Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pembuangan Sampah Medis dan Non Medis


Pokok bahasan : Pengelompokan sampah medis dan non medis
Sub Pokok Bahasan : Sampah
Sasaran : Pasien, keluaga pasien serta masyarakat
Tempat : R.2a A (Infeksi Penyakit Dalam)
Rumah Sakit Dr. Saiful AnwarMalang
Tanggal/Waktu : 19 Januari 2018 / 10:00 WIB
Alokasi waktu : 25 menit
Pemberi Materi : Mahasiswa UMM
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Media : Flip Chart/LCD

I. Latar Belakang
Rumah sakit bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang dirancang,
dioperasikan dan dipelihara dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan
bangunan dan halaman baik fisik, sampah, limbah cair, air bersih, dan
serangga/binatang pengganggu. Namun menciptakan kebersihan di rumah
sakit merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks berhubungan
dengan berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, prilaku masyarakat,
kondisi lingkungan, sosial dan teknologi.
Jika di bandingkan dengan institusi lain mungkin jenis sampah dan
limbah rumah sakit adalah yang terkomplit, tempat yang paling banyak di
kunjungi oleh masyarakat ketika sakit ini mengeluarkan berbagai jenis
sampah dan limbah. Masyarakat di dalam lingkungan rumah sakit yang terdiri
dari pasien, pengunjung dan karyawan memberikan kontribusi kuat terhadap
pengotoran lingkungan rumah sakit.Aktivitas pelayanan dan perkantoran,
pedagang asongan, prilaku membuang sampah dan meludah sembarangan,
prilaku merokok dan sejumlah barang atau bingkisan yang dibawa oleh
pengunjung/tamu menambah jumlah sampah dan mengotori lingkungan
rumah sakit.
Beberapa waktu lalu, pemberitaan mengenai sampah medis yang
ditemukan di pasaran sebagai mainan anak-anak, menjadi perhatian
publik.Seperti diketahui bahwa seharusnya sampah medis seperti alat infus,
alat suntik, dan sarung tangan harus dimusnahkan setelah digunakan, jangan
sampai jatuh ke tangan masyarakat. Hal ini mendapat tanggapan langsung dari
Menteri Kesehatan RI waktu itu, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih MPH, di
sela-sela sambutannya saat membuka Konferensi Nasional I Promosi
Kesehatan Rumah Sakit bertema New Challenges of Health Promoting
Hospital in Indonesia di Bandung, Selasa malam (6/3/12). “Apabila rumah
sakit belum memiliki alat penanganan medis sendiri, harus memiliki
mekanisme kerjasama dengan rumah sakit yang lebih besar agar dapat
ditangani.Ini harus diupayakan”, ujar Menkes.
Pada kesempatan tersebut Menkes menegaskan, tiga hal yang harus
diperhatikan oleh para penyelenggara pelayanan kesehatan, khususnya
penyelenggara rumah sakit, bahwa sarana pelayanan kesehatan harus menjadi
tempat yang aman bagi para pekerjanya, pasiennya, dan masyarakat di
sekitarnya.
Limbah rumah sakit, khususnya limbah medis yang infeksius, belum
dikelola dengan baik.Sebagian besar pengelolaan limbah infeksius disamakan
dengan limbah medis noninfeksius.Selain itu, kerap bercampur limbah medis
dan nonmedis.Percampuran tersebut justru memperbesar permasalahan limbah
medis.
Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini
mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan
beracun.Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya
dan sebagian lagi termasuk kategori infeksius.Limbah medis berbahaya yang
berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan
wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik.Sedangkan
limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran
penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di
sekitar lingkungan rumah sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan
tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan kultur, bahan atau
perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya
yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan
yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko
kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara
lain: penyakit menular (hepatitis,diare, campak, AIDS, influenza), bahaya
radiasi (kanker, kelainan organ genetik) dan resiko bahaya kimia.
II. Tujuan instruksional
A. Tujuan umum
Setelah mengikuti ceramah dan Tanya jawab diharapkan pasiendapat
memahami tentangcara pembuangan sampah medis dan non medis
B. Tujuan khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan pasien
dapat :
a. Menjelaskan pengertian sampah medis dan non medis
b. Mengelompokan mana sampah medis mana sampah non medis
c. Mengerti bagaimana cara pembuangan yang tepat untuk sampah
III. Sub-pokok bahasan :
 Menjelaskan kepada peserta penyuluhan tentang pengertian sampah
medis dan non medis
 Menjelaskan kepada peserta penyuluhan bagaimana pengelompokan
sampah
 Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah medis
 Menjelaskan kepada peserta apa saja yang termasuk sampah non medis
 Menjelaskan kepada peserta bagaimana cara yang tepat untuk
membuang sampah medis dan non medis di lingkungan

IV. Kegiatan belajar mengajar


Tahap Kegiatan Kegiatan peserta Metode Media
mengajar didik
Pendahuluan  Salam  Menjawab Ceramah
(3 menit) salam
 Perkenalan  Memperhatikan

 Memperhatikan
 Menyampaikan
dan
tujuan
mendengarkan
 Memperhatikan
 Menjelaskan
dan
sub-topik
mendengarkan
 Penyampaian  Memperhatikan
tujuan belajar

Penyajian  Memaparkan  Memperhatikan Ceramah dan Leaflet


(15 menit) sub-pokok dan Tanya jawab
bahasan mendengarkan

 Menekankan  Memperhatikan
hal yang dan bertanya
penting

Penutup  Evaluasi  Memperhatikan, Ceramah dan Leaflet


(5 menit) ( memberi bertanya dan Tanya jawab
kesempatan menjawab
pada peserta pertanyaan
didik untuk
bertanya,memb
erikan
pertanyaan)
 Menyimpul
 Memperhatikan
kan seluruh
dan
kegiatan
mendengarkan
penyuluhan
 Membagika  Menerima
n leaflet leaflet
 Ucapan  Memperhatikan
terima
 Menjawab
kasih
salam
 Salam
penutupan

V. Evaluasi :
a. Evaluasi terstruktur :
1. Meminta perizinan kepada kepala ruang 8di RSSA Malang
2. Penyuluh mempersiapkan metode, media, dan pertanyaan-
pertanyaan yang akan di berikan.
3. Meminta salah satu anggota keluarga untuk mengikuti proses
penyuluhan
b. Evaluasi proses :
1. Pasien dapat memahami terkait dengan tujuan instruksionalnya
2. Pasien dapat memahami dan menjelaskan tentang bagaimana
pengelompokan sampah medis dan non medis, apa saja yg
termasuk sampah medis dan non medis dan bagaimana cara yang
tepat untuk membuangnya
c. Evaluasi hasil :
1. Pasien dan keluarga mampu membedakan sampah medis dan non
medis serta bagaimana cara pembuangan yang tepat

IV. Materi terlampir


PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS

PENGERTIAN LIMBAH MEDIS


Limbah medis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan
yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.

JENIS-JENIS LIMBAH MEDIS


1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti
jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau
bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat
menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang
terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
2. Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
 Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi
penyakit menular (perawatan intensif)
 Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit
menular.
3. Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh,
biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
4. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau
tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik didalamnya
harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc
5. Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang
terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh
masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang
bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.
6. Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat
berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan
bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang
dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan
biologi.
8. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang
terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.

PENGERTIAN LIMBAH NON MEDIS


Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan
sampah non medis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini
bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng,
botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa
pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain).

PENGARUH LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAP LINGKUNGAN


KESEHATAN
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat
menimbulkan berbagai masalah seperti:
1. Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal dari sedimen,
larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.
2. Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut
(korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan
kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.
3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh virus,
senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai jenis
bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb,
dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
5. Gangguan genetik dan reproduksi
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun
beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem
reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.

Daftar Pustaka
Silfa, AB. 2013. Pengelolaan Sampah Limbah Rumah Sakit dn
Permasalahannya.

http://ansharcaniago.wordpress.com/2013/02/24/pengelolaan-sampahlimbah-
rumah-sakit-dan-permasalahannya/

Depkes RI , 2009 , ’Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah


Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya’. Jakarta

Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tugas ini disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Profesi Ners


Departemen Anak Ruang 8 RSSA Malang

Oleh :
Aisyah Hikma Yanti Safitri
Abdillah Mu’is
Rezi Riansyah
Septivany Primadita

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2018

Anda mungkin juga menyukai