ABSTRACT
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
DAFTAR TABEL
1 Penelitian terdahulu 7
2 Jumlah karyawan DSITD IPB 9
3 Skala likert 10
4 Tabel interval hasil analisis deskriptif 11
5 Karasteristik karyawan DSITD IPB 14
6 Hasil uji validitas elemen employee engagement 16
7 Hasil uji reliabilitas elemen employee engagement 16
8 Hasil analisis deskriptif employee engagement 17
9 Persepsi karyawan DSITD IPB tentang vigor 18
10 Persepsi karyawan DSITD IPB tentang dedication 19
11 Persepsi karyawan DSITD IPB tentang absoprtion 19
12 Hasil uji validitas aspek kinerja karyawan 20
13 Hasil uji reliabilitas aspek kinerja karyawan 20
14 Hasil analisis deskriptif kinerja karyawan 20
15 Persepsi karyawan DSITD IPB tentang aspek kuantitas 21
16 Persepsi karyawan DSITD IPB tentang aspek kualitas 22
17 Persepsi karyawan DSITD IPB tentang aspek waktu 22
18 Hasil uji multikolinearitas 24
19 Hasil uji autokorelasi 25
20 Hasil uji regresi linear berganda 25
21 Cofarience regresi linear berganda 25
22 Hasil uji hipotesis 26
23 Coefficient corelation 26
24 Implikasi manajerial 28
DAFTAR GAMBAR
Latar Belakang
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2014 2015 2016 2017
Gambar 1 Hasil SKP, Presensi dan Kehadiran Tepat Waktu DSITD 2014-2017.
Kecenderungan data diatas ditemukan permasalahan, yaitu kinerja yang
tinggi dengan tingkat absensi (ketidakhadiran) kerja yang baik namun rendahnya
tingkat ketepatan waktu ketika masuk kerja para karyawan. Hal ini terindikasi
oleh pemeliharaan SDM yang kurang baik. Salah satu bentuk pemeliharaan agar
setiap karyawan memiliki kinerja yang baik adalah dengan memotivasi dan
membuat mereka merasa terikat dengan perusahaan, baik pada nilai-nilai yang
dianut atau pada lingkungan dan proses kerja yang ada pada perusahaan atau
instansi tersebut. Selaras dengan pernyataan bahwa setiap organisasi tahu
seberapa pentingnya melibatkan dan memotivasi orang-orang yang mereka miliki
untuk melakukan suatu pekerjaan, dan hal ini semakin menonjol seiring
berjalannya waktu. Tapi yang kurang mereka kenal adalah bahwa karyawan ingin
terlibat dalam setiap pekerjaan di mana mereka bisa merasa berkontribusi pada
secara positif terhadap sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri
(Bedarkar and Pandita 2014).
Keterikatan karyawan (employee engagement) sendiri merupaka sebuah
konsep yang diyakini dapat meningkatkan kinerja karyawan karena employee
engagement itu sendiri adalah keadaan dimana anggota dari sebuah organisasi
melaksanakan peran kerjanya, bekerja dan mengekspresikan dirinya secara fisik
(energi yang dikeluarkan karyawan ketika melaksanakan pekerjaannya), kognitif
(keinginan yang dimiliki karyawan mengenai organisasi, pemimpin dan kondisi
kerja dalam organisasi) dan emosional (meliputi perasaan karyawan terhadap
organisasi dan pemimpinnya) selama menunjukan kinerja mereka (Kahn 1990).
Pengaruh employee engagement terhadap kinerja karyawan sangat penting,
karena rasa keterikatan (engaged) yang dibangun karyawan dengan perusahaan
tempatnya bekerja merupakan hal yang penting. Sense of belonging keduanya juga
dapat memberikan feedback pada manajemen dan loyalitas pada perusahaan.
Keterikatan yang sengaja dibangun ini senantiasa menciptakan kekritisan yang
positif pada karyawannya (Surur 2018).
3
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis employee engagement karyawan DSITD IPB,
2. Menganalisis kinerja karyawan DSITD IPB,
3. Menganalisis Pengaruh employee engagement terhadap kinerja karyawan
DSITD IPB.
Manfaat
Ruang lingkup
TINJAUAN PUSTAKA
Employee Engagement
kepadanya. Karyawan jenis ini akan bersedia untuk memberikan kekuatan dan
mengembangkan talenta mereka secara maksimal dalam bekerja agar
organisasi berkembang.
2. Not Engaged
Karyawan dalam tipe ini cenderung fokus terhadap tugas dibandingkan
pencapaian tujuan dari pekerjaan itu. Mereka hanya akan mengerjakan tugas
sesuai dengan porsi mereka dan sesuai apa yang organisasi bayar kepada
mereka. Dalam bekerja, mereka selalu menunggu perintah dari atasan dan
cenderung merasa tidak memiliki energi ketika bekerja.
3. Actively Disengaged
Karyawan tipe ini adalah karyawan yang tidak terikat. Mereka akan secara
terbuka menunjukkan perasaan tidak bahagia dan ketidakpuasan mereka
terhadap pekerjaan yang dilakukan. Mereka juga akan secara konsisten
menunjukkan perlawanan dan hanya melihat sisi negatif pada berbagai
kesempatan yang ada.
Aon Hewwitt (2015) menilai bahwa karyawan yang terikat (engaged employee)
memiliki perilaku seperti berikut:
1. Stay
Karyawan memiliki keinginan kuat untuk menjadi bagian dari organisasi dan
mereka tetap bertahan bersama organisasi.
2. Say
Karyawan memberi masukan untuk organisasi, selalu membicarakan hal-hal
positif tentang organisasi pada rekan kerja, calon karyawan juga orang diluar
organisasi dan konstruktif dalam mengutarakan kritik.
3. Strive
Termotivasi, mengerahkan usaha ekstra dan terlibat dalam perilaku yang
berkontribusi terhadap keberhasilan bisnis dan tujuan organisasi.
Kinerja Karyawan
Penelitian Terdahulu
Tabel 1 berikut akan menjelaskan beberapa penelitian terdahulu yang telah
dilakukan sebagai acuan untuk penelitian ini:
7
terdahulu dengan penelitian ini ada pada aspek kinerja karyawan dan objek
penelitian.
METODE
Kerangka Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer yang
digunakan adalah data kuesioner langsung yang disebarkan kepada seluruh
karyawan DSITD IPB. Data sekunder yang digunakan adalah data SKP, data
Presensi dan data kehadiran tepat waktu dari karyawan DSITD IPB per empat
tahun kebelakang sebagai bukti dari indikasi terhadap bagaimana employee
engagement dan kinerja karyawan yang ada di DSITD IPB. Data lainnya didapat
dari penelusuran melalui kepustakaan, buku, jurnal, skripsi dan internet.
3. Uji Normalitas
Uji asumsi ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat
(Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau
berdistribusi tidak normal. Cara yang digunakan adalah cara grafik histogram
dan normal probability plots. cara histogram membandingkan antara data
riil/nyata dengan garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal atau
memang normal sama sekali. Jika data riil membentuk garis kurva cenderung
tidak simetris tehadap mean (U) maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak
normal, dan sebaliknya. Cara normal probability plot membandingkan data riil
dengan data distribusi normal secara komultif. Suatu data dikatakan
berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal.
4. Uji Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi.
Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut mejadi tidak baik atau tidak
layak dipakai prediksi. Ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW), dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2).
b. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 (-2 < DW
< 2).
c. Terjadi autokorelasi negative jika nilai DW diatas + 2 (DW > 2).
dengan:
𝐼0, 𝐼1, 𝐼2, . . . , 𝐼𝐼 adalah koefisien regresi.
𝐼1, 𝐼2, . . . , 𝐼3 adalah variabel independen.
𝐼 adalah suatu variabel random yang berdistribusi normal dengan nilai rata-rata
nol (rata-rata 𝐼) dan mempunyai varians 𝐼𝐼.
13
Uji Hipotesis
Sunyoto (2019) menyatakan bahwa uji hipotesis adalah suatu pernyataan
mengenai bentuk fungsi suatu variabel atau tentang nilai sebenarnya suatu
parameter. Pengujian hipotesis adalah prosedur yang memungkinkan keputusan
dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis, digunakan
data yang sedang dipersoalkan/diuji. Uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji hipotesis dengan menggunakan Uji F dan Uji T.
Uji F
Sunyoto (2009) menyatakan bahwa Uji F atau uji koefisiensi regresi secara
bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Penelitian ini
menganalisis pengaruh employee engagement terhadap kinerja karyawan, maka
dilakukan pengujian hipotesis dengan rumusan sebagai berikut:
H0: Employee engagement tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
H1: Employee engagement berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Uji T
Sunyoto (2009) menyatakan bahwa Uji T digunakan untuk mengetahui
apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Hasil Uji T dapat terlihat pada tabel Coefficients, kolom T-
hitung yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel inovasi, agresivitas,
stabilitas, integritas dan pengawasan terhadap variabel kinerja secara parsial
apakah ada pengaruh atau tidak. Hasil dari T-hitung dibandingkan dengan hasil
pada T-tabel.
tingkat global di bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika”. Misi IPB
adalah menyiapkan insan terdidik yang unggul, profesional, dan berkarakter
kewirausahaan di bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika, memelopori
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang unggul di bidang
pertanian, kelautan, dan biosains tropika, mentransformasikan ilmu pengetahuan,
teknologi, serta seni dan budaya unggul IPB untuk pencerahan, kemaslahatan,
peningkatan kualitas kehidupan secara berkelanjutan. Perkembangan teknologi
informasi yang sangat pesat menjadi tonggak berdirinya unit kerja yang bergerak
di bidang teknologi informasi.
Pengembangan dan penerapan Teknologi dan Sistem Informasi yang
progresif dan adaptif mutlak diperlukan di IPB baik dalam mencapai tujuan
organisasi. Awalnya unit kerja yang dibentuk adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pusat Komputer. Dalam perkembangan institusi, UPT Puskom berganti nama
menjadi Kantor Pengembangan Sistem Informasi (KPSI) sekitar tahun 2001.
Perubahan nama dari Kantor Pengembangan Sistem Informasi (KPSI) menjadi
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) melalui Ketetapan MWA
No.77/MWA-IPB/2008 dan SK Rektor No. 023/I3/OT/2008. Dengan menjadi
sebuah direktorat, maka lingkup pekerjaan unit kerja ini menjadi lebih luas. Lalu
pada tahun 2008, Kantor Pengembangan Sistem Informasi berubah menjadi
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI). Perubahan nama dari
Kantor Pengembangan Sistem Informasi (KPSI) menjadi Direktorat Komunikasi
dan Sistem Informasi (DKSI) dengan tupoksi yang ditetapkan pada SK Rektor
No. 170/I3/OT/2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat, Kantor dan
Sekretarias Eksekutif IPB. Pada pertengahan 04 juli 2013 Direktorat Komunikasi
dan Sistem Informasi berubah menjadi Direktorat Integrasi Data dan Sistem
Informasi (DIDSI). Dan pada 29 Desember 2017 dengan mengacu pada SK rektor
nomor 38/IT3.MWA/OT/2020 mengalami perubahan nama menjadi Direktorat
Sistem Informasi dan Transformasi Digital (DSITD) (ict.ipb.ac.id).
Karakteristik Karyawan
Hasil uji validitas pada Tabel 6 yang dilakukan terhadap butir-butir dari
elemen variabel kinerja karyawan menyatakan semua elemen yang diuji valid
karena masing-masing nilai Corrected Time-Total Correlation dari variavel
employee engagement lebih besar dari nilai r tabel yang bernilai 0.344.
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Elemen Employee Engagement
Cronbach's Cronbach's Alpha Based
Keterangan
Alpha on Standardized Items
0.753 0.948 Reliabel
Hasil uji validitas pada Tabel 12 yang dilakukan terhadap butir-butir dari
indikator aspek kinerja karyawan menyatakan semua aspek yang diuji valid
karena masing-masing nilai dari Corrected Time-Total Correlation variabel
kinerja karyawan lebih besar dari nilai r tabel yang bernilai 0.344.
karyawan DSITD IPB secara umum selalu berusaha untuk bekerja sesuai dengan
sasaran yang telah ditentukan dan memenuhinya.
Nilai terbesar kedua adalah nilai total skor rataan dari aspek kualitas, nilai
rataan yang didapat aspek kualitas adalah 3.758 dan masuk dalam kategori baik.
Secara umum karyawan DSITD IPB selalu mengerjakan pekerjaan dengan
mengikuti deskripsi pekerjaan, menyelesaikannya sesuai ketentuan-ketentuan dan
permintaan dari user. Jika dalam pengerjaan didapati ada kesalahan maka
karyawan DSITD IPB rela mengerjakan ulang pekerjaan tersebut, dan terus selalu
meningkatkan kompetensi juga kemampuan teknis agar tidak terjadi kesalahan
yang sama.
Aspek terakhir adalah waktu. Aspek waktu memperoleh nilai 3.689 dan
masih masuk dalam kategori baik. Secara umum karyawan DSITD IPB selalu
berusaha masuk kerja tepat waktu walau tingkat ketepatan waktu masuk kerja
antara PNS masih lebih baik dari karyawan kontrak, hal ini dikarenakkan adanya
rasa keterikatan terhadap status kepegawaian. Karyawan DSITD IPB tidak selalu
menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline, hal itu terjadi karena permintaan user
pada deskripsi pekerjaan sering bertambah dan/atau berubah secara cepat dan
tidak terduga. Antisipasi pada hal tersebut karyawan DSITD IPB siap untuk
pulang lebih akhir demi menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan atau
dituntut segera selesai.
Hasil analisis grafik normal probability plot pada Gambar 3 menunjukkan bahwa
sebaran titik-titik pada gambar mengikuti garis diagonalnya. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi linear berganda antara employee engagement
terhadap kinerja karyawan berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi atau
terdapat ketidaksamaan varians dari rersidual dari satu pengamatan ke
24
pengamatan yang lain. model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari Gambar 4.
Hasil yang dapat dilihat pada Gambar 4 menunjukkan titik-titik pada gambar
tidak membentuk suatu pola tertentu yang teratur. Gambar diatas
memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y dengan tidak teratur. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terdapat atau terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi kerelasi di antara variabel independen. Hasil
dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 18.
regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi
autokorelasi maka persamaan tersebut mejadi tidak baik atau tidak layak
dipakai prediksi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 19.
Hasil dari uji autokorelasi diatas, ditemukan Durbin-Watson test = 1.961 dan
DW berada diantara -2 dan 2 (-2 < DW < 2) maka dapat disimpulkan bahwa
hasil dari uji autokorelasi diatas adalah tidak terjadi autokorelasi. Hasil lebih
lengkap dari output dari SPSS untuk Uji Asumsi Klasik dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Tabel 21 menunjukkan nilai korelasi berganda, yaitu korelasi antar dua atau
lebih elemen pada variabel independen terhadap variabel dependen. Angka R
yang didapat adalah 0.821, artinya korelasi antar elemen vigor, dedication dan
absorption terhadap kinerja karyawan sebesar 82.1%, hal ini berarti terjadi
hubungan erat antara elemen vigor, dedication dan absorption terhadap kinerja
karyawan yang dibuktikan dengan nilai R yang mendekati 1.
Tabel 21 menunjukkan koefisien determinasi. Nilai R Square sebesar 0.675
berarti sumbangan pengaruh elemen vigor, dedication dan absorption terhadap
26
Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji F dan Uji T. Uji
F atau uji koefisiensi regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui
apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Uji T atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk
mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara
signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. hasil Uji F dan Uji T dapat
dilihat pada Tabel 22.
0.341. Dalam kata lain bahwa nilai kinerja karyawan (Y) tanpa vigor (X1),
dedication (X2), dan absorption (X3) adalah sebesar -0.341.
Koefisien regresi variabel vigor (X1) sebesar 0.112 artinya bahwa
peningkatan satu variabel vigor dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan
menyebabkan kenaikan nilai kinerja karyawan sebesar 0,112. Koefisien regresi
variabel dedication (X2) sebesar 0,417 artinya bahwa peningkatan satu unit
variabel dedication dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan
kenaikan nilai kinerja karyawan sebesar 0,417. Koefisien regresi variabel
absorption (X3) sebesar 0,520 artinya bahwa peningkatan satu unit variabel
absorption dengan asumsi variabel bebas lain konstan akan menyebabkan
kenaikan nilai kinerja karyawan sebesar 0,520.
Tabel 23 memperlihatkan masing-masing nilai T-hitung dari setiap variabel
dan bandingkan dengan nilai T-tabel. Nilai T-tabel dicari dengan rumus n-k-1
maka 33-3-1=29 Dimana kriteria dari hipotesis adalah sebagai berikut:
T-hitung < T-tabel atau sig. > α = H0 diterima, H1 ditolak
T-hitung > T-tabel atau sig. < α = H0 ditolak, H1 diterima
Berdasarakan kriteria diatas maka hasil interpretasi bagi tiap-tiap indikator
employee engagement dapat dilihat sebagai berikut:
1. Vigor
Hasil hipotesis untuk variabel vigor adalah:
H0: Vigor tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
H1: Vigor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Hasil dari Uji T pada tabel menunjukan bahwa nilai T-hitung untuk variabel
Vigor sebesar 0.521. Nilai T-hitung lebih kecil dari T-tabel (0.521 < 2.045)
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa Vigor tidak
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Dedication
Hasil hipotesis untuk variabel dedication adalah:
H0: Dedication tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan
H1: Dedication berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Hasil dari Uji T pada tabel menunjukan bahwa nilai T-hitung untuk variabel
Dedication sebesar 1.759. Nilai T-hitung lebih kecil dari T-tabel (1.759 <
2.045) maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa dedication
tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
3. Absorption
Hasil hipotesis untuk variabel absorption adalah:
H0: Absorption tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan
H1: Absorption berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Hasil dari Uji T pada tabel menunjukan bahwa nilai T-hitung untuk variabel
absoprtion sebesar 2.929. Nilai T-hitung lebih besar dari T-tabel (2.929 >
2.045) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa absorption
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.
28
IMPLIKASI MANAJERIAL
Penelitian pengaruh employee engagement terhadap kinerja karyawan
yang di lakukan di Direktorat Sistem Informasi dan Transformasi Digital Institut
Pertanian Bogor mendapatkan hasil implikasi manajerial terkait elemen-elemen
employee engagement. Hasil implikasi manajerial adalah saran yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan dan mempertahankan keadaan employee
engagement atau kinerja karyawan di DSITD IPB. Hasil tersebut dapat dilihat
pada Tabel 24.
Tabel 24 menunjukkan hasil dari penelitian ini, diharapkan hasil ini dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi pejabat struktural yang ada di DSITD IPB,
karena employee engagement seorang karyawan menentukan usaha karyawan
dalam pekerjaan yang dilakukannya sehari-hari, mempengaruhi loyalitasnya, juga
keputusan karyawan untuk tetap bertahan atau pergi dari tempat kerjanya.
29
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 AbsorptionMean
,
. Enter
DedicationMean
, VigorMeanb
Coefficientsa
Collinearity Statistiks
Coefficient Correlationsa
Model AbsorptionMean DedicationMean VigorMean
Riwayat Hidup
Penulis bernama Biyanto Daru Wicaksono yang dilahirkan di Bogor pada
tanggal 6 Jumadil Akhir 1414 Hijriah yang bertepatan dengan 20 November 1993.
Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan sebagai anak kandung dari
pasangan Bapak Budi Hariyanto dan Ibu Dasimah. Penulis beragama Islam dan
berkewarganegaraan Indonesia. Penulis bertempat tinggal di Gg. Kembang
RT04/09 No 51 Kedunghalang, Bogor Utara, Bogor.
Pendidikan menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Cibuluh 6
Bogor. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Pertama di SMP PGRI 5 Bogor. Berikutnya, penulis melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Menengah Atas di SMAN 8 Bogor. Selanjutnya penulis menjadi
mahasiswa di Program Diploma Institut Pertanian Bogor dengan jurusan
Manajemen Informatika. Pada Juli 2015 penulis lulus seleksi mandiri penerimaan
mahasiswa baru di Program Alih Jenis Manajemen Institut Pertanian Bogor.