Dosen Pembimbing :
Prof. DR. Dr. MT. Kamaluddin, M.Sc Sp.FK
PENDAHULUAN
Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cephalosporin Generasi I
Cephalosporin Generasi II
3
Cephalosporin Generasi III
Generasi III Cephalosporins digunakan untuk berbagai infeksi yang berat yang
disebabkan oleh organisme yang telah resisten terhadap berbagai macam obat antibiotik.
Tetapi strain yang mengekspresikan “Extended Spectrum β-Lactamase” (ESBL) tidaklah
termasuk yang bisa ditangani oleh antibiotik ini. Penggunaan generasi III cephalosporins
untuk infeksi oleh kuman golongan enterobacter haruslah dihindari walaupun jika hasil
pemeriksaan secara in vitro terhadap isolat menunjukan masih susceptible karena adanya
resiko resistensi. Ceftriaxone dan Cefotaxime dapat digunakan untuk mengatasi
meningitis, termasuk meningitis yang disebabkan oleh pneumococci, meningococci, H.
influenzae dan kuman enteric batang gram negatif yang susceptible, tetapi tidak untuk L.
Monocytogenes.
1. CEFTRIAXONE
1.1 Farmakodinamik
Efek bakterisida ceftriaxone dihasilkan akibat penghambatan sintesis dinding
kuman. Ceftriaxone mempunyai stabilitas yang tinggi terhadap beta-laktanase, baik
terhadap penisilinase maupun sefalosporinase yang dihasilkan oleh kuman gram-
negatif, gram-positif.
1.2 Farmakokinetik
Ceftriaxone diabsorpsi lengkap setelah pemberian IM dengan kadar plasma
maksimum rata-rata antara 2-3 jam setelah pemberian. Dosis multipel IV atau IM
4
dengan interval waktu 12-24 jam, dengan dosis 0,5-2g menghasilkan akumulasi
sebesar 15-36 % diatas nilai dosis tunggal.
Sebanyak 33-67 % ceftriaxone yang diberikan, akan diekskresikan dalam uring
dalam bentuk yang tidak diubah dan sisanya diekskresikan dalam empedu dan
sebagian kecil dalam feses sebagai bentuk inaktif. Setelah pemberian dosis 1g IV,
kadar rata-rata ceftriaxone 1-3 jam setelah pemberian adalah : 501 mg/ml dalam
kandung empedu, 100 mg/ml dalam saluran empedu, 098 mg dalam duktus sistikus,
78,2 mg/ml dalam dinding kandung empedu dan 62,1 mg/ml dalam plasma.
Setelah pemberian dosis 0,15-3g, maka waktu paruh eliminasinya berkisar antara
5-8 jam, volume distribusinya sebesar 5,70-13,5 L, klirens plasma 0,50-1,45 L/jam
dan klirens ginjal 0,32-0,73 L/jam.
5
- Infeksi intra-abdominal
- Meningitis
Profilaksis operasi yaitu 1g dosis tunggal ceftriaxone dapat mengurangi angka
kejadian infeksi pasca operasi pada pasien yang dioperasi dan dianggap
terkontaminasi atau secara potensial terkontaminasi, misalnya : histerektoni vaginal
atau abdominal dan pada pasien yang dioperasi dimana infeksi pada operasi tersebut
menyebabkan risiko yang serius ( misal : selama operasi lintas arteri koroner ).
Kontraindikasi
Ceftriaxone dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat alergi terhadap
golongan cephalosporin.
Efek Samping
Secara umum ceftriaxone dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat
ditemukan adalah :
• Reaksi lokal : Sakit, indurasi atau nyeri tekan pada tempat suntikan dan phlebitis
setelah pemberian intravena.
• Hipersensitivitas : Ruam kulit dan kadang-kadang pruritus, demam atau
menggigil
• Hematologik : Eosinofilia, trombositosis, lekopenia dan kadang-kadang anemia,
anemia hemolitik, netropenia, limfopenia, trombositopenia dan pemanjangan
waktu protrombia.
• Saluran cerna : Diare dan kadang-kadang mual, muntah, disgeusia.
• Hati : Peningkatan SGOT atau SGPT dan kadang-kadang peningkatan fosfatase
alkali dan bilirubin.
• Ginjal : Peningkatan BUN dan kadang-kadang peningkatan kreatinin serta
ditemukan silinder dalam urin.
• Susunan saraf pusat : Kadang-kadang timbul sakit kepala atau pusing.
• Saluran kemih dan genital : Kadang-kadang dilaporkan timbulnya monitiasis atau
vaginitis
6
Dosis Dan Cara Pemberian
Ceftriaxone dapat diberikan secara intravena atau intramuskular
* Dewasa : Dosis lazim harian untuk orang dewasa adalah 1-2g sekali sehari (atau
dibagi dalam 2 dosis) tergantung dari jenis dan beratnya infeksi. Dosis total harian
tidak boleh melebihi 4g. Untuk pengobatan infeksi gonokokal tanpa komplikasi,
dosis yang dianjurkan adalah 250 mg intramuskular sebagai dosis tunggal, untuk
profilaksis opersai, dosis yang dianjurkan adalah 1g sebagai dosis tunggal dan
diberikan 0,5-2 jam sebelum operasi.
* Anak-anak : Untuk pengobatan infeksi kulit dan jaringan lunak, dosis total harian
yang dianjurkan adalah 50-75 mg/kg sekali sehari (atau dibagi 2 dosis), dosis total
harian tidak boleh melebihi 2g. Untuk pengobatan meningitis dosis harian adalah
100 mg/kg dan tidak boleh melebihi 4g, dosis diberikan dengan atau tanpa dosis
muat 75mg/kg
Keterangan Umum Dosis : Secara umum terapi dengan ceftriaxone harus dilanjutkan
paling tidak 2 hari setelah tanda dan gejala infeksi menghilang. Lama pengobatan
terapi umumnya adalah 4-14 hari, dimana pada infeksi yang disertai dengan
komplikasi terapi yang diperlukan akan lebih lama.
2. Cefotaxime
2.1 Farmakodinamik
2.2 Farmakokinetik
8
mengakibatkan konsentrasi plasma efotaxime dan metabolit desacetyl menjadi lebih
tinggi dan lebih lama. Cefotaxime dan metabolitnya dapat dihilangkan dengan
hemodialis.
Dosis :
1.Dewasa: Pemberian secara IV atau IM. Dosis maksimum sehari tidak lebih dari
12 g. besarnya dosis dan cara pemberian sesuai dengan organisme penyebab,
berat ringannya infeksi dan kondisi pasien (lihat tabel) untuk semua pedoman
dosis.
9
4.Anak-anak: Tidak perlu dibedakan antara bagi premature dan cukup bulan.
Dosis yang dianjurkan sesuai dengan pedoman berikut: Untuk anak-anak > 50
kg, gunakan dosis dewasa. Tidak lebih dari dosis dewasa yang dianjurkan.
Gunakan dosis yang lebih tinggi untuk infeksi yang lebih berat/serius seperti
meningitis.
3. Cefixime
Tidak banyak golongan cephalosporin yang berbentuk oral. Salah satunya adalah
cefixime, cephalosporin generasi ketiga. Obat ini memiliki spektrum yang luas dan
efektif untuk berbagai kasus infeksi. Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum
luas terhadap mikroorganisme gram negatif dan gram positif, seperti sefalosporin
oral yang lain.
3.1 Farmakodinamik
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan satu atau lebih
ikatan protein - penisilin (penicillin-binding proteins-PBPs) yang selanjutnya akan
menghambat tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga
menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akan mengalami lisis karena aktivitas
enzim autolitik (autolisin dan murein hidrolase) saat dinding sel bakteri terhambat.
3.2 Farmakokinetik
Konsentrasi dalam serum :P emberian per oral dosis tunggal 50,100 atau 200 mg
(potensi) cefixime pada orang dewasa sehat dalam keadaan puasa, kadar puncak
serum dicapai setelah 4 jam pemberian yaitu masing-masing 0,69; 1,13; dan 1,95
10
mg/ml. Waktu paruh serum adalah 2,3-2,5 jam. Pemberian per oral dosis tunggal
1,5; 3,0; atau 6,0 mg (potensi)/kg cefixime pada penderita pediatrik dengan
fungsi ginjal normal, kadar puncak serum dicapai setelah 3-4 jam pemberian
yaitu masing-masing 1,14; 2,01; dan 3,97 mg/ml. Waktu paruh serum adalah
3,2-3,7 jam. Absorbsi 40-50%.
Dosis : Dewasa dan anak-anak dengan berat badan >30 kg, dosis harian yang
direkomendasikan adalah 50-100 mg (potensi) cefixime diberikan per oral dua
kali sehari. Dosis sebaiknya disesuaikan dengan usia penderita, berat badan dan
keadaan penderita. Untuk infeksi yang berat dosis dapat ditingkatkan sampai
200 mg (potensi) diberikan dua kali sehari (19).
Cephalosporins Generasi IV
Cefepime adalah salah satu contoh dari obat cephalosporin generasi IV. Cefepime
memiliki afinitas yang baik untuk Pseudomonas aeruginosa, Enterobacteriaceae, Staph.
aureus dan Strep. Pneumoniae. Juga sangat aktif dalam menghadapi haemophillus dan
neisseria.
12
BAB III
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Mandell GL, Bennett JE, Dollin R. Mandell, Douglas, and Bennett’s Principle and
Practice of Infectious Diseases. 7th ed. Philadephia: Elsevier Churchil
Livingstone, 2010.
2. Cohen J, Powderly WG, Opal SM. Infectious Disease 3rd ed. Elsevier Mosby,
2010.
3. Bennet PM, Brown MJ. Clinical Pharmacology 9th ed.Churchil Livingstone, 2003.
4. Guilfoile Patrick. Antibiotic-Resistant Bacteria.Infobase Publishing, 2007.
5. Bauman RW. Microbiology: with Diseases by Body System, 3rd ed. Pearson,
2012.
6. Customer Education: Antibiotics Classification and Modes of Action.
Biomerieux, 2008.
7. Katzung BG, Masters BS, Trevor AJ, Basic and Clinical Pharmacology, 11th ed.
Lange, 2009..
14