Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN 3

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA

KELARUTAN DUA CAIRAN YANG BERCAMPUR SEBAGIAN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

Aureralia Ariqoh N (170331614088)

Rizka Ella Amelia * (170331614090)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Februari 2019
A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat membuat kurva kelarutan dua zat cair yang bercampur sebagian
2. Mahasiswa dapat menentukan suhu kritis larutan dua zat cair yang bercampur
sebagian.

B. Dasar Teori
Bila dua zat cair dicampur dengan komposisi yang berbeda-beda maka akan terdapat
tiga kemungkinan yang terjadi :
1. Kedua zat cair dapat bercampur dalam tiap komposisi, seperti campuran antara
alkohol-air
2. Kedua zat cair tidak dapat bercampur sama sekali, seperti antara air dan air raksa
3. Kedua zat dapat bercampur hanya pada komposisi tertentu, misalnya campuran antara
air-fenol atau air-butanol

Pada percobaan berikut akan yang akan dilakukan adalah membuat kurva kelarutan
air-fenol atau air-butanol (diagram biner) dan sekaligus menentukan suhu kritisnya.

Bila ke dalam sejumlah air ditambahkan fenol atau butanol sedikit demi sedikit pada
suhu tertentu dan tetap maka akan terjadi larutan fenol atau butanol dalam air. Bila
penambahan ini diteruskan pada suatu saat diperoleh larutan jenuh fenol atau butanol dalam
air. Tetapi bila penambahan fenol atau butanol diteruskan lagi akan diperoleh larutan air
dalam fenol atau fenol yang memisah sebagai larutan tersendiri. Pada penambahan
selanjutnya akan dicapai dicapai larutan jenuh air pada fenol atau butanol, saat ini kedua
lapisan akan hilang dan menjadi satu lapisan lagi. Kedua larutan tersebut, air dalam fenol atau
butanol dan sebaliknya dikatakan sebagai larutan konjugat. Larutan konjugat ini hanya terjadi
pada jarak suhu tertentu.

Sistem biner fenol-air atau butanol-air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat
kelarutan timbal balik antara fenol atau butanol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap.
Disebut sistem biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol atau
butanol dan air. Fenol atau butanol dan air kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran
itu ditambahan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol atau air. Jika komposisi
campuran fenol atau butanol air dilukiskan terhadap suhu akan diperoleh kurva sebagai
berikut :
Keterangan :

L1 = fenol dalam air

L2 = air dalam fenol

XA = mol fraksi air

XF = mol fraksi fenol

XC = mol fraksi komponen pada suhu kritis (TC).

Sistem ini mempunyai suhu kritis (TC) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada
saat dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi CC. Pada suhu T1 dengan
komposisi di antara A1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A2 dan B2,
sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu
kritisnya, TC), sistem berada pada satu fase (jernih). Kurva yang terbentuk adalah parabola
yang merupakan contoh temperatur timbal balik berdasarkan %fenol dalam setiap perubahan
temperatur (Sukardjo, 2003).

Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian
bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan
tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati
temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur
sebagian lagi.
Temperatur kritis atas Tc adalah batas atas temperatur dimana terjadi pemisahan
larutan. Pada temperatur ini terjadi gerakan termal yang lebih besar sehingga menghasilkan
kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen (Atkins PW, 1999)

C. Alat dan Bahan


Alat :
1. Tabung reaksi besar
2. Beaker glass 800 ml
3. Buret 50 ml
4. Neraca
5. Corong
6. Pengaduk kawat
7. Pemanas
8. Kawat kasa
9. Pipet ukur 10 ml
10. Termometer
Bahan :
1. Aquades
2. Fenol

D. Prosedur Percobaan

Gambar : Susunan alat


Termometer dalam Penentuan
Pengaduk Kurva Kelarutan
Tabung Reaksi
Beaker glass
1. Penambahan Fenol ke dalam Air

Air

 Disiapkan penangas air dan alat seperti pada gambar diatas


 Dimasukkan 10 mL air ke dalam tabung A melalui buret
 Dimasukkan 1 mL fenol ke dalam air melalui buret
 Dipanaskan tabung A dalam penangas dan diaduk
 Diangkat tabung dari penangas, dibiarkan dingin dan diaduk
 Dicatat suhu larutan ketika mulai keruh
 Diulangi langkah penambahan fenol 1 mL ke dalam tabung A sampai
penambahan fenol mencapai 10 mL

Hasil

2. Penambahan Air ke dalam Fenol

Fenol

 Disiapkan penangas air dan alat seperti pada gambar diatas


 Dimasukkan 10 mL fenol ke dalam tabung B melalui buret
 Dimasukkan 1 mL air ke dalam fenol melalui buret
 Dipanaskan tabung B dalam penangas dan diaduk
 Diangkat tabung dari penangas, dibiarkan dingin dan diaduk
 Dicatat suhu larutan ketika mulai keruh
 Diulangi langkah penambahan air 1 mL ke dalam tabung B sampai
penambahan air mencapai 10 mL

Hasil

E. Data Pengamatan
Massa jenis air = 1 g/mL
Massa jenis fenol = 1,07 g/mL
1. Penambahan butanol ke dalam air
Volume fenol yang Suhu (oC)
ditambahkan (mL)
1 34

2 59

3 64

4 65

5 65

6 65

7 64

8 64

9 63

10 63

2. Penambahan air ke dalam fenol

Volume air yang Suhu (oC)


ditambahkan (mL)

1 -

2 -

3 -

4 18

5 37

6 47

7 53

8 57

9 60

10 62
F. Analisa Data dan Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk membuat kurva kelarutan dua zat cair yang
bercampur sebagian serta menentukan suhu kritis dari larutan tersebut. Zat cair yang
digunakan adalah air dan fenol. Percobaan ini dilakukan dalam dua tahap yaitu
penambahan fenol ke dalam air dan penambahan air ke dalam fenol. Pencampuran
dilakukan dengan komposisi tertentu dimana campuran akan mengalami pemanasan dan
pendinginan pada suhu kelarutannya masing-masing
Jika ditambahkan fenol ke dalam air atau air ke dalam fenol, kelarutan dari fenol dan
air akan berubah. Ketika terjadi perubahan pada larutan dari keruh menjadi jernih dan dari
jernih menjadi keruh menandakan bahwa zat mengalami perubahan kelarutan yang
dipengaruhi oleh perubahan suhu. Perubahan suhu bergantung pada komposisi kedua zat
tersebut.

1. Penambahan Fenol ke dalam Air


Pada percobaan ini diambil 10 mL air aquades lalu ditambahkan 1 mL fenol ke
dalamnya kemudian diaduk. Larutan berubah menjadi keruh, dari hasil pengamatan ini
diketahui bahwa larutan tidak larut dengan sempurna. Kemudian dilakukan pemanasan
sambil diaduk dan larutan berubah menjadi jernih. Terjadinya perubahan dari keruh
menjadi jernih ini menunjukkan bahwa larutan telah larut dengan sempurna. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh suhu terhadap kelarutan suatu zat, dimana kelarutan
meningkat seiring bertambahnya suhu. Setelah mengalami pemanasan, larutan
didinginkan sebentar sambil diaduk dan larutan kembali menjadi keruh. Kembalinya
larutan menjadi keruh ini terjadi larutan jenuh dan disini suhu mulai diukur.

Dari percobaan yang dilakukan akan dihasilkan volume fenol, air dan suhu
larutan ketika mulai keruh. Kurva larutan yang terbentuk dapat diperoleh melalui
persentase massa fenol dalam air terhadap suhu larutan ketika mulai keruh.

Massa fenol dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

𝑚
𝜌=
𝑉
Keterangan :
ρ = densitas larutan (g/mL)
m = massa (g)
V = volume larutan (mL)
Setelah massa fenol diketahui, dicari persentase massa fenol terhadap fenol-air
dengan persamaan berikut :

𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = × 100%
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Keterangan :
mtotal = jumlah massa fenol dan massa air

Dari data pengamatan yang telah diperoleh, massa fenol dan persentase fenol
dalam fenol-air dapat ditulis sebagai berikut (massa jenis fenol = 1,07 g/mL) :
Massa Air
𝑚𝑎𝑖𝑟
0,98 𝑔/𝑚𝐿 =
10 𝑚𝐿
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 9,8 𝑔

Massa Fenol dalam air (penambahan 1 mL)


𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
1,07 𝑔/𝑚𝐿 =
1 𝑚𝐿
𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = 1,07 𝑔

Persentase fenol dalam fenol-air


𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = 𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
× 100%

1,07 𝑔
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = × 100%
(1,07 + 9,8) 𝑔
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = 9,84 %
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = 0,098436

Persentase air
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = 1 − %𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = 1 − 0,0998436
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = 0,9001564
Perhitungan ini dilakukan hingga penambahan fenol 10 mL dalam air dan
diperoleh data sebagai berikut :

Volume
Massa
Fenol yang Suhu
Fenol dalam % massa Fenol % massa Air
ditambahkan (ºC)
Air
(mL)
1,07
× 100%
1 34 1,07 10,87
1 - 0,09843
= 0,09843
= 0,90157
2,14
× 100%
2 59 2,14 11,94
1 - 0,17922
= 0,17922
= 0,82078
3,21
× 100%
3 64 3,21 13,01
1 - 0,24673
= 0,24673
= 0,75327
4,28
× 100%
4 65 4,28 14,08
1 - 0,30397
= 0,30397
= 0,69603
5,35
× 100%
5 65 5,35 15,15
1 - 0,35313
= 0,35313
= 0,64687
6,42
× 100%
6 65 6,42 16,22
1 - 0,39580
= 0,39580
= 0,60420
7,49
× 100%
7 64 7,49 17,29
1 - 0,43319
= 0,43319
= 0,56681
8,56
× 100%
8 64 8,56 18,36
1 - 0,46523
= 0,46523
= 0,53477
9,63
× 100%
9 63 9,63 19,43
1 - 0,49562
= 0,49562
= 0,50438
10,7
× 100%
10 63 10,7 2,05
1 - 0,52195
= 0,52195
= 0,47805

2. Penambahan Air ke dalam Fenol


Pada percobaan kedua diambil 10 mL fenol kemudian ditambahkan 1 mL
aquades ke dalamnya lalu diaduk. Larutan tidak mengalami perubahan, dari hasil
pengamatan ini diketahui bahwa larutan larut dengan sempurna. Pada penambahan
aquades ke 1-3, larutan tidak mengalami perubahan dan pada penambahan ke 4 mulai
muncul perubahan, larutan yang semula jernih menjadi keruh. Kemudian dilakukan
pemanasan sambil diaduk dan larutan berubah menjadi jernih. Terjadinya perubahan
dari keruh menjadi jernih ini menunjukkan bahwa larutan telah larut dengan
sempurna. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh suhu terhadap kelarutan suatu zat,
dimana kelarutan meningkat seiring bertambahnya suhu. Setelah mengalami
pemanasan, larutan didinginkan sebentar sambil diaduk dan larutan kembali menjadi
keruh. Kembalinya larutan menjadi keruh ini terjadi larutan jenuh dan disini suhu
mulai diukur.

Dari percobaan yang dilakukan akan dihasilkan volume air, fenol dan suhu
larutan ketika mulai keruh. Kurva larutan yang terbentuk dapat diperoleh melalui
persentase massa air dalam fenol terhadap suhu larutan ketika mulai keruh.

Massa air dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

𝑚
𝜌=
𝑉

Keterangan :
ρ = densitas larutan (g/mL)
m = massa (g)
V = volume larutan (mL)

Setelah massa air diketahui, dicari persentase massa air terhadap air-fenol
dengan persamaan berikut :

𝑚𝑎𝑖𝑟
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = × 100%
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Keterangan :

mtotal = jumlah massa fenol dan massa air

Dari data pengamatan yang telah diperoleh, massa fenol dan persentase
fenol dalam fenol-air dapat ditulis sebagai berikut (massa jenis air = 1 g/mL) :
Massa Fenol
𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
1,07 𝑔/𝑚𝐿 =
10 𝑚𝐿
𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = 10,7 𝑔

Massa Air dalam Fenol (penambahan 1 mL)


𝑚𝑎𝑖𝑟
0,98 𝑔/𝑚𝐿 =
1 𝑚𝐿
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 0,98 𝑔

Persentase air dalam air-fenol


𝑚𝑎𝑖𝑟
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = × 100%
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

0,98 𝑔
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = × 100%
2,05 𝑔
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = 47,80%
%𝑚𝑎𝑖𝑟 = 0,4780

Persentase fenol
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = 1 − %𝑚𝑎𝑖𝑟
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = 1 − 0,4780
%𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 = 0,5220

Perhitungan ini dilakukan hingga penambahan air 10 mL dalam fenol dan


diperoleh data sebagai berikut :

Volume Air
yang Suhu Massa Air
% massa Air % massa fenol
ditambahkan (ºC) dalam Fenol
(mL)
0,98
× 100%
- 2,05 1 - 0,4780
1 0,98
= 0,5220
= 0,4780

1,96
- × 100% 1 - 0,6468
2 1,96 3,03 = 0,3532
= 0,6468
2,94
- × 100% 1 - 0,7331
3 2,94 4,01 = 0,2669
= 0,7331

3,92
18 × 100% 1 - 0,7855
4 3,92 4,99 = 0,2145
= 0,7855
4,90
37 × 100% 1 - 0,8207
5 4,90 5,97 = 0,1793
= 0,8207
5,88
47 × 100% 1 - 0,8460
6 5,88 6,95 = 0,1540
= 0,8460
6,86
53 × 100% 1 - 0,8650
7 6,86 7,93 = 0,1350
= 0,8650
7,84
57 × 100% 1 - 0,8799
8 7,84 8,91 = 0,1201
= 0,8799
8,82
60 × 100% 1 - 0,8918
9 8,82 9,89 = 0,1082
= 0,8918
9,80
62 × 100% 1 - 0,9015
10 9.80 10,87 = 0,0985
= 0,9015

Berdasarkan data pengamatan percobaan satu dan dua, diperoleh grafik antara
suhu terhadap persen massa air dan fenol. Grafik yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:
Kurva Kelarutan Dua Cairan
70

60

Suhu (ºC) 50

40

30

20

10

%massa fenol

Grafik diatas merupakan kurva kelarutan dua cairan yang berbentuk parabola dan
sesuai dengan dasar teori. Kemudian, dari grafik diatas dapat diketahui bahwa suhu
kritis larutan terdapat pada suhu 65oC dimana komposisi %massa air dalam cairan
sebanyak 64,68% dan %massa fenol dalam cairan sebanyak 35,31%.

G. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Kurva kelarutan fenol-air yang dihasilkan berbentuk parabola dan diperoleh
berdasarkan persentase massa fenol dan air terhadap suhu.
2. Suhu kritis percobaan fenol-air yang bercampur sebagian adalah 65oC dimana
komposisi %massa air dalam cairan sebanyak 64,68% dan %massa fenol dalam cairan
sebanyak 35,31%.

H. Daftar Pustaka
Tim Penyusun, 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. FMIPA. Malang : Universitas
Negeri Malang
Widjajanti,Endang.2008.(online),(http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-
widjajanti-lfx-ms-dr/kesetimbangan-fasa.pdf), diakses pada tanggal 9 Februari 2019
I. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai