Neraca sumber daya mineral adalah alat evaluasi sumber daya mineral dan batubara, yang
menyajikan cadangan awal, perubahan atau pemanfaatan, dan tingkat kerusakan lingkungan akibat
eksploitasi sebagai faktor degradasi lingkungan dan pembiayaannya serta keadaan akhir dalam
bentuk tabel dan peta penyebaran sumber daya mineral dan batubara (SNI 196728.4-2002).
Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat
dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat
berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi
kriteria layak tambang.
Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial
dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.
Keterdapatan Mineral (Mineral Occurrence), adalah suatu indikasi pemineralan
(mineralization) yang dinilai untuk dieksplorasi lebih jauh. Istilah keterdapatan mineral tidak ada
hubungannya dengan ukuran volume/tonase atau kadar/kualitas, dengan demikian bukan
bagian dari suatu Sumber Daya Mineral.
Endapan Mineral (Mineral Deposit) adalah longgokan (akumulasi) bahan tambang berupa
mineral atau batuan yang terdapat di kerak bumi yang terbentuk oleh proses geologi tertentu,
dan dapat bernilai ekonomi.Pada nilai sumber daya mineral terdapat klasifikasi berdasarkan
tingkat penyelidikan, klasifikasi ini didasarkan pada tingkat penyelikan serta dikaitkan dengan
tahapan eksplorasi yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui nilai sumber daya yang
layak dan tidak layak. Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan mineral adalah suatu
proses pengumpulan, penyaringan dan pengolahan data serta informasi dari suatu endapan
mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan mineral yang
berdasarkan kriteria keyakinan geologi dan kelayakan tambang.
Tahap Eksplorasi (Exploration Stages) adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya
dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut : Survai Tinjau, Prospeksi, Eksplorasi Umum dan
Eksplorasi Rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi pemineralan
(mineralization), menentukan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas dari pada suatu
endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya
investasi.
Survei Tinjau (Reconnaissance) adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-
daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional terutama berdasarkan
hasil studi geologi regional, diantaranya pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan
metoda tidak langsung lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan
kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-
daerah anomali atau mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Perkiraan
kuantitas sebaiknya hanya dilakukan apabila datanya cukup tersedia atau ada kemiripan
dengan endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang sama.
Prospeksi (Prospecting) adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah yang
mengandung endapan mineral yang potensial. Metoda yang digunakan adalah pemetaan
geologi untuk mengidentifikasi singkapan dan metoda yang tidak langsung seperti studi
geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan mungkin juga
dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan
menjadi target eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data
geologi, geokimia dan geofisika.
Eksplorasi Umum (General Exploration) adalah tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi
awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda yang digunakan termasuk pemetaan
geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar, membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi
pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara
terbatas berdasarkan metoda penyelidikan tak langsung. Tujuannya adalah untuk menentukan
gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal
mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya
dapat digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci
diperlukan.
Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) adalah tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara
rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan
singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat
sehingga ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas serta ciri-ciri yang lain dari endapan
mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan dari
pencontoan ruah (bulk sampling) mungkin diperlukan.
Pengelompokan Batubara
Batubara Indonesia dikelompokkan menjadi:
Batubara Kalori Rendah, yaitu jenis batubara yang paling rendah peringkatnya, bersifat lunak-
keras, mudah diremas, mengandung kadar air tinggi (10-70%), memperlihatkan struktur kayu,
nilai kalorinya kurang dari 5100 kal/gr (adb).
Batubara Kalori Sedang, yaitu jenis batubara yang peringkatnya lebih tinggi daripada batubara
kalori rendah, bersifat lebih keras, mudah diremas – tidak bisa diremas, kadar air relatif lebih
rendah, umumnya struktur kayu masih tampak, nilai kalori 5100 – 6100 kal/gr (adb).
Batubara Kalori Tinggi, adalah jenis batubara yang peringkatnya lebih tinggi lagi, kadar air relatif
lebih rendah dibandingkan batubara kalori sedang, umumnya struktur kayu tidak tampak, nilai
kalorinya 6100 - 7100 kal/gr (adb).
Batubara Kalori Sangat Tinggi, adalah jenis batubara dengan peringkat paling tinggi, umumnya
dipengaruhi intrusi ataupun struktur lainnya, kadar air sangat rendah, nilai kalorinya lebih dari
7100 kal/gr (adb). Kelas kalori ini dibuat untuk membatasi batubara kalori tinggi.
Untuk komoditas bitumen padat, dari seluruh data yang terkumpul kemudian dipilah lagi menjadi
kelompok oil shale dan tar sand, sesuai dengan karakter geologinya yang diketahui dari data
lapangan. Untuk komoditas gambut dan CBM tidak ada pengelompokkan tertentu.
Namun Everton mengaku tidak mau buru-buru mencari pengganti Marco Silva yang
telah mereka pecat. Untuk sementara Everton diarsiteki Duncan Ferguson.
"Dalam 11 hari sejak Marco Silva meninggalkan klub, manajemen Everton telah
bekerja untuk merekrut manajer permanen baru, dan telah mengadakan pertemuan
dengan sejumlah kandidat," demikian pernyataan Everton.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa sejauh ini tidak ada tawaran kontrak telah dibuat
dan tidak ada kandidat yang memilih untuk mundur dari proses," tambah pernyataan
itu.
"Sementara klub ingin mengkonfirmasi manajer permanen baru sesegera mungkin,
satu-satunya tugas penting adalah penunjukan yang tepat dilakukan," kata klub.
"Sementara proses kami berlanjut, Duncan Ferguson akan tetap sebagai manajer
sementara dan akan memimpin tim untuk perempat final Piala Carabao lawan
Leicester City," tutup pernyataan itu.