Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TBC

Disusun Oleh :

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

STIKES HAFSHAWATY GENGGONG

PROFESI NERS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG

MALANG

2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PEYULUHAN TBC
DI RUANG 29 RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
TANGGAL 06 DESEMBER 2019

Oleh :
Universitas Brawijaya Malang
Stikes Hafshawaty pesantren zainul hasan Genggong

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TBC

Nama Mahasiswa : Kelompok 10

Topik : TBC
Sub Topik : Pentingnya Pengetahuan Tentang Pengobatan TBC
Sasaran : semua pengunjung dan keluarga pasien di ruang 29
Hari/Tanggal: jumat ,06 desember 2019
Jam : 09:00
Waktu : 15 menit
Tempat : Ruang 29
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah Mengikuti kegiatan health education diharapkan agar klien dapat


memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti kegiatan health education tentang Pengobatan TBC di ruang


29 selama 15 menit, diharapkan klien dapat mengetahui tentang:

1. Menjelaskan kembali pengertian TBC


2. Menjelaskan cara penularan TBC
3. Menyebutkan penyebab TBC
4. Menyebutkan tanda dan gejala TBC
5. Menjelaskan cara pengobatan TBC
C MATERI
Terlampir

D. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien


1. 2 menit Pembukaan :  Menjawab salam
 Mendengarkan
- Mengucapkan salam  Mendengarka
- Menjelaskan nama dan akademi  Menjawab
-Menjelaskan topik dan tujuan pendidikan kesehatan
- Menanyakan kesiapan klien
2. 10 menit Pelaksanaan :  Mendengarkan
 Bertanya
Penyampaian materi
 Menjelaskan pengertian tentang TBC
 Menjelaskan cara penularan TBC
 Menjelaskan penyebab TBC
 Menyebutkan tanda dan gejala TBC
 Menjelaskan cara pengobatan TBC
 Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
mengenai materi yang disampaikan
3. 2 menit Evaluasi: Menyimak dan
mendengarkan
 Menyimpulkan inti penyuluhan
 Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan
Memberi kesempatan kepada Klien untuk bertanya
4. 1 menit Penutup  Mendengarkan

- Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi


 Menjawab salam
yang telah dibahas
- Memberikan salam penutup

Lampiran

Materi penyuluhan “TBC”

H. LAMPIRAN MATERI
Materi Penyuluhan
1. Pengertian TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang menyerang paru-paru dan hampir
seluruh orgam tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan
dan saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melaui
inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
2. Penularan TBC
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air
dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC
terhisap melalui saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk
lagi ke saluran limfe paru dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh
melalui aliran darah. Melalui aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai
organ tubuh. Anak-anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar
rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit
dan dari lingkungan sekitar rumah.
3. Penyebab TBC
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil
Tahan Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri
Mycobacterium tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau
tertidur dalam waktu beberapa tahun. Mycobacterium tuberculosis akan mati dengan
cepat jika terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama
beberapa jam bila berada di tempat yang gelap dan lembab.
4. Tanda dan gejala TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu
khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa
secara klinik.
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa
garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh
darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh
darah yang pecah.
d. Sesak Napas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas
atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia dan lain-lain.
e. Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.
Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
f. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

5. Pengobatan TBC
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga
mencegah kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta
memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat
utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan
rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan
Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan
Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu
berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan
bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya.

Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang


dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang
direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.

2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung


sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis
dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana
tersebut.

3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan


langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan
pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.

4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.

5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap
lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita
harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan
sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan
kemajuan pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir
pengobatan dan pada akhir pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Laban, Yoannes Y. 2011. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan. Yogyakarta: Kanisius
Misnadiarly. 2011. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang:
Yayasan Obor Indonesia
Soedarto. 2016. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto
Widiyanto, Sentot. 2015. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Madani

Anda mungkin juga menyukai