Anda di halaman 1dari 3

1. Jawaban soal nomor 2.

a. pergerakan air dalam tanah yang kondisinya jenuh akan mempengaruhi


limpasan dan infiltrasi di daerah tersebut, sedangkan proses pergerakan
tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah dan perubahan
penggunaan lahan akan mempengaruhi sifat fisik tanah sehingga
berpengaruh juga dalam pergerakan air dalam tanah. Suatu studi oleh
Arsyad (2000) dalam Saribun (2007), mengemukakan bahwa kemunduran
sifat sifat fisik tanah tercermin antara lain menurunnya kapasitas infiltrasi
dan kemampuan tanah menahan air, meningkatnya kepadatan dan
ketahanan penetrasi tanah dan berkurangnya kemantapan struktur tanah
sehingga dapat menyebabkan terjadinya erosi. Erosi menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, tidak terbatas pada wilayah on site tetapi dapat juga
meluas hingga wilayah off site. Dampak langsung, misalnya menurunnya
tingkat kesuburan tanah, menyempitnya lahan pertanian dan kehutanan
produktif serta meluasnya lahan kritis. Dampak tidak langsung dapat
berupa polusi kimia dari pupuk dan pestisida,
b. Dalam konservası tanah dan air, kebun sawit memiliki tiga mekanisme yang
secara sinergis dalam melindungi tanah dan air. Ketiga mekanisme yang
dimaksud adalah yakni mekanisme struktur dan naungan kanopi (canopy
land cover), mekanisme tata kelola lahan kebun sawit dan mekanisme
sistem perakaran kelapa sawit. Pertama, mekanisme struktur pelepah daun
pohon kelapa sawit yang berlapis lapis mampu menaungi lahan (land cover)
mendekati 100 persen sejak kelapa sawit berumur muda. Struktur pelepah
daun yang demikian selain berlungsi sebagai "dapurnya (fotosintesis)
kelapa sawit, juga berfungsi melindungi tanah dari pukulan langsung air
hujan Jika hujan datang, pukulan air hujan tidak langsung mengenai tanah
namun terlindungi oleh struktur pelepah daun berlapis-lapis tersebut
Kedua, mekanisme konservasi tanah dan air berikutnya adalah melalui
tata kelola lahan dalam budidaya kelapa sawit. Standar kultur teknis kebun
sawit mulai dari penanaman dan pemeliharaan tanaman menggunakan asas-
asas konservasi tanah dan air. Mulai dan zero/minimum tillage, penanaman
lanaman pelindung (cover crop) pada masa pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan (umur 0-4 tahun), pembuatan sistem teras pada lahan miring,
pembuatan piringan/tapal kuda, penempatan pelepah tua (pruning) sebagai
guludan bahan organik pada gawangan, pengembalian tandan kosong dan
limbah cair ke lahan dan lainnya merupakan bagian dari mekanisme
konservası tanah dan air kebun sawit.
Ketiga, sistem perakaran serabut pohon kelapa sawit yang massif, luas
dan dalam. Perakaran kelapa sawit dewasa dapat mencapai radius 4 meter
sekeliling pangkal dan dengan kedalaman sampai 5 meter dibawah
permukaan tanah yang membentuk pori pori mikro dan makro tanah
(Harahap, 1999). Pori-pori mikro dan makro tanah tersebut makin banyak
dengan makin dewasa tanaman kelapa sawit. Sistem perakaran dan pon-
pori tanah tersebut yang dapat disebut sebagai biopori alamiah
meningkatkan kemampuan lahan kebun sawit dalam menyerap/menahan air
(water holding capacity). melalui peningkatan penerusan (infiltrasi) air
hujan ke dalam tanah sehingga mengurangi aliran air permukaan (run-off)
dan menyimpan cadangan air didalam tanah. Ketiga mekanisme konservasi
tanah dan air tersebut terikat dan menyatu (built in) pada tanaman dan
kebun sawit, sehingga mengelola kebun sawit untuk tujuan ekonomi juga
sekaligus mengelola ketiga konservası tanah dan air.
c. Metode mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan
menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi
tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan,
mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan
(Seloliman, 1997).Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi
tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Tujuan pokok pengolahan
tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah
perakaran yang baik,membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas
gulma (Arsyad, 1989).
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha
pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di
daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan
usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan
untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan
penyaluranaliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak
merusak. Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan
tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur
sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur
dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di
permukaan dan mencegah erosi
Pembuatan teras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring
menjadi bertingkat-tingkatuntuk mengurangi kecepatan aliran permukaan
dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air yang meresap ke
dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief, 1986).

Anda mungkin juga menyukai