Anda di halaman 1dari 6

INFORMAL SECTOR ( SEKTOR INFORMAL )

Disusun Oleh

EMILIUS MARIANO BERO

1706090057

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

2019

1
MASALAH PADA SEKTOR INFORMAL

KATA KUNCI
sektor informal, perusahaan informal, pekerjaan informal, ekonomi informal,
kewirausahaan, formalisasi, pertumbuhan inklusif, kesetaraan gender
KONSEP UTAMA
• Sektor informal : Terdiri dari unit produksi informal atau perusahaan sektor
informal, sebagaimana didefinisikan di bawah ini. Sektor informal mencakup unit
produksi pertanian informal tetapi tidak memasukkan rumah tangga sebagai
majikan pekerja rumah tangga.
• Pekerjaan informal: Pekerjaan yang membuat individu dalam hubungan kerja
tanpa kerja dan perlindungan sosial melalui pekerjaan mereka, atau tanpa hak atas
tunjangan pekerjaan, terlepas dari apakah unit ekonomi tempat mereka beroperasi
atau bekerja adalah perusahaan formal, perusahaan informal atau rumah tangga.

• Ekonomi informal: Semua unit, kegiatan, dan pekerja dalam pekerjaan informal
dan hasil darinya.
• Kesetaraan gender: Memperlakukan laki-laki dan perempuan secara setara, tanpa
diskriminasi berdasarkan gender.

IKHTISAR MASALAH
Pekerja di perekonomian informal menghadapi kondisi kerja yang tidak aman dan
berbahaya, seringkali melanggar hak-hak dasar pekerja, dengan implikasi serius
bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka. Tantangan meliputi:
• Jam kerja yang panjang, upah rendah, dan kondisi kerja yang sulit
• Keamanan kerja rendah, tingkat turnover lebih tinggi, dan kepuasan kerja rendah
• Cakupan jaminan sosial yang tidak memadai
• Kesulitan melaksanakan hak-hak dasar (mis. Memerangi anak 16 dan kerja
paksa, memerangi diskriminasi)
• Lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang bekerja di pekerjaan yang
rentan, upah rendah, atau kurang dihargai
• Kurangnya representasi di tempat kerja

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Definisi Sektor Informal


Dalam perkembangannya sektor informal atau ekonomi informal telah
mengalami berbagai perubahan konsep/pengertian sesuai dengan kondisi pada
saat itu. Untuk negara/wilayah berbeda, juga untuk institusi/kantor yang
berbeda dalam satu wilayahpun, pengertian mengenai sektor informal dapat
berbeda pula.
2.2 Perbedaan Sektor Informal dengan Sektor Formal

2.3 Penyebab Munculnya Sektor Informal


Sektor informal semakin menjamur khususnya di daerah perkotaan.
Penyebabnya antara lain:
1. Migrasi.
2. Perbandingan antara jumlah pekerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang
timpang.
3. Sektor informal muncul sebagai akibat ketidakmampuan sektor formal
dalam menyerap tenaga kerja.
4. Rumitnya sistem perpajakan.
5. Birokrasi perijinan yang berbelit-belit.
6. Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk mejalankan bisnis legal.

3
Dampak positif adanya sektor informal adalah :

1. Menciptakan lapangan kerja baru, sehingga bisa mengurangi


pengangguran yang tidak tertampung di sektor formal.

2. Mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, sebagai alat peredam


rakyat miskin yang tidak terserap di sektor formal.

3. Meningkatkan perekonomian nasional, karena secara tidak langsung


menyumbangkan PDB (Produk Domestik Bruto) negara.

4. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia yang


mayoritas unskilled menjadi memiliki pekerjaan.

Dampak negatif adanya sektor infromal adalah:

1. Kesemrawutan kota, disebabkan oleh banyaknya pedagang kaki lima atau


pedagang asongan yang bebas berjualan di mana saja.

2. Lingkungan kotor dan tidak indah, kurangnya rasa menjaga kebersihan


dan kerapian oleh pihak pelaksana sektor informal.

3. Kemacetan, dampak lanjutan dari kesemrawutan tata kota karena bebasnya


pelaksana sektor informal dalam menjalankan bisnisnya.

2.4 Perbadingan Sektor Informal Indonesia dan Malaysia


Sama dengan Indonesia, Malaysia merupakan negara berkembang yang
terletak di Asia Tenggara dan merupakan anggota dari PBB. Memiliki sistem
pemerintahan monarki dan beribu kota di Kuala Lumpur. Walaupun memiliki
wilayah dan jumlah penduduk yang lebih kecil daripada Indonesia, namun
negara bekas jajahan Inggris ini memiliki perekonomian yang bagus.
Pada ICLS-15 yang dianut oleh Malaysia, sektor informal tidak meliputi
sektor pertanian, sehingga sektor pertanian di Malaysia dilakukan survei
tersendiri. Sedangkan konep BPS terdapat istilah status pekerjaan yang
memasukkan pekerja bebas baik di non-pertanian maupun di pertanian ke
dalam sektor informal.
Sektor informal di Indonesia pada keadaan Agustus 2012 terdapat sekitar
44,2 juta orang (39,86 %) bekerja pada sektor formal dan 66,6 juta orang
(60,14 %) bekerja pada sektor informal. Sedangkan sektor informal di

4
Malaysia pada tahun yang sama sebesar 8,21%. Kesimpulan kasar dari fakta
tersebut adalah sektor informal Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan
Malaysia.
Oleh karena paparan di atas tersebut, maka data sektor informal
Indonesia dengan Malaysia tidak dapat dibandingkan dan dianalisis secara
jauh. Jadi belum tentu jika Indonesia menggunakan konsep ICLS yang
memisahkan antara sektor pertanian dengan sektor infromal akan tetap lebih
tinggi dibandingkan Malaysia.
Berbeda dengan Badan Pusat Statistik Indonesia yang belum memiliki
publikasi khusus mengenai sektor informal Indonesia (jadi satu dalam
Sakernas), Malaysia telah memiliki publikasi khusus dengan judul “Laporan
Penyiasatan Guna Tenaga Sektor Informal (Informal Sector Work Force
Survey Report)” setiap tahunnya.
Tabel Sektor Informal Indonesia (juta pekerja), Tahun 2001-2009

5
Tabel Jumlah Penduduk Bekerja dalam Sektor Informal menurut Strata
dan Jenis Kelamin Malaysia Tahun 2012

Hampir sama dengan Indonesia, mayoritas pekerja informal di Malaysia


adalah laki-laki dan sebagian besar pekerjaan informal terdapat di pedesaan.
Perbedaannya adalah sebagian besar perkerja informal Malaysia di perkotaan
adalah wanita. Sedangkan sebagian besar pekerja informal Indonesia baikdi
perkotaan maupun di pedesaan adalah laki-laki.

Anda mungkin juga menyukai