Anda di halaman 1dari 22

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN HAMBATAN BERJALAN


PADA NY. S DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN DI
WISMA ANGGREK UPT PSTW BANDOWOSO
KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2019

Oleh
Arif Eko Cahyono, S.Kep.
NIM 192311101027

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN HAMBATAN BERJALAN


PADA NY. S DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN DI
WISMA ANGGREK UPT PSTW BANDOWOSO
KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2019

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh
Arif Eko Cahyono, S.Kep.
NIM 192311101027

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Menurut Badan Pusat Statistik (2018) selama kurun waktu hampir 50 tahun
dari tahun 1971 sampai tahun 2018, persentase penduduk lansia di Indonesia
meningkat sekitar dua kali lipat. Pada tahun 2018, persentase lansia mencapai 9,27
persen atau sekitar 24,49 juta orang. Adapun persentase lansia di Indonesia
didominasi oleh lansia muda (kelompok umur 60-69 tahun) yang persentasenya
mencapai 63,39 persen, sisanya adalah lansia madya (kelompok umur 70-79 tahun)
sebesar 27,92 persen, dan lansia tua (kelompok umur >80) sebesar 8,69 persen.
Berdasarkan data Susenas Maret 2018 menunjukkan bahwa Jawa Timur menempati
nomor 3 pada presentase lansia yaitu 11,66 persen, setelah DI Yogyakarta (12,37
persen) dan Jawa Tengah (12,34 persen). Berdasarkan studi pendahuluan terdapat
90 lansia yang tinggal di UPT PSTW Provinsi Jawa Timur Kabupaen Bodowoso.
Pada pasien usia lanjut memiliki risiko jatuh salah satunya adalah gaya
berjalan dan keseimbangan (gangguan mobilitas). Salah satu cara mudah yang
dapat dipakai untuk mengetahui bahwa seseorang mempunyai kecenderungan jatuh
atau adanya gangguan keseimbangan adalah dengan pengamatan misalnya
keseimbangan duduk, jika respon normal, pasien lansi dapat duduk stabil,
memegang kursi untuk mempertahankan supaya pasien tegak, jika respon dikatakan
abnormal bila saat duduk, melorot dari kursi. Hal lain yang dapat diamati adalah
keseimbangan berdiri segera setelah duduk, pada respon normal maka dapat berdiri
stabil tanpa memegang alat bantu berjalan, atau obyek lain untuk mendukung, pada
fase adaptasi respon stabil, tetapi menggunakan alat bantu untuk berjalan atau
obyek lain untuk mendukung. (Mupanganti, 2018)
Hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Stase Keperawatan
Gerontik PSTW Bondowoso gelombang II Fakultas Keperawatan Universitas
Jember pada tanggal 16 September 2019 pada Ny. S di wisma Anggrek di UPT
PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso ditemukan data bahwa klien mengalami
gangguan keseimbangan sejak di PSTW. Klien beraktivitas dengan dibantu alat
(tongkat).

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan analisis situasi di atas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa adalah bagaimana respon Ny. S
dengan gangguan keseimbangan setelah diberikan intervensi therapeutic exercise
walking?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan dan praktek therapeutic exercise
walking ini bertujuan untuk mengembangkan dan melatih kembali otot-otot
untuk memulihkan kembali gerakan normal yang memungkinkan untuk
mencegah kelainan pada Ny. S di Wisma Anggrek UPT PSTW Bondowoso
Kabupaten Bondowoso.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Ny. S mampu menerapkan intervensi therapeutic exercise walking
2. Ny. S mampu menjelaskan pentingnya therapeutic exercise walking

2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi klien
Intervensi ini dapat mengembangkan dan melatih kembali otot-otot
untuk memulihkan kembali Gerakan normal yang memungkinkan untuk
mencegah kelianan pada Ny. S di Wisma Anggrek UPT PSTW Bondowoso
Kabupaten Bondowoso.
2.2.2 Bagi tenaga kesehatan
Menambah wawasan mengenai intervensi therapeutic exercise walking.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Therapeutic exercise walking adalah Gerakan tubuh atau bagian-bagiannya
untuk mencapai gerak bebas sebagai tanda dan berfungsinya pergerakan.
Therapeutic exercise walking merupakan intervensi sederhana yang dapat dilakukan
pada indvidu atau sejumlah orang. Gangguan kesimbangan juga merupakan penyebab
jatuh. Olahraga fisik seperti therapeutic exercise walking secara teratur merupakan
salah satu cara untuk untuk mengembangkan dan melatih kembali otot-otot untuk
memulihkan kembali Gerakan normal yang memungkinkan untuk mencegah
kelianan. (Fakultas Keperawatan Universitas Jember, 2018).
Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan untuk hambatan berjalan dengan
melakukan intervensi therapeutic exercise walking untuk mengatasi masalah Ny. S.
Pendidikan kesehatan dan praktik therapeutic exercise walking bertujuan untuk
mengembangkan dan melatih kembali otot-otot untuk memulihkan kembali
Gerakan normal yang memungkinkan untuk mencegah kelianan.

3.1 Kerangka Penyelesaian Masalah


Penyelesaian masalah yang dapat dilakukan adalah mahasiswa melakukan
pengkajian terlebih dengan mengumpulkan berbagai data subjektif dan objektif.
Setelah mendapatkan hasil pengkajian kemudian data subjektif dan objektif diolah
sehingga dapat menentukan masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan yang
sesuai dengan data yang didapat. Dari diagnose yang didapatkan maka setelah itu
menentukan intervensi keperawatan yang kemudian akan dilakukan implementasi
berdasarkan intervensi yang telah ditegakkan. Setelah intervensi di
implementasikan, maka dilakukan evaluasi dan dokumentasi keperawatannya.

Gangguan Keseimbangan

Hambatan kemampuan berjalan dipermukaan tidak rata

Diagnosa Keperawatan Hambatan Berjalan

Intervensi Terapi Ambulasi: Exersice Walking

Evaluasi
BAB IV. PELAKSANAAN TINDAKA
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Mahasiswa melakukan implementasi keperawatan berdasarkan sesuai
dengan intervensi yang telah direncanakan. Mahasiswa melakukan kegiatan
pendidikan kesehatan dan praktek therapeutic exercise walking dalam
mengatasi masalah hambatan berjalan yang telah ditegakkan pada Ny. S.
Setelah melakukan pendidikan kesehatan dan praktek therapeutic exercise
walking diharapkan lansia mampu melakukan dengan mandiri dan
berkelanjutan pada intervensi yang telah diberikan. Kegiatan ini dilaksanakan
di Wisma Anggrek UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 24 September 2019
Jam : 10.15 – 10.15 WIB

4.2 Khalayak Sasaran


Sasaran dari kegiatan ini adalah Ny. S dengan gangguan keseimbangan.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran: diskusi dan latihan
2. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana yang baik
b. Menjelaskan maksud dan tujuan
c. Memberikan pendidikan kesehatan
d. Memberikan intervensi therapeutic exercise walking
e. Evaluasi respon pasien

: Sasaran

: Pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

BAB V HASIL KEGIATAN

5.1. Analisis Evaluasi dan Hasil-hasilnya


Seletah kegiatan Ini dilaksanakan maka:
5.1.1. Evaluasi Struktur
1. Pemateri mencari prevalensi lansia yang mengalami hambatan
berjalan karena gangguan keseimbangan;
2. Pemateri mencari literatur terkait konsep latihan Exersice Walking;
3. Pemateri membuat preplanning beserta berita acara, daftar hadir,
SAP, materi, serta media yang telah dilampirkan;
4. Pemateri melakukan kontrak waktu dengan klien;
5. Pemateri menyiapkan dan menawarkan tempat yang sesuai dengan
kegiatan pendidikan kesehatan kepada klien;
6. Pemateri menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan
latihan Exersice Walking seperti cara-cara di SAP dan leaflet;
7. Pemateri memastikan kesiapan klien untuk mengikuti kegiatan
TAK.
5.1.2. Evalusi Proses
1. Pemateri menyampaikan manfaat dan tujuan latihan Exersice
Walking untuk melatih bergerak sendiri pada lansia dengan metode
ceramah, diskusi dan praktek menggunakan bahasa yang jelas,
sederhana, dan mudah dimengerti;
2. Klien kooperatif selama mengikuti kegiatan dan dapat mengikuti
instruksi pemateri;
3. Klien menunjukkan antusiasme selama kegiatan, hal ini terlihat dari
pertanyaan yang diajukan oleh klien, menyatakan sudah mengerti
latihan Exersice Walking dan mau untuk mempraktikkannya.
5.1.3. Evaluasi Hasil
1. 90% klien mengatakan dapat memahami manfaat latihan Exersice
Walking;
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

2. 90% klien mengatakan mengerti bagaimana cara berjalan dengan


mandiri;
3. Klien menyatakan bersedia mempraktikkannya.
5.2. Faktor Pendorong
Faktor yang mendorong keberhasilan kegiatan in adalah:
1. Kegiatan dilakukan di lingkungan UPT PSTW Bondowoso sehingga
membuat nyaman lansia selama kegiatan berlangsung;
2. Pemanfaatan media yang atraktif sehingga menarik;
3. Lansia memiliki semangat yang tinggi untuk belajar mengenai latihan
Exersice Walking.
5.3. Faktor Penghambat
Faktor yang penghambat keberhasilan kegiatan in adalah pada saat akan
melakukan latihan Exersice Walking lansia dalam kondisi capek karena seletah
beraktivias, sehingga pemateri menunggu lansia untuk kembali dalam kondiri
baik.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Pada pasien usia lanjut seperti Ny. S memiliki risiko jatuh,hal
tersebut dapat diketahui dengan gaya berjalan dan keseimbangan
(gangguan mobilitas) Ny. S. Kegiatan pendidikan kesehatan dan praktek
therapeutic exercise walking dapat membatu Ny. S. Therapeutic exercise
walking adalah Gerakan tubuh atau bagian-bagiannya untuk mencapai
gerak bebas sebagai tanda dan berfungsinya pergerakan. Latihan ini
bertujuan untuk mengembangkan dan melatih kembali otot-otot untuk
memulihkan kembali gerakan normal yang memungkinkan untuk
mencegah kelainan. Ny. S menerima dan mau mempraktikkan setelah
diberikan penjelasan maksud dan tujuan latian exercise walking. Hasil yang
didapat selama latihan, Ny. S mampu berjalan dengan durasi 10 menit dan
dilanjutkan dengan istirahat.
6.2. Saran
6.2.1. Bagi Klien
Klien mengetahui menyatakan sudah mengerti latihan
Exersice Walking dan mau untuk mempraktikkannya sehingga dapat
membantu lansia untuk bergerak dengan mandiri, serta juga
meningkatkan produktivitas aktivitas sehari-hari.
6.2.2. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan setempat khususnya para perawat dan
karyawan UPT PSTW Bondowoso diharapkan lebih memperhatikan
kegiatan monitoring resiko jatuh dan resiko cidera pada lansia dengan
masalah hambatan berjalan.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Penduduk Lanjut Usia. BPS: Jakarta.
Mupanganti, Y. M. 2018. Jatuh Pada Lansia. Kemenkes RI: Direktorat Jendral
Pelayanan Kesehatan. [serial online] http://www.yankes.kemkes.go.id/read-
jatuh-pada-lansia-4088.html diakses pada hari Selasa, 17 September 2019.
Fakultas Keperawatan Universitas Jember. 2018. Panduan Praktikum Pengkajian
Keperawatan Gerontik. UPT Percetakan & Penerbit Universitas Jember:
Jember.

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Materi
Lampiran 5 : Satuan Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 6 : Leaflet
Lampiran 7 : Dokumentasi

Pemateri,

Arif Eko Cahyono, S.Kep.


NIM 192311101027
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

BERITA ACARA

Pada hari ini, Selasa tanggal 24 Bulan September tahun 2019 jam 10.00 – 10.15
WIB bertempat di wisma Anggrek UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Bondowoso Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan kegiatan intervensi therapeutic
exercise walking oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 1 orang (daftar hadir terlampir)

Bondowoso, 24 September 2019


Mengetahui,
Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Hanny Rasni, S.Kp., M.Kep.


NIP 19761219 200212 2 003
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang pencegahan jatuh oleh Mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Jember. Pada hari ini, Selasa tanggal 24 Bulan September
tahun 2019 jam 10.00 – 10.15 WIB bertempat di Wisma Anggrek UPT Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Bondowoso Propinsi Jawa Timur

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. Ny. S Wisma Anggrek 1.
2. Arif Eko Cahyono, S.Kep Mahasiswa 2.
3. Hanny Rasni, M.Kep Pembimbing 3.
4. - - 4.

Bondowoso, 24 September 2019


Mengetahui,
Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Hanny Rasni, S.Kp., M.Kep.


NIP 19761219 200212 2 003
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik/materi : Therapeutic Exercise Walking
Sasaran : Ny. S
Waktu : 10.10 – 10.15 WIB
Hari/ Tanggal : Selasa, 24 September 2019
Tempat : Wisma Anggrek UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Bondowoso Propinsi Jawa Timur

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan intervensi klien dapat mengerti
dan menerapkan implementasi tentang therapeutic exercise walking.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan latihan selama 15 menit klien
mampu:
a. Memahami intervensi therapeutic exercise walking;
b. Menerapkan intervensi therapeutic exercise walking sesuai dengan arahan;
3. Pokok Bahasan
Therapeutic exercise walking Pada Lansia
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian therapeutic exercise walking
b. Pentingnya therapeutic exercise walking
c. Intervensi therapeutic exercise walking
5. Waktu
1 x 15 menit
6. Bahan/ Alat yang digunakan
Tongkat/walker
7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : diskusi dan latihan
b. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana yang baik
2. Menjelaskan maksud dan tujuan
3. Memberikan pendidikan kesehatan
4. Memberikan intervensi therapeutic exercise walking
5. Evaluasi respon pasien
8. Persiapan
Penyuluh mencari referensi terkait konsep dasar tentang therapeutic exercise
walking pada lansia mulai dari pengertian dan penatalaksanaan.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 3 Menit
2. Memperkenalkan
diri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan, 10 menit
pengertian menganggapi
therapeutic exercise dengan pertanyaan
walking
2. Memberikan
intervensi
therapeutic exercise
walking
3. Memberikan
kesempatan pada
Ny. S untuk
bertanya
4. Menjawab
pertanyaan
Penutup 1. Menyimpulkan Memperhatikan 2 menit
materi yang telah dan menanggapi
diberikan
2. Mengevaluasi
respon pasien
3. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apa tujuan dilakukan therapeutic exercise walking?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 4. Materi
Therapeutic Exercise Walking
A. Pengertian Therapeutic Exercise Walking
Therapeutic exercise walking adalah Gerakan tubuh atau bagian-
bagiannya untuk mencapai gerak bebas sebagai tanda dan berfungsinya
pergerakan.
B. Tujuan Therapeutic Exercise Walking
Therapeutic exercise walking ini bertujuan untuk mengembangkan
dan melatih kembali otot-otot untuk memulihkan kembali gerakan normal
yang memungkinkan untuk mencegah kelianan
C. Manfaat Therapeutic Exercise Walking
a) melenturkan otot yang kaku
b) melenturkan kekakuan sendi
c) merangsang fungsi organ
d) membangun kekuatan dan daya tahan tubuh
e) relaksasi
f) tubuh lebih bugas
D. Indikasi Therapeutic Exercise Walking
Pada seseorang dengan penurunan yang dihasilkan dari penyakit
atau pada seseorang dengan kecemasan, depresi, kelemahan dan neusa.
E. Program Therapeutic Exercise Walking
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 5. Standard of Procedure (SOP)


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


Latihan aerobic (aktivitas secara berirama pada kelompok-kelompok otot yang
besar, yang memerluka sejumlah besar oksigen) meningkatkan denyut jantung,
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

stroke volume, peningkatan pernafasan dan relaksasi pembuluh darah. Kebugaran


kardiovaskuler dan peningkatan stamina/daya tahan merupakan sasaran dari latihan
ini. Selain itu lemak tubuh juga dapat dikurangi. Latihan aerobic termasuk berlari,
jogging, berenang dan aerobic dance.
Berjalan mempertimbangkan psikomotor tanpa menimbulkan risiko dari olahraga
dan dapat menyesuaikan diri terhadap cuaca, kondisi geografi, jadwal, kepribadian
dan tipe tubuh. Dan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara sosial atau sendiri,
secara terorganisir atau tidak terorganisir. Dampak jangka panjang dalam hubungan
organ-organ adalah regular, stabil, menjadi bertenaga, dan adanya laporan yang
menunjukkan bahwa isnsiden kerusakan muskuloskeletal lebih rendah
dibandingkan dengan latihan yang memerlukan hentakan.
Therapeutic Exercise dilakukan kepada bebrapa orang dengan risiko penyakit
seperti Hipertensi, Obesitas, Diabetes Mellitus. Selain itu juga untuk meningkatkan
kemampuan kemandirian usia lanjut akibat perubahan fisik dan psikologis, karena
dapat mengurangi depresi, kecemasan dan osteoporosis. Efek dari Therapeutic
Exercise berdasarkan McCloskey & Bulchek (1996) dalam NOC (Nursing
Outcome Clasification) yang berhubungan dengan latihan ini adalah dapat
mengendalikan kecemasan, keseimbangan, meningkatkan efektifitas pompa
jantung, meningkatkan sirkulasi, daya tahan, level mobilitas, kualitas hidup, tidur,
perfusi jaringan jantung dan perifer. Selain itu dalam McCloskey & Bulchek (1996)
juga terdapat beberapa exercise therapy yang meliputi exercise promotion:
stretching, walking: exercises therapy: ambulation: exercise therapy: balance:
exercise therapy: joint mobility ; dan exercise therapy muscle control.
Program latihan berjalan dapat dilakukan seperti berikut:
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 6. Leaflet

Penegertian
Therapeutic exercise walking adalah
Gerakan tubuh atau bagian-bagian
Therapeutic nya untuk mencapai gerak bebas
sebagai tanda dan berfungsinya
pergerakan.
Exercise
Walking Tujuan
Therapeutic exercise walking ini bertujuan
untuk mengembangkan dan melatih kembali
otot-otot untuk memulihkan kembali gerakan
normal yang memungkinkan untuk
mencegah kelianan Manfaat
a) melenturkan otot yang kaku
b) melenturkan kekakuan sendi
Indikasi c) merangsang fungsi organ
Pada seseorang dengan penurunan yang d) membangun kekuatan dan daya tahan tubuh
dihasilkan dari penyakit atau pada e) relaksasi
seseorang dengan kecemasan, f) tubuh lebih bugas
depresi, kelemahan dan
neusa.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Kepeperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 7. Dokumentasi

Gambar 1. Kegiatan penjelasan maksud dan tujuan latihan Exersice Walking pada Ny. S dengan Hambatan
Berjalan di Wisma Anggrek UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso pada tanggal 24
Bulan September Tahun 2019 oleh Arif Eko Cahyono, S.Kep Mahasiswa PSP2N Stase
Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Gambar 1. Kegiatan latihan Exersice Walking pada Ny. S dengan Hambatan Berjalan di Wisma Anggrek
UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso pada tanggal 24 Bulan September Tahun 2019
oleh Arif Eko Cahyono, S.Kep Mahasiswa PSP2N Stase Keperawatan Gerontik Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai