Anda di halaman 1dari 4

Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan

 Beranda

 Manajemen Pendidikan

Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan

Kurikulum memiliki kedudukan yang penting dalam dunia pendidikan. Hal ini
dikarenakan adanya keterkaitan antara teori-teori pendidikan yang berkembang
dengan konsep-konsep kurikulum yang dikembangkan. Seiring perkembangan
masyarakat modern, pendidikan lebih banyak diselenggarakan secara formal
terutama di sekolah-sekolah, hal ini karena sekolah mempunyai kelebihan yaitu
keluasan untuk memberikan isi pendidikan yang tidak hanya nilai-nilai moral yang
diajarkan tetapi juga mengenai perkembangan teknologi dan kehidupan serta
memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas dan lebih mendalam
dibandinkan keluarga.

Berkembangnya pendidikan formal dalam bentuk lembaga pendidikan sekolah


menuntut adanya kurikulum yang dirancang dan dikembangkan secara tertulis dan
pada akhirnya kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahakan dari kegiatan
pendidikan khususnya pendidikan formal di sekolah. Dengan adanya kurikulum
maka guru maupun siswa memiliki arah dan pedoman untuk melakukan kegiatan
pendidikan, pengajaran dan pembelajaran di lembaga pendidikan di sekolah, mulai
dari materi pelajaran yang harus diberikan, program dan rencana pembelajaran yang
harus dibuat, kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilakukan dan penilaian
terhadap pendidikan yang telah dilaksanakan dalam bentuk hasil belajar yang
dicapai oleh siswa.

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya
membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan
dapat berlangsung dalam lingkungan keluaraga, sekolah ataupun masyarakat. Dalam
lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi antara orang tua sebagai pendidik
dan anak sebagai peserta didik. Interaksi ini berjalan tanpa rencana tertulis.

Sedangkan pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai
pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan
guru.

Dalam lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi pendidikan,


dari yang sangat formal yang mirip dengan pendidikan disekolah dalam bentuk
kursus-kursus, sampai dengan yang kurang formal seperti ceramah, serasehan, dan
pergaulan kerja. Gurunya juga bervariasi dari yang memiliki latar belakang
pendidikan khusus sebagai guru, sampai dengan yang melaksanakan tugas sebagai
pendidik karena pengalaman, kurikulumnya juga bervariasi. Dari yang memiliki
kurikulum formal dan tertulis sampai dengan rencana pelajaran yang hanya ada
pada pikiran penceramah atau moderator serasehan.

Dari hal-hal yang diuraikan itu, dapat ditarik kesimpulan berkenaan dengan
pendidikan formal. Pertama, pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan
atau kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis, jelas dan rinci. Kedua,
dilaksanakan secara formal, terencana, ada yang mengawasi dan menilai. Ketiga,
diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki ilmu dan ketrampilan khusus
dalam bidang pendidikan. Keempat, interaksi pendidikan berlangsung dalam
lingkungan tertentu, dengan fasilitas dan alat serta aturan-aturan permainan
tertentu pula.

Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan dibanding dengankan dengan


pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. pertama, pendidikan formal
disekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan
dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan
ketrampilan. Kedua, pendidikan disekolah dapat memberikan pengetahuan yang
lebih tinggi, lebih luas dan mendalam. Ketiga, karena memiliki rancangan atau
kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan disekolah dilaksanakan secara
berencana, sistematis, dan lebih disadari. Karena yang memiliki rancangan atau
kkurikulum formal dan tertulis adalah pendidikan disekolah.

Telah diuraikan sebelumnya, bahwa adanya rancangan atau kurikulum formal dan
tertulis merupakan ciri utama pendidikan disekolah. Dengan kata lain, kurikulum
merupakan syarat mutlak bagi pendidikan disekolah. Kalau kurikulum merupakan
syarat mutlak , hal itu berarti bahwa kurikulum merupakn bagian yang tak
terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Dapat kita bayangkan, bagaimana
bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran disekolah yang tidak
memiliki kurikulum.

Kurikulum mengarahkan segala betuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-


tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson kurikulum juga merupakan suatu
rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pengangan tentang jenis, lingkup,
dan urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping itu kurikulum juga merupakan
suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang
menjadi sumber konsep-konsep atau memberian landasan-landasan teoritis bagi
pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan. Dalam lingkungan sekolah
pasti memiliki kurikulum. Pengajaran yang direncanakan, terstruktur. Guru sebagai
pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan
guru. Sehingga peran guru dalam pengembangan kurikulum juga sangat penting.

Berhubungan dengan itu, kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah

1. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.


Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam
pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar). Kurikulum mengarahkan
segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
2. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan
pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
3. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis
kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-
landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.

Kedudukan kurikulum dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri , pendidikan
sebagai sistem tentu memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan
saling ketergantungan, komponen-komponen pendidikan itu antara lain adalah
tujuan pendidikan, kurikulum pendidik, peserta didik, lingkungan, sarana dan pra
sarana, manajemen, serta teknologi. berdasarkan komponen-komponen ini jelas
bahwa kurikulum mempunyai kedudukan-kedudukan tersendiri dalam sistem
pendidikan nasional .

Dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional , bab X tentang


kurikulum pasal 36 dikemukakan bahwa :

ayat (1): pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar


nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

ayat (2): kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta
didik.

ayat (3): kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka negara
kesatuan republik indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa,
peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik,
keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan
nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, agama, dinamika perkembangan global dan persatuan nasional serta nilai-nilai
kebangsaan

Anda mungkin juga menyukai