Telah disetujui
sebagai................................................................................................ .. yang
berlaku di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo pada:
Disetujui oleh
Direktur,
Nama Jelas
NIK. 0000.00.0000
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu diklat juga mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk
dapat memahami pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh staf.
Sumber data yang dapat digunakan adalah hasil kegiatan pengukuran mutu
dan keselamatan, monitor program manajemen fasilitas, penggunaan
teknologi medis baru, keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui
evaluasi kinerja, prosedur klinis baru dan rencana memberikan layanan
baru dikemudian hari.
2
BAB III
TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Tujuan umum yang diharapkan dalam penyusunan program kerja diklat
ini adalah menjabarkan berbagai program kerja di RS PKU Muhammadiyah
Wonosobo yang ditujukan untuk peningkatan kompetensi dan profesi
kesehatan sesuai bidang kerja masing-masing unit pelayanan
B. TUJUAN KHUSUS
1. Peningkatan kompetensi dan keahlian setiap tenaga kesehatan, utama
staff fungsional medis, keperawatan dan penunjang medis dengan cara
berjenjang atau berkala setiap tahun
2. Peningkatan mutu pelayanan diklat dalam hal penatalaksanaan jumlah
partisipasi diklat serta jam diklat sesuai yang ditetapkan dalam standar
mutu rumah sakit
3. Peningkatan mutu rumah sakit secara keseluruhan untuk mencapai visi
dan misi rumah sakit secara maksimal
3
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. KEGIATAN POKOK
Kegiatan pokok Unit Pendidikan dan Pelatihan RS PKU Muhammadiyah
Wonosobo disusun dengan berdasarkan dari isu strategis Rumah Sakit, yang
meliputi:
1. Prosentase tenaga medis (dokter, perawat, bidan) yang mendapat pelatihan
bedah minimal 20 jam per tahun
2. In House Training Peningkatan Mutu Pelayanan Bedah (Pre, Intra dan Post
OP)
B. RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan sehingga tercapainya program tersebut. Karena itu
antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
4
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
5
BAB VI
SASARAN
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan program. Sasaran program menunjukkan hasil antara
yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Sasaran yang baik memenuhi “SMART” yaitu :
1. Specific: sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan,
bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok
ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan
strategi dan kegiatan yang spesifik pula.
2. Measurable: sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi
untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan program) harus
ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut
dilaksanakan.
3. Aggressive but Attainable: Apabila sasaran harus dijadikan standard
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak. Umpamanya kita bisa menetapkan
sebagai suatu sasaran “pengurangan kematian misalnya di IGD hanya
sampai ketingkat tertentu” namun “meniadakan kematian” merupakan
hal yang tidak dapat dipastikan kelayakannya.
4. Result oriented: sedapat mungkin sasaran harus menspesifikasikan
hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain pasien sebesar
50 %
5. Time bound: sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif
pendek, mulai dari beberapa minggu sampai ke beberapa bulan,
sebaiknya kurang dari 1 tahun. Kalau ada program 5 (lima) tahun dibuat
sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih
serasi dengan proses anggaran apabila dibuatnya sesuai dengan batas-
batas tahun anggaran di rumah sakit.
6
kapasitas rumah sakit, namun dalam batas-batas kelayakan. Sasaran yang baik itu
tidak hanya akan meningkatkan program dan jasa pelayanan yang dihasilkan,
namun juga menumbuhkan kebanggaan Dan rasa percaya diri pada para
pelaksanya. Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak mungkin dicapai akan
melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan menghambat daya inovasi para
karyawan”
7
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
8
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
9
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis di dalam kerangka
acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat
dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waktu
(kapan) laporan harus diserahkan sera kepada siapa saja laporan tersebut harus
ditujukan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh.
Jadi yang ditulis di dalam krangka acuan bagaimana melakukan evaluasi dan
kapan evaluasi harus dilakukan.
Contoh:
A. PENCATATAN
Pencatatan (pendokumentasian) kegiatan dilakukan dengan bantuan cek
list yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang ada.
B. PELAPORAN
Pelaporan dibuat dalam kurun waktu setiap tiga bulan sekali oleh kepala
unit dan diserahkan kepada manajer pelayanan dan atau manajer
keperawatan.
C. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi dilakukan dengan melihat capaian program kegiatan yang
dibuat pada setiap akhir tahun yang dilakukan oleh kepala unit dengan minta
arahan dari manajer pelayanan dan atau manajer keperawatan.
10
BAB X
PEMBIAYAAN
Total Rp
11
BAB XI
PENUTUP
Wonosobo, dd mm yyyy H
dd mm yyyy M
Mengetahui,
Manajer Kepala Unit
12
RS PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO
Jl. Gatot Subroto Sudungdewo, Kertek, Wonosobo 56371
Telp: (0286) 329185, e-mail: pkuwsb@yahoo.co.id
Website: www.rspkuwonosobo.id
13