Anda di halaman 1dari 24

LKS PEKERJAAN

MATA KULIAH : MENEJEMEN PROYEK


DOSEN MATA KULIAH : RIFAT Y.Y MAROMON ST., MT
MAHASISWA :- REZA MARNNIATI WENI BILI ( 1706090029)
- FOYEN HUJOMO ( 1706090 )

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
2019

1
SPESIFIKASI TEKNIS

LINGKUP PEKERJAAN :

I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN TANAH & URUGAN
III PEKERJAAN PONDASI
IV PEKERJAAN BETON BERTULANG
V PEKERJAAN PASANGAN DINDING & PLESTERAN
VI PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING
VII PEKERJAAN PLAFOND
VIII PEKERJAAN ATAP
IX PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA & KACA
X PEKERJAAN PENGECATAN
XI PEKERJAAN SANITARI
XII PEKERJAAN LISTRIK & PLUMBING
XIII PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Pembersihan Lokasi Pekerjaan


Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor wajib melakukan pembersihan puing-puing dan segala
sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Jika harus terjadi pembongkaran di lapangan, maka semua bahan-bahan hasil bongkaran
kontraktor harus menyerahkan kepada Pengguna Anggaran Polres Timor Tengah Utara dan
dibuat berita acara penyerahan barang.
Pembersihan lokasi adalah termasuk pembersihan tanaman/pemotongan pohon, membuang
tanah yang mengandung bahan organis (top soil) baik itu yang berada di sekitar bangunan
sedangkan untuk pepohonan harus dibongkar sampai ke akar-akarnya. Lubang-lubang bekas
akar harus diisi dengan tanah dan kemudian dipadatkan.
- Pohon-pohon di lokasi pekerjaan yang tidak terkena bangunan atau yang pada nantinya
tidak mengganggu bangunan tidak perlu dipotong.
- Hasil-hasil dari pembersihan pepohonan, tonggak-tonggak dan sampah lainnya harus
dibakar sampai habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan
lingkungan sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala.
Kontraktor wajib menanggung segala resiko yang diakibatkan oleh kesalahan pelaksanaan
pembakaran.
- Setelah seluruh pekerjaan dinyatakan selesai, maka kontraktor harus melakukan
pembersihan kembali lokasi pekerjaan.

2
- Biaya pekerjaan pembersihan/perapihan sudah termasuk di dalam harga satuan
pekerjaannya.

1.2 Pengukuran dan Pematokan (Setting Out)

a) Sebelum memulai pekerjaan pembangunan bangunan, terlebih dahulu harus


mengadakan pengukuran/uitzet dengan pengawasan Direksi/Pengawas lapangan.
b) Pengikatan dalam pengukuran ini dilakukan terhadap BM tertentu yang berfungsi
sebagai titik tetap yang lokasinya akan ditunjukkan oleh Direksi/Pengawas lapangan.
Data ketinggian dan detail penjelasan tentang titik tetap ini dapat diperoleh dengan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
c) Sebelum memulai pengukuran, diharuskan untuk memeriksa semua titik-titik tetap ini
dan membuat titik tetap tambahan lainnya.

1.3 Pemasangan Profil (Bouwplank)


a) Pada setiap awal pekerjaan bangunan, kita diwajibkan memasang bouwplank yang
dilengkapi dengan elevasi hasil uitzet serta nama bangunannya.
b) Pemasangan bouwplank harus berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok
pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan
selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
c) Bouwplank harus dibuat dari papan kayu kelas II yang lurus dan rata. Pemasangan
bouwplank harus didahului dengan pengukuran yang mengunakan alat ukur.
Pemasangannya harus cukup kuat. Stelah diperksa oleh pengawas apakah pemasangan
bouwplank sudah benar maka akan dimulai pembangunan.
d) Semua biaya pembuatan bouwplank sudah termasuk dalam biaya tidak langsung
didalam daftar kuantitas dan harga.

1.4 Pembuatan Papan Nama Proyek

3
a) Kontraktor diwajibkan membuat 1 (satu) buah papan nama Proyek berukuran 80 x 120
cm yang terbuat dari tripleks dengan tebal 2 cm dilengkapi dengan tulisan warna hitam
diatas dasar putih dan jelas terbaca.
b) Penempatan papan nama proyek dilakukan pada lokasi yang bisa dibaca oleh
masyarakat. Penempatan papan nama proyek ditentukan bersama-sama dengan
Direksi/Pengawas Lapangan.
c) Biaya ini sudah termasuk dalam biaya tidak langsung (overhead) di dalam daftar
kuantitas dan harga.
d) Contoh papan nama proyek.

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUMAH


TINGGAL TYPE 36
LOKASI : sikumana
HRG.BORONGAN : Rp 400 000 000
KONTRAKTOR : PT./CV
KONSULT.PENGAWAS : PT./CV.........
HRG.BORONGAN : Rp Rp 400 000 000

WAKTU PELAKS: 120 (Seratus Dua Puluh) Hari

KONTRAKTOR:.

PERENCANA:CV.GEO CITRA KONSULTANT


PENGAWAS:PT.

1.5 Pembuatan Gudang Kerja/ Direksi Keet


Kontraktor harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan-
bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan pencurian.

4
Selain itu penempatan gudang dan los kerja harus diatur sedemikian rupa, agar mudah
dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.

Bangunan tersebut haruslah dibangun dengan bahan-bahan sebagai berikut :


a) Dinding bebak/tripleks
b) Rangka kayu kelas II
c) Atap seng BJLS 0.30 mm
d) Lantai rabat tebal 5 cm

1.6 Administrasi IMB, Dokumentasi dan Pelaporan


Biaya dan pengurusan IMB menjadi tanggungan kontraktor.
Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan karena persoalan IMB ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
a) Dokumentasi
 Kontraktor harus membuat dokumentasi dari setiap kegiatan/pekerjaan yang ada di
lapangan.
 Posisi sudut pengambilan gambar harus tetap sama pada setiap pengambilan foto.
 Album foto harus dilengkapi informasi yang jelas tentang foto tersebut, ditulis dengan
huruf cetak berisikan keterangan nomor bangunan, tahap kemajuan atau hal lain yang
diperlukan.
 Sebelum diperbanyak hasil foto harus ditunjukkan kepada Direksi untuk dimintakan
persetujuannya.
 Negatif foto adalah milik Direksi dan tidak boleh diberikan ke orang lain tanpa
persetujuan Direksi.
 Semua biaya pembuatan dokumentasi sudah termasuk dalam biaya tidak langsung
didalam daftar kuantitas dan harga.
b) Pelaporan
 Kontraktor wajib membuat laporan hasil pekerjaan dalam bentuk laporan mingguan
dan bulanan.

5
 Kontraktor wajib mengisi buku harian dan mencatat semua rencana dan realisasi
aktivitas pekerjaan sebagai bahan laporan harian. Pengisian buku harian ini harus
diketahui oleh direksi teknik.
 Laporan harian berisi :
 Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan.
 Jenis dan kuantitas bahan di lapangan.
 Jenis, jumlah dan kondisi peralatan di lapangan.
 Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
 Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.
 Catatan lain yang dianggap perlu.
 Laporan mingguan dibuat oleh penyedia jasa terdiri dari rangkuman laporan harian dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan mingguan serta catatan yang dianggap perlu.
 Laporan bulanan dibuat oleh penyedia jasa terdiri dari rangkuman laporan mingguan
dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan serta catatan yang dianggap perlu.
 Gambar- gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (as built drawings)
 Semua berkas perizinan yang diperoleh saat pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk
Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
 Foto-foto yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.
1.7 Penyediaan Air Kerja
Air kerja untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh kontraktor
yang memenuhi syarat dan tidak mengandung air garam, serta harus diperiksakan di
laboratorium bila dikehendaki oleh direksi.

Gbr. Water Tanker (Penampungan Air Kerja

Pasal 2
PEKERJAAN TANAH & URUGAN

6
Seluruh pekerjaan galian harus dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian yang ditunjuk dalam
gambar atau menurut ukuran dan ketinggian lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Ukuran
yang berdasarkan atau menurut ketinggian tanah atau jarak terutama harus diunjukan kepada Direksi
lebih dahulu sebelum memulai pekerjaan galian pada setiap tempat.
2.2 Pekerjaan Galian
Persyaratan pelaksanaan galian :
a) Galian tanah semua lubang pondasi boleh dimulai setelah papan bouwplank dengan
tanda as ke as selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi atau pengawas.
b) Lubang galian minimal 20 cm lebih besar dari dasar pasangan pondasi dan tanah galian
dibuang ke luar bouwplank.
c) Kedalaman galian disesuaikan dengan gambar.
d) Bila lubang galian di dalamnya terdapat banyak air tergenang karena hujan, maka
sebelum pasangan pondasi dimulai terlebih dahulu air disedot/dikeringkan.
e) Bila pemborong melakukan galian yang melebihi ukuran yang ditetapkan, pemborong
harus menutupi kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air
setiap ketinggian 15 cm.

2.2 Pekerjaan Urugan dan Timbunan


Yang termasuk pekerjaan urugan bangunan adalah : Urugan tanah bekas galian, urugan pasir
dibawah lantai, urugan pasir dibawah pondasi dan urugan sirtu peninggian lantai sampai
mencapai kepadatan yang ditentukan.
Persyaratan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a) Urugan kembali bekas galian pondasi. Setelah pasangan pondasi dipasang maka di
samping kiri dan kanan ditimbun tanah kembali memakai tanah bekas galian dan
timbunan tanah tersebut harus dipadatkan.
b) Urugan pasir dibawah pondasi tebal 5 cm dan urugan pasir di bawah lantai tebalnya
sesuai dengan yang ada pada gambar kerja.
c) Urugan sirtu peninggian lantai menggunakan sirtu pilihan. Pemadatan dilakukan lapis
demi lapis setiap 10 cm disiram dengan air sampai padat dan rata supaya tidak ada lagi
rongga-rongga yang tersisa.

Pasal 3
PEKERJAAN PONDASI

7
3.1 Pemasangan Batu Kosong (Aanstamping)
Sebelum pasangan aanstamping dipasang, diberi pasir urug setebal 5 cm. Pasangan
aanstamping dari batu karang/gunung tanpa adukan (batu kosong) tebal 20 cm, lebar sesuai
dengan ketentuan dalam gambar detail pondasi, disiar antara pasangan batu kosong disiram
pasir dan dipadatkan dengan air.

3.2 Pekerjaan Pasangan Pondasi


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah semua pekerjaan pasangan pada pondasi dan
bangunan-bangunan pelengkap lainnya atau sesuai dengan yang terdapat dalam gambar
rencana/bestek atau atas persetujuan direksi lapangan/pengawas.
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan pasangan pondasi adalah :
a) Semen Portland
Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen pada Portland Semen dari
perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional
Indonesia NI-8 dan pasal 3.2. NI-2, PBI 71 atau ASTM C150 atau standar lain yang
diakui oleh pemerintah Indonesia.
b) Pasir
Pasir yang digunakan terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras tidak mudah pecah
atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari atau hujan serta butirannya
harus homogen. Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 5 % dan tidak boleh
mengandung bahan-bahan organis. Berat jenis antara 2,50 ~ 2,65 dan modulus
kehalusan 2,30 ~ 3,10. Pasir yang digunakan haruslah pasir sungai atau pasir dari
tambang pasir dan atas persetujuan Direksi. Pasir laut tidak boleh digunakan dalam
campuran pekerjaan pasangan. Pasir pasangan dan pasir beton menggunakan pasir
lokal dengan kualitas terbaik yang akan diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
c) Batu karang
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan pasangan yang ditunjukkan dalam gambar
rencana haruslah batu yang bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama dan tidak
mudah pecah. Ukuran batu berkisar antara 20 cm hingga 30 cm atau menurut
persetujuan Direksi. Sebelum dipasang, batu harus bersih dari kotoran dan bahan
organis lainnya dan tidak keropos. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang
disetujui oleh Direksi. Paling lama satu jam sebelum dipasang, batu harus dibasahi air.

PasirPasir

8
d) Air
Air yang digunakan untuk pasangan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton atau baja
tulangan atau dengan kata lain harus digunakan air yang dapat diminum. Jumlah air
yang digunakan dalam pekerjaan pasangan harus benar-benar diperhatikan dan air yang
digunakan harus terhindar dari pencemaran. Sebaiknya air tersebut disimpan dalam
water tanker.

Persyaratan pelaksanan pekerjaan pasangan pondasi :


Sebelum pekerjaan pasangan dimulai lubang-lubang galian harus dalam keadaan kering dan
bersih. Semua pekerjaan pasangan pada pondasi dibuat dengan campuran 1 Pc : 4 Psr atau
sesuai dengan gambar rencana/bestek dan atas persetujuan direksi lapangan/pengawas.
Pasangan pondasi harus merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak mudah lepas) dari susunan
batu karang/gunung yang diatur sedemikian rupa dengan perekat dan pengisi rongga antar
batu berupa mortar.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG

Seluruh pekerjaan beton bertulang dibuat dengan campuran 1 pc : 2 psr : 3 krkl (Mutu K-175).
Pekerjaan beton mencakup seluruh struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai
dengan persyaratan dan sesuai dengan garis, elevasi, ketinggian dan dimensi seperti pada bestek
dengan disetujui oleh pengawas teknis Konsultan.
Pembayaran pekerjaan beton dihitung dalam satuan meter kubik beton terpasang sesuai dengan
gambar dan mutunya, sedang besi/baja tulangan dihitung dalam satuan kilogram.

Bt.
Pecah

Pa
sir

4.1. Bahan

9
a) Semua Semen portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang
ditetapkan dalam semen portland (SNI).
b) Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan
tentang besi beton (SNI). Semua besi menggunakan besi U-24 (tulangan polos).
c) Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortel dan spesi
injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-
syarat dan ketentuan.
d) Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yaitu bersih, jernih
dan tawar.

4.2. Pencampuran dan Pengecoran Beton


4.2.1 Komposisi/Campuran Beton yang dibuat setempat (Site Mixing)
a) Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah, air seperti yang
ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan
diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat/baik.
b) Untuk beton non struktural dipakai perbandingan dari semen portland, terhadap pasir
dan agregat kasar tidak boleh kurang dari banyaknya semen untuk tiap m 3 sedikitnya
harus 218 kg.
c) Untuk beton 1:2:3, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan kerikil/batu
pecahan harus digunakan banyaknya semen untuk tiap m3 beton minimum harus
sampai 388 kg.
d) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
e) Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar
beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan
kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
f) Adukan beton yang dibuat setempat (Site Mixing) dan harus memenuhi syarat-syarat :
 Semen diukur menurut volume
 Agregat diukur menurut volume (batu pecah)
 Pasir diukur menurut volume (pasir beton)
 Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete mixer)
 Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
 Lama mengaduk tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam
mesin pengaduk
 Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dulu, sebelum adukan beton yang baru mulai.

10
4.2.3 Cetakan Beton / Bekisting
a) Bekisting haruslah direncanakan sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-
batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar.
b) Bekisting dibuat dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran dan
pembongkaran tidak mengakibatkan cacat, gelombang maupun perubahan bentuk,
ukuran dan posisi.
c) Bahan-bahan bekisting untuk Beton Expose kolom, balok, plat lantai terbuat dari
tripleks tebal 8,8 mm kecuali kolom praktis, sloof, balok latei dan ring balk
menggunakan Papan berkwalitas baik atau jenis lain yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
d) Usaha yang sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam pekerjaan bekisting untuk
menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk
menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan sisi-sisi pinggiran tersebut atau
kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.
e) Semua bagian bekisting harus kuat kedudukannya sehingga tidak ada perubahan atau
gerakan lain selama penuangan beton. Penyangga bekisting (perancah) harus bersandar
pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan
selama Pelaksanaan.

4.2.3 Pengecoran
a) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokongan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran telah disetujui oleh Pengawas.
b) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran (cetakan,
lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas.
c) Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru akan dicor,
permukaan mana telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak akan berpadu dengan
sempurna, ditentukan disini, sebagai "Construction Joints" (hubungan konstruksi).
Permukaan-permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup
dengan beton baru atau adukan.
d) Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang mengelupas
atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya.
e) Permukaan-permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang
disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan
udara segera sebelum pengecoran beton baru, pembersihan dan pencucian harus
dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton.

11
f) Semua genangan- genangan air harus dibuang dari permukaan.
g) Construction Joints sebelum beton baru dicor.
h) Beton harus dicor pada adukan yang baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk
menjamin agar beton yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan joints
(sambungan).Y - 9
i) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan air semen atau spesi
tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi yang hanyut
dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu
pengecoran tersebut tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
j) Ember-ember/bucket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember
beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana
diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
k) Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang mungkin,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat pada semua
permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam pemadatan
setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah .
l) Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar (vibrator) type immersion
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran per menit ketika dbenamkan
dalam beton dalam kondisi basah.

4.3. Pembukaan dan Pemeliharaan


4.3.1 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan/Bekisting
a) Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan bekisting harus
dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang
masih muda tidak diijinkan untuk dibuka.
b) Beton yang baru dibuka bekistingnya diperlihatkan kepada Direksi
Teknis Kegiatan untuk dinilai kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak
keropos sampai tulangan terlihat, maka harus mendapatkan penanganan tersendiri atas
petunjuk Pengawas.
c) Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum bekisting
dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan bekisting samping lainnya;
tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan 14 hari untuk plat atau dak.

12
4.3.2 Perawatan
a) Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan
disini. Direksi Teknis berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus
digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b) Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera
setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan
bahan yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan
selalu basah.
c)

4.3.3 Perlindungan (Protection)


Kontraktor melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan Permukaan beton yang
terbuka harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari
sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dibuat efektif dan secepatnya dilaksanakan sesudah pengecoran
beton atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
Dengan menutup beton yang habis di buka bekistingnya dengan mengunakan terpal yang
tebalnya 2mm

4.4. Penyelesaian-Penyelesaian dan Penyempurnaan


Penyempurnaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli.

4.5. Pengukuran dan Pembayaran


Semua beton yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi-spesifikasi ini harus
tercakup dalam harga satuan yang ditawarkan dalam Bill of Quantity untuk bagian-bagian
yang sesuai dimana beton dipergunakan.

Pasal 5

13
PEKERJAAN PASANGAN DINDING & PLESTERAN

5.1 Pekerjaan Pasangan Dinding Tembok


Pasangan dinding tembok biasa campuran 1 pc : 4 psr.

Spesi 1 Pc : 4 Psr
Batako

a) Yang termasuk dalam pekerjaan tembok adalah :


Tembok pasangan batu cetak/batako dipakai ukuran 10 x 20 x 40 cm.
b) Pasangan tembok biasa dipakai speci dengan campuran 1 pc : 4 psr, seluruh pekerjaan
plesteran biasa dipakai campuran 1pc : 4 psr .
c) Permukaan pasangan pondasi diatas muka tanah yang kelihatan diplester/ diberaben
rapi dengan tebal minimal 1.5 cm dan masuk kedalam tanah 10 cm.
d) Permukaan pasangan beton bertulang yang kelihatan harus diplester dengan adukan 1
pc : 4 psr, kemudian diaci dengan saus semen.
e) Semua bahan untuk pasangan tembok harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi/
Pengawas.
f) Sebelum dipakai untuk pasangan, batako harus direndam terlebih dahulu dalam air
bersih sampai tidak lagi mengeluarkan gelembung.
g) Pasir untuk pasangan tembok harus cukup kasar, keras dan homogen butirannya dan
harus diayak dengan ayakan sesuai dengan kebutuhannya serta harus bersih.

5.2 Pekerjaan Plesteran


a) Lingkup Pekerjaan
Seluruh pekerjaan plesteran yang dilaksanakan menurut spesifikasi ini dan seluruh
maksud bahan bahan yang diperincikan disini. Syarat-syarat dan ketentuan. Untuk
plesteran biasa 1 pc : 4 psr. Untuk bagian depan tampilan bangunan terdapat pasangan
batu alam beserta benangan atas.

14
b) Bahan
 Semen yang digunakan untuk pekerjaan plesteran harus sesuai dengan syarat-
syarat dan ketentuan yang dinyatakan untuk semen Portland.
 Pasir untuk spesi/adukan yang dipakai untuk seluruh pekerjaan plesteran yang
diperlukan menurut spesifikasi ini harus sesuai syarat-syarat dan ketentuan untuk
pasir.
 Air yang digunakan untuk bahan pencampur adukan harus bebas dari bahan bahan
organik, alkali, garam, lumpur dan kotoran kotoran lain. Air sebelum digunakan
harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas.

c) Adukan
 Komposisi Adukan untuk pekerjaan plesteran ini harus terdiri dari satu bagian
semen berbanding empat bagian pasir sama halnya dengan plesteran biasa terdiri
dari satu bagian semen berbanding empat bagian pasir, kecuali bila ditentukan dan
diperintahkan lain oleh Direksi Teknis. Pemakaian air harus sedemikian rupa
banyaknya sehingga didapat kekentalan yang sesuai.
 Cara dan perlengkapan untuk pengadukan campuran adalah sedemikian rupa
sehingga mudah untuk memastikan dengan tepat dan mengontrol banyaknya tiap-
tiap bagian yang dimasukkan kedalam campuran ini harus disetujui oleh Direksi
Teknis.
 Jika dipergunakan mesin pengaduk (mixer) maka lamanya waktu pengadukan
setelah semua bahan-bahan sudah didalam mixer, tidak boleh kurang dari dua
menit.
 Spesi/adukan akan segera dicampur hanya jika bahan-bahan cukup untuk segera
dipakai. Jika adukan tidak dipakai dalam waktu 30 menit setelah penambahan air
maka adukan harus dibuang.
 Tempat pencampuran adukan harus dibersihkan dan dicuci setiap akhir kerja setiap
hari.

d) Pelaksanaan
 Semua permukaan dinding bata harus dibersihkan dari kotoran dan disiram air
bersih. Permukaan harus dalam keadaan basah/lembab pada saat pekerjaan
plesteran dilaksanakan.
 Pekerjaan plesteran dilaksanakan dengan menempelkan adukan secara kuat ke
permukaan dinding, agar adukan benar-benar menempel rekat. Permukaan adukan

15
yang telah merekat di dinding, harus diratakan permukaannya, seluruh permukaan
dinding harus benar-benar tertutup dengan plesteran.

e) Penyelesaian dan Penyempurnaan


Permukaan plesteran yang telah dilaksanakan harus benar-benar rata, tidak ada bagian
yang berlubang. Permukaan plesteran yang telah rata kemudian dberi acian sehingga
permukaan benar benar rata dan rapi.

PASAL 6
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING

6.1 Bahan
Bahan yang termasuk pekerjaan ini adalah :
Keramik ukuran 40 x 40 cm, sedangkan untuk KM/WC menggunakan keramik 20 x 20 dan
20 x 25 cm untuk dinding km/wc.
Plint keramik berukuran 10 x 30 cm, sedangkan untuk KM/WC menggunakan plint keramik 8
x 20 cm.

6.2 Mortal / Adukan


a) Semen; dipakai semen Portland.
b) Pasir; harus bersih, besar butiran sama, bebas dari Lumpur, gram dan bahan-bahan
organic lainnya.
c) Besar butiran/grain; 100 % bisa melalui ayakan 2,5 mm dan max 10 % melalui ayakan
0,6 mm

6.3 Pemasangan
a) Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran tegel dan pekerjaan, setelah studi di
atas dilaksanakan, tentukan metode persiapan permukaan, pemasangan tegel, joints dan
curing, untuk diusulkan kepada direksi lapangan.
b) Pemborong harus menyiapkan ’tiling manual’ yang berisi uraian tentang bahan, cara
instalasi, sistem pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain
untuk diperiksa dan disetujui direksi lapangan.
c) Sebelum instalasi di mulai, siapkan layout naad-naad, hubungan dengan finising lain
dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan direksi/pengawas.
d) Pemilihan Tile-Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan
ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan.

16
e) Potongan Tile Ujung potongan tile harus di poles dengan gurinda atau batu.
f) Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang
ditentukan mempunyai kemiringan.
g) Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak boleh kurang dari 25
mm pada jarak 10 m untuk area toilet sehingga mengalir semua tanpa meninggalkan
genangan.
h) Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untuk mendapatkan kemiringan yang
ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan
jalan keluarnya.
i) Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang/ dikeluarkan
dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar yang
mengotori permukaan tile harus dilap dengan kain lap basah.
j) Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan naad sebesar 2-3 mm setiap
perpotongan naad harus membentuk 2 garis tegak lurus. Naad-naad keramik diisi
dengan bahan pengisi naad sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang
disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
k) Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed.
Komposisi adukan untuk screeding :
 area kering : 1 pc : 3 ps
 area basah : 1 pc : 2 ps
l) Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus
disediakan ‘kepalaan’ (guide line course) pada interval 2,0 m – 3,0 m.
m) Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika proses
pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam
setelah pemasangan.
n) Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi bahan tile grout berwarna dan kondisi
pemasangan harus sesuai dengan rekomondasi pengawas.
o) Jarak antara unit-unit pemasangan keramik dan satu sama lain (naad-naad), harus sama
lebarnya, maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar yang lurus yang sama
dalamnya, untuk naad-naad yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.

17
PASAL 7
PEKERJAAN PLAFOND

7.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan plafond tripleks sesuai dengan yang tertera pada gambar.

7.2. Bahan –Bahan


 Rangka Plafon
Untuk rangka plafond dalam ruangan digunakan kayu kelas II dengan ukuran 5/7 dan
rangka dipasang dengan ukuran maksimal 60 x 120 cm.
 Penutup Plafon
Bahan penutup plafon dari tripleks tebal 3,8 mm dan list plafon dibuat dari kayu profil.

7.3. Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan
untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
 Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan digunakan sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke
lapangan.
 Pada pekerjaan plafond ini diperlukan adanya pekerjaan lain yang mempunyai hubungan
erat dalam pelaksanaannya. Sebelum pemasangan plafond dilaksanakan, pekerjaan lain
yang terletak di atas plafond harus sudah terpasang.
 Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum pada gambar rencana plafond harus diteliti dahulu
pada gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain).
 Bahan-bahan penggantung disesuaikan dengan kebutuhan dan gambar.
 Pada pertemuan bidang plafond dengan dinding harus diperhatikan dan pelaksanaannya
harus sesuai dengan gambar.
 Rangka plafond terbuat dari kayu yang cukup kering, maksimal kadar air 17 %.
Sambungan antar rangka dilakukan sistem kelos dan paku.
 Bahan yang dipasang harus telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing
unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Pengawas.
 Tripleks dipasang sesuai dengan gambar dan bidang permukaan plafond harus rata, lurus,
waterpass dan tidak bergelombang.
 List plafond dibuat dari kayu profil yang dipasang pada pertemuan plafond dengan
dinding tembok bagian luar dan dalam serta pada pertemuan plafond dengan listplank.

18
Cara pemasangan list plafond menggunakan paku atau sekrup sedemikian rupa sehingga
pangkal paku atau sekrup dapat masuk ke dalam list plafond.
 Semua permukaan plafond harus diplamir dan dicat sampai rata minimal 3 x jalan,
dengan cat tembok putih (merk Altex) atau setara, dicat sampai merata dan baik.
 Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.

PASAL 8
PEKERJAAN ATAP

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :


a) Pekerjaan atap menggunakan atap baja ringan type profil kanal C. 75.35.0,75. sedangkan rengnya
profil baja ringan batten U. 40.30.050 jarak. Untuk pemasangan atap baja ringan pihak kontraktor
menawarkan pekerjaan tersebut terhadap distributor pemasangan baja ringan sehingga
memudahkan kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Distributor harus
menggunakan tenaga ahli pada bidangnya untuk melakukan pemasangan. Ukuran harus sesuai
dengan gambar kerja.
b) Bahan penutupnya menggunakan seng gelombang BJLS 0,30.

PASAL 9
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA & KACA

9.1. Lingkup Pekerjaan


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen kayu, pintu panil, daun jendela, daun pintu
yang dilapisi tripleks dan aluminium foil.

9.2. Persyaratan Bahan


1. Pekerjaan kusen material panil kayu kelas I lokal ukuran 5/10.
2. Pekerjaan daun pintu PJ1 rangka kayu kelas I lokal panel papan.
3. Pekerjaan daun pintu P1rangka kayu kelas I lokal lapis tripleks finishing cat (bagian
luar dan dalam).

19
4. Pekerjaan pintu KM / WC rangka kayu lapis tripleks tebal 3,8 mm (bagian luar dan
dalam) dengan tambahan aluminium foil untuk bagian dalam.
5. Pekerjaan jendela dan boven menggunakan frame kayu panel kaca polos tebal 5 mm.

9.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
2. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang/cacat bekas
penyetelan.
3. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-
sisinya dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
4. Pemotongan dan pemasangan kaca harus dilakukan oleh tukang yang ahli dalam
bidangnya dengan peralatan yang sesuai untuk itu.
5. Kaca yang mengalami kerusakan selama masa pelaksanaan konstruksi harus diganti
oleh kontraktor pelaksana.
6. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan, bentuk masing-
masing type serta ukurannya.
7. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen telah
terpasang maka kusen tersebut harus dilindungi agar kusen tetap terjamin
kebersihannya.
8. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai standar/pedoman bagi
Konsultan Pengawas untuk menerima/memeriksa bahan-bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.

9.4. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung


Daun pintu depan PJ1 memakai 3 (tiga) buah engsel kuningan setara Arch sedangkan untuk
daun Pintu Kamar /wc dipakai 2 (dua) buah engsel. Untuk daun jendela menggunakan 2 buah
engsel dilengkapi dengan kait angin.
Setiap daun pintu memakai 1 (satu) kunci tanam 2 slaag ukuran besar setara Union

20
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah :


Semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan pekerjaan finishing (cat tembok, plafond,
kusen dan atap).
2. Persyaratan cat dan laburan :
a. Untuk bidang tembok yang akan dicat terlebih dahulu diplamir supaya permukaannya
rata kemudian diamplas dan dicat dengan cat tembok warna cream merk Altex No. 641.
b. Untuk bidang plafond multipleks yang akan dicat terlebih dahulu diplamir supaya
permukaannya rata kemudian diamplas dan dicat dengan cat tembok warna putih merk
Altex No. 300.
c. Untuk pengecatan kusen pintu/jendela/listplank menggunakan cat warna cokelat kopi
merk Glotex No. 00430.
d. Untuk pengecatan daun pintu dan jendela menggunakan cat warna cokelat muda merk
Glotex No. 00434.
e. Untuk pengecatan atap menggunakan cat seng.

PASAL 11
PEKERJAAN SANITARI

1. Yang termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/operasinya.
2. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Konsultan Pengawas
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. Jika perlu dilakukan penukaran/penggantian
bahan, pengganti harus disetujui Perencana/Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang
dilakukan Kontraktor.
3. Bahan
Untuk kloset duduk dan floor drain, merk yang dipakai adalah merk dalam negeri atau setara.
4. Pelaksanaan
a) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk pola, penempatan, cara-cara pemasangan
dan detail-detail sesuai gambar.

21
b) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas.
c) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan
ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
d) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
e) Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik.
f) Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan
Pengawas. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh
ada kebocoran-kebocoran.
g) Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu dan Floor drain yang
dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan Pengawas. Pada tempat-
tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan rapi,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan dari noda-noda
semen dan tidak ada kebocoran.
h) Untuk stop kran, diameter dan penempatan harus sesuai dengan gambar dan dipasang pada
pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar
untuk itu.

PASAL 12
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

12.1. Pemasangan instalasi listrik harus dilakukan oleh instalatur yang memiliki Surat Ijin Kerja
Instalatur (SIKI) dari PLN dan dapat menunjukkan bukti pengalaman kerja dibidangnya.
12.2. Untuk pekerjaan instalasi listrik berlaku Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1987
dengan seluruh perubahan yang ada.
12.3. Khususnya untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik dapat diserahkan kepada pihak ketiga
(sub Kontraktor), namun Kontraktor yang menandatangani kontrak sepenuhnya bertanggung
jawab terhadap baik buruknya pekerjaan Pihak Ketiga tersebut dan harus mendapat
ijin/persetujuan tertulis dari Pengawas/Direksi Lapangan.

22
12.4. Setelah pasangan instalasi listrik selesai, Kontraktor harus menyerahkan gambar instalasi
yang telah disahkan oleh PLN bahwa pemasangan instalasi telah dikerjakan dengan baik dan
memenuhi persyaratan PLN yang berlaku.
12.5. Pekerjaan instalasi listrik yang menjadi kewajiban Kontraktor dalam pekerjaan ini adalah
pemasangan instalasi dalam saja dan sampai menyala.
12.6. Semua jaringan listrik yang tertanam dalam tembok harus dimasukkan dalam pipa PVC Ø
1/2” yang dipasang tertanam ketembok .
12.7. Penempatan titik lampu, saklar, stop kontak dan sekring cast harus disesuaikan dengan
gambar rencana. Saklar dan stop kontak yang dipakai dari jenis tanam warna putih dan untuk
listrik yang bertegangan tinggi 220 Volt.
12.8. Kabel yang digunakan adalah jenis NYM dengan ukuran 3 x 1,5 mm atau 2,5 mm sesuai
kebutuhan kabel, dan memenuhi ketentuan dari PLN ukuran 2,5 mm yang dipakai untuk
sambungan aliran dari saklar ke setiap titik lampu.
12.9. Kabel aliran penyambung arde menggunakan kabel BC 50 mm² dimana ujung arde harus
ditanam sedikitnya 2 m dibawah tanah sampai kedalam yang selalu basah, ujung arde tersebut
dihubungkan dengan elektroda tanah yang terbuat dari batangan tembaga ukuran Ø 1,5
dengan panjang 1,25 m dan digabungkan dengan pipa galvanis ukuran Ø 1,5”.
12.10. Jenis lampu yang digunakan adalah lampu energy sofer 18 Watt merk PHILIPS atau sesuai
RAB lengkap dengan amaturenya pemasangan sesuai dengan gambar detail.
12.11. Jenis stop kontak, saklar ganda, saklar tunggal yang digunakan adalah merk BROCO atau
sesuai RAB, pemasangan sesuai dengan gambar detail.
12.12. Untuk setiap masa bangunan dipasang dac standar.
12.13. Panel Listrik harus dipilih dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tahan terhadap
kerusakan dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
12.14. Peralatan dalam panel harus dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikannya.

PASAL 13
PEKERJAAN LAIN – LAIN

Sebelum Kontraktor mengadakan penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya, seluruh lokasi
disekitar tempat pekerjaan harus sudah bersih dari segala sisa-sisa bangunan. Hal-hal lain yang belum
diuraikan dalam Spesifikasi Teknis ini, tetapi ada dalam gambar dan Berita Acara Aanwijzing harus
dikerjakan oleh kontraktor.

23
24

Anda mungkin juga menyukai