Anda di halaman 1dari 11

ENERGY DRINK

 Definisi energy drink

Minuman berenergi dalam hal ini energy drink merupakan pelengkap dari
berbagai masyarakat untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh. Minuman berenergi
biasa diminum dan menjadi suatu kebiasaan masyarakat untuk mengembalikan
stamina setelah melakukan pekerjaan berat atau menambah tenaga jika ingin
melakukan suatu aktifitas tertentu (Simanjuntak dan Siagin, 2003). Minuman berenergi
termasuk ke dalam minuman suplemen yang didefinisikan sebagai minuman yang
mengandung vitamin, mineral serta stimulan seperti kafein, guarana, taurin, variasi
bentuk ginseng, maltodextrin, carnitine, creatine, dan ginkgo biloba (Wikipedia, 2006).

 Bahan Utama

Minuman berenergi termasuk salah satu minuman suplemen yang mengandung


kafein, glukosa, dan taurin sebagai komposisi mayor (Clauson et al., 2008). Minuman
berenergi juga bisa mengandung asam amino (taurin, karnitin, kreatinin), vitamin,
stimulan herbal (guarana, yerba mate), dan herbal (ginseng, ginkgo biloba) (O’Brien et
al., 2008).

 Kafein
Hampir semua minuman energi mengandung 50 mg kafein. Sebagai
perbandingan, 1 sendok kopi biasa dapat mengandung sekitar 75-100 mg kafein.
Nah, disinilah ‘jualan’-nya minuman energi. Konsumsi kafein dalam jumlah
normal diyakini mampu meningkatkan konsentrasi dan kecepatan reaksi panca
indera, mempercepat daya pikir, mengurangi rasa lelah, memperbaiki status
emosi, dan melipatgandakan proses metabolisme-mirip efek ‘saudara jauhnya’
kokain. Selain itu, kafein juga dapat dipergunakan sebagai pereda rasa nyeri
(pain killer). Tidak jarang, dokter menyantumkannya dalam resep obat racikan.

Akan tetapi, konsumsi kafein harus hati-hati pada orang dengan gangguan
lambung. Kafein dapat meningkatkan asam lambung. Kondisi ini akan
memperparah dan memperlambat proses penyembuhan tukak lambung. Orang
dengan hipertensi dan berpenyakit jantung juga sebaiknya menghindari minum
kopi. Meskpun demikian, pengaruh kafein sangat tergantung kepada tingkat
sensitifitas seseorang. Ada orang yang tidak tahan sama sekali terhadap kafein,
sehingga setelah minum kopi jantung menjadi berdebar-debar. Tapi, ada juga
orang yang dapat minum lebih dari 5 cangkir kopi sehari tanpa keluhan.

 Guarana (Paullinia cupana) adalah tanaman rambat dari keluarga maple.


Daunnya lebar dan memiliki gugusan bunga. Kulit buahnya berwarna merah
dengan daging berwarna putih. Di dalamnya terdapat biji hitam seukuran biji
kopi. Jika kulitnya terbuka, daging buah dan bijinya jadi terlihat sepert
ibolamata.Meski sudah dikenal oleh masyarakat Eropa sejak abad ke-16,
guarana baru diperdagangkan pada tahun 1958. Di hutan, tanaman rambat ini
digunakan sebagai insektisida untuk mengusir hama pemakan tanaman. Buah
dan biji guarana mengandung kafein dua kali lipat biji kopi. Kafein ini
disebut guaranine.

Guarana memiliki efek yang lebih tahan lama daripada kopi, sehingga dapat
membuat Anda terjaga semalaman dan tak bisa tidur. Konon, guarana juga
dapat mengatasi mabuk, memperbaiki nafsu makan, dan berperan sebagai
stimulan seks pada pria. Namun, belum ada riset untuk menguji khasiat ini
meskipun banyak orang mempercayainya.

 Taurin
Taurine merupakan asam amino esensial. Pengertian asam amino esensial
adalah bisa didapatkan didalam tubuh karena tubuh bisa membuat sendiri. Hasil
penelitian pada akhir-akhir tahun ini memang taurine sudah berguna dan
mempunyai fungsi jelas. Taurine berguna untuk proses metabolisme dalam
jumlah besar dan dapat menjadi esensial (sangat diperlukan) pada saat tertentu.
Untuk aktivitas fisik biasa taurine masih bisa dibuat sendiri, tetapi pada aktivitas
fisik tingkatan tertentu taurine tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Sebagai
akibat stress fisik yang tinggi dari aktivitas fisik yang tinggi pula bisa
mengakibatkan taurine yang selama diproduksi oleh tubuh sudah tidak bisa
mencukupi bahkan kekurangan, sehingga memerlukan tambahan dari luar.
Pengurangan taurine terjadi ketika ada kerja fisik tinggi. Taurine sebanyak 1000
mg cukup untuk satu hari yang bisa mengurangi rasa capek yang kemudian
tubuh menyediakan kembali. (Herzog, 2001:2). Taurine sangat penting untuk
membantu kinerja aktivitas yang tinggi, kekurangan taurine ketika beraktivitas
fisik dapat digantikan dengan minum minuman suplemen.
Taurin dikenal juga sebagai asam 2-aminoetana sulfonat, awalnya diisolasi dari
empedu sapi jantan pada tahun 1827. Saat ini taurin sudah dapat dibuat secara
sintetis. Nah, yang terkandung dalam minuman energi ini sebagian besar
merupakan taurin sintetis. Taurin seolah larutan ajaib yang melahirkan sejumlah
efek dalam metabolisme yaitu sebagai penghambat neurotransmiter dan sebagai
bagian dari pengemulsi asam empedu, asam kenodeoksikloat. Konjugasi taurin
dengan asam empedu memberikan efek signifikan untuk melarutkan kolesterol
dan juga meningkatkan ekskresinya. Taurin juga berhubungan dengan sejumlah
fungsi lain (mekanisme terjadinya belum diketahui pasti), yaitu sebagai
antioksidan melawan penuaan dan potensial untuk keseimbangan denyut
jantung.

 Inositol
Inositol yang merupakan isomer glukosa dan dalam badan mudah berubah
menjadi glukosa, sedangkan glukosapun mudah berubah menjadi inositol.
Inositol bermanfaat membongkar lemak menjadi energi dan menurunkan
kolesterol, tetapi dalam kajian lain masih belum diketahui manfaatnya bagi tubuh.
Inositol dalam satu botol minuman kratingdaeng sebanyak 50 miligram (mg).
Inositol secara tidak langsung juga berhubungan dengan metabolisme lemak,
termasuk juga kolesterol. (Kirschman. 1979 : 88). Jika kekurangan inositol juga
memberikan efek tertentu, yakni gangguan pada pertumbuhan. Zat aktif inositol
adalah mio inositol, yang merupakan zat esensial untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup sel.
Karbohidrat yang ditemukan pada daging binatang (oleh karenanya disebut
disebut ‘gula daging’). Inositol terbukti menjadi obat ajaib yang secara signifikan
mengurangi depresi, serangan panik, agorafobia, dan gangguan obsesif
konvulsif. Itu mungkin yang membuatnya dianggap efektif sebagai pelawan
kanker. Tapi efek tersebut hanya berguna dalam dosis yang besar. Alih-alih
menjadi pemain

dalam minuman energi (Anda perlu minum sebanyak 360 botol sehari untuk
mendapatkan keuntungannya), inositol mungkin memerlukan sebuah minuman
untuk dirinya sendiri.

 Glukuronolakton
Rumor di internet mengklaim bahan ini yang menyebabkan tumor otak.
Sesungguhnya, ini tidak benar. Bahan ini dipercaya mampu melawan kelelahan
dan meningkatkan kebugaran, tapi bukan lantas membuat Anda menjadi seekor
banteng. Tampaknya, bahan ini lebih empuk menjadi rumor untuk mematikan
pesaing pasar. Oleh karena itu, sebagian besar produsen mengambil jalan aman
untuk tidak memasukkan dalam komposisi minuman energi.

Ketentuan dan Peraturan Label

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan
pangan, label produk sekurang-kurangnya memuat nama produk, berat bersih atau isi
bersih, serta nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke
dalam wilayah Indonesia.

1. Nama Produk Pangan. Pada setiap produk pangan terdapat nama produk.
Nama produk pangan tersebut memberikan keterangan mengenai identitas
produk pangan yang menunjukkan sifat dan keadaan produk pangan yang
sebenarnya. Untuk produk pangan yang sudah terdapat dalam Standar Nasional
Indonesia penggunaan nama produk menjadi bersifat wajib.
2. Keterangan Bahan yang Digunakan dalam Pangan. Keterangan ini diurutkan
dari bahan yang paling banyak digunakan kecuali vitamin, mineral dan zat
penambah gizi lainnya. Bahan tambahan pangan atau pengawet yang digunakan
juga harus dicantumkan. Pernyataan mengenai bahan yang ditambahkan,
diperkaya, atau difortifikasi juga harus dicantumkan selama itu benar dilakukan
pada proses produksi dan tidak menyesatkan.
3. Berat Bersih Atau Isi Bersih Pangan. Berat bersih atau isi bersih menerangkan
jumlah produk pangan yang terdapat dalam kemasan produk tersebut.
Keterangan tersebut dinyatakan dalam satuan metrik seperti gram, kilogram, liter
atau mililiter. Untuk produk makanan padat dinyatakan dalam ukuran berat,
produk makanan cair dinyatakan dalam ukuran isi dan produk makanan semi
padat atau kental dinyatakan dalam ukuran isi atau berat.
4. Nama dan Alamat Pabrik Pangan. Keterangan mengenai nama dan alamat
pabrik pada produk pangan berisi keterangan mengenai nama dan alamat pihak
yang memproduksi, memasukkan dan mengedarkan pangan ke wilayah
Indonesia. Untuk nama kota, kode pos dan Indonesia dicantumkan pada bagian
utama label sedangkan nama dan alamat dicantumkan dalam bagian informasi.
5. Tanggal Kedaluwarsa Pangan. Setiap produk pangan mempunyai keterangan
kedaluwarsa yang tercantum pada label pangan. Keterangan kedaluwarsa yaitu
batas akhir suatu pangan dijamin mutunya sepanjang penyimpanannya
mengikuti petunjuk yang diberikan oleh produsen. Keterangan kedaluwarsa
dicantumkan terpisah dari tulisan "Baik Digunakan Sebelum" dan disertai dengan
petunjuk tempat pencantuman tanggal kedaluwarsa.
6. Nomor Pendaftaran Pangan. Dalam hal peredaran pangan, pada label pangan
tersebut wajib mencantumkan nomor pendaftaran pangan. Adapun tanda yang
diberikan untuk pangan yang diproduksi baik di dalam negeri maupun yang
dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia adalah tanda MD untuk pangan olahan
yang diproduksi di dalam negeri dan tanda ML untuk pangan olahan yang
dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia.
7. Kode Produksi Pangan. Kode produksi yang dimaksud adalah kode yang dapat
memberikan penjelasan mengenai riwayat suatu produksi pangan yang diproses
pada kondisi dan waktu yang sama. Kode produksi tersebut disertai dengan atau
tanggal produksi. Tanggal produksi yang dimaksud adalah tanggal, bulan dan
tahun pangan tersebut diolah.
8. Penggunaan atau Penyajian dan Penyimpanan Pangan. Keterangan tentang
petunjuk penggunaan dan atau petunjuk penyimpanan dicantumkan pada
pangan olahan yang memerlukan penyiapan sebelum disajikan atau digunakan.
Selain itu, cara peyimpanan setelah kemasan dibuka juga harus dicantumkan
pada pangan kemasan yang tidak mungkin dikonsumsi dalam satu kali makan.
Kemudian pada pangan yang memerlukan saran penyajian atau saran
penggunaan dapat mencantumkan gambar bahan pangan lainnya yang sesuai
dan disertai dengan tulisan "saran penyajian".

Efek Kronis Minuman Berenergi pada Ginjal

A. PENDAHULUAN
Banyaknya minuman dalam bentuk kemasan yang beredar di pasaran dapat
merubah pola hidup masyarakat yaitu kurang minum air putih dan banyak
mengkonsumsi minuman kemasan yang mengandung gula jenis fruktosa, senyawa
ortofosfat, sitrat, kafein, taurin, tartrasin, dan elektrolit. Salah satu minuman kemasan
siap minum yang popular adalah minuman berenergi. Minuman berenergi merupakan
minuman non alkohol yang dirancang memberikan tambahan energi dengan
penambahan kandungan yang dapat meningkatkan energi, terutama kafein.
Kandungan utama minuman berenergi yaitu kafein berhubungan dengan efek
diuresis dan keseimbangan cairan elektrolit. Kafein menstimulasi filtrasi glumerulus
renal dan hambatan reabsorbsi natrium sehingga memicu peningkatan ekskresi natrium
dan air. Selain itu, kafein dapat meningkatkan resorpsi kalsium tulang yang dapat
menyebabkan osteoporosis dan kalsium diekskresi melalui ginjal yang dapat
mempercepat terbentuknya batu ginjal yang dapat menyebabkan reaksi nyeri
berlebihan (kolik) karena terjadinya kerusakan sel–sel jaringan sekitarnya dan
kerusakan ginjal. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk menganalisis
pengaruh penggunaan beberapa jenis minuman berenergi yang beredar di pasaran
dalam jangka waktu tertentu terhadap fungsi ginjal.

B. METODE PENELITIAN
Hewan percobaan yang dipergunakan yaitu tikus jantan galur wistar dengan
berat 150-200 gram. Bahan perlakuan dan pereaksi yang digunakan antara lain 3 buah
merek minuman berenergi yang beredar di pasaran, 2 buah terdapat dalam bentuk
larutan, yang masing-masing mengandung taurin 1000 mg, kafein 50 mg, serta
kombinasi vitamin B, ekstrak ginseng, inositol, dan sorbitol per kemasan (150 ml).

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemberian minuman berenergi dosis rendah, yaitu 6,75 ml/kg BB selama 30 hari
tidak signifikan mengubah parameter fungsi ginjal seperti BUN, serum kreatinin dan
serum elektrolit, namun secara signifikan meingkatkan nilai serum krea tinin.
Pemberian dosis yang lebih tinggi, yaitu 13,5 ml/kg BB selama 30 hari, ternyata
menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap parameter BUN dan elektrolit dalam
darah. Peningkatan secara signifikan terjadi pada kelompok ED-2 dan ED-3 dengan
nilai peningkatan hampir mendekati 2 kali lipat nilai serum kreatinin pada kelompok
kontrol. Hal ini menunjukkan peningkatan dosis minuman berenergi secara kronik dapat
menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan nilai serum
kreatinin.
Data urinalisis menunjukkan peningkatan jumlah albumin yang terekskresi
melalui urin. Peningkatan ini teramati pada kelompok perlakuan ED2 dan ED3 dengan
nilai hampir empat kali lipat jumlah albumin yang terekskresi pada kelompok kontrol.
Pemberian secara kronik minuman berenergi dosis tinggi (13,5ml/kg BB) selama 30 hari
dapat menyebabkan penurunan nilai ekskresi kreatinin dalam urin yang tidak disertai
dengan peningkatan kadar albumin di urin. Lebih jauh lagi peningkatan rasio albumin
urin terhadap kreatinin urin teramati pada pemberian dosis rendah dan dosis tinggi.
Hasil ini menunjukkan bahwa baik pada dosis rendah maupun dosis tinggi penggunaan
secra kronik minuman berenergi menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Rasio ekskresi
albumin urin terhadap kreatinin urin memberikan hasil yang konsisten.
Data histopatologis ginjal dengan pewarnaan hematoksilin-eosin menunjukkan
bahwa pemberian minuman berenergi secara kronik selama 30 hari pada dosis rendah
tidak menunjukkan adanya abnormalitas pada korteks ginjal dimana tidak terlihat
abnormalitas atau perbedaan baik pada glomerulus maupun pada tubulus ginjal.
Namun demikian abnormalitas ditemukan pada bagian medulla ginjal, yang ditandai
dengan penebalan pada lumen medulla pada semua kelompok minuman berenergi.
Abnormalitas pada lumen medulla ginjal ini secara langsung dapat menjadi penyebab
peningkatan ekskresi albumin dalam urin.

Prevalensi

Kafein adalah bahan makanan alami yang berasal dari daun dan buah beberapa tanaman
seperti teh, kopi dan kokoa, atau dari minuman bersoda dan beberapa obat-obatan. Olahan dari
beberapa tanaman tersebut menjadi populer sehingga konsumsi kafein setiap harinya
mencapai 90% pada orang dewasa. Begitu juga dengan kebiasaan minum kopi di Indonesia,
konsumsi kopi di Indonesia secara nasional naik 20% pada tahun 2011 bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Indonesia pun merupakan produsen kopi ketiga terbesar di dunia,
setelah Brazil dan Vietnam. Hal ini dibuktikan dengan produksi kopi yang terus meningkat
hingga mencapai 748 ribu ton atau 6,6% dari produksi kopi dunia pada tahun 2012. Sebuah
penelitian telah dilakukan dan dilaporkan bahwa 250 mg kafein, diberikan secara oral di unit
penelitian klinis pada orang dewasa dengan mengonsumsi kafein secara tidak teratur dapat
mengangkat plasma renin 57%, plasma norepinefrin 75%, plasma normetanephrine 207%, dan
tekanan darah 14/10 mmHg.

Efek minuman berenergi

Sejumlah besar studi tentang efek kafein pada kesehatan manusia tidak memberikan hasil dan
jawaban yang jelas. Menurut beberapa penulis mungkin karena banyak faktor endogen dan
faktor lingkungan yang memengaruhi metabolisme kafein pada individu. Mekanisme kafein
yang memengaruhi tubuh terutama dengan memblokir reseptor adenosin, yang menyebabkan
peningkatan sekresi katekolamin: adrenalin, dopamin dan serotonin. Efek dari ini adalah untuk
merangsang sistem saraf pusat, percepatan denyut jantung, dan vasodilatasi darah.12,15
Beberapa studi menunjukkan bahwa asupan kafein moderat (100-300 mg per hari) memberikan
efek menguntungkan pada ketahanan mental dan fisik berpikir, konsentrasi, dan juga
mengurangi kelelahan dan kantuk. 1,13 Kafein merangsang sekresi asam lambung, bertindak
diuretik dan menurut beberapa data dapat memengaruhi proses metabolisme dalam tubuh,
mengintensifkan lipolisis lemak, dan termogenesis tubuh. Salah satu efek kardiovaskuler kafein
adalah hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
Review Jurnal
Efek Kronis Minuman Berenergi pada Ginjal

A. PENDAHULUAN
Banyaknya minuman dalam bentuk kemasan yang beredar di pasaran dapat
merubah pola hidup masyarakat yaitu kurang minum air putih dan banyak
mengkonsumsi minuman kemasan yang mengandung gula jenis fruktosa, senyawa
ortofosfat, sitrat, kafein, taurin, tartrasin, dan elektrolit. Salah satu minuman kemasan
siap minum yang popular adalah minuman berenergi. Minuman berenergi merupakan
minuman non alkohol yang dirancang memberikan tambahan energi dengan
penambahan kandungan yang dapat meningkatkan energi, terutama kafein.
Kandungan utama minuman berenergi yaitu kafein berhubungan dengan efek
diuresis dan keseimbangan cairan elektrolit. Kafein menstimulasi filtrasi glumerulus
renal dan hambatan reabsorbsi natrium sehingga memicu peningkatan ekskresi natrium
dan air. Selain itu, kafein dapat meningkatkan resorpsi kalsium tulang yang dapat
menyebabkan osteoporosis dan kalsium diekskresi melalui ginjal yang dapat
mempercepat terbentuknya batu ginjal yang dapat menyebabkan reaksi nyeri
berlebihan (kolik) karena terjadinya kerusakan sel–sel jaringan sekitarnya dan
kerusakan ginjal. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk menganalisis
pengaruh penggunaan beberapa jenis minuman berenergi yang beredar di pasaran
dalam jangka waktu tertentu terhadap fungsi ginjal.

B. METODE PENELITIAN
Hewan percobaan yang dipergunakan yaitu tikus jantan galur wistar dengan
berat 150-200 gram. Bahan perlakuan dan pereaksi yang digunakan antara lain 3 buah
merek minuman berenergi yang beredar di pasaran, 2 buah terdapat dalam bentuk
larutan, yang masing-masing mengandung taurin 1000 mg, kafein 50 mg, serta
kombinasi vitamin B, ekstrak ginseng, inositol, dan sorbitol per kemasan (150 ml).

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemberian minuman berenergi dosis rendah, yaitu 6,75 ml/kg BB selama 30 hari
tidak signifikan mengubah parameter fungsi ginjal seperti BUN, serum kreatinin dan
serum elektrolit, namun secara signifikan meingkatkan nilai serum krea tinin.
Pemberian dosis yang lebih tinggi, yaitu 13,5 ml/kg BB selama 30 hari, ternyata
menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap parameter BUN dan elektrolit dalam
darah. Peningkatan secara signifikan terjadi pada kelompok ED-2 dan ED-3 dengan
nilai peningkatan hampir mendekati 2 kali lipat nilai serum kreatinin pada kelompok
kontrol. Hal ini menunjukkan peningkatan dosis minuman berenergi secara kronik dapat
menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan nilai serum
kreatinin.
Data urinalisis menunjukkan peningkatan jumlah albumin yang terekskresi
melalui urin. Peningkatan ini teramati pada kelompok perlakuan ED2 dan ED3 dengan
nilai hampir empat kali lipat jumlah albumin yang terekskresi pada kelompok kontrol.
Pemberian secara kronik minuman berenergi dosis tinggi (13,5ml/kg BB) selama 30 hari
dapat menyebabkan penurunan nilai ekskresi kreatinin dalam urin yang tidak disertai
dengan peningkatan kadar albumin di urin. Lebih jauh lagi peningkatan rasio albumin
urin terhadap kreatinin urin teramati pada pemberian dosis rendah dan dosis tinggi.
Hasil ini menunjukkan bahwa baik pada dosis rendah maupun dosis tinggi penggunaan
secra kronik minuman berenergi menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Rasio ekskresi
albumin urin terhadap kreatinin urin memberikan hasil yang konsisten.
Data histopatologis ginjal dengan pewarnaan hematoksilin-eosin menunjukkan
bahwa pemberian minuman berenergi secara kronik selama 30 hari pada dosis rendah
tidak menunjukkan adanya abnormalitas pada korteks ginjal dimana tidak terlihat
abnormalitas atau perbedaan baik pada glomerulus maupun pada tubulus ginjal.
Namun demikian abnormalitas ditemukan pada bagian medulla ginjal, yang ditandai
dengan penebalan pada lumen medulla pada semua kelompok minuman berenergi.
Abnormalitas pada lumen medulla ginjal ini secara langsung dapat menjadi penyebab
peningkatan ekskresi albumin dalam urin.

Anda mungkin juga menyukai