Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CARA PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DAN NON


MEDIS

Di Ruang Palem 1 RS. Dr. Soetomo Surabaya

Di Susun Oleh :
Kelompok 4
1. Nurul Jalal
2. Ubaydillah Hasan
3. Sofiyatil Kamilah
4. Nuris Syamsiana
5. Nur Afni Erlianti

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES HAFSHAWATY


ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS

Topik : Pembuangan Sampah Medis dan Non Medis


Pokok bahasan : Pengelompokan sampah medis dan non medis
Sub Pokok Bahasan : Sampah
Sasaran : Pasien, keluarga pasien serta masyarakat
Waktu dan Tempat
Tempat: Ruang Palem 1
Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : 9 Januari 2020 Pukul 10.00-10.45
Alokasi waktu : 25 menit
Pemberi Materi : Mahasiswa di Ruang Palem 1
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Media : Flip Chart/LCD
1. Latar Belakang
Rumah sakit bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang
dirancang, dioperasikan dan dipelihara dengan sangat memperhatikan
aspek kebersihan bangunan dan halaman baik fisik, sampah, limbah cair,
air bersih, dan serangga/binatang pengganggu. Namun menciptakan
kebersihan di rumah sakit merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat
kompleks berhubungan dengan berbagai aspek antara lain
budaya/kebiasaan, prilaku masyarakat, kondisi lingkungan, sosial dan
teknologi.
Jika di bandingkan dengan institusi lain mungkin jenis sampah dan
limbah rumah sakit adalah yang terkomplit, tempat yang paling banyak di
kunjungi oleh masyarakat ketika sakit ini mengeluarkan berbagai jenis
sampah dan limbah. Masyarakat di dalam lingkungan rumah sakit yang
terdiri dari pasien, pengunjung dan karyawan memberikan kontribusi kuat
terhadap pengotoran lingkungan rumah sakit.Aktivitas pelayanan dan
perkantoran, pedagang asongan, prilaku membuang sampah dan meludah
sembarangan, prilaku merokok dan sejumlah barang atau bingkisan yang
dibawa oleh pengunjung/tamu menambah jumlah sampah dan mengotori
lingkungan rumah sakit.
2. Tujuan instruksional
Tujuan umum
Setelah mengikuti ceramah dan tanya jawab diharapkan pasien dapat
memahami tentang cara pembuangan sampah medis dan non medis
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan pasien dapat :
a. Menjelaskan pengertian sampah medis dan non medis
b. Mengelompokan mana sampah medis mana sampah non medis
c. Mengerti bagaimana cara pembuangan yang tepat untuk sampah

3. Sub-pokok bahasan :
 Menjelaskan kepada peserta penyuluhan tentang pengertian sampah
medis dan non medis
 Menjelaskan kepada peserta penyuluhan bagaimana pengelompokan
sampah
 Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah medis
 Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah non
medis
 Menjelaskan kepada peserta bagaimana cara yang tepat untuk
membuang sampah medis dan non medis di lingkungan

4. Kegiatan belajar mengajar


Tahap Kegiatan Kegiatan peserta Metode Media
mengajar didik
Pendahuluan  Salam  Menjawab Ceramah
(3 menit) salam
 Perkenalan
 Memperhatikan

 Memperhatikan
 Menyampaikan
dan
tujuan
mendengarkan
 Menjelaskan  Memperhatikan
sub-topik dan
mendengarkan
 Penyampaian
 Memperhatikan
tujuan belajar
Penyajian  Memaparkan  Memperhatikan Ceramah dan Leaflet
(15 menit) sub-pokok dan Tanya jawab
bahasan mendengarkan

 Menekankan  Memperhatikan
hal yang dan bertanya
penting

Penutup  Evaluasi  Memperhatikan, Ceramah dan Leaflet


(5 menit) ( memberi bertanya dan Tanya jawab
kesempatan menjawab
pada peserta pertanyaan
didik untuk
bertanya,memb
erikan
pertanyaan)
 Menyimpul
 Memperhatikan
kan seluruh
dan
kegiatan
mendengarkan
penyuluhan
 Membagika  Menerima
n leaflet leaflet
 Ucapan  Memperhatikan
terima
 Menjawab
kasih
salam
 Salam
penutupan

5. Evaluasi :
Evaluasi terstruktur :
1. Meminta perizinan kepada kepala ruang Palem 1 di RS.
Dr.Soetomo
2. Penyuluh mempersiapkan metode, media, dan pertanyaan-
pertanyaan yang akan di berikan.
3. Meminta salah satu anggota keluarga untuk mengikuti proses
penyuluhan
Evaluasi proses :
1. Pasien dapat memahami terkait dengan tujuan instruksionalnya
2. Pasien dapat memahami dan menjelaskan tentang bagaimana
pengelompokan sampah medis dan non medis, apa saja yg
termasuk sampah medis dan non medis dan bagaimana cara yang
tepat untuk membuangnya

Evaluasi hasil :
1. Pasien dan keluarga mampu membedakan sampah medis dan non
medis serta bagaimana cara pembuangan yang tepat
MATERI TERLAMPIR

PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS

1. PENGERTIAN LIMBAH MEDIS


Limbah medis adalah yang berasal dari pelayanan medis,
perawatan, gigi, veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan,
penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun,
infeksius berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan
pengamanan tertentu (Depkes, 2017).
Limbah padat layanan kesehatan adalah semua limbah yang
berbentuk padat sebagai akibat kegiatan layanan kesehatan yang terdiri
dari limbah medis dan non medis, yaitu (Pruss, 2015) :
a. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
RS di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dari halaman
yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi.
b. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah container bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
c. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam
jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia
yang rentan.
d. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan
stock (sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan,
dan bahan lain yang diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang
sangat infeksius.

2. JENIS-JENIS LIMBAH MEDIS


a. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam,
sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan
gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan
dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda
tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh,
bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
b. Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi
penyakit menular (perawatan intensif), Limbah laboratorium yang
berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatan/isolasi penyakit menular.
c. Limbah jaringan tubuh
Limbah ja ringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan
cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
d. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan
atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik
didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc
e. Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat
yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau
kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau
dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh
institusi yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi
obat-obatan.

f. Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan
kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi,
dan riset.
g. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran
nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair
atau gas. Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai
karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
h. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah
sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang
dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan
perlengkapan medis.
3. PENGERTIAN LIMBAH NON MEDIS
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga
menghasilkan sampah non medis atau dapat disebut juga sampah non
medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas,
unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien,
sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa
makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain) (Arifin, 2015).
Sampah padat non medis adalah semua sampah padat diluar
sampah padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti berikut
(Anies, 2016: 43) :
a. Kantor/administrasi
b. Unit perlengkapan
c. Ruang tunggu
d. Ruang inap
e. Unit gizi atau dapur
f. Halaman parkir dan taman
g. Unit pelayanan

4. PENGARUH LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAP


LINGKUNGAN KESEHATAN
Depkes RI (2017) Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas
lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti:
1. Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal dari
sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia
organik.
2. Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut
(korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat
menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.
3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh virus,
senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai
jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti
Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
5. Gangguan genetik dan reproduksi
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti,
namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan
genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan
radioaktif.

6. PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS


Teknologi Pengolahan Limbah Medis
Konsep pengelolaan lingkungan yang memandang pengelolaan
lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen
didalamnya yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan
(Environment Management System), melalui pendekatan ini, pengelolaan
lingkungan tidak hanya meliputi bagaimana cara mengolah limbah sebagai
by product (output), tetapi juga mengembangkan strategi-strategi
manajemen dengan pendekatan sistematis untuk meminimasi limbah dari
sumbernya dan meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya sehingga
mampu mencegah pencemaran dan meningkatkan performa lingkungan.
Hal ini berarti menghemat biaya untuk remediasi pencemaran lingkungan (
Adisasmito, 2018:1).
Ada beberapa konsep tentang pengelolaan lingkungan sebagai
berikut (Adisamito, 2017) :
a. Reduksi limbah pada sumbernya (source reduction)
b. Minimisasi limbah
c. Produksi bersih dan teknologi bersih
d. Pengelolaan kualitas lingkungan menyeluruh (Total Quality
Environmental Management/TQEM)
e. Continous Quality Improvement (CQI)
Pengelolaan limbah medis secara konvensional meliputi hal-hal
sebagai berikut: pemilahan pada sumber, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pemilahan, pemotongan, pengolahan dan pembuangan akhir.
1. Pemilahan dan pengurangan pada sumber
Limbah dipilah-pilah dengan mempertimbangkan hal-hal yaitu
kelancaran penanganan dan penampungan, pengurangan jumlah limbah
yang memerlukan perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah B3 dan
non B3, diusahakan sedapat mungkin menggunakan bahan kimia non B3,
pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah
untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan pembuangan, pemisahan
limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah akan
mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganan
(Adisasmito, 2017).
2. Pengumpulan (Penampungan)
Sarana penampungan harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas,
aman, dan higienis. Pemadatan merupakan cara yang paling efisien dalam
penyimpanan limbah yang bisa dibuang dan ditimbun. Namun tidak boleh
dilakukan untuk limbah infeksius dan benda tajam (Adisasmito, 2017).
3. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan pengenalan jenis limbah adalah dengan cara
menggunakan kantong berkode (umumnya dengan kode berwarna). Kode
berwarna yaitu kantong warna hitam untuk limbah domestik atau limbah
rumah tangga biasa, kantong kuning untuk semua jenis limbah yang akan
dibakar (limbah infeksius), kuning dengan strip hitam untuk jenis limbah
yang sebaiknya dibakar tetapi bisa juga dibuang ke sanitary landfill bila
dilakukan pengumpulan terpisah dan pengaturan pembuangan, biru muda
atau transparan dengan strip biru tua untuk limbah autoclaving
(pengolahan sejenis) sebelum pembuangan akhir (Adisasmito, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Anies, 2016. Manajemen Berbasis Lingkungan Solusi mencegah dan


Menanggulangi Penyakit Menular, Elex Media Komputendo, Jakarta
Arifin M. 2017. Sanitasi lingkungan. http://inspeksisanitasi.
blogspot.com/sanitasi-lingkungan.html. Diakses pada 13 Maret 2012
Depkes RI 2017 , ’Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya’. Jakarta
Depkes RI, 2017. Peraturan Proses Pembungkusan Limbah Padat. Jakarta
: Departemen Kesehatan RI.
Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Pruss.A, 2015, Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan, Cetakan I,
Jakarta: Penerbit EGC.
Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id
Wiku Adisasmito, 2017, Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit,
Jakarta : Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai