Anda di halaman 1dari 13

4.1.

8 Hasil Analisis Asuhan Keperawatan


Tabe 4.7 Hasil Analisis Asuhan Keperawatan

Teori Fakta Kesenjangan


NO.
Klien 1 Klien 2

1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, tempat Berdasarkan hasil penelitian klien Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. Adanya kesesuaian antara teori dan
tinggal (alamat), pendidikan, Tuberkulosis Paru pada Tn.K dengan S dengan diagnosa Tuberkulosis paru fakta yaitu penyakit TB paru dapat
pekerjaan: bila pekerja bekerja di usia 36 tahun,jenis kelamin laki-laki. dengan usia 41 tahun,jenis kelamin menyerang pada semua usia
lingkungan berdebu debu di daerah perempuan.
terpapar akan mempengaruhi
terjadinya gangguan pada
saluran pernafasan. Kuman
Tubrkulosis paru menyerang semua
umur mulai dari bayi, anak dan
orang dewasa baik laki – laki
maupun perempuan (Nurarif &
Kusuma, 2013).
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang sering muncul Klien mengeluh sesak dan batuk Klien mengeluh sesak dan batuk Berdasarkan teori dan fakta
pada pasien TB adalah batuk atau menunjukkan kesesuaian, hasil
sesak nafas yang didapatkan saat pengkajian
pada klien 1 dan klien 2 keluahan
utama yang dirasakan adalah sesak

99
3 Riwayat penyakit sekarang
Adanya batuk, sesak napas,nyeri Klien mengatakan pada tanggal 16 Klien mengatakan kurang lebih 4 hari Tidak semua tanda dan gejala
dada, demam, batuk darah, januari 2019 mengeluh batuk dan yang lalu mengeluh sesak dan batuk muncul, tanda dan gejala yang
penurunan nafsu makan. sesak terus menerus serta merasakan berdahak yang sulit dikeluarkan, klien muncul pada klien 1 adalah
lemas ,batuk berdahak berwarna juga mual serta mengalami penurunan mengeluh sesak dan batuk berdahak
putih kental,dan mengalami nafsu makan sejak yang lalu kemudian dan disertai penurunan nafsu makan
penurunan nafsu makan serta mual keluarga membawanya ke Puskesmas sedangkan pada klien 2 adalah
setiap diberi makan, pada tanggal 21 Bendungan,tetapi tidak kunjung sesak, batuk berdahak dan
januari klien di bawa keluarganya ke sembuh, kemudian pada hari Jum’at penurunan nafsu makan. Pada
RSUD dr. Soedomo Trenggalek,tiba tanggal 28 Januari Klien di rujuk di kedua klien tidak ditemukan batuk
di IGD pukul 18.00 WIB,dan di RSUD dr Soedomo Trenggalek tiba di berdarah.
pindah ke ruang Flamboyan pukul UGD pukul 13.00 di UGD dan
01.00 di ruang isolasi 5 dipindah ke ruang Flamboyan pukul
15.00 di ruang isolasi 3

4 Riwayat penyakit dahulu


Keadaan atau penyakit – penyakit Klien mengatakan 2 tahun yang lalu Klien mengatakan batuk berdahak Tidak semua riwayat penyakit
yang pernah diderita oleh penderita klien mengeluh batuk selama 1 bulan kurang lebih 3 minggu yang lalu dan dahulu muncul pada klien 1 dan 2
yang mungkin sehubungan dengan yang tak kunjung sembuh disertai berobat ke dokter. Pada tanggal 21-01- tetapi ada kesesuaian antara riwayat
Tuberkulosis Paru antara lain sesak nafas lalu dbawa ke RSUD dr. penyakit klien dengan teori yang
2019 klien mengeluh sesak, batuk
keluhan batuk lebih dari 3 minggu, Soedomo Trenggalek dan diagnosa ada yaitu pada klien 1 mengatakan
ISPA, efusi pleura serta Tuberkulosis paru. berdahak, dan nafsu penurunan makan. ± 10 thn yang lalu pernah
tuberkulosis paru yang kembali Kemudian berobat ke Puskesmas mengalami TB paru putus
aktif (Aruw, 2006). Sebab lain Klien mengatakan mengikuti Pogalan dan menjalani rawat jalan. pengobatan dan pada klien 2
karena kegagalan pengobatan pengobatan selama 6 bulan sesuai mengatakan batuk berdahak kurang
karena jangka waktu yang kurang anjuran dokter,tetapi setelah lebih 3 minggu
dari semestinya, obat-obat anti pengobatan 6 bulan klien tidak lagi
tuberkulosis diberikan sampai 6 kontrol ke dokter
bulan (Bahar, 2001).

100
5 Riwayat Penyakit Keluarga
Mencari diantara anggota keluarga Klien mengatakan dalam keluarganya Klien mengatakan dalam keluarganya Adanya kesenjangan antara teori
pada tuberkulosis paru yang ada yang menderita penyakit TB tidak ada yang menderita penyakit dan fakta dibuktikan bahwa pada
menderita penyakit tersebut Paru yaitu ayahnya tuberkulosis paru keluarga klien 2 tidak didapatkan
sehingga diteruskan penularannya keluarga yang menderita
(Aruw, 2006). Meraka yang paling tuberkulosis
beresiko terpajan kebasil adalah
mereka yang tinggal berdekatan
dengan orang yang terinfeksi
(Corwin, Elizabeth J 2000).

6 Pola nutrisi dan metabolik Makan Makan Berdasarkan teori dan fakta
Pola nutrisi dan metabolik Dirumah: Di Rumah: menunjukkan kesesuaian, dari hasil
Pada pasien dengan Tuberkulosis Klien mengatakan makan 3x sehari 1 Klien mengatakan 4 hari terakhir nafsu yang didapatkan saat pengkajian
Paru biasanya mengeluh anoreksia, porsi habis, dengan komposisi nasi, makan menurun, makan habis ½ porsi
yaitu terjadi penurunan nafsu
nafsu makan menurun (E. lauk dan sayur setiap makan.
Doengoes, et al., 1999). Di RS: Di Rs: makan pada klien 1 dan 2
Klien mengatakan nafsu makan Klien mengatakan nafsu makan
menurun, makan menu dari RS 3x menurun, makan habis 3-5 sendok/hari
sehari,setiap makan hanya habis 2-3 porsi dari rumah sakit ditambah makan
sendok saja pisang.
DIIT: BB TKTP DIIT: BB TKTP

Minum Minum
Di Rumah: Di Rumah:
Klien minum sehabis makan dan saat Pasien minum sehabis makan dan saat
haus kurang lebih 3-4 gelas dalam 24 haus kurang lebih 4-6 gelas dalam 24
jam, kurang lebih 1,5 liter/24 jam jam, kurang lebih 1,5 liter/24 jam.
Di RS: Di RS:
Klien minum habis 1 botol aqua Klien minum habis 1 botol aqua
sedang ± 600 ml/24 jam. sedang ± 600 ml/24 jam.

101
7 Pola eliminasi BAK BAK Berdasarkan teori dan fakta
Pasien Tuberkulosis Paru tidak Di Rumah: Di Rumah: menunjukkan kesesuaian, hasil
mengalami perubahan atau kesulitan Klien BAK 3-4 x per hari, dengan Klien BAK 3-5 x per hari, dengan yang didapatkan saat pengkajian
dalam miksi maupun defekasi (C. warna kuning jernih dan bau khas warna kuning jernih dan bau khas urin
yaitu klien 1 dan klien 2 tidak
Baughman & C. Hackley, 2000). urin. Di RS:
Di RS: Klien BAK 3-5 x sehari dengan warna mengalami kesulitan miksi maupun
Klien BAK 4-5 x sehari dengan kuning kemerahan, bau khas urin defekasi.
warna kuning kemerahan, bau khas BAB
urin Di Rumah: .
BAB Klien BAB 1x di pagi hari dengan
Di Rumah: konsistensi lunak, warna kuning dan
Klien BAB 1x di pagi hari dengan bau khas feses
konsistensi lunak, warna kuning Di Rs:
dan bau khas feses Klien sudah bab 1x selama di rawat
Di RS: dengan konsistensi lunak, warna
Klien sudah bab 1x selama di rawat kuning dan bau khas feses.
di rs dengan konsistensi lunak,
warna kuning dan bau khas feses
8 Pola aktivitas dan latihan Di Rumah: Di Rumah: .Hal ini terjadi kesesuaian antara
Dengan adanya batuk, sesak napas Klien bisa beraktivitas seperti biasa Klien bisa beraktivitas seperti biasa fakta dan teori yang ada pada klien
dan nyeri dada akan menganggu tanpa dibantu keluarga tanpa dibantu keluarga 1 dan klien 2, karena penyakit TB
aktivitas Di RS: Di RS: paru mengalami gangguan pada
Klien mengatakan cepat lelah, Pasien mengatakan lemas, aktivitas pola aktivitas
tidak dapat beraktivitas seperti terbatas karena batuk.
biasa karena sesak disertai batuk.
Aktivitas sehari hari dibantu
9 Pola tidur dan istirahat Di Rumah: Di Rumah: Hal ini terjadi kesesuaian antara
Dengan adanya batuk, sesak napas Klien mengatakan tidur malam jam Klien mengatakan tidur malam jam fakta dan teori yang ada antara
dan nyeri dada pada TB paru 21.00 – 05.00 dan tidak pernah 21.00 – 05.00 dan tidur siang jam klien 1 dan klien 2
mengakibatkan terganggunya tidur siang, tidak ada gangguan 12.30-13.30WIB, tidak ada gangguan
kenyamanan tidur dan istirahat (E. tidur tidur
Doengoes, et al., 1999). Di RS:
Klien mengatakan tidur pada siang
dan malam hari jam tidak menentu,

102
tidur sering terbangun karena sesak Di RS:
dan batuk . Klien mengatakan tidur malam pukul
22.00-05.00 dan terbangun jika ada
tindakan keperawatan.
10 Keadaan umum
Tuberkulosis paru dapat dilakukan Keadaan umum lemah, tingkat Keadaan umum lemah, tingkat Tidak ada kesenjangan antara fakta
secara selintas pandang dengan kesadaran composmentis GCS 4 5 6, kesadaran composmentis GCS 4 5 6, dan teori dimana peneliti telah
menilai keadaaan fisik tiap bagian Klien terpasang infus RL 20 tpm Klien dengan infus RL 20 tpm ditangan melakukan penilaian keadaan fisik
tubuh.Selain itu, perlu di nilai ditangan kanan,BB sebelum sakit 61 kiri, terpasang O2 3Lpm, BB sebelum klien dan tingkat kesadaran kedua
secara umum tentang kesadaran kg dan BB waktu sakit 58 kg, TB saat sakit 50 kg dan BB saat pengkajian 46 klien adalah composmentis
klien yang terdiri atas compos pengkajian 170 cm, terpasang O2 kg,TB saat pengkajian 155 cm
mentis, apatis, somnolen, sopor, nasal kanul 3 liter/mnt
soporokoma, atau koma. (Sidqi,
2013)
11 Kepala dan Leher Bentuk kepala normal penyebaran Bentuk kepala normal penyebaran Berdasarkan teori dan fakta
Kepala dan leher klien tampak rambut merata, warna rambut hitam rambut merata, warna rambut hitamdan menunjukkan kesesuaian, hasil
bersih, tidak terdapat luka atau lesi, mulai beruban,kulit kepala sedikit kusam,kulit kepala sedikit kotor. yang didapatkan saat pengkajian
tidak ada gangguan fungsi kotor. Tidak ada kaku kuduk,trakea tepat di pada klien 1 dan klien 2 yaitu
pergerakan ditandai klien dapat Tidak ada kaku kuduk,trakea tepat di tengah, Tidak ada pembesaran vena diperoleh hasil normal
menoleh ke kiri, kanan, atas, tengah, Tidak ada pembesaran vena jugularis, trakea tepat ditengah tidak
bawah, pada trakhea tidak jugularis, tidak ada pembesaran ada pembesaran kelenjar tyroid.
mengalami pergeseran,. kelenjar tyroid.
Berdasarkan teori dan fakta
1. Mata (Penglihatan) Mata lengkap simetris kanan kiri, Mata lengkap simetris kanan kiri, menunjukkan kesesuaian, hasil
Kebersihan mata baik, konjungtiva merah muda, sclera konjungtiva merah muda, sclera putih, yang didapatkan saat pengkajian
konjungtiva tidak anemis, sklera putih, tidak ada kelainan pada mata, tidak ada kelainan pada mata, tidak ada pada klien 1 dan klien 2 yaitu
tidak ikterik, tidak strabismus, tidak tidak ada oedema,pupil miosis jika oedema,pupil miosis jika terkena diperoleh hasil normal
ada perdarahan dan peradangan, terkena cahaya, Tidak ada nyeri tekan cahaya, Tidak ada nyeri tekan pada
klien tidak menggunakan alat bantu pada bola mata bola mata
penglihatan.

2. Hidung (Penciuman) Keadaan hidung bersih, septum nasi Keadaan hidung bersih, septum nasi Berdasarkan teori dan fakta
Kebersihan hidung baik, tidak berada di tengah, tulang hidung berada di tengah, tulang hidung menunjukkan kesesuaian, hasil
ada pembengkakkan, tidak ada lurus,lubang hidung simetris kanan lurus,lubang hidung simetris kanan yang didapatkan saat pengkajian

103
peradangan, fungsi penciuman baik kiri, dan terpasang O2 nasal kanul 3 kiri, dan terpasang O2 nasal kanul 3 pada Berdasarkan teori dan fakta
di tandai dengan klien mampu lpm lpm. menunjukkan kesesuaian, hasil
membedakan bau alcohol dengan yang didapatkan saat pengkajian
betadin, tidak ada mukus/sekret. pada klien 1 dan klien 2 yaitu
diperoleh hasil normal

3. Telinga (Pendengaran) Telinga simetris kanan kiri, keadaan Telinga simetris kanan kiri, keadaan Berdasarkan teori dan fakta
Kebersihan telinga baik, telinga bersih, tidak ada gangguan telinga bersih, tidak ada gangguan menunjukkan kesesuaian, hasil
struktur telinga simetris, tidak ada pendengaran, Telinga lentur dan tidak pendengaran, Telinga lentur dan tidak yang didapatkan saat pengkajian
perdarahan dan peradangan, fungsi ada nyeri tekan ada nyeri tekan pada klien 1 dan klien 2 yaitu
pendengaran baik ditandai diperoleh hasil normal
dengan klien mampu mendengar
pembicaraan perawat dengan baik,
tidak ada serumen atau cairan yang
keluar dari telinga.

4. Mulut (Pengecapan)
Kebersihan mulut baik, fungsi Mukosa bibir lembab, tidak ada Mukosa bibir lembab, tidak ada Berdasarkan teori dan fakta
pengecapan baik di tandai dengan cyanosis, keadaan mulut dan lidah cyanosis, keadaan mulut dan lidah menunjukkan kesesuaian, hasil
klien mampu membedakan rasa bersih. bersih yang didapatkan saat pengkajian
masakan, tidak ada perdarahan dan pada klien 1 dan klien 2 yaitu
peradangan, fungsi bicara diperoleh hasil normal
baik klien mampu berkomunikasi
secara verbal dengan orang lain
secara baik, mukosa bibir lembab.

12 Integumen
Turgor kulit kembali < 2 detik, Kulit lembab, akral hangat, lemak Kulit lembab, akral hangat, lemak sub Hal ini tidak terjadi kesenjangan
akral hangat sub kutan tipis, turgor kembali < 2 kutan tipis, turgor kembali < 2 detik, teori dan fakta pada klien 1 dan 2
detik, warna kulit sawo matang. warna kulit sawo matang.

104
13 Pemeriksaan dada/thorak A) Paru-paru A) Paru-paru Terjadi kesesuaian antara teori dan
Inspeksi : Adanya tanda – tanda Inspeksi Inspeksi fakta dimana pemeriksaan thorak
penarikan paru, diafragma, napas Bentuk dada normal chest, terdapat Bentuk dada normal chest, terdapat pada klien 1 dan klien 2 diperoleh :
dangkal, suara napas melemah, retraksi intercosta RR 28x/menit, retraksi intercosta RR 27 x/mnt. Inspeksi : Terdapat retraksi
nafas cepat interkosta
adanya retraksi intercosta
Palpasi Palpasi Palpasi : Vocal fremitus asimetris
Fremitus (getaran) suara dalam batas Fremitus (getaran) suara dalam batas Perkusi : Terdapat suara redup
Palpasi : Vocal fremitus menurun
normal, getaran lapang paru kanan normal, getaran lapang paru kiri lebih Auskultasi : terdapat ronchi
atau asimetris lebih keras dari pada kiri keras dari pada kanan
Perkusi Perkusi
Perkusi : Terdapat suara redup Terdengar sonor pada lapang paru Terdengar sonor pada lapang paru
kanan, terdapat suara redup pada kanan, terdapat suara redup pada
Auskultasi : Terdapat ronchi basah, lapang paru kiri. lapang paru kiri
kasar, dan nyaring. Auskultasi Auskultasi
Terdapat suara nafas ronchi di paru Terdapat suara nafas ronchi di paru
sebelah kiri. Adanya penumpukan sebelah kanan. Adanya penumpukan
sekret pada jalan nafas. sekret pada jalan nafas

14 Jantung B) Jantung B) Jantung Terjadi kesesuaian antara teori dan


inspeksi inspeksi dimana pemeriksaan jantung pada
Inspeksi : tidak ada pulsasi
Tidak terdapat pulsasi. Tidak terdapat pulsasi. klien 1 dan klien 2 diperoleh
Palpasi : tidak ada pembesaran Palpasi Palpasi Inspeksi : tidak ada pulsasi
Ictus Cordis teraba di ICS 5 mid Ictus Cordis teraba di ICS 5 mid Palpasi : ictus cordis terletak pada
jantung jantung , ictus cordis
clavicula kiri. clavicula kiri. ICS 5 midclavicula linea sinestra.
terletak pada ICS 5 midclavicula Perkusi Perkusi Perkusi : suara pekak
Suara perkusi pekak Suara perkusi pekak Auskultasi : tidak ada suara jantung
linea sinestra.
Auskultasi Auskultasi tambahan
Perkusi : suara pekak Bunyi jantung 1 terdengar di ICS V Bunyi jantung 1 terdengar di ICS V
midclavicula sinistra, bunyi jantung 2 midclavicula sinistra, bunyi jantung 2
1) Auskultasi : tidak ada suara jantung
terdengar di ICS II dekstra dan terdengar di ICS II dekstra dan sinistra,
tambahan sinistra, tidak terdapat bunyi jantung tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
tambahan.

105
15 Abdomen Inspeksi Inspeksi Terjadi kesesuaian antara teori dan
Inspeksi : Tidak ada bayangan Bentuk abdomen datar, tidak ada Bentuk abdomen datar, tidak ada fakta dimana pemeriksaan fisik
pembuluh darah bayangan pembuluh darah. bayangan pembuluh darah. pada klien 1 dan klien 2 diperoleh
Palpasi : Tidak ada pembesaran Auskultasi Auskultasi inspeksi:tidak ada bayangan
hepar, tidak ada acites, dan tidak Bising usus terdengar dengan Bising usus terdengar dengan frekuensi pembuluh darah, palpasi :tidak
ada nyeri tekan frekuensi 10 x per menit 8 x per menit ada pembesaran hepar, tidak ada
Perkusi : Terdapat suara tympani Palpasi Palpasi acites, dan tidak ada nyeri tekan,
Auskultasi : Bising usus terdengan Tidak teraba massa /benjolan, tidak Tidak teraba massa keras di kolon, perkusi : terdapat suara tympani,
3-33x/menit ada pembesaran pada hepar, tidak ada tidak ada pembesaran pada hepar, tidak auskultasi : bising usus terdengan
nyeri tekan pada perut. ada nyeri tekan pada perut. 10x/menit pada klien 1 dan 8
Perkusi Perkusi x/menit pada klien 2
Suara perkusi tympani Suara perkusi tympani

16 PemeriksaanNeurologis Tingkat kesadaran compos mentis, Tingkat kesadaran compos mentis, Pada klien 1 dan 2 tidak ditemukan
Kesadaran pada klien yaitu tidak ada kelainan neurologis, GCS 4 tidak ada kelainan neurologis, GCS 4 5 tanda-tanda kelainan, kesadaran
composmentis dengan GCS :456 5 6. 6. komposmentis.
Keterangan: 4=Klien dapat membuka mata 4=Klien dapat membuka mata dengan
4: Membuka mata secara spontan dengan spontan spontan
5: Orientasi terhadap orang, tempat, 5=Klien dapat berorientasi dengan 5=Klien dapat berorientasi dengan baik
waktu baik baik terhadap orang, waktu dan terhadap orang, waktu dan tempat
6: klien mampu melakukan sesuai tempat 6=Klien dapat mengikuti perintah
perintah 6=Klien dapat mengikuti perintah dengan baik
(Ruhyanudin, F,2011) dengan baik
Reflek
Reflek Bisep (+) (+)
Bisep (+) (+) Trisep (+) (+)
Trisep (+) (+) Patela (+)
Patela (+) Reflek patologis
Reflek patologis Babinski (-) (-)
Babinski (-) (-) Cedok (-) (-)
Cedok (-) (-)

106
17 Ekstermitas
1) Ekstermitas Atas. Tepasang infus RL di tangan kiri 14 Tepasang infus RL di tangan kana 14 Pada kedua klien ada kesesuaian
Kebersihan baik, ekstermitas tetes/menit, tidak ada gangguan pada tetes/menit, tidak ada gangguan pada antara klien 1 dan klien 2 yaitu
atas lengkap, tidak ada luka ekstremitas, tidak ada gangguan ekstremitas, tidak ada gangguan fungsi tidak mengalami gangguan pada
tidak ada fraktur, tidak ada fungsi pergerakan, kekuatan otot pergerakan, kekuatan otot ekstremitas
gangguan fungsi pergerakan, 5 5 5 5
tidak ada nyeri. 5 5 5 5
2) Ekstermitas bawah.
Kebersihan baik, ekstermitas
bawah lengkap, tidak ada luka,
tidak ada gangguan fungsi
pergerakan, tidak ada
kontraktur keluhan lainnya
18 Diagnosa Keperawatan 1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas Tidak semua diagnosa muncul pada
1. 1. Ketidakefektifan bersihan jalan berhubungan dengan penumpukan berhubungan dengan penumpukan klien 1 dan klien 2, penelitian
nafas b/d penumpukan sekret, skret. skret merumuskan diagnosa sesuai
kelemahan, penurunan reflek batuk DS: DS: keluhan yang dialami oleh pasien.
yang ditandai dengan: Klien mengatakan sesak,dan batuk Klien mengatakan sesak , batuk ,dan
DS : Klien mengatakan sesak DO: dahaknya sulit keluar
DO : Auskultasi paru terdapat suara - Keadaan umum lemah DO:
nafas dengan ronchi basah, kasar, - Posisi semi fowler - K/U lemah
nyaring di jalan nafas; suara nafas - Klien sesak - Terpasang O2 3lpm
melemah; terdapat retraksi - Terpasang O2 nasal kanul 3 lpm - Klien sesak
intercosta; penggunaan O2 - Terdapat retraksi intercosta - Terdapat retraksi intercosta
2. 2. Gangguan pertukaran gas b/d - Terdapat suara nafas tambahan - RR : 27x/menit
penurunan permukaan efektif paru, ronchi pada paru kiri - Terdapat suara nafas tambahan ronchi
sekret kental yang ditandai dengan: - Nafas cepat di paru kanan
DS : klien mengatakan susah - Klien batuk berdahak - Klien tampak batuk
bernafas - Dahak kental berwarna putih - Klien nampak sulit bernafas
DO : klien menggunakan O2, klien - TTV : - TTV
kesulitan bernafas, terdengan rochi TD : 110/80 mmHg TD : 120/90 mmHg
basah pada auskultasi lapang paru N : 100 x/menit N : 79 x/menit
3. 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan SpO2 : 88 % S : 36,50C
b/d anoreksia, mual, muntah yang RR : 28 x/menit SpO2: 89 %

107
ditandai dengan: 2. Resiko pemenuhan nutrisi kurang RR : 27x/menit
DS : Klien mengatakan nafsu dari kebutuhan tubuh berhubungan Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari
makan menurun Intake tidak adekuat kebutuhan tubuh berhubungan Intake
DO : berat badan menurun, turgor tidak adekuat
kulit menurun, porsi makan tidak DS DS
habis, IMT kurang dari normal Klien mengatakan nafsu makan Klien menyatakan mual dan nafsu
4. 4. Resiko infeksi b/d pertahanan menurun dan mual setiap diberi makan menurun sejak 4 hari yang lalu
primer tidak adekuat, penurunan makan dan makan hanya habis 3-5 sendok
kerja silia/ statis sekret yang DO: jatah dari rumah sakit
ditandai dengan: - Keadaan umum lemah DO:
DS : Klien mengatakan batuk - Klien makan habis 2-3 sendok saja - Keadaan umum lemah
DO : klien batuk produktif, klien dari jatah rumah sakit - Turgor kembali <2 detik
tidak menggunakan masker, WBC - Klien batuk - Berat badan sebelum sakit: 50 kg
normal atau lebih dari ambang - BB sebelum sakit 60 kg - Berat badan saat pengkajian :46 kg
batas normal (4-11 x 103 / µL) - BB saat pengkajian 58kg - TB saat pengkajian 155 cm
- TB saat pengkajian 170 cm 𝐵𝐵 46
- IMT : = = 19
𝐵𝐵 58 𝑇𝐵² (1,55)²
- IMT : = = 20 - TD : 120/90 mmHg
𝑇𝐵² (1,7)²
N : 79 x/enit
S : 36,50C
RR : 27x/menit

18 Intervensi 1) Bersihan jalan nafas tidak efektif 1) Bersihan jalan nafas tidak efektif Perencanaan disusun berdasarkan
1) Bersihan jalan nafas tidak b/d akumulasi secret. b/d akumulasi secret. beberapa diagnosa yang muncul
efektif b/d akumulasi secret. a) Bina hubungan saling percaya a) Bina hubungan saling sesuai teori yang telah ada.
a) Bina hubungan saling dengan klien dan keluarga klien percaya dengan klien dan
percaya dengan klien dan b) Kaji fungsi pernafasan, seperti keluarga klien
keluarga klien
bunyi nafas, kecepatan,irama, b) Kaji fungsi pernafasan,
b) Kaji fungsi pernafasan,
seperti bunyi nafas, kedalaman. seperti bunyi nafas,
kecepatan,irama, c) Ajarkan batuk efektif, catat kecepatan,irama, kedalaman.
kedalaman adanya hemoptisis dan jumlah c) Ajarkan batuk efektif, catat
c) Ajarkn batuk efektif, catat sputum. adanya hemoptisis dan
adanya hemoptisis dan d) Berikan klien posisi semi jumlah sputum.

108
jumlah sputum fowler tinggi, bantu bantu klien d) Berikan klien posisi semi
d) Berikan klien posisi semi untuk batuk dan latihan nafas fowler tinggi, bantu bantu
fowler tinggi, bantu bantu dalam. klien untuk batuk dan latihan
klien untuk batuk dan
e) Berikan klien air hangat nafas dalam.
latihan nafas dalam
e) Pertahankan masukan f) Berikan oksigen 2-4 ltr/mnt e) Berikan klien air hangat
cairan sedikitnya g) Kolaborasi dengan medis f) Berikan oksigen 2-4 ltr/mnt
2500ml/hari kecuali h) Lakukan nebulasier , suction g) Kolaborasi dengan medis
kontraindikasi bila perlu h) Lakukan nebulasier , suction
f) Berikan oksigen 2-4 i) Lakukan Clupping dada bila perlu
ltr/mnt i) Lakukan Clupping dada
g) Lakukan nebuleser,
suction bila perlu
h) Kolaborasi dengan tim 2) Perubahan nutrisi kurang dari 2) Perubahan nutrisi kurang dari
medis kebutuan b/d mual muntah kebutuan b/d mual muntah
2) Perubahan nutrisi kurang dari a) Catat status nutrisi pasien, catat a) Catat status nutrisi pasien,
kebutuan b/d mual muntah turgor kulit, berat badan, catat turgor kulit, berat
a) Catat status nutrisi pasien, integritas mukosa oral, badan, integritas mukosa
catat turgor kulit, berat kemampuan menelan, adanya oral, kemampuan menelan,
badan, integritas mukosa tonus usus, riwayat adanya tonus usus, riwayat
oral, kemampuan mual/muntah atau diare. mual/muntah atau diare.
menelan, adanya tonus R/ Berguna untuk R/ Berguna untuk
usus, riwayat mengidentifikasi derajat/ mengidentifikasi derajat/
mual/muntah atau diare. luasnya masalah dan pilihan luasnya masalah dan pilihan
R/Berguna untuk intervensi yang tepat. intervensi yang tepat.
mengidentifikasi derajat/ b) Awasi pengeluaran/masukan b) Awasi pengeluaran/masukan
luasnya masalah dan dan BB secara periodik. dan BB secara periodik.
pilihan intervensi yang R/ Berguna dalam mengukur R/ Berguna dalam
tepat. keefektifan nutrisi dan mengukur keefektifan
b) Awasi dukungan cairan. nutrisi dan dukungan cairan.
pengeluaran/masukan dan c) Dorong dan berikan periode c) Dorong dan berikan periode
BB secara periodik. istirahat sering istirahat sering
R/ Berguna dalam R/ Membantu menghemat R/ Membantu menghemat
mengukur keefektifan energi khususnya bila energi khususnya bila

109
nutrisi dan dukungan kenutuhan metabolik meningkat kenutuhan metabolik
cairan. saat demam. meningkat saat demam.
c) Dorong dan berikan d) Anjurkan untuk menjaga d) Anjurkan untuk menjaga
periode istirahat sering kebersihan mulut kebersihan mulut
R/ Membantu menghemat R/ Menurunkan rasa tak enak R/ Menurunkan rasa tak
energi khususnya bila karna sisa sputum atau obat enak karna sisa sputum atau
kenutuhan metabolik untuk pengobatan respirasi obat untuk pengobatan
meningkat saat demam. yang merangsang pusat muntah. respirasi yang merangsang
d) Anjurkan untuk menjaga e) Dorong makan sedikit tapi pusat muntah.
kebersihan mulut sering dengan makanan tinggi e) Dorong makan sedikit tapi
R/ Menurunkan rasa tak protein dan karbohidrat sering dengan makanan
enak karna sisa sputum R/ Memasukkan masukan tinggi protein dan
atau obat untuk nutrisi tanpa kelemahan yang karbohidrat
pengobatan respirasi yang tak perlu/ kebutuhan energi dari R/ Memasukkan masukan
merangsang pusat muntah. makanan banyak dan nutrisi tanpa kelemahan
e) Dorong makan sedikit tapi menurunkan irigasi gaster. yang tak perlu/ kebutuhan
sering dengan makanan f) Kolaborasi dengan tim gizi energi dari makanan banyak
tinggi protein dan untuk menentukan komposisi dan menurunkan irigasi
karbohidrat diet. gaster.
R/ Memasukkan masukan R/ Memberikan bantuan dalam f) Kolaborasi dengan tim gizi
nutrisi tanpa kelemahan perencanaan diet dengan nutrisi untuk menentukan komposisi
yang tak perlu/ kebutuhan adekuat untuk kebutuhan diet.
energi dari makanan metabolik dan diet. R/ Memberikan bantuan
banyak dan menurunkan g) Kolaborasi dalam pemberian dalam perencanaan diet
irigasi gaster. obat antiemetik. dengan nutrisi adekuat
f) Kolaborasi dengan tim R/ Antiemetik menekan rasa untuk kebutuhan metabolik
gizi untuk menentukan mual sehingga tidak terjadi dan diet.
komposisi diet. muntah. g) Kolaborasi dalam pemberian
R/ Memberikan bantuan obat antiemetik.
dalam perencanaan diet R/ Antiemetik menekan rasa
dengan nutrisi adekuat mual sehingga tidak terjadi
untuk kebutuhan muntah.
metabolik dan diet.
g) Kolaborasi dalam

110
pemberian obat
antiemetik.
R/ Antiemetik menekan
rasa mual sehingga tidak
terjadi muntah.

19 Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi yang di lakukan


Implementasi adalah tahap Tindakan atau implementasi yang Tindakan atau implementasi yang sesuai dengan intervensi yang
keempat dari proses keperawatan dilakukanpada saat penelitian dilakukanpada saat penelitian mengacu disusun. Tetapi tidak semua
yang terkait dengan pelaksanaan mengacu pada intervensi tindakan pada intervensi tindakan keperawatan intervensi selalu di
perencanaan yang telat dibuat. keperawatan dan tindakan yang dan tindakan yang dilakukan sesuai implementasikan. Implementasi
Perawat bertanggung jawab dilakukan sesuai dengan kondisi klien dengan kondisi klien sesuai dengan kondisi pasien..
dalam pelaksanaan rencana
keperawatan dengan melibatkan
klien dan keluarga serta anggota
tim keperawatan dan tim
kesehatan yang lain
20 Evaluasi Evaluasi Evaluasi Sebelum maupun sesudah
Tahap evaluasi adalah catatan Peneliti melakukan observasi selama Peneliti melakukan observasi selama 3 melakukan tindakan peneliti harus
tentang indikasi kemajuan pasien 3 hari dengan hasil evaluasi masalah hari dengan hasil evaluasi masalah mengevaluasi respon pasien untuk
terhadap tujuan yang dicapai. teratasi sebagian besar teratasi sebagian besar mengetahui adanya perkembangan
Pernyataan evaluasi terdiri dari dua dari pasien.
komponen, yaitu data yang
tercatat (yang menyatakan status
keehatan sekarang) dan pernyataan
konklusi (yang menyatakan efek
dari tindakan yang diberikan pada
pasien)

111

Anda mungkin juga menyukai