Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE (TOR)

PELACAKAN PASIEN TB MANGKIR RS PARU DUNGUS MADIUN


TAHUN 2019
I. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya. Sumber penularan adalah dahak yang mengandung kuman TB.
Gejala umum TB pada orang dewasa adalah batuk yang terus-menerus dan berdahak, selama
2-3 minggu atau lebih. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif , yaitu pasien yang
pada dahaknya ditemukan kuman TB. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh
banyaknya kuman TB yang dikeluarkan dari parunya, makin menular pasien tersebut.
Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut.
Penularan TB melalui udara. Seorang penderita TB dewasa dapat menyebarkan
kuman TB saat berbicara, meludah, bersin, ataupun batuk. Faktor yang mempengaruhi
kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tubuh yang rendah diantaranya
karena gizi buruk, HIV/AIDS atau penyakit lain, misalnya diabetes melitus. Jika tidak diobati,
penderita TB dapat mengalami komplikasi antara lain perubahan bentuk paru sehingga tidak
berfungsi maksimal, penyebaran ke organ tubuh lain dari kematian. Hal yang sangat
menyedihkan sampai saat ini kasus TB seperti fenomena gunung es, yang tampak diluar
sangat sedikit sedangkan yang tersembunyi sangat banyak.
Program Nasional Penanggunalangan TB dengan Strategi DOTS di Indonesia mulai
tahun 1995. Strategi penanggulangan yang direkomendasikan oleh WHO adalah Strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy). Strategi DOTS telah
dibuktikan dengan berbagai uji coba lapangan dapat memberikan angka kesembuhan yang
tinggi. TB merupakan penyakit menular yang menjadi permasalahan di dunia kesehatan
hingga saat ini, dengan meningkatnya jumlah kasus TB akibat kelalaian dalam mengambil
obat, sehingga ketidakpatuhan untuk berobat secara teratur bagi penderita TB tetap menjadi
hambatan untuk mencapai kesembuhan yang tinggi.
Salah satu kondisi yang harus diperhatikan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun
adalah jika penderita memiliki riwayat sering mangkir pada pengobatan TB terdahulu, kondisi
lain yang menyebabkan penderita mangkir antara lain adalah riwayat pekerjaan penderita,
kondisi sosial ekonomi yang rendah, tempat tinggal yang jauh dari fasilitas kesehatan, sulitnya
transportasi dan permasalahan lain yang diketahui saat dilakukan kunjungan rumah.
Pengobatan TB Paru membutuhkan waktu 6-8 bulan sehingga dimungkinkan pasien tidak
patuh dalam menelan obat. Untuk menanggulangi masalah tersebut peran keluarga sebagai
Pengawas Menelan Obat sangatlah penting, diharapkan dengan peran aktif Pengawas
Menelan Obat dalam pendampingan di Masyarakat akan menurunkan angka droup out/default
dan meningkatkan kesembuhan. out/default. Peran PMO adalah memastikan penderita
menelan obat sesuai aturan, mendampingi dan memberikan dukungan moral, mengingatkan
pasien, menemukan dan mengenali gejala efek samping obat, mengisi kartu kontrol, serta
memberikan penyuluhan. PMO diperlukan untuk menjamin keteraturan pengobatan sehingga
penderita TB Paru sembuh, pengobatan lengkap, tidak droup out/default, dan tidak gagal.
Kegagalan pengobatan TB Paru mengakibatkan Penderita mengalami TB MDR yaitu
Penderita menjadi resisten dengan obat. Pengobatan TB MDR membutuhkan waktu yang
lebih lama dan biaya yang cukup besar. Untuk mencegah terjadinya kegagalan pengobatan
Penderita memerlukan pengawasan langsung dalam menelan Obat yang dilakukan oleh PMO.
Berdasarkan uraian di atas, tim UKM beserta DOTS Rumah Sakit Paru Dungus Madiun
berencana melaksanakan Pelacakan Pasien TB Mangkir dengan harapan dapat menekan angka
penderita TB dan pasien TB yang mangkir dalam berobat.

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk mencegah kegagalan pengobatan TB dan mencegah munculnya kasus baru
B. Tujuan Khusus
1. Melacak pasien TB yang berhenti mengambil obat.
2. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

III. SASARAN
Pasien pelacakan pasien mangkir Rumah Sakit Paru Dungus Madiun dengan kriteria Pasien
TB Rumah Sakit Paru Dungus Madiun yang putus pengobatan

IV. JADWAL PELAKSANAAN


Kegiatan pelacakan pasien mangkir dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2019
di Kabupaten Madiun dan sekitarnya.

V. MEKANISME PELAKSANAAN
Upaya untuk mensukseskan progam DOTS di RS Paru Dungus Madiun dan mengurangi
angka Pengobatan TB Mangkir maka akan diadakan kegiatan sebagai berikut:
1. Petugas mengidentifikasi dan melakukan pelacakan pasien TB yang putus berobat
dengan melakukan kunjungan rumah dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten seteempat.
2. Jika pasien TB mangkir sudah berhasil dilacak, petugas mendiskusikan dengan pasien
penyebab berobat berobat tidak teratur.
VI. PEMBIAYAAN
DPA RS Paru Dungus Madiun Tahun 2019

VII. PENUTUP
Diharapkan dengan adanya kerangka acuan kerja ini dapat menjadi panduan bagi petugas
pelacakan pasien mangkir baik dalam pelaksanaan di lapangan maupoun pengelolaan data.
Tidak menutup kemungkinan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan rumah
sakit.

Kasie UKM dan Litbang

Muhidin, S.Kep.Ners. M. Kep


Pembina
NIP. 19700717 1992011 001
LAPORAN KEGIATAN
PELACAKAN PASIEN TB MANGKIR RS PARU DUNGUS MADIUN
TAHUN 2019
I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk mencegah kegagalan pengobatan TB dan mencegah munculnya kasus baru
B. Tujuan Khusus
1. Melacak pasien TB yang berhenti mengambil obat.
2. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
II. SASARAN
Pasien pelacakan pasien mangkir Rumah Sakit Paru Dungus Madiun dengan kriteria Pasien
TB Rumah Sakit Paru Dungus Madiun yang putus pengobatan
III. JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan pelacakan pasien mangkir dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2019
di Kabupaten Madiun dan sekitarnya.
IV. MEKANISME PELAKSANAAN
Upaya untuk mensukseskan progam DOTS di RS Paru Dungus Madiun dan mengurangi
angka Pengobatan TB Mangkir maka akan diadakan kegiatan sebagai berikut:
1. Petugas mengidentifikasi dan melakukan pelacakan pasien TB yang putus berobat
dengan melakukan kunjungan rumah dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten seteempat.
2. Jika pasien TB mangkir sudah berhasil dilacak, petugas mendiskusikan dengan pasien
penyebab berobat berobat tidak teratur.
V. HASIL
Terlampir
VI. PEMBIAYAAN
DPA RS Paru Dungus Madiun Tahun 2019
VII. PENUTUP
Diharapkan dengan adanya kerangka acuan kerja ini dapat menjadi panduan bagi petugas
pelacakan pasien mangkir baik. Tidak menutup kemungkinan dapat disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan rumah sakit.

Kasie UKM dan Litbang

Muhidin, S.Kep.Ners. M. Kep


NIP. 19700717 1992011 001
HASIL KEGIATAN
PELACAKAN PASIEN MANGKIR
RS PARU DUNGUS MADIUN
TAHUN 2019

WAKTU SASARAN
NO ALAMAT
PELAKSANAAN (PASIEN)
Desa Kare RT 35/RW 07, Kecamatan
1 11 September 2019 Tn. Sono Kadimun
Kare, Kabupaten Madiun
Desa Randualas RT 23/RW 07,
2 16 September 2019 Ny. Yatun
Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun
Kelurahan Wungu RT 12/RW 01,
3 30 Oktober 2019 Tn. Ahmad Jaman
Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun
Desa Kare RT 03/RW 01, Kecamatan
4 31 Oktober 2019 Tn. Sumadiono
Kare, Kabupaten Madiun
Desa Ngranget RT 14/RW 02,
5 03 Desember 2019 Tn. Jemiran Kecamatan Dagangan, Kabupaten
Madiun
Desa Tambakmas RT 11/RW 01,
6 05 Desember 2019 Tn. Noto Kecamatan Kebonsari, Kabupaten
Madiun

Anda mungkin juga menyukai