Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

Tumor Mandibula

Oleh :
DEWI KARTIKA SARI
NIM : 17.009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN TRENGGALEK


POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MALANG

2019
I. Definisi Tumor
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa
medisnya, tumor dikenal sebagai noeplasia. Neo berarti baru, plasia berarti
pertumbuhan/pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel
yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel disekitarnya yang normal.
Neoplasia mandibula adalah suatu kondisi medis yang jarang terjadi ditandai
dengan pertumbuhan sel yang abnormal pada sendi temperomandibular
(TMJ). TMJ menghubungkan maksila, yang merupakan tulang rahang bagian
atas dengan tulang rahang bagian bawah yang dikenal sebagai mandibula.
Tumor mandibula adalah tumor jinak ondotogenik pada mandibula yang
berasal dari epithelium yang terlibat dalam proses pertumbuhan gigi hingga
menimbulkan deformitas wajah dan bersifat idiopatik. (Mansjoer, 2001).
Klasifikasi
Tergantung keadaan tumor (T), pembesaran kelenjar regional (N), dan
metastasis jauh (M).
a) Stadium I : TI No Mo
b) Stadium II : T2 No Mo
c) Stadium III: T3 No Mo, T2 NI Mo, T3 NI Mo
d) stadium IV : T4 No Mo, semua T N2 MI, semua T semua N dan M

II. Patofisiologi
Neoplasma mandibula banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun,
kebanyakan pada laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan
makan, kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik
atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti
oleh para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua
penyakit keganasan. Terutama neoplasma laryngeal 95% adalah karsinoma
sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar
dengan lambat. Pita suara miskn akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi
metastase kearah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan epiglottis (ekstristik)
metastase lebih umu terjadi. Infeksi pada ruang ini berasal dari gigi molar
kedua dan ketiga dari mandibula, jika apeksnya ditemukan di bawah
perlekatan dari musculus mylohyoid. Infeksi dari gigi dapat menyebar ke
ruang mandibula melalui beberapa jalan yaitu secara langsung melalui
pinggir myolohioid, posterior dari ruang sublingual, periostitis dan melalui
ruang mastikor. Terdapat demam dan nyeri leher disertai pembengkakan di
bawah mandibula dan atau di bawah lidah, mungkin berfluktuasi dan muncul
pembengkakan. Bila pembengkakan semakin besar dapat mengakibatkan
terangkatnya lidah dan penyulitan dalam pernafasan dan penelanan di dalam
mulut. Proses infeksi juga menstimulasi penumpukan secret yang berlebihan
dalam saluran pernafasan. Sehingga pada tahap ini si penderita akan
mengalami gangguan dalam pemenuhan O2 dan asupan nutrisi.
III. Etiologi
Tumor ini dari berbagai asal, walaupun rangsangan awal dari pembentukan
tumor ini masih bersifat idiopatik, akan tetapi tumor ini dapat berasal dari :
1. Kelaian congenital
2. Kista ondotogenik
3. Genetic
4. Trauma
5. Rangsangan fisik berulang
Etiologi tumor mandibula sampai saat ini belum diketahui dengan jelas, tetapi
beberapa ahli mengatakan bahwa tumor mandibula dapat terjadi setelah
pencabutan gigi, pengangkatan kista, dan atau iritasi lokal dalam rongga
mulut. Tumor mandibula dapat terjadi pada segala usia, namun paling banyak
dijumpai pada usia decade 4 dan 5. Tidak ada perbedaan jenis kelamin, tetapi
prediksi pada golongan penderita kulit berwarna (Mansjoer, 2001).
IV. Manifestasi klinis
Keadaan lemah, lesu, malaise dan disertai demam. Pada pemeriksaan ekstra
oral didpatkan :
1. simetris wajah
2. Tanda rahang tidak jelas
3. fluktuasi positif
4. tepi rahang sering tidak teraba
5. terdapat benjolan di area rahang bawah
Pada pemeriksaan intra oral didapatkan :
peridontitis akut
mucobucal fold
V. Pengkajian Fokus
1) Faktor herediter atau riwayat kanker pada keluarga misal ibu atau nenek
dengan riwayat kanker payudara.
2) Lingkungan yang berpengaruh seperti iritasi bahan kimia, asap sejenis
kayu tertentu.
3) Kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak tertentu dan
kebiasaan makan
4) makanan yang terlalu panas serta makanan yang diawetkan ( daging dan
ikan).
5) Golongan sosial ekonomi yang rendah juga akan menyangkut keadaan
lingkungan dan kebiasaan hidup.
6) Keadaan umum
Periksa keadaan baik dan buruknya klien, tanda-tanda yang perlu dicatat
adalah kesadaran pasien
7) Breathing Tidak ada masalah dengan pernapasan
8) Kepala Bentuk kepala tidak ada penonjolan, hanya terasa sakit kepala.
9) Wajah Wajah terlihat menahan sakit karena nyeri yang dirasakan dan
bagian wajah yang lain ada perubahan bentuk simetris karena adanya luka
di mandibula.
VI. Masalah keperawatan
1) Ansietas
2) Gangguan rasa nyaman nyeri
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4) Resiko kerusakan integritas kulit
5) Resiko infeksi
6) Resiko tinggi perubahan membran mukosa oral
7) Konstipasi/diare
VII. Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan CT-Scan daerah kepala dan leher untuk mengetahui
keberadaan tumor sehingga tumor primer yang tersembunyi pun akan
ditemukan
b) X-ray kepala yang menghasilkan satu dimensi gambar dan leher untuk
membantu mencari daerah yang tidak normal pada rahang
c) MRI (Magnetic Resomance Imaging) yang menggunakan magnet dan
gelombang radio untuk membuat gambar tig dimensi yang dapat
mengukapkan abnormalitas kecil di kepala dan leher. Dokter juga
menggunakan MRI Scan untuk menentukan apakah ameloblastoma
telah menyebar ke rongga mata atau sinuses
d) Tumor marker (penanda tumor)
e) Pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA untuk
mengetahui infeksi virus E-B
f) Untuk diagnosis pasti ditegakkan dengan biopsy mandibula yaitu
dengan melakukan reseksi di area mandibula
g) Pengerokan dengan kuret daerah mandibula yang mengalami
metastase
VIII. Diagnosa keperawatan
1) Ansietas b.d berpisah dari sistem pendukung, gangguan sensori (mis,
penglihatan dan pendengaran), kendala bahasa, lingkungan yang tidak
dikenal, mekanisme pelepasana berasal dari dalam (neurotransmitter),
respon terhadap rangsangan berasal dari luar (mis, kebisingan tiba-
tiba, ketinggian), respon yang dipelajari, stimulus fobik.
2) Nyeri b.d kompresi / destruksi jaringan saraf
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia,mual muntah sekunder kemoterapi radiasi
4) Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder imunosupresi
5) Resti kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
penurunan imunologi, efek radiasi kemoterapi
6) Resiko tinggi perubahan membran mukosa oral behubungan dengan
efek samping agen kemoterapi radiasi
7) Konstipasi/diare berhubungan dengan iritasi mukosa GI
sekunder kemoterapi
IX. Intervensi keperawatan
1) Ansietas b.d berpisah dari sistem pendukung, gangguan sensori (mis,
penglihatan dan pendengaran), kendala bahasa, lingkungan yang tidak
dikenal, mekanisme pelepasana berasal dari dalam (neurotransmitter),
respon terhadap rangsangan berasal dari luar (mis, kebisingan tiba-tiba,
ketinggian), respon yang dipelajari, stimulus fobik.
Tujuan: rasa cemas berkurang
Kriteria hasil: pasien tidak nampak gelisah,rileks
Intervensi:
a) Kaji pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang
dideritanya sebagai data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya
akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya
duplikasi.
b) Berikan kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan rasa marah
dan takut
c) Berikan informasi mengenai keadaan klien untuk dapat menurunkan
kecemasan klien, menjelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping
untuk memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek samping
d) Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk memberikan
kesempatan kepada klien untuk tenang atau beristirahat.
e) Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar
untuk klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia
benar-benar tenang.
2) Nyeri b.d kompresi / destruksi jaringan saraf
Tujuan : rasa nyeri berkurang sampai dengan hilang
Kriteria hasil : mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi
nyeri.
Intervensi :
a) Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi, frekuensi, durasi
b) Berikan tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosok
punggung) dan aktivitas hiburan.
c) Dorong penggunaan ketrampilan manajemen nyeri (teknik
relaksasi, visualisasi,bimbingan imajinasi) musik, sentuhan
terapeutik.
d) Evaluasi penghilangan nyeri atau kontrol
e) Kolaborasi : berikan analgesik sesuai indikasi misalnya
Morfin, metadon atau campuran narkotik.
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,mual
muntah sekunder kemoterapi radiasi

Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.


Kriteria hasil :
a) Melaporkan penurunan mual dan insidens muntah
b) Mengkonsumsi makanan dan cairan yang adekuat
c) Menunjukkan turgor kulit normal dan membran mukosa yang
lembab
d) Melaporkan tidak adanya penurunan berat badan tambahan
Intervensi :
a) Sesuaikan diet sebelum dan sesudah pemberian obat sesuai
dengan kesukaan dan toleransi pasien
b) Berikan dorongan higiene oral yang sering
c) Berikan antiemetik, sedatif dan kortikosteroid yang diresepkan
d) Pastikan hidrasi cairan yang adekuat sebelum, selama dan
setelah pemberian obat, kaji masukan dan haluaran.
e) Pantau masukan makanan tiap hari.
f) Ukur TB, BB dan ketebalan kulit trisep (pengukuran
antropometri)
g) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori, kaya nutrien
dengan masukan cairan adekuat.
h) Kontrol faktor lingkungan (bau dan panadangan yang
tidak sedap dan kebisingan)
4) Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
sekunder imunosupresi
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
a) Menunjukkan suhu normal dan tanda-tanda vital normal
b) Tidak menunjukkan tanda-tanda inflamasi : edema setempat,
eritema, nyeri.
c) Menunjukkan bunyi nafas normal, melakukan nafas dalam
untuk menegah disfungsi dan infeksi respiratori
Intervensi :
a) Kaji pasienterhadap bukti adanya infeksi :
b) Periksa tanda vital, pantau jumlah SDP, tempat masuknya
patogen, demam,menggigil, perubahan respiratori atau status
mental, frekuensi berkemih atau
c) rasa perih saat berkemih
d) Tingkatkan prosedur cuci tangan yang baik pada staf dan
pengunjung, batasi
e) pengunjung yang mengalami infeksi.
f) Tekankan higiene personal
g) Pantau suhu
h) Kaji semua sistem (pernafasan, kulit, genitourinaria)
5) Resti kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan
imunologi, efek radiasi kemoterapi
Tujuan : integritas kulit tetap terjaga
Kriteria hasil :
Menunjukkan perubahan yang minimal pada kulit dan menghindari
trauma pada area kulit yang sakit
Intervensi:
a) Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping kanker
b) Mandikan air dengan menggunakan air hangat dan sabun
ringan
c) Hindari menggosok dan menggaruk area
d) Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, bedak,
salep apapun kecuali diijinkan dokter.
e) Hindarkan pakaian yang ketat pada aea tersebut
f) Oleskan vitamin A dan D pada area tersebut
g) Tinjau ulang efek samping dermatologis yang dicurigai pada
kemoterapi.
6) Resiko tinggi perubahan membran mukosa oral behubungan dengan efek
samping agen kemoterapi radiasi
Tujuan : tidak terjadi gangguan pada membran mukosa
Kriteria hasil :
a) Menunjukkan mukosa oral yang bersih dan utuh
b) Tidak menunjukkan adanya ulserasi atau infeksi pada rongga
mulut
c) Melaporkan tidak adanya nyeri, kesulitan menelan dan dehidrasi
Intervensi :
a) Kaji kesehatan gigi dan hihiene oral secara periodik
b) kaji rongga mulut tiap hari, perhatikan perubahan pada integritas
membran mukosa oral
c) instruksikan mengenai perubahahn diet misalnya hindari makanan
panas atau pedas,
d) anjurkan penggunaan sedotan, mencerna makanan lembut atau
diblender.
e) Pantau dan jelaskan tanda-tanda tentang superinfeksi oral
f) Mulai program higiene oral : gunakan pencuci mulut dari salin
hangat, larutan
g) pelarut dari hidrogen peroksida, sikat dengan sikat gigi/benang
gigi, pertahankan
h) bibir lembab dengan pelumas bibir.
7) Konstipasi/diare berhubungan dengan iritasi mukosa GI sekunder
kemoterapi
Tujuan : gangguan defekasi tidak terjadi
Kriteria hasil : Mempertahankan konsistensi atau pola defekasi umum
Intervensi :
a) Kaji bising usus, gerakan usus termasuk frekuensi, konsistensi.
b) Pantau masukan dna haluaran serta berat badan
c) Dorong masukan cairan adekuat, peningkatan serat diet, latihan
X. Daftar Pustaka
a) Doenges, Marilynn E. 1999 .Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien.
Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC
b) Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. 2001. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
c) R. Sjamsuhidajat &Wim de jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi.
Jakarta :EGC
d) Smeltzer Suzanne C. 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica
Ester, dkk. Ed. 8.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai