Diajukan Sebagai
Usulan Proposal Tugas Akhir Program S-1
Teknik Arsitektur
Disusun oleh :
AGIL RIVALDY
F221 13 115
Dibimbing oleh :
Luthfiah, S T, M. Sc.
Oleh :
AGIL RIVALDY
Stb. F221 13 115
Palu, 2019
Menyetujui,
Pembimbing
Luthfiah, S T, M. Sc.
NIP. 19670407 199702 1 001
Palu, 2019
Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Arsitektur
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal SIRKUIT BALAP
MOTOR PARIGI MOUTONG, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.
Penulis menyadari tanpa arahan dari Dosen pembimbing serta masukan-
masukan dari berbagai pihak, Penulis tidak mungkin bisa menyelesaikan proposal
SIRKUIT BALAP MOTOR PARIGI MOUTONG. Untuk itu penulis berterima kasih
kepada Dr. Ir. Fuad Zubaidi, S.T., M.Sc. dan Luthfiah, S T, M. Sc. Selaku dosen
pembimbing, Penulis hanya bisa menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat, sehingga bisa menyelesaikan Proposal dengan judul
SIrkuit Balap Motor Parigi Moutong.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
Palu, 2019
Penyusun
Agil Rivaldy
F 221 13 115
i
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN................................................................................................... I
DAFTAR ISI....................................................................................................... II
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................. 9
ii
iii
BAB III ........................................................................................................... 26
BAB IV ........................................................................................................... 31
iv
BAB V ............................................................................................................ 72
PENUTUP ....................................................................................................... 72
5.2. SARAN................................................................................................. 73
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
GAMBAR 4. 18 : HUBUNGAN ANTARA RUANG .................................................................. 63
GAMBAR 4. 19 : IDE DESAIN SIRKUIT BALAP ..................................................................... 63
GAMBAR 4. 20 : IDE DESAIN BENTUK BANGUNAN ............................................................. 64
GAMBAR 4. 21 : IDE DESAIN BUKAAN ............................................................................. 65
GAMBAR 4. 22 : STRUKTUR RANGKA BAJA ....................................................................... 66
GAMBAR 4. 23 : SKEMA JARINGAN AIR BERSIH ................................................................. 67
GAMBAR 4. 24 : SKEMA JARINGAN AIR KOTOR ................................................................. 67
GAMBAR 4. 25 : SKEMA SYSTEM JARINGAN LISTRIK ........................................................... 68
GAMBAR 4. 26 : SKEMA SYSTEM PENGHAWAAN............................................................... 69
GAMBAR 4. 27 : SKEMA SYSTEM PEMADAM KEBAKARAN .................................................... 69
GAMBAR 4. 28 : SKEMA SYSTEM PENANGKAL PETIR .......................................................... 70
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dunia kancah balap internasional, dan dengan ini dibuktikan bahwa pembalap
berbakat Indonesia memiliki kesempatan untuk mengukir prestasi mereka di
dunia balap.
Di dalam perindustrian otomotif olahraga balap sangat menjanjikan, sebab
dalam peminat dunia balap menonton secara langsung di sirkuit memilki
kebanggan tersendiri, seperti negara tetangga Malaysia mereka membangun
dunia balap ini dengan sangat serius terbukti mereka sekarang telah membangun
kembali sirkuit bertaraf Internasional setelah mereka memiliki Sepang
International Circuit, "Dalam beberapa waktu ke depan, paling tidak dua atau tiga
tahun lagi, kami akan mulai fokus pada penyelenggaraan balap di luar Eropa.
Alasannya jelas, yaitu krisis ekonomi yang berkepanjangan di Eropa.
Sekarang Dorna Sports bekerja keras untuk menyelenggarakan MotoGP di
Brazil dan Amerika Selatan. Kemudian ada juga India lalu ke Indonesia. Dalam hal
ini terbukti Asia tenggara memiliki potensi yang besar dalam dunia otomotif,
dengan adanya sirkuit berkelas International di Indonesia ini bisa menjadi bisnis
menarik, dengan ini kita bisa memajukan dari segi dunia olahraga, perekonomian,
maupun pariwisata di Indonesia. (Bhirawan, 2014)
Parigi Moutong menjadi salah satu kabupaten yang sering melaksanakan event
motor balap setiap tahunnya, dari segi balapan di Indonesia pembalap yang
berasal dari Sulawesi tengah sering mendapatkan juara pada ajang kejuaraan
nasional (Kejurnas). Dengan melihat potensi serta permasalahan khusunya pada
Sirkuit Balap Motor di Parigi Moutong perlu adanya sarana dan prasarana
terhadap sirkuit balap motor permanen yang berstandar nasional.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan merancang “Sirkuit Balap
Motor Parigi Moutong” dengan mengikuti Standar Nasional Indonesia dengan
penerapan konseptual terhadap bangunan penunjang sebagai bentuk – bentuk
arsitektur dan fungsional.
Selain itu, Sirkuit balap tersebut dapat berfungsi lain sebagai sekolah balap
bagi para pembalap dan calon pembalap yang memilik bakat maupun minat dalam
2
olahraga balap motor parigi moutong. Dengan menyediakan fasilitas dalam
bentuk sirkuit balap motor permanen diharapkan dapat meningkatkan citra
kabupaten parigi moutong
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan aspek yang ada, dapat dirangkaikan
permasalahan yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
“Bagaimana desain Sirkuit Balap Motor di Parigi Moutong yang sesuai
standar dengan penerapan konsep arsitektural ? .”
1.3 Tujuan dan Sasaran penelitian
Tujuan penelitian
Mendapatkan landasan konseptual desain “Sirkuit Balap Motor Parigi
Moutong” yang didasarkan pada Standar Sirkuit”.
Sasaran penelitian
Terwujudnya suatu langkah-langkah pokok (proses dasar) dalam perencanaan
dan perancangan sirkuit berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan
“Sirkuit Balap Motor di Parigi Moutong”.
Dalam mencapai suatu perencanaan dan perancangan maka sasaran yang
akan di capai dalam penelitian ini meliputi :
3
1.5 Ruang lingkup pembahasaan
Ruang Lingkup Substansial
Perancangan Sirkuit Balap ini termasuk dalam kategori kawasan yang
berfungsi sebagai wadah penyelenggaraan event balap nasional beserta dengan
perancangan tapak/ lanskapnya. Sirkuit Balap Parigi Moutong ini dititik beratkan
pada perencanaan sebuah kawasan yang mampu mendukung kegiatan pembalap
dan pengunjung, baik balapan maupun tempat untuk berkumpulnya komunitas
pecinta otomotif di Kabupaten Parigi Moutong umumnya.
Ruang Lingkup Spasial
Secara administratif perencanaan dan perancangan Sirkuit Balap ini
direncanakan berada di Kabupaten Parigi Moutong khususnya pada wilayah yang
mudah diakses dari segala arah oleh masyarakat Parigi Moutong maupun
pengunjung dari luar Kabupaten parigi moutong.
1.6 Data Awal
Keadaan Geografis Kabupaten Parigi Moutong
Kabupaten Parigi Moutong mempunyai wilayah seluas 6.231,85 kilometer
persegi, terletak di antara 2°22´ Lintang Utara dan 3°48´ Lintang Selatan serta
119°22´ sampai 124°22´ Bujur Timur, dan terbagi dalam 20 kecamatan yang
ditunjukkan pada gambar.
4
berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Propinsi Sulawesi Selatan. Sebelah barat
berbatasan dengan Kota Palu dan Kabupaten Donggala serta sebelah timur
berbatasan dengan Teluk Tomini.
Motoprix (region)
I II III IV V VI
25 feb Sulsel
25 maret Kaltara
01 april Jateng
08 april NTB
22 april Sultra
06 mei SULTENG
Motoprix (region)
I II III IV V
16 januari Sumut
14 juli Jabar
5
21 juli Riau Malut
11 agustus Kaltara
8 sept Kalbar
15 sept Sumsel
Kondisi kawasan
Parigi Moutong termasuk kabupaten yang rutin mengadakan lomba balap
motor yang terhitung hampir setiap tahunya event tersebut di adakan 2 sampai 3
kali dalam setahun, sirkuitnya pun di buat dengan menggunakan akses jalan umum
yang berada di Kabupaten Parigi Moutong tersebut.
Dengan rutinnya di adakan petandingan balap motor di Parigi Moutong, akses
umum di Parigi moutong menjadi terganggu karena sirkuit yang di buat dalam
pertandingan tersebut menggunakan jalan akses umum.
6
Gambar 1. 2 : Aktivitas berlangsungnya pertandingan
(Sumber : dokumentasi dari penulis)
Selain menggunakan akses umum yang dibuat menjadi lintasan sirkuit, tempat
bagi pengunjung/penonton sirkuit balap motor tidak tersedia sehingga penonton
hanya berdiri di pinggiran lintasan sirkuit yang dapat membahayakan pengunjung.
Pengaman lintasan
Kurangnya pengaman pada lintasan sirkuit pun menjadi factor membahayakan
penonton balap motor jika terjadi kecelakaan ataupun pembalap keluar jalur
lintasan motor.
Vespa terbuka
7
Kelas Motor Bebek yang menggunakan mesin 110 cc 4 Langkah Tune up
Seeded, MP 1
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
2) Sirkuit permanen dengan fungsi tunggal
dimana sirkuit ini hanya menyelenggarakan satu jenis perlombaan saja, seperti
Sirkuit Pugeran Yogyakarta, Sirkuit Kenjeran Surabaya, dan Sirkuit Tawang Mas
Semarang.
b. Sirkuit Temporer
Sirkuit ini biasanya berasal dari jalan raya yang kemudian diubah menjadi
sirkuit yang memenuhi standar balap, seperti Sirkuit Albert Park Melbourne,
Sirkuit Monaco, Sirkuit Pahlawan Semarang dan Sirkuit Purbalingga.
2.2 Kriteria Penentuan Lokasi dan Tapak Sirkuit
Langkah penting dalam proses perencanaan sirkuit adalah pemilihan lokasi
dan tapak yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam fungsinya
sebagai sirkuit internasional itu sendiri. Kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam
menentukan lokasi adalah sebagai berikut :
Luas tapak yang dipilih harus memenuhi kebutuhan luas bangunan yang ada,
berstandar internasional dan memenuhi luas lintasan balap itu sendiri yang
tentunya disesuaikan dengan standar internasional juga. Lintasan sirkuit
membutuhkan jenis tanah yang kondusif untuk lintasan, yaitu jenis tanah yang
tidak memberikan jalan kepada air tanah untuk naik ke permukaan secara
berlebihan, sebab akan menyebabkan timbulnya bercak di lintasan yang akhirnya
akan memunculkan lumut sehingga lintasan menjadi licin.
10
Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan operasional sebuah
sirkuit dengan standar internasional seperti jaringan air, telepon, listrik, dan jalur
pembuangan air kotor yang memadai.
Pit Building atau bangunan pit merupakan bangunan utama sirkuit yang terdiri
dari beberapa pit box atau pit garasi pada lantai pertama yang digunakan untuk
persiapan tim balap dan kendaraannya sebelum dan saat membalap, juga saat
terjadi kerusakan, pengisian bahan bakar atau pit stop, sedangkan lantai kedua
biasanya digunakan untuk kantor operasional sirkuit dan ruang hospitality yang
berfungsi untuk menjamu para tamu atau relasi dari tim-tim balap atau
perusahaan pendukung. Lokasi Bangunan pit terletak di antara pit-lane (lintasan
untuk keluar-masuk pit) dan area paddock. Besaran ruang menurut FIA, bangunan
pit memiliki besaran total minimal 1400 m2 (lantai dasar), yang terdiri dari
beberapa pit box atau pit garasi dengan minimal panjang 6 m dan lebar 5 m.
Perlengkapan bangunan pit khususnya pit box atau pit garasi memiliki persyaratan
bangunan yaitu :
11
Keamanan Tiap pit
Air Drainase
Pencegah Kebakaran
Fasilitas lain dari pit bulding seperti ruang pers, parc ferme, podium juara,
ruang hospitality dan ruang pengelola.
a. Ruang Pers (press room)
Beberapa fasilitas pada race control : Official room, ruang delegasi, time
keeping post, stand komentator dan ruang penyimpanan.
b. Podium Juara
Letak podium harus dapat terlihat dari tribun utama dan terlindungi saat
penyerahan trofi juara dengan menggunakan semacam garis pembatas yang
bersifat sementara terhadap posisi podium untuk memberikan ruang yang
maksimal bagi fotografer. Jarak antara mimbar dengan garis terluar podium
minimal 120 cm untuk sirkulasi. Lantai podium harus tertutup dengan karpet biru
tua atau hijau. Letak podium juara disarankan berdekatan dengan ruang pers
karena setelah acara penyerahan trofi dilanjutkan dengan wawancara di ruang
pers.
c. Parc ferme
Merupakan ruangan yang bersifat sementara yang digunakan untuk parkir
kendaraan juara, biasanya terletak di bawah-depan podium juara. Area ini harus
tertutup pagar temporer dan hanya memiliki sebuah pintu masuk. Area ini
menurut standar FIM minimal memiliki luas sebesar 300 m2.
d. Ruang hospitality
Merupakan ruangan yang berfungsi untuk menjamu para tamu atau relasi dari
tim-tim balap atau perusahaan pendukung. Ruangan ini terletak di atas pit garasi,
sehingga didapatkan pandangan yang baik ke arah garis startfinish dan pit lane.
12
Ruangan ini juga dapat disewakan kepada umum tergantung dari konsep
perencanaan pengelola sirkuit.
e. Ruang Pengelola
Ruang pengelola terletak di bangunan pit dengan maksud agar pengelolaan
sirkuit dapat berjalan maksimal dan dapat berhubungan dengan ruang-ruang lain
selama perlombaan.
f. Menara Kontrol Balap (Race Control Tower)
Menara kontrol balap (RCT) merupakan pusat kendali, pengawasan, dan
pengaturan balap. Dalam ruangan ini terdapat ruang untuk para offisial lomba
(Stewards of Meeting) beserta anggotanya yang digunakan selama perlombaan.
Menurut FIA dalam buku tahunannya, Yearbook of Automobile Sport,
Appendix H, 1999, bahwa race control berupa sebuah bangunan yang terletak
berdekatan dengan garis start dan memiliki akses khusus ke trek dan pit lane.
Area bangunan ini hanya boleh digunakan oleh panitia lomba, agar dapat
mendapatkan pandangan yang maksimal ke seluruh trek dan pit lane. Race control
hendaknya diletakkan satu garis lurus dengan bangunan pit, yang biasanya berada
di ujung bangunan pit.
Peralatan dan Perlengkapan RCT harus dilengkapi dengan :
13
sebuah pemancar dan penerima radio untuk komunikasi dengan
kendaraan dan pos-pos (internal network).
Ruang juri berlokasi di dekat atau berada di race control, di mana ruangan ini
dapat diakses bagi pembalap yang ingin bertanya atau bahkan protes terhadap
keputusan hasil lomba. Ruangan ini disebut dengan FIM and FIA steward room.
14
Fasilitas ini mencakup sebuah klinik atau rumah sakit kecil yang berfungsi mirip
dengan instalasi gawat darurat pada rumah sakit umumnya, yang siap terhadap
segala kemungkinan kecelakaan yang menimpa pembalap, marshall atau
pengawas. Medical Centre harus dilengkapi peralatan medis canggih, minimal
instalasi operasi dan penanganan luka bakar. Juga dilengkapi dengan helikopter,
ambulan dan beberapa unit kendaraan penolong.
Restoran/kafe.
15
Tiap penahan memiliki karakter yang berbeda tergantung dari karakter
lintasan. Sistem penahan (barriers) terbagi menjadi dua macam, yaitu penahan
untuk lintasan lurus dan penahan untuk belokan.
a. Sistem Penahan Lintasan Lurus
Lintasan lurus merupakan kasus tersendiri, karena kemungkinan rusaknya
komponen pada kecepatan tinggi meningkat dan kesempatan untuk menyusul
(dan karenanya menabrak mobil lain) sangat tinggi, kecelakaan sering terjadi di
sana.
Sebagian besar kecepatan dan energi dihilangkan sepanjang pengaman,
bahkan jika mempunyai percepatan kurang lebih 4G melintas trek, mobil akan
menghantam pengaman dengan komponen kecepatan tegak lurus kurang lebih 80
km/jam.
b. Sistem Penahan Pada Belokan.
Memagari pinggiran trek dengan tembok menjadi percuma jika geometri
sirkuit menyebabkan kecepatan benturan tegak lurus di atas 60-80 km/jam,
sebagai contoh lintasan lurus yang menuju tikungan yang membuat mobil harus
direm keras untuk mengurangi kecepatan masuk tikungan.
Daerah run off disediakan agar muncul perlambatan dalam tingkat rendah
sekitar 1G dan agar pembalap bisa kembali ke trek (lintasan sirkuit) dan daerah
tersebut dipagari pengaman, yang spesifikasinya ditentukan oleh kecepatan yang
tersisa dan arah benturan.
Ketebalan pengaman merupakan salah satu parameter penting yang
menentukan kinerjanya, makin besar jarak yang tersedia untuk mengurangi laju
mobil, makin rendah tingkat gaya gravitasi perlambatan dan makin lunak
pengaman yang dibuat. Bagaimanapun, jika pengaman terlalu tebal dan lunak,
mobil bisa masuk terlalu dalam sehingga permukaan pengaman mencapai kokpit
dan mencederai pembalap, atau membuat pembalap terjebak dan menyulitkan
tim penolong.
16
Konfigurasi terbaik untuk pengaman pada tikungan adalah ban yang dibaut,
tabung, dan sabuk berjalan, diuji pada kecepatan 80 km/jam (77% energi),
kecepatan dimana pengaman menyerap hampir 80% energi kereta uji, bagian
hidung meyerap sisanya, tanpa mencapai gaya 30G saat hidung hancur.
(NUGROHO, 2006)
a. Curbstones
Curbstone atau kerb adalah bagian samping sirkuit yang biasanya
berwarnawarni dan berada disamping luar sirkuit. Kerb biasanya digunakan
pembalap sebagai batas akhir racing line mereka. Bagian awal dan akhir kerb harus
memiliki panjang 12 meter dan berbentuk segitiga berwarna putih.
b. Verges dan Area Run-off
Verges adalah bagian terluar dari sirkuit dan berkarakteristik sama dengan
sirkuit tetapi berbeda warna. Area run-off adalah sebuah zona diantara verge dan
protective line pertama yang berfungsi sebagai batas dan tepi dari super struktur
trek.
c. Gravel
Gravel terletak di luar verge. Permukaan gravel harus datar dan tingginya
sejajar dengan sirkuit. Letaknya di sekitar tikungan, terutama tikungan tajam.
Lebar minimal dari area gravel adalah 2 m. (FIM, 2017 )
d. Pit Lane
Pit lane adalah lajur akses yang berbatasan dengan lintasan lurus sirkuit dan
berada diantara pit box dan sirkuit. Pit lane juga berfungsi sebagai service roads
sebagai layanan darurat kecelakaan perlombaan dan jalur sirkulasi petugas
marshal post atau ambulan yang menuju ke medical center/ helipad.
e. Banking Transition sebagai Sistem Drainase
Sistem drainase harus menjamin trek, pitlane, tepi trek, area run-off dan gravel
terhindar dari genangan air. Banking adalah kemiringan dari lintasan dari garis
17
tengah untuk membentuk drainase air. Banking trek lurus sekitar 1,5% - 3%,
sedangkan banking tikungan <5%. (Zakiyyah, 2018)
a. Layout Sirkuit
Tidak aturan bagaimana bentuk sirkuit yang akan dibuat. Namun, FIM
merekomendasikan sirkuit memiliki ketertarikan untuk kompetisi, latihan, dan
tentunya faktor keselamatan. Untuk lebar sirkuit minimal adalah 12m, dan pada
bagian starting grid harus mempunyai lebar minimal 14m. Dan transisi dari bagian
sirkuit yang berbeda harus dibuat secara gradasi tidak boleh mengecil atau
melebar secara tibatiba. Transisi yang direkomendasikan yaitu perubahan 1m
setiap 20m panjang sirkuit.
Panjang sirkuit harus diantara 3.5km dan 10km. Untuk sirkuit dengan grade A
(grade terbaik), layout sirkuit yang ideal adalah memiliki total jarak sirkuit 4.2km
hingga 4.5km dengan jumlah tikungan minimal 10 tikukungan.
b. Banking Transition
Banking adalah gradien transversal atau kemiringan dari sebuah sirkuit, yang
diukur dari garis tengah sirkuit. Pada trek lurus, trek harus memiliki kemiringan
agar disaat hujan air tidak akan tergenang, namun mengalir ke sisi sirkuit.
Transisi dari perbedaan gradien pada setiap bagian sirkuit harus diperhatikan
secara seksama dalam menjamin hal-hal berikut :
1) Dapat membentuk drainase air yang baik
2) Menghindari dari kemungkinan-kemungkinan akselerasi transversal
3) Sebagai sebuah garis yang dapat dilihat pembalap.
c. Sistem Drainase
Sebuah sistem drainase harus menjamin trek, pitlane, tepi trek, area run-off
dan gravel terhindar dari genangan air. Seluruh jalur drainase harus dipasang di
sisi sirkuit antara tepi sirkuit dan garis proteksi (yang berwarna putih) yang
penutupnya tidak membuat benjolan atau pijakan yang akan membuat motor dan
pembalap keluar dari racinglinenya.
18
d. Bagian Trek Lurus
Panjang maksimal sirkuit yang direkomendasikan adalah 1km. Pada bagian
trek lurus, trek harus memiliki banking sekitar 1.5 hingga 3% untuk membuat
drainase air yang tergenang.
Panjang trek lurus minimal adalah 250m. Dan garis start minimal harus terletak
sejauh 200m dari tikungan pertama. Untuk sirkuit dengan grade A, panjang
minimal trek lurus adalah 400m dan garis start minimal harus terletak sejauh
250m dari tikungan pertama.
e. Bagian Tikungan Trek
Sebuah sirkuit minimal harus memiliki 10 tikungan, dengan kemiringan
banking tidak melebihi dari 5%. Kemiringan negatif pada bagian tikungan tidak
akan diberikan izin untuk sirkuit yang baru dibangun karena dapat
membahayakan.
f. Kerb
Kerb adalah bagian samping sirkuit yang biasanya berwarna-warni yang
tempatnya disamping luar sirkuit. Kerb biasanya digunakan pembalap sebagai
batas akhir racing line mereka.
19
Bagian awal dan akhir kerb harus memiliki panjang 12m dan berbentuk segitiga
dengan warna putih.
g. Verges dan Area Run-off
Verges adalah bagian terluar dari sirkuit yang memiliki profil yang sama
dengan sirkuit namun biasanya diberi warna yang berbeda.
Area run-off adalah sebuah zona diantara verge dan protective line pertama
yang berfungsi sebagai batas dan tepi dari superstruktur trek.
Kedua area ini sama-sama memiliki kontribusi dalam hal keselamatan dengan
meningkatkan jarak penglihatan, meningkatkan kemampuan pembalap untuk
menggunakan lebar sirkuit secara maksimal. Saat mereka kehabisan lebar sirkuit,
kedua area ini akan membantu sang pembalap untuk memberhentikan motornya
tanpa harus terjatuh.
h. Gravel
Permukaan gravel harus datar dan tingginya sejajar dengan sirkuit, atau sejajar
dengan bagian bawah kerb. Sebagai standar, kedalaman dari gravel berkisar
antara 25cm dan diameter dari batuan gravel harus antara 8mm hingga 20mm.
Butiran yang berukuran sama sangan direkomendasikan. Dari tepi sirkuit gravel
harus memiliki kedalaman 5m yang akan semakin dalam saat menjauh dari tepi
sirkuit. (FIM, 2017 )
20
Fungsl sekolah balap motor Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan bagi
pembalap untuk mengembangkan bakat balap, dan juga sebagai tempat pengajian
dan pengujian teknologi kendaraan balap yang digunakan. sekolah balap juga
sebagai tempat pengembangan olahraga otomotif yang akan menumbuhkan bibit
- bibit muda yang berbakat. (apreno, 2014)
a. Inside out.
Bagian interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material
penutup yang transparan, seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya
tertutup/ditutupi namun ditonjolkan keluar, seperti fungsi servis dan utilitas.
b. Celebration of process.
Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya bagaimana,
mengapa, dan apa dari suatu bangunan, sehingga muncul suatu pemahaman dari
seorang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh
21
Charles Jenks mengenai Norman Foster, yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman
Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih daripada arsitek
manapun dalam cara penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang
mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan
dan tampak dari bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme yang
sempurna.
c. Transparan, pelapisan dan pergerakan.
Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan secara dramatis tanpa
terkecuali, kegunaan yang lebih luas dari kaca yang transparan dan tembus
cahaya, pelapisan dari pipa-pipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan
pada escalator dan lift sebagai suatu unsur yang bergerak merupakan karateristik
dari bangunan high-tech.
d. Pewarnaan yang cerah dan merata.
Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis
struktur dan utilitas, juga untuk mempermudah para teknisi dalam
membedakannya dan memahami penggunaannya secara efektif. Pada karya
Richard Rogers yaitu bangunan Pampidou Center dan Inmos Factory
menggunakan warna-warna yang cerah.
e. A light weight filigree of tensile members.
Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari High-tech building,
sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif
dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.
f. Optimistic confidence in a scientific cultura.
High-tech building adalah janji masa depan dari dunia yang menanti untuk
ditemukan. Bangunan yang dapat mewakili kebudayaan/peradaban masa depan
yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai dan tidak
ketinggalan zaman. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, perlakuan
pada material, warna-warna dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-
prinsip komposisi. (Team, 2017)
22
2.6 Studi Desain (Banding)
23
5) Lapangan golf internasional
6) Restoran
7) Pusat rekreasi
c. Fasilitas Sirkuit
1) Paddock
2) Scrutineering
3) Grha Istirahat Pembalap
4) Grha Perlengkapan
5) Landasan Helikopter
6) S P B U
7) P M K
8) Room Media & Press Center
9) Main Stand
10) Lahan Parkir VIP
11) Menara Kontrol
12) Pusat Kesehatan
24
Nama Gery Mang konon diambil dari salah seorang pembalap Subang yang
tewas akibat kecelakaan ketika event road race digelar beberapa tahun silam di
Subang. (yusuf, 2014)
25
BAB III
METODE PENELITIAN
26
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara
langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan
bilangan atau berbentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan.
3.3.2 Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana
data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data
yaitu :
a. Sumber data primer
Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau
petugasnya) dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer
dalam penelitian ini adalah Pembalap, pengunjung, dan pelaksana event.
b. Sumber data skunder
Data skunder yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai
penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam
bentuk dokumen - dokumen. Dalam penelitian ini, dokumentasi merupakan
sumber data sekunder
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan
dalam skripsi ini, maka penulis menggunakan metodemetode sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Observasi disebut juga pengamatan, yang meliputi kegiatan pemantaun
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
Metode ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan penellitian yang berupa
angka – angka, keterangan tertulis, dan informasi lisan. Adapun pada metode ini
peneliti menggunakan observasi terstruktur yaitu pedoman observasi yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Peneliti tinngal
membubuhkan tanda v (check) pada kriteria yang sesuai.
27
b. Metode Interview
Metode Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesionar
lisan, adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara.
Dalam penelitian ini metode interview digunakan untuk menggali data tentang
sejarah atau latar belakang berdirinya lembaga, letak geografis obyek penelitian,
efektifitas dalam pembelajaran, Adapun instrumen pengumpulan datanya berupa
pedoman interview yang terstruktur sebelumnya, dengan mewawancarai
pengguna sirkuit dan pengunjung Sirkkuit Balap Parigi Moutong.
c. Dokumentasi
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mendapatkan data-
data tertulis seperti dokumen - dokumen lomba balap motor misalnya : struktur
organisasi, jadawal kegiatan balap, keadaan pembalap, keadaan sarana dan
prasarana.
d. Studi literatul
Mengumpulkan teori teori dari buku, bahan materi dari browsing internet,
hasil karya tulis, yang kemudian di analisis dan di jadikan bahan acauan daftar
pustaka.
3.3.4 Teknik Analisis Data
Sebagaimana telah digunakan pada bahasan sebelumnya, ada 2 jenis data
yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Permasalahan yang telah di rumuskan kemudian di analisis dengan
menggunakan prosentase.
Semua data-data yang berhasil dikumpulkan dari sumber-sumber penelitian
akan dibahas oleh penulis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu
menjelaskan data-data yang diperolehnya dengan menggunakan perhitungan
prosentase atau biasa disebut frekuensi relatif.
sebelum penulis menjabarkan hasil data secara korelasi product moment,
maka sebelumnya penulis akan menghitung nilai frekuensi prosentasi relatif atas
28
penelitian sebagai bentuk table prosentase. Teknik ini untuk menjawab
pertanyaan pada rumusan masalah untuk memperoleh frekuensi relatif.
29
3.3.5 Alur Pikir
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN
31
meningkatkan daya saing kabupaten dengan tetap mempertimbangkan daya
dukung dan daya tampung lingkungan, karakteristik fisik wilayah serta kelestarian
sumber daya alam.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten terdiri atas:
32
Kasimbar Kasimbar 280,78
4.1.4 Demografi
Penduduk Kabupaten Parigi Moutong berdasarkan penduduk tahun 2018
sebanyak 482.794 jiwa yang terdiri atas 247.293 jiwa penduduk laki-laki dan
235.501 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah
penduduk tahun 2017, penduduk Kabupaten Parigi Moutong mengalami
pertumbuhan sebesar 1,78 persen dengan masing-masing persentase
pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 1,77 persen dan penduduk perempuan
sebesar 1,79 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2018
penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 105.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2018 mencapai 77
jiwa/ km2, Kepadatan Penduduk di 23 kecamatan cukup beragam dengan
kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Parigi dengan kepadatan
33
sebesar 1.475 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Moutong sebesar 41
jiwa/km2
4.1.5 Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Parigi Moutong berada pada ketinggian 0 – 2.900
m dpl dan garis pantai yang memiliki bibir pantai sepanjang 472 km di Teluk Tomini
membentang dari ujung Kecamatan Sausu di bagian selatan hingga Kecamatan
Moutong yang berbatasan dengan Provinsi Gorontalo di sisi utara.
4.1.6 Iklim
Data Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam
penakar hujan pada tempat yang data, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak
mengalir. Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi
pada tempat yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau
tertampung air hujan sebanyak satu liter.
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul
– molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda
tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda – benda lain atau
menerima panas dari benda – benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda,
benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi.
Lama penyinaran matahari merupakan salah satu dari beberapa unsur
klimatologi, dan didefinisikan sebagai kekuatan matahari yang melebihi 120
W/m2.
Kelembaban udara/legas udara adalah jumlah kandungan uap air yang ada
dalam udara. Kandungan uap air di udara berubahubah bergantung pada suhu.
Makin tinggi suhu, makin banyak kandungan uap airnya. Alat pengukur
kelembapan udara adalah higrometer. Kelembapan udara ada 2 jenis sebagai
berikut :
Kelembapan mutlak (absolut) yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah uap air
dalam satuan gram pada satu meter kubik udara.
34
Kelembapan relatif (nisbi), yaitu angka dalam persen yang menunjukkan
perbandingan antara banyaknya uap air yang benar-benar dikandung udara pada
suhu tertentu dan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung udara.
(Statistik, 2019)
4.1.7 Bangunan Penunjang
Berdasarkan studi banding hasil penelitian terhadap sirkuit yang serupa
terhadap judul penelitian dapat ditemukan bangunan – bangunan penunjang yang
ada di dalam sirkuit table :
Tabel 4. 2 : Jenis bangunan dan fasilitas sirkuit
(Sumber : Analisi Penulis)
Jenis Bangunan Jenis Penelitian
Podium
Scrutinnering
35
c. Tikungan
Hubungan antara sebuah jalur lurus dan tikungan atau dengan dua tikungan
masing- masing pada radius yang berbeda, tidak perlu dibuat transisi antar
tikungan.
d. Lebar Trek
Tidak lebih dari 10 meter untuk tikungan. Minimal trek lurus lebarnya 12
meter. Panjang harus konstan paling tidak 250 meter setelah jalur awal.
4.1.9 Ketentuan Pit Building
a. Pits : Standar tiap Pit Garage
1) Motor : 3,5 m x 6 m
2) Mobil : 6 m x 8m
Fasilitas tiap Tim terdiri dari :
1) 2 (dua) Pit Garage
2) Telecommunication Line
3) Team Common Room
4.1.10 Data Tribun
a. Jarak Pandang
Jarak pandang pada stadion didefenisikan berdasarkan kamampuan
pandangan dari penonton pada baris terjauh terhadap suatu benda di lapangan.
Jarak pandang penonton optimal/paling nyaman adalah berjarak 90m dari pusat
lapangan, dan 190 meter adalah jarak terjauh untuk melihat ke sudut terjauh
lapangan.
b. Tempat Duduk
Setiap penonton harus memiliki tempat duduk masing masing, dan setiap
tempat duduk harus diberi nomor yang jelas, agar mudah dimengerti penonton .
Hal tersebut harus diantisipasi karena tidak semua penonton memiliki
pandangan/visi yang baik. Hal tersebut juga untuk menghindari penonton yang
harus membungkuk dan mencari nomor yang kabur , pudar dan nomor tempat
duduk yang kecil , sementara yang lain menunggu di belakang tidak sabar, dan
36
frust si. K eseluruhan proses tersebut dapat menimbulkan st ress dan lambatnya
sirkulasi. Hal tersebut merupakn hal kecil yang dapat menjadi masalah besar
a. Garis Pandang
Berdasarkan pendapat Vitruvius (abad pertama SM) deretan bangku dan teras
tempat berdiri hendaknya memiliki kemiringan rata- rata yang tetap 1 : 2, hal ini
juga berdasarkan alasan peredaman suara (akustik). Pada saat ini stadion
menggunakan peralatan pengeras suara, (ampilifier) maka kriterianya hanya
ditekankan pada sudut dan jarak pan dang penonton. Pengaturan bangku- bangku
tersebut dibuat menaik berselang -seling dan penonton di bagian belakang dapat
melihat ke depan langsung dari bagian atas bagian kepala penonton di bagian
depan, dengan bentuk lengkung parabolik dengan kenaikan awal 380 dan
kenaikan 480 Pandangan terbaik adalah dari sisi memanjang per bagian stadion,
bentuk ini pertama kali dibangun pertama kali oleh Hadden (AS), yang meyakinkan
dan memberikan dorongan baru dan perencanaan stadion.
Tempat duduk penonton akan direncanakan dengan ketentuan:
1) VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,5 meter dan maksimal 0,6 meter dengan
ukuran panjang minimal 0,8 meter dan maksimal 0,9 meter.
2) Umum, dibutuhkan lebar minimal 0,4 meter dan maksimal 0,5 meter
dengan ukuran panjang minimal 0,8 meter dan maksimal 0,9 meter .
37
4.1.11 Ketentuan Medical Centre
a. Pusat pengobatan
ini mungkin struktur permanen atau sementara dengan ruang bebas untuk
melindungi pengendara dari kecelakaan.
Pusat pengobatan seharusnya menyediakan
1) Pengamanan lingkungan dari wartawandan orang umum
2) Area untuk akses yang mudah, parkiran dan gerbang untuk kendaraan P3K,
dengan area yang dilindungi
3) Tempat pendaratan helikopter
4) Satu atau dua ruang luas untuk penyelamatan pengendara secara langsung
5) Ruang X-Ray
6) Area penerima dan ruang tunggu
7) Fasilitas untuk kontrol anti doping
8) Ruang dokter
9) Toilet dan ruang shower
10) Ruang staff medical
11) Komunikasi dengan kontrol lintasan
12) dilengkapi dengan persedian Listirk seperti U.P.S
13) persediaan air panas dan dingin
14) Monitor terkoneksi dengan CCTV
15) Fasilitas kantor
16) Penyimpanan alat-alat
17) Parkir Ambulans
4.1.12 Paddock
Spesifikasi dan kondisi yang tertera menjadi permintaan utama dari
penyelenggara kejuaran. Permukaaan paddock harus dapat menampung
kendaraan berat yang akan lewatzona yang diahruskan,dan jarak parkiran harus
dapat dijangkau dengan mudah menuju paddock. Jika paddock berada di daerah
lintasan maka dimungkinkan mencapai daerah tersebut melalui jembatan atau
38
skycross (lebar 4,5 m) oleh kendaraan pribadi ,ambulan atau lainnya. (FIM, 2017
)
4.2 Pembahasaan penentuan konsep makro
4.2.1 Analisis Pemilhan lokasi
Berdasarkan fungsi dari sirkuit balap motor sebagai tempat berlangsungnya
perlombaan sehingga lokasi tapak yang terpilih harus sesuai dengan RTRW
Kabupaten parigi Moutong yaitu kawasan pengembangan sarana olahraga.
Pemilihan lokasi tapak dilakukan berdasarkan beberapa tahap yaitu : kebijakan
pemerintah mengenai RTRW Kabupaten Parigi Moutong, aksessibilitas,
tersedianya sarana dan prasarana pendukung.
39
Dengan menganalisis data peta kawasan strategis kabupaten Parigi Moutong
lokasi yang menjadi tinjauan strategis penentuan tapak sirkuit balap motor harus
dapat menjangkau semua area dan jauh dari pemukiman masyarakat.
Untuk menentukan lokasi tapak sirkuit balap motor di kabupaten Parigi
Moutong terdapat beberapa pertimbangan dan kriteria, sebagai berikut :
40
4.2.2 Analisis pemilihan tapak
Lokasi Penelitian Berada di Desa Jono, Kecamatan Parigi. Tapak yang terpilih
strategis dan mendukung proses berlangsunnya perlombaan balap motor karena
mendekati dalam sekitar area sarana prasarana olahraga. Sarana olahraga yang
telah tersedia disekitar merupakan Stadium Parigi.
Lokasi tapak berada diantara Jalan Diponegoro, Jalan Tembang, dan Jalan
U
Lamotu, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Luasan tapak 1.042.754,52 m² atau 104,28 ha.
Batas – batas Geografi wilayah sebagai berikut :
1) Arah Utara berbatasan dengan kecamatan Parigi tengah dan teluk tomini
2) Arah Timur berbatasan dengan Desa Bambalemo
3) Arah Selatan berbatasan dengan Kec. Parigi Barat
4) Arah Barat Berbatasan dengan Kec. Parigi Barat
41
Gambar 4. 5 : Eksisting sekitar tapak
Sumber : Data lapangan, 2019
42
b. Sirkulasi tapak
43
sirkulasi terpilih sebagai area enterance yaitu jalur dua karena sesuai dalam
kriteria, jalur tesebut memiliki luas jalan yang standart dan dapat menampung
berlangsungnya sirkulasi padat pada area tersebut.
c. View tapak
View yang optimal sebagai sirkuit balap dapat menciptakan suasana yang
menarik dan nyaman bagi pengguna sirkuit maupun pengunjung sirkuit balap,
sehingga view terhadap bangunan atau pun view keluar bangunan dapat di
optimalkan sehingga dapat memberikan kesan atraktif bagi pengguna.
44
d. Kebisingan
45
e. Orientasi matahari dan angina
View bangunan di buatkan kea rah matahari (barat & timur) agar
memanfaatkan matahari langsung, dan untuk meredupsi matahari berlebihan
yang masuk ke dalam bangunan di gunakan sunscreen pada bangunan.
Penghawaan alami menjadi alternatife dan di manfaatkan sebaik mungkin
sehingga bangunan banyak menggunakan bukaan pada tiap sisi bangunan yang
mendapatkan arah angina yang lebih.
46
Gambar 4. 15 : penghawaan buatan
Sumber : Analisis penulis, 2019
f. Penzoningan
Pola penzoningan pada lokasi di utamakan mengarah ke pusat yaitu lokasi
sirkuit balap yang merupakan focal point dari perencaan tersebut, pembagian dari
tata massa bangunan meliputi area Service, Publik, dan privat.
Pola tata massa pada lokasi tapak menggunakan tata massa terpusat
47
Gambar 4. 16 : penzonngan tapak
Sumber : Analisis penulis, 2019
Pelaku Aktivitas
datang
parkir
mengolah
Pengelola rapat
Teknisi perlombaan
Mengawasi lomba
istirahat
pulang
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
48
b. Petugas balapan (IRC)
Tabel 4. 5 : Aktifitas Petugas balapanan
Pelaku Aktivitas
datang
parkir
persiapan
Pengelola Breafing
Teknis pelaksanaan lomba
Mengawasi lomba
istirahat
pulang
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
c. Peserta balap
Tabel 4. 6 : Aktifitas petugas balap & tim
Pelaku Aktivitas
datang
parkir
Registrasi
Pengelola Check up kesehatan
Mekanik kendaraan
Buang air
balapan
Naik podium
wawancara
pulang
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
49
d. Penonton/Pengunjung
Tabel 4. 7 : Aktifitas Penonton/pengunjung
Pelaku Aktivitas
datang
parkir
Beli tiket
Pengelola Duduk menonton
Makan / Minum
Buang air
Sholat
pulang
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
Pelaku Aktivitas
datang
parkir
Masuk kelas
Pengelola Duduk
belajar
Buang air
Sholat
pulang
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
50
4.3.2 Jenis Ruang kegiatan
a. Ruang Kegiatan Pengelola (IMI)
Tabel 4. 9 : ruang kegiatan pengelola
Ruang Keterangan
51
b. Ruang Kegiatan Petugas Balapan (Racing Committee)
Tabel 4. 10 : ruang kegiatan petugas balapan
Ruang Keterangan
52
c. Ruang Kegiatan Balap Tim
Tabel 4. 11 : ruang kegiatan balap tim
Ruang Keterangan
Parkir Khusus
Paddock
Parkir Paddock
Ruang Technical Meeting/ Ruang Pembinaan Pelatihan
Balap
Pit Area
Parc Frame
Lintasan / Track
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
Parkir Penonton
Tiket Box
Tribun Penonton
Toilet Umum
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
53
e. Ruang kegiatan penunjang
Tabel 4. 13 : ruang kegiatan penunjang
Ruang Keterangan
Pusat Kesehatan
Ruang Personal
Stand Makan / Food Court
Souvenir/Penjualan Aksesoris Balap
Cafetaria
Ruang Informasi/Siaran
Padium
Musholla
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
f. Ruang service
Tabel 4. 14 : ruang service
Ruang Keterangan
54
4.3.3 Kebutuhan & besaran ruang
Adapun analisis besaran ruang pada bangunan fasilitas sirkuit, berguna
mencari pendekatan terhadap luas minimun ruang untuk bangunan.
a. Kantor pengelola
55
12 Ruang Kepala 5,58 m2/unit DMRI 1 5,85 m2
Bagian
Maintenance
13 Ruang Bagian 3,9 m2/unit NAD 5 1 19,5 m2
Engineering
14 Ruang Cleaning 3,9 m2/unit Asumsi 5 1 19,5 m2
Service
15 Ruang Bagian 3,9 m2/unit NAD 5 1 19,5 m2
Keamanaan
16 Ruang Istirahat 2 m2/unit NAD 10 1 20 m2
17 Pantry 9 m2/unit Asumsi 5 1 45 m2
18 Ruang Rapat 0,86 m2/unit NAD 20 1 17,2 m2
19 Ruang Tamu 2 m2/unit NAD 10 1 20 m2
20 Toilet 2,74 m2/unit MEE 10 1 27,4 m2
21 Ruang Ganti 0,9 m2/unit NAD 1 1 9 m2
Staff Lapangan
22 Ruang Genset 64 m2/unit NAD 1 1 64 m2
23 Ruang 20 m2/unit NAD 1 1 20 m2
Kompresor
24 Ruang Trafo 12 m2/unit NAD 1 1 12 m2
25 Ruang Panel 25 m2/unit NAD 1 1 25 m2
Listrik Utama
26 Ruang Pompa 15 m2/unit Asumsi 1 1 15 m2
Air
505,63 m2
Sirkulasi 30% 151,689
Total luas 657.32 m2
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
56
b. Panitia Perlombaan
Tabel 4. 16 : besaran ruang panitia perlombaan
c. Bangunan pit
Pendekatan pengambilan standart data jumlah garasi pada bangunan pit
adalah 50 garasi pit (Sentul internasional Circuit), perencanaan penggunaan pit
pada sirkuit balap motor Parigi mouton adalah 35 garasi pit
57
1,185 m2
Sirkulasi 30% 0,355 m2
Total luas 2.205 m2
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
d. Media center
Tabel 4. 18 : besaran ruang media center
e. Medical center
Tabel 4. 19 : besaran ruang medical center
58
6 Ruang dokter 20 m2 Sentul 3 60 m2
7 Ruang perawatan 8 m2 Sentul 10 80 m2
8 toilet 2,74 m2 NAD 6 16,44 m2
321,44
Sirkulasi 30% 96.432 m2
Total luas 417.87 m2
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
f. Tribun penonton
Tabel 4. 20 : besaran tribun penonton
3 Restaurant 1
Ruang makan 1,3 m2 BPDS 200 260 m2
Dapur 60 m2 BPDS 1 60 m2
Gudang 20 m2 Asumsi 1 20 m2
Toilet 2,74 m2 MEE 10 43,84 m2
4 Retail penjualan 5 m2 Asumsi 20 100 m2
5 Mushollah
Rung sholat 0,75 m2 NAD 150 112,5 m2
Wudhu 0,25 m2 NAD 10 2,5 m2
6 Loket tiket 1,52 m2 Asumsi 10 15,2 m2
59
5,762.04 m2
Sirkulasi 30% 1,728.61 m2
Total luas 1,490.67 m2
( Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2019 )
60
MEE : Mechanical & Electric Equipment
FIA : FIA Appendix O
BPDS : Building Planing And Design Standart
TOTAL 4,554.2 m2
Hasil 6,831.3 m2
61
LDB = 312.826 m2
62
ruang, sifat ruang, dan urutan kegiatan ruang. Dalam hubungan ruang, masing-
masing ruangan dihubungkan sifat dan fungsi bangunan. Pada hubungan antar
ruang tersebut menunjukkan adanya hubungan kegiatan dari kedua ruang, dan
jumlah penghubung tersebut menunjukkan sering tidaknya pelaku kegiatan
berjalan antar ruang.
63
4.4.2 Pendekatan bentuk bangunan
secara umum bangunan utama pada sirkuit balap berada pada bangunan pit,
sehingga bangunan pit menjadi fokal point dari semua bangunan yang ada di
dalam area sirkuit balap. Dengan itu bangunan pit di buat bernuansa konsep High
Tech Architecture, dengan mengambil bentuk dari ikon motor balap dapat di
ciptakannya bentukan bangunan dari pit building.
64
a. Fungsi dan Representasi – Antara Teknik dan Style (langgam)
Arsitektur high tech sebagai simbolisasi dari sebuah teknologi bukan
merupakan sebuah solusi yang efisien, karena teknologi bukanlah suatu hal yang
murah jika dibandingkan dengan bangunan yang menerapkan tembok biasa
(konvensional).
b. Produksi Massal (pengulangan bentuk)
Penggunaan material sintetis yang memberikan karakter tertentu pada
arsitektur high tech seperti logam, kaca dan plastik merupakan material yang
diproduksi secara massal, bangunannya mungkin tidak tetapi komponen-
komponennya merupakan mass product. Sehingga terlihat sebagai pengulangan
dari material-material tersebut.
65
Gambar 4. 22 : struktur rangka baja
Sumber : https://forum.teropong.id/
Struktur baja dalam arsitektur high tech menjadi power of structure yang
ekspresif, baja merupakan salah satu material bangunan yang memiliki daya
tegang yang kuat, mampu memberikan kesan dramatis pada elemen-elemen
bangunan.
d. Ruang dan Fleksibilitas
Bermacam-macam elemen pada bangunan high tech seperti rangka struktur
baja, the smooth, imperious skin, exposed pipa dan duct telah memberikan
ekspresi yang kuat berdasarkan fungsi teknisnya.
Penciptaan ruang dalam high tech tidak pernah menjadi isu (masalah) yang
berarti, namun lebih ditekankan pada teknis penciptaan ruang yang fleksibel.
Sehingga seakan-akan dalam rancangannya Arsitek hanya menyediakan
hamparan plat.
Ruang tidak bisa hanya memiliki satu fungsi karena keseluruhan desain
dirancang untuk sebuah ke-fleksibilitas-an. Filosofi high tech meletakkan
fleksibilitas satu tahap lebih dalam.
66
jaringan listrik, pengudaraan, pencahayaan, pemadam kebakaran, dan penangkal
petir.
4.5.1 Sistem jaringan air bersih
Pada perancangan bangunan ini, sumber air bersih berasal dari PDAM dan
sumur dalam (deepwell), kemudian ditampung pada reservoir bawah kemudian
dipompa menuju reservoir atas. Kemudian dari reservoir didistribusikan melalui
pipa-pipa saluran. Pipa saluran distribusi air bersih terdapat dalam bangunan dan
luar bangunan.
67
Limbah cari berasal dari toilet, kamar mandi, pantry yang dibuang melalui
saluran menuju bak kontrol. Air tersebut kemudian difilterisasi setelah itu
dialirkan ke bak penampungan dan sebagian limbah tersebut di alirkan ke riol kota.
Sedangkan untuk limbah padat yang berasal dari toilet ditampung dalam
septictank, jika penuh akan dilakukan proses penyedotan oleh mobil tinja.
Sumber listrik berasal dari PLN dengan beban normal disalurkan ke gardu listrik
kemudian menuju trafo untuk menstabilkan aliran listrik. Kemudian dihubungkan
dengan ATS (Automatic Transfer Swicht) yang dekat dengan ruang generator. ATS
berfungsi sebagai saklar penghubungan yang bekerja bila terjadi pemutusan aliran
listrik dari PLN, maka satu daya utama akan digantikan oleh satu daya cadangan
yang berasal dari genset. ATS terhubung langsung ke generator dengan maksud
apabila listrik padam, ATS akan langsung mengambil tenaga listrik dari generator
secara otomatis. Sistem pendistribusian listrik dikontrol secara otomatis melalui
panel kontrol utama. Sistem pencahayaan ruangan terdapat panel kontrol cabang
untuk mengatur penerangan disetiap ruangan.
68
4.5.4 System penghawaan
69
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran ada beberapa alat pemadam
kebakaran yang digunakan. Berikut ini adalah alat yang dugunakan untuk
mencegah bahaya kebarakaran dalam bangunan:
Splinker air, digunakan pada resiko kebakaran kecil untuk ruangan yang
tidak menggunakan peralatan elektronik.
70
Penangkal petir yang digunakan berbasis kerja ESE (Early Streamer Emission
Lightning Conductor), sistim kerja penangkal petir ESE adalah dengan
mengumpulkan energi awan disaat ada awan energi melintas di area
perlindungan, kemudian menjemput kilatan petir dengan mengeluarkan lidah api
penuntun keudara (streamer), menangkap dan menyalurkan ke bumi.
Proteksi eksternal adalah instalasi dan alat-alat di luar suatu struktur bangunan
untuk menangkap dan menghantarkan arus petir ke sistem pembumian
(grounding). Proteksi eksternal berfungsi sebagai ujung tombak penangkap
muatan listrik dan arus petir di areal yang telah dipasang sistem proteksi petir.
Penangkap petir di tempatkan sedemikian rupa sehingga mampu menangkap
semua sambaran petir tanpa mengenai bagian struktur yang dilindungi.
71
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasaan dari BAB I sampai BAB IV, maka dapat di tarik
kesimpulkan sebagai berikut :
1) Parigi mouton merupakan salah satu kabupaten yang sering di adakannya
ajang perlombaan sirkuit balap yang dibawah naungan IMI Sulteng.
2) Penggunaan jalan/akses umu masing sering dilakukan jika adanya ajang
perlombaan di kabupaten Parigi moutong, hal tersebut karena belum
tersedianya sirkuit balap permanen di Parigi moutong
3) Konsep rancangan sirkuit balap Parigi moutong mampu merespon potensi
dan masalah yang ada dilingkungannya dengan penyelesaian prinsip-
prinsip perancangan arsitektur.
4) Konsep bentuk dari sirkuit balap motor Parigi moutong ingin meredupsi
kegiatan yang memanfaatkan akses jalan umum di Parigi moutong melalui
sirkuit balap motor permanen dengan bentuk dan konsep aliran high tech
architecture. pada perencanaan dan aliran konsep yang digunakan lebih
mengekspos material dan bahan bangunan dengan mengikuti tren
perkembangan zaman pada era sekarang yang dapat memotifasi
pembalap dalam penggunaan.
5) Sirkuit balap motor permanen di harapkan mampu mewadahi semua
kegiatan ajang balap motor yang dilaksakan di parigi. sirkuit balap tidak
hanya sebagai tempat ajang adu kecepatan melainkan telah di fasilitasi
tempat pelatihan balap motor.
72
5.2. Saran
73
DAFTAR PUSTAKA
apreno, s. (2014). TINJAUAN SEKOLAH BALAP MOTOR. universitas islam indoneisa, 21-
22.
Fauzi, R. M. (2017, april 11). Bagaimana Standar FIM Untuk Sirkuit MotoGP 2017.
Diambil kembali dari www.plimbi.com:
https://www.plimbi.com/review/167571/bagaimana-standar-fim-untuk-sirkuit-
motogp-2017
Setiawan, E. (2019). Arti kata balap - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
Diambil kembali dari https://kbbi.web.id/balap.
TATTO, E. (2010, NOVEMBER 28). JENIS KEJUARAAN. Diambil kembali dari rojidinfifit:
http://rojidinfifit.blogspot.com/
tordo, a. (2013, februari 12). Racing Line Sirkuit Gery Mang Subang. Diambil kembali dari
www.dayeuhluhur.net: https://www.dayeuhluhur.net/2013/02/racing-line-
sirkuit-gery-mang-subang.html
yusuf, b. (2014, juni 11). Sirkuit Gery Mang, Subang. Diambil kembali dari
www.kotasubang.com: https://www.kotasubang.com/2306/sirkuit-gery-mang-
subang
74
Daftar pustaka pendukung
Munir, R. (2017). Pengertian Baja, Serta Kelebihan dan Kekurangan Baja Sebagai
Material Struktur. teropong.
Ade. (2018, Agustus 27 ). Contoh Kata Pengantar Makalah, Laporan, Proposal, Skripsi,
Dll. Diambil kembali dari titikdua.net: https://titikdua.net/contoh-kata-
pengantar/
alibaba. (2019). Baru teknologi Tinggi Listrik Hitam Tint Film Pintar Kaca untuk Bangunan
. alibaba.com.
KALENDER RODA DUA IKATAN MOTOR INDONESIA 2018. (2018, april 05). Diambil
kembali dari http://www.imi.co.id: http://www.imi.co.id/posts/kalender-roda-
dua-ikatan-motor-indonesia-2018
motocyclisme, F. i. (2016). 2016 Standards for Circuits. Diambil kembali dari www.fim-
live.com/en/library/download/57696/no_cache/1/.
Statistik, B. P. (2019). Kabupaten Parigi Moutong Dalam Angka 2019. Diambil kembali
dari parigimoutongkab:
https://parigimoutongkab.bps.go.id/publication/2019/08/16/530b3e4d0b99b67
59ec9f05f/kabupaten-parigi-moutong-dalam-angka-2019.html
wikipedia. (2013, Januari 11). Grand Prix Sepeda Motor. Diambil kembali dari wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Grand_Prix_Sepeda_Motor
wikipedia. (2019, januari 13). id.wikipedia.org. Diambil kembali dari Sirkuit Internasional
Sentul: https://id.wikipedia.org/wiki/Sirkuit_Internasional_Sentul
75
76
Time Schedule Kegiatan Tugas Akhir
Waktu
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan Proposal
Fix proposal
Seminar Proposal
Penelitian
Fix hasil
Seminar hasil
Studio T.A