Anda di halaman 1dari 42

MISTERI TELAPAK TANGAN YESUS

YANG TERPAKU

Catatan
Untuk membaca tulisan kecil ini, dibutuhkan
pengendapan dan peresapan. Mengendapkan apa
yang tertulis, dan meresapkan apa yang mau
dipesankan. Sehingga pesan yang mau
disampaikan akan dapat diterima oleh hati.
Oleh karena itu, tulisan ini dianjurkan untuk
dibaca tidak dalam suasana ramai. Malah lebih
baik dengan suasana yang tenang, penuh doa dan
refleksi. Biarlah Tuhan berbicara juga kepada Anda
semua yang membaca hasil refleksi tentang karya
Tuhan ini.
Di akhir tulisan saya ini, saya masukkan
suatu doa, yang merupakan resume dari refleksi
dan permenungan tentang isi tulisan ini. Silahkan
doa itu dipakai untuk membersihkan kuasa iblis
dari jiwa dan batin Anda.
Saya berharap Anda bersedia menjadi alat
Tuhan, sebagai ALTER Kristus, supaya semakin
banyak orang diselamatkan dari cengkeraman
kuasa setan. Dengan demikian juga semakin
banyak orang bisa memuliakan Tuhan dalam hidup
mereka, karena tidak dihambat oleh kuasa iblis.
1
Selamat membaca dan semoga Tuhan
semakin dimuliakan dengan bacaan dari tulisan
sederhana ini.

2
Siapakah Aku ini, Hamba Tuhan yang Tidak
Pantas
Mengapa saya menulis pengalaman pribadi
ini? Saya membuat tulisan ini pertama-tama untuk
memberikan kesaksian atas karya Tuhan yang
saya alami. Selain itu saya ingin berbagi apa yang
saya alami secara pribadi dalam perjalanan
panjang melakukan penyembuhan bagi orang
sakit, terutama yang disebabkan oleh gangguan
kuasa iblis.
Di samping itu tulisan ini tentu saja
merupakan ungkapan syukur dan terima kasih
saya karena Tuhan begitu baik dan mengasihi diri
saya.
Dengan paparan pengalaman ini dan
meresap-kannya dalam bentuk tulisan, saya
berharap akan semakin banyak orang akan
diselamatkan dari kuasa iblis. Diharapkan orang
akan menjadi semakin dekat kepada Tuhan, yang
bekerja secara misteri dan tak terpahami.
Buah-buah dari pengalaman rohani saya
tidak bisa dibendung untuk ditulis. Dengan menulis
pengalaman rohani ini, tidak ada maksud untuk
menyombongkan diri bahwa saya diberi karunia ini.
Tetapi sebagai suatu kesaksian bahwa Tuhan
berkarya luar biasa dalam hidup saya, dan tentu
saja dalam hidup para pembaca tulisan sederhana
ini.
3
Sejak tahun 1986, sampai sekarang , Tuhan
telah menyembuhkan puluhan ribu bahkan
mungkin ratusan ribu orang sakit melalui doa dan
jamahan Tuhan melalui tangan saya. Waktu itu
saya masih frater Yesuit dan bertugas belajar
sejarah di fakultas sastra Universitas Indonesia.
Justeru saat sedang mengerjakan tugas skripsi,
saat saya sedang serius mencari data, saya
menemukan pengobatan alternatif. Yaitu
pengobatan bukan secara medis, tetapi melalui
doa dan terapi. Penyakit-penyakit aneh yang tidak
gampang sembuh dengan obat yang diberikan oleh
dokter, bisa sembuh dengan doa dan jamahan
kuasa Tuhan, melalui diri saya. Saya tidak
memakai istilah pengobatan, karena saya tidak
memakai obat atau bahkan jamu dan ramuan.
Yang sangat istimewa, kuasa iblis, yang
dikenal orang sebagai ‘santhet’, ‘kesambet’, ‘guna-
guna’ dalam segala bentuknya, bisa disembuhkan.
Seorang dokter pernah membuka rahasia.
Yaitu bahwa orang yang sakit di rumah sakit itu 30
prosen disebabkan oleh kuasa iblis.
Dan kata-kata yang mujarab saya pakai
dalam penyembuan itu adalah: “Atas nama Yesus
dari Nasaret, saya menghacurkan kuasa
iblis/kuasa setan, dan segala penyakit dalam diri
orang ini (disebut namanya), dalam nama Bapa,
dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.”

4
Setelah keluar dari calon pastor Yesuit pada
th 1988, saya bekerja untuk mencari dasar dan
kekuatan ekonomi masa depan saya. Oleh karena
itu penyembuhan hanya saya lakukan pada saat
libur kerja, yaitu hari Sabtu atau Minggu, sesuai
janji.
Tidak perlu semua diceritakan di sini secara
rinci, jenis penyakit apa dan pengusiran setan
seperti apa yang telah saya lakukan, karena terlalu
banyak. Di sini hanya akan saya tulis beberapa
kasus penyembuhan yang sangat mencolok.
Suatu yang ajaib terjadi tahun 2001.
Seorang pastor memperkenalkan saya dengan
seorang ibu, yang sering kesurupan, karena
dikuasai banyak roh jahat. Dalam perjalanan di
dalam kendaraan, ibu itu sering ngobrol sendiri,
juga di tengah-tengah rapat tiba-tiba menggumam
sendiri.
Begitu bersalaman dengan saya, ibu ini
langsung trans. Kemudian kami membuat
‘appointment’ untuk penanganan lebih lanjut. Dan
disepakatilah hari Minggu berikutnya, untuk
bertemu di rumah saya.
Hari Minggu siang dia datang rumah saya,
dan ibu ini bergumam sendiri, terjadi percakapan
antara roh-roh dalam tubuh ibu itu. Saya tidak
menunda untuk memulai menyembuhkan. Kuku
saya tekan dan muncullah suara yang bukan suara
ibu itu.
5
Saya bertanya, “Berapa jumlahmu?”
Dijawab: ”Kami 300.” Ini berarti lebih dari 2 pleton
Setan. Saya cukup bergetar melawan pasukan jin
yang sangat banyak itu. Namun saya harus hadapi,
karena bersama Yesus saya pasti akan berhasil.
Kemudian saya lumpuhkan satu per satu.
Dan sampai jumlah 30, saya mulai lelah,
kecapekan. Saya berhenti dulu dan saya tawarkan
kepada ibu itu untuk datang 1 minggu kemudian.
Hari Minggu berikutnya, dilanjutkan lagi
penyem-buhan itu. Dan saya tekan kuku lagi.
Muncullah suara yang sama seperti 1 minggu
sebelumnya.
Saya bertanya, “Berapa jumlahmu?” Dijawab,
“Kami 270.”
Kemudian saya lawan: “Saya tidak mau
bertemu sama kamu, saya sekarang mau bertemu
dengan bossmu, pemimpinmu!”
Dan muncullah pengakuan, “Ya saya Sosro
Kusumo”. Saya bertanya, “Mengapa kamu tinggal
di dalam jiwa ibu ini?” Dia menjawab: “Dia sudah
jadi milik saya luar dan dalam.”
Saya gertak dia dengan suara keras, “Keluar
dari jiwa ibu ini!!!” Dia menjawab, “Saya sangat
senang tinggal di dalam dia.” Saya bilang, “Lihat ke
atas, dan lihat Tuhan Allah!”. Dia tertunduk dan
ketakutan.
Saya bilang lagi, “Saya beri kamu kesempatan
untuk bertobat, makanya keluar dari ibu ini!”
6
Dia menjawab, “Saya tidak bisa keluar.”
Saya tekan kuku ibu ini, dan roh jahat itu
teriak-teriak ketakutan. Saya paksa untuk
menirukan doa Bapa Kami yang saya ucapkan.
Selesai doa Bapa Kami, roh jahat yang bernama
Sosrokusumo itu, menundukkan kepala. Dia sudah
lumpuh dan mati. Dan dengan lumpuh dan matinya
kepala kelompok atau gerombolan ini, roh jahat
yang berjumlah 270 itu juga turut lumpuh.
Sejak saat ini, ibu ini tidak lagi bergumam.
Dia tidak lagi diganggu saat bekerja. Dan menurut
pengakuannya, berdoa pun lancar, tidak ada
gangguan seperti dahulu sebelum saya
sembuhkan.
Salah satu tanda, apakah kita kena
gangguan kuasa iblis atau tidak adalah: saat kita
berdoa. Kalau kita mendoakan doa Bapa Kami
lancar sampai akhir, itu artinya badan kita bersih,
tidak ada gangguan setan. Tetapi kalau terhenti di
tengah-tengah dan diulang dari awal lagi, berkali-
kali, ini adalah tanda bahwa badan kita kotor.
Demikian juga kalau kita meditasi ataupun berdoa
dengan doa lain.
Ibu ini pernah disembuhkan oleh suatu
kelompok Kharismatik Katolik. Waktu didoakan,
setan dalam ibu ini malah membantingkan tubuh
ibu ini ke tembok yang satu ke tembok yang lain.
Dan terkadang melompat ke plafon.

7
Sejak saat ini saya mendapatkan peneguhan
bahwa Doa Bapa Kami memiliki daya dan
kekuatan yang luar biasa. Sangat manjur untuk
menundukkan kuasa iblis, asal yakin dan penuh
iman.
Tahun 2006, saya diminta untuk
menyembuhkan pembantu warung kopi di dekat
rumah saya. Menurut cerita orang, ia sering
kesurupan roh jahat dari rumah yang disewa Alfa
Mart, yang sedang direnovasi.
Saya datang ke warung itu, Dan begitu saya
doakan dan saya tekan kukunya, pembantu itu
langsung kesurupan. Lalu saya lumpuhkan.
Saya berpesan kepada pemilik warung kopi
itu, agar bertemu lagi dalam beberapa hari untuk
mengecek apakah sudah tuntas atau belum. Maka
datanglah mereka ke rumah saya. Dan saya
lakukan hal yang sama seperti waktu di warung
kopi. Orang itu ‘kesurupan’ lagi. Saya marah
mengapa masih ada roh jahat dalam diri orang itu.
Saya menggertaknya, “Kamu tahu siapa saya?”
Setan itu menjawab: “Saya tahu, bapak
sering membunuh setan.” Dan setan itu saya
gertak lagi: “Kamu juga harus saya bunuh.”
Saya berkesimpulam bahwa ternyata roh
jahat itu tahu apa yang selama ini saya lakukan.
Mungkin antara para setan pun juga saling
berkomunikasi. Barangkali mereka melihat saya
melumpuhkan setan yang meng-ganggu orang.
8
Tahun 2009, bulan Maret, saya sudah
pensiun. Saya harus mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Ada 3 peluang,
yang terbuka bagi saya. Yaitu, membuka dealer oli
di Bekasi, menangani pembangunan ‘cluster’, dan
menjadi karyawan suatu perusahaan.
Supaya tidak salah pilih, maka saya
berpuasa dan berdoa selama 3 hari.
Pada hari ke 3, Jumat malam, jam 00.00,
saya berdoa rosario di depan gua Maria di rumah
saya. Kemudian saya tidur dan saya mimpi.
Dalam mimpi itu, tampak suasana
penyembuh-an. Giliran pertama, teman sekelas di
SMP Promasan. Dia menyembuhkan orang
dengan kata-kata: “Atas nama Tuhan Allah, saya
menyembuhkan engkau, dalam nama Bapa dan
Putera dan Roh Kudus. Amin”. Kemudian giliran
saya. Tampak dalam mimpi itu ada orang lumpuh
yang lewat di depan saya. Saya berkata kepada
orang itu, “Atas nama Yesus dari Nasaret, saya
menyembuhkan engkau, dalam nama Bapa dan
Putera dan Roh Kudus. Amin.” Orang itu berjalan
dan sembuh.
Saya terbangun, dan waktu menunjukkan
jam 03,30. Say bertanya-tanya apa artinya. Saya
masuk kamar tidur, sambil terus mengingat mimpi
itu. Saya ingat bahwa saya bertanya tentang mana
dari 3 aternatif tersebut di atas yang harus saya
pilih.
9
Pemberitahuan melalui mimpi itu,
menyadarkan saya bahwa Tuhan menunjukkan
apa yang harus saya kerjakan setelah pensiun.
Saya harus fultime untuk penyembuhan, dan
saya tidak boleh bekerja.
Hari Senin minggu berikutnya, datanglah 8
orang dari Bandung untuk minta disembuhkan.
Demikian dan seterusnya, makin banyak orang
minta ketemu untuk disembuhkan. Tanpa iklan dan
promosi dengan brosur, berita berkembang dari
mulut ke mulut. Banyak terjadi mukjijat, tidak perlu
semua dipaparkan di sini secara rinci, karena
terlalu banyak.
Dalam perjalanan penyembuhan saya sejak
tahun 2009, banyak sekali orang yang sakit dan
bermasalah karena kuasa setan. Di antaranya juga
karena di-‘santet’ dengan alasan iri hati, masalah
perebutan warisan, perebutan pacar, perebutan
jabatan, gagal mencintai orang, kurban karena
pesugihan/ mencari kekayaan baik dilakukan
sendiri maupun oleh orang lain, perselingkuhan,
persaingan usaha, dll.
Dari kenyataan ini, saya disadarkan bahwa
Tuhan memberikan missi kepada saya untuk
Membersihkan manusia dan makhluk
ciptaan Tuhan yang lain dari cengkeraman
setan

10
Missi ini bagi saya terasa membahagiakan.
Saya menjadi semakin kuat dan berani, makin
beriman dan yakin Tuhan menyertai saya. Ini idak
berarti bahwa saya menjalaninya tanpa kesulitan.
Namun setiap masalah dan tantangan pada
akhirnya dapat diselesaikan. Dan hasilnya Tuhan
sunguh dimuliakan oleh mereka yang mengalami
telah disembuhkan dan diselamatkan oleh Tuhan.
Bagi saya sendiri, pengalaman menjalankan
missi ini, mengikis dengan pelan tetapi pasti,
kekhawatiran saya dalam menjalani hidup ini.
Dahulu saya bekerja penuh waktu, dan
secara ekonomi tidak berlebihan. Dan sejak th
2009, saya tidak bekerja, dan waktu sepenuhnya
untuk menjalankan missi ini. Akan tetapi semua
kebutuhan hidup saya dicukupi oleh Tuhan. Tuhan
mencukupi seluruh kebutuhan sehari-hari hingga
kebutuhan pendidikan anak, tidak kapiran; bahkan
melimpah dan berlebih untuk ukuran saya.
Bagaimana orang bisa sembuh dari sakit
merupakan suatu misteri. Ada orang yang sulit
disembuhkan, ada yang sangat cepat
disembuhkan. Yang sulit disembuhkan mungkin
bisa saja, karena dia masih harus mengalaminya,
sebagai akibat dari perbuatannya yang merugikan
orang lain. Atau bisa saja dia kurang melakukan
amal/charity, untuk meringankan beban orang yang
kesusahan. Dan bisa jadi karena kurang bersyukur
dan berterima kasih.
11
12
Peristiwa Pertama, 14 Oktober 2014
Bunda Maria Menampakkan Diri kepada Saya
Lagu-lagu tentang Bunda Maria dalam bahasa
Jawa mengiringi perjalanan saya dari Jakarta
menuju Bandung. Seperti biasanya saya
mengambil waktu sejenak untuk beristirahat di
Rest Area, supaya badan sukup prima untuk
melanjutkan perjalanan. Dan kali ini saya berhenti
di Rest Area km88, untuk bebersih diri dan sarapan
seperlunya.
Lagu-lagu pujian terhadap Bunda Maria
diputar, dan perjalanan dilanjutkan. Pada km 100 di
jalan tol Cipularang, Suatu Pemandangan
mengejutkan saya.
Sosok Bunda Maria memegang mobil
kijang Innova yang saya kendarai.
Saya melihat, Bunda Maria memegang mobil
bagian atas sampai kaca depan bagian depan
atas, tepat di atas saya. Jubah birunya menjuntai
berkibar-kibar, karena terpaan angin kencang.
Saya tidak kuat menahan air mata. Dan
makin kuat tangisan saya kalau saya melihat
Bunda yang ada di atas saya. Saya tidak banyak
bicara dan berkata. Air mata keluar tanpa bisa
ditahan. Satu kalimat yang keluar dari hati dan
mulut saya: “Bunda, saya akan sowan ke
Lourdes apabila nanti ada kesempatan. Mohon
doanya, Bunda”

13
Hati saya bahagia dan damai sekali. Tidak
ada rasa takut samasekali. Apa yang sedang
terjadi dengan peristiwa ini, saya tidak
memahaminya.
Mobil melaju menuju ke arah Bandung, tidak
seperti biasanya. Mobil seakan terangkat dan
terbang. Kemudian saya tidak sadar kapan sosok
Bunda Maria itu hilang dari pemandangan mata
saya. Tidak terasa perjalanan sudah keluar
gerbang tol Buah Batu, kemudian menuju tempat
saya menyembuhkan orang, di rumah Bp Apeng,
Komplek Batununggal Asri no 9, Batununggal
Bandung. Saya bicara kepada Pak Apeng dan
beberapa orang yang sudah menunggu: “Mohon
maaf air mata saya masih belum habis, karena
terharu mengalami penampakan Bunda Masria di
atas mobil dalam perjalanan ke sini”.
Hari ini saya membawa proposal perbaikan
proyek air minum untuk daerah Dlingseng dan
Kembang, dan beberapa rumah di Promasan,
Sendangsono, Yogyakarta. Proposal diajukan oleh
panitia Paguyuban Tirto Aji untuk pembelian
pompa submersible yang handal, dan perlatan
yang diperlukan. Selama ini proyek yang
diprakarsai oleh Universitas Atmajaya Yogyakarta
ini, memakai pompa biasa, sehingga untuk
mengangkat air dari sumber diperlukan tampungan
3 kali. Ini berarti juga diperlukan 3 pompa, karena
ketinggiannya mencapai 130 an meter. Selain
14
karena mahalnya listrik untuk 3 tahap menaikkan
air, kualitas pompa sendiri selama ini juga kurang
bagus. Sudah sekian lama, sering terjadi
kerusakan, pasokan air sering terganggu.
Proposal disampaikan kepada para pasien,
dalam 1 hari, terkumpul 24 juta, dari 50 juta yang
diajukan. Ini jumlah yang tidak gampang didapat.
Dan dalam waktu 1 minggu terkumpul 49,5 juta,
cukup untuk segera melakukan perbaikan proyek
air minum.
Pompa dan peralatan yang diperlukan
seperti pompa, kabel, automatic switch dll, saya
beli di bandung. Segalanya dimudahkan, harga
didiskon, barang cepat didapat. Semua pembelian
saya laporkan kepada panitia paguyuban, disertai
dengan kwitansinya. Begitu pula rincian para
penyumbang, untuk disampaikan ucapan terima
kasih.
Saya membawa pompa dan perlengkapan
itu, bersama kakak saya mas Antonius Sudjana
dari Bekasi ke Dlingseng. Penyerahan barang
kepada Paguyuban Tirta Aji, dilakukan. Saya
berkoordinasi kepada mereka supaya anggaran
tidak melonjak melewati batas, dan kualitas tetap
bisa dipertahankan.
Dan akhirnya perbaikan dilaksanakan
dengan cukup cepat, dengan cara gotong royong
oleh seluruh warga. Proyek perbaikan selesai dan
air melimpah untuk setiap keluarga yang
15
membutuhkan, tidak saja untuk air minum tetapi
juga mencuci, dan keperluan lain.
Selain air melimpah, paguyuban juga bisa
menabung, sehingga apabila pompa rusak ada
biaya untuk memperbaiki. Pengurus juga mulai
diberi imbalan merawat dan mengurus seluruh
peralatan, dari iuran dan biaya pemakaian air oleh
tiap keluarga tiap bulannya.
Inikah suatu yang dikehendaki Bunda Maria,
sehingga Bunda Maria menampakkan diri kepada
saya di dalam perjalanan dari Jakarta menuju
Bandung? Saya tidak tahu apa hubungannnya.
Tetapi biarlah Tuhan berkarya terus melalui
hambanya yang tidak pantas ini. Dan Tuhan
semakin dimuliakan.

16
Peristiwa Kedua, 13 Februari 2016
Bunda Maria Memberi Pesan kepada Saya
Panggilan datang dari Subang untuk
membantu orang yang kesulitan menjual rumah
dan rumah makan. Sudah 7 tahun belum laku.
Orang tersebut beragama Katolik, dan tiap jam 12
malam mendaraskan doa rosario.
Saya keliling rumah, yang terdiri dari 4
bagian: rumah makan, dapur untuk memasak, dan
2 rumah tinggal. Di 4 bagian rumah itu, saya
temukan, dengan “penglihatan batin”, 5 makam
kuno.
Saya sampaikan kepada bapak pemilik
rumah, ritus memindahkan makam, satu per satu.
Makam yang ada di rumah makan, dipindahkan
dengan cara tertentu. Kemudian begitu juga yang
di depan dapur.
Saat saya bicara, “begitu juga yang di depan
dapur”, bapak tersebut trans, suatu kondisi di mana
dia “kesurupan”. Demikian selanjutnya terjadi
komunikasi antara saya dengan arwah yang masuk
ke pemilik rumah itu.
Tanya: Bapak Siapa?
Jawab: “Saya sudah dipanggil Tuhan 400 tahun
yang lalu”
Tanya: “Apakah Anda sudah masuk surga?”
Jawab: “Belum”
Tanya: “Apakah mau saya doakan supaya segera
masuk surga?”
17
Jawab: “Saya Mau”
Tanya: “Kalau begitu, silahkan tirukan saya.”
Dia saya ajak untuk berdoa ‘Bapa Kami’. Begitu
selesai berdoa ‘Bapa Kami’, dia bilang: “Terima
kasih, terimakasih, Saya sudah dipanggil Tuhan
untuk masuk ke surga”. Kemudian dia sadar.
Hingga saat saya menulis kesaksian ini, ada
kira2 45 arwah yang saya doakan dan kemudian
masuk surga.
Saya disuguhi minuman dan makanan kecil.
Selagi saya menikmati makanan itu, saya menoleh
ke rumah makan depan. Maka tampaklah kepada
saya suatu adegan yang mengagetkan.
Pemilik rumah ini berdiri di tengah.
Tangannya terkatup seperti menyembah, mata
tertutup dan seperti ‘trans’. Karena rasa ingin tahu
makin kuat, maka Saya bertanya kepadanya:
“Mohon maaf, Siapa Engkau?”.
Kemudian dia menjawab: “Saya Bunda Maria”.
“Ada pesan untukmu, Sardjono”. Lanjutnya.
Saya menjawab: “Ya Bunda.”
Bunda Maria: “Kalau menyembuhkan orang
jangan pilih-pilih. Agama apapun, suku apapun,
bangsa apapun, ras apapun; Semua orang
harus disembuhkan”.
Saya menjawab: “Baik Bunda.”
Bunda Maria: “Sardjono membawa rosario?”
Saya menjawab: “Ya, saya membawa, Bunda”.
Lalu saya mengambil rosario biruku dari saku, dan
18
menunjukkannya kepada Bunda Maria. Rosario itu
dipegangnya dan diberkati.
Rosario itu diberikan kembali kepada saya, sambil
berkata: “Sardjono, pakailah ini untuk berdoa”.
Saya bertanya kepada Bunda Maria: “Doa
manakah yang lebih baik, Rosario atau Koronka?”.
Pertanyaan ini agak menggoda.
Bunda Maria menjawab: “Doa apapun baik asalkan
dilakukan dengan rendah hati”.
Saya malu-malu membalas pernyataan
Bunda Maria: “Baik Bunda”.
Saya merasa tidak punya devosi doa
Koronka, sehingga saya bertanya tentang
manakah doa yang lebih baik. Saya tidak hafal doa
Koronka. Saya malu kepada kakak2 saya yng
sangat hafal dan sangat devotif dengan doa
Koronka ini.
Kerendahan hati itu masalah yang saya
hadapi. Selama ini saya merasa sudah cukup
kalau mendaras-kan doa rosario.
Bunda Maria mengakhiri komunikasi dengan
saya. Dia berkata: “Sardjono, saya tidak bisa lama-
lama di sini, karena saya ada tugas di tempat lain”.
Saya menjawab: “Baik Bunda. Tetapi
sebelum Bunda berangkat, saya mohon berkat dari
Bunda”.
Kemudian Bunda Maria memberikan berkat
kepada saya, dengan cara yang seperti dilakukan
pastor memberikan berkat kepada umatnya.
19
Tangan kanan Bunda diarahkan kepada saya dan
memberikan berkat kepada saya, dengan tanda
salib: “Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh
Kudus”
Saya melanjutkan: “Terimakasih Bunda
Maria, atas kunjungan dan pesannya yang
disampaikan kepada saya, orang berdosa ini”.
Bunda Maria pergi dan pemilik rumah sadar.
Setelah sadar dari ‘trans’, pemilik rumah
langsung bercerita tentang apa yang terjadi. Dia
melihat dalam keadaan mimpi/’trans’ nya, sosok
seorang Bunda yang berpakaian kemilauan,
bersinar indah. Melihat peristiwa ini Pemilik rumah
ini sangat bahagia.
Dia bertanya: “Ada apa dengan saya, Pak?”
Saya menjawab: “Yang ada dalam penglihatan
bapak itu, adalah Bunda Maria.”
Dari Subang saya menuju ke Bandung.
Kesaksi-an saya tentang apa yang terjadi di
Subang terhadap saya, membuat beberapa orang
di Bandung, minta supaya rosario mereka
didoakan. Maka saya menjejer-kan rosario saya
dengan rosario mereka. Saya menga-tupkan
rosario saya dengan rosario mereka, sambil
berdoa “Salam Maria”.
Apa yang terjadi? Mengapa rosario mereka
berubah. Ada yang lebih berkilaun, cerah,
mengkilap. Ada yang sedikit berubah warna, dari
putih menjadi keemasan, dari biru muda menjadi
20
biru tua, dari hijau muda menjadi hijau tua dll.
Mereka bercerita dari satu teman kepada teman
lain, tentang apa yang terjadi dengan rosario saya.
Dan makin banyak orang yang meminta supaya
saya mendoakan rosario mereka.
Beberapa orang kawan merinding badannya,
waktu saya sharing tentang peristiwa yang saya
alami di Subang ini kepadanya.

21
Menjelang Peristiwa ketiga
Melawan Setan dalam Dua Setengah Jam
Tidak pernah tergambar dalam impian dan
hati saya. Bahkan berrencana pun tidak. Tetapi
terbukti menjadi kenyataan, berkunjung ke Fatima,
Lourdes dan Vatikan/Roma. Mengapa demikian?
Kuasa Allah telah bekerja.
Dalam pertemuan dengan Ibu Lanny,
seorang teman dari Jakarta, pada bulan Maret
2017, dia menyinggung tentang ziarah. Keinginan
awal, yaitu mengunjungi gua Maria di Mexico, gua
Guadalupe. Tempat ini dikenal sebagai janji Bunda
Maria melindungi semua bangsa Amerika dari
segala penyakit.
Maka dilakukan persipan untuk
memperpanjang passpor, yang sudah habis masa
berlakunya. Namun sampai bulan Juni belum juga
ada usaha untuk memperpanjang passpor. Saya
bertanya, ada apakah ini?
Saya terdorong untuk mefleksikan apa yang
telah terjadi pada bulan-bulan sebelumnya. Saya
ingat kembali bahwa dalam peristiwa pertama,
dalam perjalanan dari Jakarta menuju Bandung,
saya bicara dengan Bunda Maria, yang sedang
menampakkan diri, “Bunda, saya akan sowan ke
Lourdes apabila nanti ada kesempatan. Mohon
doanya, Bunda”.

22
Maka dimulailah mengurus perpanjangan
passpor, dan segala persyaratan untuk ziarah ke
Fatima, Lourdes dan Vatikan, dengan visa
Schengen.
Mendahului, keberangkatan untuk ziarah
rohani ini, iblis menganggu saya dengan sangat
dahsyat. Tanggal 20 September 2017, 3 orang ibu
dari gereja Protestan datang minta disembuhkan
dari gangguan kuasa kegelapan.
Selama 2 jam lebih saya diperdaya, ditipu
dengan membohongi saya. “Kalau dipencet kuku
ini, maka yang kesakitan adalah bu Yani (nama ibu
yang kesurupan).” Terus menerus iblis berkata
begitu. Ini membut saya hampir putus asa. Anak
saya Fordeus, membantu melawan, juga
diperdaya. Dua ibu yang mengantar ikut berdoa
dengan doa Bapa Kami. iblis itu mengejek sinis,
“doa apaan itu, saya gak takut.”
Akhirnya keyakinan dan kesadaran saya
muncul, saya harus terus melakukan menekan
kuku si ibu itu dengan kuku saya, Dan terjadilah
demikian, Ibu yang kesurupan iblis itu teriak-teriak
kesakitan. Dan akhirnya takluklah iblis yang
merasuki ibu ini. Dibandingkan dengan banyak
penyembuhan dari gangguan kuasa iblis yang
saya lakukan sejak tahun 1986, kasus ini termasuk
yang paling berat. Selain menyita tenaga, iblis ini
sangat licik dan taktis, serta sangat kuat. Waktu

23
yang dibutuhkan pun sangat lama, dua setengah
jam, dari jam 18.00 dan baru selesai j 20.30.
Dua hari sesudahnya, hari Jumat Kliwon
tanggal 22 September 2017, saya jatuh di rumah,
dari bawah toren, tandon air, hanya dari ketinggian
2 m. Waktu itu saya mengubah saluran air, dengan
memotong beberapa pipa pralon. Kepala
membentur lantai. Dan kemudian saya tidak sadar,
entah selama berapa lama. Dan waktu saya sadar,
saya sudah berada di kamar tidur.
Dari beberapa orang yang menolong saya,
kang Dedi dan mas Arif, dan mas Agus, saya
dengar info bahwa saya tidak teriak. Anak saya
Fordeus, yang waktu itu di rumah, bilang bahwa
ada suara sesuatu yang jatuh. Dia kaget dan
berteriak, ‘Bapak’.
Dengan mobil Innova saya dibawa ke RS
Elizabeth untuk periksa, untuk meyakinkan apakah
ada gangguan di otak. Pemeriksaan secukupnya di
UGD dan saya dirawat selama 6 hari. Dokter
mengijinkan saya pulang, meski badan masih
melayang, sebetulnya keseimbangan badan masih
belum sepenuhnya pulih. Mas Agus BJ, warga
tetangga depan rumah saya, membantu saya
menunggui 1 malam, karena selama beberapa hari
saya tidak boleh bangun.
Keberangkatan ziarah rohani semakin dekat,
tinggal 2 minggu setelah saya keluar dari rumah
sakit. Badan belum terlalu pulih. Namun rencana
24
keberangkat an tgl 11 Oktober 2017 tidak mungkin
ditunda.
Inikah suatu cara setan menghambat
rencana dan keinginan baik untuk maju di di dalam
bidang rohani? Setan melemahkan dari dalam jiwa
dan iman. Setan tampak sekali ingin
menggagalkan rencana zirah ini. Taktis dan sangat
nyata terasa dalam hati. Namun kuasa Tuhan
sungguh jauh lebih indah dan kuat.

25
Peristiwa Ketiga, 13 Oktober 2017
Stigmata Telapak Tangan Yesus yang
Terpaku
Sejak dari awal direncanakan, ziarah rohani
ini tidak memakai jasa travel, tetapi dilakukan
secara perorangan. Dengan cara ini kami akan
lebih leluasa memakai waktu untuk keperluan
pribadi, terutama untuk memilih tempat-tempat
yang dikunjungi dan fokus untuk berdoa.
Kami berjumlah 5 orang, 3 dari Indonesia
(Saya, isteri saya dan Bu Lany), 1 dari German,
dan 1 lagi dari dari Amerika. Beruntung bisa dapat
teman dari Amerika, yang memiliki SIM
internasional. Sehingga dari tempat penginapan
menuju tempat ziarah yang akan dituju bisa
menyewa mobil dengan driver sendiri.
Perjalanan dari Jakarta menuju Frankfurt,
transit di Singapura, terbang dengan SQ, sangat
lancar. Dan dari Frankfurt ke Portugis, tidak terlalu
melelahkan, meski kondisi badan belum terlalu fit.
Tgl 13 Oktober 2017, Hari Jumat, adalah
100 th penampakan Bunda Maria di Fatima.
Sesampai di tempat parkir, kami mencari informasi
berhubungan dengan acara peringatan peristwa
besar ini. Kami mendapat informasi bahwa Jumat
sore jam 4 adalah Ekaristi terakhir. Tetapi informasi
ini ternyata tidak benar.

26
Melewati patung hitam, badan saya bergetar,
dan air mata tidak tertahankan lagi. Saya
menangis, dan kemudian mencari tahu mengapa di
belakang patung itu, saya mengalami badan
gemetar. Maju sedikit dan melihat wajah Paus
Yohanes Paulus 2, yang tidak lama setelah
wafatnya, ingin segera dinyatakan Santo oleh umat
Katolik sedunia. ‘SUBITO’, kata mereka. Artinya
‘Segera’. Mengapa ini terjadi, saya tidak mengerti.
Suasana pesta peringatan penampakan
Bunda Maria sudah mulai terasa dari kejauhan.
Nyanyian dengan iringan orkestra terdengar
meriah. Dan Perayaan Ekaristi sudah dimulai.
Lapangan dipenuhi para peziarah berjumlah kira2
200.000 pengunjung.
Maka saya mengajak teman-teman untuk
langsung mengikuti misa. Perayaan Ekaristi, sudah
sampai nyanyian Tuhan Kasihanilah. Keputusan
untuk ikut misa ini sungguh beruntung, karena
informasi yang diterima dari bagian informasi
bahwa jam 4 sore masih akan ada misa terakhir,
dan ini salah. Kami langsung ambil tempat duduk
di lantai, mengikuti misa dengan khidmat.
Suatu tanda aneh muncul, saat Injil
dibacakan. Rosario yang saya pegang, bergerak
sendiri, memutar seperti pendulum. Saya stop dan
saya pegang, tp lalu bergerak memutar sendiri lagi.
Rosario ini adalah rosario yang diberkati oleh

27
Bunda Maria waktu saya berkunjung ke Subang tgl
13 Februari 2016.
Tiba waktunya untuk menyambut tubuh
Kristus dalam komini suci. Sejak th 2006, saya
menyantab tubuh Kristus dalam hosti suci, dengan
cara yang khusus. Hosti tidak langsung ditelan
tetapi dibiarkan di mulut. Saat itulah saya
melakukan pujian, syukur, terimakasih, refleksi,
dan juga permohonan. Beginilah saya menyambut
tubuh Kristus waktu itu.
Saya pejamkan mata, dan berdoa dalam
hati. Saya berterima kasih kepada Bunda Maria
bahwa saya sudah sampai di tempat ini, dengan
jalan yang tidak mudah dimengerti. Namun saya
tidak mendengar jawaban sepatah kata pun dari
Bunda Maria.
Kemudian saya dianugerahi penampakan
dalam mata hati saya, dalam wujud
TELAPAK TANGAN YESUS YANG TERPAKU
Paku menancap di telapak tangan itu setinggi 10
cm; berbentuk balok segi empat, dan berwara
hitam. Saya terdiam dan bertanya, “Tuhan, Apa ini
maksudnya?”.
Tidak lama kemudian terdengar suara,
sangat dalam dan berwibawa:
“Sarjono, bawalah ini ke manapun kau
pergi untuk menyembuhkan orang, untuk
meringankan beban orang, dan untuk

28
mewartakan kabar sukacita, kabar
keselamatan.”
Saya merasakan dan mengalami suatu
konsolasi batin, hiburan rohani yang sangat
mendalam. Badan gemetar dan penuh dengan
sukacita.Saya tidak bisa menahan rasa haru,
membuat saya menangis begitu lama dan tidak
bisa saya hentikan,. Saya diam dan merefleksi
serta merenungi apa maksudnya bagi saya dan
bagi banyak orang.
Saya buka mata, ternyata lagu penutup
sudah selesai. Saya berdiri dan orang-orang di
sekitar saya memandang saya penuh keheranan.
Mungkin karena saya menangis dan terdiam terlalu
lama.
Bagaimana misteri telapak tangan Yesus itu
terulang pada saat saya ikut Croxing, jalan
merangkak. Saya diteguhkan lagi tentang
misterinya. Ada rahasia apa, sehingga saya diberi
visiun tentang telapak tangan ini.
Menjalani Croxing sepanjang 500 m dari
pinggir lapangan menuju pusat titik penampakan
Bunda Maria, tidak ringan. Meski memakai deker,
pembungkus lutut, tetapi tetap saja tidak ringan.
Maka untuk menguatkan diri, saya merangkak
sambil mendaraskan rosario dengan peristiwa2
sedih. Dan betul, semakin lama semakin kuat dan
bisa mencapai titik pusat penampakan Bunda
Maria.
29
Namun ada yang aneh dan perlu dicatat
sewaktu mendaraskan peristiwa-peristiwa sedih.
Peristiwa sedih ke 3, yaitu ‘Yesus dimahkotai duri’
sungguh tidak bisa diingat oleh otak ini. Maka di
akhir jalan merangkak ini, waktu saya melakukan
refleksi, saya bertanya kepada Tuhan, “mengapa
saya sungguh lupa akan peristiwa ke 3 itu? Saya
diberi jawaban dari Tuhan: “Sarjono, saya telah
memberikan telapak tangan sebagai gantinya.”
Kemudian sambil membakar surat-surat titipan dari
saudara-saudara dan pada kenalan, saya
merenung apa maksud dari yng terjadi pada hari
ini.
Kami menghabiskan satu malam menginap
di Pusat Rohani Kongregasi OMI, di En Provence,
Marseille Perancis dan berjumpa dengan Romo
Hericus Azodo OMI, yang pernah bertugas sebagai
pastor rekan di Paroki Kalvari. Ini bagi saya
merupakan kesempatan untuk mengendapkan
pengalaman rohani dalam perjalanan rohani ini.
Romo Azodo memberikan peneguhan rohani. Rasa
ingin semakin mendekat kepada Tuhan, dikuatkan
waktu kami menyaksikan peninggalan-peninggalan
rohani dari pendiri OMI, Eugenius de Mazenod.
Hari Minggu, kami diberi kesemptan
merayakan Ekaristi Ekaristi secara khusus untuk
kami berlima. Setelah sarapan pagi kami
melanjutkan perjalanan ke Lourdes. Perjalanan
dari Marseille ke Lourdes, memakai mobil sewaan,
30
cukup menyenangkan. Kiri kanan tampak pohon
yang tidak besar. Dan sebagaimana musim gugur,
dedaunan mulai rontok. Tidak banyak hutan
belantara. Jalan tol yang kami lewati cukup
lengang, tidak sepadat jalan tol di Jakarta dan
sekitarnya.
Tiba di Loudes, pemandangan awal tampak
tidak sebegitu ramai, dibanding di Fatima. Suasana
jauh lebih terasa modern, dipenuhi dengan hotel
dan penginapan dari yang murah sampai yang
mewah. Seakan daerah ini sudah penuh dengan
bisnis rohani.
Pada malam pertama di Lourdes, saya
masih menunda esok hari untuk masuk ke pusat
peziarahan, karena badan masih lelah akibat jatuh
tanggal 22 September. Pagi-pagi jam 9, kami
berkeliling gereja dan kapel, yang dibangun
dengan gaya gothik seperti gereja-gereja di Eropa
pada abad 18-19 an.
Saya mengikuti arus para pengunjung untuk
mandi di kolam air St Bernadet, yang berada dekat
Grotto, yang artinya sumber mata air. Saya ikut
antri, walau waktu masih lama 90 menit lagi. Cukup
dikenal bahwa setelah mandi di kolam ini, air
langsung kering dengan cepat sekali, tanpa harus
menyekanya dengan handuk.
Di samping tempat saya duduk ada
rombongan dari Amerika berjumlah kira2 10-15
orang. Pemimpin rombongan itu, setiap kali
31
memberikan renungan dan motivasi kepada
mereka. Dia adalah seorang kharismatik yang aktif.
Selesai bicara kepada rombongannya,
Bapak yang kepalanya botak, tinggal sedikit
rambut di bagian samping kepala, menoleh kepada
saya dan bertanya, “Bapak dari mana?”
Saya jawab: “Saya dari Indonesia.”
Dia melanjutkan rasa ingin tahunya, “Apakah
Bapak kemarin, tgl 13 Oktober, menghadiri pesta
peringatan 100 tahun Penampakan Bunda Maria di
Fatima?”
Saya jawab: “Ya betul.”
Dia melanjutkan pertanyaan: “Apa kesan dan
pengala-man Bapak selama di Fatima?”
Kemudian saya bercerita tentang visiun,
penam-pakan rohani dalam hati, Telapak tangan
Yesus yang terpaku. Dan tidak lama setelah saya
mengakhiri sharing pengalaman saya, dia
mengatubkan kedua tangannya dan berkata:
“Bapak, mohon saya didoakan.”
Lalu saya berdiri, dan telapak tangan kiri
saya memegang bahu kanannya, sedangkan
telapak tangan kanan saya, saya tumpangkan di
kepalanya yang botak itu. Kemudian saya berdoa.
Di tengah saya berdoa, saya kaget oleh
suatu kejadian yang aneh. Telapak tangan kanan
saya yang menempel di kepala orang itu, terasa
basah. Saya membuka mata saya, dan saya
melihat ada banyak keringat yang keluar dari
32
kepalanya, sebesar biji jagung, memenuhi seluruh
kepalanya. Seluruh badan dan baju pun menjadi
basah oleh banyaknya keringat yang keluar.
Saya sungguh heran, dan bertanya sedang
terjadi apa dalam diri saya dan orang itu.
Kemudian saya mengakhiri doa saya, “Atas nama
Yesus dari Nazareth, saya menyembuhkan segala
penyakit dan membebaskan engkau dari kuasa
iblis dengan berkat Allah yang mahakuasa, Bapa,
dan Putera dan Roh Kudus. Amin.”
Saya duduk dan melihat Bapak itu
menangis, cukup lama. Saya bertanya kepadanya.
“Mengapa anda menangis?”.
Dia menjawab: “Saya mengalami mukjijat,
Pak.” Dia diam sebentar, dan masih tampak mata
berlinangan air mata, dia melanjutkan. “Waktu
Bapak menumpang-kan tangan di ubun-ubun
saya, saya merasakan ada api yang keluar dari
tangan Bapak. Api itu mengalir ke kepala saya,
leher, badan, perut, kaki dan sampai telapak
kaki saya.” Saya bertanya dalam hati, sedang
terjadi apa dalam diri orang ini.
Dia melanjutkan pengalamannya. “Saya
punya sakit darah tinggi, diabet, pencernaan akut,
dan banyak lagi. Namun sekarang ini saya merasa
segar, badan ringan, tanpa beban. Saya sudah
merasa sembuh dari semua penyakit saya.
Terimakasih Pak Sarjono”

33
Dan dia mengakhiri ceritanya, “Saya mohon
Bapak juga menyembuhkan teman-teman saya
yang sakit.” Lalu saya mendoakan mereka satu
per satu.
Saya bertanya dalam hati. Inikah kuasa
Telapak Tangan Yesus yang terpaku, yang
diberikan kepada saya. Inikah cara Tuhan Yesus
memberi saya kekuatan untuk menyembuhkan
banyak orang. Inikah cara Tuhan menganugerahi
saya iman yang baru dalam menolong banyak
orang. Inikah wujud misteri Allah yang selama ini
saya imani, dan kemudian diteguhkan dengan
pernyataan baru. “Terimalah telapak tangan ini,
dan bawalah ini ke mana pun engkau pergi
untuk menyembuhkan orang, untuk
meringankan beban orang, ataupun
mewartakan kabar keselamatan.” Dan masih
banyak lagi pertanyaan yang muncul.
Selama peziarahan di Roma, banyak sekali
pengalaman yang memberikan konsolasi, yang
saya terima dari misteri telapak tangan Yesus ini,
tidak perlu semuanya diungkap di sini. Satu yang
paling mendalam, adalah pengalaman mendaki
tangga, di Scala Santa. yang anak tangganya
berjumlah 34, sangat terjal.
Mendaki tangga ini, merupakan salah satu
bentuk ‘metanoia’, matiraga, penyangkalan diri,
dan merupakan warisan gereja pada abad 16 an.

34
Pada mulanya, saya bisa melewati beberapa
orang yang sudah lebih dahulu naik. Tetapi tenaga
mulai terkuras, dan lutut mulai sakit, karena lutut
tidak memakai alas deker, yang saya pakai waktu
croxing di Fatima. Sampai kira-kira separoh
tangga, badan terasa berat sekali untuk
melanjutkan.
Pendarasan Doa Bapa Kami memberi saya
kekuatan. Pelan-pelan naik dan sampai di
ketinggian anak tangga ke 30, kurang 4 anak
tangga lagi menuju lantai atas, saya tidak kuat
lagi. Badan saya terasa loyo dan sakit semua,
suatu rasa sakit yang aneh dan belum pernah saya
alami. Kemudian saya berhenti dan melakukan
refleksi. Mata tertutup, dan tampaklah dalam
penglihatan batin, suatu lukisan yang sangat indah
dan bersinar.
Saya sungguh kagum melihatnya, dan
bertanya, “Tuhan, apa ini maksudnya?”
Kemudian terdengar suara, “Sarjono, Aku
memberi jaminan surga bagimu, karena engkau
telah melakukan yang Kukehendaki.”
Mendengar suara ini, saya menangis
bahagia, betapa mahamurah dan maharahimnya
Tuhan. Saya sangat mensyukuri segalanya yang
telah saya terima dalam hidup ini. Anugerah
kemurahan Tuhan begitu melimpah dan sungguh
menguatkan apa yang saya lakukan selama ini.

35
Mata saya buka. Luar biasa, begitu
mendengar suara itu, badan yang loyo dan sakit
itu, berubah menjadi segar kembali. Anak tangga
yang tinggal 4 buah lagi, cepat dilalui. Sampailah
saya ke lantai teratas, dalam waktu 35 menit.
Menurut informasi yang saya terima, dari Sr
Ermesta RVM yang menjadi pemandu ziarah kami
di Roma, ada orang yang menyelesaikan
pendakian tangga ini dalam waktu 2 jam.
Di lantai atas, terdapat kapel, patung Maria
Dolorosa, dll. Sementara saya sudah 2 kali keliling
lantai atas, istri baru sampai tengah-tengah, dan
satu teman lagi menyusul di bawahnya. Mereka
masing-masing mendapatkan pengalaman batin
sendiri. Terpujilah Tuhan.
Terimakasih kepada Sr Ermesta RVM yang
mengantar kami mengunjungi tempat ini.

36
Paska Ziarah ke Fatima, Lourdes dan Roma
Tuhan Yesus Hadir di Rumah Saya
Kembali ke tanah air, kondisi badan saya
mengalami seperti layaknya orang yang bepergian
ke benua lain, dengan perbedaan waktu yang jauh,
yang disebut ‘jetlag’. Namun yang saya alami ini
terlalu lama. Badan baru pulih setelah 2 minggu
Saya berfikir, apakah ini suatu peresapan
pengalaman selama 10 hari perjalanan? Atau ini
suatu pelonjakan enerji (‘booster’) dari
sebelumnya? Atau apakah ini suatu proses
penguatan kekuatan Telapak Tangan Yesus yang
terpaku dalam diri saya? Segalanya merupakan
misteri. Tetapi saya yakin bahwa ini adalah suatu
karya Tuhan yang menyelamatkan saya dan
banyak orang yang akan saya tolong.
Suatu ketika, saya diundang oleh suatu
keluarga di Bandung untuk membersihkan rumah
yang dihuni banyak makhluk halus berupa
jin/gendruwo/kuntil anak atau sejenisnya. Anak
satu-satunya dari keluarga ini tiap malam selalu
diganggu suara yang brisik dari makhluk halus
yang ada di rumah itu. Makhluk halus itu juga
sering menampakkan diri, sehingga anak tersebut
tidak bisa cukup istirahat.
Saya datang dan mulai berdoa untuk
menghan-curkan setan yang menghuni rumah itu.
Saya masuk ke kamar anak itu. Dan saya

37
menggores-goreskan kuku saya ke lantai dan ke
tembok. Juga saya memukul-mukul tembok kamar
itu.
Anak tersebut, melihat saya melakukan
pember-sihan setan dari rumah itu. Dia melihat
bahwa makhluk seperti gendruwo berdarah-darah
sedang sekarat, berada di atas alamari. Kemudian
saya ambil bangku, untuk menjangkaunya. Barang
yang ada di atas almari saya tekan dengan kuku.
Dan anak itu bilang, makhluk yang sekarat itu
terbakar.
Peristiwa lain terjadi sepulang saya dari zirah
rohani. Iman, seorang tukang urut, yang beragama
muslim, sedang mengurut badan saya yang lelah.
Sambil mengurut saya, dia melihat ke arah meja
makan. Dia ditampaki sosok dengan ciri-ciri seperti
ini. Wajahnya panjang, berkumis, dan berjanggut.
Panjang rambutnya sampai sebahu. Jubahnya
sampai ke atas mata kaki. Dia sangat berwibawa,
sehingga tukang urut itu tidak berani menatap.
Saya bertanya kepada tukang urut itu,
“Apakah dia mirip Pangeran Diponegoro?”
Dia menjawab, “Bukan, dia seperti orang Timur
Tengah.”
Saya tanya lagi, “Pernah melihat gambar nabi Isa?”
Dia menjawab, “Ya seperti itu.”
Siapakah saya dan kami sekeluarga ini, sehingga
Tuhan Yesus berkenan hadir di rumah saya.

38
Perubahan nyata saya alami saat
mendoakan orang sakit. Orang sembuh dalam
waktu yang cepat.
Di samping itu, saya tidak terkuras tenaga
saya. Dahulu sehabis menyembuhkan orang yang
kena kuasa setan, saya perlu minum bir untuk
memulihkan tenaga. Sekarang sepulang dari
ziarah, tidak harus minum bir, karena tenaga tidak
terkuras. Tangan Yesus bekerja secara sempurna.
Setiap kali saya menjamah, sambil berdoa
agar telapak tangan Yesus yang terpaku, bekerja
member-sihkan dan menghancurkan kuasa
kegelapan/setan yang berkuasa dan bersarang di
tubuh orang yang saya sembuhkan.Setelah itu dia
itu merasa ringan, sembuh dan sehat kembali.
Oleh karena itu saya menulis doa di bawah ini,
sekaligus mengakhiri tulisan sederhana ini.
Seorang yang telah memakai doa ini menuangkan
pengalamannya sebagai berikut:
Lia, anggota dari grup Sendangsono Guyub
“Terima kasih share “Doa kepada Yesus Sang
Juru Selamat” dari pak Sarjono. Saya merasakan
betul mukjizat setelah mendoakan doa ini.
Baru saja sebelum saya berangkat ke Petojo dari
Pasar Minggu (padahal aras2en mau berangkat)
saya liat2 WA dulu, melihat doa yang bapak share
saya langsung berdoa. Sesampainya di underpass
Kuningan Jakarta ada mobil yang tiba2 berbelok
arah dan saya yang tepat di belakangnya
39
kehilangan kendali. Dan terjadilah tabrakan
beruntun, banyak motor yang jatuh dan ada yang
tertabrak lagi mobil belakang dan mereka luka2,
Tidak tahu bagaimana Tuhan menyelamatkan
saya, tetapi hanya saya di kejadian itu yang baik2
saja. Saya percaya pasti Tuhan menyelamatkan
saya setelah mendoakan Doa kepada Yesus
Sang Juru Selamat.”

40
Doa Misteri Telapak Tangan Yesus
Yesus, Juru selamat bagi kami dan bagi semua
orang yang percaya. Engkau telah menderita
begitu hebat dan tidak mampu kami jalani.
Perjalanan sengsaraMu dari Taman Getsemani
menuju puncak Golgota, Engkau terima tanpa
mengeluh. Engkau menyelesaikannya dengan
setia hingga wafat, demi dosa-dosa kami.
DarahMu menetes ke bumi, menandakan
pembersihan bumi dari kotoran dan jijiknya kuasa
iblis. Dan wafatMu di kayu salib menunjukkan
bahwa Engkau membersih-kan seluruh dunia dari
kuasa iblis yang menghancurkan.
Perkenankanlah kami menyentuh bilur-bilur
tubuhMu, agar kami dibersihkan dari segala kuasa
iblis. Ijinkanlah darahMu yang suci, membersihkan
luka-luka jiwa kami karena dosa yang kami
lakukan.
Dan kami mohon semoga telapak tanganMu yang
terpaku menyembuhkan jiwa dan badan kami;
menuntun dan membimbing langkah kami
menjalankan kehendak Bapa sampai akhir hidup
kami.
Bapa Kami; Salam Maria; Kemuliaan (3 x)

Th. Sarjana Harja Utama


41
Hp: 081210335068

42

Anda mungkin juga menyukai