Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM INDERA
NOMOR: KA/D / /414.26/2016

a. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Indera penglihatan sangat menentukan kualitas sumber
daya manusia, karena 83 % informasi sehari-hari masuknya melalui jalur penglihatan,
melalui pendengaran 11 %, penciuman 3,5 %, peraba 1,5 %, dan pengecap 1,0 %.
Dari hasil survey Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996
yang dilakukan di 8 Provinsi menunjukkan bahwa prevalensi kebutaan di Indonesia 1,5
%. Menurut WHO prevalensi kebutaan yang melebihi 1 % bukan hanya masalah medis
saja tetapi sudah merupakan maslah social yang petlu ditangani secara lintas program
dan lintas sector. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaucoma
(0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan
dengan usia lanjut (0,38%). Dalam rangka menurunkan angka kebutaan ini, WHO
telah mencanangkan program Vision 2020: The Right to Sight pada tanggal 30
September 1999, yang kemudian ditindaklanjuti dengan pencanangan Vision 2020:
The Right to Sight di Indonesia pada tanggal 15 Februari 2000 oleh Ibu Megawati
Soekarnoputri. Dalam sidang world Health Assembly ke 59 di Geneva, Mei 2006
dibahas berbagai isu penting diantaranya pemberantasan kebutaan yang masih
menjadi masalah dunia, dengan penyebab terbanyak adalah katarak dan trachoma.

b. Latar Belakang
Di Indonesia xeroftalmia masih menjadi penyebab kebutaan yang disebabkan
kekurangan vitamin A. Sebagai tindak lanjut atas pencanangan Vision 2020 ini
Departemen Kesehatan telah menyusun kebijakan-kebijakan di bidang Kesehatan
Indera Penglihatan yaitu: Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan
Penglihatan dan Kebutaan (Renstranas PGPK) untuk mencapai Vision 2020 dan
Pedoman Manajemen Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran. Kegiatan
penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan di Provinsi dan Kabupaten/Kota
akan difokuskan pada 4 penyebab utama kebutaan yaitu katarak, kelainan refraksi,
xeroftalmia, dan glaucoma. Namun demikian adanya focus penanggulangan tersebut
tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat penyebab kebutaan yang spesifik
yang ada di wilayah tersebut. Kegiatan pelayanan kesehatan Indera dilaksanakan oleh
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama dan Balai Kesehatan
Mata Masyarakat (BKMM)/ Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) dan Rumah
Sakit Umum (RSU) sebagai sarana rujukan. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja dan mempunyai funsi sebagai 1) Penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, 2) Pusat pemberdayaan masyarakat dan 3) Pusat pelayanan
kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam mencapai Visi: Kecamatan Sehat,
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan wajib yaitu upaya promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta KB, upaya perbaikan
gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya
pengobatan. Selain itu sesuai dengan masalah daerah setempat dapat dilaksanakan
upaya kesehatan pengembangan. Kesehatan Indera Penglihatan termasuk dalam
upaya kesehatan pengembangan Puskesmas yang dapat diintegrasikan dengan
upaya kesehatan lainnya. Agar program kesehatan Indera Penglihatan ini dapat
dikelola baik dari aspek manajemen di tingkat Puskesmas maupun aspek pelayanan
kepada masyarakat yang mencakup promotif, preventif, dan kuratif, maka diperlukan
suatu pedoman pelayanan kesehatan Indera Penglihatan di Puskesmas. Pedoman ini
akan menjadi acuan bagi petugas Puskesmas dalam pelaksanaan dan pengembangan
program kesehatan Indera Penglihatan di wilayah kerja Puskesmas.

c. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan penglihatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Paleran.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dan kader.
b. Meningkatkan kesadaran, sikap, dan perilaku masyarakat untuk memelihara
kesehatan dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan.
c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan indera penglihatan kepada
masyarakat.
d. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan indera penglihatan masyarakat
melalui deteksi dini.

d. Kegiatan
Puskesmas yang akan mengembangkan Upaya Kesehatan Indra Penglihatan
mempersiapkan;
1. Tenaga yang terlibat:
a. Dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya
b. Kader, guru sekolah, dan tokoh masyarakat
c. Tenaga refraksionis
d. Sarana dan prasarana
e. Dana
2. Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
3. Penyusunan Usulan Kegiatan

e. Pelaksanaan Kegiatan
1. Sosialisasi
2. Pelatihan
3. Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan di Puskesmas;
a. Pelayanan di dalam gedung Puskesmas, berupa:
a.a Penyuluhan kesehatan indera penglihatan.
a.b Penjaringan kasus-kasus penyakit mata dan kebutaan serta gangguan
fungsi penglihatan melalui rawat jalan pengobatan.
a.c Pemeriksaan dan tindakan medis pelayanan kesehatan indera
penglihatan primer
a.d Rujukan kasus-kasus penyakit mata
b. Pelayanan di luar gedung Puskesmas
Kegiatan pelayanan kesehatan indera penglihatan tersebut adalah:
a.a Penyuluhan kesehaan kepada masyarakat anak sekolah, kelompok
pekerja non formal, dan lain-lain.
a.b Penjaringan kasus-kasus gangguan penglihatan dan kebutaan oleh
kader, guru UKS, dan petugas kesehatan.
a.c Pemberian kapsul vitamin A 2x dalam satu tahun pada balita 6-11 bulan
(100.000/kapsul biru), balita 1-5 tahun (200.000 IU/kapsul merah),
sedang pada ibu nifas < 42 hari diberikan 200.000 IU / kapsul merah.
c. Pengobatan kasus-kasus penyakit mata serta pertolongan pertama pada
kedaruratan mata dapat dilakukan oleh dokter Puskesmas atau tenaga
perawat Puskesmas dengan bimbingan dokter Puskesmas.
d. Rujukan kasus ke Puskesmas.
4. Pembinaan peran serta masyarakat. Langkah-langkah untuk menjalin kemitraan
a. Identifikasi dan analisis masalah kesehatan indera penglihatan
b. Pemberdayaan masyarakat
c. Promosi kesehatan indera penglihatan
d. Bina suasana
f. Sasaran
1. Sasaran Primer
a. Bayi
b. Balita
c. Anak usia sekolah / remaja
d. Usia produktif
e. Usia lanjut
2. Sasaran Sekunder
a. Tenaga Kesehatan
b. Kader
c. Tokoh masyarakat, dll.

g. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal kegiatan program indera dilaksanakan di BP Umum setiap hari dan Posyandu.

h. Pemantauan Dan Evaluasi


Pelaksanaan kegiatan harus diikuti dengan pemantauan secara berkala untuk
melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai
Puskesmas dibandingkan dengan rencana kegiatan dan standar pelayanan.
Kesimpulan dirumuskan dalam bentuk kinerja Puskesmas yang terdiri dari cakupan,
mutu dan biaya serta masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu
penyelenggaraan kegiatan.
Telaahan bulanan ini dilakukan dalam lokakarya mini bulana puskesmas. Sebagai
tindak lanjut pemantauan ini dirumuskan upaya pemecahan masalah dan diuraikan
dalam bentuk rencana kegiatan bulanan/ triwulan yang akan datang , pada akhir tahun
saat mengadakan evaluasi kegiatan.

i. Pencatatan Dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen informasi
melalui kegiatan pencatatan, komponen pelaporan, dan komponen analisis dan
evaluasi.

Jember, 24 Desember 2016

Mengetahui Penanggung Jawab


Plt. Kepala UPT Puskesmas Paleran Program Perkesmas

dr. DANDY CANDRA SATYAWAN ENIK DWIASTUTIK, AMd. Kep


NIP. 198406012010011020

Anda mungkin juga menyukai