Anda di halaman 1dari 8

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE UTARA

PUSKESMAS MOTUI
Jln. Sauala Desa Ranombupulu Kec. Motui, Kab. Konawe Utara
Email : puskesmas.motui@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PELAKSANAAN KELAS IBU BALITA

A. PENDAHULUAN

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)


merupakan salah satu target dalam Millenieum Develomment Goals (MDG’s).
Kelompok ibu hamil, bersalin, bayi pada masa perinatal merupakan kelompok
yang paling rentan terhadap kesehatan oleh karena itu kelompok tersebut
menjadi fokus utama pembangunan kesehatan (Kemenkes, 2009).
Penurunan AKB dan AKABA di Indonesia, pemerintah perlu
menggencarkan upaya promotif dan preventif. Upaya promotif dan preventif
dilakukan agar adanya perubahan peningkatan pengetahuan, sikap,
ketrampilan ibu beserta keluarga dalam memberikan asuhan kepada bayi dan
balita. Upaya promotif sangat erat kaitannya dengan fungsi pelayanan
kesehatan primer seperti puskesmas. Program pemerintah yang dilaksanakan
oleh puskesmas untuk menjalakan fungsi tersebut adalah program kelas ibu
balita.
Kelas ibu balita merupakan kelas dimana para ibu yang mempunyai anak
berusia antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar
pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan dibimbing oleh fasilitator.
Anak balita merupakan salah satu populasi paling beresiko terkena bermacam
gangguan kesehatan (kesakitan dan kematian). Menurut Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Balita di Indonesia
sebesar 40/10.000 Kelahiran Hidup. Bila dihitung secara matematis, berarti
dalam setiap jamnya terjadi 22 kematian balita di Indonesia, suatu jumlah
yang tergolong fantastis untuk ukuran di era globalisasi. Oleh karena itu
Depkes telah meluncurkan berbagai program kesehatan untuk menanggulangi
hal ini.

B. LATAR BELAKANG

Ada banyak program kesehatan yang telah diimplementasikan


Departemen Kesehatan mulai dari pusat, provinsi hingga kabupaten, misalnya
buku KIA, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), pengendalian penyakit
menular maupun tidak menular, dsb. Salah satu program kesehatan yang
diharapkan dapat turut berperan aktif dalam menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada anak balita adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku
KIA), yaitu suatu buku yang berisi catatan kesehatan Ibu mulai kehamilan
hingga anak berusia 5 tahun yang berisi informasi cara menjaga kesehatan.
Namun tidak semua ibu mau/dapat membaca buku KIA karena berbagai
sebab atau alasan, misalnya malas membaca, tidak punya waktu membaca,
sulit mengerti atau memang mengalami buta aksara.

Kelas ibu balita merupakan upaya promotif yang diselenggarakan


pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan
menggunakan buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang balita yang
optimal. Kelas ibu balita dikatakan sebagai salah satu upaya untuk menekan
morbiditas dan mortalitas bayi dan balita melalui peningkatan pemanfaatan
buku KIA sehingga meningkatkan pemahaman ibu terhadap kesehatan anak.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :

1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan menggunakan


buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang Balita yang optimal.
2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, merubah sikap dan perilaku
ibu hamil tentang kesehatan balita, gizi dan stimulasi pertumbuhan &
perkembangan anak.

Tujuan Khusus
 Meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara eksklusif

 Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi pada bayi

 Meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI dan gizi


seimbang kepada Balita

 Meningkatkan kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan


melaksanakan stimulasi perkembangan Balita

 Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi balita dan


mencuci tangan yang benar

 Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit terbanyak, cara


pencegahan dan perawatan balita.

D. TATA NILAI
Dalam melaksanakan kegiatan kelas ibu hamil, Pelaksana mengacu kepada
tata nilai MOTUI
1. Mutu
2. Objektif
3. Terampil
4. Unggul
5. Inovatif
E. KETERLIBATAN LINTAS UPAYA DAN LINTAS SEKTORAL

LINTAS UPAYA
1. Upaya KIA dalam penyuluhan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas
2. Upaya programmer Promkes, Gizi, KIA, Kesling, P2 dalam memberikan
indikator kuisioner, dan menganalisa
LINTAS SEKTORAL
1. Kepala Desa sebagai pelindung dan penggerak masyarakat dan mitra kerja
dalam pelaksanaan program.
2. Kader posyandu yang sangat berperan dalam kegiatan ini untuk mengajak
ibu hamil dalam berpartisipasi pada pelaksanaan kelas ibu hamil.

F. KEGIATAN POKOK

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kelas ibu balita :

 Memakai buku KIA sebagai alat (acuan) utama pembelajaran.


 Metode belajar memakai pendekatan cara belajar orang dewasa, yaitu
partisipatif interaktif, ceramah, tanya jawab, peragaan/praktek, curah
pendapat, penugasan dan simulasi.
 Materi: buku KIA, modul yang berkaitan (misal: buku modul tumbuh
kembang anak) dan alat-alat bantu lain.
 Kurikulum: disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi/masalah
kesehatan di tempat tersebut. Agar efektif, Kelas Ibu Balita dapat
diintegrasikan dengan kegiatan terkait yang ada di masyarakat, misalnya
Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) atau
kegiatan Desa lainnya.
 Dari, oleh dan untuk masyarakat: seluruh masyarakat termasuk tokoh-
tokoh agama dan masyarakat berperan dalam pelaksanaan Kelas Ibu
Balita.
 Peserta: Ibu-ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun. Tiap
kelas dibagi berdasarkan kelompok umur balita: 0-1 tahun, 1-2 tahun, dan
2-5 tahun. Jumlah peserta idealnya maksimal 15 orang/kelas.
 Fasilitator/pengajar: Bidan atau petugas kesehatan yang telah dilatih
menjadi fasilitator Kelas Ibu Balita atau yang telah menjalani on the job
training Kelas Ibu Balita.
 Narasumber: Narasumber diperlukan untuk memberi input tentang
topik tertentu. Narasumber merupakan tenaga kesehatan dalam bidang
spesifik tertentu seperti: ahli gizi, dokter, bidan, perawat, perawat gigi,
Kader PAUD, dll.
 Waktu: disesuaikan dengan kesiapan ibu/bapak/keluarga, bisa pagi
atau sore hari. Lama kegiatan 20-60 menit atau disesuaikan dengan
kondisi setempat.
 Frekuensi pertemuan: 3 kali pertemuan atau sesuai hasil kesepakatan
antara fasilitator dengan peserta.
 Tempat fleksibel: bisa di Balai Desa, Dusun, memakai salah satu rumah
warga, Posyandu, Puskesmas, RB, RS, dll.

G. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Persiapan
Identifikasi sasaran : Mendata semua sasaran balita 0-5 th dan
mengelompokkkannya jadi kelompok usia 0-1 th, 1-2 th, 2-5 tahun

Mempersiapkan tempat dan sarana belajar: Tempat belajar sebaiknya tidak


jauh dari rumah warga belajar dan ada sarana antara lain, kursi, tikar,
karpet, alat peraga, dan alat-alat praktek/demo, APE, alat tulis menulis,
buku KIA, lembar balik kelas ibu balita

 Mempersiapkan materi
Kelompok A (5 Modul): Pemberian ASI secara eksklusif, Pemberian
imunisasi pada bayi, Pemberian MP-ASI usia 6-12 bulan, Tumbuh
kembang bayi, Penyakit terbanyak pada bayi.

Kelompok B (5 Modul): Perawatan gigi anak, Pemberian MP-


ASI, Tumbuh kembang anak, Penyakit pada anak, Permainan Anak
Kelompok C (6 M0dul): Tumbuh kembang, Pencegahan kecelakaan, Gizi
seimbang, Penyakit pada anak, Obat pertolongan pertama, Perilaku hidup
bersih dan sehat

 Mengundang ibu yang mempunyai anak yang berusia antara 0-5 tahun

 Mempersiapkan tim fasilitator dan narasumber

 Menyusun rencana anggaran

 Menyelenggarakan kelas ibu balita

 Monitoring dan evaluasi

Penyelenggaraan Kelas Ibu Balita

 Jarak pertemuan

 Kelompok A (usia 0-1 th) 2x pertemuan dengan jarak pertemuan


1-3 bulan

 Kelompok B (usia 1-2 th) 2x pertemuan dengan jarak 3-6 bulan

 Kelompok C (usia 2-5 th) 2x pertemuan dengan jarak 6 bl-1 th

2 Pindah ke kelompok beriktnya sesuai dengan usia balita

3 Jarak pertemuan kelas ibu balita dapat disesuaikan dengan kesepakatan


masing-masing wilayah.
H. SASARAN
Semua ibu yang memiliki bayi / balita mulai usia 0 bulan sampai 5 tahun
yang ada di wilayah Puskesmas Motui

I. JADWAL KEGIATAN / PELAKSANAAN


Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan jadwal kelas ibu di desa masing –
masing.

J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Setiap akhir bulan bidan diwilayah kerjanya menghitung jumlah kunjungan
bayi / balita di fasilitas kesehatan

K. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan dibuat dalam bentuk laporan tertulis menggunakan
format laporan yang telah tersedia
2. Pelaporan diserahkan setiap akhir bulan
3. Pelaporan diserahkan kepada penanggung jawab kegiatan ( Bidan
Koordinator )

L . PEMBIAYAAN
Semua rangkaian kegiatan kelas ibu balita dibiayai dana BOK

M. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dapat dipedomani dalam
pelaksanaan kegiatan.
Kepala Puskesmas Motui

Muslan Riana, SKM


NIP. 19760612 200903 1 002

Anda mungkin juga menyukai