Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perdarahan selama kehamilan dianggap sebagai suatu keadaan akut yang dapat
membahayakan ibu dan anak sehingga menimbulkan kematian. Wanita hamil yang
mengalami perdarahan pada umur kehamilan < 20 minggu biasanya berakhir dengan
abortus yaitu keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan
berat janin < 500 gram. Sampai saat ini kejadian abortus masih dianggap sebagai masalah
kesehatan yang sangat serius dalam masyarakat terutama abortus inkomplit yang termasuk
penyebab langsung kematian ibu yang apabila tidak mendapat penanganan segera dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya abortus pada umumnya adalah
gangguan pertumbuhan zigot, embrio, plasenta, infeksi, kelainan uterus, dan faktor
eksternal seperti radiasi dan obat-obatan ,sedangkan komplikasi yang dapat mengancam
jiwa ibu akibat abortus adalah perdarahan, infeksi, perforasi, dan syok. Upaya yang bisa
dilakukan untuk mencegah sekaligus menekan kejadian abortus dengan menganjurkan ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) secara teratur, memberikan konseling
tentang pengtinya keluarga berencana (KB) untuk mengatur jarak kehamilan.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “Y” Kehamilan 11-12 Minggu
dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data dasar pada Ny “Y” Kehamilan
11-12 Minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi.

b. Dapat mengidentifikasi dioagnosa / masalah aktual pada Ny “Y” Kehamilan 11-


12 Minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi.
c. Dapat mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada Ny “Y” Kehamilan 11-
12 Minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi.

d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada Ny “Y” Kehamilan 11-
12 Minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi.

e. Dapat merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “Y” Kehamilan 11-12


Minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi.

f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “Y” Kehamilan 11-12


Minggu dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi.

g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny “Y” Kehamilan 11-12 Minggu


dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi setiap penentu kebijakan dan pelaksaan
program baik di Departemen Kesehatan maupun pihak Rumah Sakit Umum Daerah
Stekh Yusuf Gowa dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program
sebagai upaya pencegahan atau penanganan abortus inkomplit.
2. Manfaat ilmiah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam memperkaya
wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan acuan bagi penulis selanjutnya.
3. Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan bagi rekan-rekan mahasiswa program D III Kebidanan
Universitas Indonesia Timur dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
4. Manfaat bagi penulis
a. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir dijenjang
pendidikan Diploma III Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam proses manajemen asuhan
kebidanan dengan kasus abortus inkomplit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Tentang Abortus
1. Pengertian Abortus
Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm
sekitar 280 hari (40 minggu). Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu : a) Triwulan
pertama antara 0-12 minggu, b)Triwulan kedua antara 12-28 minggu, c)Triwulan ketiga
28-40 minggu dan apabila kehamilan ini berakhir sebelum waktunya maka disebut
dengan abortus. (Manuaba, I.B.G. 1998. Hal. 125)
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil dilaporkan dapat
hidup diluar kandungan memiliki berat badan lahir 297 gram tetapi jarangnya janin yang
di lahirkan dengan berat badan dibawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus
ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau
kurang dari 20 minggu (Winkjosastro, H, 2005, Hal 302).
Berikut ini dikemukakan beberapa defenisi abortus menurut beberapa pendapat antara
lain :
a. Abortus merupakan berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Saifuddin., A. B. 2001, Hal 145).
b. Abortus merupakan pengakhiran kehamilan dengan cara apapun sebelum janin
cukup berkembang untuk dapat hidup diluar kandungan. Defenisi lain yang
digunakan secara umum adalah kelahiran janin-neonatus yang beratnya kurang
dari 500 gram (Cunningham, Mac Donald, Gant, 1995).
c. Abortus merupakan terhentinya proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu
atau berat janin 1000 gram (Manuaba, I.B.G. 1998. Hal 214).
d. Abortus merupakan suatu proses berhentinya suatu kehamilan, dimana janin
belum mampu hidup diluar rahim (viable) dengan criteria usia kehamilan < 20
minggu atau berat badan janin < 500 gram (Achadiat, M. C. 2004. Hal 26)
e. Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Dibawah ini dikemukakan beberapa defenisi para ahli tentang abortus
:
EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana
fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum
sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara
400-1000 gram, atau sisa kehamilan kurang dari 28 minggu.
JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum
usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum Viable by law.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke
16, dimana proses plasentasi belum selesai (Mochtar, 1998,
Hal 209).
Berdasarkan beberapa defenisi tentang abortus diatas maka penulis menyimpulkan
bahwa abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan pada umur kehamilan < 20 minggu dengan berat badan janin < 500 gr.
2. Klasifikasi Abortus (Mochtar, R. 1998. Hal 211)
Abortus dapat dibagi dalam 2 golongan :
a. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
Abortus spontan terbagi atas :
1) Abortus imminens (keguguran membakat dan akan terjadi)
Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-
obat hormonal dan antispasmodika serta istirahat.
2) Abortus insipiens (keguguran yang sedang berlangsung)
Abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban
yang teraba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
3) Abortus Inkomplit (keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah
desidua atau plasenta.
4) Missed Abortion
Keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak
dikeluarkan selama dua bulan lebih.
5) Abortus komplit (keguguran lengkap)
Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim
kosong.
6) Abortus habitualis (keguguran yang berulang)
Artinya keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali
atau lebih.
7) Abortus infeksiosa dan Abortus Septik
Abortus Infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genetalia sedangkan
abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran
kuman atau toksin kedalam peredaran darah atau peritoneum.
b. Abortus Provokatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan
maupun alat-alat yang dapat dibagi menjadi:
1) Abortus medisinalis (abortus therapeutica)
Artinya abortus pada tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
2) Abortus kriminalis
Artinya abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis.

3. Etiologi Abortus (Wiknjosastro, H. 2005. Hal 303)


Penyebab keguguran sebagian besar tidak di ketahui secara pasti, tetapi terdapat
beberapa sebab antara lain :
a. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Ini dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan
kematian mudigah pada hamil muda.
Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
1) Kelainan kromosom
Gangguan yang terjadi sejak semula pertemuan kromosom terutama ditemukan
pada trisomi autosom.
2) Faktor lingkungan endometrium
a) Endometrium yang belum siap untuk menerima hasil konsepsi terganggu.
b) Gizi ibu kurang
3) Pengaruh dari luar
a) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap untuk menerima hasil
konsepsi.
b) Hasil konsepsi dipengaruhi oleh radiasi dan obat menyebabkan
pertumbuhan janin terganggu.
b. Kelainan plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi korialis dan menyebabkan oksigenasi plasenta
terganggu sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi.
c. Penyakit ibu
Penyakit secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan
melalui placenta yaitu penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis,
malaria, syphilis. Toxin, bakteri, virus, atau plasmodium sehinggga menyebabkan
kematian janin dan terjadi abortus.
d. Kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan
abortus.

4. Patofisiologi Abortus (Wiknjosastro, H. 2002. Hal 303-304)


Gejala awal yang di timbulkan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang
diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya, sehingga bagian yang terlepas ini merupakan benda asing
dalam uterus. Ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut, oleh karena adanya kontraksi uterus maka akan memberi gejala umum berupa
nyeri perut karena kontraksi disertai perdarahan dan pengeluaran seluruh atau sebagian
hasil konsepsi.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua lebih dalam. Pada kehamilan
antara 8 – 14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya
plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada
kehamilan 14 minggu yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera
terlepas dengan lengkap.
5. Komplikasi Abortus (Wiknjosastro, H. 2002. Hal 311-312)
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi, dan syok.
a. Perdarahan
Diatasi dengan pengosongan uterus dan sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah. Kematian yang disebabkan oleh perdarahan dapat terjadi
apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika peristiwa ini terjadi penderita perlu diamati dengan teliti. Jika
ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan
bentuk peforasi, penjahitan luka operasi atau perlu histerektomi. Perforasi uterus
pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat
karena perlukaan lebih luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih
atau usus. Dengan adanya dugaan terjadinya perforasi, laparatomi harus segera
dilakukan.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi tiap abortus, tetapi biasanya
ditemukan abortus inkomplit dan lebih sering pada abortus buatan yang dikerjakan
tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila infeksi menyebar lebih jauh
terjadilah peritonitis umum atau sepsis dengan kemungkinan diikuti syok.
d. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat (syok endoseptik).

6. Diagnosis Abortus (Wiknjosastro, H. 2002. Hal 304)


Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh
tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat, rasa mules,
kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan
bimanual dengan tes kehamilan secara biologis atau imunologik. Harus diperhatikan
macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan serviks dan adanya jaringan dalam
kavum uteri atau vagina.
Abortus inkomplit diduga bila pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka
dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari
ostium uteri eksternum. Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak sekali,
sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil
konsepsi dikeluarkan.
Tabel : Diagnosa Perdarahan Kehamilan Muda
Perdarahan Serviks Uterus Gejala/Tanda Diagnosa
Bercak hingga Tertutup Sesuai dengan Keram perut bawah Abortus
sedang usia gestasi
Imminens
Sedikit Limbung atau Kehamilan
membesar dari pinsan, Nyeri perut
Ektopik
normal bawah, Nyeri
terganggu
goyang porsio,
Massa Adneksa,
Cairan bebas
intraabdominal
Tertutup/Terbuka Lebih kecil usia Sedikit/tanpa nyeri Abortus
gestasi perut bawah,
Inkomplit
Riwayat ekspulsi
hasil konsepsi
Sedang hingga Terbuka Sesuai usia Kram atau nyeri Abortus
banyak kehamilan perut bawah belum
Insipiens
terjadi ekspulsi
hasil konsepsi
Kram atau nteri Aborus
perut bawah,
Inkomplit
Ekspulsi sebagian
hasil konsepsi
Terbuka Lunak dan lebih Mual muntah, Abortus
besar dari usia Kram perut bawah,
mola
ggestasi tak ada janin, keluar
jaringan seperti
anggur

Sumber, Saifuddin, A.B. 2002.

7. Gambaran Klinis Abortus Inkomplit (Mochtar, R. 1998. Hal 212)


a. Gambaran klinis yang biasa terjadi :
(1) Amenoroe
(2) Perdarahan pervaginam
(3) Sakit perut dan mules-mules
(4) Tes kehamilan menunjukkan positif
(5) Pada pemeriksaan dalam dijumpai gambaran berupa :
(a) Kanalis servikalis terbuka kadang tidak
(b) Dapat diraba jaringan dalam rahim atau kanalis servikalis.

8. Penanganan Umum Abortus (Saifuddin, A.B. 2002. Hal 145-146)


a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda-
tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu).
b. Periksa tanda-tanda syok (pucat dan berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik
kurang dari 90 mmHg, nadi lebih 112 x/ menit).
c. Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-
tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi
mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
d. Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih besar), berikan larutan garam
fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertama).

9. Penanganan Abortus Inkomplit (Saifuddin, A.B. 2002. Hal M-


13)
a. Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok
dan sepsis).
b. Bila perdarahan tidak banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan
evakuasi secara digital atau cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
c. Bila perdarahan berhenti beri ergometrin 0,2 mg / IM atau Misoprostol 400
gram/oral.
d. Bila perdarahan banyak dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu evakuasi sisa hasil
konsepsi dengan :
(1) Aspirasi vakum manual (AVM)
Merupakan metode evakuasi yang dipilih. Jika aspirasi vakum tidak tersedia
evakuasi dilakukan dengan kuret tajam.
(2) Bila evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg/IM (diulangi
setiap menit jika perlu) atau misorostol 400 gram/oral (dapat diulangi setelah 4 jam
atau jika perlu)
e. Kehamilan lebih dan 16 minggu :
(1) Infus oksitoksin 20 unit dalam 500cc cairan IV (garam fisiologik/Ringer Laktat)
dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
(2) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg/vaginam setiap 4 jam sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mg)
(3) Evakuasi sisa konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
 Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika profilaksis
(sulbenisillin 2 gram/IM atau sefuroksim 1 gram oral).
 Bila terjadi infeksi beri ampicillin 1 gram dan Metrodidazol 500mg
setiap 8 jam.
 Bila pasien tampak anemik, berikan sulfasferosus 600 mg/hari selama 2
minggu (anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat).
Pada beberapa kasus abortus inkomplit erat kaitannya dengan abortus risiko tinggi, oleh
sebab itu perlu diperhatikan hal sebagai berikut :
a. Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau cedera intra
abdomen (mual/muntah, nyeri punggung, demam, perut kembung, nyeri perut
bagian bawah, nyeri ulang lepas).
b. Bersihkan ramuan tradisional yaitu jamu, bahan kaustik, kayu atau benda-benda lain
dari region genitalia.
c. Berikan boster tetanus toxoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau
kanalis servikalis dan pasien pernah diimunisasi.
d. Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas pemberian Tetanus Toxoid 0,5 ml
setelah 4 minggu.

10. Prosedur Kerja (Saifuddin, A.B. 2002. Hal 441-443)


a. Pengeluaran sisa jaringan secara digital
Tindakan ini dilakukan untuk menolong penderita di tempat-tempat yang tidak ada
fasilitas kuretase, sekurang-kurangnya untuk menghentikan pendarahan. Hal ini
sering dilakukan pada keguguran yang sedang berlangsung (abortus insipiens) dan
abortus inkompletus.
Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembukaan serviks
uteri yang dapat dilalui oleh satu jari longgar dan vacum uteri cukup luas. Caranya
adalah dengan dua tangan (bimanual); jari telunjuk dengan jari tengah tangan kanan
dimasukkan ke dalam jalan lahir untuk mengeluarkan hasil konsepsi, sedangkan
tangan kiri menekan korpus uteri sebagai fiksasi. Dengan kedua jari tangan kikislah
hasil konsepsi sebanyak mungkin atau sebersihnya.
b. Pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase atau kerokan
Prosedur kerja kuretase adalah suatu rangkaian proses pelepasan jaringan yang
melekat pada dinding cavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi
instrument (sendok kuret). Sendok kuret akan melepas jaringan tersebut dengan
tehnik pengerokan secara sistematis.
1) Prosedur kerja kuretase terdiri atas :
a) Persetujuan tindakan medik (informat counsent)
b) Persiapan pasien :
(1) Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi
(2) Cairan dan slang infus sudah terpasang, perut bagian bawah dan
lipatan paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.
(3) Uji fungsi kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmuner
(4) Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah
(5) Medikamentosa :
(a) Analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCL 0,5 mg/kg
BB, tramadol 1-2 mg/kg BB).
(b) Sedativa (diazepam 10 mg)
(c) Atropiny sulfas 0,25 – 0,50 mg/ml
(d) Oksitoksin 1 amp dan ergometrin 1 amp
(6) Larutan bethadine
(7) Oksigen dengan regulator
(8) Instrument :
(a) Speculum sims 2 buah
(b) Cunam tampong 1 buah
(c) Cunam peluru atau tenakulum 1 buah
(d) Sonde uterus 1 buah
(e) Dilatator 1 set
(f) Kuret tajam 1 buah dan kuret tumpul 1 buah
(g) Klem ovum (penster) 1 buah lurus dan lengkung 1 buah
(h) Sendok kuret 1 set
(i) Kateter karet 1 buah
(j) Spoit 3 cc sekali pakai 2 buah
(k) Kain kasa dan kapas steril
(l) Doek steril 2 buah
(m) Mangkok logam 2 buah
(n) Ember penampung darah dan jaringan 1 buah
(o) Ember yang berisikan larutan klorin 0,5 %
(p) Lampu sorot 1 buah
c) Penolong (operator dan asisten)
(1) Baju kamar tindakan, apron, masker dan kacamata pelindung.
(2) Sarung tangan DTT/steril 2 pasang
(3) Alas kaki (sepatu/bot karet) 2 pasang
2) Tindakan :
a) Instruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik (dokter
Obgyn)
b) Lakukan kateterisasi kandung kemih
c) Lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan serviks,
besar, arah dan konsistensi uterus.
d) Bersihkan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan larutan klorin 0,5
%.
e) Pakai sarung tagan DTT / steril yang baru
f) Satu tangan masukkan speculum sim’s / L secara vertikal kedalam vagina
setelah itu putar kebawah sehingga posisi bilah menjadi transversal.
g) Minta asisten untuk menahan spekulum bawah pada posisinya.
h) Dengan sedikit menarik spekulum bawah hingga (lumen vagina tampak
jelas) masukkan bilah speculum secara vertikal kemudian putar dan tarik
keatas hingga jelas terlihat serviks.
i) Minta asisten untuk memegang spekulum atas pada posisinya.
j) Bersihkan jaringan dan darah dalam vagina (dengan kapas antiseptik
yang dijepit dengan cunam tampon). Tentukan bagian serviks yang akan
dijepit (jam 11.00 dan 13.00).
k) Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah ditentukan.
l) Setelah penjepitan terpasang dengan baik, keluarkan spekulum atas.
m) Lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus dengan sonde
uterus. Pegang gagang tenakulum, masukkan klem ovum yang sesuai
dengan pembukaan serviks hingga mengentuh fundus.
n) Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk, masukkan
ujung sendok kuret melalui kanalis servikalis kedalam uterus hingga
menyentuh fundus uteri.
o) Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah jarum jam
hingga bersih.
p) Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang menggenangi lumen
vagina bagian belakang.
q) Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks.
r) Lepaskan spekulum bagian bawah.
s) Kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium patologi
t) Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai
dilakukan.
3) Pasca tindakan :
a) Periksa kembali tanda-tanda vital pasien segera lakukan tindikan apabila
terjadi kelainan/ komplikasi
b) Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan (dokter) didalam kolom
yang tersedia.
c) Lanjutkan pengobatan dan pemantapan kondisi pasien.

B. Proses Kebidanan (Simatupang, E. J. 2006. Hal 7)


1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan keteramilan dalam rangkaian logis.
2. Tahapan Manajemen Kebidanan (Varney, 1997. Hal 25-27)
Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah asuhan kebidanan yang dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi.
Tahapan dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada tujuh langkah yaitu :
a. Pengkajian dan Analisa Data Dasar
Pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai keadaan klien. Data ini
termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik, dan catatan
riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang, pemeriksaan laboratorium. Semua data
tersebut diatas harus memberikan informasi saling berhubungan dari semua sumber
dan menggambarkan kondisi ibu yang sebenarnya.
b. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
Menginterpretasikan data secara spesifik mengenai diagnosa dan masalah. Kata
diagnosa dan masalah selalu digunakan keduanya namun mempunyai pengertian
yang berbeda. Masalah lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh
seseorang menguraikan suatu kenyataan yang ia rasakan sebagai suatu masalah
sedangkan diagnosa lebih sering diidentifikasi oleh bidan dengan berfokus pada apa
yang dikemukakan oleh ibu secara individual.
c. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial
Pada tahap ini, mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi atau yang
akan dialami oleh ibu bila tidak mendapat penanganan yang dilakukan melalui
pengamatan cermat, observasi secara akurat dan persiapan untuk segala sesuatu yang
dapat terjadi.
d. Tindakan Segera dan kolaborasi
Menggambarkan sifat proses kebidanan secara terus menerus tidak hanya dalam
pemberian pelayanan dasar tetapi bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai
kewenangannya, kolaborasi maupun konsultasi untuk menyelematkan ibu atau
janinnya. Bidan mengevaluasi setiap keadaan ibu untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
e. Rencana Asuhan Kebidanan
Pengembangan suatu rencanan tindakan komprehensif yang ditentukan pada
langkah sebelumnya, juga antisipasi diagnosa dan masalah yang didasari atas
rasional tindakan yang relevan yang diakui kebenarannya, sesuai dengan kondisi dan
situasi yang seharusnya dikerjakan atau tidak oleh bidan. Agar efektifnya rencana
harus ada persetujuan oleh bidan dan klien, oleh sebab itu sebelumnya harus terlebih
dahulu didiskusikan dengan klien.
f. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan (implementasi) kebidanan dilaksanakan
oleh bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, bidan dan anggota tim
kesehatan lainnya berdasarkan rencana yang ditetapkan.
g. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya evaluasi ini dilakukan
pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap evaluasi, bidan harus mengetahui sejauh
mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup nama, umur,
tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan
yang diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya.
BAB III
STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Y” KEHAMILAN 11-12 MINGGU


DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI
TANGGAL 25 DAN 28 MARET 2019

No. Register : 939429


Tanggal Masuk Rumah Sakit : 25 Januari 2020 jam 17.41
Tanggal Pengkajian : 25 Januari 2020 jam 17.42

A. Langkah 1. Pengumpulan Data


1. Identitas Ibu / Suami
a. Nama : Ny “Y” / Tn “C”
b. Umur : 21 tahun /
c. Nikah : 1 kali / ± 1 tahun
d. Suku : Melayu / Melayu
e. Agama : Islam / Islam
f. Pendidikan : SMA / SMA
g. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
h. Alamat : Jl. SLAMET RIYADI ,RT.01

2. Riwayat Kehamilan sekarang


a. Ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir sedikit-sedikit kemudian banyak
bergumpal berwarna merah kehitaman disertai nyeri perut bagian bawah sejak siang
ini
b. Ibu tidak pernah ke dukun dan tidak pernah meminum obat-obatan dan jamu tanpa
resep dokter.
c. Ibu mengatakan hamil yang pertama dan tidak pernah keguguran sebelumnya (GI P0
A0).
d. Ibu mengatakan HPHT tanggal 05-11-2019.
e. Ibu mengatakan umur kehamilannya 3 bulan lebih.
f. Siklus haid 28-30 hari, lamanya 7 hari dan tidak ada nyeri haid.
g. Ibu makan 3 kali sehari menunya seperti nasi, ikan, sayur, tempe, tahu, buah-buahan
seperti jeruk, pisang, minum air 6-8 gelas sehari dan kadang minum segelas susu.
h. Ibu mengatakan tidak ada gangguan eleminasi BAB dan BAK (BAB 1-2 kali sehari
warna kuning, konsistensi lunak, bau khas. BAK 3-4 kali sehari, warna kuning, bau
pesing).
i. Ibu mandi 2 kali sehari, mengosok gigi pagi hari dan sebelum tidur, keramas 2 kali
seminggu.
j. Ibu tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 6-8 jam
k. Ibu mengatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual selama hamil.
l. Ibu belum pernah memeriksakan kehamilannya dan belum pernah mendapat
imunisasi TT.

m. Usaha ibu untuk mengatasi keluhan dengan istirahat baring.

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu Dan Sekarang.


Kehamilan Persalinan Nifas
Tgl Lahir Umur Pen- Je-nis Penolong BB/ Kea- Pen- Kea- Menyusui Pen-
yulit PB daan yulit daan
yulit
gr/cm
25/1/2020 Kehami-
lan
Sekarang

4. Riwayat Kesehatan / Penyakit Yang Diderita Sekarang Dan Lalu


a. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, malaria dan diabetes mellitus.
b. Tidak ada riwayat operasi dan transfusi darah.
c. Tidak ada riwayat alergi obat-obatan, makanan maupun minuman.
d. Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan dan alkohol.

5. Riwayat Psikososial, Spiritual, dan Ekonomi


a. Ibu menanyakan tentang bagaimana keadaannya.
b. Ibu khawatir dengan kehamilannya.
c. Hubungan Ibu dengan keluarga dan petugas baik.
d. Ibu dan keluarga ingin cepat ditolong dan cepat sembuh
e. Ibu dan keluarga taat beribadah, rajin berdoa agar keadaannya cepat membaik dan
keluar dari rumah sakit.
f. Suami yang mengambil keputusan dalam keluarga
g. Ibu yang mengerjakan sendiri semua pekerjaan rumah
h. Ibu dan suaminya tinggal dirumah sendiri
i. Suami yang mencari nafkah untuk keluarganya
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Ibu nampak lemah
b. Kesadaran : composmentis
c. Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 50 kg
d. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 83 x/menit
3) Suhu badan : 36,5 °C
4) Pernafasan : 22x/menit
e. Keadaan rambut bersih tidak mudah rontok dan berwarna hitam
f. Ekspresi wajah meringgis menahan sakit, tidak oedema dan tidak ada cloasma
gravidarum.
g. Konjungtiva merah muda dan tidak ada ikterus
h. Gigi bersih tidak ada yang tanggal dan tidak ada karies gigi, gusi merah muda
i. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis
j. Payudara simetris kiri kanan, puting susu terbentuk, tampak hiperpigmentasi
areola, tidak ada massa dan benjolan, belum ada colostrum bila dipencet.
k. Abdomen tampak striae albicans dan linea nigra, tidak ada bekas operasi, tinggi
fundus uteri 2 jari diatas sympisis dan ada nyeri tekan pada daerah sympisis.
l. Ekstremitas bawah simetris kiri kanan, varises dan oedema tidak ada, refleks
patella positif kiri kanan.
m. Tampak keluar darah dari vagina dan tidak ada varises
n. Anus tidak ada hemoroid dan varises
o. Pemeriksaan dalam oleh bidan “R” tanggal 25-01-2020 jam 18.00
1) Vagina : Tidak ada kelainan
2) Portio : Lunak
3) OUE / OUI : menutup
4) AD / CD : Antefleksi, uterus membesar sesuai umur kehamilan
5) Pelepasan : Darah dan sisa jaringan
p. Pemeriksaan laboratorium oleh petugas laboratorium jam 08.30 wita
1) Plano test : (+)
2) Haemoglobin : 11,8 gr% (normal 12-14 gr%)
3) Leukosit : 12.540 (normal 5-10 ribu )
2) Trombosit : 224.000 / mm3 (normal 150 -400 ribu /mm3)

B. Langkah 2 . Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual


GI P0 A0, umur kehamilan 11-12 minggu dengan abortus iminens

C. Langkah 3. Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial


Potensial terjadinya Infeksi Jalan Lahir

D. Langkah 4. Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi


Tanggal 25-01-2020 jam 18.45 wita
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan infus Ringer Laktat dengan pitogin
20 unit secara IV 16 tetes /menit.
2. Pemberian injeksi ceftriaxon 2gr (iv)ST
3. Pemberian injeksi asam tranexamat 3x500 mg (iv)
4. Pemberian therapi oral pregnolin 3x1

F. Langkah 5. Rencana Asuhan Kebidanan


1. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital serta perdarahan
Rasional :
Dengan observasi untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan kearah atau penyimpangan
dari hasil yang diharapkan serta mengetahui jumlah perdarahan agar memudahkan dalam
penanganan selanjutnya.
2. Beri penjelasan tentang penyebab perdarahan, nyeri pada perut bagian bawah dan anjurkan
teknik relaksasi bila timbul rasa nyeri.
Rasional :
Agar ibu dapat mengerti bahwa sumber dari perdarahan yang dialaminya, nyeri yang
dirasakan akibat dari kontraksi uterus dan teknik relaksasi sebagai salah satu upaya
mengalihkan perhatian ibu terhadap rasa sakit/nyeri.
3. Bantu klien mengatur posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan klien.
Rasional :
Dengan posis yang diinginkan akan memberikan rasa nyaman pada klien.
4. Sarankan atau libatkan orang terdekat dengan ibu selama perawatan.
Rasional :
Ibu akan merasa aman bila berada didekat/disamping orang terdekat sehingga mengurangi
kecemasan.
5. Beri dorongan spiritual
Rasional :
Ibu dapat memahami bahwa manusia hanya berusaha namun Tuhan yang menentukan.

F. Langkah 6. Penatalaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan


Tanggal 25-01-2020 jam 19.00
1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital serta perdarahan.
2. Menjelaskan tentang penyebab perdarahan, nyeri pada perut bagian bawah dan
menganjurkan teknik relaksasi bila timbul rasa nyeri.
3. Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan ibu.
4. Melibatkan keluarga pasien selama proses perawatan berlangsung
5. Memberikan dorongan spiritual

G. Langkah 7. Evaluasi Asuhan Kebidanan


Tanggal 25-01-2020 jam 19.15
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu badan : 370C
d. Pernafasan : 20x/menit
2. Ibu dirawat di zaal kebidanan dan perawatan konservatif
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Y” DENGAN
ABORTUS IMINENS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
RADEN MATTAHER JAMBI
Tanggal 26 januari 2020

A. Data Subjektif
Masih ada darah yang keluar dari vagina sedikit dan perut masih agak nyeri

B. Data Objektif
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tampak ekspresi wajah ibu tenang
3. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu badan : 360C
d. Pernafasan : 24x/menit
4. Pelepasan darah masih aktif keluar, kandung kemih kosong, TFU 2 jari atas simfisis

C. Assesment
1. GI P0 A0, umur kehamilan 11-12 minggu dengan abortus iminens.
2. Antisipasi terjadinya infeksi.
3. Kolaborasi dengan dokter : konservatif

D. Planning
1. Memeriksa keadaaan umum ibu, tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan pengeluran darah post
kuret. Kedaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 110/80 mmHg, N :
80x/m, S : 36,8°C dan P : 20x/m), Kontraksi uterus baik, pengeluaran darah sedikit.
2. Informasikan pada ibu untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan menganjurkan ibu untuk
mengkomsumsi makanan yang bergizi. Ibu mengerti dan bersedia melakukan apa yang
disampaikan,
3. Pemberian obat sesuai instruksi dokter.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Y” DENGAN
ABORTUS IMINENS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
RADEN MATTAHER JAMBI
Tanggal 27 januari 2020

A. Data Subjektif
Masih ada darah yang keluar dari vagina dan semakin banyak bergumpal dan perut
masih terasa nyeri

B. Data Objektif
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tampak ekspresi wajah ibu tenang
3. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 86x/menit
c. Suhu badan : 36,80C
d. Pernafasan : 22x/menit
4. Pelepasan darah masih aktif keluar, kandung kemih kosong, TFU tidak teraba.

C. Assesment
1. GI P0 A0, umur kehamilan 11-12 minggu dengan abortus iminens.
2. Antisipasi terjadinya infeksi.
3. Kolaborasi dengan dokter :
USG oleh SPOG: Abortus Incomplet.
rencana curet besok pagi tanggal 28 januari 2020

D. Planning
1. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital serta perdarahan
Rasional :
Dengan observasi untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan kearah atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan serta mengetahui jumlah perdarahan agar
memudahkan dalam penanganan selanjutnya.
2. Beri penjelasan tentang penyebab perdarahan, nyeri pada perut bagian bawah dan
anjurkan teknik relaksasi bila timbul rasa nyeri.
Rasional :
Agar ibu dapat mengerti bahwa sumber dari perdarahan yang dialaminya, nyeri yang
dirasakan akibat dari kontraksi uterus dan teknik relaksasi sebagai salah satu upaya
mengalihkan perhatian ibu terhadap rasa sakit/nyeri.
3. Bantu klien mengatur posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan klien.
Rasional :
Dengan posis yang diinginkan akan memberikan rasa nyaman pada klien.
4. Sarankan atau libatkan orang terdekat dengan ibu selama perawatan.
Rasional :
Ibu akan merasa aman bila berada didekat/disamping orang terdekat sehingga
mengurangi kecemasan.
5. Beri dorongan spiritual
Rasional :
Ibu dapat memahami bahwa manusia hanya berusaha namun Tuhan yang menentukan.
6. Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang pentingnya dilakukan kuret dan minta
persetujuan untuk melakukan tindakan (Informet Consent).
Rasional :
Dengan menjelaskan kepada ibu dan keluarganya diharapkan dapat menyetujui rencana
tindakan kuret agar ibu dapat menyiapkan fisik dan psikis, sekaligus sebagai pernyataan
persetujuan dari klien/keluarga untuk tindakan yang akan dilakukan dan sebagai
perlindungan hukum bagi dokter dan bidan dalam melaksanakan tindakan.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk perencanaan tindakan kuret
Rasional :
Segala sesuatu yang akan dibutuhkan selama proses kuretase sudah tersedia sesuai
dengan instruksi dokter.
8. Siapkan alat kuret secara ergonomis
Rasional :
Memperlancar dalam proses kerja kuretase

F. Penatalaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan


Tanggal 28-01-2020 jam
1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital serta perdarahan.
2. Menjelaskan tentang penyebab perdarahan, nyeri pada perut bagian bawah dan
menganjurkan teknik relaksasi bila timbul rasa nyeri.
3. Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan ibu.
4. Melibatkan keluarga pasien selama proses perawatan berlangsung
5. Memberikan dorongan spiritual
6. Menjelaskan kepada ibu atau keluarga tentang pentingya dilakukan kuret dan
meminta persetujuan tindakan pada keluarga dan pasien sendiri (Informet Consent).
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk perencanaan tindakan kuret.
8. Menyiapkan alat kuret sesuai dengan prosedur kerja :
a. Persiapan pasien
Jam 11.10 wita infus terpasang dengan cairan Ringer Laktat 500 ml dengan
tetesan 28 tetes/menit botol, lipatan paha dan perut sudah dibersihkan dengan
air dan sabun.
b. Persiapan obat-obatan
1) Medikamantosa
a) Analgetik (Tramadol 1-2 mg/kg BB)
b) Oksitosin 20 unit (2 ampul)
c) Ergometrin 0,2 mg (2 ampul).
c. Persiapan instrument
1) Spekulum sims 2 buah
2) Tampong Tang 1 buah
3) Tenakulum 1 buah
4) Sonde uterus 1 buah
5) Kuret tajam 1 buah dan kuret tumpul 1 buah
6) Kateter karet 1 buah
7) Spoit 3 cc sekali pakai 2 buah
8) Kain kasa dan kapas steril
9) Doek steril 2 buah
10) Mangkok logam 2 buah
11) Ember penampung darah dan jaringan 1 buah
12) Ember berisi larutan klorin 0,5 %.
13) Larutan bethadine
14) Lampu sorot 1 buah
d. Persiapan penolong (operator dan asisten)
1) Baju kamar tindakan, apron, dan masker
2) Sarung tangan DTT/steril 2 pasang
3) Alas kaki (sepatu / boot karet) 2 pasang
e. Tindakan Kuretase yang dilakukan oleh Dokter “R” jam 11.20 wita
1) Jam 11.15 wita untuk memberikan drips oksitosin 10 unit (1
ampul) dan tramadol 1 mg/kg BB dalam cairan infus yang sudah
terpasang.
2) Jam 11.18 wita memberikan injeksi tramadol 1 mg/ kg BB secara
IV.
3) Kateterisasi kandung kemih
4) Pemeriksaan bimanual ulang untuk menentukan serviks, besar
arah, dan konsistensi uterus.
5) Satu tangan memasukkan spekulum sims/L secara vertikal
kedalam vagina setelah itu putar kebawah sehingga posisi bilah
menjadi tranversal
6) Asisten menahan spekulum bawah pada posisinya
7) Menarik spekulum bawah hingga lumen vagina tampak jelas
memasukkan bilah spekulum secara vertikal kemudian putar dan
tarik keatas hingga jelas terlihat serviks
8) Asisten memegang spekulum atas pada posisinya
9) Membersihkan jaringan dan darah dalam vagina (dengan kapas
yang dijepit dengan cunam tampon). Menentukan bagian yang
akan dijepit
10) Menjepit serviks dengan tenakulum pada jam 11.00
11) Setelah penjepitan terpasang dengan baik, mengeluarkan
spekulum atas.
12) Melakukan pemeriksaan kedalaman dan dan bentuk uterus
dengan sonde uterus.
13) Memegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk,
memasukkan ujung sendok kuret melalui kanalis servikalis
kedalam uterus hingga menyentuh fundus uteri
14) Melakukan kerokan dinding uterus secara sistematis di mulai
dengan menggunakan abortik tang, kuret tumpul dan diakhiri
dengan kuret tajam (pada saat peralihan kuret tumpul ke kuret
tajam minta asisten memberikan injeksi oksitosin 10 unit +
ergometrin 0,2 mg secara IM).
15) Mengeluarkan semua jaringan dan membersihkan darah yang
menggenangi vagina bagian belakang
16) Melepaskan jepitan tenakulum pada serviks
17) Melepaskan spekulum bagian bawah
18) Membersihkan ibu dari sisa darah
G. Langkah 7. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Tanggal 28 -01-2020 jam 11.40 wita
1. Jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya atau uterus kosong
2. TFU 2 jari atas symphisis kontraksi uterus baik
3. Perdarahan sedikit pada pembalut
4. Ekspresi wajah ibu tenang dan tidak meringis lagi
5. Tanda-tanda vital dalam batas normal dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu badan : 370C
d. Pernafasan : 20x/menit
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” POST KURET DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 20 MARET 2007

A. Data Subjektif
1. Ibu sudah merasa baik tidak cemas lagi karena sudah bisa menerima keadaan yang
dialaminya.
2. Masih ada darah yang keluar dari vagina sedikit dan perut masih agak nyeri
3. Ibu sudah dapat beristirahat dengan baik dan tidur dengan baik

B. Data Objektif
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tampak ekspresi wajah ibu tenang
3. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu badan : 360C
d. Pernafasan : 24x/menit
4. Pelepasan darah sedikit, kandung kemih kosong, TFU tidak diraba lagi

C. Assesment
1. GIII PII AI, umur kehamilan 13 minggu empat hari dengan post kuret abortus inkomplit.
2. Antisipasi terjadinya infeksi.
3. Kolaborasi dengan dokter tidak ada.

D. Planning
9. Memeriksa keadaaan umum ibu, tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan pengeluran darah post
kuret. Kedaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 110/80 mmHg, N :
80x/m, S : 36,8°C dan P : 20x/m), Kontraksi uterus baik, pengeluaran darah sedikit.
10. Informasikan pada ibu untuk senantiasa menjaga kebersihan diri misalnya menganti softeks
jika terasa sangat lembab dan menganjurkan ibu untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi
agar tenaganya cepat pulih. Ibu mengerti dan bersedia melakukan apa yang disampaikan,
11. Pada jam 08.00 wita Pemberian obat sesuai instruksi dokter
a. Cefadroxil : 3 x 500 mg
b. Biosanbe : 2 x 1 kaplet
c. Metilergo tablet : 3 x 500 mg
4. Menganjurkan ibu minum obat sesuai dosis. Ibu telah minum obat dan bersedia untuk tetap
mengkomsumsi obat sesuai dosis anjuran.
5. Pemeriksaan Hb post kuret oleh petugas laboratorium (10,8 gr%)
6. Memberitahu ibu bahwa ibu diperbolehkan untuk pulang. Ibu sudah tidak sabar untuk pulang
kerumahnya.
7. Menganjurkan ibu datang kontrol dirumah sakit satu minggu kemudian yaitu tanggal 27-03-
2007 dan ibu bersedia datang
8. Memberikan konseling KB sebelum ibu pulang.
9. Ibu pulang dalam keadaan sehat pada jam 09.25 wita
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan melihat apakah asuhan yang telah diberikan pada Ny
“S” kehamilan 13 minggu empat hari dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah
Syekh Yusuf Gowa yang dilakukan mulai tanggal 19 Maret – 20 Maret 2007 sesuai dengan
tinjauan pustaka.
Pembahasan ini dibuat berdasarkan teori dan asuhan yang nyata dengan
pendekatan proses manajemen kebidanan yang dibagi dalam tujuh tahap yaitu: pengkajian dan
analisa data dasar, merumuskan diagnosa / masalah aktual dan potensial, tindakan segera atau
kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan, dan evaluasi hasil asuhan
kebidanan, serta mendokumentasikan asuhan kebidanan.

A. Pengkajian Data dan Analisa Data Dasar


Pengkajian diawali dengan pengumpulan data meliputi identifikasi data biologis /
fisiologis, serta data spiritual yang berpedoman pada format pengkajian yang telah tersedia dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ditemukan pada klien. Selanjutnya pemeriksaan
fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, pemeriksaan dalam dan pemeriksaan laboratorium.
Dalam tinjauan pustaka ditemukan gejala / keluhan abortus inkomplit didapatkan
adanya riwayat amenorhoe, perdarahan dari jalan lahir yang biasa sedikit atau banyak,
perdarahan yang mendadak banyak dapat menimbulkan keadaan gawat, nyeri perut bagian
bawah. Hasil pemeriksaan dalam untuk didapati serviks terbuka, kadang - kadang dapat diraba
sisa - sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau cavum uteri.

76
Pada kasus Ny “S” data yang dikumpulkan dari hasil pengkajian sebagai berikut ; anamnese
HPHT tanggal 14-12 -2007 dengan kehamilan 13 minggu empat hari (95 hari), perdarahan
mula-mula sedikit kemudian banyak berwarna merah kehitaman, nyeri perut bagian bawah,
kontraksi uterus positif dan pada pemeriksaan palpasi TFU 2 jari atas symphisis, pemeriksaan
dalam ada pembukaan serviks 2 cm, teraba ada jaringan pada ostium uteri eksternum.
Berdasarkan uraian diatas ada persamaan gejala dan keluhan antara teori dan kasus.
Penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena pada saat pengumpulan data baik
keluarga, klien, bidan dan dokter dilahan praktek bersedia untuk memberikan informasi atau
data yang diperlukan yang ada hubungannya dengan penyakit dan perawatan ibu sehingga
memudahkan dalam pengumpulan data.

B. Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual


Dalam menegakkan suatu diagnosa atau masalah klien harus berdasarkan pada
pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data, baik data
subjektif dan data objektif dari hasil pengkajian. Dalam tinjauan pustaka diagnosa abortus
inkomplit dapat ditegakkan apabila ditemukan adanya riwayat amenorhoe, terjadi perdarahan
melalui jalan lahir, perdarahan disertai nyeri perut diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi, pada
pemeriksaan dalam kanalis servikalis terbuka dan pada pemeriksaan plano test didapatkan
hasil positif.
Pada kasus Ny “S” dengan diagnosa abortus inkomplit, kehamilan 13 minggu lima hari
dengan masalah nyeri pada perut bagian bawah, dan kecemasan. Dari uraian diatas masalah
aktual kecemasan yang terjadi pada Ny “S” ditemukan pula dalam teori ( Elisabeth C. Corwin,
2002 ). Hal ini disebabkan karena pada saat pengkajian ekspresi wajah klien nampak cemas
dan selalu menanyakan tentang keadaannya. Menegakkan diagnosa denganUSG tidak
dilakukan dalam kasus ini, karena diagnosa sudah pasti.

C. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial


Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian tidak ada perbedaan masalah potensial
antara teori dengan yang ditemukan pada kasus. Adapun masalah potensial tersebut adalah
potensial terjadi infeksi jalan lahir data yang mendukung yaitu pada pemeriksaan dalam ostium
uteri terbuka 2 cm, teraba sisa jaringan atau darah yang tertinggal yang merupakan media untuk
berkembangnya mikroorganisme penyebab infeksi.
D. Tindakan Segera dan Kolaborasi
Tindakan segera yang diberikan dalam kasus ini tidak ada kesenjangan sesuai yang
ditemukan dalam teori. Adapun tindakan yang diberikan sesuai dengan keadaan klien yaitu
pemberian infus cairan Ringer Laktat 500 ml tetesan 28 tetes / menit dan kolaborasi dengan
dokter untuk tindakan kuret.

E. Rencana Asuhan Kebidanan


Dalam membuat rencana tindakannya ditentukan dengan tujuan dan kriteria yang akan
dicapai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan abortus inkomplit
tersebut. Pada kasus ini di temukan kesenjangan penanganan antara tinjauan pustaka dan
rencana asuhan yang diberikan pada Ny “N”.
Menurut Saifuddin (2002) dalam buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, jika kehamilan kurang dari 16 minggu diberikan infus oksitosin 20 unit dalam
500 ml cairan intravena dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
Sementara pada kenyataannnya, kasus Ny”S” dilakukan kuretase dan infuse piton S 10 unit
secara Interavena. Hal ini disesuaikan dengan kondisi klien karena bila hanya menunggu
ekspulsi tidak bisa dijamin kebersihan dari pada sisa jaringan yang tertinggal sehingga
penyebab perdarahan tidak teratasi dengan baik.
F. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan
Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “S” ini penulis melaksanakan sesuai
dengan rencana dan tidak menemukan permasalahan yang berarti karena seluruh tindakan yang
dilakukan sudah berorientasi pada kebutuhan klien sehingga tujuan dapat dicapai. Hal ini
ditunjang pula oleh klien yang kooperatif dalam menerima saran yang diberikan.

G. Evaluasi asuhan kebidanan


Sebagai langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan evaluasi terhadap hasil
dan proses manajemen kebidanan yang diterapkan. Hasil evaluasi pada Ny “S” sudah sesuai
dengan tujuan yang diharapkan yaitu jaringan dapat dikeluarkan seluruhnya atau uterus
kosong, TFU 2 jari atas symphisis kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit, nyeri yang
dirasakan ibu berkurang pada perut bagian bawah, ekspresi wajah ibu tenang dan tidak
meringis lagi, tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu: tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
80 x/menit, suhu badan 360C, pernafasan 20 x/menit.
BAB V
PENUTUP

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran untuk
memberikan gambaran dan informasi tentang abortus khususnya abortus inkomplit.
A. Kesimpulan
Abortus inkomplit ( keguguran bersisa )
1). Abortus inkomplit ( keguguran bersisa ) artinya pengeluaran sebagian dari hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus.
2). Kehamilan adalah suatu proses yang alamiah, namun senantiasa perlu diwaspadai karena setiap
saat dapat memberikan komplikasi oleh karena AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan
Negara ASEAN lainnya yaitu 290,8 / 100.000 kelahiran hidup. Bidan sebagai tenaga kesehatan
terdepan, diharapkan mampu memberikan pelayanan yang profesional sehingga dapat berperan
dalam penurunan AKI disebabkan oleh perdarahan (Abortus), dengan menerapkan manajemen
asuhan kebidanan berkualitas.
3).

81
Manajemen kebidanan adalah suatu kerja profesi dengan menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah, sehingga merupakan jalur kerja dari pengorganisasian secara pikir dan
langkah-langkah dalam suatu urutan yang logis dan menguntungkan baik pasien maupun bidan.
Adapun tahapannya yaitu pengumpulan dan analisa data, identifikasi diagnosa / masalah
aktual, antisipasi diagnosa / masalah potensial, menilai perlunya tindakan segera / kolaborasi,
pengembangan rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan tindakan, evaluasi asuhan kebidanan.
4). Dalam menerapkan asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan abortus inkomplit diperlukan
pendekatan terhadap klien agar diperoleh hasil pengkajian yang akurat.
5). Dari pengkajian dilakukan didapatkan gejala-gejala / keluhan yang muncul pada abortus
inkomplit yaitu perdarahan yang mula-mula sedikit kemudian banyak bergumpal berwarna
merah kehitaman, nyeri pada perut bagian bawah. Pada pemeriksaan dalam teraba ada sisa
jaringan dikanalis servikalis dan ada pembukaan 2 cm.
6). Penanganan asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien dengan kasus abortus inkomplit
sangat perlu diperhatikan adanya komplikasi sepsis dan perforasi uterus.
B. Saran-Saran
1. Ibu hamil sebaiknya melakukan ANC secara teratur segera setelah terlambat haid.
2. Setiap ibu hamil dan keluarga khususnya bidan harus mengetahui tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan.
3. Bidan harus memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya untuk itu manajemen
kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang mendasar bagi bidan untuk
memecahkan masalah klien dalam berbagai kasus.
4. Bidan sebagai tenaga yang profesional yang berarti manusia yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berilmu pengetahuan, mempunyai skill yang tinggi sehingga bidan harus
bekerja dengan penuh keikhlasan, bertanggung jawab sehingga senantiasa mendapat Ridho-
Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, M. C.2004. Prosedur Tetap Obstetri Dan Ginekologi, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.

Anonim. 2002. Pria Berperan Turunkan Angka Kematian Ibu, http://www.bkkbn.go.id.online, diakses
23 Maret 2007

Cunningham, MacDonal Gant. 1995, Obstetri Williams, Edisi 18. Buku Kedokteran EGC. Jakartarwin
Elisaberth C, 2002, Buku Satu Phatofisiologi Penyakit. EGC. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provensi Sulawesi Selatan, 2005. Data Profil Kesehatan, Makassar.

Manuaba I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Rustam Mochtar, 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi II. Cetakan I. EGC. Jakarta.

Syaifuddin A.B, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Edisi I.
Cetakan I. YBP-SP. Jakarta.

Simatupang Erna Juliana, 2006, Penerapan Unsur-Unsur Manajemen, Awan Indah. Jakarta.

Tarigan Djokobus. 2004. Perdarahan Selama Kehamilan (Online),


http://www.library.usu.id, diakses 14 April 2007)

Varney Helen, 1997. Varney’s midwifery, Third Edition, Jones and Barlet Publishers, London.

Wiknjosastro, Hanifa.2005. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Pusdiknakes, 1998, Program Safe Motherhood Modul, Yayasan Bina Pustaka. EGC. Jakar
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia – Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terlaksana
meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan pada Universitas Indonesia Timur Makassar Jurusan Kebidanan dengan judul “
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” Kehamilan 14 Minggu Satu Hari Dengan Abortus
Inkomplit Di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tanggal 19-20 Maret 2007”
dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan penulis.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini berbagai macam hambatan dan kesulitan yang
penulis hadapi. Namun atas bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga
hambatan dan kesulitan tersebut teratasi. Khususnya buat kedua orang tua yang tercinta
utamanya ummaku dan saudaraku Mursul, Tati, dan ipon yang membantu baik dari segi
material maupun doa, serta sanak keluarga utamanya tante wings yang selalu mendukung.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pelaksanaan sampai penyusun karya tulis ilmiah ini yaitu :
1. Bapak H. Haruna, MA., MBA. selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia Timur Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Muim Salim selaku Rektor Universitas Indonesia Timur Makassar.
3. Ibu A. Maryam, SKM, selaku Direktur Program Diploma Tiga Kebidanan Universitas
Indonesia Timur Makassar.
4. Ibu Yurniati, SKM, selaku Wakil Direktur Program Diploma Tiga Kebidanan Universitas
Indonesia Timur Makassar.
5. Ibu Suharti, S.ST selaku pembimbing I dan ibu Fitriani, S.ST selaku pembimbing II yang
senantiasa meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan arahan untuk penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
6. Segenap dosen dan staf Program Diploma Tiga Kebidanan Universitas Indonesia Timur
Makassar.
7. Ibu Dr. Hj. Nur Rahma, Sp.OG, selaku Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah
Makassar beserta staf yang telah memberikan izin untuk pengambilan data yang penulis
butuhkan.
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Diploma Tiga Kebidanan Universitas Indonesia Timur
Makassar. Khususnya angkatan 2004 kelas A4 yang telah memberikan bantuan dan kerjasama
yang baik selama penulis menulis karya tulis ilmiah ini dan selama menjalani pendidikan.
9. Sahabatku Ifa, nita, ani, rini dan khusus penghuni pondok kuning k’ cumu, k’ irma. K’ kasma.
K’ biah, macci, fitto, wanti, ira, anti, jum, anchi, jeje, ucuu, sayadin, jo tarada dan tuan rumah
yang di tempati rumahnya selama 3 tahun serta keluarga besar dari ibunda dirga, pata, dan A’
gndut. serta semua teman-teman yang tak dapat saya sebut satu persatu terima kasih atas
dorongan semangat dan kebersamaanya selama ini.
10. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah
berpartisipasi selama penulisan karya tulis ilmiah ini.

Akhirnya semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca guna
melengkapi kekurangan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Makassar, Juni 2006

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... I
SURAT PERSETUJUAN................................................................................ II
PENGESAHAN TIM PENGUJI....................................................................... III
KATA PENGANTAR........................................................................................ IV
DAFTAR ISI....................................................................................................... VII
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Ruang Lingkup Masalah ......................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3
1. Tujuan Umum....................................................................... 3
2. Tujuan Khusus..................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan .................................................................... 5
E. Metode Penulisan ..................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 11
A. Konsep Dasar Tentang Abortus .............................................
1. Pengertian Abortus .............................................................
2. Klasifikasi Abortus................................................................
3. Etiologi Abortus.....................................................................
4. Patofisiologi Abortus ...........................................................
5. Komplikasi Abortus ............................................................. 34
6. Diagnosis Abortus ............................................................... 35
7. Gambaran Klinis dan Penanganan Abortus ................. 36
8. Prosedur Kerja Abortus ...................................................... 42
B. Proses Manajemen Kebidanan ............................................. 48
1. Pengertian Manajemen Kebidanan ................................ 48
2. Tahapan Manajemen Kebidanan .................................... 48
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) ........ 50

BAB III : STUDI KASUS ................................................................................. 53


A. Pengkajian dan Analisa Data Dasar .................................. 53
B. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual ........................... 57
C. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial ..................... 60
D. Tindakan Segera dan Kolaborasi ....................................... 61
E. Rencana Asuhan Kebidanan ............................................. 61
F. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan .................... 65
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan .............................................. 68
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan .......................... 70
BAB IV : PEMBAHASAN ............................................................................... 76
BAB V : PENUTUP......................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai