Anda di halaman 1dari 30

Lampiran I

Keputusan Direktur RS Andimas


Nomor : B/ / KPTS/ Dir/ RSA/ VI/ 2019
Tanggal : 10 Oktober 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati, bukan
saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat, tetapi juga
karena lansia tergolongdalamkelompokyang rentan. Penghormatan tersebut dapat berupa
pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalamrangka perlindungan dan pemenuhan hak-
hak mereka sebagaimana diatur dalam Pasal8 UU Nomor 39 Tahun 1999.Salah satu
wujudnyaadalah tersedianya fasilitas danpelayanan khusus di rumah sakitberupa kursi
roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan
layanan khusus berupa “Pelayanan Geriatri”.
Data menunjukkan, jumlah lansia di Indonesia, baik itu di pedesaan maupun di
perkotaanterus meningkat.Berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah lansiaperempuan ± 9,5
juta lebih banyak dibanding lansia laki-laki ± 8,2 juta.Penyebabnya adalah angka harapan
hidup perempuan lebih tinggi jika dibanding dengan angka harapan hidup laki-laki.
Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, dan
program-program terkait, berdampakpadamenurunnyaangkakelahiran dan meningkatnya
usia harapan hidup. Peningkatan usia lanjut sering disertaidengan meningkatnya berbagai
penyakit dan ketidakmampuan (disability), sehingga diperlukan perawatan dan
pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan fasilitas dan pelayanan kesehatan
bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang.
B. TUJUAN
Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar adastandar pelayanan kesehatan bagi lansia
yang populasinya sudah semakin meningkat, yaitu :
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansiapada taraf yang setinggi-tingginya,
sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan;
2. Memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental;
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila dijumpai suatu kelainan;
4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang menderita penyakit atau
gangguan kesehatan, dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu
suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal);
5. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau gangguan kesehatan
sudah tidak dapat disembuhkan, ilmu ini mengajarkan untuk tetap memberikan
bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian, (dalam akhir hidupnya
memberikan bantuan moril dan perhatian yang maksimal, sehingga kematiannya
berlangsung dengan tenang);

1
6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan mencegah disabilitas-
handicap diwaktu mendatang. Sifat dari asesmen ini tidak sekedar multi-disiplin tetapi
juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan
kesehatan.

C. PENGERTIAN
1. Gerontologi:cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan/masalah
yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
2. Pasien Geriatri:orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki penyakit lebih dari 2
(dua)/majemuk/multipatologi akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani, dan atau
kondisi sosial yang bermasalah.
3. Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian lansia yaitu :
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau kelainan,baik
psikologik,fisiologik,maupun struktur atau fungsi anatomik;
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam kemampuan untuk
melakukan kegiatan yang dianggap dapat dilakukan oleh orang normal.
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat
impairment/disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksanakan peranan hidup
secara normal (berhubungan erat dengan usia,jenis kelamin, dan faktor-faktor
sosial budaya);
1. Asesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek
medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka
menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional.
2. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara multidisipliner,
interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan usia lanjut. Tim ini minimal terdiri
atas dokter geriatris atau internis atau dokter umum yang dilatih juga dokter spesialis
psikologis, perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatri, fisioterapi, nutrionis
dan farmasi.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Linkup Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit Andimas meliputi :


1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Penyakit Bedah
3. Dokter Spesialis penyakit Mata
4. Dokter Spesialis Penyakit Syaraf
5. Dokter Spesialis Penyakit THT
6. Dokter Spesialis Penyakit Mata
7. Dokter Spesialis Penyakit Kulit
8. Dokter Spesialis Obsgyn
9. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.
10. Ruang Rawat Inap
11. Instalasi Rawat Jalan
12. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
13. Unit Pendaftaran/Admisi
14. Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Adapun aktivitas yang dinilai adalah :


1) Bathing
a. Mandiri : memerlukan bantuan hanya pada satu bagian tubuh atau dapat
melakukan sendiri secara menyeluruh.
b. Tergantung : memerlukan bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh atau
tidak dapat mandi sendiri.
2) Dressing
a. Mandiri : menaruh,mengambil,memakai dan menanggalkan pakaian
sendiri serta menalikan sepatu sendiri.
b. Tergantung : tidak dapat berpakaian sebagian.
3) Toiletting
a. Mandiri : pergi ke toilet,duduk sendiri di kloset,memakai pakaian
dalam,membersihkan kotoran.
b. Tergantung : mendapat bantuan orang lain.
4) Transfering
a. Mandiri : berpindah dari dan ke tempat tidur,dari dan ke tempat duduk
(memakai/tidak memakai alat bantu).
b. Tergantung : tidak dapat melakukan sendiri/dengan bantuan.
5) Continence
a. Mandiri : dapat mengontrol buang air besar dan kecil.
b. Tergantung : tidak dapat mengontrol sebagian atau seluruhnya dengan
bantuan manual atau kateter.

3
6) Feeding
a. Mandiri : mengambil makanan dari piring atau yang lainnya dan
memasukkan ke dalam mulut (tidak termasuk kemampuan memotong
daging daging dan menyiapkan makanan seperti mengoleskan mentega
pada roti).
b. Tergantung : memerlukan bantuan untuk makan atau tidak dapat makan
sendiri secara parenteral.
Dari kemampuan melaksanakan 6 (enam) aktivitas dasar tersebut di atas,
kemudian diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) tahapan yang disebut sesuai dengan
aktivitas yang dikerjakan sendiri,atau disebut juga Index Katz yang secara
berurutan adalah sebagai berikut :
1) Index Katz A: mandiri untuk 6 (enam) aktivitas;
2) Index Katz B: mandiri untuk 5 (lima) aktivitas;
3) Index Katz C: mandiri,kecuali “bathing” dan 1 (satu) fungsi lain;
4) Index Katz D : mandiri,kecuali “bathing,dressing” dan 1 (satu) fungsi lain;
5) Index Katz E : mandiri,kecuali “bathing,dressing,toileting” dan 1 (satu) fungsi
lain;
6) Index Katz F : mandiri,kecuali “bathing, dressing, toileting, transfering”, dan
1 (satu) fungsi lain;
7) Index Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 enam) aktivitas.
a. Bangsal Geriatri Kronis;
Bangsal ini diperlukan untuk merawat pasien usia lanjut dengan penyakitkronis
yang memerlukan rawat inap dalam jangka waktu lama dan memerlukan biaya
sangat tinggi mengingat turn over ratenya yang sangat rendah (sementara ini
rumah sakit memfasilitasi di bangsal internis).
b. Pendidikan dan Riset.
Hal ini merupakan suatu bagian inplisit dari suatu pemberian pelayanan geriatri,
antara lain : dilaksanakan untuk pendidikan tenaga paramedis,medis,terapis
rehabilitasi, dan berbagai riset yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan dan
pengembangan ilmu geriatri.
1. Assesment Geriatri;
Assesment Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek
medik,fungsional,psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka
menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional. Asesmen
ini bersifat tidak sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi
serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.
2. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri :
a. Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan atau
tanpadisertai penyakit akut;
b. Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh (falls), atau
imobilisasi (bedridden);

4
c. Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care). seperti kesulitan
makan atau berpakaian;
d. Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan tingkah laku
(behavior) dini;
e. Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit parkinson, arthritis,
gangguan berkemih (inkontinensia urine), atau gangguan buang air besar.
3. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual);
b. Orientasi terhadap kebutuhan klien;
c. Diagnosis secara terpadu;
d. Team work (koordinasi);
e. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.
4. Kriteria Pelayanan Lansia;
a. Komprehensif: adanya dukungan finansial yang adekuat, perawatan sehari-hari,
pelayanan kesehatan yang memadai, pendidikan kesehatan, perawatan keluarga,
kebutuhan rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan transportas;
b. Adanya kerjasama/terkoordinasi lintas program/sektoral;
c. Mudah dijangkau;
d. Memperhatikan kualitas pelayanan.
5. Tata Laksana Assesment Lansia;
Assesment Lansia adalah suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan yang:
a. Ditujukan kepada usia lanjut;
b. Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan kebutuhan fisik, psikologis,
sosial dan spiritual;
c. Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis keperawatan;
d. Membuat perencanaan;
e. Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.
6. Tujuan Assesment Usia Lanjut;
a. Menegakkan :
a. Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik;
b. Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat patologik;
c. Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.
b. Menegakkan adanya gangguan organ/sistem (impairment), ketidakmampuan
(disabilitas) dan ketidakmampuan sosial (handicap) untuk dapat dilakukan terapi
dan/atau rehabilitasi.
c. Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan lingkungan yang dapat
digunakan untuk penatalaksanaan penderita tersebut.

5
7. Proses Assesment Usia Lanjut;
a. Pengkajian
Nama :
Alamat :
Jenis kelamin :
Umur : th
Status : (1) Menikah (2) Tidak menikah (3) Janda
(4) Duda
Agama : (1) Islam (2) Protentas (3) Hindu (4) Katolik
(5) Budha
Suku : (1) Jawa(2) Madura (3) lain-lain,sebutkan....
Tingkat pendidikan : (1) Tidak tamat SD (2) Tamat SD (3) SMP
(4) SMU (5) PT (6) Buta huruf
Sumber pendapatan : (1) PNS (2) Wiraswasta (3) Lain-lain.............
Keluarga yang dapat dihubungi :
Jumlah Anak Pekerjaan Tempat Tinggal
1.
2.

Kondisi Lingkungan/Rumah :
a. Lantai licin/tidak;
b. Penerangan cukup/tidak;
c. Jarak kamar mandi dengan kamar pasien.
Riwayat Pekerjaan : ……………………………………………
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang dirasakan saat ini :
(1) Nyeri dada(2) Pusing(3) Batuk(4) Panas(5) Sesak(6) Gatal(7) Diare (8)
Jantung berdebar(9) Nyeri sendi(10) Penglihatan kabur(11)
Lain-lain ....................................................
Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :
(1) Nyeri dada (2) Pusin (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak (6) Gatal(7) Diare (8)
Jantung berdebar (9) Nyeri sendi (10) Penglihatan kabur
Penyakit saat ini :
(1) Sesak nafas/PPOM(2) Nyeri Sendi/Rematik(3) Diare
(4)Penyakit kulit(5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi
(9)Lain-lain......................................
Kejadian Penyakit 3 bulan terakhir :
(1) Sesak nafas/PPOM(2) Nyeri Sendi/Rematik(3) Diare
(4) Penyakit kulit(5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi
(9) Lain-lain ..................................
Status Gizi :
a. Sehari makan berapa kali.....
b. Habis berapa porsi.....
c. Makan sendiri/dengan bantuan....

6
c. Status Fisiologis
Postur Tulang Belakang Lansia :
(1) Tegap (2) Membungkuk (3) Kifosis(4) Skoliosis(5) Lordosis
Tanda-tanda vital
(1) Suhu(2) Tekanan darah(3) Nadi(4) Respirasi(5) Berat badan
(6) Tinggi badan (7) IMT
Status Gizi :
a. Sehari makan berapa kali.....
b. Habis berapa porsi.....
c. Makan sendiri/dengan bantuan.....
d. Pengkajian Head To Toe
1) Kepala
Kebersihan : kotor/bersih
Kerontokan rambut : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………..
2) Mata
Konjungtiva : anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Strabismus : ya/tidak
Penglihatan : Kabur/tidak
Peradangan : Ya/tidak
Riwayat katarak : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ………………………………………
Penggunaan kacamata : ya/tidak
3) Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………….
4) Mulut dan Tenggorokan
Kebersihan : baik/tidak
Mukosa : kering/lembab
Peradangan/stomatitis : ya/tidak
Gigi geligi : karies/tidak,ompong/tidak
Radang gusi : ya/tidak
Kesulitan mengunyah : ya/tidak
Kesulitan menelan : ya/tidak

7
5) Telinga
Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
Jika terganggu, jelaskan : ……………………………………..
Keluhan lain : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………..
6) Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak
JVD : ya/tidak
Kaku kuduk : ya/tidak
7) Dada
Bentuk dada : normal chest/barrel chest/pigeon
chest/lainnya
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
Suara jantung tambahan : ada/tidak
Ictus cordis : ………………
8) Abdomen
Bentuk : distend/flat/lainnya
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
Bising usus : ada/tidak, frekwensi : ….. kali/menit
Massa : ya/tidak, regio
9) Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
10) Ekstremitas
Kekuatan otot : (skala 1 – 5 )
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
2 : Melawan grafitasi dengan sokongan
3 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak, jelaskan …………………………......
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak
Alat bantu : ya/tidak,jenis : ………………………………

8
No. Aspek Penilaian Keterangan Nilai
1. Berdiri dengan postur normal
2. Berdiri dengan postur normal
(mata tertutup)
3. Berdiri dengan satu kaki Kanan :
Kiri :
4. Berdiri, fleksi trunk, dan berdiri
ke posisi netral
5. Berdiri, lateral dan fleksi trunk

6. Berjalan, tempatkan salah satu


tumit didepanjari kaki yang lain

7. Berjalan sepanjang garis lurus

8. Berjalan mengikuti tanda gambar


pada lantai
9. Berjalan mundur
10. Berjalan mengikuti lingkaran
11. Berjalan dengan tumit
12. Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah
Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
11) Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : Kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak, jelaskan ……………………….
12) Test Koordinasi / Keseimbangan
Intepretasi : ……………
Kriteria Penilaian : Keterangan :
4 : Melakukan aktifitas dengan a 42-54 : Melakukan aktifitas dengan
lengkap lengkap
3 : Sedikit bantuan (untuk a 28-41 : Sedikit bantuan (untuk
keseimbangan) keseimbangan)
2 : Dengan bantuan sedang s/d a 14-27 : Dengan bantuan sedang s/d
maksimal maksimal
1 : Tidak mampu melakukan a < 14 : Tidak mampu melakukan
aktifitas aktifitas

9
13) Frekwensi Kunjungan Keluarga :
1 kali/bulan;2 kali/bulan; Tidak pernah
14) Pengkajian Masalah Emosional
Pertanyaan Tahap I :
a. Apakah klien mengalami susah tidur ?
b. Ada masalah atau banyak pikiran ?
c. Apakah klien murung atau menangis sendiri ?
d. Apakah klien sering was-was ?
Lanjutkan Pertanyaan Tahap IIjika jawaban “ya” 1 atau lebih;
Pertanyaan Tahap II :
a. Keluhan lebih dari 3 bulan ?
b. Lebih dari 1 bulan ?
c. 1 kali dalam satu bulan ?
d. Ada masalah atau banyak pikiran ?
e. Ada gangguan/masalah dengan orang lain?
f. Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?
g. Cenderung mengurung diri ?
Jika jawaban ”ya” lebih dari 1 atau sama dengan 1, maka masalah emosional
ada atau ada gangguan emosional.
Kesimpulan : ……………………………………………………....
15) Identifikasi Aspek Kognitif
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
Interpretasi hasil :
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : ……………………………………………………....
16) Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan
Kebiasaan Merokok : > 3 batang sehari
< 3 batang sehari
Tidak merokok
Kebiasaan Minum Alkohol :(1) Tidak pernah(2) Sering
Minum Kopi : (1) Tidak(2) Ya : 1 gelas/hari
2 gelas/ hari
lebih 3 gelas/hari
17) Pengetahuan Tentang Kesehatan Usia Lanjut
Apakah anda sudah mengerti tentang makanan yang sehat :
a. Sudah tahu dan jelas
b. Sudah tahu tapi kurang jelas
c. Belum tahu
Anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda derita :
a. Sudah tahu dan jelas
b. Tahu tapi kurang jelas
c. Belum tahu

10
Apakah anda sudah mengerti tentang pencegahan penyakit-penyakit pada usia
lanjut :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang latihan-latihan fisik untuk usia lanjut :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Tidak tahu
18) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari :
Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Frekwensi makan : 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
Tidak teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi dihabiskan
½ porsi yang dihabiskan
< ½ porsi yang dihabiskan
Makanan tambahan : - Dihabiskan
- Tidak dihabiskan
- Kadang-kadang dihabiskan
Pola Pemenuhan Cairan
Frekwensi minum : < 3 gelas sehari
> 3 gelang sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
a. Takut kencing malang hari
b. Tidak haus
c. Persediaan air minum terbatas
d. Kebiasaan minum sedikit
Jenis Minuman :
a. Air putih
b. Teh
c. Kopi
d. Susu
e. Lainnya, ……………..
Pola Kebiasaan Tidur
Jumlah Waktu Tidur : < 4 jam
4-6 jam
> 6 jam
Gangguan Tidur berupa :
a. Insomnia
b. Sering terbangun
c. Sulit mengawali
d. Tidak ada gangguan

11
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur :
a. Santai
b. Diam Saja
c. Ketrampilan
d. Kegiatan Keagamaan
Pola Eliminasi BAB
Frekwensi BAB : 1 kali sehari
2 kali sehari
Lainnya, ………………….
Konsisitensi:
a. Encer
b. Keras
c. Lembek
Gangguan BAB :
a. Inkontinensia alvi
b. Konstipasi
c. Diare
d. Tidak ada
Pola BAK
Frekwensi BAK : 1-3 kali sehari
4-6 kali sehari
> 6 kali sehari
Warna Urine :
a. Kuning
b. Jernih
c. Putih Jernih
d. Kuning Keruh
Gangguan BAK :
a. Inkontinensia Urine
b. Retensi Urine
Pola Aktifitas
Kegiatan Produktif Lansia yang sering dilakukan :
a. Membantu kegiatan dapur
b. Berkebun
c. Pekerjaan rumah tangga
d. Ketrampilan tangan
Pola Pemenuhan Kebersihan Diri
Mandi : 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
< 1 kali sehari
Memakai Sabun:(1) ya(2) tidak
Sikat Gigi : 1 kali sehari
2 kali sehari
Tidak pernah, alasan …………………………

12
Menggunakan pasta gigi:(1) ya(2) tidak
Kebiasaan berganti pakaian bersih : 1 kali sehari
> 1 kali sehari
Tidak ganti
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
Skor
Dengan
No. Kriteria Mandiri yang Keterangan
Bantuan
Didapat
1. Makan 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
2. Minum 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
3. Berpindah dari kursi 5-10 15
roda ke tempat tidur,
atau sebaliknya
4. Personal toilet (cuci 0 5 Frekuensi
muka, menyisir
rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi
7. Jalan di permukaan 0 5
datar
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi:
Konsistensi:
11. Kontrol Bladder 5 10 Frekuensi :
(BAK) Warna :
12. Olah raga/latihan 5 10 Jenis :
Frekuensi :
13. Rekreasi/pemanfaatan 5 10 Jenis :
waktu luang Frekuensi :
Jumlah :
Interpretasi :
: Ketergantungan Total
65-125 : Ketergantungan Sebagian
65-126 : Mandiri
Kesimpulan : ……………………………………………………

13
A. GERIATRIC GIANTS
Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan usia muda. Harus
dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi berkenaan dengan bertambahnya usia atau
memang ada suatu proses patologi sebagai penyebabnya. Beberapa problema klinik dari
penyakit pada lansia yang sering dijumpai disebut “GERIATRIC GIANTS”, yang terdiri
dari :

1. Sindroma Serebral;
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut, dapat
dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-
perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun faktor lain, misalnya yang berkaitan
dengan tekanan darah seperti fungsi jantung, bahkan fungsi otak yang berkaitan
dengan pengaturan tekanan darah (sistem otonom).

2. Konfusio dan Dimentia


Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi kognitif yang
ditandai oleh memburuknya secara mendadak derajat kesadaran dan kewaspadaan dan
terganggunya proses berfikir yang berakibat terjadinya disorientasi.
Gambaran klasik penderita konfusio yaitu :

a. Derajat kesadaran menurun,misalnya sulit untuk tetap bangun saat diperiksa;


b. Gangguan persepsi,antara lain ilusi,delusi,halusinasi, dan mis intrepretasi;
c. Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia, tetapi siang hari
tertidur;
d. Aktivitas spikomotor meningkat atau menurun;
e. Disorientasi waktu,tempat, dan orang;
f. Gangguan memori.
Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan
ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari.
Secara garis besar, dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4 (empat)
golongan,yaitu :

a. Dementia degeneratif primer 50-60%;


b. Dementia multi-infark 10-20%;
c. Dementia yang reversibel atau sebagian reversibel 20-30%;
d. Gangguan lain (terutama neurologik) 5-10%.

14
Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM = MMSE = Mini Mental State
Examination)
Daftar Pertanyaan Penilaian
1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan, 0 – 2 kesalahan = baik
tahun); 3 – 4 kesalahan = gangguan
2. Hari apakah hari ini? intelek ringan
3. Apakah nama tempat ini? 5 – 7 kesalahan = gangguan
4. Berapa nomor telepon Bapak/Ibu? (bila intelek sedang
tidak ada telepon, jalan apakah rumah 8 – 10 kesalahan = gangguan
Bapak/Ibu?) intelektual berat
5. Berapa umur Bapak/Ibu?
6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal, bulan
tahun)
7. Siapakah nama gubernur kita? Bila penderita tidak pernah sekolah,
(walikota/lurah/camat) nilai kesalahan diperbolehkan + 1
8. Siapakah nama gubernur sebelum ini? dari nilai di atas.
(walikota/lurah/camat) Bila penderita sekolah lebih dari
9. Siapakah nama gadis Ibu anda? SMA kesalahan yang diperbolehkan
10. Hitung mundur 3-3, dimulai dari 20 -1 dari atas.
Dari : Folstein,1990

3. Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan syaraf otonom
pada usia lanjut adalah :
a. Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi
pada ganglion otonom, berupa penurunan asetil kolin terutama disebabkan oleh
penurunan enzim utama, yaitu kolin asetilase.Hal ini cenderung menurunkan
fungsi otonom.
4. Inkontinensia
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada penderita
lansia.Inkontinensia adalah pengeluaran urine (atau feses) tanpa disadari, dalam
jumlah dan frekwensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan
kesehatan atau sosial.
Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”.
D = Delirium;
R = Retriksi mobilitas, retensi;
I = Infeksi, inflamasi, impaks feses;
P = Pharmasi (obat-obatan), poliuri.
5. Jatuh (The True Geriatric Giant)
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat
kejadian seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuh pada lansia :

15
a. Faktor Intrinsik;
a. Kondisi fisik dan neuropsikiatrik;
b. Penurunan visus dan pendengaran;
c. Perubahan neuro muskuler, gaya berjalan, dan reflek postural karena proses
menua.
b. Faktor Ekstrinsik
a. Obat-obatan yang diminum;
b. Alat-alat bantu berjalan;
c. Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya).
Penyebab-penyebab jatuh pada lansia :
a. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama;
b. Nyeri kepala dan atau vertigo;
c. Hipotensi orthostatic;
d. Obat-obatan;
e. Proses penyakit yang spesifik;
f. Idiopatik;
g. Sinkope.

Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada lansia :


a. Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua,tidak stabil, atau
tergeletak di bawah;
b. Tempat tidur atau WC yang rendah/jongkok;
c. Tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang;
a. Lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun;
b. Karpet yang tidak dilem dengan baik,keset yang tebal/menekuk
pinggirnya,dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser;
c. Lantai yang licin atau basah;
d. Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan);
e. Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran,berat,maupun cara
penggunaannya.
Faktor-faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara lain :
a. Aktivitas;
a. Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas biasa seperti
berjalan, naik atau turun tangga, dan mengganti posisi.
b. Lingkungan;
a. Sekitar 70% lansia jatuh di rumah, 10% terjadi di tangga, dengan kejadian
jatuh saat turun tangga lebih banyak dibandingkan saat naik tangga.
c. Penyakit Akut.
Pencegahan Jatuh :
Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan ini,antara lain :
a. Identifikasi Faktor Risiko;
Perlu dilakukan asesmen keadaan sensorik, neurologik, muskuloskeletal dan
penyakit sistemik yang sering mendasari/menyebabkan jatuh, juga keadaan
lingkungan, obat-obatan dan alat bantu jalan.

16
b. Penilaian keseimbangan gaya berjalan;
Setiap lansia harus dievaluasi keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan
pindah tempat,pindah posisi,juga gaya berjalan dan kekuatan otot ekremitas bawah
lansia.
c. Mengatur/mengatasi faktor situasional.
Faktor situasional yang bersifat serangan akut dapat dicegah dengan pemeriksaan
rutin kesehatan lansia,bahaya lingkungan dapat dicegah dengan perbaikan
lingkungan. Aaktivitas fisik dapat dibatasi sesuai kondisi kesehatan lansia.

6. Kelainan pada Tulang Belakang


Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindroma geriatrik.
Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang secara linear. Hilang
tulang ini lebih nyata pada wanita dibanding pria.

7. Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulangakibat adanya penekanan pada suatu
area secara terus menerus, sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat.

Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas tonjolan tulang dan
tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan, misalnya : daerah sakrum, daerah
trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.
Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut:

a. Derajat I : Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis,kemerahan/eritema


indurasi atau lecet;
b. Derajat II : Reaksi yang lebih mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak
subkutan.Tampak sebagai ulkus yang dangkal,dengan tepi yang jelas dan
perubahan warna pigmen kulit;
c. Derajat III : Ulkus menjadi lebih dalam,meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung,berbatasan dengan fascia dari oto-otot.Sudah mulai didapat infeksi
dengan jaringan nekrotik yang berbau.
d. Derajat IV : Perluasan ulkus menembus otot,sehingga tampak tulang di daerah
ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.

Faktor-faktor penyebab dekubitus :


a. Faktor Intrinsik (dari tubuh sendiri);
1. Status gizi;
2. Anemia;
3. Hipoalbuminemia;
4. Penyakit-penyakit neurologik;
5. Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.

17
b. Faktor Ekstrinsik.
1. Kebersihan tempat tidur;
2. Alat-alat tenun yang kusut dan kotor;
3. Peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap
tertentu.

Pengelolaan Dekubitus :

a. Dekubitus Derajat I;
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis : kulit yang kemerahan
dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion, kemudian
dimassage 2-3 kali/hari.
b. Dekubitus Derajat II;
Terjadi ulkus yang dangkal : perawatan luka harus memperhatikan syarat-syarat
aseptik dan antiseptik. Daerah bersangkutan digesek dengan es dan dihembus
dengan udara hangat bergantian untuk merangsang sirkulasi. Dapat diberikan salep
topikal, mungkin juga merangsang tumbuhnya jaringan muda/granulasi.
Pergantian balut dan salep ini jangan terlalu sering karena malah dapat
merusakkan pertumbuhan jaringan yang diharapkan.

c. Dekubitus Derajat III;


Usahakan luka selalu bersih dan eksudat, diusahakan dapat mengalir
keluar.Balut jangan terlalu tebal dan sebaiknya transparan sehingga permeabel
untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan.

d. Dekubitus Derajat IV.


Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada
harus dibersihkan, sebab akan menghalangi pertumbuhan jaringan/epitelisasi.
Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha ini, dengan tujuan
mengurangi perdarahan. Setelah jaringan nekrotik dibuang dan luka bersih,
penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan.
Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan memberikan oksigenasi pada
daerah luka, tindakan dengan ultrasono untuk membuka sumbatan-sumbatan
pembuluh darah dan sampai transplantasi kulit setempat.

18
Skor Norton Untuk Mengukur Resiko Dekubitus
Tanggal
Nama Penderita Skor

Kondisi Fisik Umum : Aaaaaaa Aaaaaaa Aaaaaaa


a. Baik 4
b. Lumayan 3
c. Buruk 2
d. Sangat Buruk 1
Kesadaran :
a. Komposmentis 4
b. Apatis 3
c. Konfus/soporus 2
d. Stupor/koma 1
Aktivitas :
a. Ambulan 4
b. Ambulan dengan bantuan 3
c. Hanya bisa duduk 2
d. Tiduran 1
Mobilitas :
a. Bergerak Bebas 4
b. Sedikit Terbatas 3
c. Sangat Terbatas 2
d. Tidak Bis Bergerak 1
Inkontinensia :
a. Tidak 4
b. Kadang-kadang 3
c. Sering Inkontinensia Urine 2
d. Inkontinensia Alvi dan Urine 1
Skor Total
Skor Total ≤ 14

19
BAB III
TATALAKSANA

A. PELAYANAN GERIATRI
8. Batasan Pelayanan
Pelayanan Geriatri adalah pelayanan kesehatan usia lanjut dengan pendekatan
interdisiplin yang mencakup aspek medik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
serta aspek sosial dan psikologik pada pasien usia lanjut.
a. Pelayanan Geriatri Sederhana adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang
mempunyai kegiatan hanya berupa pelayanan poliklinik. Pelayanan tersebut
diberikan oleh Tim Geriatri yang minimal terdiri dari :
1. Dokter Umum yang telah mendapat pelatihan geriatri;
2. Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri;
3. Tim Rehabilitasi Medik, minimal fisioterapis.
b. Pelayanan Geriatri Sedang adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang
mempunyai kegiatan poliklinik, day hospital sesuai dengan kemampuan rumah
sakit. Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim Geriatri yang minimal terdiri dari :
1. Dokter Spsesialis Penyakit Dalam yang telah mendapat pelatihan geriatri;
2. Tim Rehabilitasi Medik yang ada.
c. Pelayanan Geriatri Lengkap adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang
mempunyai kegiatan pelayanan poliklinik, day hospital, ruang geriatri akut dan
pelatihan-pelatihan. Pelayanan tersebut diberikan oleh :
1. Konsultan geriatri/dokter spesialis kesehatan usia lanjut;
2. Tim Rehabilitasi Medik, yaitu dokter spesialis rehabilitasi medik/dokter umum
yang dilatih rehabilitasi medik, fisoterapis, okupasi terapis, ortotisprostetis,
terapi wicara, psikologi dan pekerja sosial;
3. Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri;
4. Nutrisionis;
5. Asisten farmasi;
6. Disyaratkan pula harus memiliki akses ke Instalasi Rehabilitasi Medik yang
lengkap di rumah sakit yang sama;
d. Pelayanan Geriatri Sangat Lengkap atau Paripurna adalah suatu bentuk
pelayanan geriatri yang memberikan pelayanan poliklinik, day hospital, ruang
geriatri akut dan kronis, pendidikan, serta penelitian dan pengembangan;
Tenaga Tim Geriatri Paripurna sama dengan Tim Geriatri Lengkap, akan tetapi
ditambah tenaga untuk penelitan, pengembangan, dan konsultasi hukum.
Seperti pada Pelayanan Geriatri Lengkap, pada Pelayanan Geriatri Paripurna
disyaratkan pula untuk mempunyai akses ke Instalasi Rehabilitasi Medik yang
lengkap.
Yang diwajibkan untuk melakukan penelitian adalah tingkat pelayanan sangat
lengkap saja, sedangkan tujuan penelitian adalah untuik pengembangan ilmu
geriatri. Tingkat pelayanan dibawahnya boleh dilaksanakan penelitian yang lebih
sederhana.

20
9. Alur Pelayanan Geriatri
a. Bagan Alur Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit Kelas B;

IGD POLIKLINIK DOKTER PRAKTEK

IRJ POLI GERIATRI PUSKESMAS

POPULASI USILA PANTI

b. Bagan Alur Pelayanan Geriatri di RS Andimas.

DOKTER
IGD POLIKLINIK UMUM PRAKTEK

POLIKLINIK REHABILITASI
PENYAKIT DALAM MEDIK

DINAS SOSIAL / PUSKESMAS


PANTI JOMPO

10. Pelayanan Pasien Geriatri di RS Andimas


a. Apabila pasien masuk dengan usia ≥ 60 tahun dan saat masuk pasien hanya
didapatkan 1 (satu) diagnosa, maka pasien tersebut dirawat sesuai dengan DPJP
nya.
b. Setelah dirawat dan didapatkan diagnosa lebih dari 2 (dua), maka pasien
dikonsultasikan/diraberkan kepada Tim Geriatri sesuai dengan permasalahan
(diagnosanya) dan dilakukan pengisian asesmen geriatri oleh salah satu dari Tim
Geriatri sesuai dengan jadwal atau sesuai yang ditunjuk oleh DPJP Utama.
11. Jenis Pelayanan Geriatri
c. Poliklinik Geriatri;
Tempat ini memberikan jasa pengadaan asesmen,tindakan kuratif sederhana
dan konsultasi bagi penderita rawat jalan,baik dari
masyarakat,puskesmas,maupunantar poliklinik.Tenaga minimal yang dibutuhkan
adalah dokter umum/internis yang telah mendapat kursus geriatri atau dokter
spesialis geriatri/geriatrism, seorang perawat, dan seorang petugas sosial medik.

21
d. Bangsal Geriatri Akut;
Bangsal Geriatri merawat pasien usia lanjut yang menderita penyakit akut atau
semi akut, antara lain : stroke akut, pneumonia, asidosis, penyakit jantung
kongestif, dan lain-lain. Pasien lansia dilakukan asesment, tindakan kuratif dan
rehabilitasi oleh Tim Geriatri.
Ketenagaan di bangsal ini tergantung dari jumlah tempat tidur dan kompleknya
pelayanan yang diberikan,minimal ada tenaga geriatris atau internis yang
mendapat kursus geristri, perawat1 (satu) TT minimal 1 (satu) perawat,tenaga
rehabilitasi (FT,OT,TW,PSM). Bisa ditambahkan ke dalam tim tersebut
psikolog,nutrision,tenaga farmasi, dan tenaga lain sesuai kebutuhan rumah sakit.
Tenaga di bangsal akut ini melayani konsultasi dari bangsal lain yang
membutuhkan.
e. Rehabilitasi Medik;
Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan pendekatan medik,
psikososial, edukasional, dan vokasional untuk mencapai kemampun fungsional
semaksimal mungkin.
Penyakit pada usia lanjut mempunyai kecenderungan terjadi kecacatan,sehingga
oleh WHO selalu diharapkan penegakan diagnosis pasien usia lanjut dalam aspek
impairment,disabilitas dan handikap,sehingga rehabilitasi medik merupakan aspek
penting dalam pelayanan lansia dan harus dilaksanakan secepat mugkin
sejakpasien masuk sampai pulang sesuai kebutuhannya.
Untuk memulai program rehabilitasi medik pada lansia,tenaga profesional harus
mengetahui kondisi lansia saat itu juga,baik penyakit yang menyertai maupun
kemampuan fungsional yang mampu dilakukan.Banyak instrument untuk menilai
kemampuan seorang lansia,salah satu diantaranya adalah Index Katz yang cukup
sederhana dan mudah diterapkan untuk menilai kemampuan fungsional AKS
(Aktivitas Kehidupan Sehari-hari) dan juga untuk meramalkan prognosis dari
berbagai macam penyakit pada golongan lansia.

22
BAB IV
DOKUMENTASI

1. SPO Pelayanan Pasien Geriatri

23
PROGRAM KERJA PELAYANAN GERIATRI RUMAH SAKIT ANDIMAS TAHUN
2019

1. PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dampak keberhasilan
pembangunan kesehatan ditandai dengan meningkatnya umur harapan hidup,
menurunnya tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan. Salah satu yang menjadi ukuran
keberhasilan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya umur harapan hidup.
Dengan kata lain para lanjut usia harus mendapatkan hak untuk meningkatkan harapan
hidupnya.

Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan lanjut usia (geriatri) di rumah


sakit yang berkualitas, merata dan terjangkau maka pelayanan geriatri harus dilakukan
secara terpadu melalui pendekatan yang bersifat interdisiplin oleh berbagai tenaga
profesional yang bekerja dalam tim terpadu geriatri.

2. LATAR BELAKANG

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2014, Umur Harapan Hidup (UHH)
di Indonesia untuk wanita adalah 73 tahun dan untuk pria adalah 69 tahun. Sementara
data kementrian kesehatan RI 2017 diperkirakan adanya peningkatan populasi lanjut usia
sebesar 23,66 juta jiwa atau sekitar 9,03%. Diprediksi jumlah penduduk lansia di
Indonesia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,9 juta), dan
tahun 2035 mencapai (48,19 juta). Pada tahun 2010 perkembangan penduduk lansia di
Indonesia mencapai 9,03% dari keseluruhan populasi penduduk indonesia. Angka
tersebut menurun menjadi 8,1% penduduk lanjut usia pada tahun 2015 di indonesia.
Pada tahun 2017 Jawa tengah menduduki peringkat kedua dengan banyaknya penduduk
usia lanjut usia di indonesia dengan 12,59% penduduk lanjut usia (Badan Pusat Statistik,
2017).

Pada tahun 2015 angka kesakitan lanjut usia sebesar 28,62%, artinya bahwa dari setiap
100 orang lansia, 28 diantaranya menderita sakit. Menurut laporan data dari Badan Pusat
Statistik (2017), pada tahun 2015 angka kesakitan lansia di perkotaan dan pedesaan
sekitar 28,62%. Sementara di RS Andimas banyaknya angka kesakitan pasien lanjut usia
pada bulan Januari 2019 adalah 467 orang, yang terdiri dari 63 lanjut usia laki-laki dan
404 lanjut usia perempuan. Angka ini menunjukkan besarnya angka kesakitan lanjut usia
adalah 27% dari seluruh populasi pasien yang ada di RS Andimas. Atas dasar tersebut,
sesuai dengan visi, misi, tujuan undang-undang dan peraturan pemerintah yang berkaitan
dengan lanjut usia (Geriatri), serta ketentuan yang berlaku di RS Andimas maka di
susunlah Program Kerja Pelayanan Geriatri sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan
tahun 2019.

24
3. TUJUAN

a. Tujuan Umum:
Program Kerja Pelayanan Geriatri RS Andimas bertujuan untuk
meningkatkan merupakan acuan dari rencana yang akan di lakukan oleh Pelayanan
Geriatri selama satu tahun kedepan.

b. Tujuan Khusus
1. Memberikan pelayanan yang bermutu bagi pasien geriatri di RS Andimas.
2. Pemenuhan standar ketenagaan : kuantitatif dan kualitatif
3. Peningkatan mutu pelayanan geriatri
4. Pemenuhan standar peralatan di pelayanan geriatri
5. Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan sesuai standar pelayanan geriarti

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


b. Organisasi

Menyusun program kerja tahun 2018


c. Peningkatan dan pengembangan Pelayanan Geriatri

1. Kuantitatif
Evaluasi jumlah pasien dalam pelay nmanan geriatri
Evaluasi jumlah program pelaksanaan kegiatan tim terpadu geriatri.
2. Kualitatif
a) Pelatihan
Pelatihan eksternal
Pelatihan pelayanan terpadu geriatri bagi perawat dan dokter umum.
Workshop Program Pelayanan Geriatri
Pelatihan internal, Meliputi:
Peningkatan mutu: PPI, Patient Safety, K3, Standar Askep, Manajemen
Ruangan, Pembimbing Klinik, Supervisi Klinik, Komputer, Uji
Kompetensi : PK I, II, III dan penempatan penjenjangan.

c. Peningkatan pelayanan
1) Asuhan keperawatan
a) Penerapan standar asuhan keperawatan dan assesmen di Pelayanan Geriatri
(Rawat Jalan)
b) Evaluasi penerapan Standar
2) Koordinasi
a) Pertemuan Tim Terpadu Geriatri dan Pimpinan RS
b) Pertemuan Tim terpadu geriatri
3) Monitoring
Melakukan pemantauan pencapaian penerapan standar dan prosedur

25
d. Peningkatan Alat Kerja
1) Pengadaan fasilitas dan peralatan
No Nama Barang Jumlah Keterangan

Tempat tidur untuk


memeriksa pasien
1
Tempat tidur pasien 1
geriatri yang tidak
terlalu tinggi
2 Kursi Dokter 1

3 Kursi Pasien 2

4 Meja Dokter 1

5 Lemari 1

Washtafe
6 l 1

7 Dispenser Lap Pink 1

8 Medical Curtain 1

Instrumen Penilaian
9
Kognitif, Psikologi, 1 bendel
Psikiatri
Form Assesment
10
1 bendel
Geriatri
11 Map File 5

12 Tempat Map File 5

Leaflet tentang
13 pelayanan lanjut usia 100
berdasarkan penyakit

26
2) Pengadaan alat kesehatan (alat medis dan keperawatan)
No Nama Barang Jumlah Keterangan

1
Stetoscope 1

2 Spignamanometer 1

3 Reflek Hammer 1

4 Termometer 1

5 EKG 1

6 Light Box 1

Timbangan Berat 1
7
Badan

e. Peningkatan dan Pengembangan Bangunan


1) Pembangunan/ renovasi bangunan Poliklinik Geriatri
f. Persiapan Akreditasi
1) Terbentuknya Pelayanan Geriatri
2) Regulasi penerapan tim terpadu geriatri dan uraian tugasnya
3) Rencana/Program Kerja tim terpadu geriatri
4) Pelaksanaan Kegiatan tim terpadu Geriatri, Meliputi Penyuluhan warga lanjut
usia di Rumah Sakit dan di Masyarakat
g. Sistem Informasi Manajemen RS
1) Tersedia Billing Sytem di masing-masing nurse station
2) Tersedia Dokumentasi Assesment dan Asuhan keperawatan
h. Lain-lain
1) Evaluasi tarif RS
2) Legislasi Profesi : Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin kerja bagi perawat, Surat
Tanda Registrasi
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Rapat
2. Koordinasi Tim Terpadu Geriatri
3. Pemantauan kegiatan Poliklinik Geriatri
4. Pemantauan kegiatan penyuluhan di Rumah Sakit dan Masyarakat
5. Evaluasi Kegiatan

27
6. SASARAN
a. Pasien Geriatri di Poliklinik Geriatri
b. Masyarakat lanjut usia di lingkungan Rumah Sakit

7. JADWAL PELAKSANAAN
KEGIATAN Januari – Desember 2019

Kegiatan Bulan/ Tahun 2019


No
2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 12
1 Organisasi:
Menyusun program kerja
tahun 2019
2 Peningkatan dan
pengembangan Pelayanan
Geriatri
3 1) Kuantitatif
a.Evaluasi jumlah pasien dalam
pelayanan geriatric
b.Evaluasi jumlah program
pelaksanaan kegiatan tim terpadu
geriatri.

2) Kualitatif
a. Pelatihan
Pelatihan pelayanan terpadu
geriatri bagi perawat dan dokter
umum. Pelatihan internal Meliputi:
Workshop Program Pelayanan
Geriatri
Peningkatan mutu: PPI, Patient
Safety, K3, Standar Askep,
Manajemen Ruangan, Pembimbing
Klinik, Supervisi Klinik, Komputer,
Uji Kompetensi: PK I, II, III dan
penempatan penjenjangan.
4
a. Asuhan keperawatan
Penerapan standar asuhan
keperawatan dan assesmen di
Pelayanan Geriatri (Rawat
Jalan)
b. Evaluasi penerapan Standar
Pelayanan Geriatri
c. Koordinasi
Pertemuan Tim Terpadu
Geriatri dan Pimpinan RS
Pertemuan Tim terpadu
geriatri
d. Monitoring
Melakukan pemantauan
pencapaian penerapan
standar dan prosedur

28
5 Peningkatan Alat Kerja
6 Peningkatanan Pengembangan
Bangunan

7 Persiapan Akreditasi
8 Sistem Informasi Manajemen RS
9 Lain-lain
a. Evaluasi tarif RS

b. Legislasi Profesi : Surat Tanda


Registrasi dan Surat Ijin kerja
bagi perawat.

7. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi kegiatan dilaksanakan melalui analisa hasil kegiatan pelayanan Unit Geriatri
2019 dan selanjutnya disusun sebagai laporan hasil kegiatan bidang keperawatan tahun
2019.

8. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Pencatatan
Pencatatan kegiatan dilaksanakan oleh Tim Terpadu Geriatri setiap hari
kemudian dibuat rekapitulasi setiap bulan.
b. Pelaporan
Hasil pencatatan dilaporkan pada Ketua Tim Geriatri tiap bulan
Pada bulan Desember menyusun laporan tahunan sebagai bentuk rekapitulasi
hasil kegiatan dalam tahun berjalan.
c. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan pelayanan geriatri dilakukan melalui rapat di ruang Geriatri
Hasil Evaluasi disusun sebagai laporan Unit Geriatri tahun 2019

29
PENUTUP

Alhamdulillah telah di susun Program kerja Unit Geriatri tahun 2019 di Rumah
Sakit Andimas, semoga apa yang kita rencanakan dapat terealisasi susuai yang di harapkan.

“Program kerja Unit Geriatri Rumah Sakit Andimas, bersifat dinamis untuk itu
kami mengharap kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan buku ini di masa
yang akan datang.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Program kerja bidang keperawatan Rumah Sakit Andimas tahun 2019-
2020 dan semoga dapat bermanfaat.

Ditetapkan di : Bangko
Tanggal : 10 Oktorber 2019

Direktur,
Rumah Sakit Andimas

dr. pauziah
NBK.01.2019.007.26101991

30

Anda mungkin juga menyukai