PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya.
Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan
22 minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada kehamilan sebelum 22
minggu. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih
berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu, oleh karena itu memerlukan
penanganan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber
pada kelainan plasenta. ( Hanifah Wiknjosastro, 363, 2005 ).
Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta yang secara klinis
biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio
plasenta. Oleh karena itu klasifikasi klinis perdarahan antepartum di bagi sebagai
berikut : plasenta previa, solusio plasenta, perdarahan antepartum yang belum jelas
sumbernya.
Placenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum
pada trimester ketiga. Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian/seluruh pembukaan jalan
lahir pada kehamilan 28 minggu/lebih. Placenta previa terjadi pada kira-kira 1 diantara
200 persalinan. Pada umumnya penderita mengalami perdarahn pada triwulan ketiga,
atau setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan antepartum tanpa rasa nyeri merupakan
tanda khas plasenta previa, apalagi kalau disertai tanda-tanda lainnya seperti bagian
terbawah janin belum masuk PAP.
Pengawasan ANC sebagai cara untuk mengetahui atau menanggulangi kasus-
kasus dengan perdarahan antepartum memegang peranan yang terbatas. Walaupun
demikian beberapa pemeriksaan dan perhatian yang biasa dilakukan pada pengawasan
ANC dapat mengurangi kesulitan yang mungkin terjadi. Pengawasan dan perhatian
yang dimaksud adalah penentuan golongan darah, pengobatan anemia dalam kehamilan,
seleksi ibu untuk bersalin dirumah sakit, memperhatikan kemungkinan terjadinya
plasenta previa, dan mencegah serta mengobati penyakit hypertensi menahun dan pre-
eklamsi.( Hanifah Wikndosastro, 365, 2005 )
1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa Mampu, mengerti, memahami dan dapat membuat serta
melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien plasenta previa
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan plasenta
previa
b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa pada pasien dengan plasenta
previa
c. Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan sesuai dengan prioritas
masalah yang telah Mengidentifikasi kebutuhan segera
d. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan yang telah di buat
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari asuhan yang telah diberikan
f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Plasenta Previa
1. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir,
pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atsas uterus ( Hanifah Wiknjosastro,
2005: 365 )
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir, jadi yang
dimaksud adalah plasenta yang implantasinya tidak normal letaknya rendah sekali
hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.
2. Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomic Beberapa
klasifikasi placenta previa :
a. plasenta previa totalis ( sentralis )
seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta
b. Plasenta previa lateralis
Hanya sebagian ostium tertutup oleh plasenta
c. Plasenta previa marginalis
Hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta
Penenentuan tergantung pada besarnya pembukaan, misalnya placenta previa
marginalis pada pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta previa lateralis pada
pembukaan 5 cm, begitu pula plasenta previa totalis pada pembukaan 3cm, dapat
menjadi lateralis pada pembukaan 6 cm.
3. Etiologi
Mengapa plasenta tumbuh di SBR belum diketahui penyebabnya. Bahwa sanya
vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atrovfi pada desidua akibat persalinan
yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa, tidaklah selalu benar karena tidak
nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada
penderita dengan paritas tinggi
3
Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup
atau di perlukan lebih banyak seperti pada kehamilan kembar, plasenta yang letaknya
normal sekalipun akan memperluas permukanya sehingga mendekati atau menutupi
sama sekali pembukaan jalan lahir.
Plasenta previa mungkin terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik
misalnya karena atrofi endometrium, keadaan ini misalnya terdapat pada :
Multipara terutama kalau jarak kehamilan pendek
Pada mioma uteri
Curettage yang berulang
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi
luas untuk mencukupi kebutuhan janin karena luasnya, mendekati atau menutup
ostium internum. Plasenta previa disebabkan implantasi telur yang rendah.
( Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung, 1984 : 113)
4
Penaganan ekspektif
Keriteria :
Umur kehamilan < 37 minggu
Perdarahan sedikit
Belum ada tanda-tanda persalinan
Ku baik kadar Hb 8 gr % atau lebih
Rencana penanganan :
Istirahat baring mutlak
Infuse D 5% dan elektrolit
Spasmolitik, tokolitik, plasentotrofik, reboransia
Periksa Hb, HCT, COT, golda
Pemeriksaan USG
Awasi perdarahn dan TTV
Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien dan
tunggu sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penaganan secara aktif.
( Wiknjosastro, 2005 : 365 )
5
1) Data Subyektif
Merupakan tanya jawab antara klien dengan petugas kesehatan sehingga dapat
mengetahui keluhan dan masalah yang dirasakan klien.
a) Identitas biodata
Nama ibu dan suami
Dikaji untuk mengetahui identitas pasien.
Usia
Dikaji karena semakin tua usia ibu ( > 35 th ) atau terlalu muda (
< 20 th ) mempunyai resiko perdarahan lebih banyak dan organ
reproduksi belum atau tidak mencapai titik maksimal dalam
menjalankan fungsi fungsionalnya.
Suku bangsa
Untuk mengetahui asal daerah dan juga adat kebiasaan.
Agama
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan klien dengan diketahuinya agama klien
akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektualnya, tingkat pendidikan
seseorang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.
Pekerjaan
Menggambarkan keadaan sosial ekonomi sehingga ikut
menentukan intervensi yang disesuaikan dengan kemampuan
klien secara ekonomi.
Alamat
Dikaji untuk mempermudah mengetahui alamat klien jika
keadaan mendesak dan untuk mempermudah kunjungan rumah
pasien.
No. Telepon
Dikaji untuk mengetahui keadaan pasien dan untuk
mengingatkan kontrol klien.
6
b) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien saat ini atau yang mnyebabkan klien
datang ke Rumah Sakit atau Puskesmas setempat.
c) Riwayat obstetri
Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklusnya teratur atau tidak, lamanya berapa
hari, sifat darahnya bagaimana, apa sering dismenorrhoe/tidak, banyaknya
dalam yang dikeluarkan dalan sehari ( banyaknya pembalut ) dan kapan
Haid Pertama Haid Terakhir ( HPHT ).
7
Riwayat KB
Untuk mengetahui pernah ikut KB atau tidak, metodenya dan alasan
memakai metode tersebut.
Keadaan psikososial
Segi psikososial tidak akan pernah lepas dari fisik, karena memang saling
berpengaruh dengan mengetahui budaya sebagai dasar untuk memberikan
KIE.
d) Pola perilaku
Nutrisi
Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas makanan dari klien.
Eliminasi
Bagaimana BAB dan BAKnya, teratur atau tidak.
Kebersihan ( personal hygiene )
Kebersihan diri sangat penting apalagi daerah genetalia karena
kemungkinan masuknya kuman yang mudah.
Aktivitas
Pada ibu hamil biasanya cepat lelah. Oleh karena itu, aktivitas
boleh dilakukan asalkan tidak berlebihan.
Istirahat dan tidur
Ibu hamil sangat memerlukan tidur dan istirahat yang cukup
karena sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Aktivitas seksual
Hubungan seksual selama hamil tidak diperbolehkan pada ibu
dengan riwayat abortus. Namun, beberapa wanita kehilangan
gairah seksualnya selama hamil.
Pola kebiasaan
Merokok : menyebabkan bayi BBLR
Alkohol : bayi bisa menderita fetal alkohol syndrom.
Narkoba : bayi dapat lahir dengan withdrawal syndrom.
Obat-obatan dan jamu-jamuan : bayi cacat lahir.
Binatang peliharaan : kemungkinan infeksi toxoplasma.
8
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum biasanya menggunakan alat pemeriksaan baik alat
ukuran timbang atau lainnya. Pemeriksaan ini mencakup sebagai berikut :
b) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu denga pasien yang
diperhatikan bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara
berjalannya. Pemeriksaan dilakukan berurutan dari rambut hingga kaki.
9
Rambut dan kulit kepala
Dikaji untuk mengetahui kebersihan diri.
Muka
Terdapat oedema pada muka/tidak, pucat/tidak, apakah terdapat
cloasma gravidarum.
Mata
Dikaji untuk mengetahui bengkak/tidak dan jika itu terjadi maka harus
waspada preeklamsia. Bentuk mata simestris atau tidak, perhatikan
conjungtiva pucat/tidak dan sklera mata ikterus/tidak.
Hidung
Dikaji untuk mengetahui apakah ada gangguan jalan nafas/tidak.
Mulut
Dengan mengkaji mulut dan gigi akan dapat mengetahui keadaan
kebersihan dari klien.
Leher
Dikaji untuk mengetahui apakah ada kelainan-kelainan pada leher
klien, misal : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan
vena jugularis yang terdapat pada penderita penyakit jantung.
Payudara
Dikaji untuk mempersiapkan laktasi klien dan untuk mengetahui
kelainan-kelainan pada payudara, seperti : apakah ada benjolan pada
payudara, puting susu menonjol/masuk ke dalam, apakah ada
hyperpigmentasi pada areola, apakah keluar cairan/kolustrum, dll.
Perut
Banyak perut membesar ke depan/samping ( pada asites, misal :
membesar kesamping ), Keadaan pusat, seperti : pigmentasi dari linea
alba, Apakah kelihatan gerakan anak/kontraksi rahim, adakah strie
gravidarum/bekas luka.
Genetalia luar
Keadaan vulva dan anus merupakan suatu pemeriksaan untuk
mengetahui keadaan jalan lahir.
10
Ekstremitas atas dan bawah
Dikaji untuk mengetahui oedema karena merupakan gejala
preekslamsia.
Palpasi
Leopold I
Dilakukan untuk menentukan umur kehamilan dan bagian janin yang
berada di fundus.
Leopold II
Dilakukan untuk menentukan letak punggung janin pada letak
membujur atau letak lintang.
Leopold III
Dilakukan untuk mengetahui bagian terendah janin dan apakah sudah
masuk PAP atau belum.
Leopold IV
Dilakukan ntuk mengetahui apakah bagian terendah janin sudah masuk
PAP atau belum dan seberapa masuknya ( divergen, konvergen atau
sejajar ).
Auskultasi
pemeriksaan yang dilakukan dengan mendengar pemeriksaan tersebut.
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada/tidaknya denyut jantung
janin ( DJJ ), frekuensi dan keteraturannya dengan kesimpulan pemeriksa
yang digunakan untuk mengkaji kesejahteraan janin. Selain itu, untuk
menentukan adanya kehamilan dan letak janin dengan denyut jantung
janin normal adalah 120-160 x/menit.
Perkusi
Dilakukan untuk mengetahui apakah klien menderita kekurangan Vitamin
B1 apa tidak yang dilakukan pada patela kanan dan kiri.
b. Interpretasi Data
Identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu hamil, melakukan identifikasi
yang benar terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi data yang
telah dikumpulkan.
1) Diagnosa wanita hamil normal
GPAAH, umur kehamilan, tunggal, hidup, intra uterin, letak kepala, punggung
kanan/kiri, keadaan umum ibu dan janin baik, keadaan jalan lahir normal.
11
2) Masalah
Masalah yang dialami ibu saat ini.
3) Kebutuhan
Menyangkut pemenuhan kebutuhan ibu untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGUMPULAN DATA
Tanggal :29 -02- 2020 Jam : 07.00WIB
1. Identitas ( Biodata )
Nama : Ny. “E” Nama Suami : Tn. “I”
Umur : 31 th Umur : 35 th
Suku/kebangsaan : Jw/Indonesia Suku/kebangsaan: Jw/Indo
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : RT 12 SRI MULYA Alamat : RT 12 SRI MULYA
Telepon :- Telepon :-
13
4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
kompliksi bayi nifas
Hami Kawin Usia Jns Tmpt penlng Pb/bb Umur kea lcts
l ke ke khmln prslnan prsaln ibu bayi jns lk/pr dan i
1 1
14
Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan porsi sedang ( nasi, lauk, sayur,
kadang-kadang buah ) dan minum ± 6-7 gelas/hari (air putih dan susu).
2. Pola eliminasi
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan BAK 3-4x/hari warna kuning jernih, bau khas, tidak sakit
dan BAB 1x/hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas, tidak nyeri.
Selama hamil :
Ibu mengatakan BAK 7-8x/hari warna kuning jernih, bau khas, tidak sakit
dan BAB 1x/hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas, tidak nyeri.
3. Personal Hygiene
Sebelum hamil :
ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari,
mencuci rambut 2-3x/minggu
Selama hamil :
ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari,
mencuci rambut 2-3x/minggu.
4. Aktivitas sehari-hari
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri seperti
membersihkan rumah,memasak, dll.
Selam hamil :
Ibu mengatakan tetap mengerjakan pekerjaan rumah tetapi hanya yang
ringan – ringan saja dan jika capek berhenti atau istirahat.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam/hari mulai jam 13.00-14.00 WIB dan
tidur malam selama ± 8 jam mulai 21.00-05.00 WIB
Selama hamil :
Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam/hari mulai jam 13.00-15.00 WIB dan
tidur malam hari selama ± 8 jam mulai dari 21.00 -05.00 WIB.
6. Seksualitas
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual minimal 3x dalam
seminggu
15
Selam hamil :
Ibu mengatakan pada saat hamil melakukan hubungan sek 1x pada
kehamilan 6 minggu.
7. Pekerjaan
Sebelum Hamil:
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri.
Selama hamil :
Ibu mengatakan mengurangi aktifitasnya
c. Pengetahuan/kebutuhan
1. Antisipasi terhadap bahaya : sudah
ibu mengatakan sudah mengerti tanda bahaya, menurut ibu tanda bahaya
adalah ada perdarahan dari vagina, muntah-muntah yang
terlalu/berlebihan, demam, kejang, keluar air ketuban sebelum waktunya,
sakit kepala dan kakinya bengkak, dan gerakan janin tidak ada.
2. Perawatan payudara: sudah
Ibu mengatakan sudah mengerti cara merawat payudara yaitu dengan
membersihkan payudara menggunakan kapas dan air hangat yaitu pada
usia kehamilan 9 bulan (> 37 minggu)
3. Persiapan pemberian Asi: sudah
Ibu mengatakan siap memberi ASI Eksklusif selama 6 bulan dan sudah
mengerti kelebihan dan mamfaat ASI. menurut ibu kelebihan dan mamfaat
ASI adalah untuk kekebalan bayi, menghemat biaya, dapat menunda haid
dan kehamilan
4. Antisipasi rujukan : sudah
Ibu mengatakan sudah mempersiapkan diri baik fisik maupun mental serta
biaya bila harus di rujuk
5. Donor darah : sudah
Ibu mengatakan sudah memilih 2 orang yang akan menjadi pendonor yaitu
: ibu klien dan kakak laki-laki klien.
6. Transportasi : sudah
Ibu mengatakan sudah mempersiapkan mobil yaitu mobil sewaan.
7. Penandaan : sudah
Ibu mengatakan sudah menempelkan penandaan di depan rumahnya yaitu
di depan pintu.
8. TT (tetanus Toxoid) : sudah
16
Ibu mengatakan sudah mendapatkan suntik TT lengkap
17
Kawin umur 24 tahun dengan suami umur 30 tahun lamanya 2 th
h. Riwayat psikis
Ibu mengatakan sangat gelisah dan khawatir
3.Kepala
Rambut : kebersihan : baik
Warna : hitam
Benjolan : tidak ada
Rontok : tidak rontok
Ketombe : tidak berketombe
Lain-lain : tidak ada.
4. Muka
Oedema : tidak oedema
Pucat : tidak pucat
Ikterus : tidak ikterus
5. Mata
Canjungtiva : merah muda tidak anemis
Sclera mata : tidak ikterus
6. Hidung
Polip : tidak ada polip
Keluaran cairan : tidak ada cairan
7. Mulut
Pucat : tidak pucat caries : tidak ada caries
18
Biru : tidak biru kebersihan : bersih
Iktesus : tidak ikterus sariawan : tidak ada sariawan
Kering : tidak kering
8. Leher
Pembesaran vena jugulasis : tidak ada
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
Massa : tidak ada
Kebersihan : bersih
9. Ketiak
Pembesaran kelenjar limpha : tidak ada
Kebersihan : bersih
10. Dada : simestris
Ronchi : tidak ada
Wheezing : tidak ada
11. Mammae
Benjolan : tidak ada
Strie : tidak ada
Aerola : ada hiperpigmentasi
Kebersihan : bersih
Putting susu : menonjol
12. Ekstremitas
Oedema tangan dan kaki (ka/ki) : tidak ada
Oedema tibia kaki ( ka/ki ) : tidak ada
Betis merah / lembek/ kering (ka/ki ) : tidak ada
Varises tungkai( ka/kai ) : tidak ada
Reflek potela ( ka/ki ) : +/+
13. abdomen/ pemeriksaan khusus kebidanan
d. infeksi
Bekas luka : tidak ada
Pembesaran perut : sesuai dg uk
Bentuk perut : bulat
Oedema : tidak ada
Strie : lifida Linea : linea nigra dan alba
e. palpasi
Palpasi utesus
19
Leopold I : TFU tengah pusat px ( 30 cm ) teraba kepala
Leopold II : Teraba keras memanjang seperti papan di sebelah kanan ibu
( puka ), terba bagian kecil sebelah kiri
Leopold II : Teraba lunak, bulat, tidak melenting (bokong)letsu
Leopold IV :
TBBJ : ( 30-12 ) x 155 = 2790
f. Auskultasi
Djj : 136 x/menit
g. pemeriksaan punggul ( tidak dilakukan )
UPL : distantia spinasum :
Distantia cristaqum :
Boudelouqe :
Distantia teberum :
Lingkar punggul :
14. Genetalia
Vulva dan vagina
Kebersihan : bersih
Keluaran : sedikit darah segar
Massa : tidak ada
Flour albus : tidak ada
Bau : tidak bau
Gatal : tidak gatal
Pembesaran kelenjar bostholiri : tidak ada
Candiloma : tidak ada
Luka : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Perineum : tidak ada bekas luka
d. pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin : 10 gram%
Reduksi : tidak dilakukan
Golongan darah : tidak dilakukan
Albumin : tidak dilakukan
20
Pemeriksaan USG :janin tunggal/ Hidup, letsu, BPU 7-6 cm 33-34 minggu
plasenta : SBR depan- OUI, ketuban cukup
Pemeriksaan NST : tidak dilakukan
B. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : G1PA0 / UK 33-34 minggu janin tunggal hidup intra uterin presentasi bokong
dengan plasenta previa
DS : ibu mengatakan kamil ke-1 dengan umur kehamilan 8 bulan, ibu mengeluh tadi
pagi keluar darah segar, tapi tidak sakit perut
DO : Kesadaran : composmentis
TD :120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,5 C
BB : 50kg
Lila : 23 cm
TB :150 cm
TFU :tgh px-pusat ( 30 cm )
Oedema : tidak ada
DJJ : 140 x/menit
Letak janin : let kep
USG : 33-34 mg plasenta SBR depan OUI/11 ketuban cukup
21
Potensial terjadi syok bila perdarahan semakin banyak, sehinnga menyebabkan kematian
pada ibu
Menyebabkan Fetal Distress ( IUFD )
G. EVALUASI
Tanggal : 29 Januari 2020 Jam : 11.40 WIB
Dilakukan tindakan operasi SC pada pukul 10.40 oleh dr. Essy, S.POG
S : ibu mengatakan kepala pusing dan perut terasa mual.
O : Kesadaran : composmentis
22
TD :110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36C
P :
Obsevasi ttv, perdarahan dan kontraksi.
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini, penulis akan menguraikan kesenjangan dan persamaan
antara landasan teori dan tinjauan kasus. Adapun pembahasan meliputi pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses asuhan kebidanan. Dalam hal ini
diperlukan kecermatan untuk mengenal masalah klien yang keberhasilannya sangat
tergantung pada ketelitian dan kecermatan. Pengumpulan data pada identitas klien telah sesuai
antara teori dan tinjauan kasus dituliskan nama dalam bentuk inisial. Hal itu dimaksudkan
untuk menjaga kerahasiaan klien.
Pada landasan teori terdapat banyak keluhan namun dalam tinjauan kasus hanya
didapatkan beberapa keluhan, tidak semua keluhan muncul dalam kehamilan. Hal ini
dikarenakan faktor penyebab timbulnya masalah dari perubahan fisiologis dan psikologis
selama kehamilan. Selama tubuh masih bisa mencegah dengan cara penanganan yang tepat
maka masalah itu akan hilang dengan sendirinya.
Dalam menyusun perencanaan pada tinjauan kasus tetap mengacu pada landasan teori
dan disesuaikan dengan keadaan klien, selalu memperhatikan situasi, kondisi tempat
pelayanan, sarana pelayanan klien dan kemampuan keluarga baik material maupun non
material.
Pada pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
Semua masalah yang ada pada tinjauan kasus dapat teratasi dan tujuan dapat tercapai sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Hal ini karena adanya kerjasama yang baik antara petugas,
klien dan keluarga.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga dapat menutupi sebagian/seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal placenta terletak diatas uterus. Klasifikasi placenta previa didasarkan atas terabanya
jaringan placenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu disebut placenta previa
totalis apabila seluruh pembukaan tertutup jaringan placenta. Placenta previa parsialis
apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan placenta, dan placenta previa marginalis
apabila pinggir placenta berada tepat pada pinggir uterus, akan tetapi belum sampai
menutupi pembukaan jalan lahir disebut placenta letak rendah.
5.2 Saran
Bagi tenaga kesehatan
Dengan adanya kemungkinan komplikasi pada plasenta, diharapkan bagi tenaga
kesehatan khususnya bidan segera melakukan tindakan komprehensif pada klien dengan
placenta previa. Penatalaksanaan yang cepat dan tepat akan menurunkan AKI dan AKB.
Bagi klien
Untuk segera ke sarana kesehatan terdekat apabila ditemukan salah satu tanda-tanda
placenta previa.
25
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Edisi 2, Jakarta: EGC.
Saifuddin, Abdu Bari, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta: YBP-Sp.
26