VARISELA
Oleh :
Intan Putri Feriza 1840312442
Preseptor:
Dr. dr. Qaira Anum, Sp. KK (K), FINSDV, FAADV
dr.Ennesta Asri, Sp.KK
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
2.2. Epidemiologi
Varisela terdapat di seluruh dunia dan tidak ada perbedaan ras maupun jenis
kelamin. Varisela tersebar kosmopolit, terutama mengenai anak yang berusia
dibawah 20 tahun terutama usia 3 - 6 tahun dan hanya sekitar 2% terjadi pada
orang dewasa. Di Amerika, varisela sering terjadi pada anak dibawah usia 10
tahun, 5% kasus terjadi pada usia lebih dari 15 tahun. Dan di Jepang, umumnya
terjadi pada anak di bawah usia 6 tahun sebanyak 81,4%.2
Masa penularannya ±7hari dihitung dari timbulnya gejala kulit (biasanya
1-2 hari sebelum muncul rash sampai 6 hari berikutnya), dapat memanjang pada
keadaan imunodefisiensi.1,2
2.3. Etiologi
Masa inkubasi varisela 10-21 hari pada anak imunokompeten dan pada anak
imunokompromais biasanya lebih singkat yaitu kurang dari 14 hari. Virus varisela
zoster masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran napas atas dan
orofaring. Virus bermultiplikasi di tempat masuk, menyebar melalui pembuluh
darah dan limfe, mengakibatkan viremia primer. Tubuh mencoba mengeliminasi
virus terutama melalui sistem pertahanan non spesifik, dan imunitas spesifik
3
terhadap virus varisela zoster. Apabila pertahanan tubuh tersebut gagal
mengeliminasi virus, maka akan terjadi viremia sekunder kurang lebih 2 minggu
setelah infeksi. Viremia ini ditandai dengan timbulnya erupsi varisela, terutama di
bagian sentral tubuh dan di bagian perifer lebih ringan. Pemahaman baru
menyatakan bahwa erupsi kulit sudah dapat terjadi setelah viremi primer. Setelah
erupsi kulit dan mukosa, virus masuk ke ujung saraf sensorik kemudian menjadi
laten di ganglion dorsalis posterior. Pada suatu saat, bila terjadi reaktivasivirus
varisela zoster, sesuai dermatom yang terkena.1,2
2.5. Gambaran Klinis
Masa inkubasi Varisela bervariasi antara 10 hinga 21 hari, rata-rata 10
hingga 14 hari 3,4.
Perjalanan penyakit ini dibagi menjadi 2 stadium, yaitu:
a) Stadium Prodromal
24 jam sebelum kelainan kulit timbul, terdapat gejala panas yang tidak
terlalu tinggi, perasaan lemah (malaise), sakit kepala, anoreksia, rasa berat pada
punggung dan kadang-kadang disertai batuk kering diikuti eritema pada kulit.
Panas biasanya menghilang dalam 4 hari, apabila panas tubuh menetap perlu
dicurigai adanya komplikasi atau gangguan imunitas.
b) Stadium erupsi:
Dimulai saat eritema berkembang dengan cepat (dalam beberapa jam)
berubah papula yang kemerahan lalu menjadi vesikel. Vesikel ini biasannya
kecil, berisi cairan jernih, tidak umbilicated dengan dasar eritematous, mudah
pecah serta mongering membentuk krusta, bentuk ini sangat khas dan lebih
dikenal sebagai “tetesan embun”/”air mata”.
Lesi kulit mulai nampak di daerah badan dan kemudian menyebar secara
sentrifugal ke bagian perifer seperti muka dan ekstremitas. Dalam perjalanan
penyakit ini akan didapatkan tanda yang khas yaitu terlihat adanya bentuk papula,
vesikel, krusta dalam waktu yang bersamaan, dimana keadaan ini disebut
polimorf. Lesi baru tetap timbul selama 3-5 hari, lesi sering menjadi bentuk krusta
pada hari ke-6 (hari ke-2 sampai ke-12) dan sembuh lengkap pada hari ke-16 (hari
ke-7 sampai ke-34).
4
Erupsi kelamaan atau terlambatnya berubah menjadi krusta dan
penyembuhan, biasanya dijumpai pada penderita dengan gangguan imunitas
seluler. Bila terjadi infeksi sekunder, sekitar lesi akan tampak kemerahan dan
bengkak serta cairan vesikel yang jernih berubah menjadi pus disertai
limfadenopati umum. Vesikel tidak hanya terdapat pada kulit, melainkan juga
terdapat pada mukosa mulut, mata, dan faring.
Pada penderita varisela yang disertai dengan difisiensi imunitas (imun
defisiensi) sering menimbulkan gambaran klinik yang khas berupa perdarahan,
bersifat progresif dan menyebar menjadi infeksi sistemik.Demikian pula pada
penderita yang sedang mendapat imunosupresif.Hal ini disebabkan oleh terjadinya
limfopenia 1,2,3.
Lesi varisela terutama bermula di daerah badan, kemudian menyebar
secara sentrifugal ke bagian wajah dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput
lendir mata, mulut, saluran napas bagian atas. Apabila telah ada infeksi sekunder,
maka dapat ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional1,2,3.
Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menyebabkan
kelainan kongenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang
kelahiran dapat menyebabkan varisela kongenital pada neonatus 1,2,3.
Gejala prodromal berupa demam, nyeri kepala, dan lesu, sebelum timbul
ruam kulit.4,5
Ruam kulit muncul mulai dari wajah, skalp dan menyebar ke tubuh. Lesi
menyebar sentrifugal (dari sentral ke perifer) sehingga dapat ditemukan
lesi baru di ekstremitas, sedangkan di badan lesi sudah berkrusta.
5
Pada anak, erupsi kulit terutama berbentuk vesikular: beberapa
kelompok vesikel timbul 1-2 hari sebelum erupsi meluas. Jumlah lesi
bervariasi, mulai dari beberapa sampai ratusan. Umumnya pada anak-
anak lesi lebih sedikit, biasanya lebih banyak pada bayi (usia <1 tahun),
pubertas dan dewasa.
Status imun pasien perlu diketahui, untuk itu perlu diperhatikan beberapa
hal yang dapat membantu menentukan status imun pasien, antara lain:
keadaan imunokompromais (keganasan, infeksi HIV/AIDS, pengobatan
dengan imunosupresan, misalnya kortikosteroid jangka panjang atau
sitostatik, kehamilan, bayi berat badan rendah) akan menyebabkan gejala
dan klinik lebih berat.
6
Variola, perbedaannya lesi variola berawal dari perifer (ekstremitas) dan
menyebar ke sentral, lesi seragam di semua lokasi, etiologinya adalah
virus pox, dengan prognosis yang lebih buruk dibandingkan varisela 1.
Reaksi vesikular terhadap gigitan serangga: seringkali berkelompok, pola
penyebaran akral, berupa urtikaria papular dengan titik di tengahnya 5.
Erupsi obat variseliformis: biasanya tanpa demam, timbul serentak dan
tidak disertai pembesaran kelenjar getah bening5.
2.8. Tatalaksana
7
setelah 4-8 minggu diulangi dengan dosis yang sama. Bila terpajan kurang dari 3
hari, perlindungan vaksin yang diberikan masih terjadi.1
2.9. Prognosis
8
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas
Nama : NIEP
No. RM : 01041018
Umur/ tanggal lahir : 7 tahun 8 bulan/ 27 Juni 2011
Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Siswi SD
Tgl Pemeriksaan : 19 Februari 2019
Alamat : Tarandam - Padang
Status Perkawinan : Belum menikah
Negeri Asal : Padang
Agama : Islam
Nama Ibu Kandung : Indah
Suku : Minang
3.2. Anamnesis
9
jernih kemudian digaruk oleh pasien sehingga gelembung tersebut pecah,
dan meninggalkan bekas keropeng kehitaman.
Gelembung-gelembung tersebut kemudian meluas ke bagian wajah,
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah sejak 1 hari yang lalu. Gelembung
tersebut berisi cairan yang berwarna jernih sampai keruh , terasa semakin
gatal.
Keluhan demam dirasakan pasien sejak pertama kali muncul gelembung.
Penurunan nafsu makan ada.
Riwayat kontak dengan penderita cacar air ada, yaitu teman sekelas pasien
terkena cacar ±10 hari yang lalu.
Pasien merupakan seorang siswi SD yang aktif di sekolah.
Pasien mandi lebih dari 2 kali dalam sehari.
Riwayat digigit oleh serangga sesaat sebelum muncul keluhan tidak ada.
Riwayat imunisasi lengkap.
Riwayat batuk-pilek tidak ada.
3.2.3. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah mengobati penyakit ini sebelumnya.
11
12
3.4. Resume
3.9. Tatalaksana :
Terapi non-farmakologi
13
o Edukasi kepada pasien tentang penyebab, perjalanan
penyakit,penularan, prognosis
o Edukasi kepada pasien untuk tidak menggaruk lesi, karena
dikhawatirkan dapat terjadi infeksi sekunder.
o Jaga kebersihan diri, mandi 2 kali sehari.
o Mengkonsumsi makanan yang bergizi.
o Istirahat yang cukup.
o Menggunakan masker untuk meminimalir penularan kepada
anggota keluarga dan orang lain yang berkontak dengan pasien.
o Harus berobat secara tepat dan benar, edukasi cara penggunaan
obat topikal dan oral secara jelas.
Terapi farmakologi
o Topikal
Bedak kocok 3 kali sehari.
o Sistemik
Tab Asiklovir selama 7 hari dengan dosis 4 x 400 mg (20
mg/kgBB/kali)
Tab parasetamol dengan dosis 3 x 250 mg jika demam.
Tab CTM dengan dosis 3 x 2 mg
3.10. Prognosis
Quo ad sanationam : bonam
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functtionam : bonam
Quo ad kosmetikum : dubia ad bonam
14
Resep :
dr. Intan Putri Feriza
SIP. 29/11/2019
Praktek Umum
Praktik hari Senin - Jumat Pukul 17.00-20.00
Jalan Perintis Kemerdekaan No 8 Padang Telp 0751-987543
Pro : NIEP
Umur : 8 tahun
Alamat : Tarandam - Padang
15
DAFTAR PUSTAKA
16