Anda di halaman 1dari 8

Peran Orang Tua dalam Perkembangan Psikologi Anak

Abstrak: Awal masa kanak-kanak seringkali dianggap sebagai usia


dimana banyak mengundang masalah atau masa sulit, karena pada masa
itu anak-anak mulai tumbuh dan berkembang secara psikis dan fisik. Para
pendidik menyebutkan tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia pra
sekolah. Pada usia ini anak-anak diberikan kesempatan untuk
mengembangkan berbagai keterampilan tertentu yang dimilikinya.
Diawali dengan adanya komuikasi yang merupakan tahap pembelajaran
dan pengembangan utama bagi anak untuk dapat mengekspresikan
dirinya kepada orang lain. Namun pada perkembangan kepribadian ini
dikenal perbedaan seks dalam jenis keterampilan yang akan dikembang
oleh seorang anak tersebut. Sehingga peran orang tua sangat
mempengaruhi terciptanya pribadi anak yang baik ataupun buruk.

Kata kunci: Awal masa kanak-kanak, psikis, fisik, komunikasi, pribadi.

Pada perkembangan zaman modernisasi seperti pada saat sekarang ini, pergaulan
sangat berpengaruh penting terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian seorang
anak. Anak yang hidup dalam lingkungan pergaulan yang buruk pada umumnya mempunyai
pribadi yang buruk pula dan sebaliknya anak dengan kepribadian baik lahir dari lingkungan
pergaulan yang baik. Lingkungan pergaulan dibentuk dari keluarga dan teman bermain.
Seringkali kita temukan kejadian broken home padsa saat ini menyebabkan banyak anak
cenderung memiliki pribadi yang tidak baik karena meniru apa yang dicontohkan kedua orang
tuanya. Hal ini dapat menyebabkan terjerumusnya seorang anak pada hal-hal negatif, untuk itu
diperlukan peran aktif orang tua dalam membangun dan mengarahkan anak menjadi pribadi
yang baik dan produktif. Keluarga berperan penting dalam membangun lingkungan yang
kondusif bagi perkembangan sang anak khusunya pada saat awal masa kanak-kanak dimana
pada saat usia prasekolah yang menuntut adanya bimbingan, perhatian dan pengawasan ketat
dari orang tua.
Masa kanak-kanak merupakan masa yang sulit bagi orang tua, karena terjadinya proses
perkembangan kepribadian yang dialami anak-anak, yaitu perubahan-perubahan tingkah laku
anak pada usia prasekolah. Masa keemasan ditandai dengan tumbuh kembangnya keterampilan
anak menjadi lebih baik, dapat bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
namun semua itu harus tetap terikat pada adanya budaya perbedaan seks dalam jenis
keterampilan anak. Sehingga dibutuhkan perhatian, kasih sayang, pengawasan dan bimbingan
yang lebih pada anak untuk dapat mengontrol tumbuh kembang pribadi anak, dengan
memberikan contoh berperilaku yang baik pada anak, karena pada masa ini anak-anak akan
mudah merekam dan meniru baik tingkah laku maupun perkataan orang-orang terdekat
mereka, terutama lingkup keluarga dan teman bermain.

Berkomunikasi adalah awal dari perkembangan anak, yakni ditandai dengan anak dapat
mengekspresikan dirinya melalui berbicara kepada lingkungan sekitarnya. Berbicara
menunjukkan eksistensi yang ditunjukkan oleh seorang anak bahwa ia ingin di perhatikan dan
diberi pengertian lebih. Kemampuan berbicara anak akan berkembang seiring dengan
berkembangnya pribadi psikis anak itu sendiri.

I. Pembahasan
Sebagian orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang
mengundang masalah atau masa sulit.Karena pada masa kanak-kanak adalah masa dimana
anak dapat dengan cepat mempelajari banyak hal, ini lah yang ditakutkan orang tua dapat
mendatangkan masalah. Menurut Siti Masitoh (2012) Alasan mengapa masalah perilaku lebih
sering terjadi di awal masa kanak-kanak ialah karena anak-anak sedang dalam proses
pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang umumnya kurang
berhasil. Sering kali marah tanpa alasan. Anak lebih sering kali bandel, keras kepala dan
melawan. Sering kali orang tua juga menganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia mainan
karena anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain dengan mainannya. Pada
masa inilah orang tua seringkali takut terhadap apa yang dilakukan anaknya, seperti contohnya
anak-anak yang hiperaktif biasanya sering melakukan tindakan-tindakan yang dianggap
berbahaya bagi oran tua, namun tidak semua hal yang dilakukan anak-anak harus dilarang ada
kalanya orang tua harus membiarkan anak untuk mengatasi masalahnya sendiri agar anak dapat
belajar mandiri dari pengalamannya. Biarkan anak bermain dengan teman-temannya seperti
anak biasanya. Orang tua juga tidak boleh berlebihan dalam memberikan perlindungan,
maksudnya adakalanya anak dibebaskan dalam bermain karena anak juga harus bisa belajar
untuk menjadi dewasa agar kelak ia tau apa saja yang harus dilakukan saat menghadapi
masalah.Seperti saat anak menajat-manjat benda tinggi, cukup diawasi namun jangan dilarang,
karena jika dilarang anak-anak akan merasa dikekang, seolah-olah semua hal yang ingin
dilakukannya dilarang. Pada masa ini anak-anak sering rewel susah diatur dan dikendalikan,
inilah mengapa orang tua harus bekerja ekstra untuk mengawasi setiap tindakan yang dilakukan
anak, walaupun memang seringkali perilaku anak mengundang banyak masalah. Hal yang
wajar anak-anak membuat kesalahan, karena pada saat anak melakukan kesalahan disitulah dia
akan belajar dan memperbaiki kesalahannya. Sebagai tugas orang tua untuk memberikan
pelajara-pelajaran kepada anak untuk dapat memperbaiki setiap kesalahan yang diperbuatnya.
Pada masa sulit ini orang tua harus mampu dengan sabar dan tenang dalam mendidik anak-
anak, kesabaran orang tua dengan berbagai tingkah laku anak dapat menciptakan rasa tenang
sehingga masa kanak-kanak yang tadinya dianggap sulit dapat menjadi masa menyenangkan
antara oran tua dan anak. Menjalin hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua dapat
mengurangi beban pikiran yang terjadi pada saat anak membuat masalah, karena itu orang tua
mestinya bijak dalam mengambil setiap keputusan dan tindakan untuk si buah hati.

Para pendidik menyebut tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia pra sekolah. Masa
kanak-kanak awal atau bisa disebut juga masa prasekolah merupakan fase perkembangan
individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria
atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air dan mengenal beberapa hal yang di anggap
berbahaya atau mencelakakan dirinya. Memberikan gambaran singkat tentang perkembangan
fisik, motorik, bicara, emosi, sosial, dan bermain pada awal masa kanak-kanak dan
membandingkan perkembangan bidang-bidang ini dengan perkembangan yang berkembang
pada masa bayi. Menurut Elizabeth Hurlock ahli psikologi perkembangan (2007:20): masa
kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira
usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk
perempuan dan empat belas tahun untuk laki-laki. Setelah anak matang secara seksual, maka
ia disebut remaja. Masa kanak-kanak harus dibagi menjadi dua periode yang berbeda, ialah
awal dan akhirmasa kanak-kanak. Periode awal dari masa kanak-kanak berlangsung dari umur
dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam tahun sampai tiba saatnya anak-anak
matang secara seksual. Pada priode awal masa kanak-kanak ketergantungan selama bayi
diganti dengan tumbuhnya kemandirian. Periode ini berakhir disekitar usia masuk sekolah.
Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk
membedakannya dari saat dimana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan mental, untuk
menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Awal masa
kanak-kanak, baik di rumah maupun di lingkungan prasekolah, merupakan masa persiapan.
Sebutan yang digunakan para ahli psikologi adalah salah satu sebutan yang banyak digunakan
adalah usia kelompok, masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai
persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada
waktu mereka masuk kelas satu. Karena perkembangan utama yang terjadi selama awal masa
kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan pengendalian lingkungan, banyak ahli
psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, sebuah label yang
menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana
mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari
lingkungan. Salah satu cara yang umum dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya,
jadi periode ini sering disebut usia bertanya. Yang paling menonjol dalam periode ini adalah
meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. Oleh karena itu, periode ini juga dikenal sebagai
usia meniru. Anak lebih menunjukkan kreativitas daalm bermain selama masa kanak-kanak
dibandingkan dengan masa lain dalam kehidupannya. Dengan alasan ini, ahli psikologi juga
menamakan periode ini sebagai usia kreatif.
Masa kanak-kanak dianggap sebagai masa belajar dan kesempatan mengembangkan
keterampilan tertentu. Perkembangan dan pertumbuhan anak saat lahir adalah fase dimana
orang tua harus memberikan peluang waktu yang lebih untuk mengawasi dan membimbing
perkembangan anak-anak. Perkembangan motorik dan fisik anak sangatlah berhubungan
dengan pertumbuhan psikis anak. Oleh karena itu psikologi perkembangan anak usia dini
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Anak akan
mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan anak saat usia dini dimana
saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh dari
luar. Sri Mulyani S.Pd, Perkembangan Paikologi Anak, (2013:4) berpendapat bahwa, periode
anak-anak dapat berkembang dengan baik dalam hal belajar dan mengembangkan
keterampilannya, terdapat pada masa kanak-kanak, jika tidak diberikan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilannya, anak-anak dapat kehilangan motifasinya untuk belajar.
Peran orang tua merupakan peran utama untuk menetukan psikologi anak. Mitadyn (2012)
mengatakan bahwa pada masa penting ini anak membutuhkan pola asuh dan berbagai stimulasi
yang tepat yang akan menentukan tumbuh dan kembang anak termasuk perkembangan tingkat
kecerdasan anak itu sendiri. Komunikasi yang baik dengan anak akan membantu
perkembangan anak dan mengajari anak untuk mengatasi maupun menghindari konflik. Pada
usia balita anak dapat diberikan informasi hubungan sebab akibat yang dasar sehingga
membentuk pola berfikir yang semakin rasional pada anak tersebut. Membangun kemandirian
anak dalam melakukan hal-hal tertentu juga harus dilatih sejak dini, seperti dalam tengkurap,
duduk, berjalan maupun makan yang pada akhirnya seorang anak akan bisa mandiri dan
percaya diri dengan apa yang dilakukan sendiri. Peran orang tua dalam perkembangan
psikologi anak tidak hanya dengan memberikan pelajaran dengan bahasa yang komunikatif
namun lebih dari itu anak akan lebih cepat melihat contoh perilaku dari orang tuanya. Oleh
karena orang tua harus berhati-hati dalam berperilaku sehari-hari apalagi saat di depan anak
karena semua itu akan terekam dan ditiru oleh anak. Sebagai contoh, seorang anak tumbuh
dalam keluarga yang terdapat masalah seperti orang tua yang sering bertengkar, melakukan
tindakan kasar, yang berujung pada broken home, maka perkembangan psikologi anak dapat
terbentuk akibat dari pengalaman hidup yang dirasakannya. Anak bisa menjadi pribadi yang
kasar, mengikuti perilaku orang tuanya, karena apa yang dilihat dan dirasakan oleh seorang
anak akan mudah terekam dalam memori jangka panjang, sehingga membentuk pribadi yang
tidak baik, seperti pemurung, suka menyendiri dan tidak pandai bersosialisasi. Oleh karena itu
orang tua harus pandai menempatkan dirinya dikala sedang marah hendaklah jangan
diperlihatkan didepan anak, jangan melakukan kekerasan, berbicara kotor dan perilaku-
perilaku menyimpang lainnya. Orang tua merupakan panutan bagai anak-anaknya maka wajib
bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik bagi anak, sehingga dapat menciptakan
pribadi yang baik dan mendorong anak untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya
masing-masing. Orang tua tidak boleh memaksakan kehendak pribadi kepada anaknya, berilah
kebebasan pada anak untuk memilih agar perkembangan bakat yang dimiliki dapat maksimal
dan sesuai dengan yang diinginkannya, sehinnga terciptalah pribadi anak yang kreatif dan
produktif. Ghazali (2016) menyatakan, hakikat manusia ialah jiwanya (an-nafs). Al-nafs yaitu
substansi yang tersendiri, yang mempunyai daya mengetahui, bergerak dengan kemauannya
dan penyempurna bagi bagian-bagian lainnya. Jadi orang tua sebagai guru dari anak-ananya
untuk dapat mendukung tumbuh kembang anak sesuai dengan bakat yang dimiliki anak
tersebut, dan tidak memaksakan sesuatu yang tidak disenangi anak untuk harus dicapai, berilah
dukungan agar anak dapat mencapai prestasi berdasarkan bakat yang dimilikinya, dengan
demikian anak akan merasa ringan mengerjakan sesuatu atas keinginannya sendiri tanpa
paksaan dari orang tua.

Terdapat perbedaan seks dalam jenis keterampilan yang dipelajari anak-anak. Anak
laki-laki harus mempelajari keterampilan bermain yang secara budaya sesuai dengan
kelompok anak laki-laki, dan dilarang menguasai keterampilan yang dianggap lebih sesuai
untuk anak perempuan. Contohnya, anak perempuan wajar bermain boneka Barbie dan
bermain masak-masakan, tetapi permainan ini jika dilakukan oleh anak laki-laki dianggap tidak
sesuai, sebaliknya anak laki-laki dianggap wajar suka bermain bola, tapi bagi anak perempuan
bermain bola bukan permainan anak perempuan. Jenis keterampilan yang dipelajari anak-anak
disesuaikan dengan budaya dan kodrat yaitu adanya perbedaan seks antara perempuan dan laki-
laki. Anak perempuan diajarkan untuk bersikap lemah lembut dan anak laki-laki diajarkan
untuk menjadi sosok yang gagah dan pemberani. Keterampilan yang dikembangkan
berdasarkan perbedaan seks tersebut misalnya anak perempuan keterampilan yang bersifat
mengembangkan karakter kewanitaan, dan bagi laki-laki misalnya keterampilan dalam
bermain bola dan sebagainya. Awal masa kanak-kanak merupakan masa yang paling baik
untuk mempelajari keterampilan tertentu, karena menurut Hurlock (1992) dalam
Perkembangan Peserta Didik oleh Rita Eka Izzaty dkk, ada tiga alasan, yakni: (1)Anak sedang
mengulang-ulang, sehingga dengan senang hati mau mengulang suatu aktivitas sampai
terampil.(2)Anak-anak bersifat pemberani, sehingga tidak terhambat rasa takut kalau
mengalami sakit atau diejek teman-teman sebagaimana ditakuti oleh anak yang lebih
besar.(3)Anak mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih lentur dan keterampilan
yang dimiliki baru sedikit. Pada masa kanak-kanak keterampilan dapat lebih mudah
dikembangkan dan dilatih.

Belajar bicara merupakan sarana memperoleh kemandirian dan kebutuhannya untuk


dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak yang memiliki keterampilan berbahasa yang
bagus, mudah bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungan. Juga, mudah mengembangkan
imajinasinya lewat perbendaharaan kata yang dimiliknya. Kapankah keterampilan berbahasa
muncul untuk pertamakalinya? Setelah melewati keterampilan mengoceh (babbling), di usia 7
bulanan, muncullah kemampuan berbahasannya. Pada usia ini, bila orangtua memberikan
stimulus yang baik, anak akan bisa mengucapkan kata yang sederhana seperti ‘mama’, ‘papa’,
‘dada’, ‘baba’, dan lainnya. Pakar Perkembangan Anak Elizabeth B. Hurlock, dalam buku
“Psikologi Perkembangan”(2007) menyatakan bahwa di masa awal kanak-kanak, Si Kecil
mempunyai keinginan kuat untuk belajar berbicara. Ini disebabkan dua hal: belajar berbicara
merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak-anak yang mudah berkomunikasi dengan
teman sebayanya, akan lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih diterima oleh
kelompok, daripada anak yang mempunyai kemampuan komunikasi terbatas. Belajar berbicara
merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak-anak yang tidak dapat
mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya, atau yang tidak dapat berusaha agar dimengerti
orang lain, cenderung diperlakukan sebagai bayi dan tidak dapat memperoleh kemandirian
yang diinginkan. Karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk menstimulus kemampuan
verbal si kecil, yang sudah harus dimulai sejak anak baru lahir. Caranya, Mulai usia dini, Anda
bisa merangsang si kecil untuk mengucapkan kata-kata yang sederhana seperti ‘mama’ atau
‘papa’. Kemampuan mengucap ini lama kelamaan akan membuat anak menjadi tidak takut
untuk mengungkapkan keinginannya, mampu mengucapkan kata dan kalimat dengan benar,
sederhana hingga yang rumit. Sering mengajak anak berbicara, mendengarkan cerita,
membiarkan si kecil mengungkapkan pikirannya, serta mendiskusikan sesuatu yang bisa
dilakukan secara bersama-sama. Contohnya, mintalah anak untuk menceritakan dan
menuliskan kembali cerita-cerita yang ia baca atau ia dengar. Stimulus juga bisa difokuskan
pada empat komponen yang mendukung kepintaran bahasa ini. Selain mendengar dan
menceritakan kembali, si kecil juga diminta untuk aktif membaca buku-buku yang
disenanginya atau menuliskan perasaannya pada sebuah kertas, baik berupa karangan ataupun
puisi. Instrumen kunci dalam pendidikan anak-anak yang terpenting, adalah dengan membuat
mereka melek huruf dan mampu menggunakan bahasa dengan baik. Bahasa, merupakan faktor
terpenting untuk mengungkapkan perasaan. Namun semua itu tidak akan berjalan dengan baik,
tanpa adanya pendidikan dan rangsangan baik dari orangtua maupun pendidik lainnya.

II. Penutup

Peran orang tua sangat berpengaruh dalam menciptakan pribadi anak yang memiliki
budi pekerti luhur dalam berperilaku, sehingga mampu melahirkan generasi-generasi anak
bangsa yang berprestasi, tangguh dan unggul dalam segala aspek kehidupan yang sifatnya
membangun dan memajukan kesejahteraan Negeri.
Para orang tua harus mampu memberikan perhatian, pengawasan,bimbingan dan
menjadi contoh yang baik bagi anaknya, dan mendorong anak untuk berkembang sesuai dengan
bakat dan minatnya masing-masing, agar perkembangan kepribadian anak dapat dikontrol
menjadi pribadi yang baik dan unggul serta berprestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bock, Wolfgang, SJ. (2007). “Anak Terluka Anak Ajaib, penyembuhan luka batin masa kecil”.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI)

Sunjani, Sanudin, dkk. “Perkembangan Masa Kanak-kanak”. 8 April 2016.


https://wihdnuha.wordpress.com/tag/perkembangan-masa-kank-kanak.

Anda mungkin juga menyukai