BULETIN KEMENTERIAN

PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT

KARYA CIPTA INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

EDISI 02
TAHUN XVII
FEBRUARI 2019

Inovasi Teknologi
SEKRETARIS
DITJEN CIPTA KARYA
T. ISKANDAR
Informasi Songsong Memetik Nasihat
Tanpa Pandang Bulu

Revolusi Industri 4.0 PRESIDEN JOKO

WIDODO KUNJUNGI
PENATAAN KAMPUNG
NELAYAN SUMBER
JAYA BENGKULU
DAFTAR
ISI

22
Daftar Isi
KEMENTERIAN PUPR
TURUT BERPERAN AKTIF
DALAM MITIGASI RISIKO
BENCANA

PROGRAM
PENGEMBANGAN
SDM PDAM DARI

10
KEMENTERIAN PUPR

LIPUTAN KHUSUS:
PERCEPATAN DAN
24
PERLUASAN AKSES
SANITASI LAYAK
MELALUI SAIIG
DITJEN INFO BARU:
PENINGKATAN
11 TAHAP II
CIPTA KARYA

04
SALURKAN PERMUKIMAN KUMUH LIPUTAN KHUSUS:
AIR MINUM DI KAWASAN PESISIR PRESIDEN JOKO 26
UNTUK KORBAN PANGALI-ALI WIDODO KUNJUNGI
BANJIR KOTA KAMPUNG NELAYAN
MANADO PROFIL SEKRETARIS
DITJEN CIPTA KARYA
12 SUMBER JAYA
BENGKULU

LIPUTAN KHUSUS:
28
05 INFO BARU: DESA LOROK
KINI MENUJU AIR MINUM
KEMENTERIAN
PUPR BANGUN
DAN SANITASI TOTAL INFRASTRUKTUR
DUKUNG CITARUM
INFO BARU: PELAYANAN HARUM
06 AIR MINUM KABUPATEN T. ISKANDAR,
KOTABARU SEKRETARIS ANDA PERLU
DITJEN CIPTA
KARYA
TAHU: SERBA SERBI 30
INFO BARU: REVOLUSI INDUSTRI
07 PEMBANGUNAN IPLT
DAPAT ATASI MASALAH LENSA CK: DWP
AIR DI KABUPATEN HULU PUPR UJI COBA MRT 32
16
16 BERITA UTAMA:
SUNGAI TENGAH INOVASI TEKNOLOGI JAKARTA
INFORMASI SONGSONG
08 INFO BARU: TUNTASKAN
KAWASAN KUMUH DI
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 LENSA CK:
GREENSHIP 33
SUNGAI PENUH JAMBI INOVASI: MEMBENAHI NEIGHBOURHOOD
WAJAH KAWASAN MUJA KEMENTERIAN PUPR
INFO BARU: UJI COBA MUJU – GAJAHWONG
09 HASIL PEMBANGUNAN YOGYAKARTA 20 SEPUTAR KITA 34
SPAM REGIONAL
PETANGLONG

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 02


BULETIN
PELINDUNG
Danis H. Sumadilaga
PENANGGUNG JAWAB
T. Iskandar
DEWAN REDAKSI
Edward Abdurrachman, Diana Kusumastuti,
Dodi Krispratmadi, Didiet A. Akhdiat,
Agus Ahyar, Muhammad Sundoro
PEMIMPIN REDAKSI
Aswan Nizar
PENYUNTING REDAKSI
Cahyani Kusrianingsih, Daniel, Ary
Prasetyo, Indah Raftiarty ER,
Astaf Aji Pranaya
BAGIAN PRODUKSI
Rizqiah Darmawiasih, Bramanti Nawang
Sari, Dewi Savitri, Ari Iswanti
SEKRETARIAT
Fajar Drestha Birawa, Harniati Ulfah,
Muljihad Nur Muharom
KONTRIBUTOR
Sri Murni Edi K, Taufan Madiasworo,
Marsaulina Pasaribu, Kusumawardhani,
Prasetyo, Meike Kencanawulan, Fajar
Santoso Hutahean, Maryoko Hadi, Ade
Syaiful Rachman, J. Wahju Kusumosusanto,
Irwan Leo Putra Harahap, Oscar R. Siagian
Cut Nourhusnul Akhirina
ALAMAT REDAKSI
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru 12110,
Telp/Fax: 021-7245754
Redaksi menerima saran maupun
tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke
email kompuck@gmail.com atau saran
dari pengaduan di www.pu.go.id
www.ciptakarya.pu.go.id
Ditjen Cipta Karya
@ditjenciptakarya
Ditjen Cipta Karya
@ditjenck
COVER: Robot MCD
PUPR SIAPKAN
SDM BERKUALITAS
HADAPI ERA 4.0
S
umber Daya Manusia
(SDM) menjadi salah
satu faktor utama dalam
menopang implementasi
revolusi industri keempat.
Namun, SDM yang dibutuhkan
saat ini adalah yang memiliki
kompetensi dalam pemanfaatan
teknologi digital.
Revolusi industri 4.0 ditandai
dengan adanya automasi yang
disebabkan fenomena mahalnya
tenaga kerja. Di saat yang
sama, ekonomi juga menuntut
persaingan bagi mereka yang
dapat memiliki ciri mudah,
cepat, dan murah.
 
Kompetensi SDM menjadi poin
penting untuk mendorong
suatu negara berevolusi ke
generasi industri selanjutnya,
tak terkecuali Indonesia.
Selain dibutuhkan investasi
dan teknologi, SDM yang
terampil pun tengah disiapkan
untuk menyambut industri
4.0. Penggunaan teknologi
industri 4.0 antara lain berbasis
pada artificial inteligence,
internet of things, wearable
(augmented reality atau virtual
reality), advance robotic, dan 3D
printing.
 
Pada akhirnya, masyarakat
menghadapi adanya perubahan
akibat teknologi yang
menggeser sejumlah hal. Seperti
misalnya teknologi automasi
Pada Buletin Cipta Karya edisi Januari 2019, kami ralat:
Penulis rubrik inovasi halaman 20, dengan judul artikel Lestarikan Budaya Bengkulu
Melalui Pembangunan Kota Pusaka, Tri Rahayu, seharusnya Memoden
(staf data publikasi unit kerja Randal PIP Bengkulu, Ditjen Cipta Karya).
Mohon maaf atas kesalahannya.
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 03
EDITORIAL
yang dapat menggantikan
tenaga kerja, perubahan
cara berkomunikasi menjadi
telepon genggam, hingga cara
bertransaksi yang kini berbasis
pada uang elektronik.
 
Di sinilah peran penting
pengembangan SDM, terutama
dalam menyeimbangkan
kemajuan teknologi.
Menurut Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) Basuki Hadimuljono,
industri 4.0 tidak akan
menggantikan peran manusia.
Karena di dalam teknologi
canggih pasti ada tenaga SDM
yang berkualitas. Generasi muda
Kementerian PUPR juga terus
didorong untuk mendiskusikan
teknologi informasi yang ada di
Kementerian PUPR untuk bisa
dimodifikasi sehingga lebih
menjawab kebutuhan informasi
saat ini. 
 
Sejalan dengan perkembangan
industri 4.0 tersebut,
Kementerian PUPR mulai
melakukan perubahan dalam
proses bisnisnya melalui
digitalisasi, connectivity
and computer power, human-
machine interface, analytics
intelligent untuk dapat
meningkatkan efisiensi,
meningkatkan optimasi
produksi, serta memperbaiki
proses produksi.  ◇
INFO
BARU

D
alam penyaluran air
minum ini, Satker
PSPAM Provinsi
Sulawesi Utara
mengerahkan satu unit mobil
tangki air beserta empat
hidran umum yang disebar
di beberapa lokasi yang
terkena dampak banjir. “Sudah
menjadi tugas kita membantu
menyediakan air minum untuk
seluruh masyarakat yang
terkena bencana dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup
mereka sehari-hari, di mana air
merupakan salah satu bagian
terpenting dalam kehidupan
manusia yang harus dipenuhi,”
ujar Kasatker PSPAM Provinsi
Sulawesi Utara, Halid Saleh.

Berdasarkan informasi yang

masuk, Halid menyatakan

Ditjen Cipta Karya dampak banjir terparah terjadi di

dua kecamatan yaitu Kecamatan
Bunaken dan Kecamatan

Salurkan Air Minum Tuminting, walaupun wilayah ini

tidak dilalui aliran DAS Tondano.
Adapun data sementara yang

untuk Korban Banjir didapat dari Humas Pemerintah

Kota Manado, daerah yang

Kota Manado
terdampak bencana banjir dan
tanah longsor yaitu mencakup
delapan kecamatan, 23
kelurahan dengan jumlah 737
KK, 2.523 jiwa, serta memakan
CUACA BURUK YANG MELANDA PROVINSI korban jiwa empat orang, dua di
SULAWESI UTARA SEJAK AWAL TAHUN 2019 antaranya anak-anak.
MENGAKIBATKAN BENCANA BANJIR DAN TANAH Ma’aruf, salah seorang
LONGSOR, KHUSUSNYA DI KOTA MANADO. SALAH warga Kelurahan Bailang
SATU LOKASI TERPARAH YANG TERKENA DAMPAK mengungkapkan rasa terima
kasih kepada Pemerintah Pusat
BANJIR PADA HARI JUMAT (01/02/2019) ADALAH dalam hal ini melalui Satker
KELURAHAN BAILANG, KECAMATAN BUNAKEN. PSPAM Provinsi Sulawesi Utara
UNTUK MENGURANGI BEBAN MASYARAKAT yang telah membantu dalam
menyediakan air minum bagi
PASCA TERKENA BENCANA BANJIR, PEMERINTAH
masyarakat yang terkena
PUSAT MELALUI SATUAN KERJA PENGEMBANGAN bencana banjir dan tanah
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SATKER PSPAM) longsor. “Kami berharap seluruh
PROVINSI SULAWESI UTARA MENYALURKAN AIR pemerintah baik yang ada di
pusat maupun daerah dapat
MINUM KE LOKASI YANG TERKENA BENCANA bekerja sama dalam membantu
BANJIR PADA HARI SABTU (02/02/2019). masyarakat, terutama dalam
pemenuhan air minum terhadap
Teks: MLQ /RANDAL SULAWESI UTARA korban bencana sampai
keadaan kembali stabil sehingga
masyarakat dapat beraktivitas
seperti biasanya,” harap Ma’aruf.◇

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 04

 INFO
BARU

Desa Lorok Kini Menuju Air

Minum dan Sanitasi Total

AKSES AIR MINUM DI DESA LOROK, KECAMATAN INDRALAYA UTARA,

KABUPATEN OGAN ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN, TAHUN 2012 HANYA
SEKITAR 6,11% DAN SANITASI SEKITAR 41,8%. MENURUT KASATKER PSPAM
PROVINSI SUMATERA SELATAN, SOPAN, HINGGA AKHIR TAHUN 2018 AKSES
AIR MINUM DI DESA LOROK SUDAH MENCAPAI 93,6% DENGAN SANITASI YANG
TELAH MENCAPAI 100% UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN 466 KK.
Teks: RB/RANDAL SUMATERA SELATAN

S
ebagai bentuk kerja
sama dalam penyediaan
air minum dan sanitasi
masyarakat, Ditjen
Cipta Karya Kementerian
PUPR melalui Satuan Kerja
Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (PSPAM)
dan Unit Kerja Randal Provinsi
Sumatera Selatan melakukan
kunjungan bersama World
Bank Water GP Director, R.
Steven Schonberger dan Tim
Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Pamsimas) ke Desa Lorok,
Kamis (31/01/2019). Kunjungan
tersebut dilakukan guna
melihat perkembangan
program Pamsimas yang telah
dilakukan sejak tahun 2013 di
Desa Lorok. Program tersebut
telah mencapai kemajuan yang
signifikan dan menempatkan
Desa Lorok menuju air minum
serta sanitasi total. Pencapaian
tersebut berkat kolaborasi dari
program Pemerintah Pusat
dan Daerah, program hibah
luar negeri, serta swadaya
masyarakat dalam mencapai
target akses universal 100-0-100.
Selain itu, Sopan menambahkan
betapa pentingnya keberadaan
KP-SPAMS dalam mengelola
keberlanjutan sarana dan
prasarana yang dibangun
melalui program Pamsimas,
mengingat tugas dan
fungsinya yang strategis yaitu
melaksanakan perencanaan
serta mengelola dan
mengoperasionalkan SPAMS
yang terbangun agar dapat
berkelanjutan di bawah
pengendalian KKM. ◇

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 05

INFO
BARU

PELAYANAN AIR
MINUM KABUPATEN
KOTABARU
SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM (SATKER PSPAM)

S
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PADA aat ini, dari 21 kecamatan
TAHUN 2018 LALU TELAH MENYELESAIKAN di Kabupaten Kotabaru
hanya terdapat sembilan
PEMBANGUNAN JARINGAN PERPIPAAN kecamatan yang telah
DAN AKSESORIS YANG BERADA DI memiliki Sistem Penyediaan Air
KECAMATAN KELUMPANG UTARA DAN Minum (SPAM), itu pun masih
terdapat daerah yang memiliki
KECAMATAN HAMPANG DI KABUPATEN sistem namun untuk jaringan
KOTABARU YANG BERJARAK 12 JAM DARI belum terlayani sepenuhnya.
KOTA BANJARMASIN. Kepala Satker PSPAM Provinsi
Kalimantan Selatan Endra
Teks: HRD/RANDAL KALIMANTAN SELATAN Bekti, beberapa waktu lalu
mengatakan untuk lingkup
kegiatan Satker PSPAM Provinsi
Kalimantan Selatan melakukan
pengadaan dan pemasangan
pipa aksesoris, pengadaan dan
pemasangan 85 SR (Sambungan
Rumah) untuk Kelumpang
Utara dan 50 SR di Kawasan
Hampang, rehab bangunan
operasional, serta pemasangan
dan pengadaan jembatan
pipa. “Jaringan perpipaan di
Kecamatan Kelumpang Utara
melayani Desa Wilas, Desa
Sarai, Desa Pudi Seberang,
dan Desa Pudi. Sementara
di Kecamatan Hampang
melayani Desa Hampang, Desa
Limbungan, Desa Lalapin, dan
Desa Trans Lama. Masing-
masing kecamatan memiliki
Instalasi Pengolah Air (IPA)
dengan kapasitas 20 liter/
detik yang mampu melayani
1.600 SR. Pemasangan SR
akan terus dilanjutkan untuk
mengoptimalkan pelayanan air
minum di Kabupaten Kotabaru,”
jelas Endra. ◇

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 06


PEMBANGUNAN IPLT DAPAT ATASI
MASALAH AIR DI KABUPATEN
HULU SUNGAI TENGAH
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN
K
SISTEM PENYEHATAN asatker PSPLP Provinsi
LINGKUNGAN Kalimantan Selatan
PERMUKIMAN (SATKER Patmo Suryo Wiharto,
Selasa (12/02/2019)
PSPLP) PROVINSI mengatakan pembangunan IPLT
KALIMANTAN SELATAN merupakan solusi dari masalah
DENGAN DANA pengelolaan limbah tinja oleh
pelaku usaha sedot tinja yang
APBN TAHUN 2018
selama ini belum terawasi secara
MELAKSANAKAN maksimal. Bahkan terkadang
PEMBANGUNAN dibuang ke sungai dikarenakan
INSTALASI Kabupaten Hulu Sungai Tengah
belum memiliki IPLT. Tindakan
PENGOLAHAN ini tentunya mencemari
LUMPUR TINJA (IPLT) air dan berdampak pada
DI DESA TELANG, kesehatan lingkungan. Dengan
terbangunnya IPLT, para pelaku
KABUPATEN HULU usaha sedot tinja tidak boleh
SUNGAI TENGAH. lagi membuang limbah tinja
sembarangan.
Teks: HRD/RANDAL
KALIMANTAN SELATAN “IPLT Telang memiliki debit inlet
5 m³/hari yang pekerjaannya
dilaksanakan selama tujuh bulan
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 07
INFO
BARU
dengan Sistem Solid Separation
Chamber (SSC), kolam
anaerobik, kolam fakultatif,
kolam maturasi, wetland, drying
area, dan hanggar kompos,” ujar
Patmo.
Patmo menambahkan, melalui
IPLT Telang ini limbah tinja
diolah menjadi lumpur tinja
yang berasal dari sistem
setempat melalui sarana
pengangkut lumpur tinja. Tinja
akan diolah menjadi lumpur
yang sudah aman dibuang
ataupun dimanfaatkan kembali
seperti untuk pembuatan
kompos yang bisa digunakan
pada sektor pertanian, terutama
tentunya untuk menjaga kualitas
air. “Air sungai yang bebas tinja
tentu memiliki kualitas air yang
baik,” sambung Patmo. ◇
INFO
BARU
UJI COBA HASIL PEMBANGUNAN
SPAM REGIONAL PETANGLONG
S
PAM Regional Petanglong
DALAM RANGKA dibangun dengan
MEMENUHI memanfaatkan dua
KEBUTUHAN AIR sumber air baku, yakni
dari Bendung Jambangan
UNTUK MASYARAKAT,
(kapasitas 400 liter/detik) dan
DIRENCANAKAN Bendung Kaliboyo (kapasitas
PEMBANGUNAN 450 liter/detik). Hal tersebut
SISTEM PENYEDIAAN diungkapkan oleh Kepala
Bidang Sarana dan Prasarana
AIR MINUM Permukiman dan Bangunan
(SPAM) REGIONAL Gedung Dinas Bina Marga
PETANGLONG dan Cipta Karya Provinsi Jawa
Tengah Sigit Krida Hariono.
DENGAN KAPASITAS
850 LITER/DETIK. “Pada Tahun Anggaran 2016-
2018, Satker Pengembangan
Teks: YUDHA/RANDAL JAWA
SPAM Provinsi Jawa Tengah telah
TENGAH menyelesaikan pembangunan
SPAM Regional Tahap I Fase
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 08
I dengan memanfaatkan
Bendung Jambangan.
Pembangunan tersebut
antara lain pembangunan
IPA Kerompeng berkapasitas
200 liter/detik, reservoir 1.000
m³, reservoir 4.000 m³, serta
bangunan penunjang lainnya,”
tutur Sigit.
Target pelayanan SPAM Regional
Petanglong ini meliputi
Kabupaten Pekalongan dengan
kapasitas 200 liter/detik yang
melayani 16.000 SR, Kabupaten
Batang dengan kapasitas 50
liter/detik yang melayani 4.000
SR, dan Kota Pekalongan
berkapasitas 150 liter/detik yang
melayani 12.000 SR. Sehubungan
dengan selesainya pekerjaan
SPAM Regional Petanglong
Tahap I Fase I ini, Satker
Pengembangan SPAM Provinsi
Jawa Tengah mengadakan
pengujian bersama Instalasi
Pengolahan Air (IPA) dan
Jaringan Distribusi SPAM
Regional Petanglong, Selasa
(12/02/2019).
Pengujian IPA tersebut dihadiri
oleh beberapa dinas terkait,
dimana dalam pengujian
tersebut Sigit didampingi oleh
Kepala Satker Pengembangan
SPAM Provinsi Jawa Tengah
Sihombing Aryananda dan
PPK Pengembangan SPAM
I Arif Nurjiyanto. "Tujuan dari
dibangunnya SPAM Regional
Petanglong ini agar tersedianya
air baku yang lebih handal dan
tersedianya air yang cukup
dengan kualitas yang memenuhi
standar kelayakan air minum
serta tersedianya air dengan
harga yang terjangkau untuk
masyarakat,” tutur Arif. ◇
 INFO
BARU

Tuntaskan Kawasan
Kumuh di Sungai
Penuh Jambi
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA MELALUI SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) PROVINSI JAMBI
MENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KAWASAN KOTA
SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI. DAERAH INI MERUPAKAN KAWASAN KUMUH
YANG MASIH SANGAT TERTINGGAL SEHINGGA MEMERLUKAN SARANA DAN
PRASARANA INFRASTRUKTUR YANG LAYAK.

Teks: DM/RANDAL JAMBI

daerah efektif perkotaan. mural sepanjang 264 m², PJU

Wilayah kota ini memiliki berjumlah 25 unit, pengadaan
topografi perbukitan, berada pot kembang berjumlah 120 unit,
pada kawasan Bukit Barisan dan dan lantai jemur.

H
al tersebut
diungkapkan oleh
Kepala Satuan Kerja
PKP Provinsi Jambi Arif
Rahman, Rabu (06/02/2019) di
Provinsi Jambi. “Kawasan Kota
Sungai Penuh memiliki luas
keseluruhan 39.150 ha, 59,2%
atau 23.177,6 ha yang merupakan
kawasan Taman Nasional Kerinci
Seblat, sedangkan sekitar 40,8%
atau 15.972,4 ha baru merupakan
hutan tropis dengan ketinggian
100-1.000 m di atas permukaan
laut,” kata Arif.
Lanjut Arif, pelaksanaan kegiatan
ini dimulai dari tanggal 27
April dan selesai 8 Desember
2018 dengan beberapa lingkup
kegiatan antara lain pekerjaan
paving block berukuran 1.514
m, rigid beton sepanjang 826
m, drainase sepanjang 3.004
m, box culvert sebanyak 2 unit,
Arif juga menyampaikan dengan
terbangunnya sarana dan
prasarana serta transportasi
penunjang yang dibutuhkan
masyarakat di kawasan Kota
Sungai Penuh diharapkan dapat
mengatasi kumuh di daerah ini.
Masyarakat setempat dihimbau
agar dapat menjaga dan
merawat sarana yang telah apa
yang sudah dibangun, sehingga
bermanfaat dan berkelanjutan. ◇

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 09

INFO
BARU
W
aLebih lanjut Danis
menjelaskan, dalam
konteks bencana itu
terdapat beberapa
fase. Ada fase kesiapsiagaan,
krisis, tanggap darurat,
serta proses rehabilitasi dan
rekonstruksi. “Dalam rangka
konteks kesiapsiagaan Ditjen
Sumber Daya Air bertanggung
jawab memprogramkan
pengamanan pantai,
menyiapkan bendungan,
embung, dan situ, lalu Ditjen
Bina Marga banyak terkait
dengan tebing yang longsor,
sedangkan Ditjen Cipta Karya
bertanggung jawab berdasarkan
Undang-Undang Bangunan
Gedung yang artinya standar
pengamanan bangunan,” ujar
Danis.
Danis juga menambahkan,
data menunjukkan bahwa
lebih dari 70% bencana kita
berdasarkan hidrometeorologi.
“Kementerian PUPR juga
telah melakukan normalisasi
Sungai Ciliwung. Ini terkait
risiko banjir di Jakarta, saat
ini kami sedang membangun
bendungan Sukamahi dan Ciawi
di Jawa Barat dengan kapasitas
tampung 1,7 juta kubik,” kata
Danis.
Selain itu Kementerian PUPR
melalui Ditjen Cipta Karya
KEMENTERIAN PUPR
TURUT BERPERAN
AKTIF DALAM
MITIGASI RISIKO
BENCANA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT (PUPR) TURUT
BERPERAN AKTIF DALAM RANGKA
MITIGASI RISIKO BENCANA DI INDONESIA.
HAL INI DISAMPAIKAN OLEH DIREKTUR
JENDERAL CIPTA KARYA DANIS H.
SUMADILAGA, MEWAKILI MENTERI PUPR
PADA SAAT MENJADI PEMBICARA RAPAT
KOORDINASI NASIONAL BADAN NASIONAL
PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)
DENGAN MENGANGKAT TEMA “KITA JAGA
ALAM, ALAM JAGA KITA”, DI SURABAYA,
SABTU (02/02/2019).
Teks: BAP/RANDAL JATIM
akan membentuk Komite
Keamanan Keselamatan Gedung
agar mendorong Pemerintah
Daerah berhati-hati dalam
mengeluarkan izin. Selain itu
juga terhadap bangunan yang
ada harus disertai Sertifikat Laik
Fungsi (SLF) dan berdasarkan
jenis bencana, seperti saat banjir,
kekeringan, longsor, gempa,
tsunami, erupsi, dan abrasi.
“Di samping itu, bentuk
dukungan kami termasuk
menyiapkan produk peta yang
dapat menjadi acuan sebagai
peta risiko gempa. Peta tersebut
menjadi acuan pada saat kita
menerbitkan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB),” kata Danis.
Danis menambahkan, ini ada di Indonesia. Acara ini
merupakan upaya yang telah dihadiri oleh perwakilan BPBD
dilakukan Kementerian PUPR se-Indonesia, Gubernur, Bupati/
dalam rangka mendukung Walikota, Pangdam serta
mitigasi risiko bencana yang Kapolda. ◇
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 10
 INFO
BARU

Peningkatan Permukiman
Kumuh di Kawasan Pesisir
Pangali-Ali
KEPALA BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH (BPPW) PROVINSI
SULAWESI BARAT NORMANSJAH WARTABONE, BEBERAPA WAKTU
LALU MENGATAKAN BAHWA KAWASAN PANGALI-ALI TERMASUK DALAM
KATEGORI KAWASAN KUMUH BERAT. INDIKASINYA DARI DRAINASE, SARANA
PERSAMPAHAN, AKSES DARURAT KEBAKARAN, DAN AIR BERSIH SANGAT
TERBATAS. SAAT INI BERKAT UPAYA UPAYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA
KARYA MELALUI SATUAN KERJA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
PROVINSI SULAWESI BARAT, KUALITAS SARANA DAN PRASARANA DAERAH
TERSEBUT SUDAH JAUH LEBIH BAIK.
Teks: WND/RANDAL SULAWESI BARAT

K
awasan pesisir
Pangali-Ali yang
berada di Kecamatan
Banggae, Kabupaten
Majene, dan merupakan kota
pendidikan yang berjarak 3 jam
dari Kota Mamuju. Di kawasan
ini pembangunan mulai terjadi
melalui program Kota Tanpa
Kumuh (KOTAKU) sejak tahun
2017. Pembangunan dilakukan
dengan item pekerjaan jalan
beton, drainase saluran terbuka,
drainase saluran tertutup, jalan
paving block, perbaikan drainase
dan memperbaiki bangunan
pelengkap jalan. “Harapan kami
kepada Pemerintah Kabupaten
Majene agar senantiasa menjaga
sarana dan prasarana yang
sudah terbangun dengan
baik serta selalu membina
masyarakat Kabupaten
Majene agar antusias menjaga
lingkungannya untuk tetap
bersih sehingga tidak menjadi
kumuh lagi,” ucap Normansjah.
Sementara itu, Kasatker PKP
Provinsi Sulawesi Barat yang
diwakili oleh Pejabat Pembuat
Komitmen PKP Provinsi
Sulawesi Barat, Fauzan Azima,
mengatakan bahwa pelaksanaan
kegiatan peningkatan kualitas
permukiman kumuh kawasan
Pangali-Ali ini dimulai tanggal
dari 1 Februari 2018 dan
selesai tanggal 2 Oktober
2018. “Kegiatan ini mendapat
anggaran sebesar Rp15, 5 miliar
pada Tahun Anggaran 2018
dengan lingkup pekerjaan
antara lain pekerjaan jalan beton,
drainase, trotoar, railing tangga,
tempat sampah, lampu jalan
dan talud penahan tebing yang
diharapkan dapat mengurangi
kumuh seluas 17,2 ha. Seluruh
masyarakat dihimbau agar dapat
menjaga infrastruktur yang
sudah dibangun,” tutup Fauzan.
◇

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 11

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 12
 PROFIL

T. ISKANDAR, SEKRETARIS DITJEN CIPTA KARYA

“Nasihat dari
mulut keledai
sekalipun,
kalau baik
harus dipetik.”
BAGI ISKANDAR CAMBUK UNTUK
TERUS MAJU DATANG DARI KEMAUAN
MENDENGARKAN KRITIK DAN PENDAPAT
ORANG LAIN TANPA MEMANDANG BULU.
IA TELAH MEMBUKTIKANNYA SELAMA 27
TAHUN MENGABDI MENJADI APARATUR
SIPIL NEGARA (ASN).
Teks: REDAKSI

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 13

D
ipercaya sebagai
Sekretaris Pusat
Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
merupakan tantangan tersendiri
bagi T. Iskandar, segudang
pekerjaan sudah menunggunya
untuk segera diselesaikan.
Pada 2019 ini Ditjen Cipta
Karya mengalami perubahan
organisasi yang cukup signifikan.
Khususnya kegiatan-kegiatan
organisasi yang ada di provinsi.
“Dulu di daerah, organisasi
kami hanya satuan kerja kini
sudah terbentuk Balai Prasarana
Permukiman di 34 provinsi,”
tuturnya.
Dengan dibentuknya balai di
setiap provinsi, diharapkan
koordinasi pemerintah pusat
dan pemerintah daerah
akan terlaksana dengan
baik dan lancar. Perubahan
organisasi ini merupakan
tindak lanjut Undang Undang
Perbendaharaan dan Undang
Undang Anggaran. “Sebelumnya
hal yang sama sudah diterapkan
oleh Ditjen Sumber Daya Air dan
Ditjen Bina Marga,” paparnya.
Tak sampai di situ, Ditjen
Cipta Karya pada tahun ini
juga mendapat tugas baru
yakni menyelesaikan dan
membangun sekolah, pasar,
hingga sarana olahraga.
Untuk itu, kata Iskandar, di
dalam tubuh organisasi Ditjen
SAYA JUGA
SELALU
MENANAMKAN
INTEGRITAS
KEPADA JAJARAN
SAYA,” TEGASNYA
Cipta Karya sudah terbentuk
satu Pusat yang menaungi
pembangunan tersebut,
bernama Pusat Pengembangan
Sarana Prasarana Pendidikan,
Olahraga dan Pasar.
Tantangan pekerjaan pada 2019
ini tentu menjadi tantangan
baru yang harus disikapi secara
positif. Untuk itu, ia beserta
jajaran direktorat lainnya selalu
membangun komunikasi dan
koordinasi yang harmonis.
“Saya juga selalu menanamkan
integritas kepada jajaran saya,”
tegasnya.
Namun meskipun di tengah
target pekerjaan yang tinggi,
Iskandar selalu mengajak
jajaran dan bawahannya untuk
bercanda. Setiap kali hendak
rapat ia kerap menyisipkan
guyonan kepada bawahannya
agar mereka tak terlalu tegang.
“Pekerjaan harus dibawa relaks
agar tidak stres,” ujarnya sambil
tersenyum.
SELALU MENJAGA KOMUNIKASI
Bicara mengenai kunci
kesuksesan, Iskandar langsung
menjawab, “Komunikasi!”
Baginya, komunikasi dan
koordinasi adalah kunci
kesuksesan dalam bekerja.
Iskandar telah membuktikannya
selama 27 tahun menjadi
aparatur sipil negara atau
ASN. Selama menjadi ASN
tersebut, sudah bertugas keliling
Indonesia. Sebut saja Irian Jaya
(kini Papua), Nusa Tenggara
Timur, hingga Sulawesi Selatan,
pernah ia singgahi.
Ketika bertugas di Sulawesi
Selatan, ia harus berkoordinasi
dengan 24 kabupaten/kota yang
ada di provinsi tersebut. Malah,
saking sibuknya berkoordinasi,
ia lebih banyak menghabiskan
waktu di lapangan. “Sampai-
sampai saya lebih banyak
di lapangan ketimbang di
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 14
kantor,” lanjutnya. Namun ia
mengerjakan semuanya dengan
senang hati.
Begitu pula ketika Iskandar
menjadi kepala balai untuk
wilayah Jakarta, Jawa Barat,
dan Banten. Di situ ia harus
berkoordinasi dengan lima
wilayah di Jakarta, empat
wilayah di Jawa Barat, dan tiga
wilayah di Banten. Tentu tidak
mudah, “Tapi kalau semua
dikomunikasikan dan dan
dikoordinasikan dengan baik,
maka semua akan lancar,”
tuturnya.
Ada kejadian yang tak
terlupakan ketika dirinya
bertugas di Nusa Tenggara
Timur, saat itu Timor Timur
(kini Timor Leste) sedang
akan memisahkan diri dari
Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Banyak masyarakat
yang eksodus. Ketika itulah ia
membantu untuk membuatkan
sarana dan prasarana irigasi agar
masyarakat yang menempati
tempat baru bisa kembali
bertani. Pekerjaan itu ia lakukan
tanpa mengenal lelah.
Pengalaman berharga tersebut
selalu ia ingat sampai kapan
pun. Ia selalu berprinsip, untuk
masyarakat harus segera
dibantu. Jangan bertele-
tele karena masyarakat
membutuhkan bantuan dari
kita. Tak heran bila Iskandar
selalu menjadikan tempat
tugasnya itu sebagai tempat
kelahiran keduanya. “Walau saya
punya kampung dan tempat
kelahiran asli, tapi tempat dinas
yang pernah saya singgahi
akan menjadi tempat kelahiran
kedua, ketiga, keempat, hingga
seterusnya buat saya,” katanya.
Sampai detik ini Iskandar masih
berkomunikasi dengan teman-
temannya di wilayah tersebut.
Menurut Iskandar, komunikasi
harus terus dijaga sampai
kapan pun. Komunikasi
tersebut tak hanya
ia lakukan dengan
petinggi-petinggi dan
level yang setara, tapi
juga dengan bawahan
seperti pramubakti
(office boy). Di setiap
“ WALAU SAYA PUNYA KAMPUNG DAN
TEMPAT KELAHIRAN ASLI, TAPI TEMPAT
DINAS YANG PERNAH SAYA SINGGAHI
AKAN MENJADI TEMPAT KELAHIRAN
KEDUA, KETIGA, KEEMPAT, HINGGA
kesempatan Iskandar
selalu menanyakan

SETERUSNYA BUAT SAYA

kabar sang pramubakti
tersebut. “Biasanya, dari
situ muncul obrolan
tanpa sekat,” katanya.

Karena komunikasi
tak berjarak tersebut, dirinya
kerap mendapat masukan dari
para pramubakti. Banyak hal,
dari hal kecil hingga hal yang
penting. “Semua saya tampung,
tanpa pandang bulu. Kalau itu
masukan bagus, kenapa tidak
didengarkan,” tuturnya. Prinsip
Iskandar, “Nasihat itu, dari mulut
keledai sekalipun, kalau baik
harus dipetik.”

Ia juga mengaku, motivasinya

bekerja terpacu oleh semangat
Menteri PUPR, Basuki
Hadimuljono. Sosok Pak Basuki
yang sederhana dan semangat
bekerja, menurut Iskandar, telah
membentuk dirinya menjadi
orang yang positif dan tak kenal
lelah dalam bekerja. ◇

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 15

BERITA
UTAMA

Inovasi Teknologi
Informasi Songsong
Revolusi Industri 4.0
MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 ,
KEMENTERIAN PUPR MELALUI DIREKTORAT JENDERAL
(DITJEN) CIPTA KARYA BERKONTRIBUSI MELALUI
INVESTASI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI BERBASIS INTERNET. TERSEDIANYA
INFORMASI YANG MUDAH DIAKSES DAPAT
MENINGKATKAN HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH
DENGAN DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT.

Teks: REDAKSI

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 16

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 17
K
emudahaan akses
informasi akan
menumbuhkan
kepercayaan pada
pemerintah dan meningkatkan
efisiensi pelaksanaan tugas
internal maupun pelayanan
kepada masyarakat. Mendukung
hal tersebut, Ditjen Cipta Karya
berpartisipasi dalam pameran
dan talkshow PUPR 4.0 di
Jakarta, sejak 25 Februari 2019.
Talkshow membahas tentang
SCADA Air Minum Kota Malang
dengan narasumber dari SPV
Water Balance PDAM Kota
Malang dan Ade Syaiful, Kasubdit
Standarisasi dan Kelembagaan,
Direktorat Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum,
Ditjen Cipta Karya, Kementerian
PUPR. SCADA merupakan
kepanjangan dari Supervisory
(pengawasan), Control
(pengendalian), dan Data
Acquisition (pengambilan data),
yakni suatu sistem pengolahan
data terintegrasi yang berfungsi
mengawasi, mengendalikan, dan
mendapatkan data lebih akurat
secara real time.
Talkshow juga membahas Keterpaduan Infrastruktur
TEKNOLOGI MENINGKATKAN tentang SCADA IPAL Kota Permukiman, Ditjen Cipta
EFISIENSI Surakarta, dihadiri Kepala Karya, Kementerian PUPR.
Tren selama lima tahun Satker Pengembangan Sistem Aplikasi MCD merupakan
terakhir menunjukkan terjadi Penyehatan Lingkungan aplikasi monitoring berbasis
peningkatan akses air minum Permukiman Provinsi Jawa robotik yang dapat terintegrasi
sekitar 4,5% per tahun. “Kita Tengah Hani Maya dan PDAM dengan CCTV, data warehouse,
harus punya lompatan strategi Kota Surakarta sebagai sistem sinkronisasi server,
dalam mewujudkan target narasumber. Dibahas tujuan internet, finger print, serta video
capaian 100% layanan akses penggunaan SCADA IPAL, yaitu conference.
air minum layak, di mana dapat mengubah operasional
peran BUMN menjadi sangat secara manual dan konvensional Perangkat keras yang dikelola
penting,” kata Ade. Perusahaan menjadi otomatis, memudahkan Ditjen Cipta Karya terdiri dari
Daerah Air Minum (PDAM) monitoring dan kontrol server data berjumlah 22 VPS,
saat ini telah memiliki sistem terhadap proses dan kualitas server SSS pusat dan 33 provinsi
aplikasi pemantauan jalur secara real time. Selain itu juga berjumlah 34 server fisik, mesin
pendistribusian air minum meningkatkan efektifitas dan finger print di lingkungan
secara real time yang digunakan efisiensi kinerja IPAL, serta Kementerian PUPR berjumlah
untuk kebutuhan pelanggan mengintegrasikan operasional 9 unit, di luar Kementerian
(masyarakat). Pelanggan IPAL menjadi satu sistem PUPR berjumlah 7 unit, di 33
semakin mudah memantau kontrol. provinsi berjumlah 57 unit, CCTV
jalur pendistribusian air minum di 7 lokasi PLBN, 2 lokasi TPA
melalui alamat website yang Talkshow lainnya membahas Regional, dan 2 lokasi SPAM
sudah disediakan, sehingga aplikasi Monitoring Control Strategis, penyimpanan data di
distribusi air minum menjadi Device (MCD) dengan pusat dan di 33 provinsi (2TB/
lebih efektif dan menghemat narasumber Leo Putra provinsi), video conference di
waktu yang dapat dimanfaatkan Harahap, Kasi Pengembangan pusat sebanyak 9 unit dan di 33
untuk aktivitas lain. Sistem Informasi, Direktorat provinsi sebanyak 33 unit.

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 18

Talkshow berikutnya membahas
pengembangan aplikasi
SIMBG untuk mempermudah
penyelenggaraan IMB dan
SLF dengan narasumber
Kepala DPMPTSP Kota Madiun
dan Wahyu Kusumosutanto,
Kasubdit Standarisasi dan
Kelembagaan, Direktorat Bina
Penataan Bangunan, Ditjen
Cipta Karya, Kementerian PUPR.
SIMBG merupakan sistem
aplikasi berbasis website yang
didesain untuk memudahkan
pelayanan kepada masyarakat,
khususnya dalam IMB dan
SLF oleh Pemerintah Daerah.
“Selain itu juga digunakan
untuk mengajukan Surat Bukti
Kepemilikan Bangunan Gedung,
untuk perizinan pembongkaran
dan renovasi, serta juga untuk
kepentingan pendataan
bangunan,” ungkap Wahyu.
SEMAKIN MEMBUKA LAPANGAN
KERJA
Hari ketiga membahas
implementasi BIM pada
Bangunan Gedung Negara
(BGN) dengan narasumber
Kapus Pengembangan Sararana
dan Prasarana Pendidikan
Olahraga, dan Pasar Iwan
Suprijanto, serta Manajer Biro
BIM PT Adhi Karya Nurkholid
Widyapraja. BIM merupakan
model pengembangan lain
dari kecerdasan buatan yang
memainkan peran penting
dalam transformasi dunia
konstruksi. Teknologi ini mampu
memangkas waktu, kesalahan,
dan biaya dengan sangat baik.
Dalam lampiran Peraturan
Menteri PUPR Nomor 22 Tahun
2018, penggunaan BIM wajib
diterapkan pada BGN tidak
sederhana dengan kriteria
luas di atas 2.000 m2 dan di
atas 2 lantai. Diketahui bahwa
sejak tahun 2008 hingga
2018, terdapat sejumlah 435
bangunan tergolong BGN tidak
sederhana.
Implementasi BIM bertujuan
dalam peningkatan
produktivitas dan efisiensi
proses konstruksi, kolaborasi
stakeholder konstruksi,
keaktifan regulator dalam
memberikan persetujuan dan
memonitor supervisi progres
konstruksi, peningkatan mutu,
pengendalian biaya, serta
manajemen waktu sehingga
data desain prakonstruksi
menjadi sangat detail dan
akurat.
Press conference pada hari
terakhir mengulas prioritas
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 19
infrastruktur kerakyatan bidang
Cipta Karya oleh Ditjen Cipta
Karya Danis H. Sumadilaga.
Ditjen Cipta Karya Kementerian
PUPR terus memprioritaskan
pembangunan infrastruktur
kerakyatan dengan skema Padat
Karya Tunai, yaitu program
Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU),
Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Sanimas), Program Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW),
Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Pamsimas), dan Tempat
Pengolahan Sampah Reduce,
Reuse dan Recycle (TPS 3R).
Melalui lima program
infrastruktur kerakyatan
tersebut juga telah memberikan
lapangan kerja bagi 15 hingga 25
orang di setiap lokasi kegiatan
dengan total sekitar 445 ribu
orang. Tahun 2019, Ditjen Cipta
Karya Kementerian PUPR
menganggarkan program Padat
Karya Tunai sebesar Rp2,1 triliun
yang terdiri dari KOTAKU sebesar
Rp283 miliar dengan target
1.193 kelurahan, PISEW sebesar
Rp540 miliar dengan target 900
kecamatan, Sanimas sebesar
Rp318 miliar dengan target 823
lokasi, serta Pamsimas sebesar
Rp962 miliar dengan target 5.323
desa. ◇
INOVASI
Membenahi Wajah Kawasan Muja
Muju – Gajahwong Yogyakarta
K
elurahan Muja
Muju, Kecamatan
Umbulharjo, Kota
Yogyakarta, Provinsi
DIY merupakan kawasan yang
terletak di bantaran Sungai
Gajahwong yang membelah
MENYULAP KAWASAN sisi timur Kota Yogyakarta, dan
PERMUKIMAN KUMUH mengalir sampai Kabupaten
MUJA MUJU BERARTI Bantul. Berdasarkan data BPS
Kota Yogyakarta, penduduk
MENGUBAH POLA Kelurahan Muja Muju di
PIKIR PENDUDUK semester kedua tahun 2018
SETEMPAT SEKALIGUS berjumlah 10.806 jiwa, dengan
luas wilayah 1,53 km2. Kepadatan
MEMPERKUAT penduduk di Kelurahan Muja
KOLABORASI ANTAR Muju mencapai 7.062 jiwa/km2
STAKEHOLDERS, YAITU yang tergolong dalam kategori
sangat padat.
DINAS PU-PKP KOTA
YOGYAKARTA, DLH KOTA Berdasarkan SK Walikota
YOGYAKARTA DAN BPN Nomor 216 Tahun 2016 tentang
KOTA YOGYAKARTA. Penetapan Lokasi Kumuh di
Kota Yogyakarta, salah satu
Teks: TRI RAHAYU* lokasinya adalah kawasan
permukiman kumuh Muja Muju
seluas 7,34 ha. Luasan kumuh
tersebut merupakan bagian dari
kawasan kumuh Umbulharjo
seluas 75,20 ha yang berada di
RW 5 yang terdiri dari RT 16 dan
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 20
52, RW 6 yang terdiri dari RT 18,
19 dan 53, RW 7 yang terdiri dari
RT 21, RW 8 yang terdiri dari RT
24, 26 dan 54. Jumlah penduduk
mencapai 1.089 jiwa dengan 10%
jumlah penduduk dari Kelurahan
Muja Muju, 313 KK, dan jumlah
bangunan sebanyak 268 unit.
Indikator dan parameter
kekumuhan kawasan
permukiman kumuh Muja Muju
adalah sebagai berikut:
a. Aspek Kondisi Bangunan
Gedung
Bangunan yang tidak memiliki
keteraturan di kawasan Muja
Muju berjumlah 70 unit, dengan
sebaran di RW 5 sebanyak 79
unit, RW 6 sebanyak 97 unit,
RW 7 sebanyak 30 unit, RW 8
sebanyak 62 unit. Luas kawasan
memiliki kepadatan tidak
sesuai ketentuan yaitu 0.09 ha
dan jumlah bangunan tidak
memenuhi persyaratan teknis
berjumlah 6 unit.
b. Aspek Kondisi Jalan
Lingkungan
Cakupan pelayanan jalan
lingkungan belum memenuhi
panjang jalan ideal yaitu 4645,5
m, dan panjang jalan dengan
permukaan rusak seluas 75 m.
c. Aspek Kondisi Penyediaan Air
Minum
Sebanyak 79 KK di kawasan Muja
Muju tidak terakses air minum
yang layak.
d. Aspek Kondisi Drainase
Lingkungan
Panjang saluran drainase yang
tidak terpelihara di kawasan
Muja Muju adalah 345,5 m, yang
tersebar di RW 6 sepanjang 170,5
m dan RW 8 sepanjang 175 m.
e. Aspek Kondisi Pengelolaan Air
Limbah
Sebanyak 3.375 KK dengan
sarana dan prasarana air limbah
tidak sesuai persyaratan teknis.
f. Aspek Kondisi Pengelolaan
Persampahan
Sebanyak 125 KK dengan sarana
dan prasarana pengolahan
sampah yang tidak sesuai
persyaratan teknis tersebar di
RW 5 sebanyak 71 KK dan RW 6
sebanyak 54 KK.
g. Aspek Kondisi Proteksi
Kebakaran
Jumlah bangunan tidak terlayani
prasarana proteksi kebakaran
sebanyak 20 unit dan jumlah
bangunan tidak terlayani sarana
proteksi kebakaran sebanyak 222
unit.
Kawasan strategis yang menjadi
konsentrasi penanganan
di wilayah ini dimulai dari
Jembatan Balerejo sampai
Jembatan Gembiraloka. Dimana
melalui RT 52 RW 5 yang
berbatasan langsung dengan
Jembatan Balerejo kemudian
melalui RT 53 RW 6, RT 54 RW 8,
dan RT 29 sampai ke Jembatan
Gembiraloka. Kolaborasi antara
Ditjen Cipta Karya melalui
Satker PKP Provinsi DIY (dana
reguler dan BDI KOTAKU),
Dinas PU-PKP dan DLH Kota
Yogyakarta, BPN dan CSR (PT.
Sari Husada) telah menghasilkan
suatu perubahan kawasan yang
cukup signifikan. Kawasan yang
awalnya permukiman yang
berada di sempadan sungai
kemudian bergeser mundur
3 meter, sehingga peran
kesadaran warga sangat besar
sekali bahkan dilengkapi dengan
pemberian sertifikat oleh BPN.
Ditambah lagi, pengembalian
fungsi dan orientasi bangunan
yang menghadap ke sungai oleh
Dinas PU-PKP Kota Yogyakarta.
Penataan kawasan kumuh
dilakukan oleh Satker PKP
Provinsi DIY dan kegiatan BDI
KOTAKU, hal ini merupakan
suatu kolaborasi yang saling
mendukung antar stakeholder.
Penanganan kawasan
permukiman kumuh Muja Muju
pada tahun 2018 dilaksanakan
dengan kolaborasi bersama
stakeholder terkait, yaitu Dinas
PU-PKP Kota Yogyakarta, DLH
Kota Yogyakarta, dan BPN Kota
Yogyakarta. Kolaborasi sangat
diperlukan dalam upaya berbagi
peran terhadap tupoksi masing-
masing stakeholder untuk
menuntaskan kawasan kumuh.
Kolaborasi menjadi suatu hal
yang mudah diucapkan tetapi
tidak mudah dilakukan, jika kita
tidak mampu untuk melakukan
koordinasi dan kerja sama dalam
menangani suatu kawasan.
Penanganan yang telah
dilakukan melalui koordinasi dan
kolaborasi baik dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaan.
Keberhasilan penataan kawasan
permukiman kumuh Muja Muju
di tahun 2018 juga tidak lepas
dari peran sekelompok warga
yang menjadi city changer
yang dapat menjadi motor
penggerak masyarakat serta
menangkap kebutuhan atau
aspirasi masyarakat untuk
dituangkan dalam desain.
Cara pandang masyarakat
yang menjadikan sungai
sebagai area belakang,
perlahan-lahan diubah
menjadi area depan. Dengan
dijadikannya sungai sebagai
area depan, cara pandang
masyarakat terhadap
lingkungannya akan
menjadi lebih baik sehingga
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 21
berpengaruh pada perilaku
hidup sehat.
Poin penting dalam penanganan
kawasan permukiman kumuh
Muja Muju dimulai dari sungai,
karena banyaknya bangunan
yang berada di tepi sungai
membuat sungai tidak
memiliki jalan inspeksi. Jalan
inspeksi dalam penanganan
kawasan ini sangat diperlukan
dalam upaya menghadapkan
orientasi bangunan ke sungai,
menghidupkan aksesibilitas
tepian sungai sebagai jarak
aman bangunan terhadap
longsoran sungai, serta jalan
evakuasi jika terjadi bencana.
Tercatat ada 23 rumah
terdampak yang harus terkepras,
berdasarkan hasil pengukuran
program Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap (PTSL) dari
BPN Kota Yogyakarta, hal ini
kemudian ditindaklanjuti oleh
Dinas PU-PKP Kota Yogyakarta
melalui fasilitasi dana RTLH TA
2018 untuk mengembalikan
fasade bangunan yang terkepras.
Adapun rincian kegiatan
kolaborasi BDI KOTAKU meliputi
jalan paving blok sepanjang
303,5 m, saluran drainase
sepanjang 319 m, dan gerobak
atau motor sampah sebanyak 2
unit. Pada tahun 2019, kolaborasi
dilanjutkan kembali dengan
menangani RT 52 RW 5 dan
dilanjutkan kembali ke arah
utara RT 53 untuk mengulang
keberhasilan penataan rumah
yang dibangun di atas bantaran
Sungai Gajahwong. ◇
*Penulis adalah Kepala Balai
Prasarana Permukiman wilayah DI
Yogyakarta
INOVASI

PROGRAM PENGEMBANGAN
SDM PDAM DARI
KEMENTERIAN PUPR
Teks: MULYADI/AAP*

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 22

PDAM KOTABARU MULAI TAHUN 2017
MENERIMA KEGIATAN PENDAMPINGAN TERKAIT
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
DARI KEMENTERIAN PUPR DALAM RANGKA
PENINGKATAN KOMPETENSI DAN PERILAKU SDM,
SERTA PENGUATAN ORGANISASI.

P
SDM mengejar target yang
eningkatan kinerja
ditentukan dan meminimalisir
dapat terlihat dengan
pelanggaran secara terus-
membandingkan
menerus.
kondisi sebelum dan
setelah kegiatan pendampingan
Sistem organisasi PDAM
dilaksanakan, antara lain
Kotabaru kini menjadi lebih
dengan inisiasi penyusunan
kondusif dan sistematis. Artinya
Prosedur Operasional Standar
penempatan SDM berdasarkan
(POS). Setelah tersusunnya
kompetensi kerja yang lebih
POS, SDM PDAM Kotabaru
spesifik dan pemetaan masalah
dapat mengetahui urutan
beserta solusinya di setiap
langkah pelaksanaan pekerjaan
unsur organisasi. Melalui
sehingga mampu menghindari
pendampingan ini, Pemerintah
berbagai macam kesalahan
Kabupaten Kotabaru diharapkan
baik teknis atau nonteknis.
lebih mendukung PDAM
Selain itu, keberadaan POS juga
Kotabaru terutama terkait
menjadikan PDAM Kotabaru
penyesuaian tarif air kepada
memiliki uraian tugas yang jelas
pelanggan.
melalui analisis jabatan. Uraian
tugas ini merupakan pengganti
Hingga saat ini pengembangan
penggunaan lembar isian DP3
SDM PDAM Kotabaru terus
tahunan dengan penilaian yang
berlangsung. Dari sini diketahui
lebih efektif yang dilaksanakan
bahwa kinerja PDAM tidak
setiap tiga bulan sekali.
hanya dipengaruhi oleh aspek
keuangan, pelayanan, dan
Selanjutnya, tingkat kedisiplinan
operasional saja, aspek SDM juga
SDM PDAM Kotabaru
perlu mendapat penanganan
mengalami peningkatan baik
khusus. Meskipun tidak
dari segi pemenuhan tugas
mempengaruhi secara langsung
maupun jam kerja. Didukung
faktor dominan penentu kinerja
dengan sistem dan aturan
PDAM yaitu tingkat kehilangan
penerapan disiplin yang jelas
air, namun pada dasarnya suatu
dan tegas, maka SDM menjadi
organisasi tidak dapat berjalan
lebih bertanggung jawab
sebagaimana mestinya tanpa
dalam memenuhi penyelesaian
keberadaan SDM berkualitas. ◇
pekerjaan sesuai waktu
yang ditentukan. Penerapan *Penulis adalah staf personalia
reward and punishment juga PDAM Kotabaru Kalimantan
dilakukan untuk memotivasi Selatan

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 23

LIPUTAN
KHUSUS

PERCEPATAN DAN PERLUASAN

AKSES SANITASI LAYAK MELALUI
SAIIG TAHAP II
DALAM RANGKA MENDUKUNG
PERCEPATAN DAN PERLUASAN AKSES
SANITASI YANG LAYAK, PEMERINTAH
INDONESIA BEKERJASAMA DENGAN

P
PEMERINTAH AUSTRALIA MELALUI engelolaan bidang
sanitasi, khususnya
PROGRAM AUSTRALIA INDONESIA
sektor air limbah
INFRASTRUCTURE GRANTS FOR dan persampahan
SANITATION (SAIIG) SEJAK TAHUN 2012. di kawasan permukiman
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN dimaksudkan untuk
memperbaiki kondisi
PERUMAHAN RAKYAT (PUPR) MELALUI permukiman yang berdampak
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA pada peningkatan kualitas
BERINISIATIF UNTUK MENDORONG kesehatan masyarakat. Kawasan
permukiman selayaknya
KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI SELAKU dilengkapi dengan sarana dan
PENANGGUNG JAWAB PEMBANGUNAN prasarana sistem pengelolaan air
BIDANG SANITASI UNTUK DAPAT limbah dan persampahan yang
layak.
MENGEMBANGKAN PRASARANA DAN
SARANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH DAN Tidak memadainya prasarana
PERSAMPAHAN dan sarana bidang sanitasi
di kawasan permukiman
akan berpengaruh buruk
Teks: DIAN A/Dit.KIP

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 24

pada kondisi kesehatan dan
lingkungan yang memiliki
dampak lanjutan terhadap
tingkat perekonomian keluarga.
Sampai saat ini kabupaten/kota
yang sudah mengalokasikan
dana untuk pembangunan
sarana dan prasarana bidang
sanitasi relatif sedikit. Dengan
mengikuti Program Hibah
Australia Indonesia untuk
pembangunan sanitasi atau
sAIIG ini, Pemerintah Daerah
penerima hibah diharapkan
dapat meningkatkan kualitas
pengelolaan air limbah dan
persampahan.
MENUJU 100% LAYANAN SANITASI
LAYAK
Untuk meningkatkan efektivitas
pelaksanaan program, telah
dilakukan modifikasi terhadap
komponen kegiatan, mekanisme
pelaksanaan, serta besaran
hibah yang dikenal dengan
program Hibah sAIIG Tahap
II. Hal tersebut diungkapkan
oleh Direktur Pengembangan
Penyehatan Lingkungan
Permukiman Dodi Krispratmadi,
dalam acara Rapat Persiapan
Pelaksanaan Program Hibah
sAIIG Tahap II, di Jakarta, Kamis
(13/02/2019).
“Program Hibah sAIIG Tahap II
merupakan program hibah yang
pendanaannya bersumber dari
bantuan Pemerintah Australia
dengan alokasi sebesar AUD
33 juta. Sebagai kelanjutan
dari program sebelumnya,
pelaksanaan program Hibah
sAIIG Tahap II diharapkan
dapat meningkatkan minat
Pemerintah Daerah dalam
mengikuti program ini sampai
dengan pertengahan tahun
2020,” kata Dodi.
based atau berdasarkan kinerja
yang terukur.
Pendekatan output based ini
mengandung makna bahwa
Pemerintah Daerah diisyaratkan
melakukan investasi terlebih
dahulu dengan menggunakan
dana APBD. Dana hibah yang
dialokasikan dapat dicairkan
oleh Kementerian Keuangan
kepada Pemerintah Daerah
setelah penerbitan rekomendasi
teknis atas hasil verifikasi
terhadap kinerja pelayanan
kepada masyarakat oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian PUPR.
Dodi menjelaskan, Kementerian
Keuangan telah menerbitkan
Surat Persetujuan Penerusan
Hibah (SPPh) untuk 53
kabupaten/kota peserta
program Hibah sAIIG Tahap
II dengan total nilai hibah
sebesar Rp 191,5 Miliar untuk
target output sebanyak 71
IPALD dan 18.996 SR air limbah.
Target output tersebut akan
memberikan outcome sebanyak
95 ribu jiwa dari masyarakat
penerima manfaat dalam
program ini. “Dengan kondisi
tersebut, diharapkan menjadi
momentum bagi kita semua
dalam mendukung serta
menyukseskan pelaksanaan
Program Hibah sAIIG Tahap
II dalam rangka memberikan
peningkatan dan cakupan
pelayanan akses sanitasi bagi
masyarakat,” kata Dodi.
Dodi berharap pelaksanaan
rapat persiapan ini dapat
memberikan kesempatan
kepada seluruh pihak untuk
mendapatkan wawasan
serta memperoleh informasi
sebanyak-banyaknya mengenai
teknis pelaksanaan dari program
Hibah sAIIG Tahap II.
“Tidak lupa kami mengucapkan
apresiasi dan terima kasih atas
kerja sama dan kolaborasi
yang baik antara Pemerintah
Australia, Bappenas,
Kementerian Keuangan, dan
BPKP sehingga pelaksanaan
program Hibah sAIIG Tahap II
ini akan dapat berjalan dengan
baik dan berkesinambungan.
Kami mengharapkan dukungan
dari masing-masing instansi
pelaksana di daerah untuk
dapat berpartisipasi dalam
menyukseskan program
Hibah sAIIG Tahap II ini guna
mengoptimalkan pelayanan
bidang sanitasi bagi masyarakat
Indonesia pada umumnya,”
tutup Dodi.
Sementara itu Deputy Director
Kemitraan Indonesia Australia
untuk Infrastruktur (KIAT)
Jim Coucouvinis menjelaskan
tentang komponen penunjang
yang diperlukan sebagai
kerangka kerja kelembagan
untuk menjamin sanitasi yang
berkelanjutan yang antara
lain, regulasi dan rencana
jangka panjang, standarisasi
dan perencanaan sarana dan
prasarana, sosialisasi masyarakat,
penyiapan organisasi pengelola
dan mekanisme pembiayaan,
standar pelayanan minimum,
serta penanganan keluhan
pelanggan. ◇

Program Hibah sAIIG Tahap

II dilaksanakan dalam rangka
mendukung percepatan
pengembangan sistem
pengelolaan air limbah
dan persampahan, menuju
tercapainya 100% akses layanan
sanitasi layak khususnya di
wilayah perkotaan, melalui
penerapan mekanisme output

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 25

LIPUTAN
KHUSUS

Presiden Joko Widodo

Kunjungi Kampung Nelayan
Sumber Jaya Bengkulu
KUNJUNGAN INI BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PENATAAN KAWASAN KAMPUNG NELAYAN YANG
DILAKSANAKAN JUGA DI BEBERAPA PROVINSI LAINNYA
OLEH KEMENTERIAN PUPR.
Teks: MEMODEN/RANDAL BENGKULU

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 26


P
residen Republik
Indonesia Joko Widodo
(Jokowi) melakukan
kunjungan didampingi
oleh Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR),
Basuki Hadimuljono, Menteri
Kelautan dan Perikanan,
Susi Pudjiastuti, Gubernur
Bengkulu, Rohidin Mersyah,
Walikota Bengkulu Helmi Hasan
dan Kepala Balai Prasarana
Permukiman Wilayah Bengkulu,
Daniel Kuddi Sanggle, Jumat
(15/02/2019).
“Saat ini penataan kawasan
kampung nelayan Sumber
Jaya baru sekitar 10% dari
keseluruhan rencana penataan
“SAAT INI PENATAAN
KAWASAN KAMPUNG
NELAYAN SUMBER
JAYA BARU
SEKITAR 10% DARI
KESELURUHAN
RENCANA PENATAAN
KAMPUNG NELAYAN,
MASIH BANYAK
HAL YANG PERLU
DISELESAIKAN
SEPERTI
PERMASALAHAN
SERTIFIKAT, FASILITAS
PUBLIK, SERTA
PEMBANGUNAN
RUMAH YANG LAYAK
HUNI AGAR LEBIH
TERTATA DAN BERSIH,"
kampung nelayan, masih banyak
hal yang perlu diselesaikan
seperti permasalahan
sertifikat, fasilitas publik, serta
pembangunan rumah yang
layak huni agar lebih tertata dan
bersih,” terang Jokowi. Walaupun
belum terselesaikan seluruhnya,
penataan kawasan kampung
nelayan Sumber Jaya Bengkulu
telah mampu menjadi kawasan
wisata yang dapat mengubah
kondisi sosial dan perekonomian
warga menjadi lebih baik.
Rustam, salah satu warga
Sumber Jaya menyatakan
bahwa dengan adanya kegiatan
penataan kawasan kampung
nelayan tersebut, keluarganya
dapat memiliki tempat tinggal
yang layak huni. “Kemarin
kami tinggal di atas air, sejak
adanya penataan di sini, hidup
kami menjadi enak dan senang kerjanya pada tahun 2015 lalu.
karena kami memiliki tempat Kegiatan penataan kawasan
tinggal yang bagus, nyaman, dan kampung nelayan sendiri
tidak lagi was-was saat terjadi air meliputi pembangunan jalan
pasang,” ungkap Rustam. tepi air, jalan lingkungan dan
drainase, pembangunan rumah
Penataan kampung nelayan swadaya, pembangunan taman
Sumber Jaya dilaksanakan di tepi air, dan pembangunan
atas lahan seluas 11,8 hektar dan instalasi pengolahan limbah
merupakan kegiatan Direktif dari program Sanimas dan Dana
Presiden Jokowi atas kunjungan Alokasi Khusus (DAK). ◇
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 27
LIPUTAN
KHUSUS

KEMENTERIAN PUPR

Bangun Infrastruktur
Dukung Citarum
Harum
KEMENTERIAN PUPR BERSAMA PEMERINTAH PROVINSI
JAWA BARAT MELALUI DINAS LINGKUNGAN HIDUP (DLH)
MENGGELAR CITARUM EXPO TAHUN 2019 DI GEDUNG BUDAYA
SABILULUNGAN SOREANG, KABUPATEN BANDUNG, SELASA
(19/02/2019). TUJUAN PENYELENGGARAAN ACARA INI ADALAH
UNTUK MEMBANGUN KOLABORASI BERBAGAI STAKEHOLDER
DALAM PENANGANAN PENCEMARAN SUNGAI CITARUM.

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 28

A
cara tersebut dihadiri
oleh Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR)
Basuki Hadimuljono, Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman
Luhut B. Pandjaitan, Gubernur
Jawa Barat Ridwan Kamil dan
Bupati Bandung Dadang M.
Naser. Sedangkan Menteri
Basuki didampingi oleh Direktur
Jenderal Sumber Daya Air Hari
Suprayogi, Dirjen Cipta Karya
Danis H. Sumadilaga, Kepala
BBWS Citarum Bob A. Lambogia
dan Kepala Biro Komunikasi
Publik Endra S. Atmawidjaja.
Basuki mengatakan,
keberhasilan program Citarum
Harum memerlukan sinergi
antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah dan
masyarakat. “Kementerian PUPR
telah melakukan penanganan
Sungai Citarum sejak lama
di antaranya melakukan
pengerukan. Namun dalam
dua tahun ada sedimentasi lagi
karena bergantung pada kondisi
hulu Sungai Citarum di Cisanti.
Itu adalah bukti tidak bisa
diselesaikan dengan pendekatan
engineering saja,” kata Menteri
Basuki dalam sambutannya
pada acara Citarum Expo 2019 di
Bandung.
Dayeuh Kolot, embung
Gedebage, floodway Sungai
Ciantig–Citepus sebagai bagian
dari pengananan banjir di
kawasan Pasteur-Kota Bandung,
dan pembangunan floodway
Sungai Cisangkuy.
Dalam pengelolaan limbah,
Kementerian PUPR akan
membangun Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Komunal dan memberdayakan
masyarakat dalam pengelolaan
sampah melalui Program TPS-3R
(Tempat Pengolahan Sampah
Reduce, Reuse dan Recycle).
Dalam kesempatan ini juga
Gubernur Jawa Barat, Ridwan
Kamil, juga meluncurkan
program Citarum Harum.
"Inilah bentuk sabilulungan
sebenarnya, semua bersatu.
Akan kami tunjukkan kepada
semua, termasuk Bapak
Presiden. Insya Allah tidak perlu
tujuh tahun untuk selesaikan
Citarum, tapi bisa lebih cepat,"
ujar Ridwan.
Bersamaan dengan kegiatan
tersebut juga dilakukan
penandatanganan kesepakatan
bersama Citarum Harum Juara.
Penandatanganan tersebut
merupakan komitmen antara
Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman, Menteri PUPR,
Gubernur Jawa Barat, Bupati
Bandung, pimpinan TNI/
Polri, perwakilan Kejaksaan,
perwakilan BUMN, swasta,
akademisi, budayawan, seniman,
penggiat lingkungan, Kwarda
Pramuka Jabar, komunitas,
pelajar.◇

SABILULUNGAN SEJATI
Dijelaskan Menteri Basuki bahwa
yang dilakukan Kementerian
PUPR untuk mendukung
Program Citarum Harum
adalah pengelolaan sumber
daya air, pengelolaan limbah
cair dan padat di sepanjang
sungai, serta permukiman
kembali masyarakat yang
tinggal di bantaran maupun
kawasan rawan bencana banjir.
Tugas tersebut selanjutnya
diimplementasikan dengan
berbagai pembangunan
infrastruktur. Dalam pengelolaan
Sungai Citarum, saat ini tengah
dikerjakan sejumlah kegiatan
penanganan banjir, antara lain
pembangunan terowongan
Nanjung (Curug Jompong),
kolam retensi Cieunteung

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 29

ANDA
PERLU
TAHU

Serba Serbi
Revolusi Industri
Revolusi industri dalam sejarah modern merupakan proses perubahan aktivitas ekonomi dari
sektor agraria dan kerajinan tangan menjadi terpusat pada penggunaan mesin dan manu-
faktur. Perubahan besar-besaran yang dimulai sejak tahun 1760 ini telah melewati beberapa
gelombang yang memengaruhi dunia dalam segala aspek kehidupan.

S
ebelum revolusi industri
dimulai, manusia meng-
gantungkan diri pada alam
dan binatang. Dari memenuhi REVOLUSI INDUSTRI 1
kebutuhan sandang, pangan,
papan hingga cara berkomuni-
kasi. Segalanya berubah sejak
Inggris menandai peradaban
manusia menemukan bahan
Revolusi Industri melalui ditemu-
bakar fosil sebagai sumber ener­
kannya mesin uap oleh James
gi. Revolusi industri menandai
Watt pada tahun 1776. Inggris
peradaban saat manusia mene-
juga menjadi tempat strategis
mukan upaya memproduksi ba-
pusat revolusi industri pertama
rang dalam jumlah masif berkat
karena ketersediaan batu bara
bahan bakar baru yang ditemu-
yang melimpah untuk menjadi
kan. Bila tadinya membangun
bahan bakar mesin uap. Pene-
rumah hanya mengandalkan
muan mesin uap mendorong
kekuatan manusia, binatang,
terciptanya pabrik yang mem-
dan ketersediaan kayu, ketika
produksi barang dalam jumlah
revolusi­industri dimulai, rumah
banyak dengan waktu yang
bisa dibangun lebih mudah dan
lebih singkat. Lapangan kerja
cepat berkat bantuan mesin. Is-
baru pun bermunculan karena
tilah revolusi industri ditemukan
kini semua orang bisa memu-
pada tahun 1799 oleh diplomat
lai bisnis baru selama memiliki
Prancis, Louis-Guillaume Otto,
mesin uap. Dampaknya, kalan-
yang menyebutkan bahwa nega­
gan kelas ekonomi menengah
ranya sedang memasuki masa
semakin banyak dan kekayaan
kompetisi industrialisasi.
tidak lagi dimonopoli oleh kaum
bangsawan.

1760-1840

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 30


REVOLUSI INDUSTRI 2
Penemuan listrik, minyak,
dan gas bumi merupakan
tonggak dimulainya peru-
bahan radikal industrialisasi
dunia tahap kedua. Banyak
inovasi penting yang dicip-
takan pada rentang waktu ini.
Seperti telepon, pesawat yang
berhasil melakukan pener-
bangan dan bohlam lampu.
Penemuan sistem assembly
line atau proses manufaktur
yang memungkinkan setiap
bagian disusun berdasarkan
urutan untuk menghasilkan
produk jadi yang lebih cepat,
membuat produksi barang
berlimpah. Sektor manufak-
tur pun berkembang pesat
menciptakan kebutuhan
baru se­perti berkembangnya
kawasan pinggiran kota.
1870-1914
REVOLUSI INDUSTRI 3.0
Lompatan industri ditandai­
dengan penemuan komput-
er, robot, dan internet. Sistem
teknologi informasi mulai
mendominasi proses produk-
si. Seperti pengaturan jumlah
produksi, menjaga kualitas
barang, hingga perencanaan
bisnis. Sektor manufaktur
tidak lagi menjadi andalan
satu-satunya. Sektor usaha
jasa, terutama yang men-
gandalkan informasi ber­­kem­
bang pesat. Misalnya bank,­
media, industri film.
1969-2000
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 31
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Internet of Things mengubah
banyak hal dalam perindus-
trian. Teknologi informasi se-
makin maju sehingga proses
digital tidak hanya berjalan
satu arah. Data diolah dalam
berbagai kategori yang lebih
relevan, mesin yang memiliki
kemampuan belajar (ma-
chine learning), database
disimpan di cloud ditambah
lagi akses informasi dalam
genggaman tangan. Tenaga
kerja dituntut adaptif dan
menguasai tek­nologi agar
tetap aktual.
2000 –
HINGGA KINI
LENSA
CK

DWP PUPR UJI COBA

MRT JAKARTA

CIPTAKARYA 2019 | FEB | 32

 LENSA
CK

GREENSHIP
NEIGHBORHOOD
KEMENTERIAN PUPR
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 33
SEPUTAR
KITA
Serah
Terima Aset
ke Kota
Banjarmasin
Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan
Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Kalimantan
Selatan melakukan serah terima aset Sanitasi Berbasi
Masyarakat (Sanimas) dan TPS 3R di Ruang Pertemuan
Balai Kotamadya Kota Banjarmasin, Kamis (31/01/2019).
Acara serah terima operasional dihadiri oleh Walikota
Banjarmasin Ibnu Sina.
Kepala Satuan Kerja PSPLP Provinsi Kalimantan Selatan
Patmo Suryo Wiharto mengatakan ada enam bangunan
Sanimas yang diserahkan dari kurun waktu pembangu-
nan periode 2012-2015 dan lima TPS 3R hasil pekerjaan
periode 2015-2017 yang tersebar di Kota Banjarmasin.
Sementara untuk serah terima operasional yang diser-
ahkan ada lima belas dari kurun waktu 2006-2013. Ibnu
mengatakan, acara serah terima ini sebagai bentuk tertib
administrasi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat
sehingga tercatat jelas lokasi aset dan siapa pengelolan-
ya. “Kita berharap kerja sama dengan pusat ini terus ber-
lanjut mengingat penanganan sanitasi di Kota
Banjarmasin harus serius diatasi dengan
kerja sama berbagai pihak,” jelas Ibnu.
(HRD kalsel)
Kunjungan OASE
KK Kampanyekan
Sanitasi di Bandung
Ditjen Cipta Karya melalui Di-
rektorat Pengembangan Sistem
Penyehatan Lingkungan Per-
mukiman (PSPLP) dan Satker PSPLP
Provinsi Jawa Barat memfasilitasi tempat
cuci tangan yang dibangun di empat seko-
lah. Yaitu Yayasan Pendidikan Al-Washta, Yayasan Mifta-
hul Hidayah, Sekolah Dasar Negeri Cisempur dan Sekolah
Dasar Negeri Tanjungsiang. Istri Menteri PUPR Kartika
Basuki, bersama istri menteri lainnya yang tergabung da-
lam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE
KK) mengunjungi sekolah di sekitar PT. KAHATEX Ran-
caekek Bandung dalam rangka kampanye sanitasi den-
gan melakukan cuci tangan pada anak-anak sekolah,
Rabu (06/02/2019).
“Dalam kampanye tersebut ditekankan pada anak-anak
sekolah untuk rajin mencuci tangan agar menjaga kese-
hatan, karena salah satu sumber bakteri berawal dari tan-
gan,” tutup Kartika. (Danang-Ade/Randaljabar/2019/ari)
CIPTAKARYA 2019 | FEB | 34
KESIAPAN KOTA PADANG
TERIMA PROGRAM ISWM
Rencana kerja program pengelolaan per-
sampahan perkotaan perkotaan yang
dirancang secara terukur dengan dana in-
vestasi yang inovatif dan efektif. Rencana
kerja ini diharapkan menjadi alat untuk
memperluas cakupan pelayanan penge-
lolaan persampahan dan meningkatkan
kapasitas Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan masyarakat dalam pengelo-
laan persampahan yang berkelanjutan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur
Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
Direktorat Jenderal Cipta Karya Edward
Abdurrahman dalam rapat koordinasi den-
gan Walikota Padang di Padang, Jumat
(01/02/2019).
“The Improvement of Solid Waste Man-
agement (IWSM) to Support Regional Area
and Metropolitan Cities merupakan inisiasi
penerapan platformprogram pengelolaan
persampahan perkotaan di Indonesia.
Program ini memperkuat program
Pembangunan   Sanitasi Per-
mukiman (PPSP),” tutur Edward.
Walikota Padang Mahyel-
di Ansharullah menyambut
baik program IWSM terse-
but. Kota Padang sebagai ibu
kota provinsi memiliki per-
tumbuhan penduduk yang
pesat ditambah dengan laju
urbanisasi yang cepat akan
berdampak pada peningkatan
volume sampah sehingga dibu-
tuhkan tempat pemrosesan akhir
sampah yang representatif. Pemerin-
tah Kota Padang sendiri akan melakukan
pembebasan lahan TPA menjadi 33 ha un-
tuk menerima program IWSM tersebut.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komit-
men Perencanaan dan Pengendalian
Provinsi Sumatera Barat Syafriyanti men-
gungkapkan bahwa pada tahun 2017 tel-
ah dilakukan peningkatan kinerja fisik TPA
Kota Padang dengan melakukan pemban-
gunan kolam lindi. Hal ini bertujuan untuk
memroses air limbah sampah yang dapat
mencemari tanah. (Syafriyanti/ppkrandal-
sumbar/ari)
 Hari Peduli Sampah Nasional
21 Februari

Plastik Organik Kertas B3

Sayangi Bumi Dengan Mengurangi Sampah

 www.ciptakarya.pu.go.id

Ditjen Cipta Karya @ditjenciptakarya Ditjen Cipta Karya @ditjenck