Anda di halaman 1dari 20

1

Kelompok 5 / 1B DIII Keperawatan

1. Annisa Fatimah (NIM 1802052)


2. Indah Prastiwi (NIM 1802068)
3. Riskawati (NIM 1802081)
4. Vita Purwandani (NIM 1802086)

Proses Perubahan Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa.

Antara lain : Proses Odem, Hiper, dan Hipo Elektrolit, Asidosis dan
Alkalosis

1. Komponen cairan tubuh


Cairan yang bersirkulasi diseluruh tubuh didalam ruang cairan intrasel dan
ekstrasel mengandung:
a. Elektrolit: merupakan sebuah unsure atau senyawa yang jika melebur
atau larut didalam air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan
mampu membawa muatan listrik. Elektrolit yang memilki muatan positif
disebut kation, sedangkan yang bermuatan negative adalah anion.
Namun jumlah total anion dan kation didalam kompartement cairan harus
sama.
2

b. Mineral yang dicerna sebagai senyawa, biasanya dikenal dengan nama


logam, non logam, radikal atau fosfat, bukan dengan nama senyawa,
yang mana mineral tersebut menjadi bagian didalamnya. Mineral
merupakan unsure semua jaringan dan cairan tubuh serta penting dalam
memertahankan proses fisiologis. Mineral juga bekerja sebagai katalis
dan respon saraf, kontrasi otot, dan metabolisme zat gizi yang terdapat
dalam makanan. Mineral juga mengatur keseimbangan elektrolit dan
produksi hormone serta menguatkan struktur tulang. Contoh mineral zat
besi dan zink.
c. Sel merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup. Contoh
sel yang berada didalam cairan tubuh adalah sel darah merah dan sel
darah putih.

PERGERAKAN DAN PENGATURAN CAIRAN TUBUH


Pergerakan Cairan tubuh, Cairan tubuh tidak statis, Cairan dan elektrolit
berpindah dari satu kompartemen kekompartemen lain untuk memfasilitasi
proses proses yang terjadi didalam tubuh, seperti oksigenasi jaringan, respon
terhadap penyakit, keseimbangan asam basa, dan respon terhadap terapi obat.
Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui difusi, osmosis, transportasi aktif,
atau filtrasi. Perpindahan tersebut bergantung pada permeabilitas membrane sel
atau kemampuan membrane untuk ditembus cairan dan elektrolit.

1. DIFUSI: Suatu proses ketika materi padat, partikel, seperti gula didalam
cairan, berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah,
sehingga distribusi partikel didalam cairan menjadi merata atau partikel
akan melewati membrane sel yang permeabe terhadap subtansi tersebut.
2. OSMOSIS: Perpindahan pelarut murni, seperti air, melalui membran
semipermeabel yang berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi
solute rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi solute tinggi.
Kecepatan osmosis tergantung pada konsentrasi solute di dalam larutan,
suhu larutan, muatan listrik solute, dan perbedaan antara tekanan
osmosis yang dikeluarkan oleh larutan.
3

3. FILTRASI : Suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut
secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan.
Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler. Tekanan hidrostatik
adalah tekanan yang di hasilkan oleh suatu likuid di dalam sebuah
ruangan.
4. TRANSPOR AKTIF : Merupakan suatu mekanisme mengenai sel-sel
yang mengabsorbsi glukosa dan substansi-substansi lain untuk
melakukan aktivitas metabolic. memerlukan aktivitas metabolic dan
pengeluaran energi untuk menggerakan berbagai materi guna menebus
membrane sel.
Hal ini memungkinkan sel menerima molekul yang lebih besar dari sel
tersebut, selain itu sel dapat menerima atau memindahkan molekul dari daerah
berkonsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Contoh transport aktif adalah pompa
natrium dan kalium.

Pengaturan Cairan Tubuh


Asupan cairan terutama diatur melalui mekanisme rasa haus. Pusat
pengendalian rasa haus barada di dalam hipotalamus di otak. Stimulus fisiologis
utama terhadap pusat rasa haus adalah peningkatan konsentrasi plasma dan
penurunan volume darah. Sel-sel reseptor yang disebut osmoreseptor secara
terus menerus memantau osmolalitas.
Apabila kehilangan cairan terlalu banyak, osmoresptor akan mendeteksi
kehilangan tersebut dan mengaktifkan pusat rasa haus. Akibatnya, seseorang
akan merasa haus kemudian mencari air. Factor lain yang mempengaruhi pusat
rasa haus adalah keringnya membrane mukosa faring dan mulut, angiotensin II,
kehilangan kalium, dan factor-faktor psikologis.
Keluaran Cairan. Cairan terutama di keluarkan melalui ginjal dan saluran
gastrointestinal. Pada orang dewasa, ginjal setiap menit menerima sekitar 125 ml
plasma untuk di saring dan memproduksi urine sekitar 60 ml dalam setiap jam
atau totalnya sekitar 1,5 l dalam satu hari. Jumlah urine yang di produksi ginjal
dipengaruhi oleh hormone antidiuretik dan aldosteron. Hormone-hormon ini
mempengeruhi ekskresi air dan natrium serta distimulasi oeh perubahan volume
darah. Kehilangan air melalui kulit terutama diatur oleh system saraf simpatis,
yang mengaktifkan kelenjar keringat.
4

Hormon, hormone utama yang mempengaruhi keseimbangn cairan dan


elektrolit adalah ADH dan aldosteron keadaan kekurangan air akan
meningkatkan osmolalitas darah dan keadaan ini akan di respon oleh kelenjar
hipofisis dengan melepaskan ADH. ADH akan menurunkan produksi urine
dengan cara meningkatkan reabsorbsi air oleh tubulus ginjal.

PENGATURAN ELEKTROLIT

A. Kation
Kation utama, yakni natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+),
dan magnesium (Mg2+), terdapat di dalam cairan ekstrasel dan intrasel.
1) Pengaturan Natrium
Natrium merupakan kation yang paling banyak jumlahnya dalam
cairan ekstrasel. Nilai laboratorium normal untu natrium serum adalah
135-145 mEq/L.

2) Pengaturan Kalium
Kalium merupakan kation intrasel utama yang mengatur eksitabilitas
neuromuscular dan kontraksi otot. Nilai laboratorium normal kalium
serum adalah 3,5-5,3 mEq/L.
3) Pengaturan Kalsium
Terdapat banyak kalsium di dalam tubuh. Tubuh membutuhkan
kalsium untuk integritas dan struktur membrane sel, konduksi jantung
yang adekuat, koagulasi darah, pertumbuhan dan pembentukan
tulang, dan relaksasi otot. Berikut adalah bentuk-bentuk kalsium yang
terdapat di dalam cairan tubuh.
a) Terionisasi (4,5 mg/100 ml)
b) Tidak dapat berdifusi, yang merupakan kalsium kompleks terhadap
anion protein (5 mg/ 100 ml)
c) Garam kalsium, seperti kalsium sitrat dan kalsium fosfat (1 mg/
100 ml) Nilai laboratorium normal kalsium serum yang terionisasi
dalam tubuh adalah 4-5 mEq/L.
4) Pengaturan magnesium
5

Magnesium merupakan kation terpenting kedua di dalam cairan


intrasel dan sangat penting untuk aktivitas enzim, neurokimia, dan
eksitabilitas otot. Nilai laboratorium normal magnesium serum adalah
1,5-2,5 mEq/L. Magnesium terutama diekskresi melalui mekanisme
ginjal.
B. Anion
Anion utama adalah klorida(CL-), bikarbonat(HCO3-), dan fosfat(PO3-).
1) Pengaturan Klorida
Klorida di temukan di dalam cairan ekstrasel dan intrasel.
Keseimbangan klorida di pertahankan melalui asupan makanan dan
ekskresi serta reabsorbsi renal. Nilai laboratorium normal untuk
klorida serum adalah 100-106 mEq/L.
2) Pengaturan Bikarbonat
Bikarbonat adalah buffer dasar kimia yang utama di dalam tubuh. Ion
bikarbonat di temukan dalam cairan ekstrasel dan intasel. Nilai
laboratorium normal dari bikarbonat arteri berkisar antara 22-26
mEq/L. di dalam darah vena, bikarbonat di ukur melalui kandungan
karbondioksida dan nilai normal bikarbonat untuk orang dewasa
adalah 24-30 mEq/L.
3) Pengaturan Fosfat
Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
Fosfat dan kalsium membantu mengembangkan dan memelihara
tulang dan gigi. Fosfat juga meningkatkan kerja nueromuskular
normal, berpartisipasi dalam metabolisme karbohidrat, dan membantu
pengaturan asam basa. Nilai laboratorium normal fosfat serum adalah
2,5-4,5 mEq/100 ml.

PENGATURN KIMIAWI, BIOLOGIS, DAN FISIOLOGI ASAM BASA

A. Pengaturan kimiawi
Buffer kimia yang paling banyak di dalam caira ekstrasel adalah system
buffer asam karbonat-bikarbonat. System berespons dalam beberapa detik
untuk mengubah ph, sehingan system tersebut menjadi system buffer
6

tercepat. System ini merupakan system yang adaptif dan memiliki efek yang
relative singkat.
Ekskresi karbon dioksida yang dihasilkan dari proses metabolisme,
terutama dikendalikan oleh paru-paru. Ekskresi ion hydrogen dan bikarbonat
dan dikendalikan oleh ginjal. Reaksi dari substansi hydrogen dan bikarbonat
ini akan menjadi buffer asam yang kuat atau basa yang kuat untuk
mempertahankan pH yang secara relative konstan.
System buffer kimia yang kedua melibatkan protein plasma
(albumin,fibrinogen,dan protombin) dan gama globin, yang membenyuk
sekitar 6% sampai 7% plasma darah. Protein ini dapat melepaskan atau
berkaitan dengan ion hydrogen untuk memperbaiki asidosis atau
alkalosis.namun kapasitas protein plasma untuk mempertahankan
keseimbangan asam-basa cairan ekstrasel terbatas, dan protein tidak
mampu memperbaiki ketidakkeseimbangan asam basa yang berlangsung
dalam jangka panjang.
B. Pengaturan biologis
Buffer biologis terjadi jika ion hydrogen diarbsobsi atau dilepaskan oleh
sel-sel tubuh.Ion hydrogen memiliki muatan positif dan harus ditukar dengan
ion yang bermuatan positif ,seringkali ion yang digunakan adalah
kalium.Pada kondisi kelebihan asam, ion hydrogen memasuki sel,dan ion
kalium meninggalkan sel kemudian memasuki cairan ekstrasel.Cairan
ekstrasel kemudian menjadi kurang asam karena ion hydrogen
berkurang.Walaupun begitu , pertukaran ini menyebabkab tingginya
kandungan kalium dalam serum.Setelah oksidasi diperbaiki,kalium kembali
memasuki sel,dan kadar kalium kembali normal.Bufer biologis ini menjadi
setelah buffer kimiawi jangaka pendek,dan berlangsung selama 2-4 jam.
Tipe buffer biologis yang ke 2 adalah :system hemoglobin
oksihemoglobin.Karbon dioksida berdifusi ke dalam SDM dan membentuk
asam karbonat.Asam karbonat membelah menjadi ion hydrogen dan
bikarbonat.Ion hydrogen terikat pada hemoglobin, dan ion bikarbonat dapat
digunakan untuk melakukan buffer dengan cara menukarnya dengan klorida
yang berada ekstrasel
C. Pengaturan fisiologis
1. Paru-paru
7

Buffer fisiologis di dalam tubuh adalah paru-paru dan ginjal.paru-paru


dapat beradaptasi dengan cepat terhadap adanya ketidakseimbangan
asam basa.pada kenyataannya, paru-paru dapat melakukan upaya untuk
mengembalikan pH kenilai normal sebelum buffer biologis dapat
melakukannya.
Ion hydrogen dan karbondioksida biasanya memberikan stimulus
untuk pernafasan. Apabila kosentrasi ion hydrogen berubah,paru-paru
berreaksi untuk memperbaiki ketidakseimbangan tersebut dengan
mengubah frekwensi dan kedalaman pernafasan.pada alkalosis,frekwensi
pernafasan diturunkan sehingga individu dapat mempertahankan
karbondioksida.
Karbondioksida berkombinasi dengan air di dalam darah untuk
membentuk asam karbonat,yang membantu meningkatkan komponen
asam dan menyeimbangkan kelebihan basa.apabila terjadi kelebihan
asam,frekwensi pernafasan ditingkatkan dan paru- paru mengeskresi
karbondioksida dalam jumlah yang lebih besar dengan demikinan
karbondioksida yang tersedia untuk kombinasi dengan air dan
menghasilkan asam karbonat menjadi lebih sedikit.
2. Ginjal
Ginjal dapat membutuhkan beberapa jam sampai beberapa hari
untuk mengatur gangguan asam basa.ginjal menggunakan mekanisme
untuk mengatur kosentrasi ion hydrogen.ginjal dapat
mengabsorsibikarbonat selama terjadi kelebihan asam dan
mengekresikan selama terjadi kekurangan asam.ginjal menggunakan ion
fosfat(PO4-3)untuk membawa ion hydrogen dengan mengekskresikan
asam fosfat(H3PO4)dan membentuk asam basa.ginjal juga mengubah
ammonia(NH3)menjadi amunium(NH4+)dengan mengikatkannya dengan
sebuah ion hydrogen.

2. Pegerakan Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh


8

Regulasi cairan dalam tubuh meliputi hubungan timbal balik antara sejumlah
komponen, termasuk air dalam tubuh dan cairannya, bagian-bagian cairan,
ruang cairan, membran, sistem transpor, enzim, dan tonisitas. Sirkulasi
cairan dan elektrolit terjadi dalam tiga tahap. Pertama, plasma darah
bergerak di seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Kedua, cairan interstisial
dan komponen nya bergerak diantara kapiler darah dan sel. Terakhir, cairan
dan substansi bergerak dari cairan interstisial ke dalam sel. Sedangkan
mekanisme pergerakan cairan tubuh berlangsung dalam tiga proses, yaitu :
a. Difusi, adalahperpindahan larutan dari area berkonsentrasi tinggi menuju
area berkonsentrasi rendah dengan melintasi membrane semipermiabel
b. Osmosis, adalah perpindahan cairan melintasi membrane semipermiabel
dari area berkonsentrasi rendah menuju area berkonsentrasi tinggi
c. Tansport Aktif, adalah proses pengangkutan yang digunakan oleh
molekul untuk berpindah melintasi membrane selmelawan gradient
konsentrasinya.

3. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


3.1 Keseimbangan Cairan
Pengaturan keseimbangan cairan terjadi melalui mekanisme haus,
hormone anti diuretik (ADH), Hormone Aldosteron, Prostaglandin, dan
Glokortiroid. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai hal tersebut
antara lain :

1. Rasa haus
Rasa haus muncul apabila Osmolalitas Plasma mencapai 295 mOsm/kg.
Osmoreseptor yang terletak di pusat rasa haus hipothalamus sensitif
terhadap perubahan osmolalitas pada cairan ekstrasel. Bila Osmolalitas
meningkat, sel akan mengerut dan sensasi rasa haus akan muncul akibat
kondisi dehidrasi. Mekanismenya adalah sebagai berikut :
a) Penurunan perfusi ginjal merangsang pelepasan renin, yang akhirnya
menghasilkan Angiotensin II. Angiotensin II merangsang
hipothalamus untuk melepaskan substrat neuron yang bertanggung
jawab meneruskan sensasi haus.
9

b) Osmoreseptor di hipothalamus mendekati peningkatan tekanan


osmotic dan mengaktivasi jaringan saraf sehingga menghasilkan
sensasi haus
c) Rasa haus dapat diinduksi dengan kekeringan local pada mulut akibat
status Hiperosmola.
2. Hormon ADH, hormon ini dibentuk di hipothalamus dan disimpan dalam
neurohipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah
peningkatan osmolalitas dan penurunan cairan ekstrasel
3. Hormon Aldosteron, hormon ini di sekresi oleh kelenjar adrenal dan
bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absorpsi natrium.
4. Prostaglandin. Merupakan asam lemak alami yang terdapat di banyak
jaringan dan berperan dalam respon radang , pengontrolan tekanan
darah, kontraksi uterus, dan motilitas gastroin testinal
5. Glukortiroid, meninhkatkan reabsorpsi natrium dan air sehingga
memperbesar volume darah dan mengakibatkan retensi natrium. Oleh
karena itu, perubahan kadar Glukortiroid mengakibatkan perubahan pada
keseimbangan volume darah (Tambayong, 2000)

3.2 Keseimbangan Elektrolit


Keseimbangan elektrolit sangat penting karena total konsentrasi elektrolit
akan mempengaruhi keseimbangan cairan, konsentrasi elektrolit
berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan. Elektrolit yang terbanyak dalam tubuh ialah Kation dan
Anion.
a). Kation, yang terdapat dalam tubuh ialah
- Natrium (Na+)
- Kalium (K+)
- Calcium (Ca²+)
b). Anion, yang terdapat dalam tubuh ialah
- Klorida (Cl¯)
- Bikarbonat (Cl¯)
- Fosfat (PO4²¯)
10

1. Proses Odem / Edema

Odem / Edema adalah akumulasi abnormal cairan di dalam ruang interstisial


(celah di antara sel ) atau jaringan tubuh yang menimbulkan pembengkakan.
Pada kondisi yang normal secara umum cairan tubuh yang terdapat di luar
sel akan disimpan di dalam dua ruangan yaitu pembuluh darah dan ruang-
ruang interstitial. Apabila terdapat gangguan pada keseimbangan pengaturan
cairan tubuh, maka cairan dapat berakumulasi berlebihan di dalam ruang
interstitial sehingga menimbulkan edema. Namun, apabila cairan sangat
berlebih maka kelebihan cairan adakalanya berkumpul di ruang ketiga yaitu
rongga-rongga tubuh seperti perut dada dan rongga perut

Etiologi :

• Akibat Hipoproteinemia
Penurunan tekanan (mis : Gagal Hepar)
Osmotik

• (Mis : Pelepasan zat-zat


Peningkatan kimia inflamatorik)
Permeabilitas Kapiler
11

Obstruksi Sistem • (mis : Kelainan


Ilmfatikus Malignitas)
Peningkatan • (mis : gagal jantung)
Ttekanan Hidrostatik
Vena

Proses odem
a). Odem bisa disebabkan karena kelebihan cairan tubuh. Kelebihan cairan
tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam serum.
Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan/adanya gangguan mekanisme
homeostatis pada proses regulasi keseimbangan cairan. Menyebabkan volume
darah naik dan edema.
b). Peningkatan Natrium dapat menyebabkan edem. Karena sifat natrium yg
dapat mengikat/menarik air yang akhirnya bisa menyebabkan edema.
c). Edema radang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler
d). Edema dapat timbul akibat tekanan koloid osmotik plasma yang menurun
atau tekanan hidroststik kapiler yang meningkat.
Tekanan koloid osmotik plasma dapat berkurang akibat terjadinya kerusakan
hepar seperti terjadi pada sirosis hati. Pada sirosis hepatik hati tidak dapat
mensintesis protein. Sedangkan protein terutama albumin sangat berperan
dalam mempertahankan tekanan oloid osmotik plasma, sehingga pada sirosis
hepatik dapat terjadi edema.
e). Tekanan hidrostatik kapiler dapat meningkat pada hambatan aliran darah
vena seperti yang terjadi pada gagal jantung kongestif. Pada gagal jantung
kongestif, tekanan darah vena meningkat yang akan diikuti dengan
peningkatantekanan hidrostatik kapiler. Cairan akan didorong dari plasma ke
ruang interstitial sehingga cairan akan tertimbun di jaringan interstitial maka
terjadilah edema.
f). Edema perifer bisa juga terjadi akibat obstruksi vena atau obstruksi limfatik
atau karena pemberian garam dan air berlebihan. Obat-obatan seperti obat anti
inflamasi nonsteroid (OAINS) dan blocker (penyekat) kanal kalsium (Calsium
12

Channel Blocker) juga bisa menyebabkan edema perifer. Edema merupakan


indikator utama adanya penyakit serius

2. Proses hiperelektrolit dan hipoelektrolit

a. Hiperelektrolit
Kondisi dimana terjadi kelebihan elektrolit didalam tubuh. Kondisi
ini bisa disebabkan karena asupan atau intake berlebih.
Kelebihan elektrolit bisa berupa :
1. Hipernatremia

Keadaan kelebihan Na dalam CES yang menyebabkan


cairan intrasel bergerak keluar.

Tanda & gejala : kulit & mukosa bibir kering, turgor kulit buruk, permukaan
kulit membengkak, oligouria/anuria, konvusi, suhu tubuh tinggi, & lidah
kering serta kemerahan. Hipernatremia disebabkan oleh asupan Na yang
berlebihan,kerusakan sensasi haus, diare, disfagia, poliuria krn diabetes
insipidus, & kehilangan cairan berlebihan dari paru-paru

2. Hiperkalemia
Keadaan kelebihan kadar kalium dlm CES. Pada pemeriksaan EKG
terdapat gelombang T memuncak, QRS melebar, & PR
memanjang.Tanda & Gejala : rasa cemas, iritabilitas, hipotensi,
parastesia, mual,hiperaktivitas sistem pencernaan, kelemahan & aritmia.
Hiperkalemia berbahaya krn dpt menghambat tramsmisi impuls jantung &
menyebabkan serangan jantung. Hiperkalemia dapat terjadi pada pasien
luka bakar, penyakit ginjal, & asidosis metabolik. Jika terjadi hiperkalemia,
salah 1 upaya yang dapat dilakukan untuk menormalkan kadar kalium
adalah dengan pemberian insulin, karena insulin dapat mendorong
kalium masuk ke dalam sel.
3. Hiperkalsemia
Kondisi kelebihan kadar kalsium pd CES
Hiperkalsemia ditandai dengan penurunan kemampuan otot, mual,
muntah, anoreksia, kelemahan & letargi, nyeri pada tulang, & serangan
13

jantung. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami


pengangkatan kelenjar gondok & mengkonsumsi Vit. D secara
berlebihan
4. Hipermagnesa
Kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah.
Hipermagnesia ditandai dgn depresi saluran pernapasan, aritmia jantung,
& depresi refleks tendon profunda.
5. Hiperkloremia
Kondisi kelebihan ion klorida dlm serum.
Sering dikaitkan dengan hipernatremia, terutama pada kasus dehidrasi
& masalah ginjal.
Hipokloremia menyebabkan pemurunan bikarbonat sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan asam basa. Jika berlangsung lama
dapat menyebabkan kelemahan,letargi, & pernapasan kussmauul.
6. Hiperfosfatemia
Kondisi peningkatan kadar ion fosfat di dalam serum.
Ditandai dgn peningkatan eksistabiitas SSP, spasme otot, konvulsi &
tetani, peningkatan gerakan usus, gangguan kardiovaskuler, &
osteoporosis. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus gagal ginjal atau pada
saat kadar parathormon menurun.

b. Hipoelektrolit

Hipoelektrolit yaitu kondisi dimana terjadi kekurangan elektrolit dalam


tubuh.
Kekurangan elektrolit dlm tubuh bisa berupa :
1. Hiponatremia
Keadaan kekurangan Na dlm CES yang menyebabkan perubahan
tekanan osmotik. Penurunan Na menyebabkan cairan berpindah dari
ruang ekstrasel ke cairan intrasel sehingga sel menjadi bengkak
Tanda & gejala : rasa haus berlebihan, Nadi cepat, hipotensi
postural,konvulsi, membran mukosa kering, cemas, postural dizzines
s, mual,muntah, & diare.
Hiponatremia umumnya disebabkan oleh lehilangan cairan tubuh secara
14

berlebihan misalnya ketika terjadi diare atau muntah terus-menerus


dalam jangka waktu yang lama.

2. Hipokalemia
Keadaan kekurangan kadar kalium dlm CES yg menyebabkan kalium
berpindah keluar sel. Pada pemeriksaan EKG terdapat gelombang T
datar & depresi segmen ST. Hampir semua K+ berada di intraselular
maka hipokalemia bisa disebabkan karena perpindahan kalium yaitu dari
serum akan menurun. Hipokalemia ditandai dgn kelemahan, keletihan, &
penurunan kemampuan otot. Selain itu ini jg ditandai dgn distensi usus,
penurunan bising usus, denyut jantung (aritmia) tidak beraturan,
penurunan TD, tidak nafsu makan dan muntah-muntah.

3. Hipomagnesia
Kondisi kekurangan kadar magnesium dlm darah. Hipomagnesia ditandai
dgn iritabilitas, tremor, hipertensi, disorientasi, konvulsi, halusinasi,
kejang, kram pd kaki & tangan, refleks tendon profunda yg hiperaktif,
serta takikardia. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh konsumsi alkohol
yangberlebihan.
4. Hipofosfatemia
Kondisi penurunan kadar ion fosfat di dalam serum. Hipofosfatemia
antara lain ditandai dengan anoreksia,parastesia, kelemahan otot, &
pusing. Kondisi ini dapat terjadi karena pengonsumsian alkohol secara
berlebihan, malnutrisi, hipertiroidisme, & ketoasidosis diabetes.

2.3 Keseimbangan Asam Basa

Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-basa,


seperti asam karbonat ( ). Keadaan asam dan basa ditentukan oleh adanya
pH cairan tubuh. pH adalah sImbol dari adanya ion hydrogen dalam larutan
15

pH netral adalah 7, jika dibawah 7 maka disebut asam dan diatas 7 disebut
basa. Sedangkan pH plasma normal aldalah 7,35-7,45. Untuk
mempertahankan pH plasma normal dalam tubuh terdapat buffer asam-basa
yaitu larutan yang terdiri dari dua atau lebih zat kimia untuk mencegah
terjadinya perubahan ion hydrogen. Keseimbangan asam-basa ditentukan
oleh pengaturan buffer pernafasan dan ginjal.

a. Sistem Buffer

Buffer membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan


menetralisir kelebihan asam melalui pemindahan atau pelepasan ion
hydrogen. Jika terjadi kelebihan ion hydrogen pada cairan tubuh maka buffer
akan meningkat ion hydrogen sehingga perubahan pH dapat diminimalisir.

b. Pengaturan pernapasan

Paru-paru membantu mengatur keseimbangan asam-basa dengan cara


mengeluarkan karbondioksida. Karbondioksida secara kuat menstimulasi
pusat pernapasan. Ketika karbondioksida dan asam bikarbonat dalam darah
meningkat pusat pernapasan distimulasi sehingga menjadi meningkat.
Karbondioksida dikeluarkan dan asam karbonat menjadi turun.

Pengaturan pernapasan dan ginjal saling bekerja sama dalam mempertahankan


keseimbangan asam basa. Di paru-paru karbondioksida bereaksi dengan air
membentuk asam karbonat, yang kemudian asam karbonat akan dipecah di
ginjal menjadi hidrogen dan bikarbonat

c. Pengaturan oleh Ginjal

Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh ginjal relative lebih lama


dibandingkan dengan pernapasan dan sistem buffer yaitu beberapa jam atau
16

beberapa hari stelah adanya ketidak-seimbangan asam-basa. Ginjal


mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan pengeluaran selektif
bikarbonat dan ion hydrogen.

Klasifikasi gangguan asam basa Asidosis dan Alkalosis

a. Asidosis
1. Asidosis metabolik

gangguan keseimbangan asam basa yg ditandai dgn ↓pH yang bukan


disebabkan oleh kelebihan CO2
dalamcairan tubuh. Kondisi ini ditandai dgn ↓ HCO3-plasma, sedangkn kadar
CO2 normal

2. Asidosis respiratorik
17

Keseimbangan asam basa yg ditandai dgn ↓pH akibat retensi CO2. Krn jumlah
karbon dioksida (CO2) ygkeluar melalui paru berkurang sehingga terjadi
peningkatan H2CO3 yang menyebabkan
peningkatan Hidrogen (H+) sehingga pH menurun.

b. Alkalosis
1. Alkalosis metabolik
Kadar penurunan jumlah ion hidrogen dlm plasma yg disebabkan oleh defisiensi
relatif asam-asam non-karbonat. Pd kondisi ini, pe↑HCO3- tdk diimbangi dgn
peningkatan CO2.
Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena
defisiensi asam non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal
ini terjadi karena kehilangan ion H karena muntah- muntah dan minum obat-obat
alkalis. Hilangnya ion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk
menetralisir bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasma meningkat.
18

2. Alkalosis respiratorik
Keseimbangan asam basa yg ditandai dengan ↑ pH karena pengeluaran CO 2
berlebih akibat hiperventilasi. Peningkatan jumlah udara yg masuk ke paru-paru
akan menyebabkan
pengeluaran juga meningkat, pengeluaran yg berlebihan inilah yg menyebabkan
penurunan
kadar CO2.

Tabel Keseimbangan Asam Basa

Gangguan Asam HCO3¯


pH PCO2
Basa

Asidosis Resipiratorik
/N

Asidosis Metabolik /N

Alkalosis Resipiratorik /N

Alkalosis Metabolik /N

Nilai Normal AGD Arteri

pH 7,35 – 7,45
Rumus
PCO2 35 – 45
pH = HCO3
PO2 80 – 100
PCO2
HCO3 22 – 26

Tot CO2 23 – 27

O2 % 95 – 100 %
Keterangan :
BE 2,3

 Murni jika salah satu Normal antara HCO3¯ atau PCO2


 Terkompensasi sebagian jika semua mengalami masalah
 Terkompenansi sempurna jika pH Normal
 Jika pH Normal, maka nilai BE yang digunakan untuk menentukan
Asaidosis atau Alkalosis.
19

Dampak Kekurangan Natrium dan Kalium

1. Dampak Kekurangan Natrium


a. Akibat kekurangan natrium dalam jangka panjang akan menyebabkab berbagai
gangguan pada organ ginjal.
b. Gangguan otot, otot kita mudah terasa sakit dan lelah saat kita gunakan untuk
beraktifitas. Dan gejala lain layaknya kesemutan
c. Gangguan ginjal, Jika keberadaannya Natrium terus berkurang maka kinerja ginjal
pun akan semakin kacau dari keadaan normal dan juga akan lebih berat
d. Gangguan syaraf, pada kodisi yang sangat paraha kan memicu timbulnya gejala
kejang-kejang pada penderita dengan jumlah mineral natrium dalam tubuh kurang
dari batas normal.

2. Dampak Kekurangan Kalium


a. Otot Sering Kram, Ketika otot terlalu sering mengalami kram, ini kemungkinan besar
dikarenakan kurangnya asupan kalium dan juga kurangnya tubuh aktif bergerak alias
berolahraga.
b. Cepat Lelah dan Merasa Lemah, apabila tubuh terlalu sering merasa lelah dan
terasa lemah untuk beraktivitas, ini bisa dikarenakan kurangnya asupan kalium di
dalam tubuh.
c. Jantung Berdebar Kencang, detak jantung yang tak beraturan akan sangat
mengganggu jalannya aktivitas kita. Cukupi kebutuhkan kalium dan jika masih
berlanjut, menghubungi dokter adalah yang paling dianjurkan.
d. Tekanan Darah Tinggi, Ketika natrium tak terimbangi oleh kalium, maka tekanan
darah tinggi pun bisa terjadi karena kebanyakan orang akan mengonsumsi makanan
asin saja dan tak diseimbangkan dengan buah maupun sayur.
e. Diare, Kekurangan kalium juga dapat memicu diare di mana keadaan ini adalah
termasuk di dalam gangguan pencernaan.
f. Diabetes Ketoasidosis, Kekurangan asupan kalium pada tubuh juga dapat membuat
seseorang mengalami penyakit diabetes ketoasidosis di mana kondisi ini sudah
terbilang kompleks dan dapat terjadi saat kadar asam dalam darah terproduksi dalam
jumlah banyak.
20

g. Penyakit Ginjal Kronis, Kadar kalium yang terlalu rendah bisa juga menimbulkan
efek buruk bagi ginjal, terutama penyakit ginjal kronis. Lebih tepatnya, kondisi yang
bisa mengancam adalah gagal ginjal kronis di mana seharusnya ini berawal dari
kondisi ginjal yang ringan.

Anda mungkin juga menyukai