Anda di halaman 1dari 10

1.

Pintu Bledek

Pintu Bledek atau Pintu Petir merupakan pintu yang dilengkapi dengan pahatan yang dibuat
tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo. Dari cerita yang beredar, Pintu Bledek ini dibuat oleh Ki Ageng
Selo dengan petir yang tersambar memakai kekuatan supranatural yang dimilikinya yang ia
tangkap saat ada di tengah sawah.

Pintu tersebut lalu dibawa pulang dan dibawa ke Raden Patah kemudian pintu ini dipakai untuk
pintu masuk utama Masjid Agung Demak yang keadaannya sudah mulai rusak sehingga di simpan
dalam Museum dalam Masjid Agung Demak tersebut.

2. Masjid Agung Demak

Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung
Demak ini didirikan tahun 1479 Masehi yang kini sudah berumur sekitar 6 abad tetapi masih
berdiri dengan kokoh sebab sudah dilakukan renovasi sebanyak beberapa kali. Masjid Agung
Demak ini tidak hanya sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Demak saja, akan tetapi dulunya
merupakan pusat dari pengajaran serta syiar Islam.
Masjid ini dikatakan sebagai asal mula pemikiran dari kehadiran Kerajaan Demak Bintoro.
Secara geografis, Masjid Agung Demak terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota,
Kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah. Arsitektur masjid ini terlihat berbeda dari arsitektur masjid
yang ada di jaman sekarang, Masjid Agung Demak mengguanakn kombinasi gaya budata Jawa
Tengah yang sangat kental dan ornamen yang terdapat di Masjid Agung Demak ini juga
melukiskan tentang hubungan antara Jawa dengan Islam.

Masjid Agung Demak ini memiliki ukuran luas sebesar 31 x 31 meter persegi yang di
bagian sisi Masjid Agung Demak ini juga terdapat serambi berukuran 31 x 15 meter persegi dengan
panjang keliling 35 x 3 meter. Serambi masjid ini terbuka dan bangunan masjid di topang dengan
total 128 soko. 4 diantara soko ini adalah soko guru sebagai penyangga utama, sementara tiang
penyangga bangunan total ada 50 buah dan tiang penyangga serambi berjumlah 28 serta tiang
keliling sebanyak 16 buah. Bentuk Masjid Demak memakai material kayu dengan bentuk bulat
lengkap dengan beberapa lengkungan. Bagian interior masjid juga memakai material kayu lengkap
dengan ukiran yang juga terlihat sangat artistik dan cantik.

3. Soko Guru atau Soko Tatal

Soko Guru atau Soko Tatal merupakan tiang penyangga dari Masjid Agung Demak yang
terbuat dari material kayu dengan diameter 1 meter dan berjumlah sebanyak 4 buah. Semua Soko
Guru ini dibuat oleh Sunan Kalijogo dan menurut cerita Sunan Kalijogo baru menyelesaikan 3
buah soko guru dan Masjid Agung Demak sudah dibangun serta sudah mulai masuk dalam tahapan
pemasangan atap.
Sehingga karena dikejar waktu, Sunan kalijogo kemudian mengumpulkan tatal atau kulit kayu
yang berasal dari sisa pahatan dari 3 soko guru untuk dibuat menjadi 1 soko guru baru memakai
kekuatan spiritual yang dimiliki Sunan Kalijogo dan inilah yang menyebabkan soko guru diberi
istilah soko tatal.

4. Bedug dan Kentongan

Bedug dan juga kentongan, dulunya dipakai sebagai alat untuk mengumpulkan rakyat
sekitar Masjid untuk menandai masuknya waktu sholat. Kedua benda ini ditemukan dalam Masjid
Agung Demak dengan bentuk seperti tapal kuda dengan folosofi saat dibunyikan atau dipukul
maka rakyat sekitar masjid harus datang untuk menunaikan sholat. Bedug dan kentongan ini
menjadi peninggalan sejarah Kerajaan Demak yang juga masih bisa dilihat hingga sekarang.
5. Situs Kolam Wudhu

Kolam wudhu ada di halaman Masjid Agung Demak dan dulu di pakai untuk tempat wudhu para
musyafir dan juga santri yang akan melaksanakan sholat, akan tetapi sekarang kolam wudhu ini
tidak lagi dipergunakan sebagai tempat berwudhu pada saat ingin melaksanakan sholat.

6. Makam Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu dari 9 Sunan WaliSanga yang berdakwah di
sekitar wilayah Jawa. Sunan Kalijaga wafat tahun 1520 lalu dikebumikan di Desa Kadilangu
berdekatan dengan Kota Demak.

Makam Sunan Kalijogo ini sekarang menjadi sebuah situs yang sering didatangi peziarah
dan juga wisatawan dari berbagai wilayah di tanah air dan juga menjadi salah satu peninggalan
dari Kerajaan Demak.
Banyak orang yang berkunjung untuk tujuan berziarah dan juga berdoa, semoga diberikan
kemudahan dan juga keberkahan lewat berdoa ini. Situs ini sangat dijaga baik oleh pengelolanya,
agar pengunjung atau peziarah nyaman saat berdoa dan bersholawat.

7. Maksurah
Maksurah merupakan ukiran kaligrafi ayat Al quran yang digunakan sebagai interior
dinding Masjid Agung Demak. Maksurah ini dibangun saat kekuasaan Aryo Purbaningrat yang
merupakan adipati Demak tahun 1866 dan kaligrafi ini menceritakan mengenai ke-Esaan Allah.

8. Dampar Kencana
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Dampar Kencana. Dampar Kencana
merupakan singgasana untuk para Sultan Demak yang kemudian digunakan sebagai mimbar
khotbah pada Masjid Agung Demak. Mimbar ini akan tetapi tidak lagi digunakan dan disimpan
pada museum Masjid Agung Demak agar terhindar dari kerusakan.

9. Piring Campa
Piring Campa merupakan piring porselen sebanyak 65 buah yang saat ini dipasang pada
interior dinding Masjid Agung Demak. Seperti namanya, piring ini merupakan hadiah dari putri
Campa yakni ibu dari Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak.
10. Serambi Majapahit

Serambi yang ada di Masjid Agung Demak ini terlihat sangat indah dengan arsitektur unik
dan antik yang memiliki arti sejarah didalamnya. Dari sejarah Kerajaan Demak, serambi Majapahit
ini memiliki 8 buah tiang pendopo yang berasal dari Kerajaan Majapahit, akan tetapi saat Kerajaan
Majapahit runtuh, beberapa peninggalannya tidak lagi terawat sehingga Adipati Unus membawa
benda pusaka tersebut menuju Demak yang sekarang ditempatkan di serambi Masjid Agung
Demak dan masih bisa dilihat sampai sekarang.

11. Mihrab
Mihrab yang merupakan pengimaman juga merupakan peninggalan dari Kerajaan Demak yang
didalamnya terdapat gambar hewan bulus prasasti Condro Sengkolo. Prasasti Condro Sengkolo ini
mempunyai arti Sariro Sunyi Kiblating Gusti tahun 1401 Saka atau 1479 Masehi. Ini membuat
kesimpulan jika di masa Kerajaan Demak juga sudah mengenal Mihrab atau pengimaman yang
berlukiskan hiasan tertentu yang adalah akulturasi budaya Islam dan juga Jawa.
12. Pawestren

Dari sejarah Kerajaan Demak dikatakan jika faham Islam sudah maju pada saat tersebut
dan jamaah sholat laki-laki serta perempuan sudah dipisahkan. Tempat sholat berjamaah
perempuan ini dinamakan pawestren.

Pawestern ini merupakan bangunan dengan 8 tiang penyangga yang 4 tiang uatam di topang
belandar balok bersusun tiga lengkap dengan ukiran motif Majapahit. Motif maksurah tahun 1866
Masehi ini diperkirakan dibuat pada masa Arya Purbaningrat.

13. Surya Majapahit

Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Surya Majapahit. Surya Majapahit


merupakan gambar dekorasi bentuk segi delapan yang sangat terkenal di era Majapahit. Beberapa
sejarawan memperkirakan jika benda tersebut merupakan lambang Kerajaan Majapahit, sementara
Surya Majapahit yang terdapat di Masjid Agung Demak tersebut dibuat tahun 1401 tahun saka
atau 1479 Masehi.

Anda mungkin juga menyukai