I. Latar Belakang
Rumah sakit bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang dirancang,
dioperasikan dan dipelihara dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan
bangunan dan halaman baik fisik, sampah, limbah cair, air bersih, dan
serangga/binatang pengganggu. Namun menciptakan kebersihan di rumah
sakit merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks berhubungan
dengan berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, prilaku masyarakat,
kondisi lingkungan, sosial dan teknologi.
Jika di bandingkan dengan institusi lain mungkin jenis sampah dan
limbah rumah sakit adalah yang terkomplit, tempat yang paling banyak di
kunjungi oleh masyarakat ketika sakit ini mengeluarkan berbagai jenis
sampah dan limbah. Masyarakat di dalam lingkungan rumah sakit yang terdiri
dari pasien, pengunjung dan karyawan memberikan kontribusi kuat terhadap
pengotoran lingkungan rumah sakit.Aktivitas pelayanan dan perkantoran,
pedagang asongan, prilaku membuang sampah dan meludah sembarangan,
prilaku merokok dan sejumlah barang atau bingkisan yang dibawa oleh
pengunjung/tamu menambah jumlah sampah dan mengotori lingkungan
rumah sakit.
Beberapa waktu lalu, pemberitaan mengenai sampah medis yang
ditemukan di pasaran sebagai mainan anak-anak, menjadi perhatian
publik.Seperti diketahui bahwa seharusnya sampah medis seperti alat infus,
alat suntik, dan sarung tangan harus dimusnahkan setelah digunakan, jangan
sampai jatuh ke tangan masyarakat. Hal ini mendapat tanggapan langsung dari
Menteri Kesehatan RI waktu itu, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih MPH, di
sela-sela sambutannya saat membuka Konferensi Nasional I Promosi
Kesehatan Rumah Sakit bertema New Challenges of Health Promoting
Hospital in Indonesia di Bandung, Selasa malam (6/3/12). “Apabila rumah
sakit belum memiliki alat penanganan medis sendiri, harus memiliki
mekanisme kerjasama dengan rumah sakit yang lebih besar agar dapat
ditangani.Ini harus diupayakan”, ujar Menkes.
Pada kesempatan tersebut Menkes menegaskan, tiga hal yang harus
diperhatikan oleh para penyelenggara pelayanan kesehatan, khususnya
penyelenggara rumah sakit, bahwa sarana pelayanan kesehatan harus menjadi
tempat yang aman bagi para pekerjanya, pasiennya, dan masyarakat di
sekitarnya.
Limbah rumah sakit, khususnya limbah medis yang infeksius, belum
dikelola dengan baik.Sebagian besar pengelolaan limbah infeksius disamakan
dengan limbah medis noninfeksius.Selain itu, kerap bercampur limbah medis
dan nonmedis.Percampuran tersebut justru memperbesar permasalahan limbah
medis.
Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini
mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan
beracun.Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya
dan sebagian lagi termasuk kategori infeksius.Limbah medis berbahaya yang
berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan
wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik.Sedangkan
limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran
penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di
sekitar lingkungan rumah sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan
tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan kultur, bahan atau
perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya
yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan
yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko
kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara
lain: penyakit menular (hepatitis,diare, campak, AIDS, influenza), bahaya
radiasi (kanker, kelainan organ genetik) dan resiko bahaya kimia.
II. Tujuan instruksional
A. Tujuan umum
Setelah mengikuti ceramah dan Tanya jawab diharapkan pasiendapat
memahami tentangcara pembuangan sampah medis dan non medis
B. Tujuan khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan pasien
dapat :
a. Menjelaskan pengertian sampah medis dan non medis
b. Mengelompokan mana sampah medis mana sampah non medis
c. Mengerti bagaimana cara pembuangan yang tepat untuk sampah
III. Sub-pokok bahasan :
Menjelaskan kepada peserta penyuluhan tentang pengertian sampah
medis dan non medis
Menjelaskan kepada peserta penyuluhan bagaimana pengelompokan
sampah
Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah medis
Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah non medis
Menjelaskan kepada peserta bagaimana cara yang tepat untuk
membuang sampah medis dan non medis di lingkungan
Memperhatikan
Menyampaikan
dan
tujuan
mendengarkan
Memperhatikan
Menjelaskan
dan
sub-topik
mendengarkan
Penyampaian Memperhatikan
tujuan belajar
Menekankan Memperhatikan
hal yang dan bertanya
penting
V. Evaluasi :
a. Evaluasi terstruktur :
1. Meminta perizinan kepada kepala ruang 8di RSSA Malang
2. Penyuluh mempersiapkan metode, media, dan pertanyaan-
pertanyaan yang akan di berikan.
3. Meminta salah satu anggota keluarga untuk mengikuti proses
penyuluhan
b. Evaluasi proses :
1. Pasien dapat memahami terkait dengan tujuan instruksionalnya
2. Pasien dapat memahami dan menjelaskan tentang bagaimana
pengelompokan sampah medis dan non medis, apa saja yg
termasuk sampah medis dan non medis dan bagaimana cara yang
tepat untuk membuangnya
c. Evaluasi hasil :
1. Pasien dan keluarga mampu membedakan sampah medis dan non
medis serta bagaimana cara pembuangan yang tepat
Daftar Pustaka
Silfa, AB. 2013. Pengelolaan Sampah Limbah Rumah Sakit dn
Permasalahannya.
http://ansharcaniago.wordpress.com/2013/02/24/pengelolaan-sampahlimbah-
rumah-sakit-dan-permasalahannya/
Oleh :
Aisyah Hikma Yanti Safitri
Abdillah Mu’is
Rezi Riansyah
Septivany Primadita