Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

TRAUMA CAPITIS (TC)

Trauma Capitis merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak,
1 Pengertian (Definisi)
dan otak. (Morton, 2012)
1. Pemeriksaan Kesadaran (GCS)
2. Tanda – tanda vital : Sesak Nafas
Asesmen
2 3. Mual, Muntah
Keperawatan
4. Perdarahan
5. Nyeri Kepala
1. Nyeri Akut (00132)
2. Hambatan Mobilitas Fisik (00085)
Diagnosa
3 3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (00031)
Keperawatan
4. Resiko Perdarahan (00206)
5. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak (00201)
1. Mampu mengontrol nyeri, melaporkan nyeri berkurang
2. Pasien meningkat dalam aktivitas fisik
Kriteria Evaluasi 3. Menunjukkan jalan nafas yang paten
4
(Nursing Outcome) 4. Tidak adanya perdarahan
5. Tidak ada tanda peningkatan tekanan intra kranial : Tidak kejang, kesadaran
compos mentis, tekanan systole dan diastole dalam rentang normal
1. Manajemen nyeri (Pain Management)
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Ajarkan teknik non farmakologi tarik nafas dalam
c. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
d. Anjurkan tingkatkan istirahat
2. Terapi latihan : ambulasi (Exercise Therapy : Ambulation)
a. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
b. Ajarkan pasien tentang teknik ambulasi
c. Latih pasien dalam pemenuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
d. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan memberikan bantuan jika
diperlukan
3. Manajemen jalan nafas ( Airway Management )
Intervensi
5 a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Keperawatan
b. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat bantu nafas
c. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
d. Berikan bronkodilator bila perlu
4. Tindakan pencegahan pendarahan (Bleeding Precautions)
a. Monitor tanda-tanda perdarahan
b. Pertahankan bed rest selama perdarahan aktif
c. Kolaborasi dalam pemberian produk darah
d. Hindari terjadinya konstipasi dengan menganjurkan untuk
mempertahankan intake cairan yang adekuat dan pelembut feses
5. Manajemen sensasi perifer (Peripheral Sensation Management)
a. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas, dingin,
tajam, tumpul

Komite Keperawatan 2016


17
b. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
c. Monitor kemampuan BAB
d. Kolaborasi pemberian analgetik
1. Jangan terjadi cedera kepala yang kedua kalinya
2. Jika mengendarai kendaraan biasakan untuk menaati peraturan sehingga dapat
Informasi dan
6 menghindarkan dari kecelakaan
Edukasi
3. Segera bawa ke rumah sakit jika terjadi muntah dan sakit dikepala yang tak
tertahankan
Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan
1. Mampu mengontrol nyeri, melaporkan nyeri berkurang
7 Evaluasi 2. Pasien meningkat dalam aktivitas fisik
3. Menunjukkan jalan nafas yang paten
4. Tidak adanya perdarahan
5. Tidak ada tanda peningkatan tekanan intra kranial : Tidak kejang, kesadaran
compos mentis, tekanan systole dan diastole dalam rentang normal
8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
Morton, Gallo, Hudak, 2012. Keperawatan Kritis Volume 1 & 2 edisi 8. EGC,
Jakarta
Japardi I. 2004. Sindroma Guillain-Barre. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. USU Digital Library. Sumatera Utara
Joane et all. 2004. NIC.NOC 2004.Mosby. USA
9 Kepustakaan
Nurarif, Amin Huda, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi revisi jilid 1. Mediaction, Yogyakarta
Keliat, Budi anna et all, 2015. Diagnosis keperawatan definisi dan klarifikasi
2015-2017 Nanda Nic-Noc. EGC. Jakarta

Komite Keperawatan 2016 PANDUAN ASUHAN


18 KEPERAWATAN (PAK)
SOFT TISSUE TUMOR (STT)

Soft Tissue Tumor adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal yang
Pengertian disebabkan oleh neoplasma dan non-neoplasma (Smeltzer, 2012).
1
(Definisi) Soft Tissue Tumor atau Tumor Jaringan Lunak adalah suatu benjolan atau
pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru. (Pierce, 2010).
1. Adanya benjolan/ pembengkakan abnormal di bagian tubuh
Asesmen
2 2. Nyeri tekan pada benjolan
Keperawatan
3. Ungkapan rasa ketidak nyamanan
A. Pre Operasi
1. Nyeri Akut (00132)
2. Ansietas (00146)
Diagnosa B. Post Operasi
3
Keperawatan 1. Nyeri Akut (00132)
2. Kerusakan Integritas Kulit (00046)
3. Resiko Infeksi (00004)
4. Defisiensi Pengetahuan(00126)
A. Pre Operasi
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Mampu mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
B. Post Operasi
Kriteria Evaluasi
4 1. Mampu mengontrol nyeri, Melaporkan nyeri berkurang
(Nursing Outcome)
2. Integritas kulit yang baik bisa di pertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi) dan Perfusi jaringan baik
3. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi
4. Pasien dan Keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
A. Pre Operasi
1. Manajemen nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Ajarkan teknik non farmakologi tarik nafas dalam
c. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
d. Anjurkan tingkatkan istirahat
2. Penurunan Kecemasan ( Anxiety Reduction)
a. Identifikasi tingkat kecemasan
b. Gunakan Pendekatan yang menenangkan
c. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien
Intervensi
5 d. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
Keperawatan
persepsi
e. Jelaskan prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
f. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi nafas dalam

B. Post Operasi
1. Manajemen nyeri (Pain Management)
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Ajarkan teknik non farmakologi tarik nafas dalam
c. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Komite Keperawatan 2016
19
d. Anjurkan tingkatkan istirahat
e. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
2. Manajemen tekanan (Pressure Management)
a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
b. Hindari kerutan pada tempat tidur
c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
d. Mobilisasi pasien ( ubah posisi pasien )
e. Monitor kulit akan adanya kemerahan
Perawatan Lokasi Insisi (Insision site care)
a. Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses
penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan
b. Monitor proses penyembuhan area insisi
c. Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
d. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai
C. Kontrol Infeksi ( Infection Control)
a. Pertahankan teknik isolasi
b. Batasi pengunjung bila perlu
c. Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
setelah berkunjung meninggalkan pasien
d. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
e. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung diri
f. Anjurkan untuk istirahat
Proteksi terhadap infeksi (Infection Protection)
a. Ispeksi kondisi luka/ insisi bedah
b. Dorong istirahat
c. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
d. Ajarkanpasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
e. Ajarkan cara menghindari infeksi
f. Laporkan kecurigaan infeksi
D. Pengajaran : Proses Penyakit ( Teaching : Disease Process)
a. Jelaskan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat
b. Gambarkan Proses penyakit ,dengan cara yang tepat
c. Diskusikan pilihan terapi dan penanganan
d. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang
tepat
e. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
proses penyakit yang spesifik
1. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
2. Oleskan antibiotik
Informasi dan 3. Tutupi luka dengan perban
6
Edukasi 4. Sering-sering mengganti perban tersebut
5. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
6. Anjurkan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat luka
Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
7 Evaluasi
keperawatan yang telah ditetapkan
1. Mampu mengontrol nyeri, Melaporkan nyeri berkurang

Komite Keperawatan 2016


20
2. Integritas kulit yang baik bisa di pertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi) dan Perfusi jaringan baik
3. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi
4. Pasien dan Keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan

Smeltzer. 2012. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC


Pierce, A. Grace & Neil R. Borley. 2010. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
Nurarif, Amin Huda, dkk. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
9 Kepustakaan
diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi revisi jilid 1. Yogyakarta
: Mediaction
Keliat, Budi anna et all. 2015. Diagnosis keperawatan definisi dan klarifikasi
2015-2017 Nanda Nic-Noc. Jakarta: EGC

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

RETENSIO URINE

Komite Keperawatan 2016


21
Retensio Urine adalah kesulitan miksi ( rangsangan kemih) karena kegagalan
Pengertian
1 urine dari fesika urinaria. ( Arif, 2000).
(Definisi)

A. Akut
1. Tidak dapat berkemih
2. Kandung kemih terasa penuh
3. Terjadi tiba-tiba
Asesment 4. Nyeri
2
Keperawatan B. Kronik
1. Masih dapat berkemih namun tidak lancar
2. Sulit memulai kemih
3. Tidak dapat mengosongkan kandung kemih dengan sempurna
4. Tidak nyeri
1. Nyeri Akut (00132)
Diagnosa
3 2. Retensi Urine (00023)
Keperawatan
3. Gangguan Eliminasi Urine (00016)
1. Mampu mengontrol nyeri, Melaporkan nyeri berkurang
Kriteria Evaluasi
4 2. Kandung kemih kosong secara penuh
(Nursing Outcome)
3. Bebas dari infeksi saluran kemih (ISK), tidak ada spasme bladder
1. Manajemen nyeri (Pain Management)
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Ajarkan teknik non farmakologi tarik nafas dalam
c. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
d. Anjurkan tingkatkan istirahat
2. Perawatan Rentensi urin ( Urinary Retention care)
a. Monitor intake dan output
b. Monitor derajat distensi bladder
c. Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk mencatat output urine
d. Sediakan privasi untuk eliminasi
Intervensi
5 e. Stimulasi refleks bladder dengan kompres dingin pada abdomen
Keperawatan
f. Kateterisasi jika perlu
g. Monitor tanda dan gejala ISK
3. Manajemen eliminasi urine (Urinary Eliminationt Management)
a. Lakukan penilaian kemih yang komprehensif berfokus pada inkontinensia
( misalnya, output urin, pola berkemih, fungsi koognitif, dan masalah
kencing praeksisten)
b. Stimulasi refleks bladder dengan kompres dingin pada abdomen
c. Sediakan waktu yang cukup untuk pengosongan kandung kemih
d. Menerapkan kateterisasi intermiten sesuai

1. Jangan menahan rasa berkemih


Informasi dan
6 2. Gunakan kompres dingin jika terjadi distensi abdomen
Edukasi
3. Pada pasien terpasang kateter agar dapat di jaga kebersihan kateter.
Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan
7 Evaluasi
1. Mampu mengontrol nyeri, Melaporkan nyeri berkurang
2. Kandung kemih kosong secara penuh
3. Bebas dari infeksi saluran kemih (ISK), tidak ada spasme bladder

Komite Keperawatan 2016


22
8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan

Morton, Gallo, Hudak, 2012. Keperawatan Kritis Volume 1 & 2 edisi 8. EGC,
Jakarta
Japardi I. 2004. Sindroma Guillain-Barre. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. USU Digital Library. Sumatera Utara
9 Kepustakaan Joane et all. 2004. NIC.NOC 2004.Mosby. USA
Nurarif, Amin Huda, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi revisi jilid 1. Mediaction, Yogyakarta
Keliat, Budi anna et all, 2015. Diagnosis keperawatan definisi dan klarifikasi
2015-2017 Nanda Nic-Noc. EGC. Jakarta

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

LUKA TUSUK (VULNUS PUNCTUM)

1 Pengertian Luka Tusuk ( Vulnus Punctum) adalah luka tusuk yang kecil di bagian luar

Komite Keperawatan 2016


23
(Definisi) (bagian mulut luka), akan tetapi besar dibagian dalam luka. (Reeves, 2001)
1. Nyeri
2. Tanda-tanda vital
Asesmen
2 3. Perdarahan
Keperawatan
4. Ukuran luka ( Panjang dan Dalam nya)
5. Pemeriksaan kesadaran GCS
A. Pre Operasi
1. Nyeri Akut (00132)
2. Ansietas (00146)
Diagnosa
3 B. Post Operasi
Keperawatan
1. Nyeri Akut (00132)
2. Kerusakan integritas kulit (00046)
3. Resiko Infeksi (00004)
A. Pre Operasi
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Mampu mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
Kriteria Evaluasi
4 B. Post Operasi
(Nursing Outcome)
1. Mampu mengontrol nyeri, Melaporkan nyeri berkurang
2. Integritas kulit yang baik bisa di pertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi) dan Perfusi jaringan baik
3. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi
A. Pre Operasi
1. Manajemen nyeri (Pain Management)
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Ajarkan teknik non farmakologi tarik nafas dalam
c. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
d. Anjurkan tingkatkan istirahat
2. Penurunan Kecemasan ( Anxiety Reduction)
a. Identifikasi tingkat kecemasan
b. Gunakan Pendekatan yang menenangkan
c. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien
d. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
e. Jelaskan prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
f. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi nafas dalam
Intervensi
5 B. Post Operasi
Keperawatan
1. Manajemen nyeri (Pain Management)
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Ajarkan teknik non farmakologi tarik nafas dalam
c. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
d. Anjurkan tingkatkan istirahat
e. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
2. Manajemen tekanan (Pressure Management)
a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
b. Hindari kerutan pada tempat tidur
c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
d. Mobilisasi pasien ( ubah posisi pasien )
e. Monitor kulit akan adanya kemerahan

Komite Keperawatan 2016


24
Perawatan Lokasi Insisi (Insision site care)
a. Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan
pada luka yang ditutup dengan jahitan
b. Monitor proses penyembuhan area insisi
c. Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
d. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai
3. Kontrol Infeksi ( Infection Control)
a. Pertahankan teknik isolasi
b. Batasi pengunjung bila perlu
c. Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
setelah berkunjung meninggalkan pasien
d. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
e. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung diri
f. Anjurkan untuk istirahat
Proteksi terhadap infeksi (Infection Protection)
a. Ispeksi kondisi luka/ insisi bedah
b. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
c. Ajarkanpasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
d. Ajarkan cara menghindari infeksi
e. Laporkan kecurigaan infeksi
1. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun / cairan NACL
2. Tutupi luka dengan perban
Informasi dan
6 3. Sering-sering mengganti perban tersebut
Edukasi
4. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
5. Anjurkan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat luka
Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan
7 Evaluasi 1. Mampu mengontrol nyeri, Melaporkan nyeri berkurang
2. Integritas kulit yang baik bisa di pertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi) dan Perfusi jaringan baik
3. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi
8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
Morton, Gallo, Hudak, 2012. Keperawatan Kritis Volume 1 & 2 edisi 8. EGC,
Jakarta
Japardi I. 2004. Sindroma Guillain-Barre. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. USU Digital Library. Sumatera Utara
9 Kepustakaan Joane et all. 2004. NIC.NOC 2004.Mosby. USA
Nurarif, Amin Huda, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi revisi jilid 1. Mediaction, Yogyakarta
Keliat, Budi anna et all, 2015. Diagnosis keperawatan definisi dan klarifikasi
2015-2017 Nanda Nic-Noc. EGC. Jakarta.

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

Komite Keperawatan 2016


25
SELULITIS

Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan
1 Pengertian (Definisi)
subkutan (Arif, 2000)
1. Tanda-tanda vital :
2. Kulit Tampak Merah
Asesmen 3. Adanya Pembengkakan
2
Keperawatan 4. Nyeri Tekan
5. Teraba Hangat
6. Sakit Kepala
1. Nyeri akut (00132)
Diagnosa 2. Kerusakan integritas kulit (00046)
3
Keperawatan 3. Gangguan citra tubuh (00118)
4. Defisiensi Pengetahuan (00126)
1. Mampu mengontrol nyeri, melaporkan nyeri berkurang
2. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan ( sensasi, elastisitas, temperatur,
Kriteria Evaluasi hidrasi, pigmentasi)
4
(Nursing Outcome) 3. Citra tubuh positif, mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
4. Pasien dan Keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
1. Manajemen nyeri (Pain Management)
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Ajarkan teknik non farmakologi tarik nafas dalam
c. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
d. Anjurkan tingkatkan istirahat
2. Manajemen tekanan (Pressure Management)
a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
b. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
c. Mobilisasi pasien ( ubah posisi pasien )
d. Monitor kulit akan adanya kemerahan
3. Peningkatan kualitas citra tubuh (Body image enhancement)
Intervensi a. Kaji secara verbal dan non verbal respon pasien terhadap tubuhnya
5
Keperawatan b. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis
penyakit
c. Dorong pasien mengungkapkan perasaannya
4. Pengajaran : Proses Penyakit ( Teaching : Disease Process)
a. Jelaskan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat
b. Gambarkan Proses penyakit ,dengan cara yang tepat
c. Diskusikan pilihan terapi dan penanganan
d. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang
tepat
e. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
1. Jika memiliki luka
a. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
Informasi dan
6 b. Oleskan antibiotik
Edukasi
c. Tutupi luka dengan perban
d. Sering-sering mengganti perban tersebut
Komite Keperawatan 2016
26
e. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
2. Jika kulit masih normal
a. Lembabkan kulit secara teratur
b. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
c. Lindungi tangan dan kaki
d. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superfasial
Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan intervensi dan
dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan
1. Mampu mengontrol nyeri, melaporkan nyeri berkurang
2. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan ( sensasi, elastisitas,
7 Evaluasi
temperatur, hidrasi, pigmentasi)
3. Citra tubuh positif, mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi
tubuh
4. Pasien dan Keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
Arif, mansjoer. 2000. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: EGC
Djuanda, adhi. 2010. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi keenam. Jakarta:
FKUI
Nurarif, Amin Huda, dkk. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
9 Kepustakaan
diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi revisi jilid 1. Yogyakarta :
Mediaction
Keliat, Budi anna et all. 2015. Diagnosis keperawatan definisi dan klarifikasi
2015-2017 Nanda Nic-Noc. Jakarta: EGC

Komite Keperawatan 2016


27

Anda mungkin juga menyukai