C. Tujuan ................................................................................................................ 3
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 12
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir
bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral.
Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral
sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang
harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-
nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata
nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama
teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda. Pengawasan terhadap
tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena
lingkungan remaja sudah sangat luas.
Bagaimana tindakan sebuah keluarga dalam mendidik anak yang berusia
remaja, dikarenakan remaja adalah remaja (adolescene) yang diartikan sebagai
masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi Remaja ?
2. Jelaskan Ciri-ciri atau Karakteristik Psikologi Remaja ?
3. Bagaianan Peran orang tua yang memiliki anak berusia remaja ?
4. Jelaskan Pola Asuh Orang Tua pada Remaja ?
5. Bagaimana Konflik-konflik Keluarga pada Remaja ?
6. Jelaskan Faktor-faktor Terjadinya Kenakalan Remaja ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Remaja
2. Mengetahui Ciri-ciri atau Karakteristik Psikologi Remaja
3. Mengetahui Peran orang tua yang memiliki anak berusia remaja
4. Mengetahui Pola Asuh Orang Tua pada Remaja
5. Mengetahui Konflik-konflik Keluarga pada Remaja
6. Mengetahui Faktor-faktor terjadinya Kenakalan Remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defini Remaja
Menurut Hurlock 91981) remaja adalah mereka yang berada pada usia
12-18 tahun. 1[1] Moncks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah
12-21 tahun. 2[2] menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja
pada rentang 12-23 tahun. 3[3] berdasarkan batasan-batasan yang diberikan
para ahli, bisa dilihat bahwa dimulai masa remaja relatif sama, tetapi
berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan da yang dikenal juga
dengan istilah remaja yang diperpanjang dan remaja yang diperpendek.
D. Menurut Diane Baumrind dalam Djiwandono (1989: 23-24) pola asuh orang
tua dapat diidentifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Pola asuh Demokratis
Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan
adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam
aturan-aturan yang disepakati bersama. Orang tua yang demokratis ini yaitu
orang tua yang mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung.
2. Pola asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya
dengan mengorbankan otonomi anak. Menurut Danny (1986: 96), pola asuh
otoriter mempunyai aturan-aturan yang kaku dari orang tua.
3. Pola asuh Permisif
Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada
anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak. Moesono
(1993: 18) menjelaskan bahwa pelaksanaanpola asuh permisif atau dikenal pula
dengan pola asuh serba membiarkan adalah orang tua yang bersikap mengalah,
menuruti semua keinginan, melindungi secara berlebihan, serta memberikan atau
memenuhi semua keinginan anak secara berlebihan.
A. KESIMPULAN
keluarga dalam mendidik anak yang berusia remaja itu sangatlah berhati-
hati, karena remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. masa
terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Karakteristik remaja yang
sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan
masalah pada diri remaja.
Untuk itu timbul kecemasan-kecemasan pada orang tua dalam mendidik
anak yang berusia remaja. Namun kadang kehawatiran ini akan menimbulkan
petaka bagi orang tua tersebut jika ia tidak pandai-pandai dalam memahami itu
semua. Untuk itu sebagai orangtua, dalam mengahadapi remaja harus tetap
bersikap tenang dan bertahan, mengingat bahwa ini adalah masa pemberontakan
mereka sebagai remaja. Namun Tidak berarti mereka boleh bersikap seenaknya,
tetapi sebagai orang tua sekali lagi ketenangan dalam menyikapi mereka yang
sekarang ini ingin didengar suaranya, orang tua mendengarkan apa yang mereka
inginkan atau mereka maksud. Jadikan dialog dan diskusi bagian dari keluarga.
Dengan demikian mereka tahu bahwa orang tua selalu ada untuk mereka saat
mereka butuh.
B. SARAN
http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak-cara-mendidik-
mengasuh-anak-yang-baik