Anda di halaman 1dari 37

BUKU

“ NERACA PERDAGANGAN ”
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Internasional
Dosen : Yulia Fithriany Rahmah, S.P., M.E.

Disusun Oleh :

Kelompok 4

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Kami Panjatkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT, karena dengan
Ridho-Nyalah kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini, sholawat
beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda alam yakni
Nabi Muhammad SAW, Kepada keluarga, sahabat, tabiin dan mudah –
mudahan sampai kepada kita selaku umat-Nya.

Buku daras yang berjudul “Neraca Perdagangan” ini kami susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Internasional, dan juga
menambah wawasan dan pengetahuan tentang “Neraca Perdagangan”
khususnya bagi kami, umumnya bagi seluruh pembaca.

Kami ucapkan terimakasih kepada ibu Yulia Fithriany Rahmah, S.P.,


M.E. selaku dosen mata kuliah ekonomi Internasional kelas IV-D program
studi Manajemen S1 Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
yang telah mendidik dan membimbing kami sehingga kami dapat menyus un
buku daras ini dengan sebaik-baiknya.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:

- Kontrakan Home.Inc, yang telah menyediakan tempat bagi kami untuk


mengerjakan buku ini.
- Babon Printing, selaku penyedia jasa percetakan.
- Seluruh mahasiswa kelas IV D Manajemen UIN SGD Bandung, yang
merupakan teman sekaligus keluarga kami.

Dan seluruh pihak lainnya yang turut membantu kami dalam menyus un
buku ini, sehingga kami dapat menyelesaikan buku ini dengan maksima l
dan tepat waktu.

i
Kami menyadari bahwa buku daras ini masih memiliki banyak
kekurangan, mengingat akan kemampuan dan pengetahuan kami yang minim.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan tugas kami di kemudian hari.

Bandung, 24 April 2019

Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................ ................................ ............. i

DAFTAR ISI ................................ ................................ ................... iii

A. LATAR BELAKANG................................ ................................ ........ 1

B. PENGERTRIAN NERACA PERDAGANGAN ................................ .............. 2

C. DAMPAK NERACA PERDAGANGAN SURPLUS................................ .......... 2

D. DAMPAK NERACA PERDAGANGAN DEFISIT ................................ ........... 4

E. JENIS – JENIS NERACA PERDAGANGAN INTERNASIONAL ............................ 5

F. UNSUR-UNSUR NERACA PERDAGANGAN INTERNASIONAL .......................... 5

G. KONSEP DEVISA BAGI NEGARA DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ......... 8

H. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL................................ ............. 10

I. CONTOH NERACA PERDAGANGAN ................................ ................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ .......... 27

iii
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi dan perdagangan merupakan isu yang paling penting saat ini,
faktor penyebabnya menurut sudut pandang ekonomi tidak hanya melibatka n
prospek-prospek pertumbuhan ekonomi yang berarti pula kemakmura n
masyarakat, namun sekaligus melibatkan kepentingan negara dan aktor
lainnya. Kepentingan-kepentingan yang muncul ini kemudian saling bersaing
antara masyarakat dengan perusahaan dan antara negara-negara maju ataupun
negara berkembang. Kita dapat melihat bahwa battle of ground perdagangan
akan melibatkan tiga sisi kekuatan dan kepentingan yang dalam hal saling
bersaing, yakni antara masyarakat dengan perusahaan, negara maju dengan
negara berkembang, dan antara negara maju itu sendiri.
Melihat perkembangan ekonomi internasional sekarang ini, serta semakin
ketatnya persaingan didalam dunia ekonomi di era globalisasi ini, dimana
transaksi-transaksi yang muncul dalam ekonomi internasional menyebabkan
uang mengalir dari suatu negara kenegara lain (arus dana internasional) maka
dari itu suatu negara harus bersaing dengan penduduk negara lain untuk
menciptakan aliran dana masuk ke negaranya lebih tinggi jika dibandingka n
dengan aliran dana keluar dari negaranya.
Neraca perdagangan ialah sebuah istilah untuk menggambarkan perbedaan
selisih antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan yang positif berarti
negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor yg
bisa disebut surplus perdagangan. Perdagangan internasional melibatka n
berbagai transaksi ekonomi antara satu negara dengan negara lain. Transaksi
ekonomi tersebut kemudian dicatat dalam bentuk neraca. Neraca perdagangan
internasional merupakan salah satu komponen penting dalam neraca
pembayaran internasional.

1
B. PENGERTRIAN NERACA PERDAGANGAN
Neraca perdagangan atau neraca ekspor-impor adalah perbedaan antara nilai
ekspor dan impor suatu negara pada periode tertentu, diukur menggunakan mata uang
yang berlaku. Neraca positif artinya terjadi surplus perdagangan jika nilai ekspor lebih
tinggi dari impor, dan sebaliknya untuk neraca negatif. Neraca pedagangan seringkali
dibagi berdasarkan sektor barang dan sektor jasa.

Kebijakan ekonomi di berbagai negara di Eropa pada abad pertengahan


dikelompokkan dalam merkantilisme. Pemahaman awal mengenai
ketidakseimbangan perdagangan muncul dari praktik dan penyelewengan pada
merkantilisme ketika sumber daya alam dari koloni di benua Amerika diekspor untuk
ditukar dengan barang jadi dari Inggris, yang lalu memicu Revolusi Amerika.

Setiap negara akan mempublikasikan laporan neraca perdagangan secara berkala,


biasanya dalam tempo bulanan atau kuartalan. Hasilnya diamati oleh
pemerintah, bank sentral, investor, spekulan, dan para pemain pasar lainnya sebagai
bahan pertimbangan. Selain itu, kondisi surplus atau defisit juga bisa berdampak pada
nilai tukar mata uang.

C. DAMPAK NERACA PERDAGANGAN SURPLUS

Jika nilai total ekspor suatu negara lebih besar dari nilai total impornya, maka
neraca perdagangan dikatakan mengalami surplus. Dalam hal ini artinya negara
tersebut mampu menjual produk-produk yang dihasilkan dengan nilai total lebih
banyak dari nilai total barang dan jasa yang dibelinya dari negara-negara lain.
Pendapatan yang diperoleh dari total ekspor lebih besar dari pengeluaran untuk impor,
sehingga mengalami surplus.

Secara umum, hal ini berarti perekonomian negara tersebut relatif lebih kuat
dibandingkan negara partner dagangnya. Sebagai dampak neraca perdagangan
surplus, nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat terhadap negara
partner dagang.

2
Dalam jangka panjang, nilai tukar akan makin menguat jika negara tersebut
mampu mempertahankan kondisi surplus neraca perdagangannya. Di sisi lain,
penguatan nilai tukar mata uang bisa mengakibatkan harga produk-produk yang
diekspor lebih mahal dari produk-produk yang diimpor, sehingga berimbas pada
penurunan daya saing produk ekspor negara tersebut. Oleh karena itu, guna menjaga
surplus perdagangan, pemerintah perlu mengendalikan kekuatan nilai tukar mata
uangnya agar tak menguat secara berlebihan.

3
D. DAMPAK NERACA PERDAGANGAN DEFISIT

Sebaliknya, jika total pengeluaran suatu negara untuk impor lebih besar dari total
yang diperolehnya dari ekspor, maka artinya negara tersebut membeli lebih banyak
produk-produk dari negara partner dagangnya dibandingkan negara tersebut menjual
produk-produknya ke negara lain. Dalam hal ini neraca perdagangan dikatakan
mengalami defisit.

Secara umum, hal ini berarti perekonomian negara partner dagang relatif lebih
kuat dibandingkan negara tersebut. Sebagai dampak neraca perdagangan defisit, mata
uang negara partner dagang cenderung menguat, sedangkan mata uang negara
tersebut cenderung melemah terhadap mata uang negara partner dagang.

Pelemahan nilai tukar mata uang dalam jangka panjang bisa mengakibatkan harga
produk-produk yang diimpor dari mancanegara menjadi lebih mahal dibanding
produk-produk yang diekspor. Jika kondisi ini dimanfaatkan dengan baik, negara
tersebut semestinya dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor dan
menggenjot ekspor, agar ke depan tak lagi mengalami defisit. Namun, jika impor tetap
tinggi, maka lama-kelamaan bisa menggerogoti kekayaan negara karena harus
membayar lebih banyak kepada pihak lain, sementara pendapatan minim.

Perlu untuk diketahui juga. Negara dengan neraca perdagangan defisit akan
cenderung untuk memperlemah (men-devaluasi) nilai tukar mata uangnya agar bisa
membuat harga produk-produk ekspornya lebih kompetitif. Produk-produk ekspor
yang lebih kompetitif diharapkan akan meningkatkan volume ekspor, dan pada
akhirnya mempersempit defisit neraca perdagangan. Jika nanti neraca perdagangan
kembali surplus, maka dalam jangka panjang, nilai tukar mata uang negara tersebut
dapat kembali menguat.

4
E. JENIS – JENIS NERACA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Secara umum, neraca pembayaran terbagi menjadi tiga jenis, antara lain :

1. Neraca Perdagangan Defisit


Neraca perdagangan defisit adalah neraca perdagangan yang
menunjukkan jumlah transaksi pembayaran luar negeri (disebut
transaksi debet) lebih besar dibandingkan transaksi penerimaan dari
luar negeri (disebut transaksi kredit).
2. Neraca Perdagangan Surplus
Neraca perdagangan surplus adalah neraca pembayaran yang
menunjukkan transaksi debet lebih kecil dibandingkan transaksi kredit.
3. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Seimbang
Neraca perdagangan Seimbang adalah neraca pembayaran yang
menunjukan transaksi debet sama dengan transaksi kredit.

F. UNSUR-UNSUR NERACA PERDAGANGAN INTERNASIONAL


1. Transaksi Barang dan Jasa
Transaksi ini meliputi transaksi ekspor maupun impor barang serta
jasa, disebut pula transaksi sedang berjalan (current account). Dalam
hal ekspor barang meliputi barang-barang yang dapat dilihat secara
fisik contohnya ekspor kayu, minyak dan gas, cengkeh dan sebagainya.
Ekspor jasa meliputi jasa-jasa angkutan, turis, asuransi dan sebagainya,
dalam transaksi jasa ini termasuk pula pendapatan dari investasi modal
di luar negeri. Ekspor barang dan jasa merupakan transaksi kredit sebab
transaksi ini menimbulkan hak untuk menerima pembayaran
(terjadinya aliran dana masuk) (Nophirin, 1991: 166).
Transaksi impor barang meliputi misalnya barang-barang
konsumsi, bahan mentah untuk industri dan kapital, sedang impor jasa
5
meliputi pembelian jasa-jasa dari penduduk negara lain. Termasuk
dalam impor jasa adalah pendapatan bunga, dividen tau keuntunga n
untuk modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.
Impor barang-barang dan jasa merupakan transaksi debet sebab
transaksi ini menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran
kepada penduduk negara lain (terjadinya aliran dana ke luar negeri)
(Nophirin, 1991: 167).

2. Transaksi Modal
Transaksi modal terdiri atas :
a. Transaksi modal jangka pendek, yang meliputi :
1. Kredit untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit)
atau kredit perdagangan yang diberikan kepada penduduk
negara lain (transaksi debet).
2. Deposito bank oleh penduduk domestik di luar negeri
(transaksi debet) atau deposito bank di dalam negeri milik
penduduk negara lain (transaksi kredit).
3. Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek
(transaksi debet) atau penjualan surat berharga dalam negeri
jangka pendek kepada penduduk negara lain (transaksi
kredit).
b. Transaksi modal jangka panjang, yang meliputi :
1. Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet) atau
investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit).
2. Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik
penduduk negara lain (transaksi debet) atau pembelian surat-
surat berharga jangka panjang dalam negeri oleh penduduk
negara lain (transaksi kredit).

6
3. Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk
negara lain (transaksi debet) atau pinjaman jangka panjang
yang diterima dari penduduk negara lain (transaksi kredit)
(Nophirin, 1991: 168).

Jadi dapat kita lihat bahwa setiap transaksi modal yang


menyebabkan kenaikan (penurunan) kekayaan suatu negara di luar
negeri merupakan aliran modal keluar (masuk) atau merupakan
transaksi debet (kredit). Setiap transaksi modal yang menyebabkan
kenaikan (penurunan) kekayaan asing di dalam negeri merupakan
aliran modal masuk (keluar) atau merupakan transaksi debet (kredit).
3. Transaksi Satu Arah (Unilateral Transfer)
Transaksi satu arah adalah transaksi yang tidak menimbulka n
kewajiban untuk melakukan pembayaran, misalnya hadiah (gifts) dan
bantuan (aid) (Nophirin, 1991: 169). Jika suatu negara memberika n
sebuah hadiah ataupun bantuan kepada negara lain, maka hal tersebut
adalah transaksi debet. Kemudian jika suatu negara menerima sebuah
hadiah atau bantuan dari negara lain merupakan transaksi kredit.

4. Selisih Perhitungan (error and ommission)


Rekening ini ialah rekening penyeimbang apabila nilai- nila i
transaksi kredit tidak persis sama dengan nilai-nilai transaksi debet
(Nophirin, 1991: 169). Adanya rekening selisih perhitungan ini dapat
kita ketahui bahwa jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dari suatu
neraca pembayaran internasional akan selalu sama (balance).

7
5. Lalu Lintas Moneter
Transaksi lalu lintas moneter sering disebut “accomodating”
dikarenakan transaksi ini timbul sebagai akibat dari adanya transaksi
lain. Transaksi lain tersebut sering disebut “autonomous” sebab
transaksi lain tersebut timbul dengan sendirinya, tanpa dipengar uhi
oleh transaksi lain. Transaksi yang termasuk dalam transaksi
autonomous adalah transaksi-transaksi yang sedang berjalan, transaksi
kapital serta transaksi satu arah. Perbedaan antara transaksi
autonomous debet dengan kredit diseimbangkan dengan transaksi lalu
lintas moneter. Transaksi ini timbul diakibatkan oleh
ketidakseimbangan antara transaksi autonomous debet dan kredit
(Nophirin, 1991: 169).

G. KONSEP DEVISA BAGI NEGARA DALAM PERDAGANGAN


INTERNASIONAL

Perdagangan internasional yang kegiatan umumnya yaitu ekspor-impor


dilakukan dengan menggunakan mata uang asing (biasanyan dalam bentuk US$ dan
Euro). Ekspor menghasilkan pemasukan devisa dalam bentuk valuta asing yang
selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai impor, sedangkan impor
mengeluarkan devisa.

Devisa sangat penting bagi suatu negara untuk kegiatan impor barang/jasa,
selanjutnya barang/jasa yang diimpor tersebut akan digunakan untuk membiayai
pembangunan. Karena itu, sektor ekspor harus selalul ditingkatkan. Persediaan devisa
negara akan terkuras untuk membiayai impor bila tanpa diimbangi dengan adanya
ekspor.

8
Devisa (foreign exchange) adalah alat pembayaran yang diakui secara
internasional. Devisa dapat berupa :

1. Valas (mata uang asing)


2. Emas (dalam bentuk batangan dengan kadar 24 karat)
3. Bill of exchange atau wesel, yaitu surat perintah dari nasabah kepada banknya
untuk meakukan pembayaran sejumlah uang tertentu.
4. Traveller Cheque, yaitu cek khusus untuk digunakan dalam perjalanan
biasanya untuk turis dan dapat dicairkan pada bank-bank yang ditunjuk di
negara yang dituju.

Suatu negara dapat memperoleh devisa dari kegiatan perdagangan internasional, yaitu
dengan cara mengekspor barang/jasa ke luar negeri, bea masuk barang-barang impor,
dan transfer penghasilan.

Fungsi devisa bagi suatu negara yaitu :

Devisa dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, membiayai impor, dan


menyeimbangkan neraca pembayaran agar tidak mengalami defisit sehingga
perekonomian di dalam negeri stabil. Total valuta asing yang dimiliki oleh pemerintah
dan swasta dari suatu negara disebut sebagai cadangan devisa. Cadangan devisa dapat
diketahui dari posisi balance of payment (BOP) atau neraca pembayaran
internasionalnya.

Cadangan devisa suatu negara biasanya dikelompokan atas cadangan devisa


resmi dan cadangan devisa nasional.

1. Cadangan devisa resmi, yaitu cadangan devisa yang dimiliki oleh negara
(pemerintah). Cadangan devisa ini dikelola, dikuasai, diurus, dan
ditatausahakan oleh Bank sentral.
2. Cadangan devisa nasional, yaitu seluruh devisa yang dimiliki oleh
perorangan, badan atau lembaga, terutama perbankan yang secara moneter
merupakan kekayaan nasional (termasuk bank umum nasional)

9
H. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Sejak era revolusi industri yang berlangsung pada abad ke -18 di Inggris serta
disusul kawasan lain di Eropa, pemikiran ekonomi mengalami perkembangan besar-
besaran. Muncul berbagai konsep ekonomi yang banyak dimotori oleh Adam Smith.
Salah satu aspek penting dalam konsep ekonomi yang digawangi Adam Smith adalah
perdagangan internasional.

Apa yang menjadi pemikiran Adam Smith inilah yang banyak mendorong
pergerakan perdagangan internasional di seluruh dunia. Pemikirannya menjadi
sejarah awal dari teori perdagangan internasional paling populer sepanjang masa. Itu
sebabnya, Adam Smith sering disebut sebagai Bapak Ekonomi.

Teori perdagangan internasional yang dipelopori Adam Smith ini memiliki


dampak yang cukup besar terhadap dunia, yakni mengubah dunia menuju globalisasi
secara cepat dan masif. Selanjutnya, teori perdagangan internasional lain pun
bermunculan untuk menyempurnakan pemikiran Adam Smith.

Adapun beberapa dampak teori perdagangan internasional, meliputi :

1. dapat mempercepat terjadinya globalisasi karena adanya pertukaran yang


berlangsung secara internasional dan intens.
2. Mengubah pola pikir negara yang awalnya “enggan memperdagangkan
keunggulan absolutnya”, menjadi “mengutamakan keunggulan absolut”
sebagai komoditas perdagangan. Ini terjadi berkat pemikiran “law of
comparative cost-Ricardo” .
3. Meningkatkan kerjasama ekonomi internasional

Dalam perkembangannya, terdapat tiga teori perdagangan internasional yang utama


dan banyak diulas. Ketiga teori utama tersebut adalah :

1. Teori Keunggulan Absolut

Teori keunggulan absolut dicetuskan oleh Adam Smith bersamaan dengan


ramainya revolusi industri di Inggris abad ke-18. Dasar pemikiran teori ini
adalah suatu negara akan bertambah kaya ketika memiliki peningkatan
10
keterampilan dan efisiensi dalam hal keterlibatan para tenaga kerja dalam proses
produksi.

Negara dikatakan memiliki keuntungan mutlak dalam produksi jenis barang


tertentu apabila negara tersebut mampu memproduksi barang dengan biaya lebih
rendah dibanding ketika barang tersebut diproduksi di negara lain. Karenanya,
negara tersebut akan melakukan ekspor jika negara tersebut dapat membuatnya
lebih murah dibandingkan negara lain.

Negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara


tersebut melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi tertentu
dibandingkan dengan negara lain. Terdapat beberapa asumsi teori keunggulan
absolut atau yang biasa disebut juga sebagai teori keunggulan mutlak ini, yakni:

1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja


2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama
3. Pertukaran dilakukan secara barter tanpa menggunakan uang
4. Biaya transportasi ditiadakan

Perlu dipahami bahwa dalam teori keunggulan absolut, besaran/variabel


yang diutamakan adalah variabel riil dan bukannya moneter. Ini membuat teori
ini juga dikenal dengan sebutan teori murni (pure theory) perdagangan
internasional.

Dalam artian, teori ini disebut murni karena hanya memusatkan perhatian
pada variabel riil saja, seperti nilai suatu barang yang diukur dengan banyaknya
tenaga kerja yang digunakan dalam menghasilkan suatu barang. Semakin banyak
tenaga kerja yang digunakan, artinya nilai barang tersebut akan semakin tinggi
(Labor Theory of value).

Jadi, dalam teori Absolute Advantage ini juga memanfaatkan teori nilai
tenaga kerja yang bersifat sangat sederhana. Dalam teori ini, anggapan utamanya
adalah tenaga kerja pada dasarnya memiliki sifat homogen serta merupakan satu-
satunya faktor produksi.

11
Padahal, dalam kenyataannya, tenaga kerja tidaklah bersifat homogen.
Selain itu, faktor produksi juga tidak hanya satu saja serta mobilitas tenaga kerja
pun tidak bebas. Sekalipun demikian, teori nilai tenaga kerja tetap digunakan
karena teori ini memungkinkan kita menjelaskan tentang prinsip spesialisasi dan
keuntungan dari pertukaran secara sederhana.

Terdapat beberapa ide dalam teori keunggulan mutlak atau absolut


advantage yang dikemukakan Adam Smith, meliputi :

1. Adanya Division of Labour atau pembagian kerja yang terjadi secara


internasional dalam menghasilkan sejenis barang
2. Adanya spesialisasi internasional dan efisiensi produksi

Teori Keunggulan Absolut ini pernah diterima secara luas di seluruh dunia.
Namun, bukan berarti teori ini tidak memiliki kelemahan. Masngudi (2006)
menjelaskan bahwa dalam teori keunggulan absolut Adam Smith, terdapat
beberapa kelemahan-kelemahan, meliputi :

1) Tidak mampu menjelaskan tentang bagaimana mekanisme yang dapat


diterapkan dunia untuk memperoleh keuntungan dan output serta
bagaimana hal tersebut dibagikan di antara para penduduk masing –
masing negara.
2) Tidak dapat menjelaskan tentang bagaimana apabila suatu negara telah
mengadakan spesialisasi, sementara negara lain masih memproduksikan
kedua produk.
3) Faktanya, labor productivity berbeda-beda.
4) Tidak dapat menjelaskan jika ada negara-negara yang sama sekali tidak
memiliki keunggulan absolut.

2. Teori Keunggulan Komparatif

Teori keunggulan komparatif dicetuskan oleh David Ricardo dengan asumsi


utama bahwa perdagangan internasional dapat terjadi walaupun suatu negara
tidak memiliki keunggulan absolut. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa
12
perdagangan internasional dapat saling menguntungkan ketika salah satu negara
tidak memiliki keunggulan absolut, dengan jalan hanya memiliki keunggulan
komparatif saja pada harga untuk komoditi yang relatif berbeda.

Keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo dalam


bukunya Principles of Political Economy and Taxation (1817). Pemikiran
Ricardo berangkat dari analisanya terhadap kelemahan teori keunggulan absolut
yang menjelaskan bahwa perdagangan internasional akan terjadi dan
menguntungkan ketika setiap negara yang terlibat dalam perdagangan
internasional mempunyai keunggulan absolut yang berbeda-beda.

Menurut Ricardo, kelemahan pola pikir keunggulan absolut karena ketika


hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut untuk barang tertentu yang
dihasilkan, maka tidak akan terjadi perdagangan internasional yang
menguntungkan. Karenanya, kelemahan ini lalu disempurnakan oleh David
Ricardo lewat teori keunggulan komparatif.

Dalam teori keunggulan komparatif atau comparative advantage David


Ricardo, negara yang mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi
semua barang itu harus mengekspor barang yang mempunyai keunggulan
komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan
komparatif rendah.

Dalam teori ini, asumsi utamanya adalah keunggulan komparatif dapat


tercapai ketika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa dalam jumlah
lebih banyak, tapi dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.
Negara dengan kemampuan produksi yang lebih efisien inilah yang disebut
memiliki keunggulan komparatif.

3. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)

Teori Heckscher-Ohlin atau yang biasa disebut sebagai Teori H-O dicetuskan
oleh Eli Heckscher dan muridnya Bertil Olin. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa

13
pola perdagangan negara-negara cenderung mengekspor barang-barang dengan
faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.

Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan produktivitas yang terjadi akibat
perbedaan proporsi faktor tenaga kerja, modal, dan tanah yang dimiliki oleh
suatu negara. Karenanya, teori ini juga disebut sebagai “The Proportional Factor
Theory”.

Teori ini berasumsi bahwa negara dengan faktor produksi yang relatif tinggi dan
murah dalam biaya produksi akan melakukan spesialisasi produksi untuk target
ekspor. Sebaliknya, bagi negara dengan faktor produksi yang relatif langka dan
mahal dalam biaya produksi, ia akan melakukan impor.

Dari sinilah, maka dapat dijelaskan bagaimana pola perdagangan internasional


berlangsung, yakni negara-negara yang cenderung mengekspor barang-barang
dengan menggunakan faktor produksi relatif melimpah secara intensif.

Terdapat banyak faktor yang mendorong negara melakukan perdagangan


internasional, menurut teori ini, meliputi :

1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa di dalam negeri


2. Keinginan untuk mendapatkan keuntungan serta meningkatkan
pendapatan negara
3. Adanya perbedaan kemampuan dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi yang dimiliki
4. Adanya kelebihan produksi di dalam negeri sehingga membutuhkan
pasar baru untuk menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan kondisi seperti dalam hal sumber daya alam, iklim,
tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk sehingga menyebabkan
adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap barang tertentu.
7. Adanya keinginan untuk membuka kerja sama, hubungan politik dan
dukungan dari negara lain.
14
8. Adanya globalisasi yang membuat tidak satu negara pun di dunia dapat
hidup sendiri.

I. CONTOH NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN


- Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu catatan sistematik dari transaksi ekonomi
seperti transaksi perdagangan, keuangan, dan moneter yang dilakukan oleh satu
negara dengan negara lain dalam suatu periode atau tahun tertentu.[1] Neraca
pembayaran terdiri dari dua bagian, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.

a. neraca berjalan (current account)

Neraca berjalan adalah neraca yang mencatat transaksi ekspor-impor barang


(neraca perdagangan), ekspor-impor jasa (neraca jasa), dan pendapatan atau pun
sumbangan yang diperoleh Negara.

b. neraca modal (capital account)

Neraca modal terdiri dari aliran modal resmi dan investasi langsung dari luar
negeri. Aliran modal resmi adalah transaksi ataupun pinjaman yang dilakukan oleh
badan pemerintah negara lain sedangkan investasi langsung adalah penanaman modal
langsung yang dilakukan oleh swasta dari luar negeri (foreign direct investmen).
Berikut adalah contoh neraca pembayaran Indonesia:

15
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2011-2012 (dalam juta US$)

KETERANGAN:

Transaksi berjalan

Pada transaksi berjalan terdapat dua data yaitu data ekspor-impor barang dan
ekspor-impor jasa. Pada ekspor-impor barang dibedakan atas dua jenis, yaitu ekspor-
impor migas dan non-migas. Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus pada
tahun 2011 yaitu sebesar US$ 34,7 milyar, namun turun pada tahun 2012
16
menjadi US$ 8,4 milyar. Ekspor-impor jasa Indonesia mengalami defisit, yaitu pada
tahun 2011 -US$ 10,6 milyar dan pada tahun 2012 sebesar -US$10,7 milyar. Neraca
berjalan Indonesia masih mengalami surplus pada tahun 2011, yaitu US$ 24,1 milyar,
namun mengalami defisit menjadi -US$ 2,3 milyar pada 2012.

Transaksi modal

Transaksi modal dibedakan menjadi dua yaitu aliran modal dari pemerintah
dan dari swasta. Modal pemerintah pada tahun 2011 sebesar US$ 33 milyar meningkat
menjadi US$37 milyar, sedangkan aliran modal bagi swasta juga mengalami sedikit
peningkatan pada 2012 yaitu US$ 21,1 milyar. Dengan demikian neraca modal
Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi US$ 58,1 milyar.

Selisih perhitungan

Selisih perhitungan menunjukkan aliran modal yang tidak tercatat. Pada tahun 2011
aliran modal tidak tercatat defisit sebesar -US$ 3,3 milyar dan begitu pula pada tahun
2012 sebesar -US$ 5,6 milyar.

Neraca Keseluruhan

Neraca keseluruhan merupakan neraca yang menunjukkan nilai traksaksi berjalan,


transaksi modal, dan selisih perhitungan. Neraca keseluruhan Indonesia pada tahun
2011 surplus sebesar US$ 71,1 milyar, namun mengalami penurunan pada tahun 2012
menjadi US$ 50,1 milyar meskipun tetap mengalami surplus. Penurunan ini
disebabkan pada tahun 2012 ekspor Indonesia menurun sedangkan impor Indonesia
meningkat. Ini artinya barang impor yang masuk ke Indonesia semakin meningkat
namun tidak diimbangi dengan eskpor Indonesia. Selain itu eskpor-impor jasa
Indonesia juga mengalami defisit dari tahun 2011-2012 dan pada transaski modal
tidak terjadi peningkatan yang signifikan. Untuk itu Indonesia harus lebih
meningkatkan ekspor ke luar negeri. Pemerintah juga harus mengurangi pinjaman luar
negeri dan meningkatkan investasi asing dan swasta agar masuk ke Indonesia untuk
meningkatkan transaksi modal.

17
Neraca perdagangan adalah suatu catatan sistematik tentang nilai ekspor dan
impor yang dilakukan oleh suatu negara dalam suatu periode tertentu.[4] Neraca
perdagangan secara sederhana merupakan selisih nilai antara ekspor dan impor. Jika
impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan.
Jika ekspor lebih tinggi dari impor yang terjadi adalah surplus neraca perdagangan.
Jika nilai ekspor dan impor sama maka neraca perdagangan tersebut
balance/seimbang.

18
Analisis :

Pada tahun 1987, Indonesia mengalami Surplus neraca sebesar $7500. Pada
tahun yang sama, Malaysia dengan neraca perdagangannya mengalami defisit
sebesar $1500. 3 tahun selanjutnya, selisih perhitungan Indonesia bergerak ke
kisaran $123. Sedangkan Malaysia mengalami defisit sampai tahun selanjutnya.

19
20
Analisis :

Di lihat dari neraca perdagangan internasional Indonesia - Peru pada tahun


2004 - 2009 yaitu pada tahun 2004 dan 2005 Indonesia mengalami devisit. Tetapi
pada tahun 2006-2009 Indonesia mendapatkan surplus, yaitu pada tahun 2006 US$
3,244 juta, tahun 2007 US$ 14,173 juta, tahun 2008 US$ 13,670, dan tahun 2009
US$ 14,699 juta. Ekspor Indonesia ke Peru antara lain radio tape, asam sulfur,
printer, karet alam, gelas, computer, kamera video, produk tekstil, pakaian, kertas,
kendaraan bermotor (rakitan di Indonesia), suku cadang kendaraan bermotor, ban,
alas kaki, dinner ware, kulkas. Sedangkan komoditi impor Indonesia dari Peru
antara lain tepung ikan dan fish oil, anggur segar, copper sulfate, produk perunggu,
kabel akrilik, kapas, wool (alpaca dan llama)

21
Berikut adalah contoh neraca perdagangan Indonesia:

1. NERACA PERDAGANGAN INDONESIA TAHUN 2011-2012

(dalam milyar US$)

KETERANGAN:

a. Ekspor

Ekspor adalah aktivitas penjualan barang ke luar negeri yang dilakukan Indonesia.
Ekspor Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu sektor migas dan non migas. Nilai
ekspor Indonesia pada 2011 tercatat sebesar US$ 203,4 milyar dan pada 2012 turun
menjadi US$ 190 milyar. Penurunan nilai ekspor ini terjadi pada kedua sektor. Pada
sektor migas pada 2011 tercatat ekspor sebesar US$ 41,4 milyar dan menurun pada
2012 menjadi US$ 36,9 milyar. Pada sektor non-migas ekspor pada tahun 2011

22
tercatat sebesar US$ 162 milyar dan menurun pada tahun 2012 sebesar US$ 153
milyar.

b. Impor

Impor merupakan aktivitas pembelian barang yang dilakukan Indonesia dari luar
negeri. Impor Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu impor migas dan non-migas.
Impor Indonesia terlihat mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 impor Indonesia
adalah US$ 177,4 milyar dan naik menjadi US$ 191,7 milyar pada 2012. Kenaikan
ini disebabkan oleh meningkatnya impor dari sektor migas dan non migas. Pada
tahun 2011 impor migas tercatat sebesar US$ 40,7 milyar dan naik menjadi US$
42,6 milyar pada 2012. Sedangkan impor non migas pada 2011 tercatat sebesar US$
136,7 milyar dan naik menjadi US$ 149,1 milyar.

c. Jumlah

Pada bagian ini tercatat jumlah keseluruhan dari ekspor dan impor yang dilakukan
oleh Indonesia. Total ekspor-impor Indonesia pada tahun 2011 adalah sebesar US$
380,9 milyar sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi US$ 381,7. Total
ekspor-impor migas Indonesia sebenarnya mengalami penurunan, yaitu US$ 82,1
milyar pada tahun 2011 menjadi US$ 79,5 milyar pada 2012. Sedangkan total
ekspor-impor Indonesia pada sektor non migas justru mengalami peningkatan, yaitu
US$ 298,8 milyar dan meningkat menjadi US$ 302,1 milyar.

d. Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan merupakan neraca yang menunjukkan selisih nilai antara


ekspor dengan impor. Pada tahun 2011 Indonesia mengalami surplus sebesar US$
26 milyar, namun defisit pada tahun 2012 sebesar -US$ 1,7 milyar. Penurunan ini
dipengaruhi oleh penurunan nilai ekspor migas dan non migas Indonesia. Pada
tahun 2011 neraca perdagangan Indonesia pada sektor migas menunjukkan nilai
US$ 775,5 milyar sedangkan pada 2012 neraca perdagangan sektor migas defisit
sebesar -US$ 5,6 milyar. Sementara itu pada sektor non migas juga mengalami

23
penurunan. Pada tahun 2011 neraca perdagangan sektor non migas Indonesia adalah
US$ 22,2 milyar sedangkan pada 2012 turun drastis menjadi US$ 3,9 milyar.

Dari neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2011-2012 terlihat sangat jelas
bahwa Indonesia mengalami penurunan ekspor sementara nilai impor semakin
meningkat. Perbedaan angka pada neraca perdagangan antara tahun 2011 dengan
2012 menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Untuk itu pemerintah
Indonesia harus segera mengupayakan agar ekspor Indonesia dapat meningkat dan
mengurangi barang impor yang masuk ke Indonesia agar neraca perdagangan
tersebut tidak lagi defisit.

2. Februari 2015, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 738 Juta


Dollar AS

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Februari
2015 mengantongi surplus sebesar 738,3 juta dollar Amerika Serikat (AS), di mana
kinerja ekspor sebesar 12,29 miliar dollar AS sementara impor sebesar 11,55 miliar
dollar AS.

“Neraca perdagangan Februari mengalami surplus sebesar 738,3 juta dollar AS,
yang dipicu oleh surplus neraca migas sebesar 170 juta dollar AS dan surplus
neraca non-migas sebesar 570 juta dollar AS,” kata Kepala BPS, Suryamin, dalam
jumpa pers di Jakarta, Senin (16/3).

Suryamin mengatakan kinerja ekspor pada Februari 2015 mencapai 12,29 miliar
dollar AS sementara kinerja impor sebesaar 11.55 miliar dollar AS, sehingga
neraca perdagangan mampu mengantongi surplus. “Secara kumulatif, pada periode
Januar-Februari 2015, neraca perdagangan mengantongi surplus sebesar 1,48
miliar dollar AS,” kata Suryamin.

Surplus neraca perdagangan secara kumulatif tersebut, dengan kinerja ekspor


periode Januari-Februari 2015 sebesar 25,64 miliar dollar AS, sementara impor
sebesar 24,16 miliar dollar AS. Jika dilihat dari kinerja ekspor sendiri,

24
pada Februari 2015 mengalami penurunan sebesar 7,99 persen jika dibandingkan
dengan ekspor Januari lalu yang tercatat sebesar 13,35 miliar dollar AS.

Secara kumulatif, ekspor Indonesia pada Januari-Februari 2015 mengalami


penurunan sebesar 11,89 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada
tahun sebelumnya, dimana pada periode tersebut tercatat ekspor sebesar 29,10
miliar dollar AS. Sementara dari sisi impor, pada Februari 2015 juga mengalami
penurunan sebesar 8,42 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar
12,61 miliar dollar AS.

Secara kumulatif, impor pada periode Januari-Februari 2015 tercatat mengalami


penurunan sebesar 15,83 persen, dimana pada periode yang sama pada tahun
sebelumnya tercatat impor sebesar 28,70 miliar dollar AS.

Kinerja Ekspor

Dalam Berita Resmi Statistik Senin (16/3), Badan Pusat Statistik (BPS)
menyebutkan, bahwa nilai ekspor Indonesia Februari 2015 mencapai 12,29 miliar
dollar AS atau mengalami penurunan sebesar 7,99 persen dibanding ekspor Januari
2015. Sedang bila dibanding Februari 2014 mengalami penurunan 16,02 persen.

Penurunan ekspor Februari 2015 ini disebabkan oleh menurunnya ekspor


nonmigas sebesar 7,83 persen dari 11.2790 juta dollar AS menjadi 10.395 juta
dollar AS. Selai itu juga akibat menurunnya ekspor migas 8,82 persen dari 2.077
juta dolar AS menjadi 1.894 juta dollar AS. “Nilai ekspor pada Februari 2015
mencapai 12,29 miliar dollar AS, atau mengalami penurunan sebesar 7,99 persen
jika dibandingkan Januari lalu,” kata Kepala BPS, Suryamin.

Suryamin mengatakan, penurunan ekspor tersebut juga terjadi jika dibandingkan


dengan periode yang sama pada tahun 2014 lalu sebesar 16,02 persen, dimana pada
Februari 2014 lalu, kinerja ekspor mencapai 14,63 miliar dolar AS. Ekspor non-
migas pada Februari 2015 mencapai 10,40 miliar dollar AS, atau mengalami

25
penurunan sebesar 7,83 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 11,27 miliar dolar AS.

Penurunan terbesar ekspor non-migas Februari jika dibandingkan Januari 2015,


terjadi pada perhiasan permata menjadi sebesar 230,1 juta dollar AS atau
mengalami pencurunan 29,94 persen. Sementara untuk peningkatan terbesar
terjadi pada besi baja sebesar 41,7 juta dollar AS atau mengalami kenaikan sebesar
56,13 persen.

Ekspor non-migas ke Amerika Serikat Februari 2015 mencapai angka terbesar


yaitu 1,19 miliar dollar AS, disusul Jepang sebesar 1,13 miliar dollar AS dan India
957,4 juta dollar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 31,53 persen.
Sementara ekspor ke Uni Eropa dengan 27 negara sebesar 1,24 miliar dollar AS.

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Februari 2015 mencapai 25,64


miliar dollar AS atau menurun 11,89 persen dibanding periode yang sama tahun
2014, demikian juga ekspor non-migas mencapai 21,67 miliar dolar AS
atau menurun 9,22 persen.

Menurut sektor, ekspor non-migas hasil industri pengolahan periode Januari-


Februari 2015 turun sebesar 8,60 persen dibanding periode yang sama tahun 2014,
dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 14,83 persen, sementara ekspor hasil
pertanian naik sebesar 2,37 persen.

Berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada periode Januari-
Februari 2015 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 4,16 miliar dollar AS atau 16,21
persen, diikuti Kalimantan Timur sebesar 3,50 miliar dollar AS atau 13,65 persen
dan Jawa Timur sebesar 3,23 miliar dollar AS atau 12,61 persen.

Kendati kinerja ekspor Februari 2015 mengalami penurunan, neraca perdagangan


Indonesia mampu mengantongi surplus sebesar 738,3 juta dolar Amerika Serikat,
dengan kinerja ekspor sebesar 12,29 miliar dolar AS sementara impor sebesar
11,55 miliar dolar AS. (WID/Humas BPS/ES)

26
DAFTAR PUSTAKA

REFERENSI BUKU

Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu

Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga.

Kemp, Murray, C. 1964. The Pure Theory of International Trade.


Prentice-Hall, EnglewoodCliffs, N.J.

Reed, Michael R, Ratya Anindita. 2008. Bisnis dan Perdagangan


Internasional. Yogyakarta: Andi Offset.

Sukirno, sadono, 2005, Makro Eonomi : Teori Pengantar, Edisi ke-


3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

REFERENSI WEBSITE

Agnestiananda. 2017. Makalah Neraca Pembayaran dan Perdagangan.


https://www.academia.edu/34730478/MAKALAH_NERACA_PEMBAYARAN_DAN
_PERDAGANGAN.docx. Diakses tanggal 22 April 2019.

Andro, Dania. 2015. Neraca Perdagangan, Neraca Pembayaran, Kurs Valuta Asing
dan Kegiatan Perekonomian Terbuka.
http://deniaandro.blogspot.com/2015/05/makalah-neraca-perdagangan-
neraca.html. Diakses tanggal 22 April 2019.

27
Martin. 2013. Dampak Neraca Perdagangan Pada Nilai Mata Uang.
https://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=146738&title=dampa
k_neraca_perdagangan_pada_nilai_mata_uang. Diakses tanggal 22 April 2019.

Mumutaro. 2013. NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


INDONESIA. https://thestudentdying.blogspot.com/2013/06/neraca-
pembayaran-dan-perdagangan.html. Diakses tanggal 22 April 2019.

Wikipedia. 2019. Neraca Perdagangan.


https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_perdagangan. Diakses tanggal 22 April
2019.

28
29
Nama : Muhammad Addar Quthni

NIM : 1178020150

Nama : Nadila Sholehah

NIM : 1178020168

Nama : Mayang Nuraini

NIM : 1178020135

30
Nama : Muhammad Amir Mahfuzh

NIM : 1178020152

Nama : Muhammad Albyan

NIM : 1178020146

Nama : Nawaz Zoel Akbar

NIM : 1178020173

31

Anda mungkin juga menyukai