Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga “Buku Saku Panduan Akreditasi”
dapat terselesaikan. Buku saku ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam memperkenalkan
dan mensosialisasikan secara ringkas program Akreditasi JCI (Joint Comission International)
yang telah dilaksanakan dan harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado, terutama yang berhubungan langsung dengan pelayanan pada pasien dan
keluarganya.
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sebagai salah satu layanan penyedia jasa, merupakan
suatu layanan masyarakat dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Dengan menerapkan isi
buku saku ini, diharapkan seluruh pegawai RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dapat
mewujudkan rumah sakit bertaraf pelayanan internasional yang bermutu dan aman, serta
memenuhi kaidah-kaidah keselamatan pasien.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
buku ini. Semoga apa yang kita cita-citakan bersama dapat segera terwujud.
Manado, November 2017
Direktur Utama
Praise the presence of Almighty God so that the "Accreditation Guide Book" can be completed.
This pocket book is expected to be a guide in introducing and socializing briefly JCI (Joint
Comission International) Accreditation Program which has been implemented and must be
implemented by all employees of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado hospital, especially those
directly related to services to patients and their families.
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado as one of the service providers, is a public service in an
effort to fulfill health demands. By applying the contents of this pocket book, it is expected that all
employees of RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado can establish a quality and safe international
hospital standard, and meet patient's safety rules.
Our thanks to all those who have contributed to the preparation of this book. Hopefully what we
aspire to be realized.
DO NOT COPY
dr. Maxi R. Rondonuwu, DHSM, MARS dr. Celestinus E. Munthe, Sp.KJ, M.Kes Dr. dr. Jimmy Panelewen, Sp.B-KBD Erwin Susanto, SE
Direktur Utama Direktur Medik & Keperawatan Direktur SDM & Pendidikan Direktur Keuangan & Adm.Umum
3
VISI : “Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan
Pelayanan Rujukan Nasional yang unggul di
Indonesia Timur Tahun 2019”
MISI :
Memberikan Pelayanan Tata Nilai
Medik, Keperawatan &
Penunjang yang berkualitas
Meningkatkan Pendidikan, Team Work
Pelatihan dan Penelitian MOTTO : Inovatif
Meningkatkan
Akuntabilitas Pengelolaan
Transparan dan
Kepuasan Akuntabel
Keuangan Pelanggan
Meningkatkan Integritas yang
di Atas
DO NOT COP
Kesejahteraan Karyawan tinggi
B Y
Mengembangkan Sarana Segala- udaya
dan Prasarana Rumah galanya bertindak cepat
Sakit dan tepat
4
I. Patient-Centered Standards II. Health Care Organiztion Management
1. International Patient Safety Goals (IPSG) Standards
2. Access to Care and Continuity of Care (ACC) 1. Quality Improvement and Patient Safety (QPS)
3. Patient and Family Rights (PFR) 2. Prevention and Control of Infections (PCI)
4. Assessment of Patients (AOP) 3. Governance, Leadership, and Direction (GLD)
5. Care of Patients (COP) 4. Facility Management and Safety (FMS)
6. Anesthesia and Surgical Care (ASC) 5. Staff Qualifcations and Education (SQE)
7. Medication Management and Use (MMU) 6. Management of Information (MOI)
8. Patient and Family Education (PFE)
DO NOT COPY
Tujuan penyusunan buku saku panduan akreditasi ini adalah sebagai panduan bagi seluruh
pegawai RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dalam memberikan pelayanan yang bermutu
dan aman
5
DAFTAR ISI
Hal. Hal.
Kata Pengantar ……………………………………. 1
Kelompok Standar Manajemen RS
Dewan direksi ……………………………………… 3
Visi, Misi, Motto ………………………………….. 4 QPS ……………………………………………………. 111
Standar Akreditasi JCI ………………………….. 5 PCI ……………………………………………………… 122
Daftar Isi ……………………………………………… 6 GLD …………………………………………………… 127
Kelompok Standar Pelayanan Berfokus FMS …………………………………………………… 129
Pada Pasien SQE ……………………………………………………. 137
IPSG ……………………………………………………. 7 MOI …………………………………………………… 146
ACC …………………………………………………….. 32
PFR …………………………………………………….. 48 Academic Medical Center Hospital
AOP ……………………………………………………. 57 Standards
DO NOT COPY
COP …………………………………………………….
ASC ……………………………………………………..
MMU …………………………………………………..
61
89
100
MPE ……………………………………………………
HRP ……………………………………………………
Tim Penyusun Buku Saku Panduan
151
154
155
Akreditasi
PFE ……………………………………………………… 105
6
KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN IPSG
Identifikasi Pasien :
a. Identitas : Nama Lengkap, Tgl. Lahir, Nomor RM,
Minimal 2 Identitas untuk komunikasi verbal (ditanyakan kepada pasien): Nama lengkap dan
Tanggal lahir.
a. Gelang Identitas : Merah Muda untuk wanita, Biru untuk Pria
b. Pemasangan Gelang Identitas untuk semua Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat jalan yang
DO NOT COPY
akan dilakukan Prosedur/ Tindakan Invasif mis. Hemodialisa, Kemoterapi, Tranfusi Darah.
c. Beri informasi ke pasien bahwa petugas kesehatan akan selalu menanyakan nama dan tanggal
lahir, sebelum melakukan tindakan/ pemberian obat.
NOMOR KAMAR DAN TEMPAT TIDUR TIDAK BOLEH DIGUNAKAN SEBAGAI IDENTIFIKASI
7
IPSG
IDENTIFIKASI PASIEN BERISIKO
8
IDENTIFIKASI PASIEN PADA KONDISI TERTENTU IPSG
TIPS :
1.
2.
DO NOT COPY
Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir sebelum melakukan tindakan pemberian
obat, contohnya: “Tolong sebutkan nama lengkap dan tanggal lahir bapak/ibu”
Walaupun pasien telah memakai gelang identitas, tetap dikonfirmasi secara verbal sebelum melakukan
tindakan/pemberian obat .
9
IDENTIFIKASI PASIEN DILAKUKAN PADA SAAT IPSG
10
IPSG
B. PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
1. Komunikasi efektif, merupakan komunikasi di antara para petugas pemberi
pelayanan yang dilakukan dengan, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dapat dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi kesalahan dan
menghasilkan perbaikan untuk keselamatan pasien.
CATATAN
PERMINTAAN OBAT NARKOTIKA ATAU
11
KOMUNIKASI Untuk perintah verbal atau melalui telepon, staf IPSG
yang menerima pesan harus menuliskan dan
VERBAL membacakannya kembali kepada pemberi pesan
DO NOT COPY
jam.
Untuk istilah yang sulit atau obat-obat kategori LASA diminta mengeja kata tersebut per
huruf misalnya : C H L O R P R O M A Z I N E atau C H L O R P R O P A M I D E
12
SERAH TERIMA PASIEN DENGAN SBAR IPSG
Situation
•Kondisi terkini pasien
•Nama pasien, umur, lokasi
•Masalah yang hendak disampaikan
Background :
•Informasi penting tentang latar belakang
kondisi pasien
Assessment :
•Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
Recommendation:
DO NOT COPY
•Apa yg perlu dilakukan utk mengatasi
masalah
13
Contoh : MELAPORKAN KONDISI PASIEN DENGAN SBAR KEPADA DOKTER IPSG
DO NOT COPY
Lihat nama DPJP yang sesuai untuk ditelepon
Mengetahui diagnosis masuk pasien
Baca catatan dokter dan keperawatan terbaru
Pegang rekam medik pasien dan siap untuk melaporkan alergi,
pengobatan yang diberikan diberikan, cairan IV, hasil tes maupun
laboratorium
14
MENERIMA LAPORAN DENGAN TBaK IPSG
Baca Kembali, yaitu bacakan kembali isi pesan untuk konfirmasi kembali kebenaran
1.
DO NOT COPY
pesan yang ditulis, dan membubuhkan stempel TBaK pada formulir catatan penerima pesan.
15
IPSG
MENERIMA LAPORAN HASIL TES KRITIS
DAN NILAI KRITIS DENGAN TBaK
DO NOT COPY
menit ke dokter peminta pemeriksaan / perawat
untuk dilaporkan ke dokter.
16
KOMUNIKASI TERTULIS IPSG
DO NOT COPY
Manado untuk panduan penggunaan Singkatan
17
B. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU IPSG
DIWASPADAI/ HIGH ALERT
Tips :
1. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
2. Pastikan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
3. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa pengawasan
DO NOT COPY
4. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA, saat memberi/ menerima instruksi.
18
LOOK ALIKE (SEDIAAN INTRAVENA) IPSG
EPINEFRIN
ALINAMIN F
DOPAMIN VIT. K
TRAMADOL FUROSEMIDE
GENTAMISIN
19
SOUND ALIKE IPSG
Hidraalazine Hidroxyzine
Cerebyx Celebrex
Vinblastine Vincristine
Chlorpropamide Chlorpromazine
Glipizide Glyburide
DO NOT COPY
Daunorubicine Doxorubicine
20
HAL-HAL PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN IPSG
❖ Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat
High Alert.
❖ Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk
obat High Alert.
❖ Obat high alert disimpan di tempat terpisah, akses terbatas, diberi label
High Alert
❖ Elektrolit pekat KCL 7,46% dan obat kanker harus diencerkan terlebih
dahulu di depo farmasi dengan pelarut yang sesuai sebelum diberikan
kepada perawat untuk diberikan kepada pasien.
DO NOT COPY
❖ Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien
tanpa pengawasan.
21
Penyimpanan Obat High Alert IPSG
DO NOT COPY
22
D. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat IPSG
pasien operasi
UNIVERSAL PROTOCOL :
Tujuan : untuk mencegah salah operasi, salah
sisi, dan salah pasien.
DO NOT COPY
23
Penandaan (Mark Site) IPSG
DO NOT COPY
dan kiri)
• Beberapa digit pada jari tangan
atau kaki
24
Proses verifikasi pra-operasi IPSG
Tujuan
• Memastikan bahwa semua dokumen, foto
rontgen, hasil pemeriksaan yang relevan
tersedia, diberi label, dan dipampang
• Memastikan peralatan khusus/implan tersedia
• Menverifikasi lokasi, prosedur dan pasien yang
tepat J
•
DO NOT COPY
Care/ ODC)
Di ruangan sebelum diantar ke IBS (Instalasi Bedah
Sentral)
Di IBS saat serah terima ke perawat IBS
25
Proses Time Out IPSG
Suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan sabun/ antiseptic dibawah air
mengalir atau dengan menggunakan hands rub berbasis alcohol.
TIPS : Setiap langkah dalam 4 hitungan dan semua cincin dan jam dilepas
DO NOT COPY
27
5 Momen kebersihan tangan IPSG
DO NOT COPY
28
IPSG
F. Pengurangan risiko pasien jatuh
DO NOT COPY
4. Asesmen ulang risiko jatuh lanjut perlu dilakukan setiap 4 jam sekali untuk risiko
tinggi, 8 jam sekali untuk risiko sedang dan setiap 24 jam sekali atau sesuai kondisi
pasien untuk pasien tidak berisiko jatuh.
29
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN IPSG
DO NOT COPY
Skor minimal
Skor maksimal : 23
:7
30
Jika ada pasien dengan risiko jatuh : IPSG
5.
pasien
DO NOT COPY
sendiri, gunakan tempat duduk di kamar mandi saat pasien mandi
Pasien dikaji kembali sesuai kondisinya 32.
6. Bubuhkan tanda √ pada formulir daftar tilik untuk setiap tindakan yang dikerjakan.
31
KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN
ACC
Access to Care and Continuity of Care (ACC)
SKRINING PASIEN DI IGD (TRIASE) dan RAWAT JALAN
Petugas triase primer dan petugas skrining rawat jalan akan melakukan skrining
communicable disesase (Isolasi) dengan kriteria sebagai berikut:
1. Panas >38,5oc dan ruam di kulit
2. Panas dan riwayat perjalanan dari daerah yang terjadi wabah/kontak
dengan orang yang melakukan perjalanan dari daerah yang terjadi wabah
3. Panas dan gangguan pernapasan (batuk, sesak) dengan faktor risiko
epidemiologi
4. Rujukan dengan suspek/terkonfirmasi airborne disease
DO NOT COPY
*Jika Pasien memenuhi sekurang-kurangnya salah satu dari kriteria tersebut, maka pasien akan langsung
dievakuasi ke ruang isolasi IGD
*Jika Pasien di rawat jalan rujukan suspek atau terkonfirmasi airbone disease (TB Paru dan MDR), perawat
memberikan masker N-95 pada pasien dan mengarahkan pasien ke poliklinik DOTS atau MDR
32
SKRINING PASIEN DI IGD (TRIASE)
ACC
Kriteria pasien berdasarkan kegawatdaruratan dan waktu
tunggu pelayanan
1. Pasien dengan prioritas 0 (Kategori Hitam/Death On Arrival/DOA) dilakukan
tatalaksana pasien DOA di ruang resusitasi
2. Pasien dengan prioritas 1 (Kategori Merah/Resusitasi) langsung diteruskan ke ruang
resusitasi dengan waktu respon SEGERA.
3. Pasien dengan prioritas 2 (Kategori Orange/Emergent) langsung diteruskan ke ruang
resusitasi dengan waktu respon 2-5 menit.
4. Pasien dengan prioritas 3 (Kategori Kuning/Urgent), dilanjutkan retriage di ruang triase
sekunder, dilanjutkan di IMET Corner dan ruang akut dengan waktu respon <30 menit
5. Pasien dengan prioritas 4 (Kategori Hijau/Non-Urgent), dilanjutkan retriage di ruang
triase sekunder, dilanjutkan ke klinik ambulatory dengan waktu respon <60 menit
6.
DO NOT COPY
Pasien False emergency dilanjutkan retriage di ruang triase sekunder kemudian ke klinik
ambulatory dengan waktu respon <120 menit
33
Formulir Pengkajian Pasien Triase
Formulir Skrining Rawat Jalan
Terintegrasi ACC
DO NOT COPY
34
ACC
DO NOT COPY
35
ACC
DO NOT COPY
36
PENUNDAAN PELAYANAN / DELAYED TREATMENT
ACC
DO NOT COPY
PENCATATAN INFORMASI DAN EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA
TERINTEGRASI
37
PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP
ACC
DO NOT COPY
biaya perawatan yang diusulkan
38
PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP
ACC
TRANSFER INTERNAL DI RSUP Prof. DR. R. D. Kandou
Setiap pasien yang akan ditransfer harus diperiksa terlebih dahulu kondisinya dengan
mengisi Form Transfer Pasien.
Pasien yang akan masuk Intensive care (ICU, CVCU, NICU, PICU) dan Ruang Perawatan
Khusus : (HIGH CARE, IMC, Cardiac Center):
HARUS MEMENUHI KRITERIA MASUK dan KELUAR (Physiologic based) HARUS
MEMENUHI
Pasien tidak ditransfer dari IGD ke ruang perawatan sebelum hasil pemeriksaan
penunjang standard minimal di ketahui hasilnya
DO NOT COPY
Dokter bertanggungjawab menulis form transfer eksternal serta resume medisnya.
Resume medis dicopykan ke RS penerima pasien.
Kaji kebutuhan transportasi termasuk tenaga medis yang akan mendampingi dengan
mengisi Form Pengkajian Kebutuhan Transportasi
39
Kriteria Derajat Transfer
ACC
Pasien derajat 0 Pasien derajat 1 Pasien derajat 2 Pasien derajat 3
Pasien dengan Pasien dengan Pasien dengan Pasien dengan
Airway, ABC/hemodinami ABC yang tidak ABC yang tidak
Breathing, k stabil, namun stabil dan stabil yang
Circulation berpotensi membutuhkan membutuhkan
(ABC)/ menjadi tidak observasi lebih bantuan
hemodinamik stabil, misalnya ketat termasuk pernapasan dan
stabil yang dapat pada pasien yang penanganan atau dengan
terpenuhi baru menjalani kegagalan 1 sistem kegagalan sistem
kebutuhannya perawatan di organ atau pasien organ lainnya,
dengan ruang HCU/ICU yang yang habis tidak stabil dan
rawat inap biasa sudah menjalani operasi memerlukan
memungkinkan besar, tidak stabil bantuan alat
untuk perawatan tapi tidak pernapasan
di ruangan rawat memerlukan (pasien emergent)
DO NOT COPY
inap biasa bantuan alat
pernafasan
(pasien urgent)
40
Syarat dan Kompetensi Pendamping Pasien dan Peralatan yang harus dibawa selama transfer pasien
internal
Pasien
Petugas Pendamping
Minimal
Keterampilan Yang Dibutuhkan Peralatan Utama ACC
Transporter/Evakuator/ Bantuan Hidup Dasar Brankar/Kursi roda
Pekarya Kesehatan/
Derajat 0
Petugas Keamanan ATAU
Perawat
Transporter/Evakuator/ Bantuan Hidup Dasar Oksigen
Pekarya Kesehatan/ Pelatihan tabung gas Suction
Derajat 1 Petugas Keamanan ATAU Pemberian obat-obatan Tiang infus portable
Perawat Pompa infus dengan baterai
Oksimetri denyut
Transporter/Evakuator/ Semua keterampilan diatas ditambah Semua peralatan diatas
Pekarya Kesehatan/ Bantuan Hidup Lanjut ditambah
Derajat 2 Petugas Keamanan DAN Monitor EKG dan tekanan
Perawat darah
Defibrilator
Dokter, Perawat dan Dokter: Monitor ICU portable yang
Transporter/Evakuator/ Minimal 6 bulan pengalaman lengkap
Pekarya mengenai perawatan pasien intensif Ventilator dan peralatan
Kesehatan/Petugas dan bekerja di ICU transfer yang memenuhi
Keamanan Keterampilan bantuan hidup dasar standar minimal
DO NOT COPY
dan lanjut
Derajat 3 Keterampilan mengenai
permasalahan jalan napas dan
pernapasan, minimal level S3 atau
sederajat
Perawat:
Keterampilan bantuan hidup dasar
dan lanjut 41
Syarat dan Kompetensi Pendamping Pasien dan Peralatan yang harus dibawa selama
transfer pasien eksternal
ACC
Pasien Petugas Pendamping Keterampilan Yang Peralatan Utama
Minimal Dibutuhkan
Derajat 0 1. Petugas Ambulance Bantuan Hidup Dasar (BHD) Ambulance : Oksigen
2. Perawat dengan ambubag
Derajat 1 1. Petugas Ambulance Petugas ambulance BHD Ambulance
2. Perawat/Dokter Perawat: BLS dan ALS/PPGD Oksigen
Untuk pasien gaduh gelisah Suction
didampingi oleh perawat yang Tiang infus portable
memiliki sertifikasi penanganan Pompa infus dengan
gaduh gelisah baterai
Oksimetri denyut
Monitor EKG
Tensimeter
Defibrilator
Ambubag
42
Derajat 2 1. Petugas Ambulance Petugas ambulance BHD Ambulance
2. Perawat Perawat: BHD dan ALS/PPGD Oksigen
3. Dokter Dokter: BHD dan ALS Suction ACC
Untuk pasien gaduh gelisah Tiang infus portable
didampingi oleh perawat/dokter yang Pompa infus dengan
memiliki sertifikasi penanganan gaduh baterai
gelisah Oksimetri denyut
Monitor EKG
Tensimeter
Defibrilator
Ambubag
Obat-obat emergensi
DO NOT COPY
Tensimeter
Defibrilator
Ambubag
Obat-obat emergensi
Ventilator portabel
43
Pemantauan selama transfer
ACC
1. Pendamping transfer memantau keadaan pasien meliputi
keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital (TD, N, R,)
serta memastikan stabilitas kondisi pasien selama proses
transfer
2. Semua pasien yang ditansfer wajib dilakukan pemantauan
sebelum transfer dan setelah pasien tiba di unit tujuan
3. Pasien dengan derajat 1, 2 dan 3 wajib dilakukan
pemantauan saat transfer dengan ketentuan:
a. Derajat 1 pemantauan saat transfer tiap 1 jam (untuk
transfer eksternal pasien Derajat 0 juga dilakukan
pemantauan tiap 1 jam)
DO NOT COPY
b. Derajat 2 pemantauan saat transfer tiap 30 menit
c. Derajat 3 pemantauan saat transfer tiap 15 menit
44
ACC
DO NOT COPY
45
PEMULANGAN/ DISCHARGE
ACC
DO NOT COPY
3. Kapan harus segera kembali jika terjadi keadaan emergency
4. Instruksi perawatan selama di rumah
<"% r
46
PROFIL RAWAT JALAN
ACC
47
KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN
DO NOT COPY
lingkup dan batasan yang jelas.
• Informed Consent
• Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang
bagaimana cara memilih untuk mendonorkan organ dan jaringan lainnya.
48
HAK PASIEN
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di PFR
RS.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manuasiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan seusai dengan keinginan dan peraturan
yang berlaku di RS.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar RS.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
DO NOT COPY
data medisnya.
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternative tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
49
PFR
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan
dalam RS.
15. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan RS terhadap dirinya.
16. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
17. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana; dan
18. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan
DO NOT COPY
ketentuan peraturan perundang-undangan.
50
Kewajiban Pasien
PFR
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit:
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggungjawab;
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit:
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya ;
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya ; dan
DO NOT COPY
8. Memberikan imbalan jasa atas 'pelayanan yang diterima.
51
ISI INFORMASI YANG DIBERIKAN KEPADA PASIEN
DO NOT COPY
Informasi yang diberikan harus menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh pasien dan keluarga pasien
52
CONFIDENTIALITY
PFR
• Akses informasi pasien medis dan non medis hanya dapat
diberikan sesuai aturan dan kebijakan RS. Kerahasiaan
informasi meliputi RM, laporan lab, waktu masuk RS, jadwal
prosedur, keuangan dan informasi asuransi
• Untuk menjaga kerahasiaan pasien :
1. Hindari berbicara tentang pasien di area publik, seperti elevator,koridor RS,
kantin, dll
2. Jaga RM pasien digunakan oleh orang yang tidak berwenang
3. Lindungi layar komputer dan perbincangan telepon dari orang yang tidak
berwenang
4. Jangan membicarakan informasi pasien kecuali dengan ijin pasien atau aturan
yang berlaku
DO NOT COPY
53
YANG WAJIB MEMBERI INFORMASI ADALAH :
PFR
Dokter yang melakukan tindakan kedokteran
Dokter penanggung jawab pasien
Dokter peserta program pendidikan spesialis
Perawat yang melakukan tindakan Keperawatan
Perawat penanggung jawab ruangan
DO NOT COPY
54
DO NOT RESUSCITATE
PFR
DO NOT COPY
55
INFORMED CONSENT
DO NOT COPY
• Persetujuan tindakan Radioterapi
dilakukan pada pasien yang baru pertama kali berobat diulang setahun sekali
Rawat Jalan
untuk pengkinian data. Dan pengkajian harus dilengkapi dalam waktu < 2 jam
dilakukan di ruang rawat inap dan harus dilengkapi dalam waktu 1 x 24 jam.
Rawat Inap
Oleh DPJP, Perawat, dan petugas Kesehatan Lain
IGD dilakukan setelah triase, diselesaikan di IGD atau Intermediate dalam 8 jam
DO NOT COPY
57
2. Asesmen Ulang Pasien
diisi oleh perawat dan dokter pada kunjungan pasien yang AOP
Rawat Jalan
berikutnya
DO NOT COPY
Hasil pengkajian ulang pasien didokumentasikan pada formulir catatan perkembangan
pasien terintegrasi. Pengkajian ulang dilakukan dalam bentuk subyektif, obyektif,
analisis, dan perencanaan (SOAP).
58
PENGKAJIAN / ASESMEN PASIEN
AOP
1. Asesmen yang dilakukan di luar RS :
a. Harus diverifikasi kembali ketika pasien tiba di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou
b. Semua pengkajian dan hasil pemeriksaan penunjang yang telah > 30 Hari harus diulang
2. Semua pasien rawat jalan dan rawat inap di skrining untuk rasa nyeri.
Bila teridentifikasi adanya nyeri harus dikaji lebih lanjut: lokasi, intensitas, frekuensi, lama, dan
sifat nyeri.
3. Asesmen risiko jatuh dilakukan saat asesmen awal pasien rawat jalan/inap,
diulang bila terjadi perubahan kondisi (lengkapi dlm waktu 1 x 24 jam)
Untuk pasien dewasa (Morse Fall Scale) dan Anak-anak (Humpty Dumpty Scale)
4. Asesmen Nutrisi dilakukan pada semua pasien rawat inap/jalan 2x24 Jam terjadi perubahan
kondisi, konsultasi ke ahli gizi bila ada gangguan nutrisi.
5. Asesmen pasien terminal dilakukan jika pasien sudah diputuskan oleh DPJP dalam kondisi
terminal sesuai dengan kondisinya
DO NOT COPY
59
DISCHARGE PLANNING
DO NOT COPY
c. Rencana asuhan direvisi berdasarkan perkembangan dan kebutuhan pasien
d. Rencana asuhan awal dan setiap revisi dari rencana asuhan tersebut
didokumentasikan di dalam rekam medis dalam formulir Care Plan Terintegrasi dan
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
61
COP
DO NOT COPY
62
Petunjuk Pengisian Form Care
Plan Terintegrasi
DO NOT COPY
e.Waktu Evaluasi → Dituliskan tanggal evaluasi target
intervensi tersebut
63
Petunjuk Pengisian Form Care
Plan Terintegrasi (lanjutan…)
DO NOT COPY
lanjutan
k. Verifikasi DPJP bila rencana asuhan dibuat oleh PPA lain
64
COP
DO NOT COPY
65
KESERAGAMAN LOKASI PENULISAN INSTRUKSI MEDIS
66
• Cara Pemberian diisi cara pemberian obat, misalnya peroral,
intravena, intramuskular bukan P.O, IV, IM, dan lainnya.
• Untuk Antibiotik P/E/D* : Diisi P (untuk Profilaksis), E (untuk
Empiris) atau D (untuk Definitif). (Khusus Obat Antibiotik)
• Instruksi Medis Non Farmakologis meliputi instruksi COP
pemeriksaan penunjang, tindakan/prosedur invasive dan
non invasive, diet awal pasien, pemasangan alat-alat
kesehatan seperti kateter intravena, dower kateter, Naso
Gastric Tube dan alat kesehatan lainnya.
• Instruksi Pemberian Transfusi Darah didokumentasikan
dalam formulir Catatan Pelaksanaan Transfusi Darah
• Instruksi melalui telepon dibatasi untuk keadaan darurat
ketika Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) tidak
ada di tempat, dimana jika tidak dilakukan dalam waktu
cepat akan mengakibatkan keterlambatan pelayanan
DO NOT COPY
• Instruksi verbal dibatasi pada keadaan ketika DPJP sedang
melakukan prosedur steril
67
COP
DO NOT COPY
68
ASUHAN PASIEN DENGAN RISIKO TINGGI
DO NOT COPY
pasien geriatri, anak-anak dan pasien yang tidak bisa
membela dirinya sendiri atau terlantar, pasien
penyandang cacat (disability)
10 Pasien yang berisiko bunuh diri
lokasi pelayanan
berbeda (sesuai
panduan)
69
NURSING EARLY WARNING SCORING SYSTEM (NEWSS)
DO NOT COPY
Kategori Skor : Hijau : 0-1 Kuning: 2-3 Orange: 4-5 Merah :>5
70
NEWSS PASIEN ANAK
Skoring 0 1 2 3
Perilaku Sesuai Cenderung Sensitif Letargik/Bingung/
Murung/diam Penurunan
Respon Terhadap COP
Nyeri
Kardiovaskular Warna kulit -Tampak Pucat -Tampak -Tampak Sianosis
Pink atau CRT -CRT 3 detik Sianosis -Mottled
1-2 detik -TD Sistolik -CRT 4 detik -CRT ≥5 detik
10mmHg -Nadi lebih -Nadi lebih
diatas/dibawa cepat/lambat cepat/lambat 30
h normal 20 kali/mnt kali/mnt
DO NOT COPY
DPJP Utama/ DPJP Tim Responder
menentukan tindak lanjut terhadap
kondisi perburukan pasien.
(dalam pemantauan/ lapor DPJP)
Aktifkan Code Blue untuk tatalaksana
kegawatan lanjutan
72
*Hasil Pengkajian dan Pemantauan catat dalam form NEWSS
DO NOT COPY
73
PELAYANAN RESUSITASI
DO NOT COPY
memberikan suplementasi oksigen
74
PENGELOLAAN TRANSFUSI DARAH/PRODUK DARAH
DO NOT COPY
Ambil darah jika sudah
tersedia
Periksa kantong darah dengan double check
75
Pengambilan darah dan Pemeriksaan kantong darah
1. Jangan mengambil darah jika tidak akan ditransfusikan dalam 30 menit
2. Periksa:
a. Kesesuaian dalam formulir
• Jenis dan volume darah yang diminta
COP
• Jenis dan volume darah yang diterima
• Golongan darah
• Nomor Stok Kantong Darah
• Hasil pemeriksaan uji pra transfusi
• Jam keluar dari UTD
b. Verifikasi visual pada kantong darah
DO NOT COPY
• 15 menit setelah transfusi
dimulai
• Setiap jam selama transfusi
• Saat selesai transfusi (saat darah
2. Tanda vital
3. Gejala dan tanda
transfusi
reaksi
DO NOT COPY
• Makanan dan cairan sesuai kondisi dan jadwal pemberian
• Mandi dan kebersihan mulut minimal sehari sekali
77
Apa yang harus di monitor pada pasien yang di restrain?
• Physical distress
• Psychological distress
• Respiratory status COP
• Circulatory status
• Skin integrity
• Vital signs
• Hydration, hygiene, elimination.
Prosedur :
• Jelaskan pasien/keluarga alasan restrain > Informed Consent
• Periksa alat dan pastikan tidak terlalu kencang agar pasien dapat bernafas,
sirkulasi adekuat, dan mencegah friksi.
DO NOT COPY
Alat-alat yang diperlukan :
• Tali fiksasi yang aman
• Bantalan untuk melindungi tulang yang menonjol
78
ASESMEN/PENGKAJIAN NYERI
79
PENGKAJIAN NYERI PADA PASIEN NEONATUS – NEONATAL
INFANT PAIN SCALE (NIPS)
PENGKAJIAN NYERI
Ekspresi Wajah
0
1
Otot-otot relaks
Meringis
Wajah tenang, ekspresi netral
Otot wajah tegang, alis berkerut, dagu dan rahang tegang
COP
(ekspresi wajah negatif – hidung, mulut dan alis)
Menangis
0 Tidak Menangis Tenang, tidak menangis
1 Mengerang Merengek ringan, kadang-kadang Interpretasi :
2 Menangis Keras Berteriak kencang, menaik, melengking, terus menerus (catatan : Minimal score : 0
menangis lirih mungkin dinilai jika bayi diintubasi yang Maximum score : 7
dibuktikan melalui gerakan mulut dan wajah yang jelas)
Pola Pernafasan Skor:
0 Bernafas relaks Pola bernafas bayi yang normal
0 : Tidak Nyeri
1 Perubahan pola Tidak teratur, lebih cepat dari biasanya, tersedak, nafas tertahan
pernafasan 1-2 : Nyeri ringan
3-4 : Nyeri sedang
Lengan
0 Relaks/terikat Tidak ada kekakuan otot, gerakan tangan acak sekali-sekali >4 : Nyeri hebat
1 Fleksi/Ekstensi Tegang, lengan lurus, kaku, dan/atau ekstesi cepat, fleksi
DO NOT COPY
Kaki
0 Relaks/terikat Tidak ada kekakuan otot, gerakan kaki acak sekali-sekali
1 Fleksi/Ekstensi Tegang, kaki lurus, kaku, dan/atau ekstensi cepat, fleksi
Keadaan Kesadaran
0 Tidur/Terjaga Tenang, tidur damai atau gerakan kaki acak yang terjaga
1 Rewel Terjaga, gelisah, dan meronta-ronta
80
FLACC (Face Legs Activity Cry Consolability) PAIN SCALE
KATEGORI SKORING
0 1 2
Face (wajah) Tidak ada ekspresi tertentu atau Kadang meringis atau mengerutkan Sering cemberut konstan, rahang
senyum, kontak mata dan bunga
di lingkungan
kening, menarik diri, tidak tertarik, wajah
terlihat cemas, alis diturunkan, mata
terkatup, dagu bergetar, kerutan
yang dalam di dahi, mata COP
sebagian tertutup, pipi terangkat, mulut tertutup, mulut terbuka, garis
mengerucut yang dalam di sekitar hidung /
bibir
Legs (kaki) Posisi normal atau santai Tidak nyaman, gelisah, tegang, tonus Menendang atau kaki disusun,
meningkat, kaku, fleksi / ekstensi hipertonisitas fleksi / ekstensi
anggota badan intermiten anggota badan secara berlebihan,
tremor
Activity Berbaring dengan tenang, posisi Menggeliat, menggeser maju mundur, Melengkung, kaku, atau
(Aktivitas) normal, bergerak dengan mudah tegang, ragu-ragu untuk bergerak, menyentak, posisi tetap, goyang,
dan bebas menjaga, tekanan pada bagian tubuh. gerakan kepala dari sisi ke sisi,
menggosok bagian tubuh.
Cry (Menangis) Tidak ada teriakan / erangan Erangan atau rengekan, sesekali Terus menerus menangis,
(terjaga atau tertidur) menangis, mendesah, sesekali menjerit, isak tangis, mengerang,
mengeluh. menggeram, sering mengeluh
DO NOT COPY
Consolability Tenang, santai, tidak memerlukan Perlu keyakinan dengan sekali-sekali Sulit untuk dibujuk atau dibuat
menghibur menyentuh sesekali, memeluk, nyaman
atau 'berbicara'. Perhatian mudah
beralih
Skor 0 : tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan, 4-6:nyeri sedang, 7-10: nyeri hebat
81
NUMERICAL RATING PAIN SCALE
Untuk pasien anak dan dewasa yang dapat mengenal angka.
COP
Skor
0 : tidak nyeri,
1-3 : nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
DO NOT COPY
4-6 :nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7-10 : nyeri hebat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
82
WONG BAKER FACES PAIN SCALE
Digunakan pada pasien anak dan dewasa yang tidak mengenal angka
COP
83
Behavioural Pain Scale (BPS)
UNTUK PENGKAJIAN NYERI PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK, PASIEN TIDAK SADAR/TIDUR, DALAM SEDASI
Skor dari masing- masing item tersebut antara skor 1-4, dengan nilai total dari BPS berada dalam rentang
skor 3 (tidak nyeri) sampai skor 12 (sangat nyeri).
84
REASESMEN/PENGKAJIAN ULANG NYERI
DO NOT COPY
87
Apa Yang Harus dilaporkan perawat terkait keluhan nyeri
pada pasien?
88
KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN
Klasifikasi sedasi
ASC
Parameter Sedasi/ Sedasi Sedang Sedasi Dalam Anestesi Umum
Minimal
Responsivitas Respons normal Respons bertujuan pada Respons bertujuan Tidak dapat dibangunkan
pada stimulasi stimulasi verbal atau taktil mengikuti stimulasi meskipun dengan stimulasi
verbal berulang atau nyeri nyeri
Jalan napas Tidak terpapar Tidak ada intervensi yang Intervensi mungkin Intervensi seringkali
diminta diperlukan diperlukan
Ventilasi spontan Tidak terpapar Adekuat Mungkin tidak adekuat Seringkali tidak adekuat
Fungsi kardiovas- Tidak terpapar Biasanya terpelihara Biasanya terpelihara Mungkin terganggu
kular
DO NOT COPY
Refleks menarik menjauhi stimulus nyeri tidak diperhitungkan sebagai respons bertujuan
89
Proses Pelayanan Sedasi
90
Tahap Pra-Anestesi/Pra-Sedasi
Edukasi pasien dan proses Informed consent Dokumentasi Informed consent dan
hasil asesmen di Rekam Medik
ASC
Kunjungan Pra-Anestesia/penilaian Pra-Sedasi
Evaluasi ulang perencanaan dan persiapan sedasi Evaluasi ulang perencanaan dan persiapan sedasi
DO NOT COPY
Evaluasi ulang perencanaan dan persiapan sedasi
Evaluasi ulang perencanaan dan persiapan sedasi Evaluasi ulang perencanaan dan persiapan sedasi
91
Lembar Edukasi Terintegrasi
Edukasi wajib terkait anestesi dan sedasi selain topik dalam lembar edukasi dan Informed
consent adalah analgesia post prosedur.
Dokumentasikan edukasi dalam formulir edukasi terintegrasi
Form Edukasi dan Form Edukasi dan Form Edukasi dan
Persetujuan Tindakan Persetujuan Tindakan Persetujuan Tindakan ASC
Anestesi/Sedasi hal 1 Anestesi/Sedasi hal 2 Anestesi/Sedasi hal 3
DO NOT COPY
92
Form Intra-Sedasi
ASC
DO NOT COPY
Form Pra-Sedasi
hal 1
Form Pra-Sedasi
hal 2
93
Form Pasca Sedasi Form Penolakan/Pembatalan Form Persetujuan
ASC
DO NOT COPY
94
Catatan Pengkajian PraOperasi/ Tindakan Invasif
ASC
DO NOT COPY
95
formulir Monitoring Lokal Anestesi Formulir Pasca Operasi/ Tindakan Infasif
ASC
DO NOT COPY
96
Laporan Pembedahan Laporan Pembedahan Laporan pembedahan
hal 1 hal 2
• Diagnosis pra dan pasca operasi ASC
• Nama operator dan asisten
• Rincian prosedur yang dilakukan dan
deskripsi setiap temuan
• Komplikasi praoperasi
• Spesimen yang dikirim untuk pemeriksaan
• Jumlah kehilangan darah dan jumlah darah
yang ditransfusikan
• Nomor register seluruh alat implan yang
digunakan (dapat berupa label alat implan
yang ditempelkan)
• Tanggal, jam, dan tanda tangan dokter
97
Tahap Pasca Anestesi/Sedasi
DO NOT COPY
dokumentasi kondisi pasien PADSS atau Aldrete Score
98
BEDAH
DO NOT COPY
99
KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN
PERESEPAN
• Permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi selaku Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) pasien maupun dokter representasi (mewakili) DPJP, kepada Apoteker MMU
untuk menyediakan dan menyerahkan perbekalan farmasi bagi penderita sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
• Peresepan yang tidak jelas adalah penulisan permintaan perbekalan farmasi yang tidak
dapat dibaca minimal oleh dua orang petugas farmasi.
• Peresepan yang lengkap adalah penulisan permintaan oleh dokter dan dokter gigi
kepada apoteker untuk menyediakan perbekalan farmasi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
• Peresepan perbekalan farmasi cito adalah permintaan perbekalan farmasi oleh dokter
untuk pasien yang mengalami kegawatdaruratan/kondisi lain yang mengancam jiwa
DO NOT COPY
Pengelolaan perbekalan farmasi emergency adalah kegiatan mengelola perbekalan
farmasi emergency (troli emergency, tas emergency) yang meliputi usulan penyiapan,
penyimpanan, pemakaian dan pemantauan troli emergency.
100
NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA
DO NOT COPY
102
Pemberian Obat High Alert Kepada Pasien dan penyimpanan di ruangan rawat
103
Penerapan 7 BENAR Menunjang Medication Safety
(bagi dokter, farmasis, dan perawat)
105
• Setiap pasien dan anggota keluarga menerima
edukasi untuk membantu mereka dalam hal :
- Memberikan informed consent
- Partisipasi dalam proses perawatan
Kapan diberikan Edukasi ? PFE
• Sejak pasien masuk di IGD, rawat inap maupun rawat
jalan
• Selama dalam perawatan
• Saat akan pulang
DO NOT COPY
106
• Pasien & keluarga harus diedukasi berdasarkan
Kemampuan belajar, nilai budaya, keterampilan
membaca dan bahasa
• Catat kesanggupan belajar pasien, penghalang emosi,
keterbatasan fisik dan/atau kognitif atau bahasa yang
mempengaruhi pasien belajar PFE
• Catat semua edukasi yang sudah diterima pasien/keluarga
di RS dalam formulir Pencatatan Informasi dan Edukasi
Pasien dan Keluarga Terintegrasi dalam berkas rekam medis
DO NOT COPY
107
Contoh Edukasi kepada pasien/keluarga
DO NOT COPY
5. Edukasi mengenai diet dan nutrisi yang tepat.
6. Edukasi mengenai tata laksana nyeri
7. Edukasi mengenai teknik rehabilitasi
108
Pengkajian kebutuhan informasi dan edukasi serta rencana
kebutuhan informasi dan edukasi dalam Formulir Pengkajian Awal
PFE
DO NOT COPY
109
Formulir Pencatatan Informasi dan Edukasi Pasien dan
Keluarga Terintegrasi
PFE
DO NOT COPY
110
Health Care Organiztion Management Standards
Sentinel
DO NOT COPY
Kejadian yang menyebaban
kematian atau kerugian atau
kecacatan permanan yang bukan
penyakit atau penyakit dasarnya
Kehilangan fugsi tubuh yang luas
dan permanen yang tidak terkait
dengan perjalanan alamiah dari
karena proses penyakit yang tidak di
penyakit atau penyakit dasarnya
antisipasi yang seharusnya di cegah
111
Jenis-jenis Kejadian Sentinel
DO NOT COPY
6. Pemerkosaan, kekerasan dalam pekerjaan seperti penyerangan (yang
mengakibatkan kematian atau kehilangan fungsi); atau membunuh pasien,
pegawai, dokter, mahasiswa kedokteran, trainee, pengunjung, atau vendor
ketika berada di lingkungan rumah sakit
112
Dampak Klinis / Konsekuensi / Keparahan
113
Probabilitas / Frekuensi / Likelihood
DO NOT COPY
114
Matriks Penyusunan Tingkat Risiko
Potential Consequences
Frekuensi/ Likelihood Insignifi- Minor Mod-erate Major Catas-
cant trophic
1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi
(Tiap mgg/bln) Moderate Moderate High Extreme Extreme
5
Sering terjadi (Bebrp QPS
x/thn) Moderate Moderate High Extreme Extreme
4
Mungkin terjadi
(1-2 thn/x) Low Moderate High Extreme Extreme
3
Jarang terjadi
DO NOT COPY
(2-5 thn/x)
2
Sangat jarang sekali
Low Low Moderate High Extreme
Clinical Manajer /
Detailed review & Immediate review
Can be Lead Clinical
urgent treatment & action required
managed should assess the QPS
should be at Board level.
by consequences
undertaken by Director must be
procedure against cost of
senior management informed
treating the risk
DO NOT COPY
116
Bagan Laporan Insiden
QPS
DO NOT COPY
117
Formulir
QPS
Laporan
Insiden
DO NOT COPY
118
Indikator-indikator Hospital Wide Measures Schema
QPS
DO NOT COPY
119
QPS
DO NOT COPY
120
QPS
DO NOT COPY
121
Health Care Organiztion Management Standards
KOMPONEN STANDAR
KEWASPADAAN
1. Hand Hygiene
2. Pemakaian APD peralatan perawatan
pasien
3. Pengendalian lingkungan
4. Kesehatan karyawan PCI
5. Penanganan limbah
6. Penanganan linen/laundry yang
memadai
7. Penempatan pasien isolasi KOMPONEN
DO NOT COPY
8. Etika batuk
9. Praktek menyuntik aman
10.Praktek pencegahan untuk prosedur
TRANSMISI
1. Kontak
2. Droplet
lumbal punksi 3. Airbone
122
PEMISAHAN SAMPAH
DO NOT COPY
123
PCI
DO NOT COPY
124
PCI
DO NOT COPY
125
PCI
DO NOT COPY
126
Health Care Organiztion Management Standards
DO NOT COPY
128
Health Care Organiztion Management Standards
DO NOT COPY
medik lain
Epidemik/ wabah KODE PUTIH
Pencurian dan Penculikan Bayi/Anak KODE PINK
129
Penetapan Siaga sesuai dengan tingkat siaga.
Tingkat Siaga ialah tingkat kewaspadaan, pengendalian komando sesuai dengan sifat dan
tingkat kebakaran yang terjadi :
Siaga I : Tingkat lokal / setempat di satu unit kerja Komando pada siaga III dilaksanakan
oleh kepala unit kerja tempat kejadian kebakaran selaku Ketua Tim Pencegahan dan
Pengendalian Kebakaran unit tersebut dengan berkoordinasi dengan Komite K3 (Sub
Komite K3 - Ketua Penanggulangan Kebakaran) selaku penanggung jawab tim bencana.
Siaga II : Tingkat kebakaran sudah membesar dan melibatkan unit kerja lain, Komando
pada siaga II dilaksanakan oleh Direktur Utama RSUP Kandou atau pejabat setingkat
dibawahnya (Ketua Penanggulangan kebakaran) yang mempunyai kewenangan untuk
mengerakkan semua sumber daya yang ada di RSUP Kandou.
Siaga III : Tingkat kebakaran sudah sulit diatasi, melibatkan dinas Kebakaran Pemkot FMS
Manado dan Kepolisian/ Koramil, Komando pada siaga I diambil alih komando Dinas
Pemadam Kebakaran Pemkot Manado yang dibantu oleh Unsur Kepolisian dan tim
DO NOT COPY
Penanggulangan Kebakaran RSUP Kandou, Direktur Utama RSUP Kandou selaku komandan
siaga II membantu komandan Dinas Pemadam Kebakaran dalam pengaturan evakuasi dan
penyelamatan pasien atau petugas yang mengalami cidera
130
PENYEBAB – PENYEBAB KEBAKARAN :
Listrik : Bengkel
•Instalasi tidak terawat/ sudah tua • Ledakan Gas
•Instalasi dan panel tidak memenuhi ketentuan • Material aus/ lelah
•Pentanahan / grounding kurang baik • Tekanan tidak terkontrol
•Sambungan tidak sesuai / sempurna
•Pembebanan berlebih Bahan Kimia
•Sambaran Petir • Penyimpanan tidak sesuai ketentuan
• Tekanan udara tinggi
Api • Temperatur tinggi
•Pembakaran sampah
•Las / Sumber Api terbuka
•Kompor Gas / Listrik
•Rokok
DO NOT COPY
Tanpa Rokok di Lingkungan Kemenkes.
131
KELAS KEBAKARAN
Jenis Kebakaran Jenis APAR
1. Kebakaran benda padat mudah terbakar bukan logam. Contoh : Kelas A
kayu, kertas, kain, karet, plastik
Bahan Pemadaman : Air, Busa, Dry Chemical Powder
2. Kebakaran benda Liquid (gas dan cair) yg mudah menyala. Kelas B
Contoh : LPG, Minyak Tanah, Besin, Lilin, dll.
Bahan Pemadaman : Pasir, Busa (foam), Dry Chemical Powder, CO2.
3. Kebakaran pada peralatan yang dialiri arus listrik. Contoh : Setrika Kelas C
Listrik, Kompor listrik, dll.
Bahan Pemadaman : Dry Chemical Powder, CO2.
4. Kebakaran Bahan logam-logam mudah terbakar. Kelas D FMS
Contoh : Magnesium, Natrium,dll.
Bahan Pemadaman : Chemical Powder
DO NOT COPY
132
A P A R (ALAT PEMADAM API RINGAN)
DEFINISI :
• Adalah alat pemadam kebakaran yang RINGAN, MUDAH DIBAWA digunakan oleh satu orang
sebagai upaya untuk memadamkan api pada AWAL MULA kebakaran/ VOLUME API KECIL.
FMS
DO NOT COPY
133
CARA MERAWAT APAR
Cek Jarum Regulator
Kunci
FMS
Cek Segel dan Pin
DO NOT COPY
Cek Kadaluarsa
Cek Selang & Ujung Nozzle Isi Kartu Pemeliharaan
oleh Kepala SatKer
135
PIKTOGRAM/ SIMBOL B3
BAHAYA FISIK BAHAYA KESEHATAN BAHAYA LINGKUNGAN
Toksisitas akut Bahaya toksisitas
akut dan kronik
Mudah meledak pada lingkungan
akuatik
DO NOT COPY
logam kesehatan sampai tingkat
tertentu
Berat
136
Health Care Organiztion Management Standards
• Kualifikasi staf
• Ijazah pendidikan
• Verifikasi Ijazah
• SIP/SIK
• Verifikasi SIP/SIK
• STR • SPK (surat penugasan klinis)
• Verifikasi STR dan verifikasi • RKK (rincian kewenagan klinis)
pelatihan • Uraian tugas umum SQE
• Uraian tugas
• Riwayat pekerjaan:
DO NOT COPY •
•
Daftar riwayat hidup
Sk pengangkatan /sk penempatan
• Evaluasi kinerja dan kompetensi
137
Isi Minimal Personal File (lanjutan)
• Evaluasi kinerja dan kompetensi
• Evaluasi praktik professional berkelanjutan (OPPE) on going
professional praktis evaluasi
• Sasaran kinerja pegawai
• Indeks kinerja individu
• Pendidikan, Sertifikat pendidikan berkelanjutan dan pelatihan
yang diikuti
• BHD
• PPI
• K3RS
• SKP ( sasaran keselamatan pasien)
• BTCLS, ACLS, ATLS, GEL SQE
DO NOT COPY
• Orientasi
• Kredensial
• Rekredensial
138
ALUR PENYELESAIAN KEJADIAN TINDAKAN KEKERASAN
PADA KARYAWAN
ADA
KEKERASAN
PADA
KARYAWAN
DIREKTUR
KEPALA INSTALASI UTAMA
BAGIAN SDM
SQE
139
Alur pelaporan
Alur pelaporan second
second victim
victim
SQE
DO NOT COPY
140
Bantuan Hidup Dasar
SQE
DO NOT COPY
141
Kewenangan Klinis
Pengertian:
Kewenangan Klinis (Clinical privilege) adalah hak khusus seseorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk
periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment)
Prosedur:
1. Staf medis mengajukan permohonan kewenangan klinis kepada Direktur RSUP Prof.
dr. R.D. Kandou Manado dengan mengisi formulir daftar rincian kewenangan klinis
yang telah disediakan rumah sakit dengan dilengkapi bahan-bahan pendukung
2. Berdasarkan permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan oleh Direktur
RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado kepada Komite Medik
3. Komite Medik melalui Sub Komite Kredensial akan melakukan kajian terhadap
formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah diisi oleh pemohon
SQE
4.
DO NOT COPY
Dalam melakukan kajian Sub Komite Kredensial dapat membentuk Panitia Ad-hoc
dengan melibatkan mitra bestari (peer review) dari disiplin yang sesuai dengan
kewenangan klinis yang diminta berdasarkan buku putih (white paper)
142
Kewenangan Klinis (lanjutan)
DO NOT COPY
Kredensial.
143
Kewenangan Klinis (lanjutan)
1. Kompetensi:
• Area kompetensi terutama kompetensi medis sesuai
standar, yang disahkan oleh lembaga pemerintah yang
berwenang untuk itu;
• Kognitif
• Afektif
• Psikomotor
SQE
2. Kompetensi fisik
DO NOT COPY
3. Kompetensi mental/perilaku
4. Perilaku etis
144
Kewenangan Klinis (lanjutan)
DO NOT COPY
6. Diakhiri
145
Health Care Organiztion Management Standards
MOI
DO NOT COPY
146
Singkatan yang perlu diperhatikan penulisannya
15
PO DO NOT COPY
Per os atau
q.d atau QD
Melalui mulut, per oral
Setiap hari
pada mata
OS disalahartikan sebagai mata kiri (Okular
Sinistra)
Disalahartikan sebagai 'q.i.d' (4 kali sehari),
terutama jika tanda titik setelah 'q' atau ekor
Tuliskan, ‘melalui mulut’, atau ‘per
oral’
Tuliskan ‘setiap hari’
MOI
menyebabkan overdosis pemberian obat hingga
DO NOT COPY
10 kali lipat (contoh: 4U disalahartikan sebagai 40,
atau 4u disalahartikan sebagai 44).
- Dapat juga disalahartikan sebagai 'cc' sehingga
obat diberikan dalam volume bukan unit (contoh:
4u disalahartikan sebagai 4 cc)
148
Perhatikan hal-hal berikut mengenai Rekam Medis
DO NOT COPY
pasien pulang.
149
Perhatikan hal-hal berikut mengenai Rekam Medis
Penggunaan singkatan, simbol dan atau tanda khusus sebagai salah satu
faktor identifikasi penyakit harus sesuai dengan daftar singkatan, simbol
yang sudah ditetapkan oleh RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado.
Bila ada kesalahan dalam penulisan rekam medis maka pembetulan
kesalahan catatan tersebut dilakukan pada tulisan yang salah dengan cara
dicoret dengan satu garis lurus dan diberi paraf dan nama jelas, tidak
dengan cara lain.
Penulisan nama obat tidak boleh disingkat.
Berkas rekam medis pasien harus selalu tertutup dari dan tidak dapat
dijangkau oleh selain petugas yang sedang menangani pasien tersebut.
MOI
•
DO NOT COPY
Semua pelanggaran terkait Rekam Medis akan dilaporkan oleh para tim
peninjau dan bisa berpengaruh pada IKI.
150
Academic Medical Center Hospital Standards
DO NOT COPY
Tingkat III (Lanjut) Label “Merah”
Proses pembelajaran kolaboratif antara konsulen dan PPDS
agar bisa melakukan aktivitas klinis tertentu dengan
MPE
152
Pengawasan Supervisor Terhadap Residen
Supervisor
DO NOT COPY
Program
Pendidikan
Pasien
MPE
Sekretariat
DO NOT COPY
Anggota Anggota
HRP
154
TIM PENYUSUN BUKU SAKU PANDUAN AKREDITASI
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Pelindung :
dr. Maxi R. Rondonuwu, DHSM, MARS
dr. Celestinus E. Munthe, Sp.KJ, M.Kes
Dr. dr. Jimmy Panelewen, Sp.B-KBD
Erwin Susanto, SE
DO NOT COPY
3. Ns. Maya Adhistya, S.Kep 10. Achne Sepang, SE
4. Ns. Tuti Orangbio, S.Kep 11. Irwan Kawulusan, SH
5. Ns. Wilken Palit, S.Kep 12. Maxi Lombok, SPd, M.Mkes
6. Yudhistira Mirah, S.Kep 13. Dra. Wantje Lanti, Apt. M.Farm.Klinik
7. Andri H. Karundeng, Amd.Kep 14. Ns. Fredna Joula Robot, M.Kep
155