Anda di halaman 1dari 4

World Health Orhanization (WHO, 2015)menunjukkan angka kejadian

DM di dunia sebanyak 415 juta orang, dan masih diprediksikan akan


meningkat hingga mencapai 642 juta orang pada tahun 2040.
Sedangkan di Asia Tenggara angka kejadian DM pada tahun 2014
sebanyak 96jutaorang, dan mengalami peningkatandari 4,1% pada
tahun 1980an menjadi 8,6% di tahun 2014. Indonesia merupakan
urutan ke-7 didunia untuk prevalensi penderita DM tertinggi bersama
China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Meksiko dengan
jumlah penderita 10 juta orang. Angka kejadian di Indonesia memiliki
kecenderungan meningkat yaitu dari 5,7% (2007) menjadi
6,9%(2013).DM telah menjadi penyebab kematian terbesar ke-4 di
dunia (Hans, 2013).
Diabetes Melitus (DM)merupakan sekumpulan gejalayang muncul
pada seseorang yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa
darah akibat dari penurunan sekresi insulin yang progresif (ADA,
2015). DM juga diartikan sebagai suatu penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya (PERKENI, 2015).
Diabetes melitus merupakan salah satu jenis keadaan darurat
kesehatan global terbesar pada abad ke 21 dan 10 penyebab
kematian secara global bersama dengan tiga besar lainnya yaitu
penyakit kardiovaskular, kanker dan penyakit pernapasan. Ada sekitar
kurang lebih 425 juta orang diseluruh dunia, atau 8,8% orang dewasa
(20-79 tahun) diperkirakan telah menderita diabetes. Dan jumlah
orang dengan diabetes akan meningkat menjadi 451 juta jika usia
diperluas menjadi (18-99 tahun). Jika tren ini terus berlanjut, maka
diperkirakan pada tahun 2045 jumlahnya akan meningkat menjadi 693
juta orang dengan rentang usia (18-99 tahun), atau 629 juta orang
berusia (20-79 tahun). Peningkatan terbesar terjadi pada daerah
dimana tingkat ekonomi dan pendapatan rendah ke tingkat
pendapatan menengah yaitu ada sekitar 80%. Perkiraan diabetes
telah meningkat selama beberapa dekade, lebih dari 2/3 kasus
diabetes di perkirakan berasal dari pertumbuhan penduduk dan
penuaan, 28% dari peningkatan prevalensi usia tertentu dan 32% dari
interaksi keduanya (IDF, 2017).
Menurut Kementerian kesehatan RI (2014) dalam perbandingan
Riskesdas tahun 2007 dan 2013 prevalensi orang dengan diabetes
cenderung meningkat yaitu dari 5,7% (2007) menjadi 6,9% (2013). Di
Indonesia penyakit diabetes menempati peringkat ke tujuh dunia
bersama dengan China, India, Amerika Serikat, Brazil, Meksiko
dengan jumlah estimasi orang dengan diabetes sebesar 16,7 juta
orang (IDF, 2017).

Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan kronis yang sangat


merugikan dan dampaknya sangat buruk untuk penderitanya.
Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik didalam tubuh
yang berkaitan dengan dua hal penting yaitu kadar glukosadarah dan
insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah yang
dihasilkan dari kegagalan dalam produksi insulin, aksi insulin, atau
keduanya (Ujwala,2015).

Diabetes mellitus diklasifikasikan sebagai penyakit tunggal, tetapi


penanganan yang tidak tepat pada penderita diabetes
melitusakanmengakibatkan berbagai komplikasi sekunder seperti
disfungsi ginjal, kelainan jantung, retinopati diabetik, neuropati, dan
aterosklerosis (Chen, et al.,2014)
Penatalaksanaan DM yang kurang tepat dapat mengakibatkan
komplikasi, salah satunya terjadinya luka kaki atau yang sering
disebut ulkus diabetik. Ulkus diabetik adalah kerusakan integritas kulit
atau infeksi yang meluas sampai jaringan kulit bawah, tendon, otot
bahkan tulang. Faktor yang mempengaruhi terjadinya ulkus
diabetikyaituterjadinya neuropati, lama menderita DM, peripheral
artery disease, perawatan kaki tidak teratur, dan penggunaan alas
kaki yang tidak tepat (Edward, 2015).
Jumlah penderita DM yang tidak sedikit membutuhkan manajemen
terapi yang tepat untuk mencegah komplikasi misalnya luka gangren.
kejadian luka gangren sampai saat ini masih tinggi, prevalensi
penderita DM dengan luka gangren di Amerika Serikat sebesar 15-
20%, resiko amputasi 15-16%, kali lebih tingggi dibandingkan dengan
penderita non DM (Rosikhoh, 2016).
Ulkus kaki diabetikmerupakan salah satu komplikasi yang paling
serius dan dapat menyebabkan kecacatan pada penderita diabetes
melitus.Terjadinya ulkus kaki diabetikmerupakan representasi dari
neuropati.Salah satu penyebab dari ulkus kaki diabetik adalah
penurunan sirkulasi perifer yang sangat dipengaruhi oleh tingginya
kadar glukosa darah dan berhubungan erat dengan penyakit arterial
perifer. Sirkulasi perifer yang menurun akan menyebabkan kematian
jaringan dan iskemik yang beresiko menjadi ulkus kaki diabetik.
Prevalensi kejadian ulkus kaki diabetes padapenderitadiabetes
mellitus adalah antara…??
Penatalaksanaan pada ulkus kaki diabetiksecara komprehensif
diperlukan dalam manajemen luka diabetik agar fase penyembuhan
ulkus tidak memanjang dan tidak terjadi komplikasi.Bila sudah terjadi
penyulit atau komplikasi, usaha untuk menyembuhkan keadaan
tersebut kearah normal menjadi sangat sulit. Hal ini
dikarenakankerusakan yang terjadi umumnya akan menjadi kronis
dan bisa sampai pada tindakan amputasi..??
Perawat profesional harus memahami upaya komprehensif
penanganan ulkus kaki diabetik untuk mencegah tingginya angka
kesakitan, amputasi bahkan kematian yang disebabkan dari
komplikasi penyakit tersebut.Upaya komprehensif yang dapat
dilakukanuntuk mempercepat penyembuhan ulkus terdiri dari berbagai
faktor meliputifaktor internal dan eksternal.Faktor internal meliputi:
Mengatasipenyakit penyerta dan pemberat (komorbid), Status gizi
dannutrisi, Kadarglukosa darah, Growth factordan Vaskularisasi
perifer. Sedangkan untuk faktor eksternal dalam proses penyembuhan
luka meliputi:Kontrol infeksi, Perawatan luka dan Pemilihan
dressingyang tepat(Clayton & Elasy, 2009; Jeffcoate & Harding, 2003;
Suriadi, 2015; Syabariyah, 2015).
Penatalaksanaan ulkus kaki diabetik diperlukan untuk mempercepat
proses penyembuhan dalam hal ini agar setiap fase penyembuhan
dapat difasilitasi dengan baik. Terdapat 3 prinsip utama yang sangat
penting dalam penatalaksanaan ulkus kaki diabetik yaitu, kontrol
infeksi, debridement, sertaoff-loading. Pengendalian infeksi dapat
dilakukan dengan pemilihan dressingyang tepat yang dapat berfungsi
mencegah terjadinya kontaminasi dengan lingkungan luar
luka.Dressingyang baik juga dapat menstimulasi dan mempercepat
penyembuhan luka. Jenis dressingini dikenal dengan konsep moist
dressingyang sudah banyak diteliti oleh para ahli yang terbukti dapat
menyediakan lingkungan yang lembab untuk mempercepat proses
epitelisasi dan granulasi pada ulkus (Clayton & Elasy, 2009; Delmas,
2006; Jeffcoate& Harding, 2003; Kruse & Edelman, 2006).
Selain itu pasien dengan luka kaki diabetik atau gangren juga memiliki
resiko tinggi amputasi dan kematian (Kartika, 2017
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa salah satu komplikasi
umum dari diabetes adalah masalah kaki diabetes. Setiap tahun ada
lebih dari satu juta orang penyakit diabetes kehilangan salah satu
kakinya akibat komplikasi diabetes dikarenakan tidak di rawat dengan
baik sehingga mudah mengalami luka, dan akhirnya cepat
berkembang menjadi ulkus gangren dan karena tidak di rawat dengan
benar akhirnya mengalami infeksi yang parah (Susan dalam
Wulandini, 2016).

Anda mungkin juga menyukai