Asam folat adalah bentuk vitamin B kompleks yang larut dalam air. Vitamin
B atau asam folat diperlukan dalam pembangunan tubuh karena bersifat
multifungsi, mulai dari memproduksi DNA hingga membentuk sel darah merah.
Keberadaan nutrisi ini sudah sejak lama diketahui penting sebagai pemelihara
kesehatan bagi semua usia, mulai dari bayi di dalam kandungan hingga orang
dewasa. Menurut jurnal yang berjudul “Kontribusi Asam Folat dan Kadar
Haemoglobin Pada Ibu Hamil Terhadap Pertumbuhan Otak Janin di
Kabupaten Karawang Tahun 2011”, asam folat mempunyai peran yang sangat
vital dalam pencegahan cacat bawaan. Selain itu juga berperan dalam neuro
kognitif (Sulhub, et all, 2000). Asam folat sangat penting untuk mencegah
terjadinya cacat janin, menghindari anemia.
Asam folat adalah sumber vitamin yang sangat penting untuk sistem kerja
tubuh. Asam folat alami bisa didapatkan dari berbagai jenis makanan. Asam folat
merupakan zat gizi utama untuk calon ibu hamil dan ibu hamil dalam mencegah
berbagai macam masalah cacat pada saraf dan tulang belakang pada janin. Tapi
kandungan asam folat dalam berbagai jenis makanan juga penting untuk
memelihara sistem kekebalan tubuh, mencegah penyakit jantung, stroke dan
penting untuk menstimulasi pembentukan sel darah merah dalam tubuh. Tubuh
tidak menggunakan bentuk alami asam folat (folat) semudah bentuk buatan
manusia. Kita tidak bisa memastikan bahwa makan makanan yang mengandung
folat akan memiliki manfaat yang sama seperti mengkonsumsi suplemen asam
folat. Selain itu, bahkan jika menjalankan konsumsi makan sehat, diet seimbang,
mungkin saja nutrisi yang dibutuhkan tidak dapat dipenuhi dari makanan saja. Di
Amerika Serikat, sebagian besar wanita yang mengkonsumsi makanan yang
diperkaya dengan asam folat dan masih tidak mendapatkan semua yang mereka
butuhkan. Itulah mengapa konsumsi asam folat setiap hari itu penting. Tubuh
manusia tidak dapat mensintesis struktur folat, sehingga membutuhkan asupan
dari makanan. Walaupun banyak bahan makanan yang mengandung folat, tetapi
karena sifatnya termolabil dan larut dalam air, sering kali folat dari bahan-bahan
makanan tersebut rusak karena proses memasak. Pemanasan dapat merusak 50-
90% folat yang terdapat dalam makanan. Menurut jurnal yang berjudul
“Gambaran Pola Konsumsi Asam Folat dan Status Asam Folat Pada Ibu
Hamil di Kabupaten Gowa”, pada distribusi skor juga terdapat beberapa sumber
bahan makanan yang mengandung aam folat yang sering dikonsumsi oleh ibu
hamil antara lain kacang hijau, kangkung, telur, susu bubuk dan pisang. Jenis-
jenis makanan ini merupakan jenis sumber asam folat yang memiliki kandungan
asam folat sangat tinggi.
Menurut jurnal yang berjudul “Pemberian Zat Besi (Fe) Dalam Kehamilan
oleh Is Susiloningtyas” mengatakan bahwa perhitungan makan 3x sehari atau
1000-2500 kalori akan menghasilkan sekitar 10–15 mg zat besi perhari, namun
hanya 1-2 mg yang di absorpsi.jika ibu mengkonsumsi 60 mg zat besi, maka
diharapkan 6-8 mg zat besi dapat diabsropsi, jika dikonsumsi selama 90 hari maka
total zat besi yang diabsropsi adalah sebesar 720 mg dan 180 mg dari konsumsi
harian ibu.
A. Definisi
Imunisasi berasal dari kata imun yaitu kebal atau resisten. Ibu hamil, bayi dan
anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.
(Depkes RI 2005). Imunisasi menurut IDAI (Ikatan DokterAnak Indonesia)
adalah suatu cara untuk meingkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen, sehingga bila kelak terpapar pada antigen serupa, tidak terjadi
penyakit. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin yang merupakan
kuman penyakit yang telah dibuat lemah kepada seseorang agar tubuh dapat
membuat antibody sendiri terhadap kuman penyakit yang sama (WHO, 2002 dan
IDAI, 2008).
Imunisasi untuk memicu imunitas dengan cara memasukan kuman yang
sudah dilemahkan kedalam tubuh dengan tujuan untuk menimbulkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, imunisasi diberikan kepada balita
atau ibu hamil untuk mencegah penyakit PD3I (Penyakit yang dapat Dicegah
Dengan Imunisasi) sehingga jika terpapar dengan penyakir tersebut tidak akan
sakit berat atau sakit ringan (Depkes RI 2005). Vaksin adalah antigen yaitu dapat
berupa bibit penyakit yang sudah dilumpuhkan atau dimatikan (bakteri, virus atau
riketsia), dapat berupa tiroid dan rekayasa genetika (rekombinasi) (Depkes RI,
2004). Vaksin Tetanus Toksoid (TT) adalah vaksin yang mengandung toksoid
kuman tetanus yang telah dilemahkan dan dimurnikan yang terabsorbsi kedalam 3
mg/ml aluminium fosfat. Vaksin Tetanus Toksid dipergunakan
untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan cara mengimunisasi ibu
yang sedang hamil, dan juga untuk mencegah tetanus.
Berdasarakan dari cara timbulnya, maka terdapat dua jenis kekebalan. (IDAI,
2002) yaitu
1. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan
dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang
diperoleh dari ibu, atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan
immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan
dimetabolisme oleh tubuh.
2. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif yaitu kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat
terpapar pada antigen seperti pada manusia (antara lain imunisasi TT), atau
terpapar secara ilmiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung lama karena
adanya memori imunologik.Tetanus Toksoid (TT) adalah antigen yang sangat
aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apa
bila ibu hamil mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
5. Dukungan Suami
Tetanus Difteri saat kehamilan sebanyak 50 (53,8%) responden, dan suami
yang mendukung sebesar 43 (46,2%) responden. Menurut hasil penelitian yang
telah dilakukan, sebagian besar suami hanya memberikan ijin dan mengantarkan
istri dalam pelaksanaan imunisasi Tetanus Difteri di bidan desa atau puskesmas.
Sebagian besar ibu hamil tetap melakukan pekerjaan rumah terlebih dahulu
sebelum ibu pergi melakukan imunisasi Tetanus Difteri. Sehingga suami tidak
perlu membantu melakukan pekerjaan rumah yang telah dilakukan sebelumnya
oleh istri.
6. Frekuensi Pemberian
Jarak pemberian yang terlalu dekat, pada saat kadar antibodi masih tinggi,
maka antigen yang masuk segera dinetralkan oleh antibodi tersebut sehingga
tidak sempat merangsang sistem kekebalan. (National Health and Medical
Research Council, 2008).
I. Kontraindikasi.
Vaksin TT adalah vaksin yang aman dan tidak mepunyai kontra indikasi.
Meskipun demikian imunisasi TT jangan diberikan pada Ibu dengan riwayat
reaksi berat terhadap imunisasi TT pada masa lalunya, .Ibu dengan panas tinggi
dan sakit berat. Namun demikian ibu tersebut dapat di imunisasi segera setelah
sembuh (Kemeskas RI, 2011).
J. Tempat pelayanan
Menurut Depkes RI (2004), tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi
TT antara lain puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin,
polindes, posyandu, rumah sakit swasta dokter praktektempat-tempat pelayanan
milik pemerintah yang memberikan pelayanan imunisasi diberikan dengan gratis.
DAFTAR PUSTAKA