagai penyelesaian masalah
Menjelaskan berbagai jenis gelombang elektromagnet serta
dan produk teknologi.
manfaat atau bahayanya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Pembagian Gelombang
1. Berdasarkan Arah Getaran dan Arah Perambatannya
a. Gelombang Tranversal
Gelombang tranversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus arah rambatnya,
contohnya gelombang tali.
Keterangan:
a. bukit gelombang
b. lembah gelombang
c. puncak gelombang
d. dasar gelombang
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
rambatnya, contohnya gelombang bunyi.
a. regangan gelombang
b. rapatan gelombang
Panjang gelombang adalah jarak satu regangan dan satu rapatan gelombang yang berurutan.
1 λ
v = λ .f dengan f = , maka v = , T adalah periode f = frekuensi
T T
2. Berdasarkan Medium Perambatannya
a. Gelombang mekanik adalah gelombang yang merambat memerlukan zat perantara.
Contoh gelombang mekanik adalah bunyi, gelombang pada tali.
b. Gelombang elektromagnet adalah gelombang yang merambat tanpa memerlukan zat
perantara.
Contohnya adalah gelombang cahaya, gelombang radio.
3. Berdasarkan Amplitudo
a. Gelombang Berjalan
C. Energi Gelombang
Energi gelombang merupakan energi potensial maksimum getaran, yaitu:
1 1 E
E = ky m2 = m ω 2 y m2 = 2π 2 mf 2 y m2 P =
2 2 t
Keterangan:
m = massa (kg)
ym = amplitudo (m)
E = energi
F = frekuensi (Hz)
k = konstanta gelombang
t = waktu
D. Sifat-Sifat Gelombang
1. Pemantulan Gelombang.
2. Pembiasan gelombang
3. Pemantulan Sempurna
4. Interferensi Gelombang
5. Dispersi
6. Difraksi
7. Polarisasi
BAB
2 GELOMBANG CAHAYA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Menganalisis konsep dan prinsip gelombang, optik Menentukan besaran-besaran fisis pada peristiwa inter-
dan bunyi dalam berbagai penyelesaian masalah ferensi dan difraksi.
dan produk teknologi.
B. Difraksi Cahaya
Pembelokan lenturan cahaya saat melewati celah
1. Difraksi Celah Tunggal
• Garis-garis gelap: d sin θ = n λ
1
• Garis-garis terang: dsin θ = (n- )λ
2
1,22 λ
sin θ = θ = sudut resolusi alat (rad)
D
C. Polarisasi
Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian atau seluruhnya arah getar gelombang cahaya
yang terjadi pada gelombang transversal. Polarisasi dapat terjadi akibat penyerapan, pemantulan,
hamburan dan pembiasan ganda.
1. Hukum Mallus
Perbandingan intensitas cahaya sebelum dan sesudah melewati
1
Hukum Malus : I =I1 cos2 θ = I cos2 θ
2 o
Keterangan:
I = intensitas sinar setelah melewati analisator
I1 = intensitas sinar setelah melewati polarisator
Io = intensitas sinar sebelum melewati polarisator
2. Hukum Brewster
n
tan l p = 2
n1
Keterangan:
ip = sudut polarisasi
n1 = indek bias sinar datang
n2 = indek bias sinar bias
BAB
3 GELOMBANG BUNYI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
4 Menganalisis konsep dan prinsip gelombang, optik Menentukan intensitas atau taraf intensitas bunyi pada
dan bunyi dalam berbagai penyelesaian masalah berbagai kondisi yang berbeda.
dan produk teknologi
Menentukan besaran-besaran fisis yang berkaitan dengan
peristiwa efek Doppler.
S S
L
1
l = (n + 1) λ n
2
n +1 F
fn = dengan n = 0,1, 2
2l µ
1
l = (n + 1) λ n
2
v dengan n = 0,1,2,
fn = (n + 1).
2l
1 v
l = (2n + 1) λ n dan fn = (n + 1). dengan n = 0,1,2,
4 2l
Perbandingan frekuensi adalah:
f0 : f1 : f2 : ... = 1 : 3 : 5: ...
Keterangan:
fo= frekuensi nada dasar
f1= frekuensi nada atas pertama
f2= frekuensi nada atas kedua
Jumlah simpul = jumlah perut = n + 1
C. Tabung Resonansi
I0 1 I1
3λ
4λ 4
air
air
E. Pelayangan Bunyi
Pelayangan bunyi adalah peristiwa interferensi yang terjadi akibat superposisi dari dua buah
gelombang dengan frekuensi yang sedikit berbeda dan merambat dalam arah yang sama.
F. Efek Doppler
Perubahan frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar sebagai akibat gerak relatif
pendengan dan sumber bunyi.
v ± vp
fp = . fs
v ± vs
Keterangan:
fp = frekuensi yang terdengar (Hz)
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
vp = kecepatan gerak pendengar (ms-1)
vs= kecepatan gerak sumber bunyi (ms-1)
v = cepat rambat bunyi di udara (ms-1)
Perjanjian tanda untuk vp, vs, dan va:
• Bila pendengar (P) mendekati sumber (S), maka tanda vp : positif
• Bila pendengar (P) menjauhi sumber (S), maka tanda vp : negatif
• Bila sumber (S) mendekati pendengar (P), maka tanda vs : negatif
• Bila sumber (S) menjauhi pendengar (P), maka tanda vs : positif
BAB
4 LISTRIK STATIS
NO KOMPETENSI INDIKATOR
5 Memahami konsep dan prinsip kelistrikan dan Menentukan besaran fisis fluks, potensial listrik, atau
kemagnetan dan penerapannya dalam berbagai energi potensial listrik, serta penerapannya pada kapasitas
penyelesaian masalah. keping sejajar atau pada rangkaian kapasitor.
q 1q 2 1
F=k k=
r 2 4πε
Keterangan:
F = Gaya Coulomb (N)
k = 9.109 N.m2/c2
ε = permitivitas bahan / medium
εr = permitivitas relatif bahan
q1, q2 = besar masing-masing muatan, nilainya selalu positif (C)
r = jarak kedua muatan (m)
2. Medan Listrik
Medan listrik adalah ruang disekitar muatan listrik yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik
(gaya elektrostatis).
q -q
k.q
E=
r2
Keterangan:
E = Kuat medan listrik (NC-1)
q = Muatan sumber (C)
r = Jarak suatu titik bermuatan q (m)
A
R
B
.C
Apabila sebuah penghantar berbentuk bola dimuati listrik, maka muatan itu akan tersebar
merata pada seluruh permukaan bola.
• Di titik A ( r < R), E = 0
q
• Di titik B (tepat dipermukaan bola, r = R), E = k
r2
q
• Di titik C (r > R), E = k
r2
Hukum Gauss ditemukan berdasarkan pemahaman tentang konsep fluks listrik
q
Φ = E.A cos θ =
ε0
θ = sudut antara vektor E dan garis normal bidang A
1 1
WAB = k.q.q1 r − r
B A
k . q. q 1
dengan Ep =
r
rAB rAC
+ +
B rBC C
q .q q .q
Eptotal = k ( q A .q B + B C + A C )
r AB r BC r AC
A
B .C
• Di titik A : VA = VB
k ..q
• Di titik B : VB =
R
q
• Di titik C : VC = k
r
C. Kapasitor
1. Kapasitas Kapasitor
+q –q
–
+ + – – –
+ –
+ – –
+ + – –
Luas = A
d
A
Co = ε o
d
ε ε
r oA
C=
d
q
C=
V
Keterangan:
C = kapasitas kapasitor (F)
q = muatan listrik (C)
V = potensial listrik (V)
C = kapasitas kapasitor dengan dielektrik (F)
Co= kapasitas kapasitor tanpa dielektrik (F)
εr= permitivitas relatif dielektrik atau permitivitas dielektrik (sering juga diganti dengan k)
εo = permitivitas vakum = 8,85 x 10-12 C2/Nm2
ε = permitivitas dielektrik (C2/Nm2)
A = luas keping
d = jarak kedua keping
R
C=
k
3. Susunan Kapasitor
a. Susunan Seri Kapasitor
Prinsip susunan seri kapasitor:
+ – + – + –
a + – b + – c + – d
+ – + – + –
+ – + – + –
C1 C2 C3
V
+ –
1 1 1 1
= + + ... +
C GAB C1 C2 Cn
vgab = v1 + v2 + v3
+ ++ ++ ++ ++ ++ ++
qgab = q1 + q2 + q
V cgab = c1 + c2 + ... cn
– –– –– – C– –– –– ––
C1 2 C3
BAB
5 INDUKSI MAGNET
NO KOMPETENSI INDIKATOR
5 Memahami konsep dan prinsip kelistrikan dan Menentukan induksi magnetik di sekitar kawat berarus
kemagnetan dan penerapannya dalam berbagai listrik.
penyelesaian masalah.
Menentukan arah dan besar gaya magnetik (gaya Lorentz)
pada kawat berarus listrik atau muatan listrik yang
bergerak dalam medan magnet homogen.
t t
µ 0 .I
B=
2π .a
r
a
α B
I P
µ0 .I .a sin α
B=
2..r 2
Keterangan:
B = induksi magnetik di titik P
r = sisi miring (m)
i = kuat arus ( A )
a = jari-jari ( m )
α= sudut antara sumbu lingkaran dengan sisi miring
b. Pusat lingkaran
µ 0 .I µ .I .N
B= Apabila jumlah lilitan N, maka B = 0
2.α 2α
c. Pusat dan Ujung Solenoida
µ 0 .I .N 1 µ 0 .N .I
Bp = BQ =
L 2 L
Keterangan:
N = jumlah lilitan dan
L = panjang solenoid
Titik P di pusat solenoida
Titik Q di ujung solenoida
3. Di sumbu Toroida
µ 0 .N .I
B=
2.π .a
F = i.B. l sin θ
I1 I2
B1
F1 F2
B2
µ0 .I1.I2
F= .l
2.π .a
Keterangan:
F = gaya tarik atau gaya tolak menolak (N)
F
= gaya per satuan panjang (N/m)
l
I1 = kuat arus pada penghantar 1 ( ampere )
I2 = kuat arus pada penghantar 2 ( ampere )
a = jarak antar kedua penghantar ( m )
Ibu jari menunjukkan arah gerak partikel v, keempat jari yang di buka menunjukkan arah in-
duksi magnetik( B) dan gaya lorentz (F) ditunjukkan arah dorongan telapak tangan.
F = q v B sin θ
Keterangan:
q = muatan listrik (coulomb)
v = kecepatan partikel (m/s)
Keterangan:
R = jari-jari lintasan (m)
q = muatan listrik ( C )
m = massa partikael (kg)
B = induksi magnetik (T)
v = kecepatan (m/s)
BAB
6 INDUKSI ELEKTROMAGNET
NO KOMPETENSI INDIKATOR
5 Memahami konsep dan prinsip kelistrikan dan Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi GGL
kemagnetan dan penerapannya dalam berbagai induksi atau prinsip kerja transformator.
penyelesaian masalah.
Menentukan besaran-besaran fisis pada rangkaian arus
bolak-balik yang mengandung resistor, induktor,dan
kapasitor.
normal n B
Φ = ∫ B A = ∫ B cos θ . dA = BA cos θ ε
⊥ B cos θ
Bidang (luas = A)
2. Hukum Faraday
∆Φ ∆Φ dΦ
ε= − atau ε = −N atau ε = −N
∆t ∆t dt
Keterangan:
ε = ggl induksi (V)
N = jumlah lilitan (kumparan)
B
ε =
v
7. Transformator
Vs N P Is Np
= s η = s x100% =η
Vp N p Pp Ip Ns
Keterangan:
Is = Kuat arus pada kumparan sekunder (A)
η = efisiensi trafo
B. Arus Bolak-Balik
1. Sumber Tegangan Bolak-balik
ε
ε
t
T
εm = N.B.A. ω
ε = ε m sin ωt
I = I m sin ωt
Keterangan:
ε= ggl induksi (volt)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
N = jumlah lilitan
ω.t = sudut fase
A = luas bidang kumparan (m2)
B = Induksi magnetik (T)
Vm Vpp
Vpp = 2 Vm Ipp = 2 Im
3. Rangkaian pada AC
a. Rangkaian resistor
V
R
iR
t
V= Vm sin ωt i = im sin ωt
tegangan dan arus sefase
b. Rangkaian induktor
V
L iR
c. Rangkaian kapasitor
Vc
ic
A B C D Z = R 2 + ( X L − X C )2
R L C
V = VR2 + (VL − VC )2
VL Vtα
XL Z (VL-VC)
(XL-XC)
R I
VR
θ VC θ
XC
R I
VR
VL − VC XL − XC
tan θ = atau tan θ =
VR R
VR = i . R
VL= i . XL
VC = i . XC
Vt = i . Z
XL. = ω . L
1
XC =
ω .C
Keterangan:
Z = impedansi (Ω)
R = resistor (Ω)
XL= reaktansi induktif (Ω)
XC= reaktansi kapasitif(Ω)
VR = tegangan pada resistor (volt)
VL = tegangan pada induktor (volt)
VL = tegangan pada induktor (volt)
VC = tegangan pada kapasitor (volt)
Vt = tegangan rangkaian total (volt)
Θ = beda sudut fase V dengan I
5. Keadaan Resonansi
f = frekuensi resonansi adalah XL = XC
1 1
f =
2π LC
NO KOMPETENSI INDIKATOR
6 Memahami konsep dan prinsip kuantum, relativitas, Menjelaskan besaran-besaran fisis terkait dengan peristiwa
fisika inti dan radioaktivitas dalam kehidupan efek foto listrik/efek Compton
sehari-hari.
T1 > T2 > T3
Intensitas radiasi
T1
T2
T3
f3 f2 f1 f (frekuensi)
Gelombang untuk intensitas cahaya maksimum bergeser ke panjang gelombang yang lebih
panjang (λm1>λm2>λm3).
Teori Wien, hanya berlaku untuk panjang gelombang pendek dan menyimpang untuk panjang
gelombang yang panjang.
Teori Raleigh - Jeans, hanya berlaku untuk panjang gelombang yang panjang dan menyimpang
untuk panjang gelombang pendek.
E. Efek Fotolistrik
Peristiwa keluarnya elektron-elektron dari permukaan logam ketika logam tersebut dikenai
sinar elektromagnetik. Elektron yang keluar dari permukaan logam disebut elektron foto.
E = W0 + EK
1 C c
Dengan E = hf, W0 = hf 0 , EK = mv 2 , f = , fo =
2 λ λo
G. Teori de Broglie.
Partikel-partikel (misalnya proton dan elektron) yang bergerak dengan momentum p (foton)
kemingkinan juga memiliki sifat gelombang dengan panjang gelombang yang sesuai.
h h
λ = atau λ =
p mv
Keterangan:
λ = panjang gelombang partikel yang bergerak, disebut juga panjang gelombang de Broglie (m).
h = tetapan Planck = 6.63 x 10-34 Js.
p = momentum foton (kg m/s).
m = massa partikel (kg).
v = kecepatan partikel (m/s)
BAB
8 FISIKA ATOM
NO KOMPETENSI INDIKATOR
6 Memahami konsep dan prinsip kuantum, relativitas, Menjelaskan berbagai teori atom.
fisika inti dan radioaktivitas dalam kehidupan
sehari-hari.
Keterangan:
m = massa elektron (9,1 x 10-31 kg)
Vn = kecepatan pada kulit ke-n
rn = jari-jari lintasan ke-n
h = konstanta Planck (6,63 x 10-34 Js)
n = nomor kulit = 1,2,3,4,.... = K, L, M, N,....
BAB
9 RELATIVITAS KHUSUS
NO KOMPETENSI INDIKATOR
6 Memahami konsep dan prinsip kuantum, relativitas, Menentukan besaran-besaran fisis terkait dengan teori
fisika inti dan radioaktivitas dalam kehidupan relativitas.
sehari-hari.
Dalam relativitas Einsten, ruang dan waktu dianggap relatif dan transformasi yang berlaku
adalah transformasi Lorentz.
1
γ =
v2
1− 2
C
Keterangan:
v = kecepatan
c = cepat rambat cahaya = 3 x 108 m/s
γ = tetapan transformasi
Keterangan:
L = panjang relativitas, adalah panjang benda bergerak yang diamati oleh kerangka diam.
Lo=panjang sejati (proper length), adalah panjang benda diam pada suatu kerangka acuan.
v = kecepatan benda terhadap kerangka diam.
c = kecepatan cahaya dalam vakum 3 x 108 m/s
γ = tetapan transformasi (γ > 1)
C. Dilatasi Waktu
∆to
∆t = γ∆to atau ∆t =
v2
1−
C2
Keterangan:
∆t = selang waktu relativitas, adalah selang waktu yang dinyatakan oleh jam yang bergerak terhadap
kejadian (selang waktu relativistik)
∆to = selang waktu sejati (proper time), adalah selang waktu yang dinyatakan oleh jam yang diam
terhadap kejadian.
D. Massa Relativistik
Massa relativistik selalu lebih besar dari massa diamnya (m > mo).
m = γ . mo
mo
m=
v2
1− 2
C
E. Momentum relativistik
mov
p = (γmo)v atau p=
v2
1−
C2
Keterangan:
p = momentum relativistik
m0= massa benda diam
m = massa relativistik
v = kecepatan benda
γ = tetapan transformasi (γ > 1)
c = kecepatan cahaya dalam vakum 3 x 108 m/s
F. Energi Relativistik
Einstein menurunkan persamaan energi kinetik relativistik yang dirumuskan sebagai selisih
antara energi total dengan energi diamnya.
EK = E - Eo = mC2 - moC2
= (γ – 1)moC2 = (γ – 1)Eo
Keterangan:
EK= energi kinetik benda.
E0= energi diam yang dimiliki oleh benda diam.
E = energi total benda yang dimiliki oleh benda yang bergerak dengan kelajuan relativistik.
Hubungan energi dengan momentum relativistik
E2 = (mo2 . C4) + (p2 . C2) atau E2 = Eo2 + (p2 . C2)
Keterangan:
E = energi total relativistik
E0= energi diam
p = momentum relativistik
C = kecepatan cahaya dalam vakum 3 x 108 m/s
BAB
10 INTI ATOM DAN
RADIOAKTIVITAS
NO KOMPETENSI INDIKATOR
6 Memahami konsep dan prinsip kuantum, relativitas, Menentukan besaran-besaran fisis pada reaksi intiatom.
fisika inti dan radioaktivitas dalam kehidupan
sehari-hari.
Menjelaskan macam-macam zat radioaktif atau
pemanfaatannya
Isotop
Nuklida-nuklida yang memiliki nomor atom sama, tetapi nomor massa berbeda. Contohnya
14
karbon alam 126C , 136C , C
6
Isobar
Nuklida-nuklida yang memiliki nomor atom berbeda, tetapi nomor massa sama. Contohnya
3 3
1 H, 2 He
Isoton
Nuklida-nuklida yang memiliki netron sama, tetapi nomor atom berbeda.
Contohnya 136 C , 14
7 N
2. Peluruhan
Merupakan suatu peristiwa di mana inti atom dari unsur tidak stabil akan mengeluarkan sinar
radioaktif agar menjadi inti stabil.
A = λN
Hubungan waktu paruh dengan sisa zat radioaktif.
n n
1 1 t
Nt = No atau At = dengan n = untuk T 1 = 0.693
2 2 1 2 λ
T
2
Keterangan:
1
T = waktu paruh suatu inti radioaktif
2
λ = tetapan peluruhan
Nt = banyaknya atom radioaktif yang tersisa pada saat t sekon
No = banyaknya atom radioaktif mula-mula
At = aktivitas radiasi setelah t sekon
Ao = aktivitas radiasi mula-mula
BAB
1 STRUKTUR ATOM, SPU, DAN
IKATAN KIMIA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Mendeskripsikan struktur atom, sistim periodik Menentukan notasi unsur dan kaitannya dengan struktur
unsur dan ikatan kimia untuk mendeskripsikan atom, konfigurasi elektron, jenis ikatan senyawa yang
struktur molekul, sifat-sifat unsur dan senyawa. dapat dihasilkannya, serta letak unsur dalam tabel
periodik.
Mendeskripsikan jenis ikatan kimia atau gaya
antarmolekul dan sifat-sifatnya.
A. STRUKTUR ATOM
1. Teori Atom Modern
Menurut teori mekanika kuantum, elektron yang beredar mengelilingi inti atom berada dalam
suatu orbital. Orbital dipahami sebagai suatu daerah di sekitar inti yang memiliki peluang ditemukan
elektron paling besar. Untuk menggambarkan posisi elektron di dalam atom digunakan empat harga
bilangan kuantum.
2. Bilangan Kuantum
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Menyatakan tingkat energi utama elektron (kulit). Harga bilangan kuantum utama (n) mulai
dari 1 , 2 , 3 , ...
b. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Menyatakan subtingkat energi (sub kulit). Harga bilangan kuantum azimut (l) mulai dari 0, 1, 2,
... n-1
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Menyatakan letak orbital yang ditempati elektron. Harga bilangan kuantum magnetik tergan-
tung dari harga bilangan kuantum azimut (l) yaitu mulai dari - l sampai + l
d. Bilangan Kuantum Spin (s)
1 1
Menyatakan arah spin elektron. Harga bilangan kuantum spin dalah - dan +
2 2
Jumlah
Jumlah Jumlah
Pasangan Susunan Ruang
Elektron yang Pasangan Bentuk Molekul
Elektron Elektron
Ada Elektron Bebas
Berikatan
2 2 0 Linear Linear
3 3 0 Segitiga datar
Segitiga sama sisi
4 4 0 Tetrahedral
4 3 1 Tetrahedron Segitiga piramidal
4 2 2 Huruf “V”
5 5 0 Segitiga piramidal
5 4 1 Tetrahedral tak simetris
Bipiramidal Trigonal (bidang 4)
5 3 2 Huruf “T”
5 2 3 Linear
6 6 0 Oktahedral
6 5 1 Segiempat bipiramidal
Oktahedron
6 4 2 Segiempat datar
6 2 4 Linear
BAB
2 HUKUM DASAR KIMIA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan
memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. dengan hukum dasar kimia.
Keterangan :
V1 = volume gas 1
V2 = volume gas 2
n1 = mol gas 1
n2 = mol gas 2
4. Hukum Avogadro
Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas dengan volume sama akan memiliki jumlah molekul
yang sama.
B. PERSAMAAN REAKSI
• Persamaan reaksi atau persamaan kimia adalah penulisan simbolis dari sebuah reaksi kimia.
• Rumus kimia pereaksi ditulis di sebelah kiri persamaan dan rumus kimia produk dituliskan di
sebelah kanan.
• Persamaan reaksi dikatakan setara jika jumlah atom diruas kiri (pereaksi) sama dengan jumlah
atom di ruas kanan (hasil reaksi)
Untuk menyetarakan persamaan reaksi, maka ditambahkan angka yang ditulis di sebelah kiri
rumus kimia zat yang disebut koefisien reaksi.
Perbandingan koefisien reaksi pada reaksi yang sudah setara menunjukan :
1. Perbandingan mol
2. Perbandingan volume khusus untuk reaksi dalam fase gas
BAB
3 LARUTAN
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode Mendeskripsikan daya hantar listrik.
pengukuran dan terapannya.
Mendeskripsikan konsep pH larutan.
Menjelaskan titrasi asam basa
Mendeskripsikan sifat larutan penyangga.
Mendeskripsikan hidrolisis garam dan Ksp.
Mendeskripsikan sifat-sifat koligatif larutan.
Mendeskripsikan sistem dan sifat koloid serta penera-
pannya.
B. Asam Basa
1. Teori Asam Basa
a. Teori Asam Basa Arhenius
Asam adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+
α = ka
Ma
b. Basa Kuat
Contoh:
LiOH, NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2, Sr(OH)2
[OH-] = b . Mb
Keterangan; b = valensi basa
Mb = konsentrasi basa (M)
c. Basa Lemah
[OH-] = kb .Mb
[OH-] = α . Mb
Keterangan: kb = tetapan ionisasi basa
α = derajat ionisasi
4. Titrasi Asam Basa
Penentuan konsentrasi larutan melalui reaksi dengan suatu larutan baku. Larutan baku adalah
larutan yang telah diketahui dengan pasti konsentrasinya. Ketika mencapai titik akhir titrasi yang
ditandai dengan adanya perubahan warna larutan, maka berlaku persamaan:
Va.Ma.vala = Vb.Mb.valb
Keterangan:
Va = volume asam
Vb = volume basa
Ma = konsentrasi asam
Mb = konsentrasi basa
Val = valensi
D. Hidrolisis Garam
Jenis-jenis garam menurut asam dan basa pembentuknya
1. Garam kuat, yaitu garam terbentuk dari asam kuat dan basa kuat.
Larutan garam ini tidak terhidrolisis dan memiliki pH = 7 (netral)
Contoh: KCl, Na2SO4, BaSO4, KI dan lain-lain.
2. Garam asam, yaitu garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
Larutan garam ini mengalamai hidrolisis sebagian dan memiliki pH < 7
Contoh: NH4Cl, FeCl3, Al2(SO4)3 dan lain-lain.
[H+] = kw
Mg
ka
[H+] = kh. Mg
Keterangan :
kw = 10 -14
ka = tetapan ionisasi asam
Mg = Molaritas Garam (kation dari basa lemah)
kh = tetapan hidrolisis = kw
ka
[OH-] = kh. Mg
Keterangan:
kw = 10 -14
kb = tetapan ionisasi basa
Mg = Molaritas garam (anion dari asam lemah)
kh = tetapan hidrolisis = kw
kb
4. Garam lemah, yaitu garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah
Larutan garam ini mengalami hidrolisis total dan harga pH larutan ini tergantung dari harga
ka asam dan kb basanya.
Jika ka > kb maka pH larutan < 7
ka = kb maka pH larutan = 7
ka < kb maka pH larutan > 7
kw
[H+] = ka
kb
G. Sistem Koloid
Sistem koloid (selanjutnya disingkat “koloid” saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem
dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar (1 - 100 nm)
1. Jenis-jenis koloid
Jenis-jenis koloid berdasarkan fasa terdispersi dan medium pendispersinya dapat dilihat pada
tebel berikut ini.
Tabel 3.2 Jenis-jenis Koloid Berdasarkan Fasa Terdispersi dan Medium Pendispersi
2. Sifat-Sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid.
BAB
4 KIMIA ORGANIK
NO KOMPETENSI INDIKATOR
4 Mendeskripsikan senyawa organik Mendeskripsikan struktur senyawa Benzene dan
dan makro melekul. turunannya, serta kegunaannya.
Mendeskripsikan senyawa karbon termasuk
identifikasi, reaksi dan kegunaannya.
Mendeskripsikan makromolekul (Karbohidrat,
Protein, Polimer) dan kegunaannya
Ikatan rangkap pada rantai lingkar benzena beresonansi membentuk cincin yang kokoh
sehingga benzena sulit mengalami reaksi addisi tetapi mudah mengalami reaksi substitusi
2. Pembuatan dan Kegunaan Beberapa Turunan Benzena yang Penting
a. Toluena
Pembuatan: diperoleh dari sintesis Friedel Crafts
+ CH3
AlCl3
+ CH3 – Cl + HCl
Toluena
Kegunaan:
• Sebagai pelarut
• Sebagai bahan baku pembuatan zat peledak trinitrotoluena (TNT).
anilin
Kegunaan: bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo.
c. Stirena
Pembuatan: diperoleh dengan dehidrogenasi etil benzena dengan katalis seng atau Cr2O3.
CH2–CH3 CH2=CH2
+ 630° + H2
katalis
stirena
Kegunaan: untuk bahan dasar karet sintetik dan plastik.
d. Nitrobenzena
Pembuatan: diperoleh dengan nitrasi benzena.
NO2
H2SO4
+ HNO3 + H2 O
nitro benzena
Kegunaan:
• Untuk membuat bahan wewangian.
• Untuk bahan pengoksidasi.
• Bahan baku pembuatan anilina.
e. Fenol
Pembuatan: dibuat dengan memanaskan asam benzena sulfonat dalam alkali.
SO3H OH
+ NaOH + NaHSO3
fenol
Kegunaan:
• Bahan desinfektan.
• Bahan pembuat zat pewarna.
• Bahan pembuat plastik.
• Karbol adalah larutan fenol.
Kegunaan:
• Untuk bahan pengawet.
• Untuk bahan obat-obatan.
B. Hidrokarbon
1. Alkana
Alkana memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• Memiliki rumus umum: Cn H2n + 2
• Merupakan hidrokarbon jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap)
• Empat suku pertama berujud gas pada suhu kamar. Titik didih meningkat seiring bertambah-
nya atom C
• Untuk jumlah atom C yang sama, alkana rantai lurus memiliki titik didih dan titik leleh yang
lebih tinggi
Tata nama alkana
a. Rantai Lurus
n – alkana
b. Rantai Bercabang
nomor cabang- jumlah cabang- nama cabang- rantai utama alkana
2. Alkena
Alkena memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• Memiliki rumus umum CnH2n
• Memiliki 1 buah ikatan rangkap antar atom C
• Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai. Pada suhu kamar,
suku-suku rendah berwujud gas, suku-suku sedang berwujud cair, dan suku – suku tinggi ber-
wujud padat.
Tata nama alkena
a. Rantai Lurus
nomor ikatan rangkap – alkena
b. Rantai Bercabang
nomor cabang- jumlah cabang- nama cabang- nomor ikatan rangkap- rantai utama alkena
3. Aldehid (Alkanal)
• Rumus umum: CnH2nO
O
C
• Gugus fungsi – CHO, simbol R H
• Berisomer fungsi dengan keton
• Bereaksi positip dengan pereaksi fehling menghasilkan endapan merah bata dan dengan
pereaksi tollens menghasilkan endapan perak (reaksi cermin perak)
Kegunaan :
a. Bahan baku membuat plastik tahan panas (termoset)
b. Formalin (40% formaldehid) sebagai bahan pengawet preparat biologi, mayat.
c. Asetaldehid untuk zat warna dan karet sintetis
Pembuatan:
Dari oksidasi alkohol primer
4. Keton (Alkanon)
• Rumus umum: CnH2nO
O
C
• Gugus fungsi – CHO, simbol R R’
• Berisomer fungsi dengan aldehid
• Tidak bereaksi dengan pereaksi fehling maupun pereaksi tollens
Pembuatan:
Oksidasi alkohol sekunder dengan oksidator kuat seperti kalium permanganat, kalium dikromat.
Contoh:
H3C-CH(OH)-CH3 → H3C-CO-CH3
Kegunaan:
a. Sebagai pelarut organik.
b. Keton siklik digunakan sebagai bahan untuk membuat parfum.
c. Menghilangkan cat kuku.
d. Isobutil metil keton / hekson digunakan sebagai pelarut nitroselulosa dan getah.
Kegunaan:
Asam format digunakan dalam industri kecil penyamakan kulit dan untuk menggumpal bubur
kertas atau karet. Asam asetat (asam cuka) digunakan sebagai cuka makan dengan kandungan
asam asetat 20-25%. Asam stearat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan lilin.
D. Makromolekul
1. Karbohidrat
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di
bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen.
Pembagian karbohidrat
a. Monosakarida
Monosakarida adalah sakarida paling sederhana. Diantaranya glukosa, galaktosa, dan fruktosa
b. Disakarida
Sakarida jenis ini jika dihidrolisis akan menghasilkan dua monosakarida. Contoh disakarida
diantaranya:
- Maltosa akan menghasilkan dua molekul glukosa
- Laktosa akan menghasilkan glukosa dan galaktosa
- Sukrosa akan menghasilkan glukosa dan fruktosa
2. Protein
Termasuk polimer alam, dengan monomer asam amino.
Identifikasi protein dapat dilakukan dengan beberapa pengujian diantaranya:
a. Uji Biuret
Uji biuret adalah salah satu cara pengujian yang memberikan hasil positif pada senyawa-
senyawa yang memiliki ikatan peptida. Terbentuknya warna ungu, menunjukkan hasil positif
adanya protein.
b. Uji Xantoprotein
Pengujian ini memberikan hasil positif terhadap protein yang mengandung cincin benzena
membentuk warna kuning atau jingga
c. Uji Millon
Pengujian ini memberikan hasil positif terhadap protein yang memiliki gugus fenol. Menghasilkan
endapan putih. Jika dipanaskan, warnanya berubah menjadi merah.
d. Uji Belerang (timbal asetat)
Uji belerang ini memberikan hasil positif terhadap protein yang mengandung gugus belerang
membentuk endapan hitam timbel sulfida (PbS).
3. Polimer
Molekul raksasa yang terbentuk dari gabungan molekul-molekul kecil (monomer).
Polimer dibedakan menjadi :
a. Berdasarkan Asalnya
1) Polimer alam
Contoh : Amilium monomer Glukosa
Protein monomer Asam Amino
Selulosa monomer Glukosa
Karet alam monomer isoprena
BAB
5 TERMOKIMIA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Mendeskripsikan perubahan energi, cara Menseskripsikan reaksi eksoterm dan reaksi
pengukuran dan penerapannya. endoterm.
Menentukan kalor reaksi.
3. Energi Ikatan
Perubahan entalpi (∆H) reaksi selisih energi pemutusan ikatan dengan energi pembentukan
ikatan.
Dirumuskan :
∆Hreaksi = Σ energi ikatan pereaki - Σ hasil reaksi
BAB
6 LAJU REAKSI DAN
KESETIMBANGAN KIMIA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
6 Mendeskripsikan kinetika reaksi, kesetimbangan Menentukan laju reaksi.
kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya,
Mendeskripsikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
kinetika suatu reaksi dan kesetimbangannya
dan industri.
Menentukan Kc/Kp.
A. Laju Reaksi
1. Pengertian
Laju reaksi didefinisikan sebagai
a. bertambahnya konsentrasi hasil reaksi tiap satu satuan waktu
b. berkurangnya konsentrasi hasil reaksi tiap satu satuan waktu
Untuk reaksi A B
d[ A} d[ A}
V=- atau v = +
dt dt
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
a. Konsentrasi
V = k [C ] n
Keterangan : v = laju reaksi ( M )
k = konstanta laju reaksi
n = orde reaksi
b. Suhu
Pada umumnya tiap kenaikan suhu 10 oC laju reaksi bertambah dua kali lebih cepat
∆T
1 ∆T
(2)
Vt = 10 . vo atau t2 = ( ) 10 . t1
2
Keterangan:
Vt = laju reaksi setelah kenaikan suhu
B. Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia dapat terjadi pada reaksi dapat balik (reversible) dan berlangsung dalam
ruang tertutup
1. Keadaan Setimbang
Keadaan setimbang tercapai jika laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri)
Untuk reaksi :
kA + lB mC + n D
dalam keadaan setimbang berlaku persamaan ;
[C ]m [D ]n
kc =
[ A]k [B ]l
Keterangan ;
kc = tetapan kesetimbangan
[A], [B], [C], [D] = konsentrasi A , B , C , D
k, l, m, n = koefisien reaksi
untuk reaksi kesetimbangan gas-gas, dengan tekanan total P berlaku persamaan
pCm . pDn
kp =
pAm . pBl
Keterangan:
kp = tetapan kesetimbangan tekanan gas
PA, PB,PC,PD = tekanan parsial A, B, C, D
mol A
PA = . P total
mol total
Untuk kesetimbangan heterogen, fase cair (liquid) dan padat (solid) diabaikan
BAB
7 REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
7 Mendeskripsikan reaksi oksidasireduksi Mendeskripsikan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
dan elektrokimia serta penerapannya dalam
Mendeskripsikan diagram sel.
kehidupan sehari-hari.
Mengaplikasikan hukum faraday.
Mendeskripsikan fenomena korosi dan
pencegahannya.
Zn mengalami reaksi oksidasi karena mengalami kenaikan Bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2
HCl mengalami reaksi reduksi karena atom H mengalami penurunan Bilangan oksidasi dari +
1 menjadi 0
3. Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks
Persamaan reaksi redoks dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu :
a. Metode Perubahan Bilangan Oksidasi
b. Metode Ion Elektron (Metode setengah reaksi)
B. Sel Elektrokimia
1. Sel Volta
a. Terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik
b. Bagian-bagian sel volta
1) Katoda
• Merupakan elektroda positif (+)
• Tempat terjadinya reaksi reduksi
M2+ + 2 e M
• Dibuat dari logam yang memiliki harga potensial reduksi (Eo) lebih tinggi
2) Anoda
• Merupakan elekroda negatif (-)
• Tempat terjadinya reaksi oksidasi
L L2+ + 2 e
• Terbuat dari logam yang memiliki harga potensial reduksi (Eo) lebih rendah
c. Diagram Sel
Oksidasi || Reduksi
Anoda | ion || ion | Katoda
d. Harga potensial sel (Eo sel)
Eo sel = Eo reduksi - Eo oksidasi
e. Deret Volta
2. Sel Elektrolisis
a. Terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia
b. Bagian-bagian sel elektrolisis
BAB
8 KIMIA UNSUR
NO KOMPETENSI INDIKATOR
8 Mendeskripsikan unsur-unsur penting, terdapat- Mendeskripsikan unsur-unsur penting yang ada di alam
nya di alam, pembuatan dan kegunaannya. termasuk unsur radioaktif.
Mendeskripsikan cara memperoleh unsur-unsur penting
dan kegunaannya.
c. 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein di dalam usus besar
2. Sumber radiasi contohnya :
a. Radiasi untuk terapi tumor dan kanker.
b. Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah diradiasi, kayu menjadi
lebih keras dan lebih awet.
c. Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga titik leleh lebih
tinggi dan mudah mengisap zat warna serta air.
d. Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran kertas, film, dan lempeng
logam.
e. 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamak dengan cara ini
lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara biasa.
BAB
1 OBJEK KAJIAN
BIOLOGI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Memahami hakikat biologi sebagai ilmu dan men- Menjelaskan objek dan permasalahan Biologi.
deskripsikan objek permasalahan biologi melalui
metode ilmiah.
Biologi adalah ilmu yang mengkaji dan mempelajari tentang mahluk hidup (organisme),
dengan demikian Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang paling dekat dengan kehidupan.
Biologi merupakan bidang ilmu yang luas, bagian dari IPA serta berkaitan dengan ilmu-ilmu yang
lain dan membentuk cabang ilmu pengetahuan yang baru. Contohnya biologi dengan fisika menjadi
biofisika, biologi dengan kimia menjadi biokimia, dan lain-lain.
B. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah langkah-langkah yang dilakukan secara berurutan dan sistematis untuk
mendapatkan pengetahuan.
Langkah-Langkah dalam metode ilmiah yaitu sebagai berikut.
1. Observasi/Pengamatan (untuk menemukan masalah).
2. Merumuskan masalah.
3. Kajian pustaka.
4. Mengajukan hipotesis.
5. Melakukan percobaan/eksperimen.
6. Menarik kesimpulan.
C. Observasi
Pengamatan/observasi bertujuan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam sebuah
penelitian. Berdasarkan sifatnya, data observasi dibedakan menjadi 2, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Perbedaan antara kedua jenis data tersebut adalah data kualitatif tidak bisa diukur atau
dihitung besarannya contohnya warna, bentuk, prilaku dan lain-lain. Sedangkan data kuantitatif
adalah data yang bisa diukur dan dihitung besarannya contohnya jumlah, volume, kecepatan dan
lain-lain.
D. Variabel Penelitian
Ketepatan menentukan variabel penelitian sangat penting dalam keberhasilan suatu percobaan.
Ada tiga jenis variabel penelitian yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
1. Variabel bebas/manipulasi yaitu faktor yang sengaja diubah oleh sang peneliti .
2. Variable terikat/respon yaitu faktor yang berubah tergantung perubahan variabel bebas.
3. Variable kontrol yaitu faktor yang sengaja tidak diberi perlakuan untuk pembanding.
BAB
2 VIRUS, MONERA, FUNGI, DAN
PROTISTA
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup dan Menjelaskan peran Virus, Archaebacteria dan Eubacteria
klasifikasinya, peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia.
bagi kehidupan dan upaya pelestariannya. Mengidentifikasi ciri-ciri/peran kelompok jamur dan
protista (jamur, protista, protozoa, alga).
A. Virus
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Aseluler
- Hanya mengandung satu macam asam nukleat (DNA/RNA)
- Parasite obligat
- Dapat dikristalkan
2. Peran menguntungkan
a. Virus digunakan untuk memproduksi interferon, yakni sejenis senyawa yang dapat dimanfaat-
kan untuk mencegah replikasi virus di dalam sel inang ( hospes )
B. Monera
1. Archaebacteria
Merupakan kelompok bakteri primitif (purba), umumnya hidup di daerah ekstrem seperti
sumber air panas, kawah belerang, dan telaga garam. Berdasarkan lingkungan hidupnya tersebut
Archaebacteria dibedakan menjadi tiga kelompok utama yaitu kelompok metanogen, kelompok
halofili ekstrem, dan kelompok termofili ekstrem.
Peranan misalnya archaebacteria kelompok methanogen dapat menghasilkan metana. Metana
berupa gas dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan dalam pembuatan biogas dengan
memanfaatkan materi organik seperti sampah atau feses hewan.
2. Eubacteria (Bakteri dan Cyanobacteria)
a. Peranan Bakteri
1) Bakteri yang Menguntungkan
• Rhizobium bersimbiosis pada akar leguminosarum untuk mengikat nitrogen.
• Azotobacter hidup di dalam tanah dan dapat mengikat nitrogen sehingga dapat
menyuburkan tanah.
• E. coli membantu pembusukan makanan di dalam usus besar dan penghasil vitamin yang
membantu pembekuan darah.
• Lactobacillus sp. dimanfaatkan untuk proses pembuatan susu yoghurt dan susu keju.
• Acetobacter xylinum di manfaatkan untuk pembuatan nata de coco.
2) Bakteri yang Merugikan
• Salmonella typhosa penyebab penyakit tifus
• Shigella dysenteriae penyebab penyakit disentri
• Neisseria meningitidis penyebab penyakit meningits
• Neisseria gonorrhoeae penyebab penyakit kencing nanah
• Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit tuberkulosis
• Mycobocterium leprae penyebab penyakit lepra
b. Peranan ganggang biru ( Cyanobacteria )
1) Ganggang biru yang menguntungkan, antara lain, gloeocapsa, nostoc, dan anabaena yang
dapat menangkap nitrogen di udara.
C. Jamur
Jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Eukariotik, dinding sel dari selulosa atau zat kitin.
2. Tidak berklorofil, heterotrof.
3. Multiseluler, tubuhnya tersusun atas benang-benang halus yang disebut dengan hifa.
4. Hifa bercabang-cabang membentuk jaring-jaring dan disebut miselium.
5. Habitat tempat lembab, sedikit cahaya, kaya zat organik.
D. Protista
Organisme yang termasuk dalam Kingdom Protista mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Bersel satu atau bersel banyak yang masih belum terdiferensiasi
2. Sel termasuk tipe Eukariotik
3. Ada yang dapat membuat makanan sendiri (autotrof ) maupun tak dapat membuat makanan
sendiri (heterotrof )
4. Umumnya ditemukan di tempat yang lembab dan lingkungan berair
5. Secara umum protista dibedakan menjadi 3 kelas yaitu protista mirip hewan (Protozoa), protista
mirip tumbuhan (Alga) dan protista mirip jamur
Berdasarkan jenis alat geraknya, Protozoa dibagi menjadi :
Tabel 2.3 Klasifikasi Protozoa Berdasarkan Alat Gerak
No Kelompok Ciri-ciri
1 Myxomycota (jamur lendir) Struktur tubuh vegetatif berbentuk seperti lendir atau plasmodium,
yang berinti banyak dan bergerak seperti Amoeba
2 Oomycota (Jamur air) reproduksi vegetatif dengan cara membentuk zoospora, yang
memiliki 2 flagel
Peranan Protista:
1. Tripanosoma cruci penyebab penyakit cagas (anemia anak)
2. Tripanosoma evansi sakit surrah, vector lalat tabanidae
3. Tripanosoma gabiense sakit tidur, vektor lalat tsetse
4. Tripanosoma vaginalis keputihan pada vagina
5. Plasmodium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana, masa sporulasi (2x24 jam) atau setiap
48 jam.
6. Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria quartana, masa sporulasi 72 jam
7. Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika, masa sporulasi (1-2x24 jam)
8. Plasmodium ovale, penyebab penyakit limpa, masa sporulasi (2x24 jam)
9. Gelidium (bahan agar-agar)
10. Bahan obat-obatan (Chlorella)
11. Saprolegnia (parasit pada telur ikan)
12. Phytophthora(parasit pada tanaman kentang)
13. Phytium (penyebab busuknya kecambah dan busuk akar)
BAB
3 KLASIFIKASI DAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2 Menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup dan Menentukan dasar pengelompokan makhluk hidup.
klasifikasinya, peranan keanekaragaman hayati
Menjelaskan upaya pelestarian sumber daya alam
bagi kehidupan dan upaya pelestariannya.
tertentu.
A. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok
tertentu. Urutan klasifikasi dari tingkatan/takson yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai
berikut:
1. kingdom (kerajaan);
2. divisio (tumbuhan) atau filum (hewan);
3. kelas (classis);
4. ordo (bangsa);
5. famili (suku);
6. genus (marga);
7. spesies (jenis).
Klasifikasi makhluk hidup terus menerus berubah sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi, diantaranya:
Syarat penulisan nama spesies menurut aturan tata nama Binomial Nomenclature (Carolus
Lineus) adalah sebagai berikut.
1. Terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukkan genus dan di awali huruf kapital, kata kedua
menunjukkan spesies dan menggunakan huruf kecil semua.
2. Kedua kata di beri garis bawah yang terputus atau di cetak miring.
3. Menggunakan bahasa latin atau yang di latinkan
Contoh: nama latin mangga di tulis Mangiferaindica atau Mangifera indica
BAB
4 OBJEK KAJIAN
BIOLOGI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup dan klas- Mengidentifikasi ciri-ciri kelompok tumbuhan.
ifikasinya, peranan keanekaragaman hayati bagi
kehidupan dan upaya pelestariannya. Mengidentifikasi cara perkembangbiakan hewan inver-
tebrata.
Mengidentifikasi ciri-ciri kelompok hewan vertebrata.
No Pembeda Kelas
Monokotil Dikotil
1 Sistem perakaran Serabut Tunggang
2 Batang Umumnya tidak bercabang, beruas- Bercabang, tidak beruas-ruas,
ruas, tidak mengalami pembesaran mengalami pembesaran karena
karena tidak berkambium. memiliki kambium.
3 Pertulangan daun sejajar atau melengkung Menyirip, menjari
4 Bunga kelipatan 3 kelipatan 4 atau 5
5 Biji Memiliki satu daun lembaga Memiliki dua daun lembaga
Kelompok ( Kelas)
Karakteristik
Pisces Amphibia Reptilia Aves Mamalia
Permukaan Sisik Licin/sisik sisik bulu rambut
tubuh
Suhu tubuh Poikiloterm poikilotem poikiloterm homoiterm homoiterm
Ruang jantung 2 3 4 4 4
Alat respirasi Insang Insang/paru- Paru-paru Paru-paru Paru-paru
paru
Fertilisasi Eksternal eksternal intenal internal internal
Cara reproduksi ovipar ovipar Ovipar/ ovipar vivipar
ovovivipar
Contoh Ikan mas, lele. Katak, kodok, Ular, kadal, kura- Burung, yama, Harimau, paus,
organisme salamander kura, buaya bebek sapi, kelinci.
BAB
5 EKOSISTEM DAN LINGKUNGAN
NO KOMPETENSI INDIKATOR
3 Menganalisis hubungan antara komponen Menganalisis hubungan antarkomponen dan aliran energi
ekosistem, perubahan materi dan energi serta dalam suatu ekosistem.
peran manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Menjelaskan proses yang terjadi pada daur biogeokimia.
Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan
masalah perubahan/pencemaran lingkungan
B. Daur Biogeokimia.
Daur biogekimia adalah perputaran zat atau materi dan senyawa kimia di alam yang melibatkan
tubuh makhluk hidup.
Contoh daur biogeokimia antara lain:
1. Daur Nitrogen
Daur nitrogen tahapannya sebagai berikut.
a. Fiksasi, penambatan N2 bebas dari udara oleh bakteri fiksasi misal Azotobacter dan Rhizobium sp.
b. Amonifikasi, pembentukan senyawa amonium (NH4+) dari sisa-sisa tubuh makhluk hidup oleh
bakteri pengurai.
c. Nitrifikasi, pembentukan ion Nitrat (NO3-) oleh bakteri Nitrosomonas, Nitrosococcus dan
Nitrobacter.
d. Denitrifikasi, penguraian ion Nitrat menjadi N2 bebas kembali oleh bacteri Pseudomonas
denitrificans
2. Daur Karbon
a. Sumber karbon di alam berupa CO2
b. CO2 di alam diserap tumbuhan fotosintesis tumbuhan dimakan organisme lain kar-
bon berpindah ke tubuh makhluk hidup tersebut
c. Makhluk hidup bernafas mengeluarka CO2 digunakan tumbuhan lagi
d. Hewan/tumbuhan matimembentuk fosilkarbon tersimpan dalam fosil
e. Fosilbahan bakar karbon terlepas lagi ke udara
3. Daur fosfor
a. Dibutuhkan makhluk hidup untuk membentuk asam nukleat, protein, dan ATP
b. Fosfor tidak mengalami fase gas
C. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya suatu zat atau materi ke dalam lingkungan yang
dapat memnyebabkan penurunan kualitas lingkungan tersebut.
Macam-macam pencemaran lingkungan antara lain sebagai berikut.
Tabel 5.2 Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan
BAB
6 SEL DAN JARINGAN
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Menjelaskan struktur dan fungsi sel serta Menjelaskan struktur sel dan komponen kimiawinya,
mengaitkannya dengan struktur dan fungsi serta proses yang terjadi pada sel.
jaringan.
Menjelaskan fungsi organel sel pada tumbuhan dan
hewan.
Menjelaskan sifat,ciri-ciri dan fungsi jaringan pada
tumbuhan dan hewan.
BAB
7 SISTEM GERAK, SISTEM SIRKULASI,
SISTEM PENCERNAAN, SISTEM
PERNAFASAN
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Menjelaskan struktur dan fungsi sistem organ Menjelaskan mekanisme gerak otot/sendi/penyakit pada
manusia serta kelainan/penyakit yang mungkin sistem gerak pada manusia.
terjadi pada organ tersebut.
Menjelaskan sistem peredaran darah pada manusia dan
gangguannya.
Menjelaskan sistem pencernaan makanan pada manusia
dan gangguannya.
A. Sistem Gerak
1. Macam-macam Persendian
a. Sinartrosis, jenis persendian yang tidak memungkinkan adanya gerakan.
Contoh: hubungan antar tulang tengkorak.
b. Amfiartrosis, jenis persendian yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh:
hubungan antar ruas tulang belakang.
c. Diartrosis, jenis persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan secara bebas.
C. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan manusia dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Tabel 7.4 Sistem Pencernaan pada Manusia
A. Sistem Eksresi
1. Sistem Ekskresi pada Manusia
Tabel 8.1 Organ Eksresi dan Zat yang Dihasilkan
B. Sistem Regulasi
1. Sistem Saraf pada Manusia
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari otak, sum-sum lanjutan, dan sum-sum tulang belakang.
1) Otak, terdapat di dalam rongga tengkorak terbagi menjadi otak besar (cerebrum), otak
tengah (mesencephalon), otak depan (diencephalon) dan otak kecil (cerebellum).
2) Sumsum lanjutan (medulla oblongata), penghubung otak dan sumsum tulang belakang,
mengandung serabut-serabut saraf yang mengatur denyut jantung, pelebaran dan pe-
nyempitan pembuluh darah serta pernapasan.
3) Sumsum tulang belakang, memiliki peranan mengadakan komunikasi antara otak dan
semua bagian tubuh dan mendukung terjadinya gerak reflex.
b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari saraf kranial, dan saraf otonom.
1) Saraf kranial (12 pasang serabut saraf otak ) dan saraf spinal 31 pasang (serabut saraf sum-
sum tulang belakang).
2) Saraf otonom, berperan mengendalikan aktivitas tubuh yang tidak disadari seperti de-
nyut jantung, gerakan saluran pencernaan. Berdasarkan sifat kerjanya dibedakan men-
jadi 2 macam yaitu system saraf simpatis dan parasimpatis.
2. Sistem Endokrin
Tabel 8.4 Sistem Endokrin pada Manusia
3. Sistem Indra
Sistem indra terdiri dari mata, telinga, kulit, lidah, dan hidung.
a. Mata
Mata sebagai indra penglihat berisi sejumlah reseptor untuk respon cahaya (fotoreseptor).
Dinding bola mata terdiri dari tiga lapis utama yaitu sklera, koroid, dan retina.
1) Sklera, lapisan paling luar berfungsi melindungi bola mata. Sklera bagian depan
termodifikasi menjadi kornea dan dilapisi selaput konjuntiva yang banyak mengandung
pembuluh darah dan mengandung kelenjar air mata.
2) Koroid, lapisan tengah banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen bola mata atau
iris. Bagian depan iris sedikit membuka membentuk celah untuk mengatur masuknya cahaya
disebut pupil. Di bagian belakang iris terdapat lensa mata yang berfungsi memfokuskan
cahaya selain itu lensa juga membagi rongga mata menjadi dua ruangan, ruangan depan
berisi cairan aqueus humor dan ruang belakang berisi cairan vitreus humor.
3) Retina, lapisan belakang dari bola mata dan mengandung ujung-ujung saraf penerima
rangsang cahaya yaitu sel batang (basilus) dan sel kerucut (konus). Sel batang berperan
penting untuk melihat ketika kurang cahaya tetapi tidak bisa membedakan warna
sedangkan sel konus berperan dalam penglihatan banyak cahaya dan dapat membedakan
warna.
b. Telinga
Telinga merupakan indra pendengaran yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
1) Telinga luar berupa daun telinga, lubang telinga dan membran timpani
2) Telinga tengah, berupa tulang-tulang pendengaran yaitu maleus, inkus dan stapes.
3) Telinga dalam, berupa tingkap jorong (rumah siput dan labirin) dan koklea yang berisi
cairan tempat ujung-ujung sel saraf yang peka rangsang getaran.
Jadi mekanisme mendengar adalah:
Bunyidaun telingaliang telingamembran timpanitulang pendengarantingkap
jorongkokleaotakmendengar
c. Kulit
Kulit merupakan indra peraba dan perasa terdiri dari ujung-ujung saraf:
a. korpustel yaitu meissner (reseptor sentuhan) dan paccini (reseptor tekanan)
b. saraf bebas yaitu ruffini (reseptor panas) dan krausse (reseptor dingin).
d. Lidah
Lidah merupakan indra pengecap untuk membedakan rasa manis, asin, pahit dan masam.
e. Hidung
Hidung sebagai indra pembau yang berisi sel-sel kemoreseptor (saraf olfaktorius)
Spermatogenesis primer
Oogenesis
Oogenium
Oosit primer
Melosit
II badan polar
ovum (polosit)
sel tumbuh
2. Respon ImunNon-Spesifik
Ketika tubuh terluka atau diserang oleh pathogen yang berhasil menembus pertahanan tubuh,
tubuh akan menghasilkan respon imun non-spesifik, dengan tahapan proses sebagai berikut:
BAB
9 PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TANAMAN
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Menjelaskan faktor-faktor yang Menginterpretasi hasil percobaan pertumbuhan dan
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
perkembangan yang terjadi pada tumbuhan
melalui hasil percobaan atau pengamatan.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran atau volume dan jumlah sel dari suatu
organisme yang bersifat ireversible. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju pendewasaan
yang di tandai dengan differensisasi sel-sel tubuh untuk membentuk struktur dan fungsi tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
1. Faktor internal berupa faktor genetis dan hormon pertumbuhan, yaitu sebagai berikut.
Tabel 9.1 Hormon pada Tumbuhan dan Fungsinya
BAB
10 METABOLISME
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Mendeskripsikan proses metabolisme Menjelaskan ciri-ciri dan cara kerja dari faktor-faktor
karbohidrat dan kemosintesis. yang dapat mempengaruhi kerja enzim.
A. Enzim
Ciri-ciri enzim antara lain:
1. suatu protein,
2. bekerja spesifik, satu jenis enzim hanya bekerja untuk satu jenis subtrat,
3. tidak ikut berubah saat terjadi reaksi, sehingga bisa dupakai berulang kali,
4. mudah rusak oleh panas,
5. diperlukan dalam jumlah sedikit, dan
6. bekerja bolak balik.
B. Katabolisme Karbohidrat.
Katabolisme adalah reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana dengan menghasilkan energi. Salah satu contoh proses katabolisme adalah respirasi baik
secara aerob maupun anaerob.
1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah respirasi yang melibatkan oksigen, tahapannya adalah:
a. glikolisis,
b. dekarboksilasi oksidatif,
c. siklus krebs, dan
d. transport elektron.
2. Respirasi Anaerob
Respirasi Anaerob adalah respirasi yang tidak melibatkan oksigen (fermentasi), berdasarkan
hasil akhirnya dibedakan menjadi fermentasi alkohol dan Fermentasi asam laktat.
Tahapannya meliputi:
a. Tahapan glikolisis, dimana 1 molekul glukosa (C6) akan diuraikan menjadi asam piruvat, NADH
dan 2 ATP.
b. Pembentukan alkohol ( fermentasi alkohol ), atau pembentukan asam laktat (fermentasi asam
laktat ).
c. Akseptor elektron terakhir bukan oksigen, tetapi senyawa lain seperti : alkohol, asam laktat.
d. Energi ( ATP ) yang dihasilkan sekitar 2 ATP.
Zat yang dihasilkan atau dikeluarkan pada respirasi aerob adalah sebagai berikut.
Tabel 10.1 Tahapan pada Proses Aerob
Tempat
No Tahapan Deskripsi dan hasil
berlangsung
1 Glikolisis Sitoplasma Reaksi pemecahan satu molekul glukosa (6C) menjadi 2 molekul
asam piruvat (3C) + 2 molekul ATP + 2 molekul NADH
2 Dekarboksilasi Membran Reaksi perubahan dari 2 asam piruvat (3 C) menjadi 2 asetil Ko
oksidatif mitokondria Enzim A (2 C) + 2 NADH
3 Siklus Krebs Matrik Dalam proses ini terjadi perubahan2molekul asetil Ko enzim A
mitokondria menjadi 2 CO2 + 2 FADH + 6 NADH+ 2 ATP melalui siklus asam
sitrat.
4 Transport elektron Krista mitokondria Serangkaian proses reaksi oksidasi dan reduksi antara donor
elektron (NADH dan FADH) dengan penerima elektron (O2)
membentuk H2O + energi (34 ATP)
BAB
11 SUBSTANSI GENETIKA DAN
POLA HEREDITAS
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Memahami konsep dasar hereditas, Menjelaskan susunan nukleotida DNA, RNA, atau
reproduksi sel, penerapan prinsip-prinsip hereditas kromosom.
dan peristiwa mutasi.
Menjelaskan proses sintesis protein.
Mengidentifikasi tahap-tahap pembelahan
mitosis/meiosis/gametogenesis.
Menginterpretasikan persilangan berdasarkan hukum
Mendel.
Menginterpretasi persilangan pada penyimpangan
semu hukum Mendel.
Mengidentifikasi pewarisan cacat/penyakit menurun
pada manusia.
Menjelaskan peristiwa mutasi
2. Struktur Kromosom
a. Kromatid, adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom. Kromatid masih me-
lekat satu sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid adalah kromonema.
b. Sentromer, adalah daerah konstriksi (lekukan primer) di sekitar pertengahan kromosom. Pada
sentromer terdapat kinetokor yaitu bagian kromosom yang yang merupakan tempat perleka-
tan benang spindel selama pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya kromosom.
Kromatid Kromatid
Telomer
Sentromer
Kromonema
Gambar struktur kromosom
lekukan
kromosom pembelahan
benang spindel
anakan
METAFASE ANAFASE TELOFASE DAN SITOKINESIS
2. Pembelahan Meiosis
Terjadi pada sel-sel kelamin (gonad), berlangsung dua kali pembelahan, berfungsi mengurangi
jumlah sel induk sehingga menghasilkan sel-sel gamet denganjumlah kromosom setengah dari
induknya.
Tahapannya adalah:
1. Meiosis I
a. Profase I
b. Metafase I
c. Anafase I
d. Telofase I
2. Meiosis II
a. Profase II
b. Metafase II
c. Anafase II
d. Telofase II
3. Gametogenesis
Merupakan proses pembentukan sel kelamin baik kelamin betina yang berlangsung
di dalam ovarium (Oogenesis) maupun sel kelamin jantan yang berlangsung didalam testis
(Spermatogenesis).
Spermatogonium Oogonium
Growth/Maturation
Primary
Primary
spermatocyte
oocyte
Meiosis I
Secondary Secondary
spermatocyte oocyte
First polar
Meiosis II body
Spermatids
Ovum
Spermatozoa
Macam
No Deskripsi Rasio fenotif
penyimpangan
1 Interaksi gen (atavisme) Interaksi antar alel sehingga dihasilkan sifat baru tetapi tidak 9:3:3:1
menghasilkan pola perbandingan.
Contoh: Gen yang menentukan bentuk pial/jengger ayam
2 Kriptomeri Gen-gen dominan non alel yang seolah-olah tersembunyi 9:3:4
jika berdiri sendiri dan pengaruhnya akan tampak setelah
gen-gen dominan tersebut muncul secara bersam-sama.
Contoh:gen-gen yang menentukan warna bunga Linaria
maroccana
3 Epistasis hipostasis Interaksi antargen dominan yang terletak pada lokus yang 12:3:1
berbeda dimana gen yang satu menutupi gen yang lain.
Contoh: gen-gen yang mengatur warna kulit biji gandum
4 Polimeri Satu sifat individu dikkendalikan oleh dua atau lebih 15:1
pasangan alel.
G. Mutasi
Mutasi adalah perubahan struktur kimia yang terjadi pada materi genetik (DNA maupun RNA)
yang dapat diturunkan.
Macam mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi:
1. Mutasi gen (mutasi titik/mutasi kecil/point mutation), meliputi:
a. Mutasi pergantian basa
- Transisi, pergantian basa sejenis misal basa Adenin di ganti basa Guanin (sesama purin)
atau basa Timin diganti pasa Sitosin (sesame pirimidin)
- Transversi, pergantian basa yang tidak sejenis misal basa Adenin di ganti Timin (purin
diganti pirimidin)
b. Mutasi pergeseran kerangka
- Delesi, terjadi pengurangan pasangan basa
- Insersi, terjadi penambahan pasangan basa
2. Mutasi kromosom (mutasi besar/aberasi kromosom/gross mutation), meliputi:
a. Aneuploidi, meliputi Monoploidi (n) dan poliploidi
b. Aneusomik, meliputi:
1) Monosomik (2n-1), misalnya sindrom Turner (22AA + XO)
2) Nulisomik (2n-2)
3) Trisomik (2n + 1), misalnya
- Sindrom Klinefelter, 22AA + XXY
- Sindrom Edward, 45 A+ XX/YY
- Sindrom patau, 45A + XX/YY
- Sindrom Down, 45 + XX/YY
Perubahan struktur kromosom
Perubahan struktur kromosom merupakan penyimpangan yang terjadi di dalam kromosom
(intrakromosom).
2. Duplikasi
Duplikasi terjadi jika kromosom memperoleh tambahan sebagian segmen kromosom lain-
nya.
duplikasi
3. Inversi
Inversi merupakan mutasi yang terjadi karena perubahan letak gen akibat terpilinnya kromo-
som pada saat meiosis sehingga terbentuk kiasma.
4. Translokasi
Translokasi adalah pertukaran sebagian kromosom dengan kromosom nonhomolog lainnya
sehingga menghasilkan efek posisi.
BAB
12 TEORI EVOLUSI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Menjelaskan teori evolusi dan Menjelaskan teori asal-usul kehidupan dan
implikasi pada perkembangan sains. pembuktiannya.
Menjelaskan prinsip-prinsip penting pada evolusi.
B. Prinsip-prinsip Evolusi
Beberapa teori evolusi yang terkenal yaitu sebagai berikut.
BAB
13 BIOTEKNOLOGI
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Menjelaskan prinsip-prinsip dan aplikasi Menjelaskan prinsip dasar bioteknologi.
bioteknologi
Menjelaskan contoh aplikasi bioteknologi
konvensional/ modern.
Menjelaskan dampak aplikasi bioteknologi bagi
masyarakat dan lingkungan.
A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi mengandung pengertian-pengertian sebagai berikut:
1. Suatu penerapan asas-asas ilmu pengetahuan alam dan rekayasa atau teknologi pada
pengolahan suatu bahan yang melibatkan aktivitas bagian jasad hidup untuk menghasilkan
barang dan jasa.
2. Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup untuk menghasil-
kan produk atau jasa guna kepentingan manusia.
3. Ilmu pengetahuan tentang berbagai proses produksi yang berdasarkan pada kerja mikroor-
ganisme serta komponen aktifnya dan pada proses produksi yang melibatkan penggunaan sel
dan jaringan dan suatu organisme yang lebih tinggi.
2. Antibodi monoklonal, merupakan sejenis antibodi yang diproduksi dengan cara penggabungan ( fusi )
dua jenis sel yang sama atau berbeda . Dikenal dengan sebutan teknologi hibridoma / DNA rekombinan.
3. Bayi tabung, hasil fertilisasi secara in vitro .Ovum dan sperma dipertemukan dalam sebuah “ wadah”
sehingga terjadi pembuahan.
4. Hormon insulin, yang diperoleh melalui teknologi plasmid dalam rekayasa genetik
5. Domba dolly hasil kloning yaitu transfer inti sel autosom ( diploid ) ke dalam ovum ( haploid ) yang telah
diambil inti telurnya.
6. Tanaman kebal hama, yang telah disisipi gen penghasil senyawa endotoksin dari Bacillus thuringiensis
7. Tanaman yang mampu memfiksasi nitrogen melalui penyisipan gen pengontrol fiksasi nitrogen ( gen
nif ) dari bacteri Rhizobium sp dengan perantara plasmid dari Agrobacterium tumefaciens
8. Hewan transgenik, hasil rekayasa genetika yang memiliki sifat / kemampuan berbeda dengan hewan
biasa. Misalnya menghasilkan air susu yang mengandung faktor anti hemofili
9. Hormon BST ( Bovine Somatotrophin ), hormon pertumbuhan untuk hewan dari hasil rekayasa
genetik
10. Vaksin malaria, hasil rekayasa genetik dengan memanfaatkan DNA virus cacar air yang kurang aktif
11. antibiotik jenis baru, yang dikembangkan dari mikroorganisme galur baru yang diperoleh dari rekayasa
genetik
12. Interferon, sejenis protein hasil tekhnik DNA rekombinan untuk menghambat replikasi virus
13. Hormon pertumbuhan manusia yang dihasilkan dari tehknik DNA rekombinan
14. Terapi genetik, jasa layanan perbaikan kelainan genetik dengan rekayasa genetik
15. Pelestarian species langka, jasa layanan pelestarian hewan / tumbuhan yang hampir punah menggunakan
tehknik rekayasa genetik