Anda di halaman 1dari 12

hari pertama

EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KECUKUPAN ASImenyusui,


PADA BAYIibu merasa
BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS takut kalau ASI
SUMBANG nya tidak cukup untuk
II KABUPATEN
BANYUMAS

Susi Setiyani, A.Md.Keb1, Munayarokh, S.Pd, S.Tr.Keb,M.Kes2,


Sumiyati, S.Kep.Ns, M.P.H3

INTISARI

5 bab + 77 halaman + xii halaman + 9 tabel + 3 gambar + 5 lampiran

Pemberian ASI Eksklusif di Jawa Tengah pada tahun 2016 mencapai 54,2% (target
pemberian ASI Eksklusif 80%). Pijat oksitosin merupakan faktor yang sangat membantu
dalam proses produksi dan pengeluaran ASI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
efektifitas pijat oksitosin terhadap kecukupan ASI pada bayi baru lahir.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperiment dengan rancangan yang
digunakan post test only design with control grup. Populasi sampling adalah ibu nifas
dengan 22 responden kelompok perlakuan dan 22 responden kelompok kontrol. Data yang
dikumpulkan meliputi data pijat oksitoksin dan kecukupan ASI pada bayi (BAK, BAB,
kenaikan BB, frekuensi bayi menyusu dan lama tidur bayi), kemudian data di analisis
univariat pada setiap variabel.
Peraruh pijat oksitoksin pada kecukupan ASI bayi meliputi Frekuensi Buang Air
Kecil memiliki kecukupan buang air kecil dalam sehari 90,91%, frekuensi Buang Air Besar
memiliki kecukupan buang air besar dalam sehari 90,91%, frekuensi menyusu memiliki
kecukupan ASI yang cukup dalam sehari 90,91%, lama tidur memiliki kecukupan tidur
yang cukup dalam sehari 82,82%. Kenaikan berat badan mengalami kenaikan berat badan
yang cukup 81,82%. Kesimpulan ada perbedaan pengaruh antara ibu yang dipijat
oksitoksin dan yang tidak dipijat oksitosin dengan kecukupan ASI pada bayi. Disarankan
adanya penyuluhan mengenai pijat oksitoksin untuk meningkatkan produksi ASI

Kata kunci : pijat oksitosin, kecukupan ASI pada bayi baru lahir.
Daftar Pustaka : 51 pustaka (1996-2018).

I. Pendahuluan
Air Susu Ibu adalah makanan
terbaik bagi bayi dan menyusui
merupakan kejadian alamiah. Untuk
dapat menyusui dengan optimal,
seorang ibu harus mengetahui tentang
air susu ibu (ASI) itu sendiri dan
penatalaksanaannya Sering ditemukan memenuhi kebutuhan bayinya.
kegagalan menyusui yang disebabkan Berdasarkan Profil Kesehatan
oleh faktor psikologis ibu pada hari Jawa Tengah tahun 2016, prosentase

1
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 menyusu dini (IMD), lama dan
bulan sebesar 54,2% yang menurun frekuensi menyusu, serta pijat oksitosin
dibandingkan dengan cakupan di tahun (Putri, 2010).
2015 sebesar 61,6%. Sedangkan di Pijat oksitosin merupakan salah
Kabupaten Banyumas angka cakupan satu cara mengatasi ketidaklancaran
ASI sebesar 51,7% , yang artinya produksi ASI. Pemijatan ini ibu akan
masih di bawah cakupan Jawa Tengah. merasa lebih rileks dan mengurangi
Permasalahan terkait pencapaian kelelahan setelah melahirkan. Jika ibu
cakupan ASI Eksklusif antara lain merasa nyaman dan rileks akan
adalah gencarnya promosi susu merangsang pengeluaran hormon
formula, masih sangat terbatas tenaga oksitosin. Hal ini juga sesuai dengan
konselor ASI dan belum maksimalnya anjuran dari pemerintah untuk
kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi pemanfaatan alam sekitar atau “Back
dan kampanye terkait pemberian ASI. to Nature”. Budaya pijat pada ibu nifas
Proses menyusui dapat dilakukan sudah menjadi kebiasaan di masyarakat
segera setelah bayi lahir. Bayi yang Indonesia khususnya di pulau Jawa,
lahir cukup bulan memiliki naluri namun belum difokuskan pada pijat
untuk menyusu 20-30 menit setelah khusus nifas untuk kelancaran ASI.
dilahirkan. Pada jam-jam pertama bayi Hasil penelitian Pilaria dan Sopiatun
relatife tenang dan memiliki keinginan (2017) menyatakan ada pengaruh pijat
untuk menyusu. Kenyataan di lapangan oksitosin terhadap produksi ASI pada
menunjukkan bahwa banyak ibu ibu postpartum, Kiftia (2015)
mengalami ketidakefektifan dalam menyatakan ada perbedaan yang
proses menyusui karena produksi signifikan produksi ASI pada ibu post
ejeksi ASI yang sedikit di hari-hari partum sebelum dan sesudah terapi
pertama, sehingga ibu kurang pijat oksitosin.
bersemangat dalam menyusui bayinya. Survey pendahuluan yang
Ibu perlu mendapatkan dilakukan pada ibu nifas di wilayah
penatalaksanaan dini agar ibu dapat Puskesmas Sumbang II di temukan 8
memahami hal hal penting pada saat dari 10 ibu nifas mengalami
proses menyusui dan dapat permasalahan menyusui pada hari hari
meningkatkan produksi ASI agar awal karena produksi ASI belum
berhasil menyusui. Produksi ASI yang keluar, sehingga berpengaruh terhadap
sedikit pada hari hari pertama menjadi pemberian ASI dan capaian ASI
kendala bagi ibu untuk menyusui, ekslusif yang baru 37,4 % pada tahun
padahal keadaan ini bisa diatasi dengan 2017.
usaha merangsang hormone prolactin Kecukupan ASI pada bayi dapat
dan oksitosin pada ibu setelah dilihat dari frekuensi buang air kecil
melahirkan selain dengan memeras (BAK), buang air besar (BAB),
ASI, perawatan payudara, inisiasi kenaikan berat badan bayi, frekuensi

2
bayi menyusu dan lama tidur bayi. Pijat Oksitosin
Pentingnya pengeluaran ASI pada masa BAK Intervensi Kontrol
menyusui terhadap kucukupan ASI n % n %
pada bayi baru lahir, mendorong 90,9 54,5
Cukup 20 12
1 5
peneliti ingin melakukan penelitian
45,4
tentang efektifias pijat oksitosin Kurang 2 9,09 10
5
terhadap kecukupan ASI pada bayi Jumlah 22 100 22 100
baru lahir. Sebagian besar ibu nifas di Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat dapat
wilayah Puskesmas Sumbang II masih dilihat bahwa 20 bayi (90,91%) dengan
dirawat oleh dukun bayi dengan pijat perlakuan pijat oksitosin memiliki
tradisional. Hal ini lebih menguatkan kecukupan buang air kecil.
peneliti untuk melakukan penelitian ini 2. Frekuensi Buang Air Besar
di wilayah kerja Puskesmas Sumbang (BAB)
II. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Buang Air
Besar Bayi
II. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasy Pijat Oksitosin
eksperiment, dengan rancangan Posttest BAB Intervensi Kontrol
n % n %
dengan Kelompok Kontrol (Posttest
90,9 54,5
Only Control Group Design), sampel Cukup 20 12
1 5
penelitian sebanyak 44 ibu bersalin 45,4
Kurang 2 9,09 10
dengan pembagian 22 sampel perlakuan 5
dan 22 sampel kontrol, dan dilakukan Jumlah 22 100 22 100
analisis univariat. Variabel bebas adalah Tabel 6 menjelaskan bahwa 20 bayi
pijat oksitoksin, Variabel terikat adalah (90,91%) dengan perlakuan pijat
kecukupan ASI pada bayi baru lahir. oksitosin memiliki kecukupan buang
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas air besar dibandingkan dengan bayi
Sumbang II Kecamatan Sumbang dari ibu yang tidak diberi perlakuan
Kabupaten Banyumas pada bulan pijat oksitosin pada ibu hanya 11 bayi
Januari 2018 sampai Januari 2019. (50%).
Teknik pengolahan data meliputi editing,
coding, entri data, tabulasi, dan analisa 3. Frekuensi Menyusu Bayi Baru
data univariat. Lahir
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Menyusu
III. Hasil dan Pembahasan Bayi Baru Lahir
A. Hasil Penelitian Pijat Oksitosin
1. Frekuensi Buang Air Kecil Frekuensi
Intervensi Kontrol
(BAK) Menyusu
N % n %
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Buang Air 90,9 54,5
Cukup 20 12
Kecil Bayi 1 5

3
45,4 Tabel 9 menjelaskan bahwa setelah
Kurang 2 9,09 10
5 dilakukan pijat oksitosin bayi dengan
Jumlah 22 100 22 100 diberikan perlakuan mengalami
Tabel 7 menerangkan bahwa 22 bayi kenaikan berat badan yang cukup yaitu
(100%) dari ibu dengan perlakuan pijat sebanyak 18 bayi (81,82%),sedangkan
oksitosin memiliki kategori frekuensi bayi dari ibu yang tidak mendapatkan
menyusu yang cukup dibandingkan perlakuan sebagian besar kenaikan
dengan bayi dari ibu yang tidak berat badan menjadi kurang, yaitu
mendapatkan perlakuan pijat yaitu sebesar 16 bayi (72,73%).
sejumlah 11 bayi (50%). B. Pembahasan
4. Lama Tidur Bayi Baru Lahir 1. Frekuensi Buang Air Kecil pada
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Lama Bayi Baru Lahir
Tidur Bayi Baru Lahir Hasil peneletian ini diketahui
bahwa frekuensi buang air kecil
Pijat Oksitosin
pada bayi baru lahir untuk ibu yang
Lama Tidur Intervensi Kontrol
mendapatkan perlakuan pijat
n % n %
81,8 31,8 oksitosin sejumlah 20 bayi
Cukup 18 7 (90,91%) dinyatakan cukup dan 2
2 2
18,1 68,1 bayi (9,09%) dinyatakan kurang,
Kurang 4 15
8 8 sedangkan untuk bayi dari ibu yang
Jumlah 22 100 22 100 tidak dilakukan pemijatan 12 bayi
Tabel 8 menjelaskan bahwa 18 bayi (54,55%)di nyatakan cukup dan 10
(81,82%) dari ibu dengan perlakuan bayi (45,45%) dinyatakan kurang.
pijat oksitosin dinyatakan cukup untuk Hasil tersebut menunjukkan bakwa
lama tidurnya dibandingkan dengan perlakuan pijat oksitosin pada ibu
bayi dari ibu yang tidak mendapatkan nifas mempengaruhi frekuensi
perlakuan pijat oksitosin, hanya buang air kecil pada bayi baru
sejumlah 7 bayi (31,82%) yang lahir,dimana terdapat perbedaan
memiliki kecukupan tidur. sekitar 45% antara bayi dari ibu
5. Kenaikan Berat Badan (BB) yang di pijat dan bayi dari ibu yang
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kenaikan tidak dilakukan pijat oksitosin, pada
Berat Badan Bayi Baru Lahir frekuensi buang air kecil normal
Pijat Oksitosin pada bayi baru lahir yaitu lebih dari
Kenaikan 8 x dalam 24 jam.
Intervensi Kontrol
BB Menurut Sari &
n % n %
81,8 27,2 Khotimah( 2018 ) tanda bayi cukup
Cukup 18 6
2 7 ASI adalah buang air kecil paling
18,1 72,7 tidak 6-8 kali sehari. Hasil
Kurang 4 16
8 3 penelitian ini sejalan dengan
Jumlah 22 100 22 100 penelitian Pilaria dan Sopiatun
(2017), yang menyatakan bahwa

4
terdapat pengaruh pijat oksitosin 40% antara ibu yang di pijat dan ibu
terhadap produksi ASI. Kecukupan yang tidak dilakukan pemijatan
ASI pada bayi baru lahir akan oksitosinpada frekuensi BAB nya.
terpenuhi dengan produksi ASI yang Penelitian ini sesuai dengan
cukup, sedangkan pada ibu dengan penelitian Suryani & Astuti (2013),
produksi ASI yang kurang dapat tentang pengaruh pijat oksitosin
dilihat dari sindrom bayi kurang terhadap produksi ASI yang
ASI. Penelitian Suryani & Astuti menyatakan bahwa pemijatan
(2013), juga menyatakan bahwa oksitosin pada ibu menyusui
pemijatan pada ibu menyusui mempengaruhi peningkatan
mempengaruhi peningkatan frekuensi BAB bayi. Bila bayi
frekuensi BAK bayi. cukup nutrisi dengan mendapatkan
Menurut Stright (2005; ASI akan buang air besar antara 6-8
hlm.217), sebagian besar bayi baru kali dalam 24 jam (Soetjatiningsih,
lahir berkemih dalam 24 jam 20005).
pertama setelah lahir, dan dua 3. Frekuensi Menyusu pada Bayi
sampai enam kali sehari pada 1 -2 Baru Lahir
hari pertama, setelah itu mereka Hasil penelitian diketahui
berkemih 5 sampai 20 kali dalam 24 bahwa frekuensi menyusu pada bayi
jam. Urine dapat keruh karena lendir baru lahir untuk ibu yang
dan garam asam urat, noda mendapatkan perlakuan pijat
kemerahan dapat diamati pada oksitosin, 20 bayi (90,91%)
popok karena kristal asam urat. dinyatakan cukup dan 2 bayi
2. Frekuensi Buang Air Besar pada (9,09%) dinyatakan kurang,
Bayi Baru Lahir sedangkan untuk bayi dari ibu yang
Hasil penelitian ini diketahui tidak dilakukan pemijatan 11 bayi
bahwa frekuensi buang air besar (50%)di nyatakan cukup dan 11 bayi
pada bayi baru lahir untuk ibu yang (50%) dinyatakan kurang. Hasil
mendapatkan perlakuan pijat tersebut menunjukkan bakwa
oksitosin sejumlah 20 bayi (90,91%) perlakuan pemijatan pada ibu nifas
dinyatakan cukup dan 2 bayi mempengaruhi frekuensi menyusu
(9,09%) dinyatakan kurang, pada bayi baru lahir. Artinya bayi
sedangkan untuk bayi dari ibu yang dari ibu yang dilakukan pijat
tidak dilakukan pemijatan 11 bayi oksitosin mempunyai frekuensi yang
(50%)di nyatakan cukup dan 11 bayi lebih sering menyusu daripada bayi
(50%) dinyatakan kurang. Hasil dari ibu yang tidak dilakukan pijat
tersebut menunjukkan bakwa oksitosin.Sedangkan untuk frekuensi
perlakuan pijat oksitosin pada ibu menyusu pada bayi baru lahir di
nifas mempengaruhi frekuensi anggap cukup apabila menyusu 10-
buang air besar pada bayi baru 12 kali dalam 24 jam. Hampir dalam
lahir.Terdapat perbedaan sekitar waktu 2 jam sekali bayi menyusu,

5
karena proses menyusui yang benar kelompok kontrol. Sejalan dengan
dan cukup produksi ASI pada penelitian tersebut bahwa bayi dari
ibunya. ibu yang dipijat, produksi ASI lebih
Umur kehamilan dan berat lancar sehingga bayi akan lebih
lahir mempengaruhi produksi ASI. sering menyusu dari pada bayi dari
Hal ini disebabkan bayi yang lahir ibu yang tidak dipijat/kelompok
prematur (umur kehamilan kurang kontrol.
dari 36 minggu), dan dengan berat 4. Lama tidur pada Bayi Baru Lahir
badan yang kurang, sangat lemah Dari penelitian ini diketahui
dan tidak mampu menghisap secara bahwa lama tidur pada bayi baru
efektif sehingga produksi ASI lebih lahir untuk ibu yang mendapatkan
rendah dari pada bayi yang lahir perlakuan pijat oksitosin, 18 bayi
tidak prematur atau yang lahir ( 81,82% ) dinyatakan cukup dan 4
dengan berat badan normal (> 2.500 bayi (18,18%) dinyatakan kurang,
gr). Lemahnya kemampuan sedangkan untuk bayi dari ibu yang
menghisap pada bayi prematur dapat tidak dilakukan pemijatan 7 bayi
disebabkan berat badan yang rendah (31,82%)di nyatakan cukup dan 15
dan belum sempurnanya fungsi bayi (68,18%) dinyatakan kurang.
organ (Dewi & Sunarsih, 2011) Hasil tersebut menunjukkan
Usaha untuk merangsang bakwa perlakuan pemijatan pada ibu
hormon prolaktin dan oksitosin pada nifas mempengaruhi lama tidur pada
ibu setelah melahirkan selain bayi baru lahir. Perbedaan sekitar
dengan memeras ASI, dapat juga 50% pada pola tidur bayi dari ibu
dilakukan dengan perwatan yang dilakukan pijat oksitosin
payudara, Inisiasi Menyusu Dini dibandingkan dengan ibu yang tidak
(IMD), lama dan frekuensi dilakukan pijat oksitosin. Bayi yang
menyusui secara on demand, serta tampak tidur dengan pulas dan
pijat oksitosin ( Bahiyatun, 2009, tenang setelah menyusu
Depkes RI, 2007, Rukiyah, 2011). mengindikasikan bahwa bayi cukup
Pijat oksitosin merupakan salah satu ASI. Pola tidur bayi yang usianya
cara mengatasi ketidaklancaran baru mencapai 2 bulan umumnya
produksi ASI. Bayi akan sering membutuhkan tidur 14-18 jam
menyusu bila produksi ASI cukup setiap hari (Dewi& Sunarsih, 2011).
dan lancer Hasil penelitian ini sesuai
Penelitian Mardiyaningsih dengan Suryani & Astuti (2013)
(2011), menyatakan bahwa adanya tentang Pengaruh Pijat Oksitosin
perbedaan proporsi kelancaran Terhadap Produksi Asi Ibu Post
produksi ASI antara kelompok yang Partum di BPM wilayah kabupaten
diberi intervensi memiliki peluang Klaten, menyatakan bahwa ada
11,5 kali lebih produksi ASI lebih pengaruh pijat oksitosin dengan
lancar dibandingkan dengan lama tidur bayi, dimana dapat

6
simpulkan ada perbedaan lama tidur kelompok kontrol kenaikan berat
pada hari pertama lahir dan sesudah badan sebagian besar termasuk
pasca pijat oxitosin, yanf kategori kurang, yaitu sejumlah 16
menunjukan hasil adanya perbedaan bayi (72,72%).
lama tidur hari pertama lahir dan Penelitian ini sejalan dengan
sesudah dua minggu pasca pijat Husniyah (2017), tentang pengaruh
oxitosin. pijat oksitosin terhadap produksi
Bayi dianggap cukup ASI pada ibu nifas menunjukkan
mendapatkan ASI jika terdapat ada pengaruh yang signifikan antara
penambahan berat badan yang pijat oksitosin terhadap kenaikan
signifi kan, bayi merasa puas dan berat badan bayi. Hasil uji statistik
kenyang setelah menyusui, menggunakan independent t test
kemudian bayi bisa tidur nyenyak diperoleh p value 0,000 (p
selama 2-4 jam, dan bayi dapat value<0,05) yang menyampaikan
buang air kecil atau besar dengan bahwa produksi ASI pada ibu nifas
frekuensi minimal enam kali dalam dengan kenaikan berat badan pada
sehari (Arief, 2009). kelompok kontrol dengan rentang
5. Kenaikan Berat Badan pada Bayi 100-250 gram sedangkan kelompok
Baru Lahir eksperimen peningkatan berat badan
Hasil penelitian ini lebih tinggi dari pada kelompok
menunjukan bahwa kenaikan berat kontrol dengan rentang kenaikan
badan pada bayi baru lahir untuk mulai dai 200-600 gram.
ibu yang mendapatkan perlakuan Pertumbuhan bayi pada usia 0-
pijat oksitosin, 18 bayi (81,82%) 6 bulan mengalami penambahan
dinyatakan cukup dan 4 bayi 150-210 gram/minggu dan
(18,18%) dinyatakan kurang, berdasarkan kurva pertumbuhan
sedangkan untuk bayi dari ibu yang yang diterbitkan oleh NCHS berat
tidak dilakukan pemijatan 6 bayi badan bayi akan meningkat 2x lipat
(21,27%)di nyatakan cukup dan 16 dari berat lahir pada usia 4-7 bulan
bayi (72,73%) dinyatakan kurang. (wong. Dkk, 2008).
Hasil tersebut menunjukkan bakwa Menurut penelitian yang
perlakuan pemijatan pada ibu nifas diteliti oleh Umesh, Patel (2013),
mempengaruhi kenaikan berat badan berjudul “Effect of back Massage on
pada bayi baru lahir.Hasil penelitian Lactation among Postnatal
menunjukan bahwa rata-rata Mothers”dengan jumlah responden
kenaikan BB bayi sebesar 177,96 sebanyak 220 ibu post partum yang
gram. Pada kelompok intervensi dibagi menjadi dua kelompok yaitu
sebagian besar kategori kenaikan kelompok eksperimental dan
berat badan termasuk kategori yang kelompok kontrol. Tujuan penelitian
cukup, yaitu sebanyak 18 bayi ini adalah untuk menilai efektivitas
(81,81%), sedangkan pada pijat punggung terhadap laktasi ibu

7
pasca melahirkan. Didapatkan hasi 1. Frekuensi BAK pada bayi
yaitu pada kelompok studi terdapat dari ibu dengan perlakuan
kenaikan berat badan bayi yang pijat oksitoksin memiliki
signifikan setelah dilakukan kecukupan buang air kecil
penerapan pijat punggung ,jumlah dalam sehari sejumlah 20 bayi
rata-rata BAK dan BAB perhari (90,91%) .
lebih tinggi, durasi tidur bayi juga 2. Frekuensi BAB pada bayi
meningkat lebih lama setelah dari ibu dengan perlakuan
menyusui. Hal ini lebih baik pijat oksitoksin memiliki
dibandingkan kelompok kontrol. kecukupan buang air besar
Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam sehari sejumlah 20 bayi
pijat punggung efektif dalam (90,91%).
meningkatkan laktasi, hal ini dapat 3. Frekuensi menyusu pada
direkomendasikan untuk semua ibu bayi dari ibu dengan perlakuan
menyusui khususnya mereka yang ibu dengan pemijatan
menghadapi masalah dengan inisiasi oksitoksin memiliki
dan upaya menyusui. kecukupan ASI yang cukup
Berat badan bayi sewaktu lahir dalam sehari sejumlah 22 bayi
berpengaruh terhadap produksi dan (90,91%).
pengeluaran ASI. Bayi yang lahir 4. Lama tidur pada bayi dari
dengan berat badan rendah (<2500 ibu dengan perlakuan ibu
gram) cenderung mempunyai pijat oksitoksin memiliki
kemampuan menghisap ASI kecukupan tidur yang cukup
langsung dari payudara ibu yang dalam sehari sejumlah 18 bayi
lebih rendah daripada bayi yang (82,82%).
5. Kenaikan berat badan
terlahir dengan berat badan normal
pada bayi dari ibu dengan
(<2500 gram) (Ria, 2012). Bayi
perlakuan pijat oksitosin
yang dilahirkan dengan berat badan
mengalami kenaikan berat
2000 gram dengan prematur lebih
badan yang cukup yaitu
tumbuh subur dengan ASI, namun
sebanyak 18 bayi (81,82%).
bayi yang lahir dengan berat badan
B. Saran
lahir kurang dari 2000 gram, dapat 1. Bagi Peneliti
mempunyai angka pertumbuhan Perlu adanya penelitian lebih
demikian cepat sehingga ASI saja lanjut mengenai faktor-faktor
tidak memasok nutrien esensial lain yang mempengaruhi
yang cukup untuk pertumbuhan kecukupan ASI pada bayi
normal (Barness dan Curan, 2012). dengan jumlah sampel yang
lebih besar.
V. Kesimpulan dan Saran
2. Bagi Masyarakat
A. Kesimpulan

8
Disarankan bagi ibu bayi Delima, M, Arni, S, & Rosya, E
untuk dilakukan lebih sering (2016).Pengaruh pijat oksitosin
pemijatan oksitoksin agar terhadap peningkatan produksi ASI
produksi ASI lebih banyak ibu menyusui di puskesmas plus
serta pemilihan makanan yang mandiangin : quasi experiment.
memicu banyaknya produksi Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri.
ASI dengan pola istirahat yang 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.
cukup. Jakarta : Salemba Medika.
3. Bagi Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.
Disarankan bagi petugas 2016. Profil Kesehatan Kabupaten
kesehatan lebih sering Banyumas tahun 2016. Banyumas.
melakukan penyuluhan Dinkes Kabupaten Banyumas
mengenai pijat oksitoksin Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.
untuk meningkatkan produksi 2017. Profil Kesehatan Kabupaten
ASI. Banyumas tahun 2016. Banyumas.
Daftar Pustaka Dinkes Kabupaten Banyumas.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Anisa,   Mutmainnah;   Herni,   Johan   &
tengah.2016, Profile kesehatan
Sorta,   Stephanie.   2017.  Asuhan Propinsi Jawa tengah tahun 2016,
Persalinan   Normal   dan   Bayi   Baru Semarang. Dinkes Propinsi Jawa
Lahir. Yogyakarta : CV Andi Tengah.
Ambarwati, E,R,Diah, W. 2010. Asuhan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
tengah.2017, Profile kesehatan
Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha
Propinsi Jawa tengah tahun 2016,
Medika. Semarang. Dinkes Propinsi Jawa
Arief, N. (2009). Panduan Ibu cerdas Tengah.
ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Endah, N & Masdinarsah, I (2011).
Yogyakarta: Media pressindo. Pengaruh pijat oksitosin terhadap
Arikunto, S. 2010. Metodologi pengeluaran kolostrum pada ibu
Penelitian Kesehatan. Jakarta. postpartum di ruang kebidanan RS
Rineka Cipta Muhammadiyah Bandung. Stikes
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Jendral A. Yani Cimahi, Jurnal
Normal. Jakarta: EGC Kesehatan Kartika : 1-99
Barnes LA., Curran JS., 2010, Nelson Hidayat, A.A..(2014). Metode penelitian
Textbook of Pediatrics 18/E. keperawatan dan teknis analisis
Saunders Company, Philadelphia. data. Jakarta : Salemba Medika
Depkes RI. (2007). Panduan Husniyah, Subiyatun. (2017).Pengaruh
Manajemen Laktasi : Diit gizi pijat oksitosin terhadap produksi
masyarakat. Jakarta : Depkes RI ASI pada ibu nifas di puskesmas
jetis kota Yogyakarta. Yogyakarta :

9
Naskah Publikasi, Fakultas Ilmu Nursalam. 2011. Konsep Dan
Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Penerapan Metodologi Penelitian
Yogyakarta. Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Irianto K, 2014. Biologi Reproduksi . Salemba Medika
Bandung; Alfabeta. Perinesia.(2007). Manajeman
JNPK-KR Depkes RI. (2012). Asuhan Laktasi.Jakarta : Perinesia
Persalinan Normal. Jakarta: Depkes Pilaria, E & Sopiatun, R
RI.Kiftia, Mariatul (2015). (2018).Pengaruh Pijat Oksitosin
Pengaruh terapi pijat oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
produksi ASI pada ibu Postpartum Di Wilayah Kerja
postpartum.Aceh : Universitas Puskesmas Pejeruk Kota Mataram
Syiah Kuala Banca Aceh,Journal Tahun 2017. Mataram : Poltekkes
Ilmu Keperawatan, ISSN : 2338- Kemenkes Mataram, Jurnal
6371. Kedokteram Yarsi 26 (1) : 027-033
Mardiyaningsih, Eko. 2010. Efektifitas (2018)
Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Proverawati A. Asfuah, S. 2009. Gizi
Oksitoksin Terhadao Produksi ASI untuk kebidanan.Yogyakarta : Nuha
Ibu Post Seksio Sesarea di Rumah Medika.
Sakit Wilayah Jawa Tengah.Jakarta : Putri, T. 2010.Data Cakupan ASI
FIK UI, Tesis Magister Ilmu TakLangsung Keluar. Tersedia
Keperawatan. dalam
Maritalia, Dewi. 2014. Asuhan :http://kesehatan.kompas.com/read/2
kebidanan nifas dan meyusui. 010/01/07/12204060/Mengapa.ASI.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Tak.Langsung.Keluar [Diakses 22
Maryanti, dkk. 2011. Buku Ajar Desember 2016].
Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Ria, Riksani. 2012. Keajaiban Asi (Air
PenerbitTrans Info Media. Susu Ibu). Jakarta : Dunia Sehat.
Muslihatun, WN. 2010. Asuhan Roesli, U. 2007. Mengenal ASI
Neonatus Bayi Dan Balita. Eksklusif.Jakarta : Trubus
Fitramaya, Yogyakarta. Agriwidya.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Rochmah, N, dkk. 2012. Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta : P.T Pemeriksaan Kualitas General
Rineka Cipta. Movements Meningkatkan Nilai
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Prediksi Ultrasonografi Kepala
Penelitian Kesehatan. Jakarta : P.T untuk Memprediksi Perkembangan
Rineka Cipta. Bayi Kurang Bulan dai Ibu
Nursalam.2008. Konsep Dan Penerapan Preeklampsia Berat. Sari Pediatri
Metodologi Penelitian Ilmu Volume: 14. Fakultas Ilmu
Keperawatan.Jakarta : Salemba Kedokteran Airlangga.
Medika.

10
Rukiyah, A. 2011.Asuhan Kebidanan III Umbarsari, Dewi (2017). Efektifitas
(nifas). Jakarta : CV.Trans Info pijat oksitosin terhadap
Medika. pengeluaran ASI di RSA Annisa.
Rusdianti, 2013. “Pengaruh Pijat Akademi Kebidanan Jakarta Mitra
Oksitoksin pada Ibu Nifas Terhadap Sejahtera Jambi : Jurnal Ilmu
Pengeluaran ASI d Kabupaten Kesehatan Vol 1, No. 1, Agustus
Jember”Yogyakarta : Universitas 2017. Hal. 11-17, ISSN: 2579-7913.
Negri Yogyakarta. Umesh, Patel & Sharad, Gedam.2013
Sacharin,1996. Prinsip Keperawatan L.N. Medical College, Effect of back
Pediatrik .Jakarta:EGC Massage on Lactation among
Sari, NE, Khotimah, S. 2018.Asuhan Postnatal Mothers. Internasional
Kebidanan Masa Nifas Dan Journal of Medical Research dan
Menyusui. Bogor ; In Media. Review, Jan-Mar, 2013/ Vol 1/ Issue
Setiawan, A. dan Saryono. 1, Bhopal India diakses 5 November
2010.Metodologi Penelitian 2014
Kebidanan. Jakarta : Nuha Medika. Vij, P., Dhikav, V.,Nalgikar., Saxena,
Soetjiningsih. 2002. Tumbuh kembang D.,Karmakar, G., Ahluwalla, C.
anak. Jakarta. EGC (2009). Postgraduate medical
Soetjiningsih. 2005. Tumbuh kembang entrance examinations. India:
anak. Jakarta. EGC Elsevier.
Stright, R. 2005. Keperawatan Ibu-Bayi Widiastuti, A, Arifah, S & Rachmawati,
Baru Lahir. Jakarta : Penerbit Buku W. R. (2015 ).Pengaruh teknik
Kedokteran EGC. marmet terhadap kelancaran ASI
Sugiyono. 2017. Statistika untuk dan kenaikan berat badan bayi.
Penelitian. Bandung : Alfabeta. Semarang : Poltekkes kemenkes
Supariasa, dkk. 2002. “Penilaian Status Semarang,Jurnal Kesehatan
Gizi”. Jakarta : Penerbit Buku Masyarakat Nasional Vol. 9, No. 4,
Kedokteran EGC. Mei 2015.
Sutanto A.V, 2018. Asuhan Kebidanan Wong D.L, Huckenberry M. 2008.
Nifas & Menyusui.Yogyakarta : Wong’s Nursing Care of Infant and
Pustaka Baru Press. Shildren. Mosby Company, St Louis
Suryani.E, & Astuti.W, E. Missouri.
2013.Pengaruh pijat oksitosin Yohmi, E&Roesli, U. (2009).
terhadap produksi ASI ibu Manajemen Laktasi. Jakarta: IDAI.
postpartum di bpm wilayah
kabupaten klaten. Surakarta :
Poltekkes Kemenkes Surakarta,
Jurusan Kebidanan, Jurnal Ilmu
Kesehatan Vol 2, No 2, Nopember
2013, hlm.41-155.

11
12

Anda mungkin juga menyukai