Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keterbatasan Tunanetra dalam memperoleh informasi


Tunanetra adalah orang yang memiliki keterbatasan pada indera penglihatannya atau
bahkan memiliki ketidakmampuan untuk melihat (Muthmainnah, 2015). .Kondisi
ketunanetraan tersebut disebabkan oleh kerusakan mata, syaraf optik, atau bagian otak yang
mengolah stimulus visual. (Rudiyati, 2010: 57). Ketunanetraan akan membawa akibat
timbulnya beberapa keterbatasan bagi penyandangnya, antara lain adalah keterbatasan
memperoleh informasi. Seperti dinyatakan oleh para ahli bahwa kurang lebih 85%
pengamatan manusia dilaksanakan oleh mata (Sasraningrat, 1984).
Keterbatasan melihat pada tunanetra menyebabkan terhambatnya menerima
informasi. Menurut Yusup (2012: 173) informasi adalah data yang sudah diolah dan
memiliki potensi bermanfaat bagi seseorang. Dalam hal ini informasi harus bermakna bagi
seseorang dan berguna bagi orang-orang tertentu yang membutuhkannya.Definisi lain
mengatakan informasi merupakan sesuatu yang sangat menentukan dalam pengambilan
keputusan atau kesimpulan (Saleh dan Sujana, 2009: 89).
Nama jenis produk pangan dan tanggal kadaluarsa adalah suatu informasi yang harus
dicantumkan pada produk pangan yang diperjual belikan. Menurut Pakar diet dan ahli
fisiologi, dr. Graca Judio-Hahl, MSc,HM.CHt, yang dikutip oleh Tarmizi, 2017 dari
klinik lighthouse Indonesia menjelaskan yang dimaksud dengan tanggal kadaluarsa
biasanya tanggal ini berdasarkan jangka waktu yang di tetapkan produsen sebagai
antisipasi penurunan kualitas makanan atau minuman yang diproduksinya.
Tanggal kadaluarsa merupakan informasi dari produsen kepada konsumen, yang
menyatakan batas/tenggang waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling baik dan
paling aman dari produk makanan atau minuman kemasan. Artinya produk tersebut
memilik “mutu yang paling prima” hanya sampai batas waktu tersebut. Dan produsenlah
yang menentukan masa tenggang kadaluwarsanya dikarenakan pihak produsenlah
yang mengetahui lebih lanjut mengenai produk yang diproduksi (Tirmizi, 2017).
Melihat pentingnya mengetahui informasi keamanan produk pangan melalui batas
tanggal kadaluarsa yang sekarang bereadar adalah menggunakan tulisan cetak langsung pada
kemasan produk. Hal ini cukup menyulitkan pada penyandang tunanetra untuk mengetahui
informasi tersebut. Perbedaan cara baca seorang tunanetra dan seorang yang normal adalah
karena seorang tunanetra tidak dapat melihat. Tunanetra menggunakan huruf braille yang
cara bacanya dengan meraba tekstur braille. Sedangkan seorang normal dapat membaca
tulisan dengan mata normalnya (Eninggar, 2011).

2.2 Penggunaan Huruf Braille pada kemasan produk pangan


Kedua dria pendengar dan peraba yaitu telinga dan tangan memberikan kontribusi
yang sangat penting bagi seorang tunanetra dalam penerimaan informasi (Muthmainna,
2015). Mereka memerlukan sarana perolehan informasi yang dapat diterjemahkan dengan
rabaan atau diperkuat dengan pendengaran (Rahardjo, 2014).
Dengan dria peraba seorang tunanetra tentu dapat melakukan kontak dengan objek
yang ada disekitarnya.Oleh sebab itu, indera peraba digunakan sebagai pengganti
penglihatan dalam memperoleh informasi melalui membaca tulisan yang menggunakan
huruf Braile (Nahlisa, 2015).
Braile menurut pusat bahasa yang dikutip oleh Tumirah (2012: 5) adalah “Sistem
tulisan dan cetakan (berdasarkan abjad Latin) untuk para tunanetra berupa kode yang terdiri
dari enam titik dan berbagai kombinasi yang ditonjolkan pada kertas sehingga dapat
diraba.”Sedangkan Suharso dan Ana Retnoningsih (2005: 93) menyatakan “Braile adalah
sistem tulisan dan cetakan untuk para tunanetra.”
Nahlisa, 2015 menjelaskan huruf Braile merupakan salah satu sarana dalam bentuk
tulisan khusus yang sangat penting bagi tunanetra.Adapun sistem tulisan Braile disusun
berdasarkan pola, yaitu enam titik timbul dengan posisi titik vertikal dan dua titik horizontal.
Titik-titik tersebut diberi nomor tetap 1,2, 3, 4, 5, dan 6 pada posisi. Dengan menggunakan
huruf Braille seorang penyandang tunanetra dapat membaca informasi dengan cara merapa
huruf huruf tersebut.
Tanggal kadaluarsa dan jenis produk pangan yang dicetak dengan huruf Braille, itu
sangat membantu para tunanetra dalam memilih produk yang diinginkan. Dengan
menggunakan metode ini dapat menjadikan penyandang tunanetra menjadi lebih mandiri
dalam berbelanja, dan merasa aman dalam membeli produk pangan tanpa harus membuka
untuk membaui dengan dria penciumannya.
Daftar pustaka
Rudiyati, Sari. 2010. “Pembelajaran Membaca dan Menulis Braile Permulaan pada Anak
Tunanetra”. dalamJurnal Jazzi. Vol. 9/ No. 1.Juni.hlm. 57-65. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia

Muthmainnah, R. N. (2015). PEMAHAMAN SISWA TUNANETRA (BUTA TOTAL SEJAK LAHIR


DAN SEJAK WAKTU TERTENTU) TERHADAP BANGUN DATAR SEGITIGA. FIBONACCI: Jurnal
Pendidikan Matematika dan Matematika, 1(1), 15-27.

Tarmizi, A., & Ulyah, U. (2017). Pengaruh Tanggal Kadaluarsa dan Label Halal pada Kemasan
Produk Makanan terhadap Keputusan Pembelian Masyarakat Sungai Terap Muaro
Jambi. INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies, 17(1), 45-54.

Saleh, Abdul Rahman dan Janti G. Sujana. 2009. Pengantar Kepustakaan. Jakarta: Sagung Seto

Eninggar, Y., Amien, W., & Setiyono, B. (2011). PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS
JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE (Doctoral dissertation, Jurusan Teknik
ElektroFakultas Teknik).

Nahlisa, R. M., Rukiyah, R., & Christiani, L. (2015). Buku Braile Sebagai Jembatan Keterbatasan
Akses Informasi Siswa Tunanetra Sekolah Luar Biasa Bagian a Dria Adi Semarang. Jurnal Ilmu
Perpustakaan, 4(2), 126-133.

Anda mungkin juga menyukai