Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MEMBEDAKAN SAMPAH INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS


DI RUANGAN DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BLITAR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
CICI SUKMA MELATI 40223008
ELMA YULITASARI 40223017
FREDY RICAMAHENDRA 40223021
RENDRI ASRIKA YOGI. K 40223042
VIOLITA OKTARINA 40223053

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Membedakan Sampah infeksius dan non infeksius

Langakah Sasaran : Keluarga pasien di Ruang Dahlia

Tempat : Di Ruang Dahlia RSUD Mardi Waluyo Blitar

Tanggal : Jumat, 20 Oktober 2023

Waktu : 30 Menit

Penyuluh : 1. Violita Oktarina

2. Fredy Ricamahendra

3. Rendri Asrika Y. K
1. Tujuan Intruksional Umum
a. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, keluarga pasien diharapkan
dapat mengerti dan memahami tentang perbedaan pembuangan sampah
medis dan non medis
b. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga pasien mampu
melakukan tindakan pemilahan sampah medis dan non medis

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan keluarga pasien dan pengunjung mampu
memahami tentang :
a. Menjelaskan definisi, tujuan, manfaat, dan dampak pemilahan
pembuangan sampah medis dan non medis.
b. Menjelaskan jenis serta pengelompokan limbah medis dan non medis.

3. Kegiatan Belajar Mengajar


No. Tahapan Waktu Kegiatan Media
1. Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam -
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan pokok
materi yang akan
disampaikan
4. Mengkaji pengetahuan
responden tentang
pemilahan pembuangan
sampah medis dan non
medis

2. Pelaksanaan 20 menit 1. Menjelaskan definisi, Poster


tujuan, manfaat, dan
dampak pemilahan
pembuangan sampah
medis dan non medis.
2. Menjelaskan jenis
serta pengelompokan
limbah
medis dan non medis.
3. Memberikan waktu sesi
tanya jawab

3. Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan hasil -


penyuluhan
2. Menutup acara dengan
salam penutup

4.Metode
Ceramah, tanya jawab

5. Materi
TERLAMPIR

5. Evaluasi .
a. Evaluasi Stuktura.
1) Kesiapan materi
2) Kesiapan SAP
3) .Kesiapan media : poster
4) .Px dan keluarga siap di ruangan
5) .Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan
sebelumnya
b. Evaluasi Proses.
1) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
3) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benard.Suasana penyuluhan tertib
4) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
5) Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5 orang
c. .Evaluasi HasilMenanyakan kembali materi yang telah disampaikan kepada
peserta penyuluhan (kliendan keluarga):
1) pengertian sampah
2) jenis sampah
3) Tujuan pemilahan sampah
4) Manfaat pemilahan sampah
5) Masing – masing tempat sampah sesuai warna
Lampiran 1
MATERI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERBEDAAN PEMBUANGAN SAMPAH INFEKSIUS DAN
NONINFEKSIUS

A. DEFINISI
Menurut Adisasmito, Wiku (2017), limbah medis adalah limbah yang berasal
dari pelayanan medik, perawatan gigi, farmasi, atau yang sejenis; penelitian,
pengobatan, perawatan, atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan
yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan, kecuali jika
dilakukan pengamanan tertentu.
Menurut EPA (Environmental Protection Agency) Limbah non medis adalah
semua sampah yang dihasilkan dari kegiatan di RS diluar medis yang berasal
dari dapur, perkantoran, taman dari halaman yang dapat dimanfaatkan kembali
apabila ada teknologi. Limbah infeksius adalah limbah yang
terkontaminasiorganisme patogen yang ada di lingkungan dan organisme
tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit
pada manusia.
B. TUJUAN
Tujuan pemilahan sampah yaitu untuk mempermudah pengelolaan sampah
selanjutnya. Selain memudahkan pengelolaan sampah selanjutnya, pemilahan
sampah organik dan anorganik dapat mengurangi pencemaran udara yang
diakibatkan oleh penumpukan sampah yang masih tercampur antara sampah
organik dan anorganik, selain itu memberikan keselamatan untuk mencegah
infeksi dari sampah medis (Minu Trate Putri, 2023).
C. MANFAAT
Adapun manfaat pemilahan sampah menurut ( KKN,Undip. 2022) yaitu:
1. Agar sampah kering, basah atau medis dan non medis tidak tercampur
2. Memudahkan pembuangan dan pengolahan kembali,
3. Memisahkan sampah organik dan anorganik,
4. Menghindari terjadinya penumpukan sampah
5. Menjaga lingkungan sekitar
6. Meminimalkan dampak dari limbah tersebut
D. DAMPAK PEMILAHAN SAMPAH INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS
Dampak pengolahan Sampah menuurt (Kemenkes RI,2018):
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Menurut Kemenkes RI 2018, limbah infeksius dapat mengandung berbagai
macam mikroorganisme patogen. Patogen tersebut dapat memasuki tubuh
manusia melalui beberapa jalur seperti akibat tusukan, lecet, atau luka di
kulit, melalui membran mukosa, melalui pernafasan, atau melalui ingesti.
Contoh infeksi akibat terpajan limbah infeksius adalah infeksi
gastroenteritis dimana media penularannya adalah tinja dan muntahan,
infeksi saluran pernafasan melalui secret yang terhirup atau air liur dan
lain-lain.
Benda tajam tidak hanya dapat menyebabkan luka gores maupun luka
tertusuk tetapi juga dapat menginfeksi luka jika benda itu terkontaminasi
pathogen. Karena resiko ganda inilah (cedera dan penularan penyakit),
benda tajam termasuk dalam kelompok limbah yang sangat berbahaya.
Kekhawatiran pokok yang muncul adalah bahwa infeksi yang ditularkan
melalui subkutan dapat menyebabkan masuknya agens penyebab penyakit,
misalnya infeksi virus pada darah.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Dampak yang ditimbulkan limbah rumah sakit akibat pengelolaannya yang
tidak baik atau tidak saniter dapat berupa berikut ini (Kusnoputranto, 1986
dalam Elanda,dkk 2019:7-8):
a. Merosotnya mutu lingkungan rumah sakit yang dapat mengganggu dan
menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di
lingkungan rumah sakit ataupun masyarakat luar.
b. Limbah medis yang mengandung berbagai bahan kimia beracun,
buangan yang terkena kontaminasi, serta benda-benda tajam dapat
menimbulkan gangguan kesehatan berupa kecelakaan akibat kerja atau
penyakit akibat kerja.
c. Limbah medis berupa partikel debu dapat menimbulkan pencemaran
udara yang akan menyebabkan kuman penyakit menyebar dan
mengkontaminasi peralatan medis maupun peralatan yang ada.
d. Pengelolaan limbah medis yang kurang baik akan menyebabkan estetika
lingkungan yang kurang sedap dipandang sehingga mengganggu
kenyamanan pasien, petugas, pengunjung, serta masyarakat sekitar.
e. Limbah cair yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan
pencemaran terhadap sumber air (permukaan tanah) atau lingkungan dan
menjadi media tempat berkembang biaknya mikroorganisme patogen,
serangga yang dapat menjadi transmisi penyakit terutama kolera,
disentri, thypus abdominalis.
E. JENIS SAMPAH INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS
Jenis sampah menurut (Permenkes, 2019) diantaranya:
1. Sampah Infeksius
Sampah medis dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Sampah Medis Padat
Sampah medis padat adalah sampah padat yang terdiri dari sampah
infeksius, sampah patologi, sampah benda tajam, sampah farmasi,
sampah sitotoksik, sampah kimiawi, sampah radioaktif, sampah
kontainer bertekanan, dan sampah dengan kandungan logam berat yang
tinggi. Sampah medis padat dibagi menjadi beberapa diantaranya:
1) Limbah Benda Tajam
Limbah tajam merupakan objek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau
menusuk kulit , seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena,
pipet Pasteur, pecahan gelas dan pisau bedah. Semua benda tajam
ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui
sobekan atau tusukan, benda- benda tajam yang terbuang
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi dan
beracun, bahan sitotoksik atau radioaktif. Limbah benda tajam
mempunyai potensi atau menularkan penyakit sangat besar bila
benda tajam tersebut digunakan untuk pengobatan pasien infeksi
atau penyakit infeksi.
2) Limbah Infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian limbah yang berkaitan
dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular
(perawatan intensif) dan limbah kaboratorium dari poliklinik dan
ruang perawatan/isolasi penyakit menular. Namun beberapa
institusi memasukkan juga bangkai hewan percobaan yang
terkontaminasi atau yang diduga terkontaminasi oleh
mikroorganisme pathogen ke dalam kelompok limbah infeksius.
3) Limbah Jaringan Tubuh
Jaringan tubuh yang meliputi organ, anggota badan, darah dan
cairan tubuh biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau
autopsy. Limbah ini dapat dikategorikan berbahaya dan
mengakibatkan resiko tinggi infeksi kuman terhadap pasien lain,
staf dan populasi umum (pengunjung serta pengunjung sekitar)
sehingga dalam penanganannya membutuhkan labelisasi yang jelas.
4) Limbah Sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi oleh obat
sitoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
sitoksik. Penanganan limbah ini memerlukan absorben yang tepat
dan bahan pembersihnya harus selalu tersedia dalam ruangan
peracik. Bahan- bahan tersebut antara lain sawdust, granula,
absorpi, atau pelengkap pembersih lainnya. Semua pembersuh
tersebut harus
diperlakukan sebagai limbah sitoktoksik pemusnahannya harus
menggunakan incinerator karena sifat racunnya sangat tinggi.
5) Limbah Farmasi
Terdiri dari obat-obatan kadaluarsa, obat yang terbuang karena
batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obatan yang dikembalikan oleh pasien atau
dikembalikan oleh masyarakat, obat-obatan yang tidak lagi
diperlukan oleh institusi yang bersangkutan, dan limbah ynag
dihasilkan selama proses produksi obat.
6) Limbah Kimia
Limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan media, veterinary, labotarorium, proses sterilisasi atau
riset. Dalam hal ini dibedakan dengan buangan kimia yang
termasuk dalam limbah farmasi dan sitoktoksik.
7) Bahan Radioaktif
Bahan yang terkontaminasi dengan ratio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radionuklida. Limbah ini dapat berasal
antara lain dari tindakan kedokteran nuklir, radioimmunoassay, dan
bakteriologis, dapat berbentuk padat, cair atau gas.
b. Sampah Medis Cair
Sapmpah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal
dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan.
c. Sampah Gas
Sampah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur,
perlengkapan generator dan anastesi dan pembuatan obat sitotoksik.
2. Sampah non Infeksius
Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya
(Asmadi, 2013:7). Limbah non medis ini biasanya berupa kertas, karton,
plastik, kaleng, botol, sisa makanan, daun, dan lain-lain. Limbah-limbah
tersebut bukan merupakan limbah B3, sehingga untuk pengelolaannya
dapat dilakukan bersama-sama dengan limbah dari berbagai tempat.

F. PENGELOMPOKAN INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 menjelaskan
bahwa pengelolaan limbah B3 meliputi pemilahan, pewadahan, penyimpanan,
pengangkutan dan pengolahan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 22 tahun 2021 bahwa pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang
meliputi pengurangan, penyimpanan, pemanfaatan, pengolahan , dan/atau
penimbunan
a. Pemilahan
Pemilahan adalah suatu kegiatan memisahkan limbah sesuai dengan
karakteristiknya yaitu berdasarkan kategori limbah, warna kantong
plastik dan labelnya. Pemilahan dilakukan harus dimulai dari sumber
penghasil limbah dengan menyediakan wadah.
Pemilahan jenis limbah medis padat terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah kimia, limbah
radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat. Jarum dan syringe harus dipisahkan sehingga tidak dapat
digunakan kembali. Jarum harus dihancurkan dengan menggunakan alat
pemotong jarum supaya lebih aman dan mengurangi risiko terjadinya
cedera.

b. Pewadahan
Pewadahan adalah kegiatan mewadahi atau menampung limbah dengan
menyediakan wadah sesuai dengan karakteristik limbah. Wadah di
tempatkan pada tiap unit ruangan atau sumber penghasil limbah dengan
bentuk, ukuran, dan jumlah yang disesuaikan dengan jumlah dan kondisi
unit tersebut. Pewadahan limbah B3 di ruangan sumber sebelum dibawa
ke TPS Limbah B3 harus di tempatkan pada tempat/wadah khusus yang
kuat dan anti karat dan kedap air, terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan, dilengkapi penutup, dilengkapi dengan simbol B3, dan
diletakkan pada tempat yang jauh dari jangkauan orang umum.
Pewadahan harus sesuai dengan sampah:

c. Pengumpulan
Pengumpulan merupakan kegiatan mengambil limbah medis dari tempat
penampungan limbah atau wadah limbah medis yang berada disetiap
sumber penghasil limbah ke titik pengumpulan sementara yang sudah
ditentukan. Wadah yang digunakan dilapisi kantong plastik dan diangkut
apabila limbah medis padat B3 infeksius dan limbah non medis sudah
mencapai ¾ wadah serta limbah benda tajam sudah mencapai 2/3 dari
wadah safety box (Permen Lhk No.56 tahun 2015)
d. Pengangkutan
Pengangkutan limbah merupakan suatu kegiatan mengangkut limbah
medis dari titik tempat pengumpul sementara ke Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) menggunakan alat angkut khusus. Pengangkutan
limbah medis dan limbah non medis harus menggunakan alat angkut
khusus yang sesuai untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja
karena tusukan, tumpahan atau lainnya oleh petugas pengelola limbah
medis, alat angkut khusus bisa berupa troli atau gerobak dan sebagainya.
Troli biasanya untuk warnanya juga disesuaikan dengan jenis
sampah/limbah.
e. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan limbah medis di TPS
sebelum dilakukan pembakaran dengan insinerator atau diserahkan ke
pihak ketiga. Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) adalah suatu
tempat disimpannya limbah medis padat atau diletakkan untuk
sementara waktu sebelum dilakukan pengolahan limbah menggunakan
incinerator ataupun lainnya. Penyimpanan sementara limbah B3
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019.
f. Pengelolaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 menjelaskan
bahwa Pengelolaan Limbah B3 adalah suatu proses untuk mengurangi
dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun.
Tujuan dari adanya pengolahan limbah medis adalah untuk mengubah
karakteristik biologis dan/atau kimia limbah sehingga potensi bahayanya
terhadap manusia berkurang atau tidak ada. Selain itu pengelolaan
limbahm B3 wajib dilaksanakan oleh setiap orang yang menghasilkan
limbah B3. Namun apabila tidak mampu melakukan sendiri,
pengelolaan limbah B3 diserahkan kepada pihak pengelola limbah B3.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019
menjelaskan bahwa pengolahan limbah B3 di rumah sakit dapat
dilaksanakan secara internal dan eksternal: Pengolahan secara internal
dilakukan di lingkungan rumah sakit dengan menggunakan alat
incinerator atau alat pengolah limbah B3 lainnya yang disediakan
sendiri oleh pihak rumah sakit (on-site), seperti autoclave, microwave,
penguburan, enkapsulasi, inertisasi yang mendapatkan izin operasional
dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pengolahan secara eksternal dilakukan melalui kerja sama dengan pihak
pengolah atau penimbun limbah B3 yang telah memiliki izin.
Pengolahan limbah B3 secara internal dan eksternal dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku. 2017. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Depok: PT
Raja Grafindo Persada
Fikri, Elanda & Kartika. 2019. Penanganan Limbah Medis Padat Fasyankes
Ramah Lingkungan. Bandung: CV. Pustaka Setia
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Profil Kesehatan Indonesia tahun
2018. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
U.S. EPA. 2016. Documentation for Greenhouse Gas Emission and Energy

Factors Used in the Waste Reduction Model (WARM

http://kkn.undip.ac.id/?p=347928 diakses tgl 14/10/2023

https://www.mi-nutrigres.sch.id/read/96/cara-memilah-sampah-serta-manfaatnya

diakses tgl 14/10/2023

Anda mungkin juga menyukai