Anda di halaman 1dari 3

Project ahjusshi

Sepanjang perjalanan menuju makam ibunya, jonas bertemu dengan beberapa pemulung lain dan
menyarankan tempat tinggalnya. Dari beberapa rumah pemulung, memang rumah jonaslah yang banyak
peminatnya. Karena bangunannya sudah dari kayu dan kuat. Sedangkan rumah pengemis yang lain
hanya terbuat pohon, daun, atau jika kurang beruntung mereka tidur di kardus.

Ada banyak pemulung menginginkan rumah itu. Tapi jonas menginginkan tawaran yang lebih tinggi agar
bisa hidup di ibukota. Tawaran tertinggi jatuh kepada pria paruh baya yang ia temui beberapa hari yang
lalu. Ia membeli dengan harga yang cukup tinggi karena mengetahui Jonas sedang sakit.

Setelah menerima uang, Jonas bergegas menuju klinik untuk membayar lunas obatnya selama enam
bulan penuh. Ia menerima obat dan segera meninggalkan klinik itu untuk menuju ke ibukota.

Jonas tiba di ibu kota 30 menit menggunakan angkutan umum. Ibukota berbeda dengan Artashat.
Yerevan kota yang bersih, rapi, dan penuh dengan penduduk yang bekerja di kantoran. Sepanjang jalan
Jonas bertemu pria dan wanita berpakaian rapi sambil membawa tas berbentuk kotak tipis. Entah berisi
buku, laptop, atau apapun di dalamnya.

Jonas menyusuri jalan setapak dan berakhir di bibir pantai. Yerevan adalah ibu kota dengan pantai yang
mengelilinginya. Atau lebih tepatnya, ibukota di atas pantai. Jonas meminum obatnya dan melepas lelah
di pinggir pantai. Membiarkan air menyapu kakinya yang penuh luka. Membiarkan angin menyapu
rambut nya yang mulai tumbuh menjuntai. Seraya menarik napas dalam, Jonas memejamkan matanya
menikmati sore hari di Yerevan.

Ia memikirkan berbagai pekerjaan yang bisa membuatnya bertahan hidup. Apapun. Asal itu bisa
mendapatkan uang. Di sepanjang jalan tadi, Jonas melihat orang yang menyemir sepatu dengan
menggunakan sikat. Ada pula yang menjual koran ataupun majalah. Beberapa di antara mereka bahkan
menyanyi untuk mendapatkan uang. Banyak pekerjaan disini. Jonas yakin dia bisa hidup di ibukota
walaupun harus bersusah payah.

Jonas tidak mencari tempat tinggal. Ia memutuskan untuk tinggal di berbagai tempat asalkan tempat itu
cukup cahaya dengan udara yang bagus. Setiap harinya dia berpindah tempat dari ujung ke ujung.
Pekerjaannya juga tidak tetap, karena ia membutuhkan banyak uang untuk hidup di ibukota. Saat pagi
hari ia akan menjual koran dan majalah. Saat siang sampai menjelang sore dia akan menyanyi di taman
kota. Malamnya ia akan membuka semir sepatu di samping cafe.

Suatu hari, ketika ia sedang bekerja sebagai penyemir sepatu di trotoar tengah kota. Ia bertemu dengan
seorang pengusaha yang sedang menikmati secangkir kopi. Pengusaha itu terus memerhatikan kegiatan
yang ia lakukan.

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku sedang bekerja, tuan".

"Bagaimana kau bisa hidup jika hanya bekerja seperti itu?"

"Tidak ada yang bisa kulakukan selain ini".

Pengusaha itu tersenyum ramah dan duduk berjongkok mendekati Jonas.

"Akan ku ajari beberapa hal. Setiap hari kau harus punya tujuan. Misalnya, kau harus menentukan
seberapa banyak sepatu yang harus kau semir sehari. Dan ketika malam, kau harus memikirkan apa yang
harus kau lakukan keesokan harinya. Untuk membantu usahamu, kau bisa melaporkan padaku tentang
perkembangannya. Bagaimana?"

"Entahlah. Aku ragu apakah aku bisa melakukannya".

"Kau tahu, selalu ada alasan dan tujuan ketika kau memutuskan untuk bekerja keras. Pikirkanlah!" Ucap
pengusaha itu seraya pergi meninggalkan Jonas yang masih menyemir sepatu.

Jonas memikirkan nasihat dari pengusaha tadi. Jika memang hal tadi bisa membuatnya terlepas dari
penyakit ini, dan dia bisa menguasai Artashat, mengapa tidak?
Jonas mulai mengatur tujuan dan target untuk besok. Memutuskan berapa banyak sepatu yang harus ia
semir dalam sehari. Hidup berpindah demi mencari wilayah dengan tingkat pekerja tinggi tapi jarang
memikirkan kebutuhan.

Tidak lupa, setiap pukul 22.00 ia akan datang di tempat yang sama untuk bertemu dengan pengusaha
itu. Ia mendapatkan banyak ilmu darinya. Pengusaha itu mengajarkannya untuk menyisihkan uang. Agar
suatu hari, ia bisa mendirikan perusaahaan sendiri. Sedang uang yang lain, ia gunakan untuk pengobatan
dan kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dalam dua bulan, Jonas sudah berhasil mendapatkan uang sebanyak yang ia dapatkan ketika menjual
rumah nya di Artashat. Dalam enam bulan, Jonas sudah memiliki pelanggan untuk semir sepatu dan ia
tidak lagi mencari pelanggan. Dalam satu tahun, Jonas sudah memiliki tempat tetap untuk dirinya
menyemir sepatu.

Jonas sudah jarang menemui Joseph, pengusaha yang telah berhasil membuatnya bisa bertahan hidup.
Jonas juga sudah dinyatakan terbebas dari bakteri TBC yang menyerangnya satu tahun yang lalu. Kini
Jonas mulai bekerja lebih giat untuk mewujudkan keinginan terpendamnya.

Anda mungkin juga menyukai