Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERMENT)

Bentuk Pemerintahan yang baik


1. Pengertian Kata ‘good’ pada good-governance bermakna:
(1) Berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
(2) Keberdayaan masyarakat dan swasta.
(3) Pemerintahan yang bekerja sesuai dengan hukum-positif negara.
(4) Pemerintahan yang produktif, efektif, dan efisien.

Sementara ‘governance’-nya bermakna:


(1) penyelenggaraan pemerintahan.
(2) aktivitas pemerintahan melalui:
--- pengaturan publik
--- fasilitasi publik
--- pelayanan publik
good governance ---- ‘penyelenggaraan pemerintahan yang baik’.
Istilah kepemerintahan yang baik merupakan terjemahan bebas dari istilah good governance
yang awalnya berkembang dalam wacana demokrasi di dunia Barat. Pinto menyebut bahwa
istilah kepemerintahan yang merujuk pada praktik penyelenggaraan kekuasaan dan
kewenangan oleh pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintah secara umum, dan
perkembangan ekonomi pada khususnya.
Kecenderungan praktik pemerintahan dewasa ini menunjukkan kuatnya semangat untuk
menjalankan pemerintahan yang baik (good governance). Kecenderungan ini didorong
oleh semakin derasnya tuntutan demokrasi, transparansi, dan penghormatan terhadap hak
asasi manusia (termasuk hak memperoleh informasi yang benar). Praktik pemerintahan yang
baik mensyaratkan bahwa pengelolaan dan keputusan manajemen publik harus dilakukan
secara terbuka dengan ruang partisipasi sebesarbesarnya bagi masyarakat. Konsekuensi dari
transparansi pemerintahan adalah terjaminnya akses masyarakat dalam berpartisipasi,
terutama dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam proses transparansi, masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi
yang menyangkut kepentingan publik. Kesadaran ini akan mengubah cara pandang
manajemen publik pada masa mendatang. Masyarakat tidak lagi pasif menunggu informasi
dari pemerintah atau dinas-dinas penerangan pemerintah. Mereka berhak mengetahui segala
sesuatu yang menyangkut keputusan dan kepentingan publik.
Ada sejumlah pendapat yang mencoba mendeskripsikan pengertian pemerintah yang baik.
Beberapa di antaranya sebagai berikut.

1. Menurut World Bank, good gevernance adalah suatu penyelenggaraan manajemen


pemerintahan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi,
pasar yang efisien, pencegahan korupsi menjalankan disiplin anggaran dan penciptaan
kerangka hukum dan politik bagi tumbuhnya aktivitas swasta.
2. Menurut United Nation Development Program (UNDP), good governance adalah
suatu hubungan yang sinergis dan konstruktif di antara swasta dan masyarakat. UNDP
adalah lembaga di bawah PBB yang menangani pembangunan di negara berkembang.
3. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.101 tahun 2000, pemerintahan yang baik
adalah pemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip
profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi,
efektivitas, supremasi hukum, dan dapat diterima seluruh masyarakat.
b. Ciri atau Karakteristik Pemerintahan yang Baik

Ada sejumlah lembaga yang mengemukakan ciri-ciri pemerintahan yang baik. Dua di
antaranya adalah United Nation Development Program (UNDP) dan Masyarakat
Transparansi Indonesia (MTI). Ciri atau karakteristik dari good governance menurut UNDP
sebagai berikut.

 Adanya partisipasi masyarakat.


 Adanya aturan hukum yang adil tanpa pandang bulu.
 Pemerintah bersifat transparan.
 Pemerintah mempunyai daya tanggap terhadap berbagai pihak.
 Pemerintah berorientasi pada konsesus untuk mencapai kesepakatan.
 Menerapkan prinsip keadilan.
 Pemerintah bertindak secara efektif dan efisien.
 Segala keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik atau bersifat
akuntabilitas.
 Penyelenggaraan pembangunan bervisi strategis.
 Adanya kesalingketerkaitan antarkebijakan.

Adapun prinsip-prinsip, ciri, atau karakteristik good governance menurut Masyarakat


Transparansi Indonesia (MTI) ada sembilan macam sebagai berikut.

 Partisipasi masyarakat.
 Tegaknya supremasi hukum.
 Keterbukaan informasi pemerintah kepada publik.
 Peduli pada masyarakat.
 Berorientasi pada konsensus.
 Memperhatikan kesetaraan.
 Pemerintah diselenggarakan secara efektif dan efisien.
 Keputusan yang diambil bersifat akuntabilitas.
 Visi pembangunan strategis.
c. Aspek-Aspek Pemerintahan yang Baik
Dari sisi pemerintah, good governance dapat dilihat melalui aspekaspek sebagai berikut.

1. Hukum/kebijakan, merupakan aspek yang ditujukan pada perlindungan kebebasan.


2. Administrative competence and transparency, yaitu kemampuan membuat
perencanaan dan melakukan implementasi secara efisien, kemampuan melakukan
penyederhanaan organisasi, penciptaan disiplin, dan model administratif keterbukaan
informasi.
3. Desentralisasi, yaitu desentralisasi regional dan dekonsentrasi di dalam departemen.
4. Penciptaan pasar yang kompetitif, yaitu penyempurnaan mekanisme pasar,
peningkatan peran pengusaha kecil, dan segmen lain dalam sektor swasta, deregulasi,
dan kemampuan pemerintahan melakukan kontrol terhadap makro ekonomi.
UNDANG-UNDANG REPUBLK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 1999
TENTANG
PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS
DARI KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang :
a. bahwa Penyelenggara Negara mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam
penyelenggaraan negara untuk mencapai cita2 perjuangan bangsa mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Dasar 1945;

b. bahwa untuk mewujudkan Penyelenggara Negara yang mampu menjalankan fungsi


dan tugasnya secara sungguh2 dan penuh tanggung jawab, perlu diletakkan
asas2 penyelenggaraan negara.

c. bahwa praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme tidak hanya dilakukan antar
Penyelenggara Negara melainkan juga antara Penyelenggara Negara dengan
pihak lain yang dapat merusak sendi2 kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara serta membahayakan eksistensi negara, sehingga diperlukan
landasan hukum untuk pencegahannya;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c


perlu dibentuk Undang-undang tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI No. XI/MPR/1998 tentang


Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
d. Asas Pemerintahan yang Baik
Dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia pascagerakan reformasi nasional,
prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik tertera dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme. Dalam pasal 3 dan penjelasannya ditetapkan asas umum
pemerintahan yang baik mencakup hal-hal berikut.

1. Asas kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggara negara.
2. Asas tertib penyelenggaraan negara, yaitu asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.
3. Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggara negara.
6. Asas profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keahlian berlandaskan kode etik
dan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai