Anda di halaman 1dari 7

JURNAL BELAJAR

KEANEKARAGAMAN HEWAN
Dosen Pengampu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd. dan
Bagus Priambodo S.Si., M.Si., M.Sc.

I. IDENTITAS
- Nama : Zuhrotul Mufidah
- NIM : 180341617558
- Hari, Tanggal : Senin/Kamis, 02/05 September 2019
- Topik : Platyhelminthes, Nemathelminthes, dan
Annelida

II. ISI REFLEKSI


A. KONSEP YANG DIPELAJARI
- Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama dilakukan praktikum mengenai filum Platyhelminthes,
Nemathelminthes, dan Annelida. Pengamatan dilakukan dengan mengamati awetan
spesimen yang telah tersedia serta mengamati beberapa spesies asli dari ketiga
filum. Dari praktikum tersebut, dapat diketahui beberapa perbedaan antara ketiga
filum tersebut mengenai bentuk dan struktur tubuhnya. Platyhelminthes merupakan
cacing yang bertubuh pipih, adakalanya berlekuk pada setiap ujung tubuhnya, dan
tidak bersegmen. Namun salah satu kelas yaitu Cestoda atau cacing pita memiliki
segmen yang disebut proglotid. Contoh spesies dari filum ini adalah Planaria sp.
Filum yang kedua yaitu Nemathelminthes didominasi oleh spesies berbentuk
silindris, panjang, dan meruncing pada kedua sisi, namun tidak bersegmen. Filum
ini sebagian besar merupakan parasit pada manusia atau hewan lainnya. Dan filum
selanjutnya yaitu Annelida yang memiliki bentuk silindris, bersegmen, dan ada
beberapa spesies yang memiliki alat pengisap pada bagian mulut. Selain itu, pada
praktikum ini juga dilakukan pengamatan pada segmen cacing tanah.
- Pertemuan 2
Pada pertemuan kedua, dilakukan diskusi mengenai LKM (Lembar Kerja
Mahasiswa) filum Platyhelminthes, Nemathelminthes, dan Annelida dan dilanjut
presentasi LKM dari tiap kelompok. Dari diskusi tersebut, maka dapat diketahui
klasifikasi dari ketiga filum tersebut, bentuk dan struktur tubuh, serta proses fisiologi
yang terjadi pada ketiga filum.
Filum Platyhelminthes atau cacing pipih merupakan cacing yang belum memiliki
rongga dan berbentuk pipih. Klasifikasinya dibagi menjadi tiga kelas, yaitu
Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Pengelompokan ketiga kelas tersebut
didasarkan pada bentuk tubuh dan adanya segmen. Kelas Turbellaria berbentuk pipih
serta memiliki rambut getar atau silia yang digunakan dalam pergerakan. Contohnya
adalah Planaria sp. Kelas Trematoda berbentuk seperti daun, pipih, dan tidak
bersegmen. Contoh dari kelas ini adalah Fasciola hepatica. Kelas selanjutnya yaitu
Cestoda atau cacing pita berbentuk pipih, panjang, memiliki segmen yang disebut
proglotid dan memiliki alat pengait pada bagian anterior. Kelas Trematoda dan
Cestoda sebagian besar merupakan parasit pada manusia ataupun hewan. Pada
Platyhelminthes belum sistem saraf menggunakan sel api, selain itu respirasi
dilakukan melalui permukaan tubuhnya.
Berikutnya adalah filum Nemathelminthes merupakan cacing yang memiliki
rongga semu (pseudoselom), hal ini dikarenakan rongga yang ada di tubuhnya tidak
sampai bermuara ke ujung bagian tubuh sehingga dikatakan rongga semu.
Nemathelminthes dibagi menjadi dua, yaitu Nematoda dan Nematomorpha. Namun
klasifikasi ini sebenarnya sudah tidak digunakan, karena ada beberapa peneliti yang
berpendapat bahwa Nematoda merupakan filum sendiri. Nemathelminthes sendiri
memiliki bentuk silindris dan panjang serta pada kedua ujungnya meruncing. Filum
ini ada yang memiliki segmen ada yang tidak, namun bentuk segmennya masih
sederhana. Sebagian filum ini juga merupakan parasit. Sistem pergerakan pada filum
ini disebabkan adanya kontraksi otot-otot yang ada pada dinding tubuh
Nemathelminthes. Filum ini juga masih belum memiliki sitem respirasi dan sistem
saraf meliputi sebuah cincin sirkumfaringeal yang mengelilingi faring.
Filum yang terakhir yaitu Annelida atau cacing yang sudah memiliki rongga
sejati (selom). Berbeda dengan filum Nemathelminthes yang memiliki rongga semu,
rongga pada Annelida bermuara sampai mulut dan anus sehingga dikatakan rongga
sejati. Annelida dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan bentuk dan adanya rambut
(setae), yaitu : Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinae. Kelas Polychaeta berbentuk
silindris, bersegmen dan memiliki banyak rambut (setae). Sedangkan Oligochaeta
memiliki bentuk silindris, bersegmen dan memiliki sedikit rambut (setae), contohnya
yaitu cacing tanah. Berbeda dengan Polychaeta dan Oligochaeta, Hirudinea tidak
memiliki rambut (setae) pada tubuhnya, namun memiliki alat pengisap pada bagian
mulut. Hirudinea berbentuk silindris dengan bagian tengah yang membesar serta
memiliki segmen. Sistem gerak pada Annelida dilakukan oleh 2 lapis otot pada
dinding tubuhnya, yaitu stratum circulate (luar) dan stratum longitudinal (dalam).
Sistem respirasinya menggunakan kulit atau permukaan tubuh, maka kulitnya bersifat
lembab, tipis, dan mengandung banyak kapiler darah. Pada Annelida, saluran
pencernaan sudah lengkap yang terdiri dari : mulut, faring, esofagus, proventrikulus,
ventrikulus, intestin, dan anus. Adapun sistem peredaran darahnya adalah sistem
peredaran tertutup dan Annelida memiliki sistem ekskresi yang berupa nephridia atau
ginjal. Pada setiap segmen tubuh terdapat sepasang nephridia kecuali 3 segmen
pertama dan segmen terakhir.

B. RELEVANSI POKOK-POKOK PIKIRAN DENGAN HASIL


EKSPLORASI
No Pemahaman Sebelum Pemahaman Sesudah
1. Belum mengetahui dasar Platyhelminthes, Nemathelminthes, dan
pengelompokan yang Annelida diklasifikasikan dalam
membedakan Platyhelminthes, kelompok yang berbeda berdasarkan
Nemathelminthes, dan Annelida. rongga tubuhnya. Platyhelminthes tidak
memiliki rongga tubuh,
Nemathelminthes memiliki rongga
semu, dan Annelida memiliki rongga
sejati.
2. Belum mengetahui dasar Filum Platyhelminthes dibagi menjadi
pengelompokan kelas pada filum tiga kelas berdasarkan bentuknya, yaitu
Platyhelminthes Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda.
Turbellaria memiliki kepala berbentuk
segitiga dan bersilia, Trematoda
berbentuk seperti daun dan bersilia,
Cestoda bersegmen (proglotid) dan
memiliki alat pengait.
3. Belum mengetahui dasar Annelida terbagi menjadi tiga kelas
pengelompokan kelas pada filum berdasarkan bentuk dan adanya
Annelida. rambut/setae, yaitu Polychaeta,
Oligochaeta, dan Hirudinae. Polychaeta
berbentuk silindris memiliki banyak
rambut, Oligochaeta berbentuk silindris
dengan sedikit rambut, Hirudinae
berbentuk silindris dan membesar di
bagian tengah dan tidak memiliki
rambut tetapi memiliki alat pengisap.
4. Belum mengetahui fungsi segmen Pada kelas Cestoda terdapat spesies
atau proglotid pada kelas Cestoda. yang bersegmen disebut proglotid,
contohnya adalah cacing pita. Selain
sebagai bagian dari tubuh, proglotid
juga berfungsi dalam sistem
reproduksinya. Yaitu ketika proglotid
lepas dari inang, di dalamnya akan
terbawa telur cacing dan akan
berkembang bila dimakan inang lain.
5. Belum mengetahui sistem Terdapat perbedaan pendapat para ahli
klasifikasi yang tepat pada filum mengenai hal ini. Namun, saat ini
Nemathelminthes. sistem filum Nemathelminthes sudah
tidak digunakan akan tetapi diganti
menjadi filum Nematoda. Yang
awalnya Nematoda adalah nama kelas
dari filum Nemathelminthes. Sehingga
kedudukan Nematoda saat ini telah
setara dengan filum.

C. MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN/PERTANYAAN BESERTA


PEMECAHANNYA
1) Mengapa rongga pada Nemathelminthes dikatakan rongga semu?
Jawab: Rongga semu atau pseudoselom yaitu rongga yang berisi cairan antara
dinding tubuh dan usus, tetapi tidak terbentuk dalam mesoderm dan tidak
berakhir sepenuhnya tertutup oleh mesoderm. Oleh karena itu rongga ini
dikatakan sebagai rongga semu.
2) Bagaimana perbedaan sistem gerak pada Platyhelminthes dan Annelida?
Jawab: Pada Platyhelminthes, pergerakan dilakukan dengan menggunakan silia
yang memungkinkan cacing bergerak bebas di dalam air, seperti pada Planaria
sp. Sedangkan Annelida bergerak melalui kontraksi otot-otot pada dinding
perut cacing. Dengan kontraksi tersebut, cacing dapat bergerak meskipun
melewati media yang padat seperti tanah.
3) Bagaimana perbedaan segmen pada Cestoda dengan Annelida?
Jawab: Segmen pada Cestoda (proglotid) tidak memiliki rongga, dan
epidermisnya berfungsi menyerap sari makanan dari inangnya. Selain itu, pada
proglotid itulah tempat disimpannya telur cacing dan segmen tersebut akan
lepas bersama telur-telur cacing. Sedangkan segmen pada Annelida memiliki
rongga tubuh dan tidak memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari
tubuhnya.
4) Mengapa cacing tanah digolongkan dalam kelas Oligochaeta sedangkan tidak
terlihat rambut/setae pada tubuhnya?
Jawab: cacing tanah atau disebut Lumbricus terrestis merupakan salah satu
spesies dari kelas Oligochaeta atau cacing yang memiliki sedikit rambut.
Apabila diamati dengan mata telanjang, rambut tersebut tidak nampak. Hal itu
dikarenakan ukurannya yang sangat kecil sehingga harus dilihat pada
mikroskop. Jadi dapat diketahui bahwa struktur morfologi tidak hanya dapat
diamati oleh indra secara langsung, namun ada beberapa struktur yang
membutuhkan pengamatan melalui alat-alat mikroskopis.
5) Mengapa cacing yang bersifat parasit masih dapat bertahan hidup di tubuh
inangnya tanpa dicerna oleh inang?
Jawab: Cacing yang bersifat parasit memiliki struktur tubuh yang di desain
untuk dapat bertahan hidup di dalam tubuh inangnya. Salah satunya yaitu
dilapisi oleh kutikula yang berfungsi untuk melindungi cacing dari enzim-
enzim pencernaan yang ada di dalam tubuh inangnya. Contoh cacing yang
bersifat parasit yaitu cacing pita dan Ascaris lumbricoides.

D. SELF REGULATED LEARNING


- Self Reflection Learning
Kekurangan saya ketika mempelajari materi ini adalah kurang dapat memahami
sistem klasifikasi pada Nemathelminthes dikarenakan sumber yang berbeda-beda.
Selain itu saya kurang dapat membedakan beberapa jenis cacing yang berbeda namun
memiliki bentuk yang hampir sama.
- Evaluation
Menambah wawasan dengan membaca berbagai informasi dari sumber yang
terpercaya dan terbaru, karena ilmu biologi akan terus berkembang dan terus
diperbarui. Dan berusaha memahami setiap ciri-ciri dari masing-masing kelompok
yang telah dipelajari.
MATAKULIAH KEANEKARAGAMAN HEWAN
SEMESTER GANJIL 2019-2020

No. Elemen Skor Penilaian


Maks DS T D
I. Identitas
1 Nama dicantumkan 5
2 Seluruh masukan dibubuhi tanggal 5
3 Topik yang dipelajari dicantumkan 5
II. Isi Refleksi
4 Mengeksplor beragam pokok-pokok pikiran yang 15
telah dipelajari
5 Relevansi pokok-pokok pikiran dengan hasil 15
eksplorasi
6 Mengidentifikasi permasalahan/pertanyaan 15
beserta
pemecahannya (paling sedikit 5 permasalahan)
I. Self Regulated Learning
7. Mampu menemukan kekurangan pada diri 20
sendiri, mengatasi kekurangan, dan
merencanakan strategi untuk pembelajaran
selanjutnya.
IV. Sistematika
8 Jurnal terorganisasi dengan baik dan lengkap 10
V. Lain-lain
9 Ketepatan dalam mengumpulkan jurnal 10
Jumlah Skor Maksimal 100

DS : Diri Sendiri
T : Teman
D : Dosen

Anda mungkin juga menyukai