Anda di halaman 1dari 8

1.

Definis Lingkaran
Lingkaran merupakan himpunan semua titik pada sebuah bidang yang mempunyai jarak yang
sama ke titik terntentu yang disebut sebagai pusat lingkaraan.
Nama lingkaran biasanya sesuai dengan nama titik pusatnya. Pada gambar contoh bentuk
lingkaran dengan pusat titik P, bisa disebut lingkaran P. Jarak yang tetap antara titik pada
lingkaran dengan pusat lingkaran dinamakan jari-jari, biasanya disimbolkan r.

2. Unsur-unsur lingkaran ini antara lain :


a. Unsur lingkaran berupa ruas garis atau kurva lengkung: busur, tali busur, jari-jari, diameter,
apotema.
1. Busur
Ciri-ciri:
1. Berupa kurva lengkung yang merupakan bagaian lingkaran.
2. Jika kurang dari setengah lingkaran (sudut pusat < 180°) disebut busur minor.
3. Jika lebih dari setengah lingkaran (sudut pusat > 180°) disebut busur mayor.
4. Busur setengah lingkaran berukuran sudut pusat = 180°.
Keterangan : Untuk selanjutnya, jika tidak disebutkan mayor atau minor, maka yang
dimaksud adalah minor.

2. Jari-jari
Ciri-ciri
1. Berupa ruas garis.
2. Menghubungan titik pada lingkaran dengan titik pusat.

3. Diameter
Ciri-ciri
1. Berupa ruas garis.
2. Menghubungkan dua titik pada lingkaran.
3. Melalui titik pusat lingkaran.

4. Tali Busur
Ciri-ciri
1. Berupa ruas garis.
2. Menghubungkan dua titik pada lingkaran.
5. Apotema
1. Berupa ruas garis.
2. Menghubungkan titik pusat dengan satu titik di tali busur.
3. Tegak lurus dengan tali busur.

b. Unsur lingkaran berupa luasan: juring, tembereng.


1. Juring
Ciri-ciri
1. Berupa daerah di dalam lingkaran.
2. Dibatasi oleh dua jari-jari dan satu busur lingkaran.
3. Jari-jari yang membatasi berpotongan dengan titik ujung busur lingkaran.

2. Tembereng
Ciri-ciri
1. Berupa daerah di dalam lingkaran.
2. Dibatasi oleh tali busur dan busur lingkaran.

c. Unsur-unsur lain pada lingkaran yaitu sudut pusat dan sudut keliling.
1. Sudut pusat:

Sudut pusat pada lingkaran adalah sebuah sudut dimana titik sudutnya merupakan titik
pusat lingkaran dan sisi-sisi sudutnya merupakan jari-jari.
Pada gambar lingkaran dengan pusat titik O, terdapat ∠𝐴𝑂𝐶 yang dibatasi oleh dua jari-
jari yaitu OA dan OC.
∠𝐴𝑂𝐶 disebut sudut pusat.
2. Sudut keliling :

Sudut keliling lingkaran adalah sebuah sudut dimana titik sudutnya merupakan titik pada
lingkaran dan sisi-sisinya berupa tali busur lingkaran.
Pada gambar lingkaran berpusat di titik O, terdapat dua tali busur AB dan BC yang
berpotongan dan membentuk ∠𝐴𝐵𝐶.
∠𝐴𝐵𝐶 merupakan sudut keliling dan menghadap busur AC.
d. Hubungan sudut pusat dengan sudut keliling.
Berdasarkan gambar diatas, OA dan juga OB berpotongan dititik O dan membentuk sudut
pusat yaitu ∠𝐴𝑂𝐵. Selanjutnya tali busur AC dan juga CB berpotongan di titik C yang
membentuk sudut keliling ∠𝐴𝐶𝐵. Sudut pusat ∠𝐴𝑂𝐵 dan sudut keliling ∠𝐴𝐶𝐵 menghadap
busur yang sama yaitu busur AB. Lalu bagaimana hubungan antara sudut pusat serta sudut
keliling yang menghadap busur yang sama?

Berdasarkan gambar diatas, lingkaran tersebut berpusat di titik O serta mempunya jari-jari
OA = OB = OC = OD = r. Jika kita misalkan ∠ AOC =α dan ∠ COB = β maka ∠ AOB = α

Selanjutnya perhatikanlah segitiga BOD
∠ BOD merupakan pelurus bagi ∠ BOC, sehingga ∠ BOD = 180º – β. Dan segitiga BOD
merupakan segitiga sama kaki, karena OB = OD = r, maka
∠ ODB = ∠ OBD = ( 180º – ∠ BOD ) / 2
Karena ∠ BOD = 180º – β maka diperoleh
∠ ODB = ∠ OBD = [ 180º – ( 180° – β ) ] / 2 = ½ β
Selanjutnya perhatikanlah segitiga AOD
∠ AOD pelurus bagi ∠ AOC, sehingga ∠ AOD = 180º – α. Dan segitiga AOD merupakan
segitiga sama kaki, karena OA = OD = r, maka
∠ ODA = ∠ OAD = ( 180º – ∠ AOD ) / 2
∠ ODA = ∠ OAD = [ 180º – ( 180° – α ) ] / 2
∠ ODA = ∠ OAD = ½ α
Jadi, berdasarkan uraian diatas
besar ∠ ADB = ∠ ODA + ∠ ODB
besar ∠ ADB = ½ α + ½ β
besar ∠ ADB = ½ ( α + β )
besar ∠ ADB = ½ × ∠ AOB atau
besar ∠ AOB = 2 × besar ∠ ADB
Karena ∠ AOB merupakan sudut pusat dan ∠ ADB merupakan sudut keliling yang keduanya
menghadap busur yang sama yaitu busur AB. Maka kita dapat menyimpulkan bahwa
Jika sudut pusat dan sudut keliling menghadap busur yang sama maka besar sudut
pusat = 2 × sudut keliling.
e. Hubungan sudut pusat dengan panjang busur

Pada gambar di atas sebuah lingkaran dengan jari-jari r memiliki sudut pusat AOB yang
besarnya α (α baca: alfa) dan memiliki panjang busur garis lengukung AB. Kemudian apa
yang terjadi jika sudut α diperbesar menjadi sudut β (β baca betta) seperti gambar di bawah
ini?

Ternyata panjang busur lingkaran menjadi besar setelah sudut pusatnya diperbesar. Nah
inilah yang disebut dengan perbandingan senilai atau seharga. Di mana semakin besar sudut
pusat maka semakin besar panjang busurnya, begitu juga sebaliknya semakin kecil sudut
pusatnya maka semakain kecil panjang busurnya. Sekarang bagaimana kalau sudut α tersebut
diubah menjadi satu lingkaran penuh (360°)?
Ternyata setelah sudut pusat diubah menjadi satu lingkaran penuh (360°) maka panjang busur
lingkaran menjadi keliling lingkaran. Nah dari pernyataan tersebut dapat diperoleh hubungan
antara sudut pusat, panjang busur dengan keliling lingkaran yaitu panjang busur per
keliling lingkaran sama dengan besarnya sudut pusat per sudut satu lingkaran penuh
(360°). Secara matematis pernyataan tersebut dapat dirumuskan:
Panjang busur/keliling = sudut pusat/360°
f. Hubungan sudut keliling dengan panjang busur

Gambar lingkaran di atas memiliki jari-jari r, panjang busur AB, dan luas juring AOB. Apa
yang terjadi jika panjang busur AB diperbesar menjadi busur AB’ seperti gambar di bawah
ini?

Ternyata setelah panjang busur AB diperbesar menjadi busur AB’ maka luas juring AOB
semakin membesar menjadi AOB’ seperti gambar di atas. Ini sesuai dengan konsep
perbandingan senilai atau seharga, di mana jika panjang busur lingkaran diperbesar maka luas
juring lingkaran tersebut juga ikut menjadi tambah besar, begitu juga sebaliknya jika panjang
lingkaran diperkecil maka luas juring lingkaran juga akan mengecil. Sekarang bagaimana
kalau panjang busur tersebut diubah menjadi keliling lingkaran?
Jika panjang busur diubah menjadi keliling lingkaran maka luas juringnya menjadi luas
lingkaran. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara
panjang busur, luas juring, keliling lingkaran dan luas lingkaran yakni “luas juring per
luas lingkaran sama dengan panjang busur per keliling lingkaran” Secara matematis
pernyataan tersebut dapat dirumuskan:
Juring/Luas = Busur/Keliling
Misalkan luas juring kita notasikan dengan J, panjang busur kita notasikan dengan B, Luas
lingkaran = πr2, dan keliling lingkaran = 2πr, maka persamaannya menjadi:
J/πr2 = B/2πr
J/r = B/2
2J = B.r

Anda mungkin juga menyukai