Anda di halaman 1dari 69

HUKUM BISNIS

“HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)”

DISUSUN

Oleh :

ELVI FITRIA (1800542021)

REZA ELVANIA (1800542089)

MUTHIAH GUSRINA (1800542091)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN AJARAN 2019/2020


2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya dalam penyusunan

makalah hak atas kekayaan intelektual(HAKI). Penyusun menyadari bahwa tanpa

penyertaan-Nya, makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.

Makalah hak atas kekayaan intelektual(HAKI) ini ditulis untuk disusun

sebagai syarat dalam mengikuti mata kuliah softskill. Makalah Hukum Industri ini

tidak hanya sebuah syarat semata, melainkan dapat memberi banyak manfaat bagi

pennyusun dan pembaca.

Makalah hak atas kekayaan intelektual(HAKI) ini membahas mengenai

materi hukum industri. Penyusun berharap Makalah Hukum Industri ini dapat

memberi banyak manfaat bagi pembaca. Penyusun menyadari bahwa Makalah

hak atas kekayaan intelektual(HAKI) ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

Padang,24 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A.Latar Belakang ...............................................................................


B.Rumusan Masalah ..........................................................................
C.Tujuan Penulisan ............................................................................
D.Manfaat Penulisan..........................................................................
E.Metode Penulisan ...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................
1.Hak Atas Kekayaan Intelektual ........................................................
A.Sejarah Hak Atas Kekayaan Intelektual ......................................
B.Pengertian Hak Atas Kekayaan Inetelektual ...............................
C.Sifat-Sifat Hak Atas Kekayaan Intelektual..................................
D.Prinsip-prinsip Hak Atas Kekayaan Intelektual ..........................
2.Ruang Lingkup HAKI.......................................................................
A.Hak Cipta ....................................................................................
B.Hak Kekayaan Industri ...............................................................
1.Hak Paten .................................................................................
2.Hak Merek dan Indikasi Geografi ...........................................
3.Hak Desain Industri .................................................................
4.Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu ..................................
5.Hak Rahasia Dagang ...............................................................
3.Pentingnya Hak Atas Kekayaan Intelektual......................................

ii
BAB III PENUTUP ...................................................................................
A.Kesimpulan ..................................................................................
B.Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau

sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang

berguna dan memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu

dilindungi, agar ide-ide cemerlang dan kreatif yang telah diciptakan tidak diklaim

atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu

dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif tersebut. Untuk tingkat internasional

organisasi yang mewadahi bidang HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) adalah

WIPO (World Intellectual Property Organization).

Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan,

penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan

sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka

dirasakan perlunya perlindungan hukum terhadap hak cipta. Perlindungan hukum

tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan iklim yang lebih baik

untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di bidang ilmu pengetahuan,

seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah

Undang-undang nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui

beberapa perubahan dan telah diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu

1
Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12

(dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak

Hanya karya cipta, invensi di bidang teknologi (hak paten) dan kreasi

tentang penggabungan antara unsur bentuk, warna, garis (desain produk industri)

serta tanda yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa (merek) juga

perlu diakui dan dilindungi dibawah perlindungan hukum. Dengan kata lain Hak

atas Kekayaan Intelektual (HaKI) perlu didokumentasikan agar kemungkinan

dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau

dicegah

Tumbuhnya konsepsi kekayaan atas karya-karya intelektual pada akhirnya

juga menimbulkan untuk melindungi atau mempertahankan kekayaan tersebut.

Pada gilirannya, kebutuhan ini melahirkan konsepsi perlindungan hukum atas

kekayaan tadi, termasuk pengakuan hak terhadapnya. Sesuai dengan hakekatnya

pula, HaKI dikelompokan sebagai hak milik perorangan yang sifatnya tidak

berwujud (Intangible).

Pengenalan HaKI sebagai hak milik perorangan yang tidak berwujud dan

penjabarannya secara lugas dalam tatanan hukum positif terutama dalam

kehidupan ekonomi merupakan hal baru di Indonesia. Dari sudut pandang HaKI,

aturan tersebut diperlukan karena adanya sikap penghargaan, penghormatan dan

perlindungan tidak saja akan memberikan rasa aman, tetapi juga mewujudkan

iklim yang kondusif bagi peningkatan semangat atau gairah untuk menghasilkan

karya-karya inovatif, inventif dan produktif.

2
Jika dilihat dari latar belakang historis mengenai HaKI terlihat bahwa di

negara barat (western) penghargaan atas kekayaan intelektual atau apapun hasil

olah pikir individu sudah sangat lama diterapkan dalam budaya mereka yang

kemudian ditejemahkan dalam perundang-undangan. HaKI bagi masyarakat barat

bukanlah sekedar perangkat hukum yang digunakan hanya untuk perlindungan

terhadap hasil karya intelektual seseorang akan tetapi dipakai sebagai alat strategi

usaha dimana karena suatu penemuan dikomersialkanta kekayaan intelektual,

memungkinkan pencipta atau penemu tersebut dapat mengeksploitasi

ciptaan/penemuannya secara ekonomi. Hasil dari komersialisasi penemuan

tersebut memungkinkan pencipta karya intelektual untuk terus berkarya dan

meningkatkan mutu karyanya dan menjadi contoh bagi individu atau pihak lain,

sehingga akan timbul keinginan pihak lain untuk juga dapat berkarya dengan lebih

baik sehingga timbul kompetisi.Perkembangan Haki di Indonesia.

Pada awal tahun 1990, di Indonesia, HAKI itu tidak populer. Dia mulai

populer memasuki tahun 2000 sampai dengan sekarang. Tapi, ketika

kepopulerannya itu sudah sampai puncaknya, grafiknya akan turun. Ketika dia

mau turun, muncullah hukum siber, yang ternyata kepanjangan dari HAKI itu

sendiri. Jadi, dia akan terbawa terus seiring dengan ilmu-ilmu yang baru. Tapi

kalau yang namanya HAKI dan hukum siber itu prediksi saya akan terus

berkembang pesat, seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang tidak

pernah berhenti berinovasi.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan

masalah pada makalah ini adalah sebgai berikut:

1) Bagaimana sejarah perkembangan HAKI terutama di Indonesia?

2) Apa yang dimaksud dengan HAKI?

3) Bagaimana sifat-sifat HAKI?

4) Bagaimana prinsip-prinsip HAKI?

5) Apa tujuan HAKI?

6) Apa saja ruang lingkup HAKI?

7) Apa pengertian,landasan hukum,subjek,objek dan jangka waktu dari ruang

lingkup HAKI?

8) Mengapa HAKI itu penting?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan pembahasan makalah ini,yang berjudul “HAK

ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL” berdasarkan rumusan masalah diatas

adalah untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan

antara lain:

1) Untuk mengetahui sejarah perkembangan HAKI terutama di Indonesia.

2) Untuk mengetahui pengertian HAKI

3) Untuk mengetahui sifat-sifat HAKI

4) Untuk mengetahui prinsip-prinsip HAKI

5) Untuk mengetahui tujuan HAKI

4
6) Untuk mengetahui ruang lingkup HAKI

7) Untuk mengetahui pengertian,landasan hukum,subjek,objek,dan jangka

waktu dari ruang lingkup HAKI

8) Untuk mengetahui pentingnya HAKI.

D. Manfaat Penulisan

Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama

bahwa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini

adalah dapat menambah khazanah keilmuan terutama di bidang hukum terutama

hukum Bisnis dan semoga keberadaan hukum ini dapat memberi masukan bagi

semua pihak.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka

yang berorientasi pada buku-buku Hukum Bisnis

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Hak Atas Kekayaan Intelektual

A. Sejarah Hak Atas Kekayaan Intelektual

HAKI pertama muncul di Venesia (Italia) pada tahun 1470 dan berkaitan

dengan hak paten.Konsep HAKI ini,kemudian diadopsi kerajaan Inggris pada

tahun 1500-an. Semakin lama,konsep HAKI mulai diadopsi banyak negara-negara

di dunia. Agar konsep tentang HAKI ini menjadi sama, maka dilakukan

harmonisasi. Harmonisasi HAKI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya

paris convention untuk masalah paten, merek dagang dan desain.1

Kemudian, pada tahun 1886 diadakanlah Berne Convetion untuk masalah

copyright/ hak cipta. Kedua konvesi itu membentuk biro administrasif yang

dikenal dengan nama World Intelktual Propetty Organization (WIPO). WIPO

menjadi badan khusus dibawah PBB yang menangani administrasi perjanjian

multilateral mengenai HAKI.2

Peraturan perundangan HaKI di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan

Belanda dengan diundangkannya Octrooi Wet No. 136 Staatsblad 1911 No. 313,

Industrieel Eigendom Kolonien 1912 dan Auterswet 1912 Staatsblad 1912 No.

600.

1
Ermansjah Djaja,Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Jakarta : Sinar Grafika 2010),hlm.9
2
Ibid.

6
Di Indonesia, HaKI mulai populer memasuki tahun 2000 sampai dengan

sekarang. Tapi, ketika kepopulerannya itu sudah sampai puncaknya, grafiknya

akan turun. Ketika mau turun, muncullah hukum siber (cyber), yang ternyata

perkembangan dari HaKI itu sendiri. Jadi, HaKI akan terbawa terus seiring

dengan ilmu-ilmu yang baru. seiring dengan perkembangan teknologi informasi

yang tidak pernah berhenti berinovasi.3

Pada tahun 1994, Indonesia masuk sebagai anggota WTO (World Trade

Organization) dengan meratifikasi hasil Putaran Uruguay yaitu Agreement

Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi

Perdagangan Dunia). Salah satu bagian penting dari Persetujuan WTO adalah

Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights Including


4
Trade In Counterfeit Goods (TRIPs). Sejalan dengan TRIPs, Pemerintah

Indonesia juga telah meratifikasi konvensi-konvensi Internasional di bidang

HaKI, yaitu:5

 Paris Convention for the protection of Industrial Property and

Convention Establishing the World Intellectual Property Organizations,

dengan Keppres No. 15 Tahun 1997 tentang perubahan Keppres No. 24

Tahun 1979

3
https://ihsanfzn.blogspot.com/2013/04/perkembanganhaki-di-indonesia-peraturan.html diakses
pada tanggal 22 November 2019
4
Djaja ,Op .cit.,9
5
Ibid.

7
 Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulation under the PCT,

dengan Keppres No. 16 Tahun 1997

 Trademark Law Treaty (TML) dengan Keppres No. 17 Tahun 1997

 Bern Convention.for the Protection of Literary and Artistic Works

dengan Keppres No. 18 Tahun 1997

 WIPO Copyrights Treaty (WCT) dengan KeppresNo. 19 Tahun 1997

Sejalan dengan masuknya Indonesia sebagai anggota WTO/TRIPs dan

diratifikasinya beberapa konvensi internasional di bidang HaKI maka Indonesia

harus menyelaraskan peraturan perundang-undangan di bidang HaKI. Untuk itu,

pada tahun 1997 Pemerintah merevisi kembali beberapa peraturan perundang-

undangan di bidang HaKI,yaitu dengan mengundangkan :6

 Undang-undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-

undang No.6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

undang No. 7 Tahun1987 tentang Hak Cipta

 Undang-undang No. 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-

undang No.6 Tahun 1989 tentang Paten

 Undang-undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-

undang No.19 Tahun 1992 tentang Merek;

6
ibid

8
Selain ketiga undang-undang tersebut di atas, pada tahun 2000 Pemerintah

juga mengundangkan :7

 Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

 Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri

 Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit

Terpadu.

Dengan pertimbangan masih perlu dilakukan penyempurnaan terhadap

undangundang tentang hak cipta, paten, dan merek yang diundangkan tahun 1997,

maka ketiga undangundang tersebut telah direvisi kembali pada tahun 2001.

Selanjutnya telah diundangkan:8

 Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten

 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.

Perubahan sikap individu dalam masyarakat juga di dukung situasi pergaulan

antar pemerintah. Keputusan-keputusan pemerintah untuk bergabung atau tidak

bergabung dengan organisasi tertentu atau meretifikasi suatu kesepakatan

internasional secara nyata akan turut mempengaruhi arah kebijakan pemerintah

yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap pola perilaku masyarakat.9

7
Djaja ,Op .cit.,9
8
Ibid.
9
Ermansjah Djaja,Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Jakarta : Sinar Grafika 2010),hlm.9

9
HAKI merupakan suatu hal yang baru dalam sistem hukum Indonesia.Dalam

kehidupan masyarakat,pengakuan terhadap karya intelektual sudah ada,tapi hanya

berupa pengakuan secara moral dan etika.Masyarakat Indonesia pada dasarnya

merupakan suatu komunitas yang komunal dengan tingkat kebersamaan yang

tinggi,sehingga hak-hak individu meskipun ada masih kalah oleh kepentingan

bersama.Hak-hak individu tetap dihormati,tetapi pengaturannya sebatas pada

aturan dan norma yang tidak tertulis.10

Seiring dengan perkembangan zaman,dunia semakin lama semakin

sempit.Teknologi komunikasi yang telah menciptakan kemudahan dalam

berinteraksi antara manusia tanpa kendala jarak dan waktu.Melalui media

radio,televisi,internet orang bisa menyaksikan kejadian yang terjadi dibelahan

bumi yang lain.Pertukaran tradisi,kebiasaan dan adat istiadat antar negara

berlangsung dengan cepat.Gaya hidup,fashion,perkawinan antar ras satu dengan

ras yang lain kemudian menciptakan kebudayaan baru yang disebut budaya

modern.Indonesia sebagai bagian dari dunia juga tidak bisa lepas dari adanya

pengaruh budaya modern.11

B. Pengertian Hak Atas Kekayaan Inetelektual

Hak kekayaan intelektual adalah hak kebendaan,hak atas sesuatu benda yang

bersumber dari hasil kerja otak,hasil kerja ratio.Hasil dari pekerjaan ratio manusia

yang menalar.Hasil kerjanya ini berupa immateril yaitu benda tidak berwujud.12

10
Much Nurrahmad,Segala Tentang HAKI Indonesia Buku Pintar Memahami Aturan HAKI Kita
(Jakarta : Diva Press 2012),hlm,13
11
Ibid.
12

10
Hasil kerja otak itu kemudian dirumuskan sebagai intelektualitas.Orang yang

optimal memerankan kerja otaknya disebut sebagai orang terpelajar,mampu

menggunakan ratio,mampu berpikir secara rational dengan menggunakan

logika.Karena itu hasilnya disebut rasional atau logis.Orang yang tergabung

dalam kelompok ini adalah kaum intelektual.Itu pulalah sebabnya hasil kerja otak

yang membuahkan hak atas kekayaan intelektual bersifat eksklusif.Hanya orang

tertentu saja yang dapat melahirkan hak semacam itu.Berkembangnya peradaban

manusia,dimulai dari kerja otak itu.13

Hak Kekayaan Intelektual adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk

Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa

Jermannya. Istilah atau terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan

untuk pertama kalinya pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793

mengatakan tentang hak milik dari si pencipta ada pada bukunya. Yang dimaksud

dengan hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian

isinya. HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual.14

Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun

dijual. Adapun kekayaan intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil

produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra,

gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan lain-lain yang berguna untuk manusia.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa HaKI atau HKI adalah hak yang berasal

dari hasil kegiatan kretif suatu kemampuan daya berpikir manusia yang

13
14

11
mengepresikan kepada khalayak umum dalam berbagai bentuk, yang memiliki

manfaat serta berguna dalam menunjang khidupan manusia, juga mempunyai nilai

ekonomis yang melindungi karya-karya intelektual manusia tersebut.15

Sistem HaKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk

mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak

eklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HaKI (inventor, pencipta,

pendesain dan sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil

karya (kreativitas) dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut

mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan

masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar.16

Disamping itu sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang

baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya

teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan

dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat

memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau

mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih

tinggi lagi.17

HaKI adalah konsep hukum yang netral. Namun, sebagai pranata, HaKI juga

memiliki misi. Di antaranya, menjamin perlindungan terhadap kepentingan moral

dan ekonomi pemiliknya. Bagi Indonesia, pengembangan sistem HaKI telah

15
16
17

12
diarahkan untuk menjadi pagar, penuntun dan sekaligus rambu bagi aktivitas

industri dan lalu lintas perdagangan18

C. Sifat-Sifat Hak Atas Kekayaan Intelektual

Hak atas kekayaan intelektual sebagai bagian dari hukum harta benda

(hukum kekayaan),maka pemiliknya pada prinsipnya adalah bebas berbuat apa

saja sesuai dengan kehendaknya dan memberikan isi yang dikehendakinya sendiri

pada hubungan hukumnya. Hanya dalam perkembangan selanjutnya kebebasan itu

mengalami perubahan,kita ingat misalnya akan pembatasan berupa adanya lisensi

wajib,pengambilalihan oleh negara,kreasi dan penciptaan tidak boleh bertentangan

dengan kesusilaan dan ketertiban umum.19

Dari perkembangan yang ada,tampaknya kini peraturan hak atas kekayaan

intelektual menempatkan undang-undang tidak semata-mata bersifat

tambahan,tetapi bahwa pembuat undang-undang telah bermaksud untuk

memberikan suatu ketentuan yang bersifat memaksa. Namun demikian,perubahan

peraturan tersebut masih bertumpu pada sifat asli yang ada pada hak atas

kekayaan intelektual tersebut,yaitu:20

 Mempunyai Jangka Waktu Tertentu atau Terbatas.

Apabila telah habis masa perlindungannya ciptaan atau penemuan

tersebut akan menjadi milik umum, tetapi ada pula yang setelah habis

masa perlindungannya dapat diperpanjang lagi, misalnya hak merek.

18
19
https://ihsanulriyadh.blogspot.com/2015/03/fungsi-sifat-dan-undang-undang-haki.html diakses
pada tanggal 22 November 2019
20
https://mangihot.blogspot.com/2016/12/pengertian-sifat-sifat-dan-jenis-jenis.html diakses pada
tanggal 22 November 2019

13
 Bersifat Eksklusif dan Mutlak

HKI yang bersifat eksklusif dan mutlak ini maksudnya hak tersebut

dapat dipertahankan terhadap siapapun. Pemilik hak dapat menuntut

terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh siapapun. Pemilik atau

pemegang HaKI mempunyai suatu hak monopoli, yaitu pemilik atau

pemegang hak dapat mempergunakan haknya dengan melarang

siapapun tanpa persetujuannya untuk membuat ciptaan atau temuan

ataupun menggunakannya.

D. Prinsip-prinsip Hak Atas Kekayaan Intelektual

Prinsip utama pada Hak Atas Kekayaan Intelektual, yaitu hasil kreasi dari

pekerjaan dengan menggunakan kemampuan intelektualnya tersebut, maka

pribadi yang menghasilkannya mendapatkan hak miliknya berupa hak alamiah

(alami).Begitulah sistem hukum Romawi menyebutkannya sebagai cara

menyetujui alamiah (acqusition alami) Temukan demikian terus di-dukung, dan

banyak kacang, mulai dari Locke sampai kaum sosialis. Sarjana-sarjana Hukum

Romawi menamakan apa yang diperoleh di bawah sistem masyarakat, ekonomi,

dan hukum yang berlaku sebagai persetujuan sipil dan dipahamkan sebagai asas

suum cuique tribuere menjamin, bahan-bahan yang diperoleh oleh kepunyaan

sesuatu itu.21

21
http://www.makalah.co.id/2015/04/makalah-hak-kekayaan-intelektual.html diakses pada tanggal
22 November 2019

14
Sebagai cara untuk menyeimbangkan kepentingan dan peranan individu

dengan kepentingan masyarakat,maka sistem hak kekayaan intelektual

berdasarkan prinsip:22

1) Prinsip Ekonomi

Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari

daya pikir manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan anggota

keuntungan bagi pemilik hak cipta.

2) Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan adalah suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil

dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kemampuan dalam menggunakan

hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.

3) Prinsip Kebudayaan

Prinsip pendidikan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan,

sastra dan seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan

manfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

4) Prinsip Sosial

Prinsip sosial diberikan manusia sebagai warga negara, sehingga hak yang

telah diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang

diberikan persetujuan atas keseimbangan antara kepentingan individu dan

masyarakat / lingkungan.

22
Ibid.

15
E. Tujuan Pengadaan Hak atas Kekayaan Intelektual

Adapun tujuan dari pengadaan hak atas kekayaan intelektual:23

1) Mengantisipasi adanya kemungkinan pelanggaran dari atau atas Hak

atas Kekayaan Intelektual orang lain.

2) Membantu meningkatkan kompetisi dan pangsa pasar, khususnya

dalam komersialisasi kekayaan intelektual.

3) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan sebuah strategi

penelitian, industri dan usaha di Indonesia.

2. Ruang Lingkup HAKI

Secara umum Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) terbagi dalam dua

kategori, yaitu :

A. Hak Cipta

B. Hak Kekayaan Industri, yang meliputi :

1. Hak Paten

2. Hak Merek

3. Hak Desain Industri

4. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

5. Hak Rahasia Dagang

6. Hak Indikasi

23
https://andasiallagan92.wordpress.com/2014/04/15/hak-atas-kekayaan-intelektual-haki diakses
pada tanggal 22 November 2019

16
A. Hak Cipta

1. Pengertian

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta atau penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya dan memberikan izin untuk tidak

mengurangi pembatasan-pembatasan menurutperaturan perundang-undangan

berlaku.

2. Stasus, Mencabut

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta mencabut

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4220).

3. Dasar Hukum

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28 C ayat (1), dan Pasal 33 Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Langkah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Pemerintah

mengganti Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dengan

Undang-Undang ini adalah upaya sungguh-sungguh dari negara untuk melindungi

hak ekonomi dan hak moral Pencipta dan pemilik Hak Terkait sebagai unsur

penting dalam pembangunan kreativitas nasional. Teringkarinya hak ekonomi dan

moral dapat mengikis motivasi para Pencipta dan pemilik Hak untuk berkreasi.

17
Penggantian Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta

dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta dilakukan

dengan mengutamakan kepentingan nasional dan memperhatikan keseimbangan

antara kepentingan Pencipta, Pemegang Hak Cipta, atau pemilik Hak Terkait,

dengan masyarakat serta memperhatikan ketentuan dalam perjanjian internasional

di bidang Hak Cipta dan Hak Terkait.

4. Subjek Hak Cipta

a) Pemegang hak cipta adalah pencipta atau pihak lain yang telah

secara sah menerima pengalihan hak tersebut dari pencipta.

b) Pencipta sebagai orang yang secara mandiri atau bersama-sama

menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi.

Selain orang atau badan hukum, negara juga dapat menjadi subjek hak

cipta sebagai pemegang hak cipta. Negara di sini diwakili oleh Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia. Penguasaan oleh negara ini berlaku untuk:

 ciptaan berupa ekspresi budaya tradisional

 ciptaan yang tidak diketahui penciptanya dan belum diumumkan

 ciptaan yang telah diterbitkan tetapi tidak diketahui penciptanya maupun

pihak yang melakukan pengumumannya.

5. Objek Hak Cipta

UU Hak Cipta mendefinisikan ciptaan sebagai hasil karya cipta di bidang

ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan berdasarkan inspirasi,

kemampuan, pikiran, imajinasi, keterampilan, atau keahlian pencipta yang telah

18
diekspresikan dalam bentuk nyata. Selama telah diwujudkan secara nyata, sebuah

ciptaan sudah dilindungi oleh hak cipta dalam UU Hak Cipta, walaupun belum

disiarkan, dibacakan, atau dipamerkan ke publik.

6. Contoh dan Jangka Waktu Hak Cipta

Hingga 25 tahun sejak Hingga 50 tahun sejak Hingga 70 tahun setelah

pengumuman pertama pengumuman pertama pencipta meninggal dunia

Karya seni terapan – Karya fotografi – Buku, pamflet, dan

– Potret semua hasil karya tulis

– Karya sinematografi lainnya

– Permainan video – Ceramah, kuliah,

– Program Komputer pidato, dan Ciptaan

– Perwajahan karya tulis sejenis lainnya

– Terjemahan, tafsir, – Alat peraga yang dibuat

saduran, bunga rampai, untuk kepentingan

basis data, adaptasi, pendidikan dan ilmu

aransemen, modifikasi pengetahuan

dan karya lain dari hasil – Lagu atau musik

transformasi Ciptaan dengan atau tanpa teks

– Terjemahan, adaptasi, – Drama, drama musikal,

aransemen, transformasi tari, koreografi,

atau modifikasi ekspresi pewayangan, dan

budaya tradisional pantomim

19
– Kompilasi Ciptaan atau – Karya seni rupa dalam

data, baik dalam format segala bentuk seperti

yang dapat dibaca dengan lukisan, gambar, ukiran,

Program Komputer atau kaligrafi, seni pahat,

media lainnya patung, atau kolase

– Kompilasi ekspresi – Karya arsitektur

budaya tradisional selama – Peta

kompilasi tersebut – Karya seni batik atau

merupakan karya yang seni motif lain.

asli

Catatan:

Jangka waktu perlindungan adalah 50 tahun sejak pengumuman pertama

jika hak cipta dimiliki atau dipegang oleh badan hukum dan setelah pencipta

meninggal dunia.

Untuk hak moral, perlindungan berlaku tanpa batas waktu, kecuali untuk

dua hal:

 mengubah ciptaan atau mempertahankan hak jika terjadi distorsi,

mutilasi, modifikasi ciptaan atau hal lain yang merugikan kehormatan

atau reputasi pencipta.

 tindakan tersebut hanya dapat dilakukan selama jangka waktu

perlindungan hak ekonomi yang bersangkutan. Contoh: pencipta

mengumumkan sebuah permainan video tanggal 1 November 2018,

20
maka pencipta tersebut hanya dapat mengubah permainan videonya

hingga 1 November 2068.

7. Lingkup Hak Cipta

a. Ciptaan Yang Dilindungi

Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak

Cipta mengatur pembuatan ciptaan yang dapat dilindungi, yaitu:24

 Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis

yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain.

 Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sesuai dengan itu peraga

yang dibuat untuk keperluan pendidikan dan pengetahuan

 Lagu atau musik dengan atau tanpa teks

 Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan

pantomime

 Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni

kaligrafi, seni pahat, seni patung, seni, dan seni terapan, Arsitektur,

Peta, Seni batik, Fotografi, Sinematografi

 Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari

hasil pengalih wujudan.

b. Ciptaan Yang Tidak Diberi Hak Cipta

Sebagai Pengecualian Terhadap Ketentuan Di Atas, Tidak Diberikan Hak

Cipta Untuk Hal - Hal Berikut:25

24
http://boimzenji.blogspot.com/2013/04/ruang-lingkup-undang-undang-tentang-hak.html
diakses pada tanggal 23 November 2019

21
 Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara

 Peraturan perundangan-undangan

 Pidato kenegaraan atau pembicaraan langsung dengan Pemerintah

 Putusan pengadilan atau penetapan hakim

 Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya.

B. Hak Kekayaan Industri

Hak kekayaan industri adalah hak yang mengatur segala sesuatu milik

perindustrian, terutama yang mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan

industri sangat penting untuk didaftarkan oleh perusahaan-perusahaan karena hal

ini sangat berguna untuk melindungi kegiatan industri perusahaan dari hal-hal

yang sifatnya menghancurkan seperti plagiatisme. Dengan di legalkan suatu

industri dengan produk yang dihasilkan dengan begitu industri lain tidak bisa

semudahnya untuk membuat produk yang sejenis/ benar-benar mirip dengan

mudah.

Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Industri:

1. Hak Paten

a) Pengertian

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor

atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu

25
Ibid.

22
melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak

lain untuk melaksanakannya.

b) Status, Mencabut

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2016 tentang Paten mencabut UU 14

tahun 2001 tentang Paten.

c) Dasar Hukum

Dasar hukum Undang-Undang Nomor 13 tahun 2016 tentang Paten adalah

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28C ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Penjelasan Umum UU Paten sebagai berikut:

Perkembangan teknologi diarahkan pada peningkatan kualitas penguasaan

dan pemanfaatan teknologi dalam rangka mendukung transformasi perekonomian

nasional menuju perekonomian yang berbasis pada keunggulan kompetitif. Agar

dukungan perkembangan teknologi terhadap pembangunan nasional dapat

berlangsung secara konsisten dan berkelanjutan maka sistem inovasi nasional

perlu diperkuat melalui pembentukan lembaga penelitian pemerintah atau swasta,

pemanfaatan sumber daya alam, pemberdayaan sumber daya manusia dan sistem

jaringan teknologi informasi, pembudayaan penelitian, pengembangan dan

penerapan teknologi di bidang-bidang yang strategis dalam bentuk publikasi

ilmiah, layanan teknologi, maupun wirausahawan teknologi.

23
Walaupun dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten,

pelaksanaan Paten telah berjalan, namun terdapat substansi yang sudah tidak

sesuai lagi dengan perkembangan hukum, baik nasional maupun internasional dan

belum diatur sesuai dengan standar dalam Persetujuan tentang Aspek-Aspek

Dagang Hak Kekayaan Intelektual (Agreement on Trade-Related Aspects of

Intellectual Property Rights) selanjutnya disebut persetujuan TRIPs, sehingga

perlu melakukan penggantian. Pendekatan revisi Undang-Undang Paten:

a) optimalisasi kehadiran negara dalam pelayanan terbaik pemerintah di

bidang kekayaan intelektual.

b) keberpihakan pada kepentingan Indonesia tanpa melanggar prinsip-

prinsip internasional.

c) mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik dengan mendorong Invensi nasional di

bidang teknologi untuk mewujudkan penguatan teknologi.

d) membangun landasan Paten nasional melalui pendekatan sistemik

realisme hukum pragmatis (pragmatic Legal Realism).

d) Subjek Hak Paten

Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan

pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses,

atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama

melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan

24
Invensi.Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten, pihak yang

menerima hak atas Paten tersebut dari pemilik Paten, atau pihak lain yang

menerima lebih lanjut hak atas Paten tersebut yang terdaftar dalam daftar umum

Paten.

Mengenai subjek paten pasal 10 Undang-undang Paten no 13 tahun 2016

menyebutkan :

 Pihak yang berhak memperoleh Paten adalah Inventor atau Orang yang

menerima lebih lanjut hak Inventor yang bersangkutan.

 Jika Invensi dihasilkan oleh beberapa orang secara bersama-sama, hak

atas Invensi dimiliki secara bersama- sama oleh para Inventor yang

bersangkutan.

e) Objek Hak Paten

Objek hak paten adalah suatu benda tak berwujud, oleh karena paten itu

adalah benda tak berwujud yang merupakan bagian dari hak atas kekayaan

perindustrian. Paten mempunyai objek terhadap temuan atau invensi atau disebut

juga dengan invention dalam bidang teknologi yang secara praktis dapat

dipergunakan dalam bidang perindustrian. Yaitu ide inventor yang dituangkan

kedalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik dibidang teknologi

dapat berupa produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

f) Contoh Hak Paten

 Hak Paten Layar Sentuh (Touch Screen)

25
Touch screen merupakan sebuah perangkat input komputer yang bekerja

dengan adanya sentuhan tampilan layar menggunakan jari atau pena digital.

Hampir semua perangkat teknologi saat ini lebih banyak menggunakan teknologi

touch screen seperti di smartphone maupun laptop. Pemegang paten ini adalah

seorang penemu asal Amerika yaitu George Samuel Hurst, yang menerima paten

ini pada tanggal 7 Oktober 1975 dengan versi pertamanya yang diproduksi pada

tahun 1982.

g) Jangka Waktu Hak Paten

1) Paten diberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung

sejak Tanggal Penerimaan.

2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat

diperpanjang.

3) Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu Paten dicatat dan

diumumkan melalui media elektronik dan/atau media non-elektronik.

4) Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun

terhitung sejak Tanggal Penerimaan.

5) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat

diperpanjang.

6) Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu Paten sederhana dicatat

dan diumumkan melalui media elektronik dan/atau media non-

elektronik.

26
Suatu paten yang telah habis masa berlakunya tidak dapat diperpanjang

lagi sesuai dengan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang

Paten.

h) Istilah-istilah Hak Paten

1) Permohonan adalah permohonan Paten atau Paten sederhana yang

diajukan kepada Menteri.

2) Pemohon adalah pihak yang mengajukan Permohonan Paten.

3) Kuasa adalah konsultan kekayaan intelektual yang bertempat tinggal

atau berkedudukan tetap di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

4) Pemeriksa Paten yang selanjutnya disebut Pemeriksa adalah pejabat

fungsional Aparatur Sipil Negara atau ahli yang diangkat oleh Menteri

dan diberi tugas serta wewenang untuk melakukan pemeriksaan

substantif terhadap Permohonan.

5) Tanggal Penerimaan adalah tanggal diterimanya Permohonan yang

telah memenuhi persyaratan minimum.

6) Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukan Permohonan

yang berasal dari negara yang tergabung dalam Konvensi Paris tentang

Pelindungan Kekayaan Industri (Paris Convention for the Protection of

Industrial Property) atau Persetujuan Pembentukan Organisasi

Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World Trade

Organization) untuk memperoleh pengakuan bahwa Tanggal

Penerimaan di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan

27
yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan

tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan

berdasarkan perjanjian internasional dimaksud.

7) Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten, baik yang

bersifat eksklusif maupun non-eksklusif, kepada penerima lisensi

berdasarkan perjanjian tertulis untuk menggunakan Paten yang masih

dilindungi dalam jangka waktu dan syarat tertentu.

8) Komisi Banding Paten adalah komisi independen yang ada di

lingkungan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang hukum.

9) Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

10) Royalti adalah imbalan yang diberikan untuk penggunaan hak atas

Paten.

11) Imbalan adalah kompensasi yang diterima oleh pihak yang berhak

memperoleh Paten atas suatu Invensi yang dihasilkan, dalam hubungan

kerja atau Invensi yang dihasilkan baik oleh karyawan maupun pekerja

yang menggunakan data dan/atau sarana yang tersedia dalam

pekerjaannya sekalipun perjanjian tersebut tidak mengharuskannya

untuk menghasilkan Invensi atau Pemegang Paten atas Invensi yang

dihasilkan oleh Inventor dalam hubungan dinas atau Pemegang Paten

dari Penerima Lisensi-wajib atau Pemegang Paten atas Paten yang

dilaksanakan oleh Pemerintah.

12) Hari adalah hari kerja.

28
13) Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang hukum.

2. Hak Merek Dan Indikasi Geografis

1. Pengertian

Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar,

logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi

dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih

unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh

orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.

Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu

barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor

alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan

reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang

dihasilkan.

2. Status, Mencabut

UU 20 tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis mencabut

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.Disahkan oleh presiden

Jokowi Dodo pada tanggal 25 November 2016

3. Dasar Hukum

Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan

Indikasi Geografis adalah:

29
 Pasal 5 ayat (1), Pasal 18A ayat (2), Pasal 18B ayat (2), Pasal 20, dan

Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement

Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan

Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3564).

Penjelasan UU Merek dan Indikasi Geografis:

Kegiatan perdagangan barang dan jasa melintasi batas wilayah negara.

Oleh karena itu mekanisme pendaftaran Merek internasional menjadi salah satu

sistem yang seharusnya dapat dimanfaatkan guna melindungi Merek nasional di

dunia internasional. Sistem pendaftaran Merek internasional berdasarkan Protokol

Madrid menjadi sarana yang sangat membantu para pelaku usaha nasional untuk

mendaftarkan Merek mereka di luar negeri dengan mudah dan biaya yang

terjangkau

Perubahan terhadap alur proses pendaftaran Merek dalam Undang-Undang

ini dimaksudkan untuk lebih mempercepat penyelesaian proses pendaftaran

Merek. Dilaksanakannya pengumuman terhadap Permohonan sebelum

dilakukannya pemeriksaan substantif dimaksudkan agar pelaksanaan pemeriksaan

substantif dapat dilakukan sekaligus jika ada keberatan dan/atau sanggahan

sehingga tidak memerlukan pemeriksaan kembali.

30
Selain itu, untuk lebih memberikan pelindungan hukum terhadap pemilik

Merek terdaftar dari adanya pelanggaran Merek yang dilakukan oleh pihak lain,

sanksi pidana terhadap pelanggaran Merek tersebut diperberat khususnya yang

mengancam kesehatan manusia, lingkungan hidup, dan dapat mengakibatkan

kematian. Mengingat masalah Merek terkait erat dengan faktor ekonomi, dalam

Undang-Undang ini sanksi pidana denda diperberat.

Salah satu hal yang diatur dalam Undang-Undang ini adalah tentang

Indikasi Geografis, mengingat Indikasi Geografis merupakan potensi nasional

yang dapat menjadi komoditas unggulan, baik dalam perdagangan domestik

maupun internasional. Oleh karena itu, Undang- Undang ini ditetapkan dengan

nama Undang-Undang Merek dan Indikasi Geografis.

4. Subjek Hak Merek dan Indikasi Geografis

Subjek hak merek adalah pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar

Umum Merek untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri merek tersebut

atau membuat izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama

atau badan hukum. Pemilik merek dapat terdiri satu orang atau bersama-sama,

atau badan hukum.

Pemakai indikasi geografis adalah pihak yang mendapat izin dari

pemegang hak atas indikasi geografis yang terdaftar untuk mengolah dan

memasarkan barang/produk indikasi geografis.

31
5. Objek Hak Merek dan Indikasi Geografis

Merek memberikan perlindungan bagi logo/simbol dagang dengan

memberikan hak atas merek yang bersangkutan.Hak atas merek merupakan hak

eklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam

daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu.Hak tersebut untuk menggunakan

sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk

menggunakannya.

6. Jangka Waktu Hak Merek dan Indikasi Geografis

Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10

tahun dan berlaku sejak tanggal penerimaan permohonan merek

bersangkutan.Atas permohonan pemilik merek jangka waktu perlindungan merek

terdaftar dapat diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama.

Indikasi Geografis dilindungi selama reputasi,kualitas,dan karakteristik

yang menjadi dasar diberikannya perlindungan indikasi geografis suatu barang.

7. Istilah-istilah lain Hak Merek dan Indikasi Geografis

1) Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-

sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang sejenis

lainnya.

2) Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-

32
sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis

lainnya.

3) Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang dan/atau

jasa dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan

mutu barang atau jasa serta pengawasannya yang akan diperdagangkan

oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk

membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.

4) Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada

pemilik Merek yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan

menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada

pihak lain untuk menggunakannya.

5) Hak atas Indikasi Geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh

negara kepada pemegang hak Indikasi Geografis yang terdaftar, selama

reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya

pelindungan atas Indikasi Geografis tersebut masih ada.

6) Permohonan adalah permintaan pendaftaran Merek atau pendaftaran

Indikasi Geografis yang diajukan kepada Menteri.

7) Pemohon adalah pihak yang mengajukan Permohonan Merek atau

Indikasi Geografis.

8) Pemakai Indikasi Geografis adalah pihak yang mendapat izin dari

pemegang Hak atas Indikasi Geografis yang terdaftar untuk mengolah

dan/atau memasarkan barang dan/atau produk Indikasi

Geografis.vDokumen Deskripsi Indikasi Geografis adalah suatu

33
dokumen yang memuat informasi, termasuk reputasi, kualitas, dan

karakteristik barang dan/atau produk yang terkait dengan faktor

geografis dari barang dan/atau produk yang dimohonkan Indikasi

Geografisnya.

9) Pemeriksa adalah Pemeriksa Merek sebagai pejabat fungsional yang

karena keahliannya diangkat dan diberhentikan oleh Menteri untuk

melakukan pemeriksaan substantif terhadap Permohonan pendaftaran

Merek.

10) Kuasa adalah konsultan kekayaan intelektual yang bertempat

tinggal atau berkedudukan tetap di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

11) Konsultan Kekayaan Intelektual adalah orang yang memiliki

keahlian di bidang kekayaan intelektual dan terdaftar sebagai Konsultan

Kekayaan Intelektual, serta secara khusus memberikan jasa di bidang

pengajuan dan pengurusan Permohonan kekayaan intelektual.

12) Tim Ahli Indikasi Geografis adalah tim yang terdiri atas orang

yang memiliki keahlian yang melakukan penilaian mengenai Dokumen

Deskripsi Indikasi Geografis dan memberikan

pertimbangan/rekomendasi kepada Menteri sehubungan dengan

pendaftaran, pengubahan, pembatalan, pembinaan teknis dan/atau

pengawasan Indikasi Geografis nasional.

13) Tanggal Penerimaan adalah tanggal penerimaan Permohonan yang

telah memenuhi persyaratan minimum.

34
14) Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukan Permohonan

yang berasal dari negara yang tergabung dalam Konvensi Paris tentang

Pelindungan Kekayaan Industri (Paris Convention for the Protection of

Industrial Property) atau Persetujuan Pembentukan Organisasi

Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World Trade

Organization) untuk memperoleh pengakuan bahwa Tanggal

Penerimaan di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan

yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu, selama

pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan

berdasarkan perjanjian internasional dimaksud.

15) Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar

kepada pihak lain berdasarkan perjanjian secara tertulis sesuai peraturan

perundang-undangan untuk menggunakan Merek terdaftar.

16) Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

17) Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang hukum.

18) Tanggal Pengiriman adalah tanggal stempel pos dan/atau tanggal

pengiriman surat secara elektronik.

19) Hari adalah hari kerja.

20) Komisi Banding Merek adalah badan khusus independen yang

berada di lingkungan kementerian yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang hukum.

35
21) Berita Resmi Merek adalah media resmi yang diterbitkan secara

berkala oleh Menteri melalui sarana elektronik dan/atau non-elektronik

dan memuat ketentuan mengenai Merek menurut Undang-Undang ini.

g) Jenis-Jenis Merek

a. Merek dagang

Adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh

seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk

membedakan dengan barang-barang sejenisnya.

b. Merek jasa

Adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh

seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk

membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

c. Merek kolektif

Adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan

karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan

hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau hal

sejenis lainnya.

Penggunaan merek kolektif harus memenuhi persyaratan, antara lain :

 Sifat, ciri umum atau mutu barang/jasa yang akan diproduksi dan

diperdagangkan.

36
 Pengaturan bagi pemilik merek kolektif untuk melakukan pengawasan

yang efektif atas penggunaan merek tersebut.

 Sanksi atas pelanggaran peraturan penggunaan merek kolektif.

3. Desain Industri

1. Pengertian

Desain industri adalah bagian dari hak atas kekayaan intelektual.

Perlindungan atas desain industri didasarkan pada konsep pemikiran bahwa

lahirnya desain industri tidak terlepas dari kemampuan kreativitas cipta, rasa dan

karsa yang dimiliki oleh manusia.Hal itu merupakan produk intelektual manusia,

produk peradaban manusia. 26

Defenisi normatif desain industri dirumuskan sebagai berikut :

“ Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau

komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya

yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan

dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai

untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan

tangan.”27

Berdasarkan defenisi diatas , dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dari

desain industri adalah sebagai berikut :

26
H.OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intelectual Property Right) (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada 2013), hlm.467
27
Ibid, halaman 468

37
1. Kreasi yang dilindungi oleh UU Desain dapat berbentuk tiga dimensi

(bentuk dan konfigurasi) serta dua dimensi (komposisi garis atau

warna)

2. Kreasi tersebut memberikan kesan estetis

3. Kreasi tersebut dapat dipakai untuk menghasilokan suatu produk,

barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan

2. Undang- undang Desain Industri

 Undang undang Nomor 31 tahun 2000 tentang Desain Industri adalah

UU Desain Industri pertama yang dimiliki oleh Indonesia. UU ini

disahkan oleh pemerintah pada tanggal 21 Desember 2000.

 Peraturan pemerintah RI No. 1 tahun 2005 tentang pelaksanaan undang-

undang Republik Indonesia No. 31 tahun 2000 tentang desain industri.

Tujuan UU Desain Industri , kegunaannya adalah untuk mendorong

terciptanya suatu karya desain dengan, mengedepankan unsur perlindungan dan

kegunaannya, sehingga dapat memberi kontribusi bagi kemajuan industri.

3. Jangka Waktu Perlindungan

Jangka waktu perlindungan terhadap hak Desain Industri diberikan untuk

jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan. 28 Tanggal mulai

berlakunya jangka waktu perlindungan dicatat dalam daftar umum desain industri

28
Ibid, halaman 222

38
dan diumumkan dalam berita resmi desain industri.Yang berhak menerima hak

desain industri adalah pendesain.Serta waktu 10 tahun tidak dapat diperpanjang.29

4. Ruang Lingkup Desain Industri

Pemegang hak desain industri memiliki hak eklusif untuk melaksanakan

hak desain industri yang dimilikinya dan untuk melarang oran lain yang tanpa

persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau

mengedarkan barang yang diberi hak desain industri. Namun demikian

pelaksanaan hak dikecualikan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan

sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak desain

industri.30

Desain yang mendapat perlindungan:

 Hak desain industri diberikan untuk desain industri yang baru

 Desain industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan,desain

industri tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya

yaitu:

 Tanggal penerimaan

 Tanggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan hak

prioritas

 Telah diumumkan dan digunakan di Indonesia atau diluar

Indonesia.

29
UU No.31 tahun 2000
30
Ibid.

39
Desain yang tidak mendapat perlindungan:

Hak desain industri tidak dapat diberikan apabila desain industei tersebut

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,ketertiban

umum,agama,atau kesusilaan.

5. Subjek Desain Industri

Orang-orang yang dapat diberi hak untuk memperoleh hak atas desain

industri :31

1) Pendesain atau yang menerima hak tersebut dari pendesain

2) Dalam hal pendesain terdiri dari beberapa orang secara bersama, hak

desain industri diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika

diperjanjikan lain.

3) Jika suatu desain industri dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak

yang untuk dan/atau dalam dinasnya desain industri itu dikerjakan,

kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi

hak pendesain apabila penggunaan desain industri itu diperluas sampai

ke luar hubungan dinas.

4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 berlaku pula bagi

desain industri yang dibuat orang lain berdasarkan pesanan yang

berlaku dalam hubungan dinas.

5) Jika suatu desain industri dibuat dalam hubungan kerja atau

berdasarkan pesanan, orang yang membuat desain industri itu dianggap

31
Ibid.

40
sebagai pedesain dan pemegang hak desain industri, kecuali jika

diperjanjikan lain antara kedua pihak.

6. Objek Desain Industri

Pada dasarnya desain industri adalah bentuk tiga dimensi atau dua dimensi

yang diterapkan pada barang yang diproduksi secara industri dan dipasarkan

secara komersil.Dan pengecualian objek yaitu barang yang didesain merupakan

artistik murni seperti: patung,lukisan,dan desain invensi.32

7. Permohonan Pendaftaran Desain Industri

Hak desain Industri diberikan oleh negara. Secara normatif, disyaratkan

untuk lahirnya hak tersebut harus dilakukan dengan cara dan prosedur tertentu.

Antara lain disyaratkan melalui suatu permohonan dengan ketentuan sebagai

berikut ;

1. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia ke

Direktorat jenderal dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam

undang undang

2. Permohonan sebagaimana dimaksudkan harus ditandatangani oleh

pemohon dan kuasanya

3. Dalam surat permohonan harus memuat :

a. Tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan

b. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemohon

c. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pendesain

32
https : //slideplayer.info/slide/1891812/ diakses pada tanggal 23 November 2019

41
d. Nama dan alamat lengkap kuasa, apabila permohonan diajukan

melalui kuasa

e. Nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama

kali, dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas

4) Permohonan sebagaimana dimaksud harus dilampiri dengan :

a. contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain industri

yang dimohonkan pendaftarannya

b. surat kuasa khusus dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa

c. surat pernyataan bahwa desain industri yang dimohonkan

pendaftarannya adalah milik pemohon atau milik pendesain

5) Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari

satu pemohon, permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu

pemohon dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon

lain

6) Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan

harus disertai pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa

pemohon berhak atas dewan industri yang bersangkutan

7) Ketentuan tentang tata cara permohonan diatur lebih lanjut dengan

peraturan pemerintah

Pemohon yang bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik

Indonesia harus mengajukan permohonan melalui kuasa.

42
Selain salinan surat permohonan, Direktorat Jenderal dapat meminta agar

permohonan dengan menggunakan hak prioritas dilengkapi pula dengan ;

1. salinan lengkap hak desain industri yang telah diberikan sehubungan

dengan pendaftaran yang pertama kali diajukan dinegara lain

2. salinan sah dokumen lain yang diperlukan untuk mempermudah

penilaian bahwa desain industri tersebut adalah baru

Tanggal penerimaan juga sangat penting ditentukan, sebab hal ini

menyangkut titik awal perlindungan terhadap hak tersebut. Secara normatif

tanggal penerimaan adalah tanggal diterimanya permohonan tersebut dengan

syarat pemohon telah :

a. mengisi formulir permohonan

b. melampirkan contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain

industri yang dimohonkan pendaftarannya

c. membayar biaya permohonan

Apabila terdapat kekurangan dalam pemenuhan syarat-syarat dan

kelengkapan permohonan, Direktorat jenderal memberitahukan kepada pemohon

atau kuasanya agar kekurangan tersebut dipenuhi dalam waktu 3 bulan terhitung

sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan kekurangan tersebut. Jangka

waktunya dapat diperpanjang paling lama 1 bulan atas permintaan pemohon.

Apabila kekurangan tidak dipenuhi, Direktorat Jenderal memberitahukan

secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya bahwa permohonannya dianggap

ditarik kembali namun biaya yang telah dibayarkan tidak dapat ditarik kembali.

43
Permintaan penarikan kembali permohonan dapat diajukan secara tertulis

kepada DIrektorat Jenderal oleh permohonan atau kuasanya selama permohonan

tersebut belum mendapat keputusan. Selama masih terikat dinas aktif hingga

selama 12 bulan sesudah pensiun atau berhenti karena sebab apapun dari

Direktorat Jenderal, pegawai Direktorat jenderal atau orang yang karena tugasnya

bekerja untuk dan/atau nama Direktorat Jenderal dilarang mengajukan

permohonan, memperoleh, memegang atau memiliki halk yang berkaitan dengan

desain industri, kecuali jika pemilikan tersebut diperoleh karena pewarisan.

Terhitung sejak tanggal penerimaan, seluruh pegawai Direktorat Jenderal

atau orang yang karena tugasnya bekerja untuk dan/atau atas nama Direktorat

Jenderal berkewajiban menjaga kerahasiaan permohonan sampai dengan

diumumkannya permohonan yang bersangkutan.

8. Asas Hukum Perlindungan Desain Industri

1. Asas Publisitas

2. Asas kemanunggalan (asas kesatuan)

3. Asas kebaruan

Asas publisitas bermakna bahwa adanya hak tersebut didasarkan pada

pengumuman atau publikasi di mana masyarakat umum dapat mengetahui

keberadaan tersebut. Untuk itu hak atas desain idustri diberikan oleh negara

setelah hak tersebut terdaftar dalam berita resmi negara. Disini perbedaan yang

mendasar dengan hak cipta, yang menyangkut sistem pendaftaran deklaratif,

sedangkan hak atas desain industri menganut sistem pendaftaran konstitutif, jadi

44
ada persamaan dengan paten. Untuk pemenuhan asas publisitas inilah diperlukan

ada pemeriksaan oleh badan yang menyelenggarakan pendaftaran.

Pemeriksaan mencakup dua hal, yaitu :

a) Pemeriksaan administratif

b) Pemeriksaan substantif

9. Pengalihan Hak dan Lisensi

Hak kebendaan atas Desain Industri dapat berakhir atau beralih dengan

cara:

a. pewarisan

b. hibah

c. wasiat

d. perjanjian tertulis; atau

e. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan

10. Pembatalan Pendaftaran

Ada dua cara pembatalan pendaftaran hak atas desain industri :

a. Atas dasar permintaan pemegang hak desain industri

b. Atas dasar gugatan..

Pembatalan hak desain industri sebagaimana dimaksud tidak dapat

dilakukan apabila penerima lisensi hak desain industri yang tercatat dalam Daftar

Umum Desain Industri tidak memberikan persetujuan secara tertulis, yang

dilampirkan pada permohonan pembatalan pendaftaran tersebut.

45
5. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

1. Pengertian

Sirkuit Terpadu (Integrated Circuit) adalah Suatu produk dalam bentuk

jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat elemen dan sekurang-

kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau

seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan

semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.33

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Integrated Circuit) adalah merupakan

bagian dari temuan yang didasarkan pada kreativitas intelektual manusia yang

menghasilkan fungsi elektronik.34

2. Undang-Undang Tata Letak Sirkuit Terpadu

 Undang-undang No.32 tahun 2000 tentang desain tata letak sirkuit terpadu

 Peraturan pemeritah RI nomor 9 tahun 2006 tentang tatacara permohonan

pendaftaran tata letak sirkuit terpadu

3. Waktu Perlindungan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Perkembangan teknologi yang berkaitan Sirkuit Terpadu berlangsung

sangat cepat. Oleh karena itu, jangka waktu perlindungan hak atas Desain Tata

Letak Sirkuit Terpadu hanya diberikan untuk masa 10 tahun, yang dihitung sejak

tanggal penerimaan atau sejak tanggal

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tersebut pertama kali diekploitasi

secara komersial dan tidak dapat diperpanjang. Yang dimaksud dengan

“diekploitasi secara komersial” adalah dibuat, dijual, digunakan, dipakai atau


33
UU No. 32 tahun 2000
34
Ibid.

46
diedarkannya barang yang didalamnya terdapat seluruh atau sebagian Desain Tata

Letak Sirkuit Terpadu dalam kaitan transaksi yang menandatangani keuntungan.

Dalam hal

4. Lingkup Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Pemegang hak memiliki hak eklusif untuk melaksanakan hak DTLST

yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya

membuat,memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan

barang yang diberi hak desain tata letak sirkuit terpadu. Namun demikian

pelaksanaan hak dikecualikan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan

sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak desain

tata letak sirkuit terpadu.

5. Subjek Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST)

a) Subjek DTLST adalah seseorang atau beberapa orang yang

menghasilkan desain tata letak sirkuit terpadu, yang kepadanya negara

memberikan hak pemanfaatan desain tata letak sirkuit terpadu yang

bersangkutan secara eksklusif dalam jangka waktu tertentu (10 tahun

dan tidak dapat diperpanjang), terhitung sejak DTLST itu untuk

pertama kalinya dimanfaatkan secara komersial

b) Jika pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama, hak DTLST

diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika diperjanjikan

lain

c) Hak DTLST diberikan atas dasar permohonan.

d) DTLST yang mendapatkan perlindungan adalah yang orisinal

47
 Hasil karya mandiri pendesain, bukan tiruan

 Bukan merupakan sesuatu yang umum (commonplace)

 Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, ketertiban umum, agama atau kesusilaan

e) Hak DTLST dapat dialihkan pada pihak lain dan juga dilisensikan

pada pihak- pihak yang ingin mengambil manfaat daripadanya melalui

perjanjian DTLST yang telah terdaftar dapat batal berdasarkan dua

alasan:

1. Berdasarkan permintaan pemegang hak

2. Berdasarkan gugatan

6. Objek Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

a) Objek DTLST yang dilindungi adalah yang orisinial.Apabila desain

tersebut hasil karya pendesain itu sendiri dan bukan tiruan dari hasil

karya pendesain lain.

b) Desain itu harus mempunyai nilai ekonomis dan dapat diterapkan

dalam dunia industri secara komersial.

7. Permohonan Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan atas dasar permohonan.

Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia ke Direktorat Jendral

dengan membayar biaya sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Permohonan tersebut ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya. Permohonan

harus memuat :

a. Tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan

48
b. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pendesain

c. Nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemohon

d. Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui

kuasa, dan

e. Tanggal pertama kali dieksploitasi secara komersial apabila sudah

pernah dieksploitasi sebelum permohonan diajukan.

Permohonan tersebut juga harus dilampiri dengan :

a. Salinan gambar atau foto uraian dari Desain Tata Letak Sirkuit

Terpadu yang dimohonkan pendaftaran

b. Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa

c. Surat pernyataan bahwa Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang

dimohonkan pendaftaraannya adalah miliknya

d. Surat keterangan yang menjelaskan mengenai tanggal sebagaimana

dimaksud dalam ayat (3) huruf e. Dalam hal permohonan diajukan

secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemohon, permohonan

tersebut ditandatangani oleh salah satu pemohon dengan

melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon lain. Dalam hal

permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan harus

disertai pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa

pemohon berhak atas Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang

bersangkutan.

Yang dimaksud dengan “bukti yang cukup” adalah bukti yang sah, benar

serta memadai yang menunjukkan bahwa pemohon berhak mengajukan

49
permohonan. Ketentuan tentang tata cara permohonan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah. Setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk satu Desain

Tata Letak Sirkuit Terpadu. Pemohon yang bertempat tinggal diluar wilayah

Negara Republik Indonesia, harus mengajukan permohonan melalui kuasa. Pada

prinsipnya permohonan dapat dilakukan sendiri oleh pemohon.

Khusus untuk pemohon yang bertempat tinggal diluar negeri, permohonan

harus diajukan melalui kuasa untuk memudahkan pemohon yang bersangkutan,

antara lain mengingat dokumen permohonan seluruhnyan menggunakan bahasa

Indonesia. Selain itu, dengan menggunakan kuasa (yang adalah pihak Indonesia)

akan teratasi persyaratan domisili hukum pemohon. Pemohon tersebut harus

menyatakan dan memilih domisili hukumnya di Indonesia.

Ketentuan mengenai syarat-syarat untuk dapat diangkat sebagai Konsultan

Hak Kekayaan Intelektual diatur dengan Peraturan Pemerintah, sedangkan tata

cara pengangkatannya diatur dengan keputusan presiden. Tanggal penerimaan

adalah tanggal diterimanya permohonan, dengan syarat pemohon telah :

a) Mengisi formulir permohonan

b) Melampirkan salinan gambar atau foto dan uraian Desain Tata Letak

Sirkuit Terpadu yang dimohon, dan

c) Membayar biaya Persyaratan ini adalah persyaratan minimal untuk

mempermudah pemohon mendapatkan tanggal penerimaan seperti

didefinisikan dimuka tanggal tersebut menentukan saat

mulai berlakunya perhitungan jangka waktu perlindungan atas Desain

Tata Letak Sirkuit Terpadu.

50
Apabila ternyata terdapat kekurangan pemenuhan syarat-syarat dan

kelengkapan sebagaimana yang telah ditetapkan, Direktorat Jendral

memberitahukan kepada pemohon atau kuasanya agar kekurangan tersebut

dipenuhi dalam waktu 3 bulan terhitung sejak tanggal pengiriman surat

pemberitahuaan pemenuhan kekurangan tersebut.

Tenggang waktu 3 bulan yang diberikan kepada pemohon untuk

melengkapi syarat-syarat yang kurang dihitung sejak tanggal pengiriman

pemberitahuan kekurangan tersebut, bukan dihitung sejak tanggal diterimanya

surat pemberitahuan oleh pemohon. Tanda pengirim dibuktikan dengan cap pos,

dokumen pengiriman atau bukti pengiriman lainnya. Jangka waktu tersebut dapat

diperpanjang untuk paling lama 1 bulan atas permintaan pemohon.

Apabila kekurangan tidak terpenuhi dalam jangka waktu yang telah

ditentukan tersebut, Direktorat Jendral memberitahukan secara tertulis kepada

Pemohon atau Kuasanya bahwa Permohonannya dianggap ditarik kembali. Dalam

hal permohonan dianggap ditarik kembali, segala biaya yang setelah dibayarkan

kepada direktorat jendral tidak dapat ditarik kembali.

Biaya seluruhnya yang telah dibayarkan kepada Direktorat Jendral tidak dapat

ditarik kembali terlepas apakah permohonan diterima, ditolak ataupun ditarik

kembali. Permintaan penarikan kembali permohonan dapat diajukan secara

tertulis kepada Direktorat Jendral oleh pemohon atau kuasanya selama

permohonan tersebut belum mendapat keputusan

51
8. Pengalihan Hak

Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat beralih atau dialihkan

dengan :

a. Pewarisan

b. Hibah

c. Wasiat

d. Perjanjian tertulis, atau

e. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan-peraturan

undangan.

Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu disertai dengan

dokumen tentang pengalihan hak. Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit

Terpadu yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit

Terpadu tidak berakibat hukum pada pihak ketiga.

Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak menghilangkan

hak pendesain untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya, baik dalam

Sertifikat Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Berita Resmi Desain Tata Letak

Sirkuit Terpadu maupun dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

9. Lisensi

Pemegang hak berhak memberikan lisensi kepada pihak lain berdasarkan

perjanjian lisensi untuk melaksanakan semua perbuatan yaitu membuat, memakai,

menjual, mengimpor, mengekspor dan/atau mengedarkan barang yang

didalamnya terdapat seluruh atau sebagian desain yang telah diberi Hak Desain

Tata Letak Sirkuit Terpadu, kecuali jika diperjanjikan lain.

52
Dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut diatas, pemegang hak tetap

dapat melaksanakan sendiri atau memberi lisensi kepada pihak ketiga untuk

melaksanakan perbuatan sebagaimana disebutkan diatas, kecuali jika

diperjanjikan lain. Perjanjian lisensi wajib dicatat dalam Daftar Umum Desain

Tata Letak Sirkuit Terpadu pada Direktorat Jendral dengan dikenai biaya

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Yang wajib dicatatkan adalah perjanjian lisensi itu sendiri dalam bentuk

yang disepakati oleh para pihak, termasuk isi perjanjian lisensi tersebut,

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan undang-undang ini.

Perjanjian lisensi yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata

Letak Sirkuit Terpadu tidak berlaku terhadap pihak ketiga.Perjanjian lisensi

diumumkan dalam Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.Perjanjian

lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang

merugikan bagi perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang

mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku.Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi

kepentingan negara dari kemungkinan akibat-akibat tertentu dari perjanjian lisensi

tersebut.

Direktorat Jendral wajib menolak pendataan perjanjian lisensi yang

memuat ketentuan tersebut diatas. Ketentuan mengenai pencatatan perjanjian

lisensi diatur dengan Keputusan Presiden

10. Pembatalan Pendaftaran

1. Pembatalan pendaftaran berdasarkan permintaan pemegang hak

53
Desain Tata Letak Sirkut Terpadu terdaftar dapat dibatalkan oleh

Direktorat Jendral atas permintaan tertulis yang diajukan pemegang

hak.Pembatalan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak dapat dilakukan

apabila peneriman lisensi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang tercatat dalam

Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit yang tercatat dalam Daftar Desain Tata

Letak sirkuit Terpadu. Tidak memberikan persetujuan secara tertulis, yang

dilampirkan pada permintaan pembatalan pendaftaran tersebut.

Keputusan pembatalan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

diberitahukan secara tertulis oleh Direktorat Jendral kepada :

a. Pemegang hak

b. Penerima lisensi jika telah dilisensikan sesuai dengan catatan dalam Daftar

Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

c. Pihak yang mengajukan pembatalan dengan menyebutkan bahwa Hak

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang telah diberikan dinyatakan tidak

berlaku lagi terhitung sejak tanggal keputusan pembatalan.

2. Pembatalan pendaftaran dan gugatan perdata

Gugatan pembatalan pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat

diajukan oleh pihak yang berkepentingan dengan alasan kepada Pengadilan

Niaga.Putusan Pengadilan Niaga tentang pembataln pendaftaran Hak Desain Tata

Letak Sirkuit Terpadu disampaikan kepada Direktorat Jendral paling lama 14 hari

setelah tanggal putusan diucapkan.

54
Gugatan pembatalan pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

diajukan kepada Ketua Pengadilan Niaga dalam wilayah hukum tempat tinggal

atau domisili tergugat.

Dalam hal tergugat bertempat tinggal diluar wilayah Indonesia, gugatan

tersebut diajukan kepada Ketua Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Panitera

mendaftarkan gugatan pembatalan pada tanggal gugatan yang bersangkutan

diajukan dan kepada penggugat diberikan tanda terima tertulis yang

ditandatangani panitera dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran

gugatan.Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dengan “panitera” dalam

undang-undang ini adalah panitera pada Pengadilan Negeri/Pengadilan

mempawah.Panitera menyampaikan gugatan pembatalan kepada Ketua

Pengadilan dalam jangka waktu paling lama 2 hari terhitung sejak gugatan

didaftarkan .

Dalam jangka waktu paling lama hari terhitung sejak tanggal gugatan

pembatalan didaftarkan, pengadilan Niaga mempelajari gugatan dan menetapkan

hari sidang.Sidang pemeriksaan atas gugatan pembatalan diselenggarakan dalam

jangka waktu paling lama 60 hari setelah gugatan didaftarkan.Pemanggilan para

pihak dilakukan oleh juru sita paling lama 7 hari setelah gugatan pembatalan

didaftarkan.Yang dimaksud dengan “juru sita” adalah juru sita pada Pengadilan

Negeri/Pengadilan Niaga.

Putusan atas gugatan pembatalan harus diucapkan paling lama 90 hari

setelah gugatan didaftarkan dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari atas

persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

55
Putusan atas gugatan pembatalan tersebut yang memuat secara lengkap

pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut harus diucapkan dalam

sidang terbuka untuk umum dan dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun

terhadap putusan tersebut diajukan suatu upaya hukum.

Salinan putusan Pengadilan Niaga tersebut wajib disampaikan kepada para

pihak paling lama 14 hari setelah putusan atas gugatan pembatalan diucapkan.

Terhadap putusan Pengadilan Niaga hanya dapat dimohonkan kasasi.

Permohonan kasasi dapat diajukan paling lama 14 hari setelah tanggal putusan

dimohonkan kasasi diucapkan atau diberitahukan kepada para pihak dengan

mendaftarkan kepada panitera yang telah memutuskan gugatan tersebut.

Panitera mendaftar permohonan kasasi pada tanggal permohonan yang

bersangkutan diajukan dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang

ditandatangani oleh panitera dengan tanggal yang sama dengan tunggal

penerimaan pendaftaran.

10. Akibat pembatalan pendaftaran

Pembatalan pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu menghapuskan

segala akibat hukum yang berkaitan dengan Hak Desain Tata Letak Sirkuit

Terpadu dan hak-hak lain yang berasal dari Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Dalam hal pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dibatalkan

berdasarkan gugatan tersebut, penerima lisensi tetap berhak melaksanakan

lisensinya sampai dengan berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan

dalam perjanjian lisensi.

56
Penerima lisensi tersebut tidak lagi wajib meneruskan pembayaran royalty

yang seharusnya masih wajib dilakukannya kepada pemegang hak yang haknya

dibatalkan, tetapi wajib mengalihkan pembayaran royalti untuk sisa jangka waktu

lisensi yang dimilikinya kepada pemegang hak yang sebenarnya.

Pada saat dibatalkan, ada orang lain yang benar-benar berhak atas Desain

Tata Letak Sirkuit Terpadu yang bersangkutan. Keadaan seperti itu dapat terjadi

apabila terdapat dua pemegang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, tetapi salah

satu diantaranya kemudian secara hukum dinyatakan sebagai pihak yang berhak.

Seiring dengan kejelasan yang diatur dalam ketentuan yang berlaku,

pembayarana royalti selanjutnya harus dilakukan oleh penerima lisensi Desain

Tata Letak Sirkuit Terpadu kepada pemegang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

yang benar- benar berhak.

5. Rahasia Dagang

1.Pengertian

Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut istilah rahasia

dagang (Trade secret), antara lain informasi yang dirahasiakan (Undisclosed

information), atau informasi yang tidak diketahui.

Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum dibdang

teknologi atau bisnis, yang mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam

kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiannya oleh pemilik rahasia dagang.

Hak rahasia dagang adalah hak atas rahasia dagang yang timbul

berdasarkan Undang-undang rahasian dagang.

57
2.Dasar Hukum

Rahasia dagang diatur secara khusus dalam Undang-undang Nomor 30

tahun 2000 tentang Rahasia Dagang yang selanjutnya disebut UURD.

3.Istilah-istilah lain Rahasia Dagang

1. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual

yang berada di bawah Departemen yang dipimpin oleh Menteri.

2. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang

kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian

hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari

suatu Rahasia Dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu

tertentu dan syarat tertentu.

3. Menteri adalah Menteri yang membawahkan Departemen yang salah satu

lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang Hak Kekayaan

Intelektual, termasuk Rahasia Dagang.

4.Lingkup Rahasia Dagang

Lingkup rahasia dagang meliputi metode produksi,metode

pengolahan,metode penjualan atau informasi lain dibidang teknologi dan bisnis

yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui masyarakat umum.

1) Rahasia dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut

rahasia,mempunyai nilai ekonomi,dan dijaga kerahasiaannya melalui

upaya sebagaiman mestinya.

58
2) Informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebuthanya

diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh

masyarakat.

3) Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan

informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha

yang bersifat komersial

4) Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak

yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan

patut.

5. Subjek Rahasia Dagang

Subjek Rahasia dagang adalah pemilik rahasia dagang. Pemilik rahasia

dagang memiliki hak untuk :

1) Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya.

2) Memberi lisensi kepada pihak lain atau melarang pihak lain untuk

menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada

pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.

6. Objek Rahasia Dagang

Objek ruang lingkup rahasia dagang menurut undang-undang No. 30

Tahun 2000 Pasal 2 meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode

penjualan atau informasi lain di bidang tekhnologi dan/atau bisnis yang memiliki

nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.

Misalnya Coca-cola menggunakan rahasia dagang yaitu informasi teknik

senyawa untuk melindungi formulanya, bukan paten. Hal ini untuk menghindari

59
adanya batas waktu. Kalau formula dilindungi hak paten maka, akan berakhir

paling lama 20 tahun. Pada saat ini usia Coca Cola sudah lebih dari 100 tahun,

hak ini karena formulanya dilindungi dengan rahasia dagang. Metode produksi

misalnya teknologi pemrosesan anggur, formula ramuan rokok. Di bidang lain,

misalnya informasi non teknik. Data mengenai pelanggan, data analisis,

administasi keuangan, dll.

7. Waktu Perlindungan Rahasia Dagang

Rahasia dagang mempunyai sesuatu yang istimewa, yaitu lamanya waktu

perlindungan yang diberikan oleh undang-undang ini adalah tanpa batas

waktu.Namun, tanpa batas waktu ini mempunyai syarat yaitu sebagaimana

tercantum dalam Pasal 3 yaitu bahwa rahasia dagang dilindungi bila informasi

tersebut masih bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga

kerahasiaannya melalui upaya semestinya. Ketiga syarat yang harus dipenuhi itu

dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut

hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh

masyarakat.

b. Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat

kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan

atau usaha yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan

secaraekonomi.

c. Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau

para pihak

60
3. Pentingnya Hak Atas Kekayaan Intelektual

Memperbincangkan masalah HAKI bukanlah masalah perlindungan hukum

semata.HAKI juga erat dengan alih teknologi,pembangunan ekonomi,dan

,martabat bangsa.Secara umum disepakati HAKI memegang peranan penting

dalam pertumbuhan ekonomi saati ini.Dalam kajian WIPO dinyatakan pula bahwa

HAKI memperkaya kehidupan seseorang,masa depan suatu bangsa secara

material,budaya dan sosial.

Secara umum ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari sistem HAKI

yang baik,yaitu meningkatkan posisi perdagangan dan investasi,mengembangkan

teknologi,mendorong perusahaan untuk bersaing secara internasional ,dapat

membantu komersialisasi dari suatu invensi,dapat mengembangkan sosial budaya

dan dapat juga menjaga reputasi internasional untuk kepentingan ekspor.Oleh

sebab itu,pengembangan sistem HAKI nasional sebaiknya tidak hanya melalui

pendekatan umum tetapi juga teknologi,bisnis,dan sistem perlindungan yang baik

terhadap HAKI dapat menunjang pembangunan ekonomi masyarakat yang

menerapkan sistem tersebut.

61
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap karya-karya yang lahir dari buah pikir yang cemerlang yang berguna

bagi manusia perlu di akui dan dilindungi. Untuk itu sistem HaKI diperlukan

sebagai bentuk penghargaan atas hasil karya. Disamping itu sistem HaKI

menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk

kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya

lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan dukungan dokumentasi

yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan

maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk

memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.

B. Saran

Ditinjau dari sudut perangkat perundang-undangan, Indonesia sudah

mempunyai perangkat yang cukup di bidang HaKI. Namun pengetahuan tentang

HaKI dan perangkat perundang-undangan dimasyarakat dirasakan masih kurang

dan perlu ditingkatkan, sehingga perlindungan HaKI betul-betul dapat ditegakkan.

62
DAFTAR PUSTAKA

Adoe, Kaleb, 2010. HUKUM BISNIS. Kupang: Politeknik Negeri

Kupang.

Simatupang, Richard, 1996. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta: Rineka

Cipta.

Saidin, 1997. Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta:

Raja Grafindo.

Supramono, Gatot, 1989. Tindak Pidana Hak Cipta: Masalah Penangkapan

dalam Tingkat Penyidikan. Jakarta: Pustaka Kartini.

Sumber lainnya:

http://prasetyohp.staff.hukum.uns.ac.id/hki-dan-perlindungan-

pengetahuan-tradisional-di-indonesia/hki-dan-perlindungan-pengetahuan-

tradisional-di-indonesia/

http://www.scribd.com/doc/12686190/Sekilas-Haki-Di-Indonesia-

Indonesia-Intellectual-Property-Law-in-brief

http://bjnatasyakusumah.blogspot.com/2010/04/studi-kasus-tentang-

sengketa-atas-merek.html

63
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta

64

Anda mungkin juga menyukai