Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN PEMASARAN

Introducing New Market Offerings dan Developing Pricing Strategies and Programs

Dosen Pengampu : John Edwar SE., MM.

KELOMPOK 2

Disusun oleh:

1. Emil Ramadhani - 2110526012


2. Yuni Dwi Rahayu – 2110526027
3. Relfi Deva – 2110526034
4. Muhammad Fachrul Basari - 2110526051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INTAKE


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak

dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh

keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen

atas produk yang yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur

dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang

diinginkan oleh konsumen.

Perusahaan harus meningkatkan pendapatan mereka sepanjang waktu

denganmengembangkan produk dan jasa baru serta melakukan perluasan ke pasar baru.

pengembangan produk baru membentuk masa depan perusahaan. Peningkatan atau

penggantian produk dan jasa dapat mempertahankan atau membangun penjualan produk

dan jasa yang baru bagi dunia dapat mengubah industry dan perusahaan serta mengubah

kehidupan. Akan tetapai, rendahnya tingkat keberhasilan produk dan jasa baru

menunjukan banyak tantangan didalamnya. Semakin banyak perusahaan yang tidak

hanya sekedar membicarakan inovasi. Mereka mengubah cara mereka dalam

mengembangkan produk dan jasa baru secara fundamental. Perusahaan di seluruh dunia

berusaha menemukan cara kreatif untuk mengembangkan produk dan jasa yang jauh

lebih baik, cepat dan efisien. Pemasar memainkan peran kunci dalam pengembangan.

Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga adalah salah satu elemen

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Harga adalah elemen termudah dalam

program pemasaran untuk disesuaikan. Harga juga mengomunikasikan positioning nilai yang

dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Harga bukan hanya angka – angka
di label harga. Harga mempunyai banyak bentuk dan melaksanakan banyak fungsi.

Sepanjang sejarah harga ditetapkan melalui negoisasi pembeli dan penjual. Praktik penetapn

harga telah mengalami perubahan besar dalam tahun – tahun terakhir. Banyak perusahaan

melawan kecenderungan harga yang rendah dan berhasil mendorong konsumen membeli

produk dan jasa yang lebih mahal dengan menggabungkan formulasi produk unik yang

melibatkan kampanye pemasaran. Saat ini Internet juga memiliki andil membalik tren

penetapan harga tetap. Seperti yang dikatakan salah satu pengamat industri, ―Kita bergerak ke

arah ekonomi yang sangat canggih. Ini semacam perlombaan antar teknologi pedagang

dengan teknologi konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagimana Memperkenalkan Penawar Pasa Baru?

2. Bagimana Cara Untuk Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan

Harga?

1.3 Tujuan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, kami harap dapat membantu pembaca untuk:

1. Untuk Mengetahui Bagimana Memperkenalkan Penawar Pasa Baru?

2. Untuk Mengetahui Bagimana Cara untuk Mengembangkan Strategi dan

Program Penetapan Harga?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MEMPERKENALKAN PENAWAR PASAR PRODUK

2.1.1 Bagaimana Produk Baru Dapat Dikategorikan

Sebuah perusahaan dapat menambah produk baru melalui akuisisi atau

pengembangan. Ketika mengakuisisi, perusahaan dapat membeli perusahaan lain, membeli

paten dari perusahaan lain, atau membeli lisensi atau waralaba dari perusahaan lain. Produk

baru berkisar dari item baru ke dunia yang menciptakan pasar yang sama sekali baru hingga

perbaikan kecil atau revisi produk yang sudah ada. Sebagian besar aktivitas produk baru

ditujukan untuk meningkatkan produk yang sudah ada. Beberapa peluncuran produk terbaru

di supermarket adalah perluasan merek.

2.1.2 Tantangan apa yang dihadapi perusahaan dalam mengembangkan produk

dan layanan baru

Pasar yang terfragmentasi. Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka pada

segmen pasar yang lebih kecil dari sebelumnya, yang dapat berarti penjualan dan keuntungan

yang lebih rendah untuk setiap produk.

 Kendala sosial, ekonomi, dan pemerintah. Produk baru harus memenuhi keselamatan

konsumen dan masalah lingkungan serta batasan produksi yang ketat.

 Biaya pengembangan. Sebuah perusahaan biasanya harus menghasilkan banyak ide

untuk menemukan hanya satu yang layak untuk dikembangkan dan dengan demikian

sering menghadapi biaya R&D, manufaktur, dan pemasaran yang tinggi.

 Kekurangan modal. Beberapa perusahaan dengan ide bagus tidak dapat

mengumpulkan dana untuk meneliti dan meluncurkannya.


 Waktu pengembangan yang dibutuhkan lebih singkat. Perusahaan harus belajar

memadatkan waktu pengembangan dengan teknik baru, mitra strategis, pengujian

konsep awal, dan perencanaan pemasaran lanjutan.

 Waktu peluncuran yang buruk. Produk baru terkadang diluncurkan terlambat, setelah

kategorinya lepas landas, atau terlalu dini untuk mengumpulkan minat yang cukup.

 Siklus hidup produk lebih pendek. Saingan cepat meniru kesuksesan. Pada suatu

waktu, Sony menikmati keunggulan tiga tahun dalam produk barunya, tetapi

Matsushita dan yang lainnya belajar untuk menyalinnya dalam waktu enam bulan,

membuat Sony hampir tidak memiliki waktu untuk mengembalikan investasinya.

 Kurangnya dukungan organisasi. Produk baru mungkin tidak cocok dengan budaya

perusahaan atau tidak menerima dukungan finansial atau dukungan lain yang

dibutuhkannya.

2.1.3 Struktur dan Proses Organisasi Apa yang Digunakan Manajer Untuk

Mengawasi Pengembangan Produk Baru

Pengembangan produk baru memerlukan manajemen senior untuk menentukan

domain bisnis, kategori produk, dan kriteria khusus. Satu perusahaan menetapkan kriteria

penerimaan berikut:

 Produk dapat diperkenalkan dalam waktu lima tahun.

 Produk tersebut memiliki potensi pasar minimal $50 juta dan tingkat pertumbuhan

15 persen.

 Produk tersebut dapat memberikan setidaknya 30 persen laba atas penjualan dan

40 persen atas investasi.

 Produk dapat mencapai kepemimpinan teknis atau pasar.


2.1.4 Apa Tahapan Utama Dalam Mengembangkan Produk dan Layanan Baru

Banyak perusahaan memiliki rangkaian proyek paralel yang bekerja melalui proses,

masing-masing pada tahap yang berbeda.Pikirkan prosesnya sebagai corong: Jumlah yang

besar ide dan konsep produk baru awal disaring menjadi beberapa produk berpotensi tinggi

yang akhirnya diluncurkan. Tetapi prosesnya tidak selalu linier. Banyak perusahaan

menggunakanproses pengembangan spiral yang mengakui nilai kembali ke tahap sebelumnya

untuk melakukan perbaikan sebelum bergerak maju. Sistem ini telah berkembang selama

bertahun-tahun karena:

 pengguna membuatnya lebih fleksibel, adaptif, dan terukur; dibangun dalam tata

kelola yang lebih baik

 manajemen portofolio terintegrasi

 memasukkan akuntabilitas dan perbaikan berkelanjutan

 mengadaptasi proses untuk memasukkaninovasi terbuka dan masukan dari sumber di

luar perusahaan pada tahap yang berbeda.

2.1.5 Apa Cara Terbaik Untuk Mengelola Generasi Ide-Ide Baru

Ada beberapa cara terbaik untuk mengelola generasi ide-ide baru, yaitu:

a. Menghasilkan Ide

Proses pengembangan produk baru dimulai dengan pencarian ide. Beberapa pakar

pemasaran percaya bahwa kami menemukan peluang terbesar dan pengaruh tertinggi untuk

produk baru dengan mengungkap rangkaian kebutuhan pelanggan atau inovasi teknologi

terbaik yang mungkin tidak terpenuhi. Ide produk baru sebenarnya bisa datang dari interaksi

dengan berbagai kelompok dan menggunakan teknik yang menghasilkan kreativitas.

Sepuluh Cara untuk Menemukan Ide Produk Baru yang Hebat


1. Jalankan sesi informal di mana kelompok pelanggan bertemu dengan insinyur dan

desainer perusahaan untuk mendiskusikan masalah dan kebutuhan serta bertukar

pikiran tentang solusi potensial.

2. Berikan waktu istirahat—waktu pramuka—bagi orang-orang teknis untuk

mengerjakan proyek kesayangan mereka sendiri. Google telah mengizinkan 20 persen

waktu istirahat; 3M 15 persen; dan Rohm & Haas 10 persen.

3. Jadikan sesi curah pendapat pelanggan sebagai fitur standar tur pabrik.

5. Survei pelanggan Anda: Cari tahu apa yang mereka suka dan tidak suka dalam produk

Anda dan pesaing.

6. Lakukan riset "terbang di dinding" atau "berkemah" dengan pelanggan, seperti yang

dilakukan Fluke dan Hewlett-Packard.

7. Gunakan putaran berulang: sekelompok pelanggan di satu ruangan, berfokus pada

mengidentifikasi masalah, dan sekelompok orang teknis Anda di ruangan sebelah,

mendengarkan dan bertukar pikiran solusi. Segera uji solusi yang diusulkan dengan

kelompok pelanggan.

8. Siapkan pencarian kata kunci yang secara rutin memindai publikasi perdagangan di

beberapa negara untuk pengumuman produk baru.

9. Perlakukan pameran dagang sebagai misi intelijen, di mana Anda melihat semua yang

baru di industri Anda di bawah satu atap.

10. Minta staf teknis dan pemasaran Anda mengunjungi lab pemasok Anda dan

menghabiskan waktu dengan staf teknis mereka—cari tahu apa yang baru.

11. Siapkan brankas ide, dan buat itu terbuka dan mudah diakses. Izinkan karyawan untuk

meninjau ide-ide dan menambahkannya secara konstruktif.


b. Menggunakan penyaringan Ide

Dalam menyaring ide, perusahaan harus menghindari dua jenis kesalahan.

Tujuan penyaringan adalah untuk membuang ide-ide buruk sedini mungkin.

Alasannya adalah bahwa biaya pengembangan produk meningkat secara substansial pada

setiap tahap pengembangan yang berurutan. Sebagian besar perusahaan memerlukan ide

produk baru untuk dideskripsikan pada formulir standar untuk tinjauan komite. Deskripsi

menyatakan ide produk, pasar sasaran, dan persaingan dan secara kasar memperkirakan

ukuran pasar, harga produk, waktu dan biaya pengembangan, biaya produksi, dan tingkat

pengembalian.

2.1.6 Apa Cara Terbaik Untuk Mengelola Pengembangan Konsep dan Strategi

Ide-ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang dapat diuji.

ide produk adalah produk yang mungkin ditawarkan perusahaan ke pasar. Akonsep produk

adalah versi yang dielaborasi dari ide yang diekspresikan dalam istilah konsumen.

a. Pengembangan Konsep dan Pengujian

Pengembangan konsep adalah langkah yang diperlukan tetapi tidak cukup untuk

kesuksesan produk baru. Pemasar juga harus membedakan konsep yang menang dari yang

kalah dengan menguji. Pengembangan Konsep Bayangkan sebuah perusahaan pengolahan

makanan besar mendapat ide untuk memproduksi bubuk untuk ditambahkan ke susu untuk

meningkatkan nilai gizi dan rasanya. Ini adalah produkide, tetapi konsumen tidak membeli

ide produk; mereka membeli produk konsep. sebuah perusahaan dapat membentuk beberapa

konsep:

• Konsep 1. Minuman instan untuk orang dewasa yang ingin sarapan cepat bergizi

tanpa persiapan.
• Konsep 2. Camilan enak untuk diminum anak-anak sebagai penyegar di siang

hari.

• Konsep 3. Suplemen kesehatan untuk orang dewasa yang lebih tua untuk

diminum di malam hari sebelum tidur.

Pengujian Konsep Berarti menyajikan konsep produk kepada konsumen sasaran,

secara fisik atau simbolis, dan mendapatkan reaksi mereka. Semakin banyak konsep yang

diuji menyerupai produk atau pengalaman akhir, semakin dapat diandalkan pengujian konsep.

Pengujian konsep prototipe dapat membantu menghindari kesalahan yang mahal, tetapi

mungkin sangat menantang dengan produk baru yang sangat berbeda. Setelah menerima

informasi ini, peneliti mengukur dimensi produk dengan meminta konsumen menjawab

pertanyaan seperti ini:

1. Komunikabilitas dan kepercayaan—―Apakah manfaatnya jelas bagi Anda dan dapat

dipercaya?‖ Jika skornya rendah, konsep tersebut harus disempurnakan atau direvisi.

2. Butuh tingkat—―Apakah Anda melihat produk ini memecahkan masalah atau

memenuhi kebutuhan Anda?‖ Semakin kuat kebutuhan, semakin tinggi minat

konsumen yang diharapkan.

3. Tingkat kesenjangan—―Apakah produk lain saat ini memenuhi kebutuhan ini dan

memuaskan Anda?‖ Semakin besar kesenjangan, semakin tinggi minat konsumen

yang diharapkan. Pemasar dapat mengalikan tingkat kebutuhan dengan tingkat

kesenjangan untuk menghasilkanskor kesenjangan kebutuhan. Skor yang tinggi

berarti konsumen melihat produk sebagai pemenuhan kebutuhan yang kuat tidak puas

dengan alternatif yang tersedia.

4. Nilai keuntungan—"Apakah harga wajar dalam hubungannya dengan nilai?" Semakin

tinggi nilai yang dirasakan, semakin tinggi minat konsumen yang diharapkan.
5. niat beli—―Apakah Anda (pasti, mungkin, mungkin tidak, pasti tidak) membeli

produk tersebut?‖ Konsumen yang menjawab tiga pertanyaan pertama secara positif

harus menjawab ―Pasti‖ di sini.

Jawaban responden menunjukkan apakah konsep tersebut memiliki daya tarik konsumen

yang luas dan kuat, produk apa yang disaingi.

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN

Setelah pengujian konsep yang berhasil, manajer produk baru akan mengembangkan rencana

strategi tiga bagian awal untuk memperkenalkan produk baru ke pasar.

• Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan perilaku pasar sasaran; positioning

merek yang direncanakan; dan tujuan penjualan, pangsa pasar, dan laba yang dicari

dalam beberapa tahun pertama.

• Bagian kedua menguraikan rencana harga, strategi distribusi, dan anggaran pemasaran

untuk tahun pertama

• Bagian ketiga dari rencana strategi pemasaran menjelaskan tujuan penjualan dan laba

jangka panjang serta strategi bauran pemasaran dari waktu ke waktu.

2.1.7 Apa Cara Terbaik Untuk Mengelola Komersialisasi Produk Baru

Pengembangan hingga Komersialisasi Hingga kini, produk tersebut hanya ada sebagai

deskripsi kata, gambar, atau prototipe. Langkah berikutnya merupakan lompatan investasi

yang mengerdilkan biaya yang dikeluarkan sejauh ini. Perusahaan akan menentukan apakah

ide produk dapat diterjemahkan menjadi produk yang layak secara teknis dan komersial. Jika

tidak, akumulasi biaya proyek akan hilang, kecuali untuk informasi berguna yang diperoleh

dalam proses tersebut.

Berikut cara terbaik dalam mengelola komersial baru, yaitu :


1. Pengembangan Produk

Pekerjaan menerjemahkan persyaratan pelanggan target ke dalam prototipe kerja

dibantu oleh seperangkat metode yang dikenal sebagai: penyebaran fungsi kualitas (QFD).

Metodologi mengambil daftar yang diinginkanatribut pelanggan (CA) yang dihasilkan oleh

riset pasar dan mengubahnya menjadi daftar atribut rekayasa (EA) yang dapat digunakan oleh

para insinyur. Misalnya, pelanggan truk yang diusulkan mungkin menginginkan tingkat

percepatan tertentu (CA). Insinyur dapat mengubah ini menjadi tenaga kuda yang dibutuhkan

dan setara teknik lainnya (EA). Kontribusi utama QFD adalah peningkatan komunikasi antara

pemasar, insinyur, dan orang-orang manufaktur.

2. Pengujian Pasar

Setelah manajemen puas dengan kinerja fungsional dan psikologis, produk siap untuk

dicap dengan nama, logo, dan kemasan dan masuk ke uji pasar, jika diinginkan.

Berikut adalah empat metode utama pengujian pasar barang konsumen, dari yang paling

murah hingga yang paling mahal.

• Riset Gelombang Penjualan Konsumen yang awalnya mencoba produk tanpa biaya

ditawari kembali, atau produk pesaing, dengan harga yang sedikit lebih murah.

Penawaran dapat dilakukan sebanyak lima kali (gelombang penjualan), sementara

perusahaan mencatat berapa banyak pelanggan yang memilihnya lagi dan tingkat

kepuasan yang dilaporkan.

• Pemasaran Uji Simulasi Tiga puluh hingga 40 pembeli yang memenuhi syarat

ditanyai tentang keakraban merek dan preferensi dalam kategori produk tertentu dan

menghadiri pemutaran singkat iklan TV atau cetak yang terkenal dan baru. Satu iklan

mengiklankan produk baru tetapi tidak dipilih untuk diperhatikan.

• Pemasaran Uji Terkendali Perusahaan dengan produk baru menentukan jumlah toko

dan lokasi geografis yang ingin diuji. Sebuah firma riset mengirimkan produk ke
panel toko yang berpartisipasi dan mengontrol posisi rak, harga, dan jumlah tampilan,

pajangan, dan promosi titik pembelian.

• Pasar Uji Cara terbaik untuk menguji produk konsumen baru adalah dengan

memasukkannya ke dalam pasar uji coba penuh. Perusahaan memilih beberapa kota

yang representatif dan melakukan kampanye komunikasi pemasaran penuh, dan

tenaga penjualan mencoba menjual perdagangan dengan membawa produk dan

memberikan paparan rak yang baik.

3. Komersialisasi

Komersialisasi menimbulkan biaya tertinggi perusahaan sampai saat ini. Terlalu

sering perusahaan begitu terfokus pada pengembangan produk baru sehingga mereka lalai

menghabiskan waktu yang cukup untuk mengembangkan program peluncuran pemasaran

yang unggul. Sebuah perusahaan hampir menyelesaikan pekerjaan pengembangan produk

barunya dan mengetahui bahwa pesaing mendekati akhir pekerjaan pengembangannya.

Perusahaan menghadapi tiga pilihan:

- Entri pertama—Perusahaan pertama yang memasuki pasar biasanya menikmati

"keuntungan penggerak pertama" dengan mengunci distributor dan pelanggan

utama dan mendapatkan kepemimpinan. Tetapi jika terburu-buru ke pasar

sebelum benar-benar di-debug, entri pertama bisa menjadi bumerang.

- Entri parallel-Perusahaan mungkin mengatur waktu masuknya bertepatan

dengan masuknya pesaing. Pasar mungkin lebih memperhatikan ketika dua

perusahaan mengiklankan produk baru.

- Masuk terlambat-Perusahaan mungkin menunda peluncurannya sampai setelah

pesaing menanggung biaya pendidikan pasar, dan produknya dapat

mengungkapkan kekurangan yang dapat dihindari oleh pendatang yang

terlambat. Peserta yang terlambat juga dapat mempelajari ukuran pasar.


2.2 MENGEMBANGKAN STRATREGI DAN PROGRAM PENETAPAN HARGA

2.2.1 Bagaimana Konsumen Memproses dan Mengevaluasi Harga

Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan;

unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga barangkali adalah unsur program pemasaran

yang paling mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran bahkan promosi membutuhkan lebih

banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan

tersebut kepada pasar tentang produk atau mereknya. Sebagai produk yang dirancang dan

dipasarkan dengan baik, dapat menentukan premium harga dan mendapatkan laba besar.

Cara Konsumen Memproses Dan Mengevaluasi Harga

Konsumen sering secara aktif memproses informasi harga, menginterpretasikan harga

dari segi pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman membeli sebelumnya. Memahami

bagaimana konsumen sampai pada pemahaman mereka tentang harga merupakan prioritas

pemasaran yang penting. Di sini kita mempertimbangkan tiga topik kunci yaitu harga

rujukan, kesimpulan harga-mutu, dan tujuan harga.

1. Harga rujukan

Riset telah menunjukkan bahwa konsumen memiliki pengetahuan yang cukup baik

tentang kisaran harga yang tercakup, Pemikiran mengenai harga rujukan juga didorong

dengan menetapkan harga tinggi yang disarankan pabrik, atau dengan menunjukkan bahwa

produk itu diberi harga yang jauh lebih tinggi pada awalnya, atau dengan menunjukkan pada

harga tinggi pesaing.

2. Kesimpulan harga mutu

Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indikator mutu. Penetapan harga

berdasarkan citra terutama efektif pada produk-produk yang peka terhadap ego seperti
parfum dan mobil yang mahal. Ketika informasi alternatif tentang mutu yang benar tersedia,

harga menjadi indikator mutu yang kurang signifikan.

3. Petunjuk harga

Persepsi konsumen tentang harga juga dipengaruhi oleh strategi penetapan harga

alternatif. Banyak penjual yakin bahwa harga akan berakhir salam satu angka yang ganjil.

2.2.2 Bagaimana Seharusnya Perusahaan Menetapkan Harga Pada Awalnya

Untuk Produk dan Jasa

Perusahaan-perusahaan melakukan penetapan harganya dengan berbagai cara.

1. Di perusahaan-perusahaan kecil, harga sering ditetapkan pimpinan tertinggi.

2. Di perusahaan-perusahaan besar, penetapan harga ditangani manajer divisi dan

lini produk.

3. Yang lain menggunakan harga sebagai alat strategi penting. Mereka

mengkustomisassi harga dan penawaran berbasis pada nilai dan biaya segmen.

 Menetapkan Harga

Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya ketika

mengembangkan produk baru, ketika memperkenalkan produk regulernya ke saluran

distribusi atau daerah geografis yang baru, dan ketika mengikuti lelang untuk kerja kontrak

baru. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan

penetapan harganya. Ada enam langkah prosedur yaitu

1) memilih tujuan penetapan harga,

2) menentukan permintaan,

3) memperkirakan biaya,

4) menganalisa biaya, harga dan tawaran pesaing,

5) memilih metode penetapan harga, dan


6) memilih harga akhir.

1. Langkah 1: Memilih tujuan penetapan harga.

Makin jelas tujuan suatu perusahaan, makin mudah menetapkan harga. Perusahaan

dapat mengharapkan salah satu dari lima tujuan utama melalui penetapan harga:

kelangsungan hidup, laba maksimum sekarang, pangsa pasar maksimum, menguasai pasar

secara maksimum, atau kepemimpinan mutu produk.

a. Kelangsungan hidup

Kelangsungan hidup adalah tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang,

perusahaan tersebut harus belajar bagaimana menambah nilai atau berhadapan

dengan kepunahan.

b. Laba maksimum sekarang

Perusahaan tersebut memperkirakan permintaan dan biaya yang terkait dengan

harga alternatif dan memilih harga yang menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau

tingkat pengembalian investasi yang maksimum.

c. Pangsa pasar maksimum

Perusahaan menetapkan harga yang paling rendah, dengan berasumsi bahwa

pasar tersebut peka terhadap harga. Kondisi-kondisi berikut mendukung penetapan

harga yang rendah:

1) Pasar tersebut sangat peka terhadap harga, dan harga yang rendah

merangsang pertumbuhan pasar;

2) biaya produksi dan distribusi turun dengan makin terakumulasinya

pengalaman produksi; dan

3) harga yang rendah menghapuskan atau mencegah persaingan.

d. Menguasai pasar secara maksimum


Perusahaan-perusahaan yang memperkenalkan teknologi baru lebih

menyukai penetapan harga yang tinggi untuk menguasai pasar. Penguasaan pasar

masuk akal dalam kondisi berikut:

1) sejumlah pembeli yang memadai memiliki permintaan sekarang yang

tinggi;

2) biaya per unit untuk memproduksi volume yang kecil tidak terlalu tinggi

sehingga dapat menunda keuntungan dengan mengenakan harga yang

dapat diserap pasar;

3) harga awal yang tinggi tersebut tidak menarik lebih banyak pesaing ke

pasar;

4) harga yang tinggi tersebut mengkomunikasikan citra suatu produk yang

unggul.

e. Kepemimpinan mutu produk

Banyak merek berusaha keras untuk menjadi ‖barang mewah yang dapat

dihasilkan‖ – produk atau jasa yang bercirikan tinghkatan yang tinggi soal mutu,

selera dan status yang dapat dirasakan, dengan harga yang cukup tinggi yang tidak

di luar jangkauan konsumen.

2. Langkah 2: Menentukan permintaan

Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu

mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dalam

kasus biasa, permintaan dan harga berbanding terbalik: makin tinggi harganya, makin rendah

permintaannya. Dalam kasus barang mewah, kadang-kadang harga naik dan malah penjualan

akan makin banyak, bukan makin sedikit. Elastisitas harga permintaan Pemasar perlu

mengetahui seberapa tanggap atau elastis permintaan terhadap perubahan harga. Permintaan

mungkin akan kurang elastis dalam kondisi-kondisi berikut:


1) hanya ada sedikit atau bahkan samasekali tidak ada barang pengganti

atau pesaing;

2) pembeli tidak cepat memerhatikan harga yang lebih tinggi tersebut;

3) pembeli lambat mengubah kebiasaan belinya;

4) pembeli berpendapat bahwa harga yang lebih tinggi tersebut dapat

dibenarkan.

3. Langkah 3: Memperkirakan biaya

Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan untuk

produknya. Biaya-biaya perusahaan mempunyai dua bentuk, tetap dan variabel. Biaya tetap

(fixed cost yang juga disebut overhead) adalah biaya-biaya yang tidak akan berbeda karena

pengaruh produksi atau penjualan. Perusahaan harus membayar tagihan setiap bulan untuk

sewa, listrik, bunga pinjaman, gaji, dan lain-lainnya, berapa pun keluarannya.

• Produksi yang terakumulasi

Semakin berpengalaman dalam memprodukksi, metodenya akan membaik.

Penetapan harga yang agresif dapat memberi citra murahan kepada produk tersebut.

Strategi itu juga mengandaikan bahwa para pesaingnya lemah.

• Akunting biaya berdasarkan aktivitas

Biaya-biaya produsen akan berbeda-beda untuk masing-masing jaringan, dan

labanya juga akan berbeda. Untuk memperkirakan profitabilitas sesungguhnya dalam

bertransaksi dengan berbagai pengecer yang berbeda, produsen tersebut perlu

menggunakan akuntansi biaya berbasis kegiatan (activity based cost (ABC)

accounting) alih-alih akuntansi biaya standar (standar cost accounting).

• Penetapan biaya sasaran


Biaya berubah sejalan dengan skala produksi dan pengalaman. Pengurangan

marjin laba yang diinginkan dari harga menghsilkan biaya sasaran yang harus dicapai.

Masing-masing unsur biaya-perancangan, rekayasa, produksi, penjualan-harus diuji.

Tujuannya adalah mengusahakan supaya proyeksi biaya akhir sesuai dengan kisaran

harga biaya sasaran tersebut.

4. Langkah 4: Menganalisa biaya, harga, dan tawaran pesaing

Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan pasar

dan biaya-biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga dan

kemungkinan reaksi harga pesaing. Jika tawaran perusahaan tersebut mengandung ciri-ciri

diferensiasi positif yang tidak ditawarkan pesaing terdekat, nilainya bagi pelanggan

seharusnya dievaluasi dan ditambahkan pada harga pesaing tersebut. Jika tawaran harga

pesaing tadi mengandung beberapa ciri yang tidak ditawarkan perusahaan tersebut, nilainya

bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan dikurangkan dari harga perusahaan tersebut.

5. Langkah 5: Memilih metode penetapan harga

Dengan adanya tiga C yaitu

1) jadwal permintaan pelanggan (customer’s demand schedule),

2) fungsi biaya (cost function), dan

3) harga pesaing (competitor’s price) – perusahaan kini siap memilih harga.

Enam Metode Penetapan Harga Adalah:

a. Penetapan harga mark-Up

Metode penetapan harga yang paling sederhana adalah menambahkan mark-up

standar pada biaya produk tersebut. Perusahaan-perusahaan yang

memperkenalkan produk baru sering menetapkan harga yang tinggi dengan

harapan untuk mengembalikan biayanya secepat mungkin, tetapi strategi ini


dapat berakibat fatal jika pesaing menetapkan harga yang rendah. Namun,

penetapan harga mark up tetap populer karena berbagai alasan:

1) penjual dapat menentukan biaya jauh lebih mudah dibandingkan

dengan melalui cara memperkirakan permintaan,

2) jika semua perusahaan dalam industri tersebut menggunakan metode

penetapan harga ini, harga-harga akan cenderung serupa,

3) banyak orang merasa penetapan ini lebih adil bagi pembeli maupun

penjual.

b. Penetapan harga sasaran pengembalian

Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian

atas investasi (ROI-return on investment) yang dibidiknya. Metode ini juga

digunakan perusahaan-perusahaan listrik pemerintah, yang perlu memperoleh

pengembalian atas investasinya yang adil.

c. Penetapan harga persepsi nilai

Makin banyak perusahaan mendasarkan harganya pada persepsi nilai

(perceived value) pelanggan. Perusahaan tersebut menggunakan unsur-unsur

bauran pemasaran lainnya, sepert iklan dan tenaga penjualan, untuk

mengkomunikasikan dan meningkatkan nilai yang dipersepsikan dalam benak

pembeli.

d. Penetapan harga nilai

Penetapan harga nilai bukan sekedar menetapkan harga yang lebih rendah,

langkah tersebut adalah persoalan merekayasa ulang kegiatan-kegiatan

perusahaan tersebut untuk menjadi produsen yang berbiaya rendah tanpa

mengorbankan mutu, dan menurunkan harga yang lumayan besar guna

menarik sejumlah besar pelanggan yang sadar nilai.


e. Penetapan harga umum

Dalam penetapan harga umum (going rate pricing), perusahaan tersebut

mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing. Perusahaan tersebut

mungkin akan mengenakan harga yang sama, lebih tinggi, atau lebih rendah

daripada pesaing utamanya. Penetapan harga umum lumayan populer. Apabila

biaya sulit diukur atau tanggapan pesaing tidak pasti, perusahaan-perusahaan

merasa bahwa harga umum merupakan jalan keluar yang baik, karena hal itu

dianggap mencerminkan kejakan bersama industri tersebut.

f. Penetapan harga tipe lelang

Penetapan harga tipe lelang mulai makin populer, khususnya seiring dengan

pertumbuhan internet. Perusahaan-perusahaan perlu menyadari tiga jenis

utama lelang yaitu;

1. Lelang Inggris (tawaran meningkat)

Satu penjual dan banyak pembeli. Penjual memperlihatkan

suatu barang dan para penawar menaikkan harga tawaran

hingga mencapai harga tertinggi.

2. Lelang Belanda (tawaran menurun)

Satu penjual dengan banyak pembeli, atau satu pembeli dengan

banyak penjual. Pembeli mengumumkan sesuatu yang ingin

dibelinya dan kemudian calon-calon penjual bersaing

mengumumkan sesuatu yang ingin dibelinya dan kemudian

calon-calon penjual bersaing untuk melakukan penjualan

dengan menawarkan harga yang terendah.

3. Lelang tawaran tertutup


Calon-calon pemasok hanya dapat mengajukan satu tawaran

dan tidak mengetahui tawaran-tawaran lainnya. Pemasok tidak

akan menawar di bawah biayanya, tetapi juga tidak dapat

menawar terlalu tinggi karena takut kehilangan pekerjaan

tersebut.

6. Langkah 6: Memilih harga akhir

Dalam memilihh harga akhir ini, perusahaan tersebut harus mempertimbangkan

faktor-faktor tambahnan, yang meliputi dampak dari kegiatan pemasaran lain, kebijakan

penetapan harga perusahaan, penetapan harga yang berbagi laba, dan dampak harga terhadap

pihak lain.

Dalam sebuah studi, ditemukan hal-hal berikut;

a. Merek yang mempunyai mutu relatif rata-rata, tetapi dengan anggaran iklan relatif

tinggi, dapat mengenakan harga yang sangat mahal. Tampaknya, konsumen bersedia

membayar harga yang lebih tinggi untuk produk yang dikenal daripada untuk produk

yang tidak dikenal.

b. Merek yang mempunyai mutu relatif tinggi dan iklan relatif tinggi memperoleh harga

yang paling tinggi. Sebaliknya, merek yang mempunyai mutu rendah dan iklan yang

rendah mengenakan harga yang paling rendah.

c. Hubungan positif antara harga yang tinggi dan iklan yang tinggi berlangsung paling

kuat dalam tahap-tahap akhir siklus hidup produk bagi pemimpin pasar.

d. Kebijakan penetapan harga perusahaan

e. Harga harus selaras dengan kebijakan-kebijakan penetapan harga perusahaan

(company pricing policies). Pada saat yang sama, perusahaan tidak menolak untuk

menetapkan penalti penetapan harga dalam keadaan tertentu.


2.2.3 Bagaimana Seharusnya Perusahaan Menyesuaikan Harga Untuk Memenuhi

Berbagai Keadaan dan Peluang

Perusahaan-perusahaan biasanya tidak menetapkan hanya satu harga, melainkan

struktur penetapan harga yang mencerminkan perbedaan dalam permintaaan dan biaya

geografis, tuntutan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan, frekwensi

pengiriman, jaminan, kontrak perbaikan, dan faktor-faktor lainnya. Sebagai akibat dari

pemberian diskon, potongan harga, dan dukungan promosi, suatu perusahaan jarang

merealisasikan laba yang sama dari setiap unit yang dijualnya.

Beberapa strategi penyesuaian harga adalah:

 Penetapan harga geografis

Penetapan harga geografis melibatkan perusahaan tersebut memutuskan bagaimana cara

menetapkan harga produknya untuk pelanggan yang berbeda di lokasi dan negara yang

berbeda.

• Barter : Pertukaran barang secara langsung, tanpa uang dn tanpa keterlibatan pihak

ketiga.

• Kesempatan kompensasi : Penjual menerima sekian persen pembayaran dalam bentuk

tunai, sisanya dalam bentuk produk

• Persetujuan beli kembali : Penjual menjual pabrik, peralatan, atau teknologi kepada

negara lain dan setuju menerima produk yang dihasilkan dengan peralatan yang

dipasok tersebut.

• Imbal beli : Penjual menerima pembayaran penuh dalam bentuk tunai, tetapi setuju

menggunakan sebagian besar uang tersebut di negara tadi dalam kurun waktu yang

ditetapkan.

• Diskon dan potongan harga : Kebanyakan perusahaan akan menyesuaikan daftar

harganya dan memberikan diskon dan potongan harga (discounts and allowances)
untuk pembayaran yang lebih cepat, pembelian dalam jumlah besar, dan pembelian di

luar musim.

• Penetapan harga promosi : Perusahaan-perusahaan dapat menggunakan beberapa

teknik penetapan harga untuk merangsang pembelian awal

• Penetapan harga pemimpin-rugi (loss-leaader pricing) : Pasar swalayan dan toko serba

ada sering menurunkan harga untuk merek-merek yang sangat terkenal utnuk

merangsang lalu-lintas penjualan selanjutnya. Hal ini akan berhasil jika pendapatan

dari penjualan selanjutnya dapat menutupi marjin yang lebih rendah dair barang-

barang pemimpin-rugi tersebut.

• Penetapan harga peristiwa khusus (special event procing) : Penjual akan menetapkan

harga khusus pada musim-musim tertentu untuk menarik lebih banyak pelanggan.

• Rabat tunai (cash rebate) : Perusahaan-perusahaan mobil dan perusahaan-perusahaan

barang konsumen lainnya menawarkan rabat tunai untuk mendorong pembelian

produk-produk produsen dalam suatu kurun waktu yang telah ditentukan. Rabat dapat

membantu menghabiskan persediaan tanpa memotong harga biasa yang telah

ditetapkan.

• Pembiayaan bunga rendah (low interest financing) : Alih-alih menurunkan harganya,

perusahaan tersebut dapat menawarkan pembiayaan bunga rendah kepada

pelanggannya. Produsen mobil telah mengumumkan pembiayaan tanpa bunga guna

menarik pelanggan.

• Masa pembayaran yang lebih lama (longer payment terms) : Penjual, khususnya bank

hipotik dan perusahaan mobil, memperpanjang pinjaman untuk periode yang lebih

lama dan dengan demikian menurunkan cicilan bulanan. Konsumen sering tidak

begitu mencemaskan biaya (yaitu suku bunga) pinjaman dan lebih mencemasakan

apakah mereka mampu membayar cicilan bulanannya.


• Garansi dan kontrak perbaikan (warranty and service contract) : Perusahaan-

perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan menambahkan garansi atau kontrak

perbaikan gratis atau berbiaya rendah.

• Diskon psikologis (psychological discounting): Strategi ini melibatkan penetapan

harga yang pura-pura ditinggikan dan kemudian menawarkan produk tersebut dengan

penghematan yang lumayan besar.

 Penetapan harga diskriminatif

Perusahaan-perusahaan sering menyesuaikan harga dasarnya untuk mengakomodasi

perbedaan pelanggan, produk, lokasi, dan seterusnya. Diskriminasi harga terjadi apabila suatu

perusahaan menjual produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan

perbedaan biaya secara proporsional.

a. Penetapan harga segmen-pelanggan (customer-segment pricing).

Kelompok pelanggan yang berbeda dikenakan harga yang berbeda untuk

produk atau jasa yang sama. Misalnya, museum sering mengenakan tiket masuk yang

lebih rendah untuk pelajar.

b. Penetapan harga bentuk-produk (product-form pricing)

Versi produk yang berbeda dikenakan biaya yang berbeda, tetapi tidak

sebanding dengan masing-masing biayanya.

c. Penetapan harga citra (image pricing)

Beberapa perusahaan menetapkan harga produk yang sama dengan dua tingkat

yang berbeda berdasarkan perbedaan citra.

d. Penetapan harga saluran (channel pricing)

Coca Cola mempunyai harga yang berbeda-beda di lokasi yang berbeda

bergantung pada apakah minuman itu dibeli di restoran yang bagus, restoran cepat

saji, atau mesin penjaja.


e. Penetapan harga lokasi (location pricing)

Produk yang sama dikenakan harga yang berbeda di lokasi yang berbeda

sekalipun biaya sama untuk menawarkannya di masing-masing lokasi. Bioskop

membedakan harga tempat duduknya menurut preferensi penonton untuk lokasi yang

berbeda.

f. Penetapan harga waktu (time pricing)

Harga dibedakan menurut musim, hari, atau jam.

g. Penetapan harga hasil (yield pricing)

Industri penerbangan dan hospitalitas (hotel, restoran dan lain-lain)

menggunakan manajemen hasil dan penetapan harga hasil, yang berarti bahwa

perusahaan ini menawarkan diskon untuk pembelian awal terbatas, tarif yang lebih

mahal untuk pembelian terlambat, dan tarif paling rendah untuk persediaan yang tidak

laku, tepat sebelum habis masa berlakunya.

2.2.4 Kapan dan Bagaimana Perusahaan Berinisiatif Dalam Melakukan

Perubahan Harga

A. Pemotongan Harga

dan tidak dapat menghasilkannya melalui peningkatan upaya penjualan, peningkatan

produk, atau tindakan lainnya. Perusahaan terkadang memulai pemotongan harga

dalamdorongan untuk mendominasi pasar melalui biaya yang lebih rendah. Entah

perusahaan memulai dengan biaya yang lebih rendah daripada pesaingnya, atau

memulai pemotongan harga dengan harapan mendapatkan pangsa pasar dan biaya

yang lebih rendah. Akan tetapi, memotong harga untuk mempertahankan pelanggan

atau mengalahkan pesaing sering kali mendorong pelanggan untuk menuntut konsesi
harga, dan melatih tenaga penjualan untuk menawarkannya. Strategi pemotongan

harga dapat menyebabkan jebakan lain:

a. Perangkap berkualitas rendah. Konsumen menganggap kualitasnya rendah.

b. Perangkap pangsa pasar yang rapuh. Harga rendah membeli pangsa pasar

tetapi bukan loyalitas pasar. Pelanggan yang sama akan beralih ke perusahaan

dengan harga lebih rendah yang datang.

c. Perangkap kantong dangkal. Pesaing dengan harga lebih tinggi menyamai

harga yang lebih rendah tetapi memiliki daya tahan yang lebih lama karena

cadangan kas yang lebih dalam.

d. Perangkap perang harga. Pesaing merespons dengan menurunkan harga

mereka bahkan lebih, memicu perang harga.

Pelanggan sering mempertanyakan motivasi di balik perubahan harga.83 Mereka

mungkin berasumsi bahwa barang tersebut akan diganti dengan model baru, barang

tersebut rusak dan tidak terjual dengan baik, perusahaan dalam kesulitan keuangan,

harga akan turun lebih jauh, atau kualitasnya telah berkurang. Perusahaan harus

memantau atribusi ini dengan hati-hati.

B. Menaikkan Harga

harga sebesar 1% akan meningkatkan laba sebesar 33% jika volume penjualan tidak

terpengaruh. Situasi ini diilustrasikan pada Tabel 16.5. Asumsinya adalah bahwa

sebuah perusahaan membebankan $10 dan menjual 100 unit dan memiliki biaya $970,

meninggalkan laba $30, atau 3 persen dari penjualan. Dengan menaikkan harganya

sebesar 10 sen (kenaikan harga 1 persen), ia meningkatkan keuntungannya sebesar 33

persen, dengan asumsi volume penjualan yang sama. Keadaan utama yang memicu

kenaikan harga adalah inflasi biaya. Kenaikan biaya yang tak tertandingi oleh

peningkatan produktivitas menekan margin keuntungan dan mengarahkan perusahaan


ke putaran kenaikan harga yang teratur. Perusahaan sering menaikkan harga mereka

lebih dari kenaikan biaya, untuk mengantisipasi inflasi lebih lanjut atau kontrol harga

pemerintah, dalam praktik yang disebut penetapan harga antisipatif.

Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga adalah permintaan berlebihan. Ketika

sebuah perusahaan tidak dapat memasok semua pelanggannya, ia dapat menaikkan

harga, pasokan jatah, atau keduanya. Ini dapat meningkatkan harga dengan cara-cara

berikut, yang masing-masing memiliki dampak yang berbeda pada pembeli.

a. Penetapan harga penawaran tertunda. Perusahaan tidak menetapkan harga

akhir sampai produk selesai atau dikirimkan. Penetapan harga ini lazim di

industri dengan lead time produksi yang lama, seperti konstruksi industri dan

alat berat.

b. Klausa eskalator. Perusahaan mengharuskan pelanggan untuk membayar harga

hari ini ditambah semua atau sebagian dari kenaika inflasi yang terjadi

sebelum pengiriman. Klausa eskalator menaikkan harga dasar pada beberapa

indeks harga tertentu. Mereka ditemukan dalam kontrak untuk proyek industri

besar, seperti konstruksi pesawat terbang dan pembangunan jembatan.

c. Membongkar. Perusahaan mempertahankan harganya tetapi menghapus atau

memberi harga secara terpisah satu atau lebih elemen yang sebelumnya

merupakan bagian dari penawaran, seperti pengiriman atau pemasangan.

Perusahaan mobil terkadang menambahkan sistem hiburan audio kelas atas

atau sistem navigasi GPS ke kendaraan mereka sebagai tambahan dengan

harga terpisah.

d. Pengurangan diskon. Perusahaan menginstruksikan tenaga penjualannya untuk

tidak menawarkan diskon tunai dan kuantitas normal.


2.2.5 Bagaimana Perusahaan Menangani Perubahan Harga Kompetitor

Perusahaan harus mempertimbangkan tahap produk dalam siklus hidup,

kepentingannya dalam portofolio perusahaan, niat dan sumber daya pesaing, sensitivitas

harga dan kualitas pasar, perilaku biaya dengan volume, dan peluang alternatif perusahaan.

Di pasar yang ditandai dengan homogenitas produk yang tinggi, perusahaan dapat mencari

cara untuk meningkatkan produk tambahannya.

Jika tidak dapat menemukannya, mungkin perlu memenuhi pengurangan harga.

Jika pesaing menaikkan harganya di pasar produk yang homogen, perusahaan lain mungkin

tidak akan menandinginya jika kenaikan tersebut tidak akan menguntungkan industri secara

keseluruhan. Kemudian pemimpin perlu memutar kembali kenaikannya. Di pasar produk

yang tidak homogen, perusahaan memiliki lebih banyak kebebasan. Perlu

mempertimbangkan hal-hal berikut:

- Mengapa pesaing mengubah harga? Untuk mencuri pasar, memanfaatkan kelebihan

kapasitas, memenuhi perubahan kondisi biaya, atau memimpin perubahan harga di

seluruh industri?

- Apakah pesaing berencana untuk membuat perubahan harga sementara atau

permanen?

- Apa yang akan terjadi pada pangsa pasar dan keuntungan perusahaan jika tidak

merespon? Apakah perusahaan lain akan merespons?

- Apa kemungkinan tanggapan pesaing dan perusahaan lain terhadap setiap

kemungkinan reaksi?

Para pemimpin pasar sering menghadapi pemotongan harga yang agresif oleh perusahaan-

perusahaan kecil yang mencoba membangun pangsa pasar.

Tiga kemungkinan tanggapan terhadap pesaing berbiaya rendah adalah:

- membedakan lebih lanjut produk atau layanan,


- memperkenalkan usaha berbiaya rendah, atau

- menemukan kembali sebagai pemain berbiaya rendah.

Strategi yang tepat tergantung pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan lebih

banyak permintaan atau memotong biaya. Analisis alternatif yang diperluas mungkin tidak

selalu layak ketika serangan terjadi. Perusahaan mungkin harus bereaksi dengan tegas dalam

beberapa jam atau hari, terutama ketika harga berubah dengan frekuensi tertentu dan penting

untuk bereaksi dengan cepat, seperti di industri pengepakan daging, kayu, atau minyak. Akan

lebih masuk akal untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan harga pesaing dan

menyiapkan tanggapan darurat.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

- Perkenalan Penawar Pasar Produk

Produk baru dapat dikategorikan melalui akuisisi atau pengembangan. Tantangan

yang dihadapi perusahaan dalam mengembangkan produk dan layanan baru adalah seperti

kendala sosial, ekonomi, dan pemerintah, biaya pengembangan, kekurangan modal, waktu

pengembangan yang dibutuhkan lebih singkat, waktu peluncuran yang buruk, siklus hidup

produk lebih pendek, serta kurangnya dukungan organisasi.

Struktur dan proses organisasi yang digunakan manajer untuk mengawasi

pengembangan produk baru menetapkan kriteria penerimaan seperti produk dapat

diperkenalkan dalam waktu lima tahun, produk memiliki potensi pasar minimal $50 juta dan

tingkat pertumbuhan 15%, selain itu juga produk dapat mencapai kepemimpinan teknis atau

pasar. Tahapan utama dalam mengembangkan produk dan layanan baru bisa dengan

pengguna membuatnya lebih fleksibel, adaptif, dan terukur; dibangun dalam tata kelola yang

lebih baik, manajemen portofolio terintegrasi, memasukkan akuntabilitas dan perbaikan

berkelanjutan serta mengadaptasi proses untuk memasukkan inovasi terbuka dan masukan

dari sumber di luar perusahaan.

Untuk cara terbaik untuk mengelola generasi ide-ide baru dimulai dengan pencarian

ide lalu menggunakan penyaringan Ide. Sedangkan cara terbaik untuk mengelola

pengembangan konsep dan strategi adalah dengan mengembangkan konsep yaitu versi yang

dielaborasi dari ide yang diekspresikan dalam istilah konsumen. Untuk cara terbaik untuk

mengelola komersialisasi produk baru adalah dengan pengembangan produk, pengujian

pasar, dan komersialisasi.


Target pengguna, kesempatan pembelian, frekuensi pembelian—―Siapa yang akan

menggunakan produk ini, kapan, dan seberapa sering, untuk jawaban responden

menunjukkan apakah konsep tersebut memiliki daya tarik konsumen yang luas dan kuat,

produk apa yang disaingi.

- Mengembangkan stratregi dan program penetapan harga

Konsumen memproses dan mengevaluasi harga dengan cara melihat harga rujukan,

melihat kesimpulan harga mutu, dan petunjuk harga. erusahaan menetapkan harga

Perusahaan-perusahaan melakukan penetapan harganya dengan berbagai cara. Di perusahaan-

perusahaan kecil, harga sering ditetapkan pimpinan tertinggi. Di perusahaan-perusahaan

besar, penetapan harga ditangani manajer divisi dan lini produk. Yang lain menggunakan

harga sebagai alat strategi penting.

Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan

penetapan harganya. Ada enam langkah prosedur yaitu memilih tujuan penetapan harga,

menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisa biaya, harga dan tawaran

pesaing, memilih metode penetapan harga, dan memilih harga akhir. Perusahaan

menyesuaikan harga untuk memenuhi berbagai keadaan dan peluang dengan penetapan harga

geografis dan diskriminatif.


DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Phillip, and Keller, Kevin Lane. 2016. Marketing Management, 15 Edition-Global

Edition, New York : Pearson Education Limited.

Anda mungkin juga menyukai