Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA

MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS MEGA REZKY

Jenis Variabel Kategori Variabel Skla Pengukuran


Variable karakteristik
responden

VARIABEL
INDENPENDEN Nominal
POLA MAKAN a. Terjadi gaskritis
b. Tidak terjadi
gaskritis

VARIABEL DEPENDEN a. Baik


KEJADIAN GASTRITIS b. kurang baik Nominal
PADA REMAJA

ALASAN PENGAMBILAN JUDUL Pola makan merupakan salah satu faktor


yang menyebabkan gastritis. Oleh karena
itu perlunya mengatur pola makan yang
baik dan teratur sebagai salah satu
tindakan preventif dalam mencegah
kekambuhan gastritis, menurut World
Health Organization (WHO), insiden
gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari
jumlah penduduk setiap tahunnya, di
Inggris (22%), China (31%), Jepang
(14,5%), Kanada (35%), dan Perancis
(29,5%). Di Asia Tenggara sekitar
583.635 dari jumlah penduduk setiap
tahunnya. Presentase dari angka
kejadian gastritis di Indonesia menurut
World Health Organization (WHO) adalah
40,8%. Angka kejadian gastritis pada
beberapa daerah di Indonesia cukup
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus
(Budiana, 2006). Sedangkan data dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo
selama tahun 2015 daerah yang paling
banyak penderita gastritis yaitu
Puskesmas Nailan 3221 kasus (kasus
lama 2609, kasus baru 612), Puskesmas
Ponorogo Selatan 2847 kasus (kasus
lama 1405, kasus baru 1442), dan
Puskesmas Ngrayun 2120 kasus (kasus
lama 1839, kasus baru 281).

RUMUSAN MASALAH apakah ada pengaruh hubungan pola


makan dengan kejadian gastritis pada
remaja

TUJUAN PENELITIAN untuk mengetahui hubungan Untuk


mengetahui apakah ada pengaruh
hubungan pola makan dengan kejadian
gastritis pada remaja

METODE metode penelitianini mengunakan desain


penelitian studi korelasional dengan
pendekatan cross sectional

POPULASI Populasi dalam penelitian ini adalah


seluruh santri di Pondok Pesantren Al-
Munjiyah Durisawo Kelurahan Nologaten
Kabupaten Ponorogo tahun 2017
SAMPEL Sampel dalam penelitian ini sebagian
santri di Pondok Pesantren Al-Munjiyah
Durisawo Kelurahan Nologaten
Kabupaten Ponorogo tahun 2017 dengan
jumlah 95 responden yang diambil
dengan menggunakan tehnik Accidental
Sampling.
PENYAJIAN DATA Mengunakan table, grafik dan narasi
table 1 arah dan table terbuka
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PEMENUHAN
KEMANDIRIAN ADL (Activity Daily Living) PADA KELOMPOK
LANSIA DI KECAMATAN MANGGALA KELURAHAN ANTANG
JLN UJUNG BORI

Jenis Variabel Kategori Variabel Skla Pengukuran


Variable karakteristik
responden
a. 60-74 tahun INTERVAL
Umur b. 75-90 tahun

Pendidikan a. SD ORDINAL
b. SMP
c. SMA
d. D-3
e. S1

VARIABEL
INDENPENDEN a. Sangat Nominal
TINGKAT PENDIDIKAN b. tergantung

VARIABEL DEPENDEN a. tergantung


PEMENUHAN b. menengah Nominal
KEMANDIRIAN ADL

ALASAN PENGAMBILAN JUDUL Dengan bertambahnya jumlah lansia di


Indonesia sebagai dampak keberhasilan
pembangunan,menyebabkan
meningkatnya permasalahan pada
kelompok lansia yang perjalanan
hidupnyua secara alami akan mengalami
massa tua dengan segala
keterbatasannya terutama dalam
masalah kesehatan. Rasio
ketergantungan lanjut usia di tahun 2008
menurut Pranarka (2006) mencapai
13,72, hal ni berarti 14 lansia didukung
oleh 100 orang usia muda. Sistem
pendukung lanjut usia ada tiga komponen
menurut Gallo ( 1998) jaringan-jaringan
informal, system pendukung formal dan
dukungan-dukungan semiformal.
Jaringan pendukung informal meliputi
keluarga dan kawankawan. Sistem
pendukung formal meliputi tim keamanan
sosial setempat, program-program
medikasi dan kesejahteraan sosial.

RUMUSAN MASALAH mengetahui adakah hubungan tingkat


pendidikan terhadap pemenuhan
kemandirian adl (activity daily living) pada
lansia

TUJUAN PENELITIAN Untuk Mengetahui hubungan tingkat


pendidikan terhadap pemenuhan
kemandirian adl (activity daily living) pada
lansia

METODE Desain yang digunakan dalam penelitian


ini adalah deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional,

POPULASI Populasi target pada penelitian


menggunakan total sampling pada lansia
yang tinggal di RW 10 kelurahan Dinoyo
pada saat penelitian

SAMPEL dalam penelitian ini sebagian santri di


Pondok Pesantren Al-Munjiyah Durisawo
Kelurahan Nologaten Kabupaten
Ponorogo tahun 2017 dengan jumlah 95
responden yang diambil dengan
menggunakan tehnik Accidental
Sampling
PENYAJIAN DATA Mengunakan table dan narasi table 1
arah dan table terbuka
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA 12
MAKASSAR

Jenis Variabel Kategori Variabel Skla Pengukuran


Variable karakteristik
responden

VARIABEL
INDENPENDEN Nominal
TINGKAT c. Baik
PENGETAHUAN d. Cukup
REMAJA e. kurang

VARIABEL DEPENDEN a. baik


SEKS BEBAS b. cukup Nominal

ALASAN PENGAMBILAN JUDUL Seks bebas adalah perilaku hubungan


seksual yang dilakukan oleh sebagian
besar remaja diluar nikah yang
melanggar aturan dan norma-norma
agama serta untuk mencari kenikmatan
sesaat. Perilaku seksual yang tidak sehat
dikalangan remaja khususnya remaja
yang belum menikah semakin meningkat.
Berdasarkan data BKKBN tahun 2013
jumlah seks bebas dikalangan remaja
usia 10-14 tahun mencapai 4,38%,
sedangkan pada usia 14-19 seks bebas
mencapai 41,8%. Berdasarkan data yang
dikeluarkan BKKBN juga, tak kurang dari
800 ribu remaja melakukan aborsi di
setiap tahunnya. Salah satu dampak dari
seks bebas yaitu HIV dan AIDS, menurut
laporan Kementrian Kesehatan RI pada
akhir Desember 2012, secara komunikatif
terdapat 42,887 kasus AIDS, dan 98,380
kasus HIV positif dengan prosentase
pengidap usia 20-29 tahunsebanyak
35,2% dan usia 30-39 tahun sebesar
28,1%.

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah ada hubungan


pengetahuan remaja tentang seks
bebas berdasarkan pengertian seks
bebas
2. Apakah ada hubungan pengetahuan
remaja tentang seks bebas
berdasarkan bentuk perilaku seks
bebas
TUJUAN PENELITIAN Umum: untuk mengetahui factor-faktor
yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan remaja tentang seks bebas
di SMA 12 Makassar
Khusus:
1. Untuk mengetahui pegetahuan
remaja tentang seks bebas
berdasarkan pengertian seks
bebas
2. Untuk mengetahui pengetahuan
remaja tentang seks bebas
berdasarkan bentuk perilaku seks
bebas

METODE penelitian ini adalah penelitian kuantitatif


dengan menggunakan pendekatan
deskriptif

POPULASI populasinya adalah seluruh siswa-siswi


kelas XI dan XII di SMK Kristen Kuala
Kapuas dengan jumlah populasi 59
orang. Data yang didapatkan dari SMK
kristen Kuala Kapuas dengan jumlah
murid kelas XI yaitu 24 orang dan kelas
XII berjumlah 35 orang
SAMPEL sampel yang diambil adalah seluruh
siswa-siswi SMK KRISTEN Kuala Kapuas
kelas XI dan XII berjumlah 59 orang.
PENYAJIAN DATA Mengunakan table dan narasi table 1
arah dan 2 arah table terbuka

Anda mungkin juga menyukai