Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK 1

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

NAMA-NAMA KELOMPOK

1. AGUSTINUS ADRIANTO LUU (42117062)


2. ROSWITA ELIANTA SOMBO (42117132)
3.
4.
5.
6.

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG
2020/2021
Catalytic government:Mengarahkan Lebih Baik Daripada Mengayuh

Konsep yang pertama ini maksudnya ialah mengarahkan  ketimbang mengayuh (steering
rather than rowing). Harus ada pemilah antara yang mengatur dan yang melaksanakan.
Pemerintah harus tegas membedakan antara siapa pemerintah yang semestinya mengarahkan
dan siapa yang semestinya melaksanakan. Dengan kata lain, pemerintah harus lebih fokus
terhadap pengarahannya. Tidak mungkin pemerintah mengawasi atau mengayuh secara
langsung proses pelayanan publik. Dengan demikian konsep di atas guna untuk memisahkan
dengan tegas bahwa seharusnya pemerintah bisa fokus untuk menjadi pemikir dan pengarah.
Secara implisit hal ini mengandung makna bahwa pemerintah lebih banyak memberikan
peran dan tanggungjawabnya kepada swasta dan masyarakat dalam menyelenggarakan
urusannya baik melalui privatisasi, lisensi, konsesi, kerjasama operasional dan sebagainya.
Dalam hal ini, pihak swasta dan masyarakat diajak untuk memikul peran dan tanggungjawab,
yang selama ini terkesan hanya ditanggung oleh pemerintah atau hanya tergantung pada
pemerintah. Disamping itu, jika urusan-urusan yang sebenarnya bisa diserahkan kepada
organisasi swadaya masyarakat tetap dipegang / dilaksanakan oleh pemerintah, dikhawatirkan
menimbulkan gejala ketergantungan masyarakat kepada pemerintah, dimana setiap
permasalahan yang muncul, penyelesaiannya selalu dipasrahkan sepenuhnya kepada
pemerintah, sehingga kreativitas dan semangat inovasi individu menjadi melemah.Tugas
pemerintah adalah mengarahkan bukan mengayuh,memberikan pelayanan adalah
mengayuh,konsep berlawanan dengan cara kerja birokrasi / pemerintah tradisional. Tetapi
anggota-anggota kelompok progresif percaya bahwa pemerintah semestinya memanfaatkan
pegawai negeri untuk menghasilkan sebagian besar pelayanan yang mereka terapkan.
Menjelang tahun 1970, sedikit sekali aparatur yang bisa menyusun cara lain, mereka hanya
terbelenggu dengan serentetan pajak pelayanan. Dan ketika pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan maka terjadi dua pilihan yakni menaikkan pajak atau tidak. Oleh
karena itu, di Washington muncul para pemimpin yang melepaskan diri dari dilema dengan
cara meminjam uang, dan mereka belajar untuk menyatukan berbagai kelompok masyarakat
untuk melaksanakan suatu pembangunan yang dapat memecahkan permasalahan yang
dihadapi dengan cara menggalang aksi seluruh masyarakat, bagaimana mengarahkan
ketimbang mengayuh. Dengan menonjolkan fungsi pengarahan daripada pelayanan langsung,
diharapkan akan tercipta organisasi birokrasi yang kecil tapi kuat. Sebagaimana dikatakan
Gubernur Lawton Chiles dari Florida, tujuan utama dari pemerintah adalah menjadi
katalisator yang membantu masyarakat dalam memperkuat infrastruktur warganya.Dengan
alasan demikian, Osborne dan Gaebler menghendaki agar tugas pemerintah untuk mengayuh dan
mengarahkan dipisahkan. Sebab, dimasa sekarang lembaga pemerintah membutuhkan fleksibilitas
untuk merespon setiap kondisi yang kompleks dan berubah dengan cepat. Hal ini sulit jika para
penentu kebijakan hanya mampu menggunakan satu metode pelayanan yang dihasilkan oleh birokrasi
mereka sendiri.

Menurut Drucker, organisasi yang berhasil memisahkan manajemen puncak dari operasi,
akan memungkinkan manajemen puncak konsentrasi pada pengambilan keputusan dan
pengarahan. Sedangkan operasi sebaiknya dijalankan oleh staf sendiri, masing-masing
memiliki misi, sasaran, ruang lingkup dan tindakan serta otonomi sendiri. Jika tidak para
manajer akan terkacaukan oleh tugas-tugas operasional dan tidak dapat menghasilkan
keputusan dasar yang bersifat mengarahkan.

Konsep entrepreneurial

Pemerintahan entrepreneurial semakin menjauhkan upaya mengayuh dari upaya


mengarahkan. Cara ini membiarkan pemerintah beroperasi sebagai pembeli yang terampil,
mendongkrak berbagai produsen dengan cara yang dapat memcapai sasaran kebijakannya.
Manajer penentu kebijakan bebas melakukan peninjauan terhadap pemberi jasa paling efektif
dan efisien, sehingga diharapkan akan membantu untuk menghasilkan uang yang lebih
banyak. Cara ini dimaksudkan untuk mempertahankan fleksibilitas dalam merespon
lingkungan yang berubah dan memanfaatkan persaingan antara pembeli jasa.

Organisasi pengarah melakukan eksperimentasi dan belajar dari keberhasilan baik melalui
seleksi alam maupun persaingan sektor swasta yang dapat menguntungkan pemerintah untuk
memberikan pelayanan. dan akhirnya organisasi-organisasi pengarah melakukan peninjauan
yang dapat memberikan solusi yang lebih komprehensif, denga memecahkan akar
permasalahannya.Ketakutan besar dalam memanfaatkan lembaga non pemerintah untuk
mengayuh, tentu saja, adalah karena cara ini akan mengorbankan pekerjaaan dari banyak
pegawai negeri. Namun sesungguhnya, pegawai negeri tidak harus menjadi korban
pemerintahan entrepreneurial tetapi sebaliknya yakni yang dapat diuntungkan. Hal ini terjadi
karena adanya kebebasan untuk menggunakan pikiran dan untuk mendapatkan peluang untuk
bekerja.

Prinsip-prinsip good governance menurut UNDP yang cocok untuk pemerintah yang katalis
ialah:
 Prinsip Pengawasan
Prinsip selanjutnya yang tidak kalah penting adalah prinsip pengawasan. Dalam
prinsip ini dibutuhkan peningkatan upaya pengawasan terhadap para penyelenggara
pemerintahan dan pembangunan negara. Adapun yang mengawasi adalah pihak
swastadan masyarakat luas, bukan hanya individu atau kelompok tertentu saja. Hal
inilah yang menjadi fungsi pengawasan DPRD sebagai wakil dari rakyat.
 Prinsip Partisipasi
Dalam prinsip partisipasi terdapat keterlibatan para stakeholder atau pemegang
kepentingan seluas mungkin dalam pembuatan kebijakan. Beragam saran dan
masukan akan diterima sehingga para pembuat kebijakan bisa mempertimbangkan
beragam persoalan, kepentingan, sudut pandang, serta opsi-opsi alternatif ketika akan
menyelesaikan suatu persoalan. Dengan adanya prinsip partisipasi, terbuka peluang
bagi pembuat kebijakan untuk mendapatkan informasi baru dan mengintegrasikan
harapan masyarakat ke dalam proses pengambilan kebijakan.
 Prinsip Profesionalisme
penyelenggara pemerintahan harus senantiasa meningkatkan kemampuan dan
moralnya. Hal ini dilakukan demi bisa memberi pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat,yaitu pelayanan yang mudah, cepat, tepat dan dengan biaya yang
terjangkau semua kalangan.
 Prinsip Efisiensi Dan Efektivitas Segala proses yang dilakukan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dituntut untuk bisa membuahkan hasil sesuai harapan
dan kebutuhan masyarakat. Tidak hanya itu, dalam mencapai tujuan tersebut
pemerintah juga harus bisa menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal
dan bertanggung jawab.

Hal utama memakai prinsip good governance karena,sampai saat ini kita belum
memiliki pemerintah katalisator, yang membantu masyarakat dalam memperkuat
infrastruktur warganya. Dengan cara ini pemerintah memberikan wewenang kepada
masyarakat untk memecahkan setiap masalah sendiri. Dengan kata lain, pemerintah
yang memfokuskan pada fungsi pengarahan, secara aktif  akan membuat lebih banyak
keputusan / kebijakan yang menggerakan lebih banyak lembaga sosial dam ekonomi,
bahkan lebih banyak mengatur daripada merekrut lebih banyak pegawai negeri.

Anda mungkin juga menyukai