Konsep
b. Strategi
c. Pencegahan
d. Penindakan
e. Kerja sama internasional
1. Korupsi adalah keniscayaan.
2. Disesuaikan dengan karakteristik
negara (Indonesia negara hukum dan
negara demokrasi).
3. Keterlibatan unsur-unsur negara :
a. Masyarakat / LSM (individu, ICW, MAKI, dll).
b. Organisasi pemerintah. (lembaga
departemen IRJEN dan non departemen, KPK,
PPATK, BPK).
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi
Nasional (Stratanas) Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi (PPK), diimplemen-tasikan ke dalam 6 (enam)
strategi nasional yang telah dirumuskan, yakni:
1. Melaksanakan upaya upaya pencegahan.
2. Melaksanakan langkah langkah strategis dibidang
penegakan hukum.
3. Melaksanakan upaya upaya harmonisasi penyusunan
peraturan
4. Perundang-undangan dibidang pemberantasan korupsi
dan sektor terkaitlainnya.
5. Melaksanakan kerja sama internasional dan
penyelamatan aset hasilTipikor.
6. Meningkatkan upaya pendidikan dan bidaya antikorupsi.
7. Meningkatkan koordinasi dalam rangka mekanisme
pelaporan pelaksanaan upaya pemberantasan korupsi.
KPK memiliki 3 langkah :
a. Perbaikan sistem.
b. Penindakan / represif.
c. Edukasi dan kampanye.
Penataan layanan publik melalui tahapan :
1. kajian sistem (prosedur ijin usaha,
impor, penerimaan pajak, pengawasan
internal/eksternal, seleksi pejabat dan
pakta integritas).
2. penataan layanan publik (dengan
koordinasi / supervisi pencegahan).
3. mendorong transparansi
penyelenggara negara (sistem laporan
harta/kekayaan, LPSE, e-procurement).
Adalah prosedur hukum terhadap tindakan
korupsi yg meliputi :
Pelaporan / pengaduan.
Penyelidikan (jaksa, polisi, KPK).
Penyidikan (jaksa, polisi, KPK).
Penuntutan (jaksa, KPK).
Eksekusi (pengadilan Tipikor)
Membangun perilaku dan budaya anti
korupsi secara dini.
Contoh : konsep kantin kejujuran, MK
Budaya Anti Korupsi, keterlibatan guru,
ulama dan tokoh masysrakat.